3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan masyarakat telah berubah seiring dengan era globalisasi saat ini dengan pembangunan dibidang industri yang sangat maju, pembangunan dibidang transportasi juga semakin maju. masyarakat telah banyak memiliki kendaran sendiri untuk bertindak cepat dan praktis. Dampak dari banyaknya kendaraan maka arus lalu lintas menjadi padat dan angka kecelakaan lalu lintas juga meningkat. Akibat dari kecelakaan lalu lintas bisa menyebabkan kematian. Selain itu juga mengakibatkan patah tulang atau fraktur karena trauma atau benturan dengan benda keras. 1 Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai tipe dan luasnya. Fraktur terjadi ketika tulang diberikan stres lebih besar dari kemampuannya untuk menahan. Umumnya fraktur disebabkan oleh trauma atau aktivitas fisik di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. 1 Jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia cenderung turun, yaitu 47.401 orang pada tahun 1989 1

BAB I OF VD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fg35

Citation preview

Page 1: BAB I OF VD

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat telah berubah seiring dengan era globalisasi saat ini

dengan pembangunan dibidang industri yang sangat maju, pembangunan dibidang

transportasi juga semakin maju. masyarakat telah banyak memiliki kendaran

sendiri untuk bertindak cepat dan praktis. Dampak dari banyaknya kendaraan

maka arus lalu lintas menjadi padat dan angka kecelakaan lalu lintas juga

meningkat. Akibat dari kecelakaan lalu lintas bisa menyebabkan kematian. Selain

itu juga mengakibatkan patah tulang atau fraktur karena trauma atau benturan

dengan benda keras.1

Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai tipe dan

luasnya. Fraktur terjadi ketika tulang diberikan stres lebih besar dari

kemampuannya untuk menahan. Umumnya fraktur disebabkan oleh trauma atau

aktivitas fisik di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur lebih

sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun

dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang disebabkan

oleh kecelakaan kendaraan bermotor.1

Jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia cenderung turun, yaitu

47.401 orang pada tahun 1989 menjadi 32.815 orang pada tahun 1995. Rasio

jumlah korban cedera sebesar 16,80 per 10.000 penduduk dan rasio korban

meninggal sebesar 5,63 per 100.000 penduduk. Angka kematian tertinggi berada

di wilayah Kalimantan Timur yaitu 11,07 per 100.000 penduduk dan terendah di

Jawa Tengah, yaitu sebesar 2,67 per 100.000 penduduk.2

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta

orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang

mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki

prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar

46,2% dari insiden kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan suatu keadaan

dimana terjadi diistegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan,

1

Page 2: BAB I OF VD

2

tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap

kejadian fraktur.2

Terjadinya fraktur akan berpengaruh besar terhadap aktifitas penderita

khusunya yang berhubungan dengan gerak dan fungsi anggota yang mengalami

cidera akibat fraktur. Berbagai tingkat gangguan akan terjadi sebagai suatu

dampak dari jaringan yang cedera, baik yang disebabkan karena patah tulangnya

maupun dikarenakan kerusakan jaringan lunak disekitar fraktur atau karena luka

bekas infeksi saat dilakukan pembedahan.3

Fraktur merupakan ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang

yang akan mengalami gangguan fisiologis maupun psikologis. Sehingga

penanganan yang tepat akan sangat membantu penyembuhan pasien.3

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana etiologi, klasifikasi, pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan

fraktur dan degloving injury ?

1.3 Tujuan

Mengetahui etiologi, klasifikasi, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan

penatalaksanaan fraktur dan degloving injury ?

1.4 Manfaat

1.4.1 Menambah wawasan mengenai kondisi bedah khususnya fraktur.

1.4.2 Menambah wawasan mengenai kondisi bedah khususnya degloving injury.

I.4.3 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit bedah orthopaedi.