22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan di bidang teknologi memberikan dampak yang sangat positif bagi dunia usaha. Kemajuan yang sangat pesat dapat dilihat dalam dunia otomotif, yang terdiri dari berbagai macam jenis kendaraan. Dari berbagai macam jenis kendaraan tersebut, mobil merupakan alat transportasi darat yang memiliki banyak fungsi dan manfaat lebih dari kendaraan roda dua. Perkembangan otomotif ini diikuti dengan banyaknya produsen pembuat mobil yang saling bersaing di pasaran. Hal ini menjadikan banyaknya merek-merek mobil yang beredar di pasaran. Merek-merek mobil yang menguasai pangsa pasar dunia banyak didominasi oleh mobil-mobil buatan Eropa dan Jepang. Kedua negara produsen mobil tersebut masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Mobil buatan Eropa memiliki keunggulan dari segi kualitas produknya, tetapi harganya cenderung mahal, sedangkan mobil buatan Jepang memiliki keunggulan dari segi model dan harganya relatif terjangkau. Dari keunggulan yang dimiliki kedua produsen mobil tersebut, mobil buatan Jepanglah yang mendominasi pangsa pasar di kawasan Asia khususnya Indonesia. Hal ini disebabkan pendapatan per kapita penduduk Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Kondisi ini menjadikan pangsa pasar yang sangat bagus untuk mobil buatan Jepang yang harganya dapat terjangkau oleh masyarakat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11013548/fe3ee4ce8...Ketidakpuasan konsumen pada pasca pembelian atau pasca konsumsi

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan di bidang teknologi memberikan dampak yang sangat

positif bagi dunia usaha. Kemajuan yang sangat pesat dapat dilihat dalam dunia otomotif,

yang terdiri dari berbagai macam jenis kendaraan. Dari berbagai macam jenis kendaraan

tersebut, mobil merupakan alat transportasi darat yang memiliki banyak fungsi dan

manfaat lebih dari kendaraan roda dua.

Perkembangan otomotif ini diikuti dengan banyaknya produsen pembuat mobil

yang saling bersaing di pasaran. Hal ini menjadikan banyaknya merek-merek mobil yang

beredar di pasaran. Merek-merek mobil yang menguasai pangsa pasar dunia banyak

didominasi oleh mobil-mobil buatan Eropa dan Jepang. Kedua negara produsen mobil

tersebut masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Mobil buatan Eropa memiliki

keunggulan dari segi kualitas produknya, tetapi harganya cenderung mahal, sedangkan

mobil buatan Jepang memiliki keunggulan dari segi model dan harganya relatif

terjangkau.

Dari keunggulan yang dimiliki kedua produsen mobil tersebut, mobil buatan

Jepanglah yang mendominasi pangsa pasar di kawasan Asia khususnya Indonesia. Hal ini

disebabkan pendapatan per kapita penduduk Indonesia masih rendah dibandingkan

dengan negara lainnya. Kondisi ini menjadikan pangsa pasar yang sangat bagus untuk

mobil buatan Jepang yang harganya dapat terjangkau oleh masyarakat Indonesia.

1

Perkembangan dunia otomotif di Indonesia ini, diikuti dengan pertumbuhan

ekonomi penduduk di kota-kota khususnya daerah Kabupaten Sleman yang begitu

heterogen dan taraf hidup yang semakin baik, yang ditunjukkan oleh daya beli konsumen

yang cukup tinggi. Peningkatan daya beli menyebabkan meningkatnya selera konsumen

akan barang-barang yang bagus.

Pangsa pasar mobil di Indonesia khususnya di Kabupaten Sleman dikuasai oleh

merek mobil buatan Jepang. Jenis-jenis mobil buatan Jepang itu terdiri dari berbagai

merek yang beredar di pasar dalam negeri. Akan tetapi ada beberapa merek yang paling

dominan di pasaran karena memiliki loyalitas konsumen paling tinggi, yaitu Toyota,

Suzuki, dan Honda. Dengan beragam merek mobil yang beredar di pasaran menjadikan

konsumen ingin mencoba dalam berbagai merek mobil tersebut.

Nilai dari suatu merek memang sangat penting bagi pemasar dan tingkat loyalitas

terhadap merek dari pelanggan memang menjadi ukuran keberhasilan dari merek

tersebut. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan tidak hanya terpaku pada tingkat

kepuasan pelanggan saja, melainkan lebih menitikberatkan pada tingkat loyalitas

pelanggan terhadap suatu merek.

Dalam perkembangannya loyalitas itu memiliki tahapan untuk dapat mencapai

sasarannya, yaitu tahap kognitif, afektif dan konatif (Shellyana, 2002). Ketiga unsur

psikologis ini sangat berpengaruh pada konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian. Konsumen yang hanya menerapkan pada tahap kognitifnya saja merupakan

konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek.

Perilaku perpindahan merek ini dapat terjadi karena ketidakpuasan konsumen.

Menurut Tse dan Wilton th 1988 (Tjiptono, 1997 : 24) ketidakpuasan pelanggan adalah

2

respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan

antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang

dirasakan setelah pemakaiannya. Ketidakpuasan konsumen pada pasca pembelian atau

pasca konsumsi menyebabkan konsumen mencari alternatif merek lain untuk mencapai

kepuasannya.

Untuk mencapai kepuasannya, karakteristik kategori produk juga mempengaruhi

perilaku konsumen dalam berpindah merek. Dengan banyaknya keunggulan dan

keunikan yang ditawarkan menyebabkan konsumen ingin mencoba berbagai merek yang

dapat memenuhi kepuasannya.

Proses lain yang mempengaruhi adalah dengan mencari variasi yang dilakukan

untuk memenuhi kepuasannya. Hal ini juga berpengaruh dalam hal perpindahan merek,

oleh karena itu konsumen selalu ingin mencari variasi apabila sudah jenuh dengan merek

yang mereka miliki. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh

Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari

Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Pada Produk Mobil Buatan Jepang di

Bengkel Gloria “.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah pengaruh ketidakpuasan konsumen, karakteristik kategori produk dan

kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek dalam membeli

produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria ?

3

1.3. Batasan Masalah

Agar obyek yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis memberikan batasan-

batasan dalam penelitiannya, yaitu:

1. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah konsumen yang membeli dan menggunakan produk

mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria.

2. Daerah penelitian

Daerah penelitian berada di Kabupaten Sleman.

3. Responden

Responden yang dimintai keterangan dalam penelitian adalah konsumen yang

membeli dan menggunakan produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria.

4. Jumlah Responden

Jumlah responden yang dimintai keterangan dalam penelitian ini sebanyak

100 orang responden.

5. Profil Konsumen

Profil konsumen disini dibatasi pada:

1) Umur

Batasan yang digunakan adalah konsumen yang berumur:

• 17-20 tahun

• 21-25 tahun

• 26-30 tahun

• 31-35 tahun

• Diatas 35 tahun

4

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin yang digunakan adalah:

• Pria

• Perempuan

3) Pekerjaan

• Pelajar/Mahasiswa

• Wiraswasta

• PNS/ABRI

• Pegawai Swasta

4) Penghasilan

Batasan penghasilan yang digunakan:

• Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00

• Rp 2.000.001,00 – Rp 3.000.000,00

• Rp 3.000.001,00 – Rp 4.000.000,00

• Rp 4.000.001,00 – Rp 5.000.000,00

• Diatas Rp 5.000.000,00

5) Pendidikan

• SMU

• Diploma / Akademi

• Sarjana

• Pasca sarjana

5

6) Merek Mobil

Merek mobil yang digunakan untuk penelitian skripsi ini penulis

mengambil 3 merek mobil buatan Jepang, yaitu:

• Toyota

• Suzuki

• Honda

1.4. Variabel-Variabel Dalam Penelitian

1.4.1. Variabel Dependent (X)

1. Ketidakpuasan Konsumen

Menurut Tse dan Wilton th 1988 (Tjiptono, 1997 : 24) ketidakpuasan

konsumen adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian

(disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma

kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

pemakaiannya. Ketidakpuasan konsumen pada pasca pembelian atau pasca

konsumsi menyebabkan konsumen mencari alternatif merek lain untuk

mencapai kepuasannya.

Indikator Ketidakpuasan Konsumen adalah:

1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti(core

produk) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah

penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam

mengemudi, dan sebagainya.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior

6

seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering,

dan sebagainya.

3. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal pakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu

sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar

yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

dapat terus digunakan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah

direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk

fisik mobil yang menarik, warna, dan sebagainya.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2. Karakteristik Kategori Produk

Adanya unsur-unsur : keterlibatan, perbedaan persepsi diantara merek,

fitur hedonis, kekuatan preferensi. Menurut Van Trijp, Hoyer, dan Iman,

(1996) seperti dikutip oleh Shellyana (2002).

3. Kebutuhan Mencari Variasi

Adanya situasi pembelian yang ditandai dengan keterlibatan yang rendah

tetapi perbedaan merek bersifat nyata. Di sini konsumen dilihat banyak

melakukan peralihan merek (Kotler, 1995 : 227).

7

1.4.2. Variabel Dependent (Y)

1. Keputusan Perpindahan Merek

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen karena adanya

ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah melakukan pembelian.

Sehingga hal ini mempengaruhi sikap dan niat untuk melakukan pembelian

pada masa konsumsi berikutnya (Shellyana, 2002).

Konsumen mungkin mengambil merek yang lain karena rasa bosan atau

karena ingin rasa yang berbeda. Peralihan merek terjadi karena alasan untuk

variasi dan bukan karena ketidakpuasan (Kotler, 1995 : 227).

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian yang akan

dilakukan nanti adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ketidakpuasan konsumen terhadap

keputusan perpindahan merek.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh karakteristik kategori produk

terhadap keputusan perpindahan merek.

3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kebutuhan mencari variasi terhadap

keputusan perpindahan merek.

4. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ketidakpuasan konsumen dan

karakteristik kategori produk terhadap kepuasan perpindahan merek yang

dilakukan konsumen tergantung pada kebutuhan mencari variasi.

5. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara variabel ketidakpuasan

konsumen, karakteristik kategori produk, dan kebutuhan mencari variasi

8

terhadap keputusan perpindahan merek pada produk mobil buatan Jepang di

Bengkel Gloria.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi Konsumen

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memilih sebuah

produk yang mempunyai ekuitas merek yang baik.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan tentang hal-

hal yang mempengaruhi konsumen dalam keputusannya berpindah merek.

3. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan dan masukan bagi

semua pihak yang membutuhkan.

1.7. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara sebelum penelitian. Dari pengertian diatas

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ketidakpuasan konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan perpindahan merek.

H2 : Karakteristik kategori produk berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan perpindahan merek.

H3 : Kebutuhan mencari variasi berpengaruh secara signifikan pada keputusan

perpindahan merek.

9

H4 : Pengaruh ketidakpuasan konsumen dan karakteristik kategori produk

terhadap kepuasan perpindahan merek yang dilakukan konsumen

tergantung pada kebutuhan mencari variasi.

H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ketidakpuasan

konsumen, karakteristik kategori produk, dan kebutuhan mencari variasi

terhadap keputusan perpindahan merek pada produk mobil buatan Jepang

di Bengkel Gloria.

1.8. Metode Penelitian

1.8.1. Metode Pengambilan Sampel

Jenis penelitian ini adalah survey responden dengan menggunakan kuesioner.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan

menggunakan merek mobil (Toyota, Suzuki, Honda ) buatan Jepang di

Bengkel Gloria.

2. Sampel

Untuk mewakili keseluruhan yang membeli dan menggunakan merek

mobil buatan Jepang dengan sampel sebanyak 100 responden. Dalam

penelitian ini sampelnya adalah warga yang membeli dan menggunakan

mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria.

Penarikan sampel ini menggunakan metode purposive sampling. Metode ini

digunakan jika peneliti memiliki judgment pribadi dalam memilih individu-individu yang

disampel. Ia memandang bahwa individu-individu tertentu saja yang dapat mewakili

10

(representative), karena menurut pendapat peneliti merekalah-yaitu individu-individu

yang dipilih itu-yang mengerti tentang populasinya. Purposive sampling ini juga disebut

judgment sampling, karena peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan dengan

memasukkan unsur-unsur tertentu yang dianggap (judget) bahwa dengan cara demikian

dapat memperoleh informasi yang benar atau individu-individu yang disampel itu yang

mencerminkan populasinya (Soehardi Sigit, 2003:109). Ciri tersebut antara lain jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan dari konsumen yang

membeli dan menggunakan produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria

(Singarimbun, 1985:35).

1.8.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode

(Suharsimi, 1998 : 137). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah

kuesioner (angket) yang berisi butir-butir atau pertanyaan untuk diberi tanggapan oleh

responden.

Pengembangan instrumen ini didasarkan pada jenis data yang diambil dan skala

yang dibuat (5 skala interval) di atas. Maka berdasarkan skala pengukuran tersebut, skala

instrumen yang digunakan yaitu skala Likert. Dalam skala Likert, maka variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan

atau pernyataan jawaban.

Setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari

sangat negatif sampai sangat positif yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat tidak

setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. Untuk keperluan analisis kuantitatif

11

maka jawaban itu dapat diberi skala misalnya sangat tidak setuju diberi skala 1, tidak

setuju diberi skala 2, agak setuju diberi skala 3, setuju diberi skala 4, dan sangat setuju

diberi skala 5.

1.8.3. Sumber data

1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari jawaban

responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, yaitu

suatu daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Dalam penelitian

ini data primer diperoleh langsung dari konsumen yang pernah membeli dan

menggunakan produk mobil buatan Jepang di Bengkel Gloria.

2. Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini diperoleh langsung dari internet, koran,

majalah, skripsi dan lain-lain.

1.8.4. Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan daftar

pertanyaan tertulis yang telah disusun secara sistematis kepada responden

untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan oleh peneliti.

2. Studi pustaka

Usaha mengumpulkan data dengan membaca buku, koran, artikel,

skripsi, internet dan lain-lain.

12

1.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

1.9.1. Uji Validitas

Pengertian valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2001 : 109).Tipe validitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah validitas konstruk menentukan validitas ukur dengan

mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari masing-masing item yang berupa

pernyataan atau pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang

diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor

totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Bila semua item yang

disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor totalnya, maka dapat

disimpulkan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan validitas konstruk dengan teknik

korelasi produk moment, dengan rumus sebagai berikut :

( )( )( ) ( )( )[ ]∑ ∑∑ ∑

∑∑∑−−

−=

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden

X = Nilai per butir

Y = Total nilai kuesioner masing-masing responden

Syarat minimum untuk dianggap valid apabila nilai r ≥ 0,3

( Sugiyono, 2001 :109 )

13

1.9.2 Uji Reliabilitas

Uji ini diterapkan untuk mengetahui apakah responden telah menjawab

pertanyaan-pertanyaan secara konsisten atau tidak, sehingga kesungguhan jawabannya

dapat dipercaya. Suatu instrumen dikatakan baik jika tidak bersifat tendensius yang

mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah

dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas

instrumen penelitian ini digunakan formula Cronbach Alpha. Dalam hal ini apabila nilai

koefisien α ≥ 0,5 (Sugiyono,1999 : 102) maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang

digunakan tersebut reliable. Proses pengujian dilakukan sebelum penelitian sebenarnya

dilakukan. Butir pernyataan yang tidak valid dan reliable tidak digunakan dalam

penelitian sebenarnya.

1.10. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.

Adapun uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi Uji Normalitas, Uji Autokorelasi,

Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Dalam uji Normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Analisis:

Ho : F(x) = F0(x) atau distribusi frekuensi normal

Hi : F(x) ≠ F0(x) atau distribusi frekuensi tidak normal

Uji dilakukan dua sisi, karena danya tanda “≠”

Pengambilan keputusan :

• Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima.

14

• Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak.

( Singgih Santoso, 2001 : 392 )

2. Uji Autokorelasi

Pengujian ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan

metode Durbin-Watson, yaitu dengan membandingkan nilai DW dari hasil

regresi dengan nilai dL dan dU dari tabel DW.

Dengan menggunakan α = 5% diperoleh :

1) Nilai tabel DW untuk dL (α;k;n)

2) Nilai tabel DW untuk dU (α;k;n)

Jika:

Du < Dw < 4 – DU, maka tidak terdapat autokorelasi.

DW < DL atau DW > 4-DL, maka terdapat autokorelasi.

DW pada daerah keragu-raguan maka dianggap tidak ada autokorelasi.

(Sumodiningrat, 2002 : 248 )

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya multi korelasi diantara variabel

bebas satu dengan yang lainnya atau dengan kata lain diantara variabel-

variabel bebas tersebut dapat dibentuk hubungan antara variabel yang satu

dengan variabel yang lainnya

Menurut (Singgih Santoso, 2001:357), untuk menguji ada tidaknya gejala

multikolinieritas digunakan VIF (Variance Inflacition Factor). Jika nilai VIF

dibawah 5 maka model regresi yang diajukan tidak terdapat gejala

15

multikolinieritas, begitu sebaliknya jika VIF lebih besar 5 maka terjadi gejala

multikolinieritas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah variasi residual tidak sama untuk semua

pengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi

penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi

ke observasi lain.

Pengujian terhadap heteroskedastisitas dilakukan dengan mempergunakan

metode Rank Spearman.

Asumsi :

H0 : tidak ada hubungan

Hi : ada hubungan

Uji dilakukan dua sisi.

Pengambilan keputusan :

• Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima.

• Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.

(Singgih Santoso, 2001:300).

1.11. Metode Analisis Data

1.11.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menganalisis permasalahan digunakan alat analisis Regresi linier berganda.

Analisis berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel tidak

bebas atau dependent dengan 3 variabel bebas.

16

Koefisien regresi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Permasalahan yang diteliti adalah

pengaruh ketidakpuasan konsumen (X1), karakteristik kategori produk (X2), dan

kebutuhan mencari variasi (X3) terhadap keputusan perpindahan merek (Y) pada produk

mobil buatan Jepang di Bengkel gloria. Bentuk umum persamaan linier berganda

dinyatakan dalam linier sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = keputusan perpindahan merek.

a = konstanta

X1 = variabel ketidakpuasan konsumen

X2= variabel karakteristik kategori produk

X3 = variabel kebutuhan mencari variasi

b1, b2, dan b3 = koefisien regresi

e = suku kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata 0.

(Soehardi Sigit, 2003 : 168)

1.11.2. Analisis Regresi Linier Termoderasi

Uji analisis regresi termoderasi digunakan untuk mengetahui tipe variabel-

variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel

independent dengan variabel dependen.

Koefisien regresi merupakan angka yang menunjukkan pengaruh ketidakpuasan

konsumen (X1), dan karakteristik kategori produk (X2) dengan kebutuhan mencari variasi

17

(X3) sebagai variabel moderator terhadap perpindahan merek (Y) pada produk mobil

buatan Jepang di Bengkel gloria. Bentuk umum persamaan linier berganda dinyatakan

dalam linier sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X1X3+ b5X2X3 + e

Dimana :

Y = keputusan perpindahan merek.

a = konstanta

X1 = variabel ketidakpuasan konsumen

X2= variabel karakteristik kategori produk

X3 = variabel kebutuhan mencari variasi

b1, b2, b3, b4 dan b5 = koefisien regresi

e = suku kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata 0.

( Dian Indri Purnamasari, 2004 ).

1.11.3. Hipotesis

1. Uji t

Untuk mengetahui tingkat signifikasi dari masing-masing koefisien regresi

tersebut dilakukan dengan uji t. Menurut Sritua (1993:9) t hitung dapat dicari

dengan rumus :

Sebthitung =

Dimana :

b : Koefisien regresi

18

Se : Nilai standart error

Adapun langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis

• Ho :tidak ada pengaruh parsial variable bebas terhadap variabel terikat.

• Ha:ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel

terikat.

2) Taraf signifikan menggunakan α = 0.05 dengan df = (n-k-1)

3) Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel

• Jika t hitung > t tabel maka signifikan ( Ho ditolak danHa diterima)

• Jika t hitung < t tabel maka signifikan ( Ho diterima danHa ditolak)

4) Pengambilan keputusan mengenei penerimaan/penolakan suatu hipotesis

dan daerah penerimaan/penolakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Ho diterima

Daerah Ho ditolak

Daerah Ho ditolak

Gambar 1.1 Uji t

Sumber : Sritua (1993:9)

5) Pengambilan kesimpulan berdasarkan keputusan mengenai

penerimaan/penolakan suatu hipotesis.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variable-

variabel bebas secara simultan terhadap variable terikat. Pengujian ini

19

dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F. Menurut Sugiyono

(2003:190) F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

( )( )1

1 2

2

−−−

=

knR

kR

Fhitung

Dimana :

R2 : Koefisien determinasi

n : Jumlah sampel

k : Jumlah variabel independent

Adapun langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis

• Ho: Tidak ada pengaruh secara serentak variabel bebas terhadap

variabel terikat.

• Ha: Ada pengaruh variable bebas secara serentak terhadap variable

terikat.

2) Taraf signifikan menggunakan α = 0.05 dengan df untuk baris = (n-k-1)

dan untuk kolom = (k)

3) Membandingkan nilai F hitung dengan nilai Ftabel

• Jika F hitung > Ftabel maka signifikan ( Ho ditolak danHa diterima)

• Jika F hitung < F tabel maka signifikan ( Ho diterima danHa ditolak)

4) Pengambilan keputusan mengenei penerimaan/penolakan suatu hipotesis

dan daerah penerimaan/penolakan dapat digambarkan sebagai berikut:

20

H0 ditolak

H0 diterima

Gambar 1.2 Uji F

Sumber: Sugiyono (2003:190)

5) Pengambilan kesimpulan berdasarkan keputusan mengenai

penerimaan/penolakan suatu hipotesis.

1.12. Sistematika Penulisan

Bab 1 : Pendahuluan

Latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian, analisis data,

sistematika penulisan.

Bab 2 : Landasan Teori

Pada bab ini merupakan bagian yang melandasi teori yang digunkan dan

berkaitan dengan judul skripsi yang merupakan dasar penulisan dan

pengembangan teori yang diambil dari literature, maupun dari catatan

kuliah yang ada hubungannya dengan judul skripsi.

Bab 3 : Gambaran Umum Penelitian.

Pada bab ini kan dijelaskan mengenai gambaran umum masyarakat

Kabupaten Sleman serta produk yang akan diteliti.

Bab 4 : Analisis Data

21

Pada bab ini akan diuraikan tentang metode analisi yang digunakan dalam

pemecahan masalah, dimana analisis ini diarahkan pada pembuktian

hipotesis yang digunakan.

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran.

Merupakan bab terakhir dalam rangkaian yang berisi tentang kesimpulan

dari hasil penelitian dan pengolahan data serta memberikan saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan.

22