9
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 meningkatkan pendapatan negara sebesar 7,8% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2014. Sebagian besar penerimaan negara dalam APBN yaitu berasal dari sektor pajak, sehingga pajak merupakan salah satu unsur penting didalam komponen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 menunjukkan bahwa penerimaan dari perpajakan 67,72% yaitu sebesar Rp1.193,4 triliun sedangkan sisanya berasal dari penerimaan kepabeanan dan cukai 10.07% atau sebesar Rp177,5 triliun, penerimaan negara bukan pajak 22,02% yaitu sebesar Rp388,0 triliun, dan penerimaan hibah 0,19% atau sebesar Rp3,4 triliun. Hal tersebut selama ini berulang setiap tahunnya, sehingga dapat dilihat pada realisasi penerimaan negara dari sektor pajak sangat dominan dalam APBN pemerintah. Berikut ini grafik jumlah penerimaan perpajakan dalam APBN dari tahun 2004 sampai dengan RAPBN tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

  • Upload
    lamque

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (RAPBN) tahun 2015 meningkatkan pendapatan negara sebesar 7,8%

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun

2014. Sebagian besar penerimaan negara dalam APBN yaitu berasal dari

sektor pajak, sehingga pajak merupakan salah satu unsur penting didalam

komponen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 menunjukkan bahwa

penerimaan dari perpajakan 67,72% yaitu sebesar Rp1.193,4 triliun sedangkan

sisanya berasal dari penerimaan kepabeanan dan cukai 10.07% atau sebesar

Rp177,5 triliun, penerimaan negara bukan pajak 22,02% yaitu sebesar

Rp388,0 triliun, dan penerimaan hibah 0,19% atau sebesar Rp3,4 triliun.

Hal tersebut selama ini berulang setiap tahunnya, sehingga dapat

dilihat pada realisasi penerimaan negara dari sektor pajak sangat dominan

dalam APBN pemerintah. Berikut ini grafik jumlah penerimaan perpajakan

dalam APBN dari tahun 2004 sampai dengan RAPBN tahun 2015.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

2

Gambar 1.1 Perkembangan Penerimaan Perpajakan Tahun 2004–2015

Sumber: Rancangan APBN 2015, Direktorat Jenderal Anggaran

Berdasarkan grafik tersebut rasio pajak (tax ratio) menunjukkan

penerimaan pajak terhadap GDP (Gross Domestic Product) atau porsi pajak

dalam perekonomian nasional terus meningkat setiap tahunnya. Jika

dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara persentase tersebut

masih rendah, bahkan menurut IMF tax ratio Indonesia dapat mencapai

21,5%. Menurut Brojonegoro dalam surat kabar kompas yang terbit tanggal

25 Maret 2015 menyatakan bahwa rendahnya tax ratio di Indonesia belum

tentu menunjukkan potensi perekonomiannya juga rendah, melainkan

kemampuan menggali potensi pajaknya (tax coverage) yang rendah. Selain

itu, rasio kepatuhan pajak juga relatif rendah. Tabel 1.1 berikut ini diambil

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

3

dari salah satu KPP Pratama Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II

menunjukkan relatif masih rendahnya tingkat kepatuhan pajak.

Tabel 1.1 Data Jumlah Wajib Pajak dan Tingkat Kepatuhan di KPP Pratama

Surakarta dari Tahun 2012-2015

Keterangan 2012 2013 2014 2015

WP Terdaftar 81,521 86,001 94,775 100,720

WP Terdaftar Wajib SPT 64,023 63,705 63,400 59,955

Target Rasio Kepatuhan 70.00% 70.00% 72.50% 72.50%

Realisasi SPT Tahunan PPh 36,901 41,239 42,852 39,952

Rasio Kepatuhan 57.64% 67.73% 67.59% 66.64%

Capaian Rasio Kepatuhan 82.34% 92.48% 93.23% 91.91%

Sumber: Data Internal KPP Pratama Kota Surakarta

Berdasarkan data di tabel 1.1 menunjukkan bahwa wajib pajak yang

terdaftar di KPP Pratama Surakarta dari tahun 2012 sampai dengan tahun

2015 mengalami peningkatan, akan tetapi wajib pajak yang terdaftar sebagai

wajib SPT serta realisasi SPT tahunan PPh jumlahnya semakin menurun. Hal

tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa adanya potensi pajak yang belum

digali. Terlebih dengan target yang ditetapkan untuk penerimaan pajak kota

Surakarta tahun 2015 merupakan target terbesar jika dibandingkan dengan

daerah lainnya yang termasuk dalam daerah Kanwil DJP Jawa Tengah II,

seperti yang disajikan pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2 Target Penerimaan Pajak setiap KPP Pratama di bawah Lingkup

Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II tahun 2015

No Kanwil/KPP Target Penerimaan

1 Temanggung 302.182

2 Karanganyar 866.086

3 Purworejo 158.055

4 Klaten 357.333

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

4

No Kanwil/KPP Target Penerimaan

5 Kebumen 221.514

6 Cilacap 869.374

7 Purbalingga 363.022

8 Boyolali 318.198

9 Magelang 527.204

10 Surakarta 1.122.777

11 Purwokerto 665.056

12 Sukoharjo 844.260

Total 6.615.061

Sumber: Data Internal KPP Pratama Kota Surakarta

Berdasarkan data yang ada di atas, maka penelitian ini akan dilakukan

di KPP Pratama Surakarta yang berada di bawah lingkup Kanwil DJP Jawa

Tengah II. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa perlu adanya usaha lebih

dari DJP untuk meningkatkan tax coverage yang masih rendah melalui

intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan. Selain itu pemerintah juga telah

melakukan penyempurnaan perundang-undangan perpajakan serta menggali

potensi penerimaan perpajakan secara sektoral. Usaha dari pemerintah untuk

meningkatkan penerimaan perpajakan sebagai bentuk intensifikasi dan

ekstensifikasi salah satunya yaitu dengan modernisasi administrasi

perpajakan. Pemerintah melakukan modernisasi administrasi perpajakan

dengan membuat sistem online sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada

wajib pajak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nasucha (2004)

membuktikan bahwa reformasi perpajakan memiliki pengaruh yang sangat

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu sebesar 68,51%. Penerapan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

5

pelayanan pajak secara online juga sejalan dengan tujuan e-Government yang

tercantum dalam Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan

dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia. Pelayanan yang diberikan secara

online diantaranya e-Registration, e-Billing, e-SPT, dan e-Filing yang

semuanya terangkum didalam e-Tax Services.

Menurut Wahyuati (2007) penerapan sistem e-Tax Services dapat

memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban

perpajakan sekaligus mempermudah pengawasan oleh petugas pajak. Lai,

Obid, dan Meera (2004) juga mengungkapkan bahwa sistem e-Filing

menawarkan manfaat bagi wajib pajak, akan tetapi tidak semua wajib pajak

memanfaatkannya. e-Tax Services diharapkan dapat mengubah pandangan

wajib pajak tentang fungsi pajak sehingga dapat membuat wajib pajak lebih

sadar dan patuh untuk membayar pajak (Wahyudi, 2012).

Berdasarkan Theory Acceptance Model (TAM) yang di ungkapkan

oleh Davis (1989) perilaku seseorang menggunakan Teknologi Informasi

diawali dengan adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi

mengenai kemudahan menggunakan TI (ease of use). Adanya persepsi

kemudahan menggunakan TI diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan

wajib pajak. Masalahnya adalah adanya keraguan kepatuhan perpajakan

dalam hubungannya dengan e-Tax Services. Berdasarkan uraian latar belakang

di atas maka dipandang perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

6

Persepsi Wajib Pajak atas Penerapan e-Tax Services terhadap

Kepatuhan Perpajakan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka diambil rumusan masalah yang akan menjadi fokus untuk diteliti lebih

lanjut dalam bentuk pertanyaan adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh antara variabel persepsi wajib pajak atas

penerapan e-Registration terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama

Surakarta?

2. Apakah terdapat pengaruh antara variabel persepsi wajib pajak atas

penerapan e-Billing terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama

Surakarta?

3. Apakah terdapat pengaruh antara variabel persepsi wajib pajak atas

penerapan e-SPT terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama

Surakarta?

4. Apakah terdapat pengaruh antara variabel persepsi wajib pajak atas

penerapan e-filing terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama

Surakarta?

5. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel persepsi

wajib pajak atas penerapan sistem e-Tax Services yang meliputi e-

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

7

Registration, e-Billing, e-SPT, dan e-Filing terhadap kepatuhan

perpajakan di KPP Pratama Surakarta?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus utama pada penelitian

ini maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas

penerapan sistem e-Registration berpengaruh terhadap kepatuhan

perpajakan di KPP Pratama Surakarta.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas

penerapan sistem e-Billing berpengaruh terhadap kepatuhan

perpajakan di KPP Pratama Surakarta.

3. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas

penerapan sistem e-SPT berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan

di KPP Pratama Surakarta.

4. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas

penerapan sistem e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan

di KPP Pratama Surakarta.

5. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas

penerapan sistem e-Tax Services yang terdiri dari e-Registration, e-

Billing, e-SPT, e-Filing secara bersama-sama berpengaruh terhadap

kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

8

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan hasilnya akan

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi yang berguna bagi akademisi terkait dengan

persepsi wajib pajak atas modernisasi administrasi perpajakan yang terkait

dengan penerapan e-Tax Services dan pengaruhnya terhadap kepatuhan

perpajakan.

2. Memberikan masukan yang berguna bagi Direktorat Jenderal Pajak

sebagai penyelenggara perpajakan untuk mengevaluasi sistem yang

diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan perpajakan.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan berisi penjelasan mengenai latar belakang

penelitian, rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Pada bab ini akan dibahas terkait dengan literatur penelitian terdahulu

yang menjadi acuan penelitian serta pemahaman mengenai perpajakan,

reformasi perpajakan, modernisasi administrasi perpajakan dan kepatuhan

perpajakan.

Bab III Metodologi Penelitian

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89001/potongan/S1-2015... · penerimaan dari perpajakan 67,72 ... memberikan kemudahan bagi wajib pajak

9

Pada bab ini akan memberikan penjelasan tentang metoda yang

digunakan untuk menguji variabel-variabel yang akan diteliti, penentuan

populasi dan sampel yang akan digunakan, dan metoda pengumpulan data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian ini berisi penjelasan dan pembahasan dari hasil penelitian

dan analisis hasil pengujian hipotesis yang dilakukan.

Bab V Penutup

Pada bagian ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan,

keterbatasan penelitian, dan saran bagi pihak-pihak terkait.