8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dicanangkan pada sidang PBB bulan September tahun 2000. Ada delapan tujuan hasil deklarasi MDGs, salah satu tujuannya yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan target mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga per empat dari tahun 1990, dengan indikatornya yaitu; AKI per 100.000 kelahiran hidup, meningkatkan proses kehamilan dan persalinan di Indonesia yang berlangsung aman serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat dengan di bantu oleh tenaga kesehatan yang terampil. 1 Di seluruh dunia sekitar 160.000.000 wanita, hamil setiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun 1

BAB I NEW

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi

Citation preview

Page 1: BAB I NEW

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) yang dicanangkan pada sidang PBB bulan September tahun 2000.

Ada delapan tujuan hasil deklarasi MDGs, salah satu tujuannya yaitu meningkatkan

kesehatan ibu dengan target mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga per

empat dari tahun 1990, dengan indikatornya yaitu; AKI per 100.000 kelahiran hidup,

meningkatkan proses kehamilan dan persalinan di Indonesia yang berlangsung aman

serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat dengan di bantu oleh tenaga kesehatan

yang terampil.1

Di seluruh dunia sekitar 160.000.000 wanita, hamil setiap tahunnya. Di

Indonesia diperkirakan setiap tahun 5.000.000 ibu, melahirkan. Sebagian besar

kehamilan dan persalinan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% ibu

mengalami komplikasi berat, dengan sepertiga merupakan komplikasi yang

mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari 500.000

ibu setiap tahun.2,3 Hal ini, menyebabkan ibu membutuhkan penanganan khusus

selama kehamilan dan persalinan. Seksio sesarea adalah jalan keluar untuk

1

Page 2: BAB I NEW

2

penanganan persalinan dengan komplikasi untuk dapat menyelamatkan ibu dan

bayi.4.5.6

Seksio sesarea merupakan prosedur pembedahan untuk melahirkan bayi

melalui insisi dinding abdomen dan dinding uterus.7

Kaisar Numa Pompilius dari kerajaan Romawi pada abad kedelapan Sebelum

Masehi (SM), yang pertama kali mengesahkan undang-undang yang mengizinkan

tindakan seksio sesarea segera pada ibu-ibu hamil tua yang baru saja meninggal

untuk menyelamatkan bayi. Diperkirakan sejak terbitnya undang-undang tersebut,

istilah seksio sesarea mulai dipakai untuk persalinan operatif.8 Tindakan ini

kemudian berkembang, tidak hanya dilakukan untuk memisahkan ibu dan bayi dalam

upaya untuk menyelamatkan bayi bila kondisi ibu kritis, tetapi juga menjadi sebuah

prosedur bedah untuk mengatasi berbagai kesulitan persalinan. Indikasi medis yang

banyak dikemukakan adalah; persalinan lama sampai persalinan tak maju, ruptur

uteri, gawat janin, bayi besar, disproporsi sefalopelvik, kelainan letak janin, plasenta

previa, gemeli, preeklamsia dan eklamsia.

Dengan berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan.

Akhir-akhir ini, seksio sesarea menjadi alternatif persalinan. Indikasinya juga telah

diperluas, tidak hanya dilakukan atas dasar indikasi medis tetapi juga tanpa indikasi

medis dengan mempertimbangkan pilihan dan keinginan pasien yang tidak bersedia

untuk melahirkan pervaginam, atau untuk menunggu kesempatan yang tepat untuk

melahirkan. Berbagai alasan dikemukakan ibu yang tidak bersedia melahirkan

pervaginam; dari takut melahirkan berdasarkan pengalaman sebelumnya, ingin seksio

Page 3: BAB I NEW

3

sesarea elektif karena takut bayinya mengalami cedera atau asfiksia selama

persalinan atau mengurangi resiko kerusakan dasar panggul, hingga alasan takut

terjadi perubahan pada tubuhnya atau sexuality image setelah melahirkan.7

Angka seksio sesarea meningkat secara global. Diperkirakan Sekitar satu dari

tiga persalinan dilakukan secara seksio sesarea. Menurut WHO, UNPFA dan

UNICEF angka seksio sesarea mengalami peningkatan menjadi 15%.7 Hal ini,

disebabkan karena seksio sesarea telah banyak digunakan sebagai alternatif

persalinan dengan atau tanpa indikasi medis.8

Di Italia, angka seksio sesarea pada tahun 1980 sebesar 3,2% - 14,5% dan

meningkat menjadi 17,5% pada tahun 1987 kemudian meningkat lagi menjadi

36%.9,10 Di Kanada, angka seksio sesarea pada tahun 2001-2002 berkisar 21,2% dari

jumlah kelahiran hidup.11 Di Inggris, angka seksio sesarea dari 9% menjadi 18,8%

pada tahun 1997-1998 dan tahun 2000 meningkat menjadi 21,3% dari total

persalinan. Di Cili, angka seksio sesarea mencapai 40% dari total persalinan. Di

Kenya, angka seksio sesarea pada tahun 2001 sekitar 25,9%, dengan indikasi sosial

sebesar 0,86% dan meningkat menjadi 38,1% pada tahun 2004, dengan indikasi

sosial sebesar 1,43%.12 Di Iran, tahun 2000 angka seksio sesarea sekitar 35% dan

meningkat menjadi 40% pada tahun 2005. Di Brazil, angka seksio sesarea 41,3% dari

total persalinan. di Cina, angka seksio sesarea sekitar 40,5% dari total persalinan.13

Angka seksio sesarea di rumah sakit pemerintah di Malaysia pada tahun 2000

berkisar 10,5% meningkat menjadi 11,1% pada tahun 2001 dan tahun 2006

meningkat lagi menjadi 15,7%. Di Amerika Serikat, angka seksio sesarea meningkat

progresif dari hanya 4,5% menjadi 25% dan pada tahun 2002, angka seksio menjadi

Page 4: BAB I NEW

4

26,1%, tahun 2004 meningkat menjadi 29% dan tahun 2010 mencapai angka 32,8%.

Di Jerman, angka seksio sesarea sekitar 25%. Di Australia, angka seksio sesarea

sekitar 29%.14,15

Di Indonesia, secara umum jumlah seksio sesarea di rumah sakit pemeritah

sekitar 20-25% dari total persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta mencapai

angka 30-80% dari total persalinan.16 Berdasarkan persentase seksio sesarea RSUPN

Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 1999-2000, sekitar 13,9% seksio sesarea

dilakukan tanpa indikasi medis.17 Di RSUP Sanglah Denpasar Bali tahun 2006, angka

seksio sesarea yang dilakukan tanpa indikasi medis atau atas permintaan sekitar 5%.9

Berdasarkan hasil survei pendahuluan pada tanggal 10 Mei 2012, di salah

satu rumah sakit rujukan untuk persalinan secara seksio sesarea di Kota Ambon yaitu

RST Dr. J.A. Latumeten, didapatkan jumlah ibu yang mengalami seksio sesarea pada

tahun 2010 sebanyak 104 kasus dari 440 kelahiran (23,6%), tahun 2011 sebanyak

146 kasus dari 566 kelahiran (25,8%) dan untuk trimester pertama tahun 2012

sebanyak 78 kasus dari 216 kelahiran (36,1%).18

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui karakterisitik indikasi seksio sesarea di RST Dr. J.A. Latumeten Ambon.

B. Perumusan masalah

Page 5: BAB I NEW

5

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini ialah bagaimanakah karakteristik indikasi seksio sesarea di RST Dr.

J.A. Latumeten Ambon ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui distribusi indikasi seksio sesarea di RST Dr. J.A. Latumeten

Ambon Tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi seksio sesarea berdasarkan indikasi

medis yang meliputi indikasi ibu dan janin.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi seksio sesarea berdasarkan indikasi

sosial.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang berharga dalam rangka menambah

wawasan keilmuan tentang seksio sesarea dan sebagai pengembangan diri

peneliti khususnya di bidang penelitian lapangan.

2. Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi mengenai karakteristik indikasi

seksio sesarea.

Page 6: BAB I NEW

6

3. Bagi pelayanan kesehatan, sebagai bahan informasi dan masukan dalam

meningkatkan pelayanan terutama dalam menangani masalah seksio sesarea.

4. Sebagai bahan ilmiah atau bahan bacaan bagi penelitian di masa yang akan

datang.