Upload
muchammad-karunia-fadillah
View
214
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fg35
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat telah berubah seiring dengan era globalisasi saat ini
dengan pembangunan dibidang industri yang sangat maju, pembangunan dibidang
transportasi juga semakin maju. masyarakat telah banyak memiliki kendaran
sendiri untuk bertindak cepat dan praktis. Dampak dari banyaknya kendaraan
maka arus lalu lintas menjadi padat dan angka kecelakaan lalu lintas juga
meningkat. Akibat dari kecelakaan lalu lintas bisa menyebabkan kematian. Selain
itu juga mengakibatkan patah tulang atau fraktur karena trauma atau benturan
dengan benda keras.1
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai tipe dan
luasnya. Fraktur terjadi ketika tulang diberikan stres lebih besar dari
kemampuannya untuk menahan. Umumnya fraktur disebabkan oleh trauma atau
aktivitas fisik di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur lebih
sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun
dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang disebabkan
oleh kecelakaan kendaraan bermotor.1
Jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia cenderung turun, yaitu
47.401 orang pada tahun 1989 menjadi 32.815 orang pada tahun 1995. Rasio
jumlah korban cedera sebesar 16,80 per 10.000 penduduk dan rasio korban
meninggal sebesar 5,63 per 100.000 penduduk. Angka kematian tertinggi berada
di wilayah Kalimantan Timur yaitu 11,07 per 100.000 penduduk dan terendah di
Jawa Tengah, yaitu sebesar 2,67 per 100.000 penduduk.2
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta
orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang
mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki
prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar
46,2% dari insiden kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan suatu keadaan
dimana terjadi diistegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan,
1
2
tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap
kejadian fraktur.2
Terjadinya fraktur akan berpengaruh besar terhadap aktifitas penderita
khusunya yang berhubungan dengan gerak dan fungsi anggota yang mengalami
cidera akibat fraktur. Berbagai tingkat gangguan akan terjadi sebagai suatu
dampak dari jaringan yang cedera, baik yang disebabkan karena patah tulangnya
maupun dikarenakan kerusakan jaringan lunak disekitar fraktur atau karena luka
bekas infeksi saat dilakukan pembedahan.3
Fraktur merupakan ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang
yang akan mengalami gangguan fisiologis maupun psikologis. Sehingga
penanganan yang tepat akan sangat membantu penyembuhan pasien.3
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana etiologi, klasifikasi, pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan
fraktur dan degloving injury ?
1.3 Tujuan
Mengetahui etiologi, klasifikasi, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan
penatalaksanaan fraktur dan degloving injury ?
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan mengenai kondisi bedah khususnya fraktur.
1.4.2 Menambah wawasan mengenai kondisi bedah khususnya degloving injury.
I.4.3 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit bedah orthopaedi.