10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Aktivitas masyarakat yang kian lama kian padat, sehingga menyebabkan kebutuhan akan tempat rekreasi sebagai pelepas rasa penat menjadi hal yang sangat penting. Masyarakat kota yang lingkungannya penuh dengan polusi, AC, dan barang-barang elektronik akan merasa jenuh dan membutuhkan relaksasi atau rekreasi yang dapat menghilangkan rasa kejenuhan tersebut. Keberadaan potensi alam yang indah yang sangat sulit didapatkan didaerah perkotaan merupakan salah satu obat bagi kejenuhan terhadap rutinitas masyarakat kota. Lokasi hotel resor yang berada di tempat-tempat berpemandangan indah dengan fasilitas rekreasi baik indoor maupun outdoor menjadi jawaban yang tepat bagi orang- orang yang ingin keluar dari rutinitas sehari-hari karena hotel resor menawarkan tempat tinggal dengan pemandangan alam yang indah menjadi satu dengan fasilitas rekreasi dan hiburan. 1.1.2 Perkembangan pariwisata di Gunungkidul Potensi pariwisata yang ada didaerah Yogyakarta seperti flora, fauna, kebudayaan, serta keindahan alamnya yang fenomenal menjadikan jogja sebagai prioritas utama dalam pengembangan kawasan wisata di Yogyakarta. Yogyakarta dari tahun ke tahun telah menjadi kota tujuan pariwisata oleh banyak wisatawan, hingga saat ini, destinasi wisata kota Yogyakarta semakin bertambah. Belum lama ini banyak terdapat beberapa destinasi wisata yang baru ditemukan, seperti beberapa pantai di kawasan Gunungkidul. Namun, masih terdapat beberapa isu strategis pengembangan kepariwisataan di Yogyakarta, salah satunya adalah masih rendahnya length of stay wisatawan yang berkunjung ke DIY. Salah satu faktornya ialah kurangnya fasilitas akomodasi penginapan serta fasilitas wisata yang kurang beragam. Padahal, melihat potensi alam Gunungkidul sangat memungkinkan untuk meningkatkan length of stay wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.1.1 Kebutuhan manusia akan ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89578/potongan/S1-2015... · pendekatan konsep perencanaan dan perancangan Hotel Resor

  • Upload
    ledang

  • View
    219

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.1.1 Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi

Aktivitas masyarakat yang kian lama kian padat, sehingga menyebabkan

kebutuhan akan tempat rekreasi sebagai pelepas rasa penat menjadi hal yang

sangat penting. Masyarakat kota yang lingkungannya penuh dengan polusi, AC,

dan barang-barang elektronik akan merasa jenuh dan membutuhkan relaksasi atau

rekreasi yang dapat menghilangkan rasa kejenuhan tersebut. Keberadaan potensi

alam yang indah yang sangat sulit didapatkan didaerah perkotaan merupakan

salah satu obat bagi kejenuhan terhadap rutinitas masyarakat kota. Lokasi hotel

resor yang berada di tempat-tempat berpemandangan indah dengan fasilitas

rekreasi baik indoor maupun outdoor menjadi jawaban yang tepat bagi orang-

orang yang ingin keluar dari rutinitas sehari-hari karena hotel resor menawarkan

tempat tinggal dengan pemandangan alam yang indah menjadi satu dengan

fasilitas rekreasi dan hiburan.

1.1.2 Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

Potensi pariwisata yang ada didaerah Yogyakarta seperti flora, fauna, kebudayaan,

serta keindahan alamnya yang fenomenal menjadikan jogja sebagai prioritas

utama dalam pengembangan kawasan wisata di Yogyakarta. Yogyakarta dari

tahun ke tahun telah menjadi kota tujuan pariwisata oleh banyak wisatawan,

hingga saat ini, destinasi wisata kota Yogyakarta semakin bertambah. Belum lama

ini banyak terdapat beberapa destinasi wisata yang baru ditemukan, seperti

beberapa pantai di kawasan Gunungkidul. Namun, masih terdapat beberapa isu

strategis pengembangan kepariwisataan di Yogyakarta, salah satunya adalah

masih rendahnya length of stay wisatawan yang berkunjung ke DIY. Salah satu

faktornya ialah kurangnya fasilitas akomodasi penginapan serta fasilitas wisata

yang kurang beragam. Padahal, melihat potensi alam Gunungkidul sangat

memungkinkan untuk meningkatkan length of stay wisatawan yang berkunjung ke

Gunungkidul.

  2

Jumlah kunjungan dari tahun 2008 hingga tahun 2012 terus meningkat, bahkan

tingkat prosentasenya mencapai kurang lebih 20% tiap tahunnya.

Diagram 1.1 Jumlah wisatawan tahun 2008-2012

sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabpuaten Gunungkidul, 2013

Sesuai dengan data jumlah pengunjung wisatawan pada tahun 2013 di kabupaten

Gunungkidul, kecamatan Tanjungsari merupakan kecamatan dengan pengunjung

yang paling banyak yakni 793.865 (lihat lampiran 2)

Pendapatan pada obyek wisata yang melalui Pos Baron dari tahun 2012 ke tahun

2013 bertambah menjadi Rp. 2.393.622.800,00 , sedangkan pada tahun 2013

pendapatnya hanya Rp. 1.688.581.034,00 (lihat lampiran 3)

1.1.3 Potensi wisata di Gunungkidul

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa untuk meningkatkan length of stay

wisatawan di Gunungkidul adalah dengan meningkatkan potensi wisata di

Gunungkidul. Kawasan Kabupaten Gunung Kidul memiliki prospek yang cerah

untuk menjadi penyangga sekaligus lokomotif pariwisata DIY di masa

mendatang. Pariwisata Gunung Kidul memiliki keunggulan tersendiri karena

memiliki obyek pariwisata yang mengunggulkan konsep alam dan petualangan di

antaranya Goa Pindul, Brubuh, Kalisuci, Pantai Indrayanti, Pantai Pok Tunggal,

Pantai sepanjang, dan lain sebagainya. Dengan diimbangi fasilitas serta

akomodasi wisata, maka akan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung

ke Gunungkidul. Pantai Sepanjang merupakan salah satu destinasi wisata yang

sering dikunjungi wisatawan. Banyak keindahan alam yang berbeda dari pantai di

Gunungkidul lainnya. Pada peraturan Daerah No. 06 Tahun 2011 tentang Rencana

  3

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul tahun 2010-2030, menetapkan

rencana kawasan peruntukkan wisata yang meliputi kawasan wisata alam,

kawasan desa wisata, kawasan wisata budaya dan kawasan minat khusus.

Kawasan wisata alam sebagaimana dimaksud pada peraturan tersebut terletak di:

1. Pantai Gesing di Kecamatan Panggang

2. Pantai Ngrenehan di Kecamatan Saptosari

3. Pantai Ngobaran dan Nguyahan di Kecamatan Saptosari

4. Pantai Baron dan Pantai Sepanjang di Kecamatan Tanjungsari

5. Pantai Krakal di Kecamatan Tepus

6. Pantai Sundak dan Pantai Watulawang di Kecamatan Tepus

7. Pantai Drini di Kecamatan Tepus

8. Air Terjun Ngrancah di Desa Ngleri, Kecamatan Playen

Dalam peraturan tersebut, yang dimaksud dengan kawasan peruntukkan

pariwisata adalah kawasan yang didominasi oleh fungsi kepariwisataan dapat

mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau kawasan budidaya lainnya

dimana terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas penunjang pariwisata.

Gambar 1.1 Peta Wisata Gunungkidul

Sumber: http://www.wisatagunungkidul.com/2010/06/peta-wisata-gunungkidul.html

  4

1.1.4 Arsitektur sebagai pendukung berkembangnya pariwisata

Masalah arsitektural dan pariwisata selalu memiliki kaitan yang erat. Sektor

pariwisata dan bidang ilmu arsitektur saling mendukung dalam perkembangannya.

Banyak daya tarik atau objek pariwisata yang merupakan hasil karya arsitektur,

banyak pula usaha pariwisata yang sangat menggantungkan eksistensinya pada

bidang ilmu arsitektur, seperti pengelolaan tata ruang luar sebuah kawasan wisata

atau pengolahan interior dan eksterior bangunan-bangunan usaha pariwisata agar

membuat para penikmat objek wisata tertarik, betah dan selalu ingin mengunjungi

tempat tersebut. Ilmu arsitektur juga selalu berkembang seiring dengan makin

beragamnya kebutuhan dan permintaan penikmat objek wisata sehingga membuat

para arsitek berpikir keras untuk menciptakan terobosan-terobosan desain yang

makin inofatif.

1.1.5 Kurangnya kegiatan wisatawan di Pantai Sepanjang

Aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan ketika mengunjungi Pantai Sepanjang

hanyalah duduk-duduk di batu karang ataupun di gubuk-gubuk yang tersedia

dipinggir pantai. Padahal, kawasan ini sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai

kawasan wisata dimana wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan, namun

juga dapat berelaksasi, bermain, maupun menambah ilmu pengetahuan. Oleh

karena itu, dibutuhkan adanya pengolahan kawasan Pantai Sepanjang, sehingga

terdapat berbagai fasilitas penunjang pariwisata yang nantinya akan meningkatkan

aktivitas wisatawan di pantai tersebut.

1.1.6 Kebutuhan hotel resor di kawasan Pantai Sepanjang

Pantai Sepanjang merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di kawasan

Gunungkidul, Oleh karena itu, kebutuhan akan tempat tinggal bagi wisatawan

yang berkunjung ke Gunungkidul menjadi hal yang penting, sedangkan hingga

saat ini masih belum ada fasilitas penginapan yang layak, kebanyakan dari

wisatawan mendirikan tenda di pinggir pantai ketika ingin menikmati suasana

pantai sambil menginap. Resor merupakan sebuah tempat selain sebagai relaksasi,

juga sebagai tempat rekreasi. Resor memiliki fasilitas seperti restoran, hiburan,

penginapan dan perbelanjaan. Dengan adanya Hotel Resor di Kawasan Pantai

  5

Sepanjang, diharapkan akan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung di

Gunung Kidul. Serta dapat mengakomodasi wisatawan di Pantai Sepanjang dan

sekitarnya.

Di Kabupaten Gunungkidul sendiri sebenarnya sudah terdapat kurang lebih 45

hotel, namun kebanyakan merupakan hotel kelas melati (lihat lampiran 4)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Permasalahan umum

• Bagaimana merancang sebuah hotel resor dan fasilitas pendukung yang

dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung.

1.2.2 Permasalahan khusus

• Bagaimana membuat fasilitas-fasilitas didalam resor sehingga dapat

meningkatkan aktivitas wisatawan yang berada dilokasi tersebut.

• Bagaimana hubungan tata ruang hotel resor sehingga sirkulasi dalam

kawasan resor dapat tertata dengan baik.

• Bagaimana orientasi bangunan agar memiliki view yang baik.

• Bagaimana merancang sebuah arsitektur hotel resor di kawasan pantai

Sepanjang dengan merespon lingkungan disekitarnya.

1.3 Tujuan

Tujuan dari perancangan hotel resor di kawasan pantai Sepanjang adalah:

• Memenuhi kebutuhan akomodasi di kawasan pantai Sepanjang,

Gunungkidul.

• Merancang hotel resor yang dapat meningkatkan daya tarik wisatawan

untuk berkunjung.

• Merancang hotel resor dengan merespon alam yang ada disekitarnya.

• Merancang hotel resor yang dapat memberikan fasilitas bagi pengunjung.

1.4 Sasaran

• Merancang sebuah hotel resor yang dapat meningkatkan aktivitas

pengunjung Pantai Sepanjang

• Merancang sebuah hotel resor dengan pendekatan ekowisata

  6

• Menyusun dan merumuskan konsep perencanaan dan perancangan hotel

resor melalui identifikasi aktivitas/kegiatan yang dilakukan wisatwan di

Pantai Sepanjang, identifikasi karakteristik kawasan, identifikasi tapak,

serta identifikasi kegiatan masyarakat disekitar Pantai Sepanjang.

1.5 Lingkup Pembahasan

Konsep perencanaan dan perancangan Hotel Resor di kawasan Pantai Sepanjang

dengan pendekatan eko-pariwisata meliputi seluruh bangunan, pada aspek:

• Non Arsitektural:

o Karakter pelaku kegiatan (pengunjung) di Pantai Sepanjang

o Kegiatan masyarakat disekitar pantai Sepanjang

o Regulasi (building codes) yang berlaku dikawasan yang akan

dibangun

o Teori eko-pariwisata

• Arsitektural:

o Teori eko-aristektur

o Bentuk arsitektur bangunan hotel resor

o Organisasi ruang dalam hotel resor

o Suasana serta orientasi bangunan

1.6 Metode Pembahasan

1.6.1 Pencarian data

a. Studi literature

Memperoleh data-data teoritik serta persyaratan dan standar dalam perencanaan

dan perancangan hotel resor serta karakteristik arsitektur kontekstual melalui

referensi pustaka maupun internet.

b. Studi kasus

Membandingkan contoh-contoh hotel resor yang sudah ada serta bangunan hotel

resor yang menerapkan konsep eko-pariwisata.

c. Observasi Lapangan

Mengumpulkan data melalui tinjauan langsung ke lapangan untuk memperoleh

data fisik lokasi tapak/site, serta untuk mengetahui kondisi kawasan sekitar site.

  7

d. Browsing Internet

Mencari literatur contoh bangunan, persyaratan bangunan, dan informasi-

informasi lain mengenai hotel resor, serta mencari peraturan-peraturan pemerintah

mengenai kawasan site.

1.6.2 Analisis Data

Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari berbagai studi meliputi:

a. Pemilihan tapak

b. Peraturan dan persyaratan dalam membangun bangunan di kawasan site.

c. Kebutuhan ruang

d. Pendekatan besaran ruang

e. Program ruang

f. Sirkulasi ruang dalam & luar

g. Konfigurasi massa bangunan

h. Eksterior dan Interior

i. Struktur dan sistem bangunan

j. Penerapan eko-pariwisata dan desain eko-arsitektur

1.6.3 Pendekatan dan Perumusan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari berbagai studi dan

melakukan pendekatan eko-pariwisata untuk mendapatkan konsep perencanaan

dan perancangan bangunan Hotel Resor di kawasan Pantai Sepanjang

1.7 Sistematika Penulisan

1.7.1 Bab I Pendahuluan

Memaparkan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, sasaran, lingkup

pembahasan, metode pembahasan, keaslian penulisan dan kerangka berfikir dari

isi dan tema pembahasan.

 

1.7.2 Bab II Tinjauan Pustaka & Studi Kasus

Tinjauan teoritis mengenai penjelasan prinsip-prinsip utama dalam persyaratan

standar sebuah bangunan hotel resor untuk dipelajari dan diterapkan ke dalam

  8

perencanaan dan perancangan hotel resor ini, serta penjelasan mengenai

pendekatan yang digunakan pada perencanaan dan perancangan hotel resor di

pantai sepanjang, yakni eko-pariwisata.

Membahas dan mempelajari bangunan-bangunan hotel resor yang sudah ada

sebelumnya yang memiliki konteks yang sama dengan hotel resor di kawasan

Pantai Sepanjang.

1.7.3 Bab III Analisis tapak

Analisis tapak terpilih, melihat potensi positif dan negatif sebagai dasar

pemecahan masalah yang terdapat pada lokasi tersebut.

1.7.4 Bab IV Konsep Perencanaan dan Perancangan

Mengolah data dan informasi yang diperoleh dari pencarian data untuk dianalisis

dan diuraikan berdasarkan berbagai tinjauan yang telah dilakukan untuk membuat

pendekatan konsep perencanaan dan perancangan Hotel Resor di kawasan Pantai

Sepanjang dengan pendekatan arsitektur kontekstual. Pendekatan konsep

dilanjutkan dengan konsep rancangan dari lokasi terpilih, tapak bangunan, tata

ruang dalam, sirkulasi, bentuk dan penampilan bangunan, struktur dan bahan

bangunan, serta sistem utilitas yang dipakai.

  9

1.8 Keaslian Penulisan

Dari Judul-judul sebelumnya, memang ditemukan untuk perancangan fungsi yang

sama, namun tidak ditemukan untuk judul dan penekanan yang sama. Beberapa

judul yang ditemukan antara lain:

a. Sarasati, Nadia. 2010. Resor di Pantai Wediombo dengan Pendekatan

Nilai-Nilai Lokal Budaya Jawa : Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan

Perencanaan Universitas Gadjah Mada

b. Yanwar, Fredi. 2011. Hotel Resor di Kawasan Ratu Boko : Perpustakaan

Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada

c. Zagi, Nur Zahrotunnisaa. 2013. Spa Resort Hotel di Desa Losari,

Magelang Pendekatan Eko-arsitektur : Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur

dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada

d. Murdhanti, Arista Dwi. 2011. Hotel Resor di Pantai Siung Gunungkidul

: e-journal Universitas Atmajaya

  10

1.9 Kerangka berpikir