22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha di Kota Bandung akhir-akhir ini berkembang sangat pesat. Hal ini terlihat semakin banyak bermunculan jenis usaha dan industri di Indonesia. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama pada dunia bisnis saat ini. Perkembangan dunia bisnis salah satunya ditandai dengan banyaknya para pelaku bisnis mencoba bisnis kuliner. Perkembangan bisnis kuliner merupakam fenomena yang sangat menarik untuk kita teliti, terutama pada era globalisasi sekarang ini. Hal ini mengakibatkan tingkat persaingan di dunia usaha kuliner juga semakin ketat, sehingga masing-masing jenis usaha kuliner turut berkompetisi dalam menjaring konsumen di Indonesia memenangkan persaingan tersebut. Perkembangan dunia bisnis salah satunya ditandai dengan banyaknya para pelaku bisnis mencoba bisnis kuliner. Bisnis kuliner yang meliputi usaha jasa maknan dan minuman diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan kepariwisataan. Peraturan tersebut tertuang dalam pasal 18 yang menjelaskan bahwa usaha jasa makanan dan minuman merupakan usaha penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajiannya. Kemudian Restoran dan cafe merupakan usaha jasa dari makanan dan minuman hal ini dijelaskan pada UU 10/2009 disebutkan “bahwa yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan usaha di Kota Bandung akhir-akhir ini berkembang sangat

pesat. Hal ini terlihat semakin banyak bermunculan jenis usaha dan industri di

Indonesia. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi

kehidupan manusia terutama pada dunia bisnis saat ini. Perkembangan dunia

bisnis salah satunya ditandai dengan banyaknya para pelaku bisnis mencoba

bisnis kuliner. Perkembangan bisnis kuliner merupakam fenomena yang sangat

menarik untuk kita teliti, terutama pada era globalisasi sekarang ini. Hal ini

mengakibatkan tingkat persaingan di dunia usaha kuliner juga semakin ketat,

sehingga masing-masing jenis usaha kuliner turut berkompetisi dalam menjaring

konsumen di Indonesia memenangkan persaingan tersebut. Perkembangan dunia

bisnis salah satunya ditandai dengan banyaknya para pelaku bisnis mencoba

bisnis kuliner. Bisnis kuliner yang meliputi usaha jasa maknan dan minuman

diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2012 tentang

penyelenggaraan kepariwisataan. Peraturan tersebut tertuang dalam pasal 18

yang menjelaskan bahwa usaha jasa makanan dan minuman merupakan usaha

penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan

perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajiannya.

Kemudian Restoran dan cafe merupakan usaha jasa dari makanan dan minuman

hal ini dijelaskan pada UU 10/2009 disebutkan “bahwa yang dimaksud dengan

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

2

usaha jasa makanan minuman adalah usaha jasa penyediaan makanan dan

minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses

pembuatan dapat berupa restoran, cafe, jasa boga, dan bar/kedai minum”

peraturan Menteri Kebudayaan dan Parawisata Nomor PM.87/HK.501/MKP2010

tentang tatacara pendaftaran usaha jasa makanan dan minuman, Usaha jasa

makanan dan minuman yang dimaksud tersebut meliputi: restoran waralaba, kafe,

pusat penjualan makanan dan minuman (pujasera) dan jasa boga (cathering).

Semakin besarnya peluang dalam bisnis kuliner ini mendorong adanya persaingan

ketat pada bisnis kuliner khususnya dalam meraih pangsa pasar. Kondisi ini

tentunya mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk menyusun strategi

pemasaran yang tepat sebagai bentuk solusi perusahaan dalam menangani

persaingan yang terjadi.Perusahaan dalam hal ini lebih memfokuskan pada

kegiatan pemasarannya, mengingat orientasinya dalam memberikan value kepada

konsumen.

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik yang

cukup tinggi pada bidang makanan dan minuman atau kuliner. Kuliner Bandung

uga merupakan ikon bagi para pemburu kuliner yang berada di dalam maupun

luar kota. Perputaran bisnis kuliner di kota Bandung sejauh ini telah memberikan

kontribusi pada industri pariwisata daerah. Hal ini sejalan dengan yang

disampaikan oleh Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf, Abdur

Rohim Boy yang mengatakan bahwa kota Bandung saat ini menjadi rumah bagi

banyak aktivis kreatif yang kemudian memberikan kontribusi bagi peningkatan

ekonomi kota. Berikut adalah data kontribusi subsektor industri kreatif di Kota

Bandung tahun 2017:

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

3

Tabel 1.1

Kontribusi Subsektor Industri di Kota Bandung Tahun 2017

No Industri Kreatif Subsektor PDB Persentase

1 Periklanan 8.305.034.367 7,93%

2 Arsitektur 4.134.446.695 3,95%

3 Pasar Barang Seni 658.870.805 0,65%

4 Kerajinan 10.170.688.435 10,82%

5 Kuliner 45.803.769.843 43,71%

6 Desain 6.159.598.596 5,88%

7 Fashion 16.080.768.980 15,62%

8 Video, Film, Fotografi 250.431.983 0,24%

9 Permainan Interaktif 337.392.321 0,32%

10 Musik 3.824.179.411 3,65%

11 Seni Pertunjukan 124.467.644 0,12%

12 Penerbit dan Percetakan 4.283.989.793 4,09%

13 Layanan Komputer dan

Perakngkat Lunak

1.040.637.861 0,99%

14 Televisi dan Radio 2.136.827.023 2,03%

Sumber : www.bekraf.go.id

Berdasarkan data tabel 1.1 di atas terlihat bahwa terdapat 14 subsektor

yang telah ditetapkan oleh departemen perdagangan sebagai industri kreatif

yang berkontribusi pada perekonomian di kota Bandung tahun 2017. Tabel 1.1

juga menunjukan bahwa PDB industri kreatif kota Bandung didominasi oleh

industri kuliner. Berkenaan dengan hal tersebut disinyalir bahwa usaha industri

kuliner merupakan jenis usaha yang beberapa tahun ini banyak dijadikan sebagai

ladang usaha di Kota Bandung. Semakin besarnya peluang pada bisnis kuliner ini

membuat terjadinya banyak persaingan ketat dalam meraih pangsa pasar.

Persaingan bisnis yang semakin dinamis, kompleks dan tidak pasti memacu para

pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu

memberikan diferensiasi serta keunggulan bagi perusahaannya.

Kota Bandung merupakan kota Metropolitan di provinsi Jawa Barat

sekaligus Bandung menjadi ibu kota provinsi. Kota ini terletak 140km sebelah

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

4

tenggara Jakarta dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta

dan Surabaya berdasarkan jumlah penduduk. Kota kembang merupakan sebutan

lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan

banyaknya Pegunungan dan perbukitan. Selain itu, Bandung disebut juga sebagai

Paris Van Java karena keindahan alamnya. Selain keindahan alamnya Bandung

adalah salah satu kota yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi karna bandung

juga dikenal dengan kota fashion, pendidikan terutama dari bidang makanan dan

minuman atau kuliner. Kota Bandung juga merupakan salah satu kota besar di

Indonesia yang sering memunculkan hal-hal baru yang menjadikan kota bandung

seperti memiliki magnet tersendiri bagi masyarakat di kota lain untuk berkunjung

ke Bandung. Kota Bandung memiliki peluang besar untuk tumbuh dimasa depan

seiring dengan meningkatnya wisatawan mancanegara dan minat masyarakat

domestik menjelajahi kuliner di kota Bandung. Kota Bandung memiliki peluang

besar untuk tumbuh dan berkembang menjadi tempat wisata kelas dunia seiring

meningkatnya minat masyarakat yang menjelajahi negeri sendiri dan makin

menariknya kota Bandung bagi orang-orang yang ada di Indonesia khususnya

yang ada di kota Bandung itu sendiri, mulai dari tempat wisata, sampai wisata

kuliner. Jumlah penduduk kota Bandung adalah:

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Kota Bandung

No Tahun Jumlah Penduduk

1. 2012 2.444.617

2. 2013 2.458.503

3. 2014 2.470.802

4. 2015 2.481.469

5. 2016 2.490.622

6. 2017 2.497.928

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

5

Tabel 1.2 menunjukan bahwa dari tahun 2012 sampai 2017 jumlah

penduduk kota Bandung selalu mengalami peningkatan, Kepariwisataan.

Kepadatan penduduk ini juga menunjukkan bahwa perkembangan bisnis kuliner

di Bandung sangat potensial karena selama manusia membutuhkan makanan

maka bisnis kuliner akan terus berkembang karena konsumen akan mencari untuk

memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Selain adanya peluang dari

meningkatnya jumlah penduduk di kota Bandung setiap tahunnya, wisatawan

domestik hingga mancanegara pun kian meningkat dalam mobilitasnya

mengunjungi kota Bandung. Mengingat Bandung saat ini merupakan salah satu

kota yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi terutama pada bidang makanan

dan minuman atau saat ini dikenal dengan sebutan kuliner.

Salah satu bidang usaha yang memiliki peluang besar adalah wisata

kuliner, banyak pelaku usaha yang berupaya mengembangkan bisnis seperti

restoran, rumah makan, restoran waralaba, kafe, pujasera dan jasa boga seperti

yang disebutkandalam PERDA Kota Bandung No. 7 Tahun 2012 Tentang

Penyelenggaraan Kepariwisataan. Para pelaku usaha berupaya membuat konsep

yang menarik untuk membuat konsumen mendatangi tempat usahanya sebagai

upaya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat

menghasilkan laba bagi perusahaan. Begitupun pada kota Bandung yang saat ini

banyak ditemui pelaku usaha yang memanfaatkan peluang pada bisnis kuliner ini.

Hal tersebut ditunjukan oleh data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika

mengenai perkembangan usaha subsektor kuliner di kota Bandung :

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

6

Gambar 1.3

Jenis Industri Kuliner di Kota Bandung

Jenis Usaha Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Restoran 103 127 155

Rumah Makan 71 93 126

Restoran Waralaba 56 68 77

Kafe 220 267 339

Pujasera 35 42 59

Cathering 12 18 26

Total 497 615 782

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung

Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2015 hingga tahun 2017

mengalami peningkatan. Hal ini mengakibatkan persaingan usaha kafe di kota

Bandung juga meningkat. Adanya peningkatan persaingan tersebut mengharuskan

perusahaan-perusahaan menonjolkan ciri khas dan keunikan tersendiri agar dapat

lebih unggul dari perusahaan lain yang menawarkan produk sejenis dan tentunya

menarik perhatian konsumen.

Nourma Vidya dalam lamannya https://www.zetizen.com/(2017)

menjelaskan mengenai perbedaan dari keenam jenis usaha jasa makanan dan

minuman yang mana tertuang pada tabel di halaman sebelumnya. Perbedaan yang

mendasar pada jenis usaha jasa makanan dan minuman tersebut yakni pada

restoran pengoperasiannya diatur dalam suatu standar teretentu yang telah

ditetapkan oleh perusahaan, seperti standar kualitas menu, standar pelayanan,

penampilan karyawan dan lain sebagainya. Biasanya juga usaha ini segala

sesuatu nya diperhitungkan, seperti kebutuhan bahan baku harus sesuai dengan

apayang telah ditetapkan sebelumnya dan biasanya restoran terkesan ekslusif atau

mewah dalam penyajian makanan atau minumannya.Berbeda halnya pada

rumah makan, pada rumah makan di dalamnya terdapat dapur khusus untuk

memasak karena rumah makan ini dasarnya adanya pengolahan dari bahan baku

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

7

(mentah) menajadi matang atau jadi. Jadi ketika sudah matang langsung

dihidangkan sehingga pada saat pengunjung memesan pelayan tinggal

mengantarkan pesanannya tanpa harus memasak dulu. Lain halnya dengan

restoran waralaba, untuk jenis ini lebih didominasi oleh waralaba restoran siap

saji seperti KFC, McD dan lain sebagainya. Jenis lainnya yaitu Kafe, kafe

biasanya didominasi oleh penyajian makanan dan minuman yang bersifat ringan

dan biasanya apabila dilihat dari segi harga kafe cenderung lebih murah

atau dapat dijangkau oleh khalayak sehingga sering dijadikan tempat untuk

sekedar berkumpul dengan rekan-rekan. Selanjutnya adalah pusat penjualan

makanan dan minuman atau pujasera, pujasera biasanya bersifat kolektif yang

artinya terdapat banyak penjual makanan dan minuman yang berbeda dalam satu

tempat. Jenis yang terakhir yaitu jasa boga atau cateringtidak adanya tempat

beroperasi seperti kelima jenis lainnya namun disini bentuknya melayani

pemesananmak anan atau minuman dalam jumlah banyak untuk suatu acara

seperti pesta dan lain sebagainya

Cafe berasal dari bahasa prancis, secara harfiah cafe adalah minuman

(kopi), tetapi kemudian menjad tempat dimana seseorang bisa minum-minum,

tidak hanya minuman kopi tetapi juga yang lainnya dan juga makanan. Saat ini

sudah semakin banyak produsen cafe dan resto yang terlibat dalam pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal tersebut membuat pengusaha cafe dan

restoran harus berupaya untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

Persaingan usaha cafe di kota Bandung sangatlah ketat, hal ini dikarnakan

banyaknya pengusaha-pengusaha yang memulai bisnis restoran dan cafe di kota

Bandung karna semakin kuatnya pandangan bahwa Bandung adalah pusat kuliner.

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

8

Pada saat ini banyak sekali konsumen yang menghabiskan waktunya di cafe hal

ini juga menjadi peluang bisnis yang baik untuk memperoleh keuntungan,

ditandai dengan semakin meningkat setiap tahunnya jumlah cafe dan restoran

yang berada di kota Bandung, berikut adalah jumlah cafe di Bandung dalam

jangka lima tahun terakhir :

Tabel 1.4

Jumlah Cafe di Kota Bandung

Tahun Jumlah Cafe

2012 235

2013 243

2014 256

2015 278

2016 410

2017 339

Sumber : badan pusat statistik kota Bandung

Pada tabel 1.4 menunjukan bahwa pada tahun 2012 sampai dengan tahun

2016 perkembangan cafe di kota Bandung terus mengalami peningkatan dan hal

ini memberikan arti bahwa persaingan cafe di kota Bandung sangat ketat. Pada

tahun 2012 jumlah cafe yang berada di kota Bandung berjumlah 235 cafe, hanya

dalam waktu enam tahun jumlah cafe di kota Bandung mencapai 410 cafe. Pada

tahun 2017 jumlah cafe di kota bandung mengalami penurunan yaitu sebesar 339

Pada saat ini banyak sekali konsumen yang menghabiskan waktunya di

cafe hal ini juga menjadi peluang bisnis yang baik untuk memperoleh keuntungan,

ditandai dengan semakin meningkat setiap tahunnya jenis cafe dan restoran yang

berada di kota Bandung, berikut adalah jenis cafe di Bandung pada tahun 2017.

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

9

Tabel 1.5

Jenis Cafe di Kota Bandung

No Jenis Kafe Tahun 2017 Persentase

1 Caffee House 139 41%

2 Urban Foodcourt 10 2,95%

3 Buffet 48 14,16%

4 Bistro & Brassarie 142 41,89%

Jumlah 339 100%

Sumber : badan pusat statistik kota Bandung

Pada tabel 1.5 menunjukan bahwa pada tahun 2017 jenis cafe di kota

Bandung terus mengalami peningkatan dan hal ini memberikan arti bahwa

persaingan jenis cafe di kota Bandung sangat ketat. Dilihat pada tahun 2017

jumlah cafe house yang berada di kota Bandung berjumlah 139 cafe, kemudian

jumlah Urban Foodcourt di kota Bandung mencapai 10. Jenis cafe Buffet di kota

Bandung berjumlah 48 dan jenis cafe Bistro & Brasserie berjumlah 142 .

Semakin banyaknya cafe maka akan semakin ketatnya persaingan di bisnis

ini, yang mengharuskan setiap cafe memiliki konsep yang menarik supaya bisa

menarik para pelanggan, karna cafe udah menjadi tempat yang bisa digukan untuk

hangout bersama teman-teman hanya untuk menghabiskan waktu. Ataupun bisa

digunakan sebagai tempat untuk meeting bersama rekan bisnis. Apalagi zaman

sekarang masyarakat datang ke cafe tidak hanya untuk makan atau minum saja,

tetapi ingin mencari tempat untuk bersantai dan menghilangkan kepenatan dari

tugas kuliah, dan tugas kerja. Apalgi para remaja yang datang ke cafe tidak hanya

melihat menu makanan dan minumannya, tetapi melihat juga konsep dari

tempatnya.

Sebuah artikel dalam majalah remaja, Seventeen, menemukan bahwa

ngopi sedang menjadi tren remaja Indonesia saat ini, khususnya di kota besar

seperti Jakarta. “Dari angket yang kami adakan, 60% pembaca Seventeen yang

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

10

berusia 16 hingga 22 tahun senang ke mal dan mongkrong di kafe. Ketika di kafe,

kopi adalah hal utama yang mereka cari,” kata Tenik Hartono, Pemimpin Redaksi

majalah Seventeen Indonesia kepada warta Kota. Salah satu pilihan langkah

strategis yang dilakukan oleh perusahaan adalah bagaimana dapat menarik

pelanggan-pelanggan yang baru serta tentunya membuat pelanggan yang sudah

ada selama ini dapat tinggal lebih lama (stay longer) menikmati sajian kopi yang

ditawarkan, dengan cara menyediakan akses internet nirkabel atau yang lebih

dikenal dengan Internet Hot Spot. Dengan fasilitas ini, sembari menikmat kopi

hangat, pengunjung tetap dapat melakukan aktivitas bisnis ataupun mengakses

informasi melalui Notebook atau PDA. Berikut adalah jumlah coffe shoop di kota

Bandung tahun 2015 sampai tahun 2017 yang peneliti sajikan pada tabel 1.6 di

bawah ini.

Tabel 1.6

Jumlah Coffe House di kota Bandung tahun 2015-2017

Tahun Jumlah Coffe House

2015 50

2016 70

2017 139

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2017

Pada saat ini keberadaan cafe sangat mudah untuk ditemukan. Terutama di

kecamatan Bandung Wetan dimana letak geografis berada di pusat kota Bandung.

Dikarenakan letaknya yang sangat strategis, maka di Kecamatan ini tumbuh subur

kegiatan usaha yaitu pusat pertokoan, pasar swalayan, mall, factory outlet, distro,

hotel, cafe, dan restoran. Bisnis yang cukup ramai dikunjungi wisatawan yaitu

bisnis cafe, oleh karena itu banyak sekali cafe di sekitaran kecamatan Bandung

Wetan. Berikut ini adalah beberapa cafe dan restoran yang terdapat di Kecamatan

Bandung Wetan :

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

11

Tabel 1.7

Daftar lokasi cafe yang sejenis di Kota Bandung

No Nama Cafe Alamat

1 Two Cents Jl. Cimanuk No 2, Riau, Bandung

2 Sejiwa Coffe Jl. Progo No. 15, Progo, Riau, Bandung

3 The Larder at 55 Coffe Jl. Gandapura No. 55, Riau, Bandung

4 Sydwic Coffee Jalan Cilaki No.63, Cihapit, Riau, Bandung

5 Jumbo Eatery Jl. RE. Martadinata No. 22, Riau, Bandung

6 Marfee (Martabak & Coffe) Jl. RE. Martadinata No. 47, Riau, Bandung

7 Godogan Coffee House Jl. Cimanuk No. 6

8 Contrast Coffe Jl. Anggrek No.46, Cihapit, Bandung

9 Cupola. Id Jl. Cendana No. 3, Cihapit, Bandung

10 Kopi Anjis Jl. Bengawan No. 34, Cihapit, Bandung

11 Cultivar Coffe Jl. Anggrek No.34, Cihapit, Bandung

Sumber : Pergikuliner.com

Berdasarkan tabel 1.6 membuktikan bahwa tren cafe juga terjadi terutama

coffee shop di kota Bandung jumlahnya semakin banyak setiap tahunnya, dengan

banyaknya jumlah cafe yang berada di kota Bandung konsumen tinggal memilih

cafe sesuai dengan keinginanya, terlebih pada saat ini banyak aplikasi-aplikasi

yang memudahkan konsumen untuk mencari cafe sesuai dengan keinginannya.

Dalam persaingan yang sangat ketat ini, keberhasilan perusahaan dalam

memanfaatkan peluang dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan individu dalam

usahanya mendapatkan atau menggunakan barang dan jasa setelahitu para

konsumen mendapatkan pengalaman dan memberikan respon terhadap

penggunaan barang dan jasa tersebut. Para pelaku usaha harus senantiasa

meningkatkan dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dalam usahanya

dengan cara menonjolkan faktor-faktor yang membedakan atau keunikan dengan

para pesaing, untuk dapat menciptakan rasa ketertarikan pada konsumen. Berikut

adalah penilaian pelanggan dari beberapa cafe yang ada di kota Bansung :

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

12

Tabel 1.8

Penilaian Pelanggan untuk Rekomendasi Cafe Favorit

Sumber : Pergikuliner.com

Pada tabel 1.4 di atas menunjukan bahwa rating dari penilaian pelanggan

untuk rekomendasi tempat setelah pelanggan pernah berkunjung ke salah satu cafe

tertentu. Rata rata rating cafe mendapar rating empat, sedangkan untuk Cupola.Id

mendapat rating 3,8 maka dari itu peneliti memilih cafe Cupola.Id sebagai objek

penelitian. Cupola.Id ini mempunyai beberapa menu terlebih dengan beberapa

ragam aneka coffee dan non coffe yang di tawarkan kepada konsumen, selain itu

Cupola.Id juga mempunyai menu makanan ringan dan berat kemudian juga

dessert yang bisa dipilih oleh konsumen. Semakin ketatnya persaingan usaha di

bidang ini, membuat perusahaan semakin dituntut untuk semakin cepat dalam hal

menarik konsumen. Menarik konsumen tidak hanya untuk menunjukan eksistensi

dari perusahaan, tetapi juga untuk meningkatkan penjualan pada perusahaan

tersebut, dan untuk mencapai target penjualan setiap bulannya. Dengan cara

perusahhan harus memperhatikan keputusan pembelian setiap konsumen pada

perusahaan. Setiap keputusan-keputusan konsuen tetunya ada beberapa faktor

yang mempengaruhi baik itu dari dalam perusahaan ataupun dari luar perusahaan.

4,3

4,06

4,04

4 3,98

3,94

3,9

3,89

3,86

3,84

3,8

RATING CAFE JENIS COFFEE SHOP DI BANDUNG TAHUN 2017

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

13

Konsumen berhak mendapatkan kepuasaan dalam membeli produk yang

merupakan hal terpenting dalam kegiatan pemasaran, minat pembelian suatu

produk adalah merupakan perilaku konsumen yang melandasi proses keputusan

pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen. Dengan banyaknya cafe yang

berada di kota Bandung Persaingan dapat kita lewati dengan cara memenangkan

sebuah persaingan. Cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan membuat

sesuatu yang berbeda. Perbedaan sangat diperlukan karena dari setiap bisnis pasti

didapati produk yang sama dengan kisaran harga yang beda tipis bahkan sama.

Cafe Cupola.Id yang bergerak pada bidang kuliner yang bertempat di pusat kota

Bandung mengalami penurunan jumlah pengunjung akibat persaingan bisnis

kuliner yang sudah sangat menjamur di kota Bandung. Berdasarkan data transaksi

Coffe House di Kota Bandung menunjukkan bahwa banyaknya pesaing yang

mulai mencoba mendominasi usaha kafe khususnya jenis Coffe House ini.Berikut

adalah data transaksi kafe jenis Coffe House di Bandung tahun 2017.

Tabel 1.5

Data Transaksi Kafe jenis Coffe House di kota Bandung tahun 2017

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung

16

,09

1

15,7

11

14,1

23

13,7

11

13,4

11

13,0

61

12,9

71

12,6

36

10,8

99

10,1

93

8,61

3

DATA TRANSAKSI CAFE JENIS COFFEE SHOP DI BANDUNG

TAHUN 2017

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

14

Berdasarkan gambar 1.1 di atas ditunjukkan bahwa terdapat jumlah orang

yang bertransaksi di berbagai kafe jenis Coffe House yang ada di tahun 2017.

Gambar di atas menunjukkan terdapat jumlah transaksi yang rendah yaitu pada

Cupola.id dengan jumlah 9.171 orang yang bertransaksi. Berkenaan dengan hal

tersebut maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti Cupola.id sebagai objek

penelitian ini. Hal ini dikarenakan terbukti bahwa dari dampak pesatnya pesaing

dan pertumbuhan pesaing berpengaruh secara langsung terhadap penurunan hasil

penjualan pada cafe Cupola.id

Peneliti melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui faktor apa saja

yang mengakibatkan penurunan penjualan di cafe Cupola.Id ini, hal ini digunakan

agar peneliti mendapatkan bukti nyata permasalahan yang ada di cafe Cupola.Id

ini peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa konsumen dan

supervisor yang ada di cafe Cupola.Id.

Peneliti melakukan pendahuluan penelitian pada cafe Cupola.Id dengan

cara membagikan kuesioner kepada 30 responden yang dilakukan secara acak

kepada konsumen cafe Cupola.Id Berikut adalah hasil penelitian pendahuluan

pada cafe Cupola.Id :

Tabel 1.8

Penelitian Pendahuluan Mengenai Kepuasan Pelanggan, Loyalitas

Pelanggan, dan Kepercayaan Pelanggan

No Variable Pertanyaan

Jawaban Tot

al

Rata-

rata SS

(5)

S

(4)

KS

(3)

TS

(2)

STS

(1)

1. Kepuasan

pelanggan

Saya sangat puas

dengan produk

yang ditawarkan di

Cafe Cupola.Id

4 5 13 5 1 30 3,0

Saya sangat puas

dengan suasana dan

fasilitas di Cafe

Cupola.Id

3

6

11

5

5

30

2,9

Loyalitas Sangat mendorong

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

15

2.

pelanggan

saya untuk

merekomendasikan

Cafe Cupola.Id ke

teman dan keluarga

7 12 4 5 2 30 3,5

Saya sering

berkunjung ke Cafe

Cupola.id

5

9

8

6

2

30

3,2

Saya selalu

menolak untuk

diajak ke Cafe lain

selain Cafe

Cupola.Id

6

8

7

6

3

30

3,2

3.

Kepercay

aan

konsumen

Saya percaya

minuman yang ada

di Cafe Cupola.id

memiliki citarasa

yang enak

9

10

5

4

2

30

3,6

Proses pembuatan

minuman yang

sangat higienis

8

11

6

3

2

30

3,7

Sumber: Pra penelitian di cafe Cupola.Id 3-10 September 2018

Berdasarkan Tabel 1.7 diatas survei pendahuluan mengenai kepuasan

kosnumen, loyalitas pelanggan dan kepercayaan konsumen pada cafe Cupola.id

bahwa variable kepuasaan konsumen mendapat reting paling rendah. Dengan

tingkat persaingan yang cukup tinggi membuat perusahaan mulai bersaing untuk

memberikan kepuasan kepada pelanggannya dengan harapan memberikan

pengalaman pembelian yang baik dibenak konsumen. Namun ketika tingkat

kepuasan yang dirasakan kosnumen kurang atau rendah, maka terdapat

kemungkinan konsumen berpaling kepada produsen lainyang bisa memberikan

suatu produk maupun jasa yang dibutukan atau diinginkan oleh konsumen

sesuai dengan apa yang mereka harapkan atau ekspektasinya.

Secara umum kepuasaan pelanggan merupakan perasaan senang atau

kecewa yang muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil produk yang

dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan Oleh karna itu kesimpulan

terbaik individu mengenai kepuasaan konsumen terbentuk berdasarkan kebutuhan

dan keinginanya. Berikut penelitian pendahuluan mengenai kepuasaan konsumen

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

16

Tabel 2.0

Penelitian Pendahuluan Mengenai Kepuasaan Konsumen

No Variable Pernyataan

Jawaban

Tot

al

Rata

-

rata

SS

(5)

S

(4)

KS

(3)

TS

(2)

STS

(1)

1 Produk

Minuman yang

ditawarkan Cafe

Cupola.Id sangat

beragam

3

12

10

4

1

30

3,4

Tampilan minuman

yang disajikan Cafe

Cupola.id sangat

menarik

8

11

8

2

1

30

3,7

Rasa minuman di

Cafe Cupola.id

sangat enak

6 13 7 3 1

30

3,6

2

Harga

Daftar Harga yang

ditawarkan Cafe

Cupola.Id sangat

terjangkau

7

9

10

3

1

30

3,6

Harga yang

ditawarkan sesuai

dengan harapan

saya

4 14 6 2 4

30

3,4

Harga yang

ditawarkan sesuai

dengan kualitas

3

10

7

5

5

30

3,0

3 Tempat

Lokasi Cafe

Cupola.Id mudah

dijangkau

4 9 10 4 3

30

3,2

Cafe Cupola.id

memiliki tempat

yang cukup luas

4 3 13 6 4

30

2,9

Anda merasa

nyaman dengan

suasana yang

disediakan saat

berkunjung ke Cafe

Cupola.id

3

4

14

7

2

30

2,9

4 Promosi

Anda sering

melihat Cafe

Cupola.id melalui

media sosial

(Instagram, twitter)

7 9 5

5

4

30

3,3

Cafe Cupola.id

sering menawarkan

diskon saat momen

7

12

6

2

3

30

3,6

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

17

No Variable Pernyataan

Jawaban

Tot

al

Rata

-

rata

SS

(5)

S

(4)

KS

(3)

TS

(2)

STS

(1)

- momen tertentu

Cafe Cupola.id

sering mengadakan

event tertentu

dengan tujuan

mempromosikan

produknya

4

14

7

3

2

30

3,5

5 Proses

Proses penyajian

sangat cepat

4

10

8

7

1

30

3,3

Kemudahan dalam

proses memesan di

Cafe Cupola id

5 3 9 2 1

30

3,6

6 Orang

Karyawan Cafe

Cupola.id sangat

sopan dan ramah

10 15 10 2 3

30

4,9

Karyawan

Cupola.id

memberikan

pelayanan yang

sangat memuaskan

6

14

5

4

1

30

3,6

Karyawan memiliki keterampilan sangat baik dalam menyajikan minuma

7 8 10 2

3

30

3,0

7 Bukti

fisik

Bangunan Cafe Copola.id sangat menarik dimata konsumen

4

5

13

5

1

30

3,0

Fasilitas (meja,kursi dan pendukung lainnya) sangat nyaman untuk konsumen

6 7 7 5 5

30

3,0

Ruangan di Cupola.id luas, dan nyaman

1

2

15

7

5

30

2,5

Tempat parkir yang disediakan Cupola.id sangat memadai

2

1

13

9

5

30

2,6

Sumber: Hasil pra penelitian di cafe Add Coffee 3-10 September 2018

Tabel 1.8 menunjukan Kepuasaan konsumen pada cafe Cupola.Id masih

kurang begitu puas terhadap variabel tempat yang menyatakan kurang setuju cafe

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

18

Cupola.Id memili tempat yang luas sebanyak 13 responden. Dan yang

menyatakan tidak setuju cafe Cupola.Id memili tempat yang luas sebanyak 6

responden atau, dan yang menyatakan sangat tidak setuju ada 4 responden. Dan

pertanyaan selanjutnya pada variabel tempat yang menyatakan kurang setuju

dengan nyamannya suasana cafe Cupola.Id sebanyak 14 responden Sedangkan

yang menyatakan tidak setuju dengan nyamannya suasana cafe Cupola.Id 7

responden. Dan yang menyatakan sangat tidak setuju ada 2 responden. Suasana

cafe merupakan salah satu variable yang dapat mempengaruhi kepuasaan

konsumen diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Masrul dan Okta

Karneli (2017) mengatakan bahwa suasana toko memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap kepuasaan konsumen. Jika Suasana toko yang diberikan

kepada konsumen sesuai dengan harapan konsumen, maka kepuasaan konsumen

akan tercipta, tetapi jika Suasana cafe yang tersedia tidak membuat konsumen

nyaman atau tidak sesuai dengan apa yang diharpak oleh konsumen maka

kepuasaan konsumen tidak akan tercipta

Pada pertanyaan untuk variabel Fasilitas fisik yang menyatakan kurang

setuju terhadap cafe Cupola.Id luas dan nyaman sebanyak 15 responden.

Sedangkan yang berpendapan bahwa tidak setuju dengan cafe Cupola.Id luas dan

nyaman sebanyak 7 responden, dan yang menyatakan fasilitas Cupola.Id sangat

tidak setuju sebanyak 5 responden. Teori Zeithaml & Bitner yang dialih

bahasakan oleh Ratih Hurriyanti (2013:76) yang menyatakan hubungan bukti fisik

terhadap kepuasaan konsumen yaitu lingkungan fisik di mana jasa tersebut

disampaikan dan di mana perusahaan dengan pelanggan berinteraksi secara

langsung kondisi lingkungan fisik akan berpengaruh terhadap kepuasaan

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

19

konsumen dimana konsumen akan merasa nyaman maka akan menimbulkan suatu

kepuasaan. Hubungan bukti fisik terhadap kepuasaan konsumen diperkuat oleh

penelitian yang dilakukan oleh Desti Diana Haspari (2016), Haryati (2016) dan

Dzukron Hamidan Nasution (2017) yang menyatakan bahwa bukti fisik

berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan konsumen.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa suasana cafe dan Fasilitas fisik di

Cupola.id yang diberikan masih kurang efektif dan nyaman bagi konsumen untuk

melakukan pembelian, selain promosi konsumen juga tidak setuju dengan ruangan

yang diberikan cafe Cupola.Id yang tidak luas sehingga mengganggu kenyamanan

konsumen sehingga sangat berpengaruh terhadap kepuasaan konsumen yang ingin

berkunjung ke cafe Cupola.Id

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada konsumen

cafe Cupola.Id dengan judul “PENGARUH SUASANA TOKO DAN

FASILITAS FISIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI CAFE

CUPOLA.ID”

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

peneiti dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dilakukan

dalam penelitian ini.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan cafe Cupola.Id yang dapat di identifikasi oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

20

1. Persaingan Cafe di Kota Bandung terus meningkat setiap tahun.

2. Banyaknya cafe coffe shop sejenis kecamatan Bandung Wetan.

3. Cafe Cupola.Id mendapatkan rating terendah di cafe sejenis lainnya.

4. Cafe Cupola.id mendapatkan jumlah transaksi terendah diantara cafe

sejenis.

5. Suasana toko yang ada di cafe Cupola.id kurang nyaman bagi

konsumen.

6. Fasilitas fisik yang ada di cafe Cupola.Id kurang memadai.

7. Kepuasaan konsumen cafe Cupola.Id kurang optimal.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat

dikemukakan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai suasana toko pada cafe

Cupola.Id.

2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai fasilitas fisik cafe

Cupola.Id.

3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kepuasaan konsumen pada

cafe Cupola.Id.

4. Seberapa besar pengaruh suasana toko dan fasilitas fisik terhadap

kepuasaan konsumen di cafe Cupola.Id baik secara simultan maupun

parsial.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Tanggapan konsumen terhadap suasana toko yang ada di cafe

Cupola.Id.

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

21

2. Tanggapan konsumen terhadap fasilitas fisik yang ada di cafe

Cupola.Id.

3. Tanggapan konsumen mengenai kepuasaan konsumen pada cafe

Cupola.Id.

4. Besarnya pengaruh suasana toko dan fasilitas fisik terhadap kepuasaan

konsumen di cafe Cupola.Id baik secara parsial maupun simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat bukan

hanya bagi peneliti sendiri, tetapi tulisan ini juga dapat berguna bagi mereka yang

membacanya terutama yang ingin melakukan penelitian pengembangan yang

berkaitan dengan faktor suasana toko dan faktor fasilitas fisik terhadap kepuasaan

konsumen.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen

pemasaran yang berkaitan dengan suasana toko dan fasilitas fisik terhadap

kepuasaan konsumen di cafe Cupola.Id.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya

untuk memperbaiki kinerja agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut,

diantaranya adalah:

1. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat mengetahui permasalahan yang sering terjadi di bisnis

kuliner khususnya di bidang pemasaran.

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepository.unpas.ac.id/41709/3/4. BAB I.pdf · 2019. 3. 15. · pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi

22

b. Peneliti dapat mengetahui strategi yang digunakan pemilik (owner) bisnis

kuliner dalam upaya memaksimalkan kepuasaan terhadap konsumen.

c. Peneliti dapat mengetahui hal-hal yang dapat kepuasaan konsumen pada

cafe Cupola.Id.

2. Bagi Perusahaan

a. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan kegiatan

promosinya yang lebih efektif tanpa membelakangi efisiensi.

b. Perusahaan diharapkan menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan

evaluasi untuk menentukan strategi pemasaran dalam meningkatkan

penjualan.

c. Perusahaan diharapkan dapat mengethui hal-hal yang mempengaruhi

kepuasaan konsumen pada cafe Cupola.Id.

3. Bagi Fakultas

a. Untuk menambah informasi dan perbendaharaan keputusan Jurusan

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan

Bandung.

b. Menjadi referensi bagi penelitian sejenis.

4. Bagi Konsumen

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada

konsumen dalam membentuk keputusan pembelian terhadap suatu produk.