10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku lain yang ada di Indonesia. Masyarakat Toraja sangat menjunjung tinggi adat dan budayanya. Keunikan adat dan budaya Toraja menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Salah satu yang menjadi perhatian wisatawan adalah upacara kematian yang dikenal dengan rambu solo’. Ritual dalam upacara rambu solo’ sangat kental dengan prosesi adat dan budaya Toraja. Selain adat dan budaya, ritual upacara juga sarat dengan berbagai kepercayaan mistik yang terbawah dari kepercayaan animisme yang disebut Aluk Todolo. Kepercayaan Aluk Todolo yang dianut masyarakat Toraja sebelum menganut agama Kristen. Bagi masyarakat Toraja penganut Aluk Todolo, upacara kematian merupakan salah satu upacara yang sangat sakral karena didalamnya mereka mempercayai bahwa seseorang yang meninggal dunia akan menuju ke suatu alam baka yang disebut puya. Untuk dapat sampai di puya dengan baik maka upacara pemakaman sangat menentukan. Semakin lengkap ritual yang diselenggarakan dalam upacara pemakaman semakin diyakini arwah orang yang sudah meninggal semakin cepat “membali puang”. Membali puang berarti mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan

budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku lain yang ada di Indonesia.

Masyarakat Toraja sangat menjunjung tinggi adat dan budayanya. Keunikan adat

dan budaya Toraja menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik

wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Salah satu yang menjadi

perhatian wisatawan adalah upacara kematian yang dikenal dengan rambu solo’.

Ritual dalam upacara rambu solo’ sangat kental dengan prosesi adat dan

budaya Toraja. Selain adat dan budaya, ritual upacara juga sarat dengan berbagai

kepercayaan mistik yang terbawah dari kepercayaan animisme yang disebut Aluk

Todolo. Kepercayaan Aluk Todolo yang dianut masyarakat Toraja sebelum

menganut agama Kristen.

Bagi masyarakat Toraja penganut Aluk Todolo, upacara kematian

merupakan salah satu upacara yang sangat sakral karena didalamnya mereka

mempercayai bahwa seseorang yang meninggal dunia akan menuju ke suatu alam

baka yang disebut puya. Untuk dapat sampai di puya dengan baik maka upacara

pemakaman sangat menentukan. Semakin lengkap ritual yang diselenggarakan

dalam upacara pemakaman semakin diyakini arwah orang yang sudah meninggal

semakin cepat “membali puang”. Membali puang berarti mencapai tingkat

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

2

kesempurnaan setara dengan dewa sehingga akan kembali memberkati kaum

keluarganya yang masih hidup di dunia nyata.

Penyelenggaraan Upacara Rambu Solo’ dipersiapkan dalam kurun waktu

yang biasanya cukup lama. Bahkan persiapan untuk penyelenggaraan upacara ini

dapat menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Selain

persiapan waktu yang begitu lama, juga persiapan biaya yang cukup besar untuk

memenuhi segala kebutuhan dalam ritual upacara yang direncanakan oleh rumpun

keluarga besar yang mengalami dukacita. Upacara Rambu Solo’ merupakan

upacara yang sarat dengan nilai-nilai adat istiadat dan budaya yang mengikat

masyarakat Toraja (Panggarra, 2015:2). Keunikan prosesi upacara Rambu Solo’

dapat terlihat dari aktivitas, ornamen, dan simbol adat dan budaya yang

ditampilkan.

Namun pada zaman modern ini dapat dikatakan bahwa kepercayaan Aluk

Todolo telah hampir punah. Masyarakat Toraja sekarang ini mayoritas beragama

Kristen dan Katolik selebihnya sebagian kecil beragama Islam. Walaupun telah

memeluk agama Kristen, masyarakat Toraja yang beragama Kristen sampai saat ini

masih melakukan ritual adat pada upacara kematian berdasarkan tingkatan dan

aturan yang sangat mirip dengan tata cara yang digunakan pada kepercayaan Aluk

Todolo.

Seiring perkembangan zaman saat ini, perkembangan pelaksanaan rambu

solo’ semakin hari semakin berkembang, khususnya pada masyarakat Toraja yang

beragama Kristen. Perkembangan pelaksanaan rambu solo’ dapat dilihat dari

besarnya upacara yang dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari salah satunya dari

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

3

besarnya pengorbanan yang dilakukan, dalam hal ini banyaknya jumlah kerbau

yang dikurbankan dalam upacara rambu solo’ dari puluhan hingga ratusan kerbau

yang dikurbankan.

Makna pemotongan kerbau dalam kepercayaan Aluk Todolo sesungguhnya

adalah agar arwah orang meninggal dapat tiba di alam baka dengan baik dan segera

memberkati keluarganya yang masih hidup di dunia. Dengan demikian

pengorbanan dengan memotong kerbau sebanyak-banyaknya akan semakin

menjamin kesempurnaan arwah orang meninggal di alam baka. Tentu kepercayaan

seperti ini sangat bertentangan dengan kepercayaan agama Kristen. Mestinya

pemotongan kerbau pada upacara kematian tidak perlu lagi menjadi sebuah

“keharusan” yang dimana berarti dapat dilewati begitu saja selain dengan tujuan

untuk dikonsumsi bersama bila dibutuhkan sebagai lauk selama pelaksanaan

upacara pemakaman.

Selain dari besarnya upacara yang dilaksanakan, perkembangan

pelaksanaan rambu solo’ juga dilihat dari banyaknya masyarakat Toraja yang

melakukan upacara ini. Dahulu, pelaksanaan upacara rambu solo’ hanya dilakukan

oleh kalangan masyarakat tertentu, yakni mereka yang memiliki strata sosial yang

tinggi dalam hal ini kaum bangsawan dalam masyarakat. Walaupun hanya

dilakukan oleh kaum bangsawan tata aturan yang disepakati tetap berlaku. Namun,

saat ini tidak demikian, bahkan seluruh kalangan dapat melakukan upacara ini,

selama mereka memiliki uang, siapa saja dapat melakukan upacara kematian ini.

Tak ada sumber yang secara jelas mengatakan apa motivasi pelaksanaan rambu

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

4

solo’ bagi masyarakat Toraja. Tanpa disadari bahwa saat ini pelaksanaan rambu

solo’ dapat dinilai menjadi suatu ajang pertunjukan bagi masyarakat Toraja.

Fenomena pelaksanaan pesta besar di tengah-tengah masyarakat di Toraja

masih terjadi sampai saat ini dan tidak jelas apa yang melatarbelakangi fenomena

ini. Memberi penghormatan terakhir dan memberi simbol penghargaan kepada

anggota keluarga yang dikasihi sering menjadi alasan utama. Dampak salah

satunya adalah harga kerbau mahal karena merupakan kebutuhan utama dalam

upacara Rambu Solo’. Tak jarang upacara Rambu Solo’ dengan biaya mahal itu

telah memberatkan keluarga yang kehidupan ekonominya pas-pasan karena tidak

mampu menyiapkan kerbau. Selain itu dapat menjadi beban moril tersendiri di

tengah-tengah keluarga besar jika tidak maksimal melibatkan diri dalam seluruh

persiapan dan kebutuhan upacara. Beban moril muncul karena tidak mampu

memenuhi seluruh harapan yang muncul dari diri sendiri karena pemahaman adat

dan budaya yang keliru apalagi jika masih dipengaruhi oleh kepercayaan

tradisional. Oleh sebab itu penulis tertarik meneliti “Motivasi Pelaksanaan

Upacara Rambu Solo’ Bagi Masyarakat Toraja (Dramaturgi Upacara Pemakaman

Toraja).”

1.2 Identifikasi Masalah

Sebuah tingkah laku yang dihasilkan manusia tidak terlepas dari apa yang

disebut dengan motivasi. Motivasi merupakan suatu dorongan pada seseorang

untuk melakukan sesuatu dengan mencapai tujuan tertentu. Sebuah motivasi sendiri

dapat dipengaruhi dari dalam diri dan dari luar diri seseorang. Motivasi sendiri

muncul karena adanya suatu kebutuhan. Kebutuhan yang menyebabkan seseorang

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

5

berusaha untuk dapat memenuhinya dapat berupa tingkah laku, tujuan, dan umpan

balik.

Tingkah laku seseorang dengan motivasi tertentu juga dapat terwujud dalam

budaya. Dalam hal ini suatu cara hidup yang terus terpelihara dan berkembang di

dalam sebuah masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi yang melekat

dalam kehidupan masyarakat penganutnya yang sulit diubah. Proses pewarisan adat

dan budaya bagi generasi ke generasi selanjutnya tidak terlepas dari peran

komunikasi baik melalui komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal yang

secara spontan terjalin turun temurun. Melalui komunikasi yang intensif di tengah-

tengah komunitas masyarakat, adat dan budaya berakar kuat dan kadang menjadi

identitas yang sangat dibanggakan oleh masyarakatnya.

Manusia hidup dalam komunikasi dimana manusia berinteraksi untuk saling

menciptakan realitas. Realitas sosial yakni keyakinan mengenai bagaimana makna

dan tindakan terintegrasi dalam sebuah interaksi. Selain itu transaksi informasi

tergantung pada makna personal dan interpersonal. Dalam interaksi seseorang tidak

hanya memperhatikan apa yang dikatakan oleh orang lain tetapi juga apa yang

dilakukannya. Transaksi informasi dapat dilakukan secara verbal dan non verbal.

Transaksi informasi secara verbal dapat ditemukan melalui dongeng atau legenda

yang diceritakan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain.

Berbeda dengan nonverbal, transaksi informasi sendiri dapat melalui artefak, dan

simbol-simbol yang ada dalam setiap upacara adat dan budaya yang dihidupi.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan keragaman

kekayaan adat dan budayanya. Kekayaan adat dan budaya yang ada di Indonesia

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

6

dapat ini dilihat dari keberagaman suku yang ada. Menurut data dari Badan Pusat

Statistik Indonesia pada tahun 2010 bahwa terdapat 1.331 kategori suku yang ada

di Indonesia. Setiap suku yang ada memiliki adat dan budaya yang unik yang

menjadi ciri khas. Salah satu diantaranya adalah suku Toraja yang berada di

Sulawesi Selatan.

Melalui adat dan budaya Toraja khususnya upacara adat terdapat banyak

makna dari setiap kegiatan upacara adat dan budaya yang dilangsungkan.

Masyarakat Toraja masih banyak yang belum tentu tahu dan paham akan makna

dan tujuan ritual adat dan budaya dari segala aktifitas yang ada di dalamnya. Adat

dan budaya Toraja sesungguhnya sarat dengan nilai- nilai kehidupan sosial, moral,

dan peradaban manusia secara universal yang patut dipertahankan, tetapi bukan

berarti adat dan budaya dapat memudarkan nilai-nilai iman Kristen

Masyarakat Toraja memang masih memegang teguh upacara adatnya di

tengah perkembangan zaman yang pesat. Namun melihat aktifitas upacara yang ada

tampaknya tidak terkomunikasikan dengan jelas sehingga proses pelaksanaan

upacara yang seharusnya tidak wajib untuk dilakukan menjadi kegiatan yang sangat

penting dilakukan seperti pemotongan kerbau yang berlebihan pada dasarnya tidak

memiliki makna yang penting di dalam pemahaman iman Kristiani.

Disadari atau tidak bahwa setiap orang memiliki kebutuhan untuk

memperoleh penghargaan. Semakin tinggi status semakin tinggi pula gengsi atau

prestisenya. Prestise dan status ini dimanifestasikan dalam banyak hal,

misalnya pada upacara rambu solo’ yakni upacara yang diselenggarakan dengan

meriah yang terlihat dari kemegahan acara dan jumlah hewan kurban yang

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

7

dikurbankan. Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan prestise dari

masyarakat lingkungan sekitar dapat menjadi salah satu pemicu. Terlebih khusus

pada kelompok status yang merupakan pemangku adat yang menciptakan dan

melestarikan semua adat-istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini tentu

didukung dengan bagaimana seseorang dapat melakukan pengelolaan kesan pada

khalayak. Presentasi dirinya digunakan untuk membangkitkan reaksi khalayak

terhadap presentasi yang disajikan.

Berdasarkan teori dramatisme, manusia masing-masing memainkan peran

dalam kehidupan. Peran yang manusia mainkan adalah suatu bentuk citra atau

bayangan yang ingin diwujudkan oleh masing-masing individu dengan script

sebagai sebuah isi yang dikomunikasikan kepada khalayak. Tujuan pertunjukan

adalah untuk membuat khalayak percaya terhadap apa yang disajikan. Demi

mengesankan khalayak segala sesuatu harus benar-benar diperhatikan agar

menghindari kesalahan agar apa yang telah dikerjakan atau diusahakan menjadi

sebuah pertunjukan yang mengesankan bagi khalayak.

Melihat dari simbol adat yang ada tampaknya tidak terkomunikasikan

dengan jelas sehingga proses pelaksanaan upacara menjadi berubah dan terlihat

motivasi pelaksanaan upacara rambu solo’ dari pemenuhan tuntutan adat dan

budaya ke arah unjuk prestise. Sehingga yang terjadi masyarakat Toraja hanya

mengikuti kebiasaan belaka yang tidak lagi memiliki makna melainkan dapat

membentuk kesan kepada khalayak. Bahkan layaknya pertunjukan upacara rambu

solo harus dirancang agar menghasilkan kesan dan citra yang baik.

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

8

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah tersebut,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa motivasi pelaksanaan upacara

rambu solo’ bagi masyarakat Toraja?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya maka

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa motivasi pelaksanaan

upacara rambu solo’ bagi masyarakat Toraja.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

kegunaan akademis dan kegunaan sosial.

I.5.1 Kegunaan Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan yang

telah ada sebelumnya mengenai teori dramaturgi yakni pengelolaan kesan pada

khalayak, khususnya dalam hal kegiatan dan aktivitas masyarakat Toraja

melaksanakan upacara Rambu Solo’.

Hasil penelitian nantinya diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan,

pengetahuan, dan sebagai literatur ilmiah bagi penelitian berikutnya terkait dengan

permasalahan perubahan sosial budaya.

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

9

1.5.2 Kegunaan Sosial

Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memperoleh pemahaman

lebih baik mengenai apa motivasi dibalik pelaksanaan upacara rambu solo’ bagi

masyarakat Toraja.

Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan pencerahan mengenai

motivasi masyarakat Toraja dalam proses pelaksanaan upacara adat.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk menyederhanakan pengertian akan masalah yang didiskusikan dalam

penelitian ini, sistematika penulisan akan dijabarkan sebagai berikut:

Pada BAB I, penulis akan menjelaskan latar belakang masalah disertai

dengan identifikasi masalah dan berfokus dalam menjelaskan aktivitas atau

kegiatan dalam upacara adat yang dirasa penting untuk diteliti. Bab ini juga

berisikan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika

penulisan.

Pada BAB II, penulis akan menjelaskan terkait dengan objek penelitian.

Guna memahami dan memperoleh gambaran lebih jelas tentang penelitian ini,

diperlukan penjelasan secara mendalam dan terperinci tentang objek yang akan

diteliti. Dalam Bab II ini akan dijelaskan mengenai upacara kematian suku Toraja.

Pada BAB III, penulis akan menjelaskan tentang berbagai teori dan konsep

yang digunakan dalam penelitian ini. Teori dan konsep tersebut kemudian akan

dianalisa untuk dikaitkan dengan analisa data. Pada akhir bab ini, penulis menyusun

kerangka pikir yang berguna untuk menjaga penelitian berjalan sesuai urutan.

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.uph.edu/7381/4/Chapter1.pdf · Suku Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki keunikan adat dan budaya yang berbeda dengan adat dan budaya suku-suku

10

Pada BAB IV, penulis akan menguraikan paradigma penelitian, metodologi

yang digunakan, sumber-sumber, informan dan rencana analisa data.

Pada BAB V, penulis akan menguraikan hasil penelitian dan dibahas secara

menyeluruh guna menjawab rumusan masalah.

Pada BAB VI, penulis akan memberikan kesimpulan yang disesuaikan

dengan tujuan dari penelitian ini, serta pemberian saran bagi pihak yang berkaitan

dengan penelitian ini.