Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan usaha di Kota Bandung akhir-akhir ini berkembang sangat
pesat. Hal ini terlihat semakin banyak bermunculan jenis usaha dan industri di
Indonesia. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi
kehidupan manusia terutama pada dunia bisnis saat ini. Perkembangan dunia
bisnis salah satunya ditandai dengan banyaknya para pelaku bisnis mencoba
bisnis kuliner. Perkembangan bisnis kuliner merupakam fenomena yang sangat
menarik untuk kita teliti, terutama pada era globalisasi sekarang ini. Hal ini
mengakibatkan tingkat persaingan di dunia usaha kuliner juga semakin ketat,
sehingga masing-masing jenis usaha kuliner turut berkompetisi dalam menjaring
konsumen di Indonesia memenangkan persaingan tersebut. Perkembangan dunia
bisnis salah satunya ditandai dengan banyaknya para pelaku bisnis mencoba
bisnis kuliner. Bisnis kuliner yang meliputi usaha jasa maknan dan minuman
diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2012 tentang
penyelenggaraan kepariwisataan. Peraturan tersebut tertuang dalam pasal 18
yang menjelaskan bahwa usaha jasa makanan dan minuman merupakan usaha
penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajiannya.
Kemudian Restoran dan cafe merupakan usaha jasa dari makanan dan minuman
hal ini dijelaskan pada UU 10/2009 disebutkan “bahwa yang dimaksud dengan
2
usaha jasa makanan minuman adalah usaha jasa penyediaan makanan dan
minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan dapat berupa restoran, cafe, jasa boga, dan bar/kedai minum”
peraturan Menteri Kebudayaan dan Parawisata Nomor PM.87/HK.501/MKP2010
tentang tatacara pendaftaran usaha jasa makanan dan minuman, Usaha jasa
makanan dan minuman yang dimaksud tersebut meliputi: restoran waralaba, kafe,
pusat penjualan makanan dan minuman (pujasera) dan jasa boga (cathering).
Semakin besarnya peluang dalam bisnis kuliner ini mendorong adanya persaingan
ketat pada bisnis kuliner khususnya dalam meraih pangsa pasar. Kondisi ini
tentunya mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk menyusun strategi
pemasaran yang tepat sebagai bentuk solusi perusahaan dalam menangani
persaingan yang terjadi.Perusahaan dalam hal ini lebih memfokuskan pada
kegiatan pemasarannya, mengingat orientasinya dalam memberikan value kepada
konsumen.
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik yang
cukup tinggi pada bidang makanan dan minuman atau kuliner. Kuliner Bandung
uga merupakan ikon bagi para pemburu kuliner yang berada di dalam maupun
luar kota. Perputaran bisnis kuliner di kota Bandung sejauh ini telah memberikan
kontribusi pada industri pariwisata daerah. Hal ini sejalan dengan yang
disampaikan oleh Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf, Abdur
Rohim Boy yang mengatakan bahwa kota Bandung saat ini menjadi rumah bagi
banyak aktivis kreatif yang kemudian memberikan kontribusi bagi peningkatan
ekonomi kota. Berikut adalah data kontribusi subsektor industri kreatif di Kota
Bandung tahun 2017:
3
Tabel 1.1
Kontribusi Subsektor Industri di Kota Bandung Tahun 2017
No Industri Kreatif Subsektor PDB Persentase
1 Periklanan 8.305.034.367 7,93%
2 Arsitektur 4.134.446.695 3,95%
3 Pasar Barang Seni 658.870.805 0,65%
4 Kerajinan 10.170.688.435 10,82%
5 Kuliner 45.803.769.843 43,71%
6 Desain 6.159.598.596 5,88%
7 Fashion 16.080.768.980 15,62%
8 Video, Film, Fotografi 250.431.983 0,24%
9 Permainan Interaktif 337.392.321 0,32%
10 Musik 3.824.179.411 3,65%
11 Seni Pertunjukan 124.467.644 0,12%
12 Penerbit dan Percetakan 4.283.989.793 4,09%
13 Layanan Komputer dan
Perakngkat Lunak
1.040.637.861 0,99%
14 Televisi dan Radio 2.136.827.023 2,03%
Sumber : www.bekraf.go.id
Berdasarkan data tabel 1.1 di atas terlihat bahwa terdapat 14 subsektor
yang telah ditetapkan oleh departemen perdagangan sebagai industri kreatif
yang berkontribusi pada perekonomian di kota Bandung tahun 2017. Tabel 1.1
juga menunjukan bahwa PDB industri kreatif kota Bandung didominasi oleh
industri kuliner. Berkenaan dengan hal tersebut disinyalir bahwa usaha industri
kuliner merupakan jenis usaha yang beberapa tahun ini banyak dijadikan sebagai
ladang usaha di Kota Bandung. Semakin besarnya peluang pada bisnis kuliner ini
membuat terjadinya banyak persaingan ketat dalam meraih pangsa pasar.
Persaingan bisnis yang semakin dinamis, kompleks dan tidak pasti memacu para
pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu
memberikan diferensiasi serta keunggulan bagi perusahaannya.
Kota Bandung merupakan kota Metropolitan di provinsi Jawa Barat
sekaligus Bandung menjadi ibu kota provinsi. Kota ini terletak 140km sebelah
4
tenggara Jakarta dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta
dan Surabaya berdasarkan jumlah penduduk. Kota kembang merupakan sebutan
lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan
banyaknya Pegunungan dan perbukitan. Selain itu, Bandung disebut juga sebagai
Paris Van Java karena keindahan alamnya. Selain keindahan alamnya Bandung
adalah salah satu kota yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi karna bandung
juga dikenal dengan kota fashion, pendidikan terutama dari bidang makanan dan
minuman atau kuliner. Kota Bandung juga merupakan salah satu kota besar di
Indonesia yang sering memunculkan hal-hal baru yang menjadikan kota bandung
seperti memiliki magnet tersendiri bagi masyarakat di kota lain untuk berkunjung
ke Bandung. Kota Bandung memiliki peluang besar untuk tumbuh dimasa depan
seiring dengan meningkatnya wisatawan mancanegara dan minat masyarakat
domestik menjelajahi kuliner di kota Bandung. Kota Bandung memiliki peluang
besar untuk tumbuh dan berkembang menjadi tempat wisata kelas dunia seiring
meningkatnya minat masyarakat yang menjelajahi negeri sendiri dan makin
menariknya kota Bandung bagi orang-orang yang ada di Indonesia khususnya
yang ada di kota Bandung itu sendiri, mulai dari tempat wisata, sampai wisata
kuliner. Jumlah penduduk kota Bandung adalah:
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk Kota Bandung
No Tahun Jumlah Penduduk
1. 2012 2.444.617
2. 2013 2.458.503
3. 2014 2.470.802
4. 2015 2.481.469
5. 2016 2.490.622
6. 2017 2.497.928
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung
5
Tabel 1.2 menunjukan bahwa dari tahun 2012 sampai 2017 jumlah
penduduk kota Bandung selalu mengalami peningkatan, Kepariwisataan.
Kepadatan penduduk ini juga menunjukkan bahwa perkembangan bisnis kuliner
di Bandung sangat potensial karena selama manusia membutuhkan makanan
maka bisnis kuliner akan terus berkembang karena konsumen akan mencari untuk
memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Selain adanya peluang dari
meningkatnya jumlah penduduk di kota Bandung setiap tahunnya, wisatawan
domestik hingga mancanegara pun kian meningkat dalam mobilitasnya
mengunjungi kota Bandung. Mengingat Bandung saat ini merupakan salah satu
kota yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi terutama pada bidang makanan
dan minuman atau saat ini dikenal dengan sebutan kuliner.
Salah satu bidang usaha yang memiliki peluang besar adalah wisata
kuliner, banyak pelaku usaha yang berupaya mengembangkan bisnis seperti
restoran, rumah makan, restoran waralaba, kafe, pujasera dan jasa boga seperti
yang disebutkandalam PERDA Kota Bandung No. 7 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan. Para pelaku usaha berupaya membuat konsep
yang menarik untuk membuat konsumen mendatangi tempat usahanya sebagai
upaya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat
menghasilkan laba bagi perusahaan. Begitupun pada kota Bandung yang saat ini
banyak ditemui pelaku usaha yang memanfaatkan peluang pada bisnis kuliner ini.
Hal tersebut ditunjukan oleh data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika
mengenai perkembangan usaha subsektor kuliner di kota Bandung :
6
Gambar 1.3
Jenis Industri Kuliner di Kota Bandung
Jenis Usaha Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Restoran 103 127 155
Rumah Makan 71 93 126
Restoran Waralaba 56 68 77
Kafe 220 267 339
Pujasera 35 42 59
Cathering 12 18 26
Total 497 615 782
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung
Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2015 hingga tahun 2017
mengalami peningkatan. Hal ini mengakibatkan persaingan usaha kafe di kota
Bandung juga meningkat. Adanya peningkatan persaingan tersebut mengharuskan
perusahaan-perusahaan menonjolkan ciri khas dan keunikan tersendiri agar dapat
lebih unggul dari perusahaan lain yang menawarkan produk sejenis dan tentunya
menarik perhatian konsumen.
Nourma Vidya dalam lamannya https://www.zetizen.com/(2017)
menjelaskan mengenai perbedaan dari keenam jenis usaha jasa makanan dan
minuman yang mana tertuang pada tabel di halaman sebelumnya. Perbedaan yang
mendasar pada jenis usaha jasa makanan dan minuman tersebut yakni pada
restoran pengoperasiannya diatur dalam suatu standar teretentu yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, seperti standar kualitas menu, standar pelayanan,
penampilan karyawan dan lain sebagainya. Biasanya juga usaha ini segala
sesuatu nya diperhitungkan, seperti kebutuhan bahan baku harus sesuai dengan
apayang telah ditetapkan sebelumnya dan biasanya restoran terkesan ekslusif atau
mewah dalam penyajian makanan atau minumannya.Berbeda halnya pada
rumah makan, pada rumah makan di dalamnya terdapat dapur khusus untuk
memasak karena rumah makan ini dasarnya adanya pengolahan dari bahan baku
7
(mentah) menajadi matang atau jadi. Jadi ketika sudah matang langsung
dihidangkan sehingga pada saat pengunjung memesan pelayan tinggal
mengantarkan pesanannya tanpa harus memasak dulu. Lain halnya dengan
restoran waralaba, untuk jenis ini lebih didominasi oleh waralaba restoran siap
saji seperti KFC, McD dan lain sebagainya. Jenis lainnya yaitu Kafe, kafe
biasanya didominasi oleh penyajian makanan dan minuman yang bersifat ringan
dan biasanya apabila dilihat dari segi harga kafe cenderung lebih murah
atau dapat dijangkau oleh khalayak sehingga sering dijadikan tempat untuk
sekedar berkumpul dengan rekan-rekan. Selanjutnya adalah pusat penjualan
makanan dan minuman atau pujasera, pujasera biasanya bersifat kolektif yang
artinya terdapat banyak penjual makanan dan minuman yang berbeda dalam satu
tempat. Jenis yang terakhir yaitu jasa boga atau cateringtidak adanya tempat
beroperasi seperti kelima jenis lainnya namun disini bentuknya melayani
pemesananmak anan atau minuman dalam jumlah banyak untuk suatu acara
seperti pesta dan lain sebagainya
Cafe berasal dari bahasa prancis, secara harfiah cafe adalah minuman
(kopi), tetapi kemudian menjad tempat dimana seseorang bisa minum-minum,
tidak hanya minuman kopi tetapi juga yang lainnya dan juga makanan. Saat ini
sudah semakin banyak produsen cafe dan resto yang terlibat dalam pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal tersebut membuat pengusaha cafe dan
restoran harus berupaya untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
Persaingan usaha cafe di kota Bandung sangatlah ketat, hal ini dikarnakan
banyaknya pengusaha-pengusaha yang memulai bisnis restoran dan cafe di kota
Bandung karna semakin kuatnya pandangan bahwa Bandung adalah pusat kuliner.
8
Pada saat ini banyak sekali konsumen yang menghabiskan waktunya di cafe hal
ini juga menjadi peluang bisnis yang baik untuk memperoleh keuntungan,
ditandai dengan semakin meningkat setiap tahunnya jumlah cafe dan restoran
yang berada di kota Bandung, berikut adalah jumlah cafe di Bandung dalam
jangka lima tahun terakhir :
Tabel 1.4
Jumlah Cafe di Kota Bandung
Tahun Jumlah Cafe
2012 235
2013 243
2014 256
2015 278
2016 410
2017 339
Sumber : badan pusat statistik kota Bandung
Pada tabel 1.4 menunjukan bahwa pada tahun 2012 sampai dengan tahun
2016 perkembangan cafe di kota Bandung terus mengalami peningkatan dan hal
ini memberikan arti bahwa persaingan cafe di kota Bandung sangat ketat. Pada
tahun 2012 jumlah cafe yang berada di kota Bandung berjumlah 235 cafe, hanya
dalam waktu enam tahun jumlah cafe di kota Bandung mencapai 410 cafe. Pada
tahun 2017 jumlah cafe di kota bandung mengalami penurunan yaitu sebesar 339
Pada saat ini banyak sekali konsumen yang menghabiskan waktunya di
cafe hal ini juga menjadi peluang bisnis yang baik untuk memperoleh keuntungan,
ditandai dengan semakin meningkat setiap tahunnya jenis cafe dan restoran yang
berada di kota Bandung, berikut adalah jenis cafe di Bandung pada tahun 2017.
9
Tabel 1.5
Jenis Cafe di Kota Bandung
No Jenis Kafe Tahun 2017 Persentase
1 Caffee House 139 41%
2 Urban Foodcourt 10 2,95%
3 Buffet 48 14,16%
4 Bistro & Brassarie 142 41,89%
Jumlah 339 100%
Sumber : badan pusat statistik kota Bandung
Pada tabel 1.5 menunjukan bahwa pada tahun 2017 jenis cafe di kota
Bandung terus mengalami peningkatan dan hal ini memberikan arti bahwa
persaingan jenis cafe di kota Bandung sangat ketat. Dilihat pada tahun 2017
jumlah cafe house yang berada di kota Bandung berjumlah 139 cafe, kemudian
jumlah Urban Foodcourt di kota Bandung mencapai 10. Jenis cafe Buffet di kota
Bandung berjumlah 48 dan jenis cafe Bistro & Brasserie berjumlah 142 .
Semakin banyaknya cafe maka akan semakin ketatnya persaingan di bisnis
ini, yang mengharuskan setiap cafe memiliki konsep yang menarik supaya bisa
menarik para pelanggan, karna cafe udah menjadi tempat yang bisa digukan untuk
hangout bersama teman-teman hanya untuk menghabiskan waktu. Ataupun bisa
digunakan sebagai tempat untuk meeting bersama rekan bisnis. Apalagi zaman
sekarang masyarakat datang ke cafe tidak hanya untuk makan atau minum saja,
tetapi ingin mencari tempat untuk bersantai dan menghilangkan kepenatan dari
tugas kuliah, dan tugas kerja. Apalgi para remaja yang datang ke cafe tidak hanya
melihat menu makanan dan minumannya, tetapi melihat juga konsep dari
tempatnya.
Sebuah artikel dalam majalah remaja, Seventeen, menemukan bahwa
ngopi sedang menjadi tren remaja Indonesia saat ini, khususnya di kota besar
seperti Jakarta. “Dari angket yang kami adakan, 60% pembaca Seventeen yang
10
berusia 16 hingga 22 tahun senang ke mal dan mongkrong di kafe. Ketika di kafe,
kopi adalah hal utama yang mereka cari,” kata Tenik Hartono, Pemimpin Redaksi
majalah Seventeen Indonesia kepada warta Kota. Salah satu pilihan langkah
strategis yang dilakukan oleh perusahaan adalah bagaimana dapat menarik
pelanggan-pelanggan yang baru serta tentunya membuat pelanggan yang sudah
ada selama ini dapat tinggal lebih lama (stay longer) menikmati sajian kopi yang
ditawarkan, dengan cara menyediakan akses internet nirkabel atau yang lebih
dikenal dengan Internet Hot Spot. Dengan fasilitas ini, sembari menikmat kopi
hangat, pengunjung tetap dapat melakukan aktivitas bisnis ataupun mengakses
informasi melalui Notebook atau PDA. Berikut adalah jumlah coffe shoop di kota
Bandung tahun 2015 sampai tahun 2017 yang peneliti sajikan pada tabel 1.6 di
bawah ini.
Tabel 1.6
Jumlah Coffe House di kota Bandung tahun 2015-2017
Tahun Jumlah Coffe House
2015 50
2016 70
2017 139
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2017
Pada saat ini keberadaan cafe sangat mudah untuk ditemukan. Terutama di
kecamatan Bandung Wetan dimana letak geografis berada di pusat kota Bandung.
Dikarenakan letaknya yang sangat strategis, maka di Kecamatan ini tumbuh subur
kegiatan usaha yaitu pusat pertokoan, pasar swalayan, mall, factory outlet, distro,
hotel, cafe, dan restoran. Bisnis yang cukup ramai dikunjungi wisatawan yaitu
bisnis cafe, oleh karena itu banyak sekali cafe di sekitaran kecamatan Bandung
Wetan. Berikut ini adalah beberapa cafe dan restoran yang terdapat di Kecamatan
Bandung Wetan :
11
Tabel 1.7
Daftar lokasi cafe yang sejenis di Kota Bandung
No Nama Cafe Alamat
1 Two Cents Jl. Cimanuk No 2, Riau, Bandung
2 Sejiwa Coffe Jl. Progo No. 15, Progo, Riau, Bandung
3 The Larder at 55 Coffe Jl. Gandapura No. 55, Riau, Bandung
4 Sydwic Coffee Jalan Cilaki No.63, Cihapit, Riau, Bandung
5 Jumbo Eatery Jl. RE. Martadinata No. 22, Riau, Bandung
6 Marfee (Martabak & Coffe) Jl. RE. Martadinata No. 47, Riau, Bandung
7 Godogan Coffee House Jl. Cimanuk No. 6
8 Contrast Coffe Jl. Anggrek No.46, Cihapit, Bandung
9 Cupola. Id Jl. Cendana No. 3, Cihapit, Bandung
10 Kopi Anjis Jl. Bengawan No. 34, Cihapit, Bandung
11 Cultivar Coffe Jl. Anggrek No.34, Cihapit, Bandung
Sumber : Pergikuliner.com
Berdasarkan tabel 1.6 membuktikan bahwa tren cafe juga terjadi terutama
coffee shop di kota Bandung jumlahnya semakin banyak setiap tahunnya, dengan
banyaknya jumlah cafe yang berada di kota Bandung konsumen tinggal memilih
cafe sesuai dengan keinginanya, terlebih pada saat ini banyak aplikasi-aplikasi
yang memudahkan konsumen untuk mencari cafe sesuai dengan keinginannya.
Dalam persaingan yang sangat ketat ini, keberhasilan perusahaan dalam
memanfaatkan peluang dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan individu dalam
usahanya mendapatkan atau menggunakan barang dan jasa setelahitu para
konsumen mendapatkan pengalaman dan memberikan respon terhadap
penggunaan barang dan jasa tersebut. Para pelaku usaha harus senantiasa
meningkatkan dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dalam usahanya
dengan cara menonjolkan faktor-faktor yang membedakan atau keunikan dengan
para pesaing, untuk dapat menciptakan rasa ketertarikan pada konsumen. Berikut
adalah penilaian pelanggan dari beberapa cafe yang ada di kota Bansung :
12
Tabel 1.8
Penilaian Pelanggan untuk Rekomendasi Cafe Favorit
Sumber : Pergikuliner.com
Pada tabel 1.4 di atas menunjukan bahwa rating dari penilaian pelanggan
untuk rekomendasi tempat setelah pelanggan pernah berkunjung ke salah satu cafe
tertentu. Rata rata rating cafe mendapar rating empat, sedangkan untuk Cupola.Id
mendapat rating 3,8 maka dari itu peneliti memilih cafe Cupola.Id sebagai objek
penelitian. Cupola.Id ini mempunyai beberapa menu terlebih dengan beberapa
ragam aneka coffee dan non coffe yang di tawarkan kepada konsumen, selain itu
Cupola.Id juga mempunyai menu makanan ringan dan berat kemudian juga
dessert yang bisa dipilih oleh konsumen. Semakin ketatnya persaingan usaha di
bidang ini, membuat perusahaan semakin dituntut untuk semakin cepat dalam hal
menarik konsumen. Menarik konsumen tidak hanya untuk menunjukan eksistensi
dari perusahaan, tetapi juga untuk meningkatkan penjualan pada perusahaan
tersebut, dan untuk mencapai target penjualan setiap bulannya. Dengan cara
perusahhan harus memperhatikan keputusan pembelian setiap konsumen pada
perusahaan. Setiap keputusan-keputusan konsuen tetunya ada beberapa faktor
yang mempengaruhi baik itu dari dalam perusahaan ataupun dari luar perusahaan.
4,3
4,06
4,04
4 3,98
3,94
3,9
3,89
3,86
3,84
3,8
RATING CAFE JENIS COFFEE SHOP DI BANDUNG TAHUN 2017
13
Konsumen berhak mendapatkan kepuasaan dalam membeli produk yang
merupakan hal terpenting dalam kegiatan pemasaran, minat pembelian suatu
produk adalah merupakan perilaku konsumen yang melandasi proses keputusan
pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen. Dengan banyaknya cafe yang
berada di kota Bandung Persaingan dapat kita lewati dengan cara memenangkan
sebuah persaingan. Cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan membuat
sesuatu yang berbeda. Perbedaan sangat diperlukan karena dari setiap bisnis pasti
didapati produk yang sama dengan kisaran harga yang beda tipis bahkan sama.
Cafe Cupola.Id yang bergerak pada bidang kuliner yang bertempat di pusat kota
Bandung mengalami penurunan jumlah pengunjung akibat persaingan bisnis
kuliner yang sudah sangat menjamur di kota Bandung. Berdasarkan data transaksi
Coffe House di Kota Bandung menunjukkan bahwa banyaknya pesaing yang
mulai mencoba mendominasi usaha kafe khususnya jenis Coffe House ini.Berikut
adalah data transaksi kafe jenis Coffe House di Bandung tahun 2017.
Tabel 1.5
Data Transaksi Kafe jenis Coffe House di kota Bandung tahun 2017
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung
16
,09
1
15,7
11
14,1
23
13,7
11
13,4
11
13,0
61
12,9
71
12,6
36
10,8
99
10,1
93
8,61
3
DATA TRANSAKSI CAFE JENIS COFFEE SHOP DI BANDUNG
TAHUN 2017
14
Berdasarkan gambar 1.1 di atas ditunjukkan bahwa terdapat jumlah orang
yang bertransaksi di berbagai kafe jenis Coffe House yang ada di tahun 2017.
Gambar di atas menunjukkan terdapat jumlah transaksi yang rendah yaitu pada
Cupola.id dengan jumlah 9.171 orang yang bertransaksi. Berkenaan dengan hal
tersebut maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti Cupola.id sebagai objek
penelitian ini. Hal ini dikarenakan terbukti bahwa dari dampak pesatnya pesaing
dan pertumbuhan pesaing berpengaruh secara langsung terhadap penurunan hasil
penjualan pada cafe Cupola.id
Peneliti melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui faktor apa saja
yang mengakibatkan penurunan penjualan di cafe Cupola.Id ini, hal ini digunakan
agar peneliti mendapatkan bukti nyata permasalahan yang ada di cafe Cupola.Id
ini peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa konsumen dan
supervisor yang ada di cafe Cupola.Id.
Peneliti melakukan pendahuluan penelitian pada cafe Cupola.Id dengan
cara membagikan kuesioner kepada 30 responden yang dilakukan secara acak
kepada konsumen cafe Cupola.Id Berikut adalah hasil penelitian pendahuluan
pada cafe Cupola.Id :
Tabel 1.8
Penelitian Pendahuluan Mengenai Kepuasan Pelanggan, Loyalitas
Pelanggan, dan Kepercayaan Pelanggan
No Variable Pertanyaan
Jawaban Tot
al
Rata-
rata SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1. Kepuasan
pelanggan
Saya sangat puas
dengan produk
yang ditawarkan di
Cafe Cupola.Id
4 5 13 5 1 30 3,0
Saya sangat puas
dengan suasana dan
fasilitas di Cafe
Cupola.Id
3
6
11
5
5
30
2,9
Loyalitas Sangat mendorong
15
2.
pelanggan
saya untuk
merekomendasikan
Cafe Cupola.Id ke
teman dan keluarga
7 12 4 5 2 30 3,5
Saya sering
berkunjung ke Cafe
Cupola.id
5
9
8
6
2
30
3,2
Saya selalu
menolak untuk
diajak ke Cafe lain
selain Cafe
Cupola.Id
6
8
7
6
3
30
3,2
3.
Kepercay
aan
konsumen
Saya percaya
minuman yang ada
di Cafe Cupola.id
memiliki citarasa
yang enak
9
10
5
4
2
30
3,6
Proses pembuatan
minuman yang
sangat higienis
8
11
6
3
2
30
3,7
Sumber: Pra penelitian di cafe Cupola.Id 3-10 September 2018
Berdasarkan Tabel 1.7 diatas survei pendahuluan mengenai kepuasan
kosnumen, loyalitas pelanggan dan kepercayaan konsumen pada cafe Cupola.id
bahwa variable kepuasaan konsumen mendapat reting paling rendah. Dengan
tingkat persaingan yang cukup tinggi membuat perusahaan mulai bersaing untuk
memberikan kepuasan kepada pelanggannya dengan harapan memberikan
pengalaman pembelian yang baik dibenak konsumen. Namun ketika tingkat
kepuasan yang dirasakan kosnumen kurang atau rendah, maka terdapat
kemungkinan konsumen berpaling kepada produsen lainyang bisa memberikan
suatu produk maupun jasa yang dibutukan atau diinginkan oleh konsumen
sesuai dengan apa yang mereka harapkan atau ekspektasinya.
Secara umum kepuasaan pelanggan merupakan perasaan senang atau
kecewa yang muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil produk yang
dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan Oleh karna itu kesimpulan
terbaik individu mengenai kepuasaan konsumen terbentuk berdasarkan kebutuhan
dan keinginanya. Berikut penelitian pendahuluan mengenai kepuasaan konsumen
16
Tabel 2.0
Penelitian Pendahuluan Mengenai Kepuasaan Konsumen
No Variable Pernyataan
Jawaban
Tot
al
Rata
-
rata
SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1 Produk
Minuman yang
ditawarkan Cafe
Cupola.Id sangat
beragam
3
12
10
4
1
30
3,4
Tampilan minuman
yang disajikan Cafe
Cupola.id sangat
menarik
8
11
8
2
1
30
3,7
Rasa minuman di
Cafe Cupola.id
sangat enak
6 13 7 3 1
30
3,6
2
Harga
Daftar Harga yang
ditawarkan Cafe
Cupola.Id sangat
terjangkau
7
9
10
3
1
30
3,6
Harga yang
ditawarkan sesuai
dengan harapan
saya
4 14 6 2 4
30
3,4
Harga yang
ditawarkan sesuai
dengan kualitas
3
10
7
5
5
30
3,0
3 Tempat
Lokasi Cafe
Cupola.Id mudah
dijangkau
4 9 10 4 3
30
3,2
Cafe Cupola.id
memiliki tempat
yang cukup luas
4 3 13 6 4
30
2,9
Anda merasa
nyaman dengan
suasana yang
disediakan saat
berkunjung ke Cafe
Cupola.id
3
4
14
7
2
30
2,9
4 Promosi
Anda sering
melihat Cafe
Cupola.id melalui
media sosial
(Instagram, twitter)
7 9 5
5
4
30
3,3
Cafe Cupola.id
sering menawarkan
diskon saat momen
7
12
6
2
3
30
3,6
17
No Variable Pernyataan
Jawaban
Tot
al
Rata
-
rata
SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
- momen tertentu
Cafe Cupola.id
sering mengadakan
event tertentu
dengan tujuan
mempromosikan
produknya
4
14
7
3
2
30
3,5
5 Proses
Proses penyajian
sangat cepat
4
10
8
7
1
30
3,3
Kemudahan dalam
proses memesan di
Cafe Cupola id
5 3 9 2 1
30
3,6
6 Orang
Karyawan Cafe
Cupola.id sangat
sopan dan ramah
10 15 10 2 3
30
4,9
Karyawan
Cupola.id
memberikan
pelayanan yang
sangat memuaskan
6
14
5
4
1
30
3,6
Karyawan memiliki keterampilan sangat baik dalam menyajikan minuma
7 8 10 2
3
30
3,0
7 Bukti
fisik
Bangunan Cafe Copola.id sangat menarik dimata konsumen
4
5
13
5
1
30
3,0
Fasilitas (meja,kursi dan pendukung lainnya) sangat nyaman untuk konsumen
6 7 7 5 5
30
3,0
Ruangan di Cupola.id luas, dan nyaman
1
2
15
7
5
30
2,5
Tempat parkir yang disediakan Cupola.id sangat memadai
2
1
13
9
5
30
2,6
Sumber: Hasil pra penelitian di cafe Add Coffee 3-10 September 2018
Tabel 1.8 menunjukan Kepuasaan konsumen pada cafe Cupola.Id masih
kurang begitu puas terhadap variabel tempat yang menyatakan kurang setuju cafe
18
Cupola.Id memili tempat yang luas sebanyak 13 responden. Dan yang
menyatakan tidak setuju cafe Cupola.Id memili tempat yang luas sebanyak 6
responden atau, dan yang menyatakan sangat tidak setuju ada 4 responden. Dan
pertanyaan selanjutnya pada variabel tempat yang menyatakan kurang setuju
dengan nyamannya suasana cafe Cupola.Id sebanyak 14 responden Sedangkan
yang menyatakan tidak setuju dengan nyamannya suasana cafe Cupola.Id 7
responden. Dan yang menyatakan sangat tidak setuju ada 2 responden. Suasana
cafe merupakan salah satu variable yang dapat mempengaruhi kepuasaan
konsumen diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Masrul dan Okta
Karneli (2017) mengatakan bahwa suasana toko memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap kepuasaan konsumen. Jika Suasana toko yang diberikan
kepada konsumen sesuai dengan harapan konsumen, maka kepuasaan konsumen
akan tercipta, tetapi jika Suasana cafe yang tersedia tidak membuat konsumen
nyaman atau tidak sesuai dengan apa yang diharpak oleh konsumen maka
kepuasaan konsumen tidak akan tercipta
Pada pertanyaan untuk variabel Fasilitas fisik yang menyatakan kurang
setuju terhadap cafe Cupola.Id luas dan nyaman sebanyak 15 responden.
Sedangkan yang berpendapan bahwa tidak setuju dengan cafe Cupola.Id luas dan
nyaman sebanyak 7 responden, dan yang menyatakan fasilitas Cupola.Id sangat
tidak setuju sebanyak 5 responden. Teori Zeithaml & Bitner yang dialih
bahasakan oleh Ratih Hurriyanti (2013:76) yang menyatakan hubungan bukti fisik
terhadap kepuasaan konsumen yaitu lingkungan fisik di mana jasa tersebut
disampaikan dan di mana perusahaan dengan pelanggan berinteraksi secara
langsung kondisi lingkungan fisik akan berpengaruh terhadap kepuasaan
19
konsumen dimana konsumen akan merasa nyaman maka akan menimbulkan suatu
kepuasaan. Hubungan bukti fisik terhadap kepuasaan konsumen diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Desti Diana Haspari (2016), Haryati (2016) dan
Dzukron Hamidan Nasution (2017) yang menyatakan bahwa bukti fisik
berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan konsumen.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa suasana cafe dan Fasilitas fisik di
Cupola.id yang diberikan masih kurang efektif dan nyaman bagi konsumen untuk
melakukan pembelian, selain promosi konsumen juga tidak setuju dengan ruangan
yang diberikan cafe Cupola.Id yang tidak luas sehingga mengganggu kenyamanan
konsumen sehingga sangat berpengaruh terhadap kepuasaan konsumen yang ingin
berkunjung ke cafe Cupola.Id
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada konsumen
cafe Cupola.Id dengan judul “PENGARUH SUASANA TOKO DAN
FASILITAS FISIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI CAFE
CUPOLA.ID”
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
peneiti dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dilakukan
dalam penelitian ini.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan cafe Cupola.Id yang dapat di identifikasi oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
20
1. Persaingan Cafe di Kota Bandung terus meningkat setiap tahun.
2. Banyaknya cafe coffe shop sejenis kecamatan Bandung Wetan.
3. Cafe Cupola.Id mendapatkan rating terendah di cafe sejenis lainnya.
4. Cafe Cupola.id mendapatkan jumlah transaksi terendah diantara cafe
sejenis.
5. Suasana toko yang ada di cafe Cupola.id kurang nyaman bagi
konsumen.
6. Fasilitas fisik yang ada di cafe Cupola.Id kurang memadai.
7. Kepuasaan konsumen cafe Cupola.Id kurang optimal.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dikemukakan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai suasana toko pada cafe
Cupola.Id.
2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai fasilitas fisik cafe
Cupola.Id.
3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kepuasaan konsumen pada
cafe Cupola.Id.
4. Seberapa besar pengaruh suasana toko dan fasilitas fisik terhadap
kepuasaan konsumen di cafe Cupola.Id baik secara simultan maupun
parsial.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
1. Tanggapan konsumen terhadap suasana toko yang ada di cafe
Cupola.Id.
21
2. Tanggapan konsumen terhadap fasilitas fisik yang ada di cafe
Cupola.Id.
3. Tanggapan konsumen mengenai kepuasaan konsumen pada cafe
Cupola.Id.
4. Besarnya pengaruh suasana toko dan fasilitas fisik terhadap kepuasaan
konsumen di cafe Cupola.Id baik secara parsial maupun simultan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat bukan
hanya bagi peneliti sendiri, tetapi tulisan ini juga dapat berguna bagi mereka yang
membacanya terutama yang ingin melakukan penelitian pengembangan yang
berkaitan dengan faktor suasana toko dan faktor fasilitas fisik terhadap kepuasaan
konsumen.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen
pemasaran yang berkaitan dengan suasana toko dan fasilitas fisik terhadap
kepuasaan konsumen di cafe Cupola.Id.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya
untuk memperbaiki kinerja agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut,
diantaranya adalah:
1. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat mengetahui permasalahan yang sering terjadi di bisnis
kuliner khususnya di bidang pemasaran.
22
b. Peneliti dapat mengetahui strategi yang digunakan pemilik (owner) bisnis
kuliner dalam upaya memaksimalkan kepuasaan terhadap konsumen.
c. Peneliti dapat mengetahui hal-hal yang dapat kepuasaan konsumen pada
cafe Cupola.Id.
2. Bagi Perusahaan
a. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan kegiatan
promosinya yang lebih efektif tanpa membelakangi efisiensi.
b. Perusahaan diharapkan menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan
evaluasi untuk menentukan strategi pemasaran dalam meningkatkan
penjualan.
c. Perusahaan diharapkan dapat mengethui hal-hal yang mempengaruhi
kepuasaan konsumen pada cafe Cupola.Id.
3. Bagi Fakultas
a. Untuk menambah informasi dan perbendaharaan keputusan Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan
Bandung.
b. Menjadi referensi bagi penelitian sejenis.
4. Bagi Konsumen
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada
konsumen dalam membentuk keputusan pembelian terhadap suatu produk.