14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu, ditempat inilah terjadi tatap muka antara penyampai pesan dan penerima pesan, jadi pembelajaran akan terlaksana jika penyampai pesan (guru) dan penerima pesan (murid) berada di suatu tempat dan saling berhadapan (tatap muka). Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar (media) pada suatu tempat belajar. Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan ataupun informasi yang akan diberikan dalam suatu pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman, pembelajaran tidak harus dari guru kepada murid dan juga tidak harus bertatap muka. Perantara atau pengantar pesan jarak jauh kepada murid disebut media. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru Schram (1982 dalam Rudi Susilana:2009:6) Media merupakan faktor pendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12966/1/T2_942014018_BAB I.pdf · siswapun sudah banyak yang menggunakan. alat komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekolah merupakan tempat untuk menimba

ilmu, ditempat inilah terjadi tatap muka antara

penyampai pesan dan penerima pesan, jadi

pembelajaran akan terlaksana jika penyampai

pesan (guru) dan penerima pesan (murid) berada di

suatu tempat dan saling berhadapan (tatap muka).

Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi

antara peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar (media) pada suatu tempat belajar. Dengan

demikian media pembelajaran adalah sebuah alat

yang berfungsi untuk menyampaikan pesan

ataupun informasi yang akan diberikan dalam

suatu pembelajaran. Seiring dengan perkembangan

zaman, pembelajaran tidak harus dari guru

kepada murid dan juga tidak harus bertatap muka.

Perantara atau pengantar pesan jarak jauh kepada

murid disebut media. Teknologi pembawa pesan

yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari

guru Schram (1982 dalam Rudi Susilana:2009:6)

Media merupakan faktor pendukung dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Segala sesuatu

2

yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran

sekaligus mampu merangsang perhatian, pikiran

dan perasaan siswa sehingga terjadi proses

pembelajaran disebut juga media pembelajaran.

Media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya

untuk belajar Gagne 1970 dalam Sadiman Arief S.

(2007:6)

Pengaruh globalisai semakin banyak

dirasakan oleh masyarakat baik di kota maupun di

desa. Teknologi komunikasi dan informasi yang

terus berkembang cenderung akan mempengaruhi

dalam berbagai bidang termasuk bidang

pendidikan. Alat komunikasi sekarang sudah

mutlak keberadaannya, bukan hanya guru

siswapun sudah banyak yang menggunakan. alat

komunikasi yang digunakan dalam pembelajaran

disebut media.

Menurut (Sadiman, 2007:7) media adalah

bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun

audiovisual serta peralatannya. Media merupakan

merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan

manusia kepada manusia lain. Media yang baik

adalah media yang dapat diraba, dilihat, didengar

dan dibaca. Media seharusnya mempermudah

komunikasi atau penyampaian materi dari guru

kepada murid, bukan malah sebaliknya yaitu

3

mempersulit komunikasi bahkan menghambat

komunikasi. Dalam menggunakan media

hendaknya guru dapat memilih media yang sesuai

dengan materi pembelajaran sehingga antara

materi dan media yang dipilih saling mendukung.

Media Audio Visual (MAV) adalah

seperangkat alat atau benda yang dapat

memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara.

Jadi media audio visual dapat memperlihatkan

gambar yang bergerak seperti hidup walaupun

hanya dua dimensi. Paduan antara gambar dan

suara membentuk karakter sama dengan obyek

aslinya. (Sanaky, 2010:105), media audio visual

bukan hanya gambar saja atau suara saja

melainkan perpaduan antara keduanya sehingga

dapat dilihat dan didengar. Media audio visual

dapat diwujudkan dalam bentuk powerpoint yang

bisa digabung dengan bunyi (musik), dapat juga di

hyperlink dengan film atau animasi tertentu yang

ada dalam komputer dan dapat dihubungkan

sehingga dapat saling memperjelas. Hyperlink

adalah salah satu fasilitas dari aplikasi powerpoint

yang digunakan untuk menghubungkan satu

dokumen dengan dokumen yang dalam satu

komputer, sehingga dalam penyampaian materi

tidak harus kebingungan untuk mengaitkan atau

4

menghubungkan dengan materi yang ada di

dokumen lain

Teori komunikasi mulai mempengaruhi

penggunaan alat bantu audio visual pada akhir

tahun 1950, sehingga selain sebagai alat bantu

media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau

informasi belajar. Media audio visual telah banyak

digunakan dalam dunia pendidikan sebagai sarana

belajar. Sejak saat itu, alat audio visual hanya

dipandang sebagai alat bantu guru saja melainkan

juga sebagai penyalur pesan atau media (Sadiman,

2009:9). Begitu besar manfaat media sehingga

pemerintah berusaha untuk memenuhi sarana

prasarana disekolah yang berkaitan dengan media.

Walaupun manfaatnya besar namun

penggunaannya masih kurang sebab keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan dalam

menggunakan media audio visual.

Penggunaan media audio visual untuk

membantu pembelajaran adalah menjadi perhatian

subjek penelitian, menjadi hal menarik untuk

masyarakat dan dunia pendidikan. Ada lima sudut

pandang yang menjadikan media audio visual

berpengaruh pada pembelajaran secara optimal,

yaitu: media sebagai teknologi, atau mesin, sebagai

tutor atau guru, sebagai agen sosialisasi, sebagai

pemotivasi pembelajaran dan media sebagai alat

5

mental untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Memang benar apabila media dikatakan sebagai

teknologi apalagi sekarang ini media audio visual

termasuk dalam teknologi informasi dan

komunikasi. Yang kedua bilamana guru

berhalangan hadir di depan kelas maka media

audio visual dapat menggantikannya untuk

menyampaikan materi kepada siswa. Media sebagai

agen sosial mengandung pengertian bahwa dengan

adanya media maka manusia akan dengan mudah

bergaul dengan orang lain melalui perantara media.

Selain itu media juga akan membangkitkan

semangat atau motivasi karena komunikasi yang

melalui media sangat menarik apalagi bila yang

menggunakan mahir dan kreatif. Yang tidak kalah

penting adalah bahwa media dapat menyelesaikan

segala permasalahan baik masalah pribadi atau

masalah umum, orang sudah cenderung

menggunakan “mbah google” untuk mencari

informasi, berita atau materi yang berakitan

dengan penyelesaian masalahnya.

Namun tidak semua guru dan sekolah

mampu menggunakan media pembelajaran audio

visual, ironisnya bukannya sekolah tidak memiliki

fasilitas tersebut. Sekolah sudah banyak

menyediakan media yang berupa audio visual baik

melalui program pemerintah maupun program

6

komite namun media tidak dapat berfungsi tanpa

ada yang mengoperasikannya dalam hal ini adalah

guru. Tetapi karena tidak adanya kemampuan

guru dalam menggunakan/mengopersikan media

audio visual sebagai salah satu komponen penentu

tercapainya tujuan pendidikan, maka keberadaan

media audio visual disekolah menjadi sia-sia. Oleh

karena guru harus memiliki kemampuan dan

ketrampilan dalam menggunakan media audio

visual supaya pengadaan media audio visual

disekolah mendatangkan banyak manfaat terutama

untuk menunjang prestasi siswa .

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen

No. 14 tahun 2005 menyebutkan bahwa guru yang

profesional berhak untuk mendapatkan tunjangan

satu kali gaji (tunjangan profesional). Guru yang

profesional harus memiliki empat kompetensi guru,

kompetensi paedagogik, kepribadian, profesional

dan sosial. Diantara empat kompetensi itu ada

kompetensi profesional, guru harus tahu tentang

tupoksi guru yaitu mengajar, membimbing dan

melatih. Sebagai seorang pengajar yang baik maka

guru harus dapat menyampaikan materi pelajaran

dengan baik agar diterima oleh siswa, hal ini harus

ditunjang dengan kesesuaian materi, kesesuaian

metode dan media pembelajaran. Dalam memilih

media pembelajaran guru juga harus

7

menyesuaikan dengan materi dan siswa. Selain itu

guru juga harus terampil menggunakan media

tersebut supaya siswa dapat menerima materi yang

disampaikan guru melalui media tersebut.

Ketrampilan guru dalam mengoperasikan media

tersebut mutlak harus dikuasai supaya tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal

bukan malah sebaliknya yaitu menghambat dan

mengganggu pembelajaran.

Era globalisasi merupakan peluang dan

tantangan bagi guru, demam teknologi membuat

guru harus bangkit dari tidur, guru harus bisa

menyesuaikan dengan zaman bukan dimakan

zaman. Jangan sampai guru gaptek (gagap

teknologi), terutama yang berkaitan langsung

dengan garapan kerjanya yaitu mengajar. Mengajar

yang baik adalah mengajar yang menggunakan

media sebagai alat bantu pembelajaran, oleh

karena itu guru harus belajar cara mengerasikan

alat bantu modern tersebut supaya dapat

mengoptimalkan hasil belajar yang ingin

dicapainya. Guru akan manyandang predikat

profesional jika dalam Penilaian Kinerja Guru (PKG)

penilaian untuk kompetensi 4 tentang kegiatan

pembelajaran yang menarik point ke 11

penilaiannya baik. Sehingga guru tersebut layak

8

mendapat tunjangan satu kali gaji (tunjangan

sertifikasi)

Berdasarkan hasil wawancara dengan 7

orang guru dan kepala sekolah di SD Negeri 2

Botomulyo ditemukan bahwa sebagian besar belum

menggunakan media audio visual sebagaimana

yang diharapkan. Sebagai contoh peneliti

mewawancarai salah satu guru kelas di SDN 2

Botomulyo, semenjak di angkat menjadi guru

belum pernah menggunakan media audio visual.

Beliau mengatakan:

… maunya sich mengajar dengan menggunakan

media audio visual, di SD ini media audio visual

sudah ada tetapi kami belum pernah diajari dan

dilatih cara menggunakannya. Mau menggunakan

takut salah dan takut rusak, dan sebenarnya saya kurang paham tentang penggunaan media audio

visual, karena belum pernah mendapat pelatihan

secara khusus apalagi sekarang penggunaan

media audio visual berkaitan dengan komputer

kami semakin bingung…1

Berawal dari realitas tersebut, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut

terhadap Kemampuan guru di SD Negeri 2

Botomulyo Kendal dalam menggunakan media

audio visual yang masih rendah. Kemampuan

rendah terbukti dari 7 guru ketika diberi tugas

menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan

belajar mengajar, para guru belum melaksanakan

1 Hasil wawancara tanggal 22 Januari 2016

9

dengan baik. Kemampuan rendah terbukti dari

hasil penilaian PKG (Penilaian Kinerja Guru) pada

penilaian untuk kompetensi 4 tentang kegiatan

pembelajaran yang menarik point ke 11

penilaiannya baik aspek penggunaan media audio

visual, dari 9 guru di SD Negeri 2 Botomulyo yang

mendapat nilai kurang dari 2. Sebagian besar guru

kurang mengembangkan variasi media dan kurang

memanfaatkan media audio visual sebagai alat

bantu dalam mencapai keberhasilan dan tujuan

pembelajaran. Rendahnya kemampuan guru SD

Negeri 2 Botomulyo dalam menggunakan media

audio visual karena guru belum menguasai teknik

pengunaan media audio visual dengan baik dan

kepala sekolah belum melakukan pelatihan

terhadap guru di SD Negeri 2 Botomulyo.

Pelatihan merupakan tindakan tepat untuk

meningkatkan kemampuan dalam menggunakan

media pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik

(2005:10) pelatihan adalah suatu proses yang

meliputi serangkaian tindak (upaya) yang

dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk

pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang

dilakukan oleh tanaga profesional kepelatihan

dalam satuan waktu yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam

bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan

10

efektivitas dan produktivitas dalam suatu

organisasi.

Dengan dilakukannya pelatihan diharapkan

para guru lebih faham bagaimana merencanakan,

menyiapkan, menggunakan dan mengevaluasi

penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas

dan memperhatikan beberapa permasalahan yang

ada, dan aarena penelitian ini dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam

menggunakan media pembelajaran audio visual,

maka diambil rumusan masalah, apakah pelatihan

audio visual dapat meningkatkan kemampuan

guru SDN 2 Botomulyo dalam menggunakan media

audio visual?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang

dikemukakan, maka peneliti merumuskan

tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan

kemampuan guru SDN 2 Botomulyo dalam

menggunakan media audio visual yang meliputi

pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,

11

pembuatan media audio visual, dan

pengoperasian media audio visual

menggunakan powerpoint dalam pembelajaran.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat media audio visual menurut Clark 1983 dalam Abdulhak (2007: 91)

tentang media audio visual yang menyatakan bahwa:

"media sebagai teknologi dan mesin adalah alat yang dapat menyampaikan pembelajaran, tetapi tidak punya pengaruh terhadap kemampuan siswa selama tidak menyentuh isi dan konteks pembelajaran tersebut"

Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa media

dapat menggantikan keberadaan guru tetapi tidak

dapat mempengaruhi siswa apabila siswa tersebut

tidak bergairah dalam mengikuti pembelajaran.

Adapun manfaat Penggunaan Media Audio Visual

adalah sebagai berikut:

a. Media Sebagai Tutor atau Guru.

b. Media sebagai Agen Sosial.

c. Media sebagai pemotivasi untuk

pembelajaran.

d. Media sebagai alat mental untuk berpikir dan

memecahkan masalah.

12

Menurut Oemar Hamalik (2005:10) tentang

pelatihan bahwa pelatihan dapat meningkatkan

mutu kinerja para pegawai. Supaya pegawai dapat

bekerja secara efektif, ef isien dan berproduktivitas

tinggi maka maka seorang pimpinan harus

mempunyai inisiatif untuk melatih pegawainya.

Tetapi apabila pimpinan tidak mampu maka dapat

meminta bantuan kepada tenaga ahli/pelatih

PTS dapat diartikan sebagai sebuah usaha

untuk memperbaiki kondisi dan memecahkan

berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi

sekolah, hal ini diungkapkan oleh Stringer 1996

dalam Mulyasa (2012:9).

Dari pendapat ketiga ahli tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa media audio visual

sangat penting sekali keberadaannya disekolah

terutama didepan kelas. Penggunaannya dapat

dilakukan melalui tindakan berupa pelatihan

untuk meningkatkan kemampuan penggunaan

media audio visual di SDN 2 Botomulyo

Hasil penelitian tentang peningkaan

kemampuan penggunaan media audio visual di

SDN 2 Botomulyo ini juga dapat dikembangkan

oleh sekolah lain yang berkaitan cara

meningkatkan kemampuan menggunakan media

audio visual dalam pembelajaran.

13

1.4.2. Manfaat Praktis.

a. Bagi Guru SDN 2 Botomulyo.

1. Membantu guru dalam memahami dan

menggunakan media audio visual.

2. Membantu guru dalam dalam mengelola

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif

dan menyenangkan.

3. Adanya pembaharuan dan inovasi

dilingkungan sekolah maupun didalam

kelas.

b. Bagi Kepala Sekolah SDN 2 Botomulyo.

1. Membantu dan mempermudah tugas

kepala sekolah dalam membina dan

mengarahkan guru dalam KBM.

2. Adanya pembaharuan dan inovasi

dilingkungan sekolah.

3. Meningkatnya prestasi baik akademik

maupun non akademik dilingkungan

sekolah.

c. Bagi Pengawas Sekolah UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Cepiring.

1. Meningkatkan kualitas proses belajar-

mengajar dan hasil prestasi belajar

siswa dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan.

2. Bertambahnya guru yang profesianal di

daerah binaannya.

14

d. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal.

1. Meningkatnya kualitas guru

dilingkungan dinas pendidikan.

2. Meningkatnya prestasi akademik

dilingkungan dinas pendidikan.

3. Meningkatnya kualitas pendidikan dinas

pendidikan.

4. Tersalurkannya Kreativitas guru.

5. Tercapainya tujuan pendidikan.