43
RENSTRA DINAS KETAHANAN TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, percepatan penganekaragaman pangan, dan pengawasan keamanan pangan segar sesuai dengan karakteristik daerah. Pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi sebagai bagian pembangunan secara keseluruhan. Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu : (a) sub sistem ketersediaan pangan melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, (b) sub sistem distribusi pangan melalui pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta (c) sub sistem konsumsi pangan melalui peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian, program-program ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan. Ketahanan pangan, di samping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak azasi manusia, juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa baik Pemerintah, Masyarakat dan Pihak Swasta, mulai dari Pusat, Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, sepakat untuk bersama-sama membangun ketahanan pangan Nasional maupun Daerah. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis dan desentralistis saat ini, pelaku utama pembangunan pangan mulai dari produksi, penyediaan, distribusi dan konsumsi adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih berperan sebagai inisiator, fasilitator, serta regulator, agar kegiatan masyarakat yang memanfaatkan sumber daya daerah dapat berjalan lancar, efisien, berkeadilan dan bertanggungjawab. Pemerintah Kabupaten Minahasa Tengagra sebagai bagian integral dari Pemerintah Pusat yang telah menyatakan komitmen dan berperan aktif, dalam berbagai hal untuk melaksanakan aksi kemanusiaan, terutama mengatasi masalah kekurangan pangan dan kelaparan, kekurangan gizi serta kemiskinan di dunia. Kesepakatan tersebut antara lain tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later (WFS:fyl) 2001, serta deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) 200 yang isinya antara lain menyepakati mengurangi angka kemiskinan ekstrem/penduduk lapar dan kerawanan pangan di dunia sampai setengahnya pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN TAHUN 2013-2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan prioritas nasional dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang difokuskan pada

peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, percepatan

penganekaragaman pangan, dan pengawasan keamanan pangan segar sesuai dengan

karakteristik daerah. Pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan melalui berbagai upaya

dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai

perwujudan pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi sebagai bagian pembangunan secara

keseluruhan.

Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan

memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu : (a) sub sistem ketersediaan pangan

melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, (b)

sub sistem distribusi pangan melalui pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta (c)

sub sistem konsumsi pangan melalui peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan.

Dengan demikian, program-program ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong

terciptanya kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan

yang mantap dan berkelanjutan.

Ketahanan pangan, di samping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak azasi manusia,

juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Oleh sebab itu, seluruh

komponen bangsa baik Pemerintah, Masyarakat dan Pihak Swasta, mulai dari Pusat, Daerah

Provinsi dan Kabupaten/Kota, sepakat untuk bersama-sama membangun ketahanan pangan

Nasional maupun Daerah. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis dan desentralistis

saat ini, pelaku utama pembangunan pangan mulai dari produksi, penyediaan, distribusi dan

konsumsi adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih berperan sebagai inisiator, fasilitator,

serta regulator, agar kegiatan masyarakat yang memanfaatkan sumber daya daerah dapat

berjalan lancar, efisien, berkeadilan dan bertanggungjawab.

Pemerintah Kabupaten Minahasa Tengagra sebagai bagian integral dari Pemerintah

Pusat yang telah menyatakan komitmen dan berperan aktif, dalam berbagai hal untuk

melaksanakan aksi kemanusiaan, terutama mengatasi masalah kekurangan pangan dan

kelaparan, kekurangan gizi serta kemiskinan di dunia. Kesepakatan tersebut antara lain

tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit

1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later (WFS:fyl) 2001,

serta deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) 200 yang isinya antara lain

menyepakati mengurangi angka kemiskinan ekstrem/penduduk lapar dan kerawanan pangan di

dunia sampai setengahnya pada tahun 2015.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

Berdasar kerangka berfikir dan komitmen tersebut, Badan Ketahanan Pangan sebagai

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara, dengan tugas pokoknya yaitu

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang ketahanan pangan

mempunyai peran strategis dalam mendorong perwujudan ketahanan pangan daerah termasuk

dalam mengurangi angka kemiskinan dan membebas masyarakat dari kelaparan dan kerawanan

pangan.

Sebagai wilayah agraris sekaligus bahari, peluang pengembangan ketahanan pangan di

daerah Kabupaten Minahasa Tenggara cukup terbuka dan menjanjikan dimana peluang-peluang

tersebut antara lain:

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini maka data/ informasi dapat diakses secara

cepat, tepat dan mudah oleh penggunanya. Ketersediaan data dan informasi pangan sangat

diperlukan dalam merumuskan perencanaan ketahanan pangan, sehingga perencanaan

dibidang pangan lebih terarah.

Sebagai daerah agraris dan bahari Minahasa Tenggara mempunyai sumberdaya alam relatif

kaya dan beragam yang dapat dikelolah untuk membangun ketahanan pangan.

Berbagai sumber pangan dan makanan lokal dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan

pangan masyarakat.

Partisipasi industri rumah tangga pengolahan pangan makin berkembang, sehingga dapat

mewujudkan kondisi masyarakat yang kondusif dalam penganekaragaman konsumsi pangan.

Sebagai dampak positif dari proses pendidikan masyarakat, tingkat kesadaran masyarakat

terhadap keamanan, mutu, pangan dan gizi bertambah tinggi sehingga tumbuh kesadaran

masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dalam jumlah, tepat dan gizi seimbang.

Otonomi daerah memberi peluang bagi kebijakan dan pelaksanaan pembangunan ketahanan

pangan yang berbasis sumberdaya alam dan budaya lokal.

Dalam rangka memelihara kesinambungan proses pembangunan dan melanjutkan

berbagai pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan serta sebagai upaya untuk

mewujudkan kondisi yang diharapkan, maka diperlukan Rencana Strategis (Renstra) Badan

Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018. Renstra tersebut

merupakan dokumen perencanaan Badan Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Minahasa

Tenggara untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan,

Program dan Kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Penyusunan Renstra Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara mengacu

pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta

mempedomani Peraturan Bupati Minahasa Tenggara Nomor Tahun tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013

- 2018.

Untuk itu sejalan amanat dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi

Daerah, Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN), serta dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

tentang Pangan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan,

maka sudah menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Sulawesi

Utara untuk mewujudkan ketahanan pangan di wilayah masing-masing. Memperhatikan akan

kompleksitas dan pentingnya ketahanan pangan, maka pemerintah Kabupetan Minahasa Tenggara

pada tahun 2010 membentuk Dinas Ketahanan Pangan, namun pada tahun 2011 diubah menjadi

Dinas Ketahanan Pangan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Nomor 4

Tahun 2011 tanggal 26 Januri 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun

2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Minahasa

Tenggara. Dan ini sebagai suatu institusi yang membantu Bupati dalam bidang ketahanan pangan

di Kabupaten Minahasa Tenggara.

Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara dapat juga digunakan

sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian agar pembangunan dapat berjalan

secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar

yang dihadapi Kabupaten Minahasa Tenggara khususnya di bidang ketahanan pangan. Renstra

Dinas Ketahanan Pangan Kabupetan Minahasa Tenggara merupakan dokumen perencanaan yang

bersifat indikatif, memuat program-program pembangunan ketahanan pangan yang akan

dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara maupun dengan

mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2014 - 2018, dengan penekanan pada

pencapaian sasaran Prioritas Daerah dan Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

ketahanan pangan di Kabupaten/Kota dan Millenium Development Goals (MDG’s).

1.2. Landasan Hukum

Dasar hukum penyusunan Renstra Badan Ketahanan Pangan secara umum :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional ;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587 diubah dengan PERPU No.2 Tahun

2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23Tahun 2014 )

5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

10. Peraturan Bupati Minahasa Tenggara tentang Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah

tahun 2013 – 2018 Nomor Tahun

11. Peraturan Bupati Minahasa Tenggara tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Tipe B Kabupaten Minahsa Tenggara

Tahun 2016 Nomor 48 Tahun 2016

Landasan Hukum secara khusus mengacu pada :

1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label & Iklan Pangan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan;

5. Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa

Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membuat laporan

pertanggungjawaban urusan ketahanan pangan;

7. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.

8. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 18 tahun 2009 tentang Percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal serta Instruksi Gubernur

Sulawesi Utara nomor 3 tahun 2009 tentang Penggunaan pangan lokal dalam

pertemuan/rapat/pelatihan serta peningkatan keamanan pangan.

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Menyediakan tolak ukur dan alat bantu bagi unit-unit kerja yang ada pada lingkungan

Dinas Ketahanan Pangan secara konsekuen dan konsisten menyelenggarakan kegiatan

sesuai dengan tugas dan fungsi, menginternalisasikan sistem perencanaan strategis

kepada seluruh pegawai sehingga tugas pokok dan fungsi Badan Ketahananan Pangan

Kabupeten Minahasa Tenggara dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Tujuan

Memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanakan

tugasnya dan menentukan prioritas-prioritas di bidang Ketahanan Pangan,

sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam

kurun waktu 2013-2018 dapat tercapai.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan

instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal

maupun eksternal.

Untuk lebih memantapkan terselengaranya kegiatan dalam mendukung suksesnya

pencapaian sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam RPJMD;

Memudahkan pemangku kebijakan dan instansi terkait dalam pencapaian sasaran

pembangunan khususnya di bidang ketahanan pangan

Merumuskan kebijakan dan program strategis guna meningkatkan ketahanan

pangan sampai di tingkat rumah tangga

Mengkomunikasikan rencana strategis ini kepada semua dinas/kantor/institusi yang

secara langsung maupun tidak langsung turut terlibat dalam upaya mewujudkan

ketahanan pangan.

1.4. Sistimatika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Landasan Hukum

1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Sistimatika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.2 Sumber Daya SKPD

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

2.4. Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

3.2. Kondisi Yang Diharapkan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

4.1. Visi dan Misi SKPD

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.3. Strategik Kebijakan

BAB V RENCANA, PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan

I. PENGELOMPOKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN

A. Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Kepala Dinas mempunyai tugas :

a. Perumusan kebijakan teknis;

b. Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan pelaksanaan tugas;

c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang ketahanan

pangan;

d. Penyelenggaraan urusan administrasi kesekretariatan;

e. Penyelenggaraan urusan di bidang ketersediaan dan kerawanan pangan;

f. Penyelenggaraan urusan di bidang distribusi dan cadangan pangan;

g. Penyelenggaraan urusan di bidang konsumsi dan keamanan pangan;

h. Penyelenggaraan urusan kelompok jabatan fungsional;

i. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; dan

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

B. Tugas dan Fungsi Sekretariat Dinas

1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas penyelengaraan pelayanan

administrasi umum, perencanaan dan evaluasi serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas;

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai

fungsi:

a. koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran di bidang di bidang ketahanan pangan;

b. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan

dokumentasi;

c. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

d. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

e. pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dalam tugasnya Sekretariat dinas membawahi

1. Kepala Subbagian Perencanaan dan Evaluasi

2. Kepala Subbagian Umum

1. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Subbagian Perencanaan dan Evaluasi

a. Tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program, dan anggaran

serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan/keuangan di

lingkungan Dinas Ketahanan Pangan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Sub bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai pekerjaan :

a) melakukan penyusunan rencana, program dan kegiatan, dan pelaporan

keuangan;

b) melakukan penyiapan bahan dalam rangka perumusan kebijakan program dan

pelaporan;

c) melakukan penyusunan anggaran;

d) menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi realisasi anggaran;

e) melakukan monitoring dan evaluasi serta laporan kegiatan;

f) melakukan pelaksanaan urusan keuangan, verifikasi keuangan;

g) melakukan urusan perbendaharaan, pengelolaan penerimaan negara bukan

pajak;

h) melakukan penyusunan laporan keuangan;

i) melakukan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan;

j) melakukan pengelolaan data dan kerja sama;

k) melakukan tugas lain sesuai dengan kewenangan berdasarkan peraturan

perundang undangan; dan

l) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas sesuai dengan

tugasnya.

2. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Subbagian Umum

a. Tugas

Melaksanakan evaluasi dan penyusunan organisasi, tata laksana, dan reformasi

birokrasi, urusan kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik, serta urusan

tata usaha.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Subbagian Umum melakukan uraian tugas

Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas :

a) melakukan pengelolaan dan penatausahaan barang milik Negara;

b) melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan;

c) melakukan evaluasi dan penyusunan organisasi serta

ketatalaksanaan;

d) melakukan urusan kepegawaian;

e) melakukan urusan hukum dan perundang-undangan;

f) melakukan urusan ketatausahaan, kearsipan, kehumasan dan

pengelolaan informasi publik;

g) melakukan penyimpanan, pemilahan, pemindahan dan penjadwalan

retensi serta pemusnahan arsip;

h) melakukan tugas lain sesuai dengan kewenangan berdasarkan

peraturan perundang undangan; dan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

i) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas sesuai

dengan tugasnya.

C. Tugas dan Fungsi Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

1. Tugas

Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan

dan evaluasi di bidang ketersediaan pangan.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas kelompok Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

menyelenggarakan fungsi:

Dalam tugasnya Bidang Ketersediaan Pangan membawahi :

1. Seksi Ketersediaan Pangan

2. Seksi Sumber Daya Pangan

3. Seksi Kerawanan Pangan

1. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Ketersediaan Pangan

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang peningkatan ketersediaan pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Ketersediaan Pangan melakukan uraian tugas

pekerjaan terdiri atas:

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi di bidang ketersediaan pangan;

b) melakukan penyiapan bahan analisis di bidang ketersediaan pangan;

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang ketersediaan pangan;

d) melakukan penyiapan bahan pendampingan kegiatan di bidang ketersediaan

pangan;

e) melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, supervisi dan pelaporan

kegiatan di bidang ketersediaan pangan;

f) melakukan penyiapan bahan pengembangan jaringan informasi ketersediaan

pangan;

g) menyiapkan data dan informasi untuk penyusunan Neraca Bahan Makanan

(NBM);

h) menyiapkan data dan informasi untuk penghitungan Pola Pangan Harapan (PPH)

ketersediaan pangan;

i) menyiapkan bahan koordinasi ketersediaan pangan dalam rangka menghadapi

Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN);

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

j) melakukan tugas lain sesuai dengan kewenangan berdasarkan peraturan

perundang undangan; dan

k) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya.

2. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Sumberdaya Pangan

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang penyediaan infrastruktur dan sumber daya pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Sumberdaya Pangan melakukan uraian tugas

pekerjaan terdiri atas:

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan dan

sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya;

b) melakukan penyiapan bahan analisis penyediaan infrastruktur pangan dan

sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya;

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan

penyediaan infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan

lainnya;

d) melakukan penyiapan bahan pendampingan kegiatan penyediaan infrastruktur

pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya;

e) melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

penyediaan infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan

lainnya; dan

f) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

3. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Kerawanan Pangan.

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang penanganan kerawanan pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Kerawanan Pangan melakukan uraian tugas

pekerjaan terdiri atas:

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi penanganan kerawanan pangan;

b) melakukan penyiapan bahan analisis penanganan kerawanan pangan;

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan

penanganan kerawanan pangan;

d) melakukan penyiapan bahan intervensi daerah rawan pangan;

e) melakukan penyiapan bahan penyusunan dan analisis system kewaspadaan

pangan dan gizi

f) melakukan penyiapan data dan informasi kerentanan dan ketahanan pangan

kabupaten;

g) melakukan penyiapan bahan pendampigan di bidang kerawanan pangan

h) melakukan penyiapan bahan pemantauan, eavluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang kerawanan pangan; dan

i) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

D. Tugas dan Fungsi Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan

1. Tugas

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta

pemantauan dan evaluasi di bidang distribusi dan cadangan pangan.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas kelompok Bidang Distribusi Pangan menyelenggarakan

fungsi:

a. penyiapan pelaksanaan koordinasi kegiatan distribusi, harga dan cadangan pangan;

b. penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang distribusi, harga

dan cadangan pangan;

c. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi, harga dan cadangan pangan;

d. pemberian pendampingan pelaksanaan kegiatan distribusi, harga dan cadangan

pangan;

e. penyiapan pemantapan program dan kegiatan distribusi, harga dan cadangan

pangan;

f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan distribusi, harga dan

cadangan pangan; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dalam tugasnya Bidang Disribusi dan Cadangan Pangan memebawahi :

1. Seksi Distribusi Pangan

2. Seksi Harga Pangan

3. Seksi Cadangan Pangan

1. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Distribusi Pangan.

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang distribusi pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Distribusi Pangan melakukan uraian tugas pekerjaan

terdiri atas:

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi di bidang distribusi pangan;

b) melakukan penyiapan bahan analisis di bidang distribusi pangan;

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang distribusi pangan;

d) melakukan penyiapan data dan informasi rantai pasok dan jaringan distribusi

pangan ;

e) melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang distribusi pangan;

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

f) melakukan penyiapan pengembangan kelembagaan distribusi pangan untuk

meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan;

g) melakukan penyiapan bahan pendampingan di bidang distribusi pangan; dan

h) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya

2. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Harga Pangan

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang harga pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Harga Pangan melakukan uraian tugas pekerjaan

terdiri atas:

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi di bidang pasokan dan harga pangan;

b) melakukan penyiapan bahan analisis di bidang pasokan dan harga pangan;

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang pasokan dan harga pangan;

d) melakukan penyiapan bahan pendampingan kegiatan di bidang pasokan dan

harga pangan;

e) melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang pasokan dan harga pangan;

f) melakukan penyiapan bahan pengkajian di bidang pasokan dan harga pangan;

g) melakukan penyiapan pengumpulan data harga pangan di tingkat produsen dan

konsumen untuk panel harga;

h) melakukan tugas lain sesuai dengan kewenangan berdasarkan peraturan

perundang undangan; dan

i) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya.

3. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Cadangan Pangan.

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang cadangan pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Cadangan Pangan melakukan uraian tugas pekerjaan

terdiri atas:

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi di bidang cadangan pangan;

b) melakukan penyiapan bahan analisis di bidang cadangan pangan;

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kebijakan di

bidang cadangan pangan;

d) melakukan penyiapan bahan pendampingan kegiatan di bidang cadangan

pangan;

e) melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang cadangan pangan;

f) melakukan penyiapan penyediaan dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah

kabupaten/kota (pangan pokok dan pangan pokok lokal);

g) melakukan penyiapan pemanfaatan cadangan pangan pemerintah

kabupaten/kota;

h) melakukan tugas lain sesuai dengan kewenangan berdasarkan peraturan

perundang undangan; dan

i) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya

E. Tugas dan Fungsi Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan

1. Tugas

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan

konsumsi dan keamanan pangan.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas kelompok Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan pelaksanaan koordinasi di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman

konsumsi pangan, dan keamanan pangan;

b. penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang konsumsi

pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan keamanan pangan;

c. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman

konsumsi pangan, dan keamanan pangan;

d. pendampingan kegiatan di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman konsumsi

pangan, dan keamanan pangan;

e. penyiapan pemantapan program dan kegiatan di bidang konsumsi pangan,

penganekaragaman konsumsi pangan, dan keamanan pangan;

f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang konsumsi

pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan keamanan pangan;

g. penyiapan pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi penganekaragaman

konsumsi pangan;

h. penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi, pengaturan, pengendalian dan

evaluasi di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan

keamanan pangan;

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

Dalam tugasnya Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan

1. Seksi Konsumsi Pangan

2. Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan

3. Seksi Keamanan Pangan

1. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Konsumsi Pangan.

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang konsumsi pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Konsumsi Pangan melakukan uraian tugas pekerjaan

terdiri atas:

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi di bidang konsumsi pangan dan

pengembangan pangan lokal;

b) melakukan penyiapan bahan analisis di bidang konsumsi pangan dan

pengembangan pangan lokal;

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang konsumsi pangan dan pengembangan pangan lokal;

d) melakukan penyiapan bahan pendampingan kegiatan di bidang konsumsi

pangan dan pengembangan pangan lokal;

e) melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang konsumsi pangan dan pengembangan pangan lokal;

f) melakukan penyiapan penghitungan konsumsi pangan;

g) melakukan penyiapan pemanfaatan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan

keluarga;

h) melakukan penyiapan bahan pengembangan Pangan Pokok Lokal;

i) melakukan tugas lain sesuai dengan kewenangan berdasarkan peraturan

perundang undangan; dan

j) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya..

4. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Penganekaragaman Pangan Konsumsi Pangan

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang penganekaragaman konsumsi pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Penganekaragaman Pangan Konsumsi Pangan

melakukan uraian tugas pekerjaan terdiri atas:

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi dalam rangka promosi

penganekaragaman konsumsi pangan;

b) melakukan penyiapan bahan analisis dalam rangka promosi penganekaragaman

konsumsi pangan;

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan

promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

d) melakukan penyiapan bahan pendampingan kegiatan promosi

penganekaragaman konsumsi pangan;

e) melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

f) melakukan penyiapan bahan promosi konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi

Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal;

g) melakukan penyiapan bahan pelaksanaan gerakan konsumsi pangan non beras

dan non terigu;

h) melakukan penyiapan bahan kerja sama antarlembaga pemerintah, swasta, dan

masyarakat dalam percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis

sumber daya lokal;

i) melakukan tugas lain sesuai dengan kewenangan berdasarkan peraturan

perundang undangan; dan

j) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya..

5. Tugas dan Uraian Tugas Pekerjaan Seksi Keamanan Pangan

a. Tugas

Melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi

di bidang keamanan pangan.

b. Uraian Tugas Pekerjaan

Dalam melakukan tugas, Seksi Keamanan Pangan melakukan uraian tugas pekerjaan

terdiri atas:

a) melakukan penyiapan bahan koordinasi di bidang kelembagaan keamanan

pangan, pengawasan keamanan pangan, dan kerja sama dan informasi keamanan

pangan;

b) melakukan penyiapan bahan analisis di bidang kelembagaan keamanan pangan,

pengawasan keamanan pangan, dan kerja sama dan informasi keamanan pangan;

c) melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, dan

kerja sama dan informasi keamanan pangan;

d) melakukan penyiapan bahan pendampingan kegiatan di bidang kelembagaan

keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, dan kerja sama dan informasi

keamanan pangan;

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

e) melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, dan

kerja sama dan informasi keamanan pangan;

f) melakukan penyiapan bahan untuk sertifikasi jaminan keamanan pangan segar;

g) melakukan penyiapan bahan jejaring keamanan pangan daerah (JKPD);

h) melakukan penyiapan bahan komunikasi, informasi dan edukasi keamanan

pangan;

i) melakukan tugas lain sesuai dengan kewenangan berdasarkan peraturan

perundang undangan; dan

j) melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugasnya.

A. Kelompok Jabatan Fungsional

1. Kelompok jabatan fungsional terdiri atas jabatan fungsional:

a. Analis Ketahanan Pangan;

b. Pengawas Mutu Hasil Pertanian;

c. Analis Pasar Hasil Pertanian; dan

d. Jabatan fungsional lainnya.

2. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas:

a. Jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan mempunyai tugas antara lain:

a) melakukan analisis di bidang ketersediaan pangan, akses pangan, dan

kerawanan pangan;

b) melakukan analisis di bidang distribusi pangan, harga pangan, dan cadangan

pangan;

c) melakukan analisis di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman pangan dan

keamanan pangan; dan

d) melakukan kegiatan lain sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-

masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

e) melakukan kegiatan lain sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-

masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Jabatan fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian mempunyai tugas antara lain:

a) melakukan pengawasan mutu hasil pertanian;

b) melakukan pengujian mutu hasil pertanian; dan

c) melakukan kegiatan lain sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-

masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

c. Jabatan fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian mempunyai tugas antara lain:

a) melakukan pengumpulan data harga komoditi, saprodi, dan biaya usaha tani;

b) melakukan analisis data harga komoditi, saprodi, dan biaya usaha tani;

c) melakukan penyebarluasan data harga komoditi, saprodi, dan biaya usaha tani;

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

d) melakukan kegiatan lain sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-

masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2.2. Sumber Daya Dinas Ketahanan Pangan

a. Sumber Daya Manusia /Ketenagaan

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara

sampai pada 31 Desember Tahun 2018 berjumlah 22 (dua puluh dua) orang yang terdiri

atas laki-laki 8 orang dan perempuan 14 orang dengan perincian sebagai berikut

GOLONGAN A

(orang)

B

(orang)

C

(orang)

D

(orang) JUMLAH

IV 3 2 - - 5

III - 5 5 2 12

II 2 3 - - 5

I - - - - -

b. Sarana dan Prasarana Aset

No Jenis Barang/

Nama Barang Jumlah/Volume Keterangan

1 Kendaraan Roda 4 1 unit Mobil dinas

2 Komputer PC 3 unit 1 unit rusak

3 Laptop 5 unit 1 hilang

4 Printer 5 buah 4 rusak

5 Meja Kepala/Sekretaris 2 buah Baik

6 Kursi Kepala/Sekretaris 2 buah 1 rusak

7 Meja ½ Biro / Meja Kerja 13 buah 2 rusak

8 Meja rapat 1 buah Baik

9 Kursi lipat 8 buah Baik

10 Lemari 1 buah Baik

11 Kursi sofa 2 buah Baik

12 Flash disk 6 buah 3 rusak

13 UPS/Stabilizator 2 buah 1 hilang

14 Kursi rapat 12 buah Baik

15 Kursi kerja 5 buah Baik

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

2.2. Kinerja Pelayanan SKPD

Pada Tahun 2011 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara diganti

menjadi Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara. Kinerja Kantor

Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara diarahkan dan difokuskan pada

pemantapan ketahanan pangan dengan melaksanakan fungsi koordinasi dalam upaya

meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk

pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)

berdasarkan PERMENTAN No. 65/Permentan/ OT.140/12/10 tentang SPM Bidang

Ketahanan Pangan Propinsi dan Kabupaten/Kota. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang Ketahanan Pangan ditentukan 4 (empat) jenis pelayanan dasar yaitu :

1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan.

2. Distribusi dan Akses Pangan.

3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

4. Penanganan Kerawanan Pangan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

Dari hasil pelayanan terhadap pelaksanaan kegiatan di Kantor Ketahanan Pangan

Kabupaten Minahasa Tenggara selang tahun 2008-2012, menunjukkan bahwa pelaksanaan

program dan kegiatan realisasinya mencapai 100%, dan tingkat efisiensi pelaksanaan setiap

kegiatan cukup efisien dimana realisasi output lebih besar dari input, serta tingkat efektifitas

yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan, sasaran dan hasil cukup efektif.

Peran serta Kantor Ketahanan Pangan dalam mendorong pemantapan ketahanan

pangan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan koordinasi perumusan kebijakan dan

langkah-langkah implementasi pemantapan ketahanan pangan masyarakat dengan kegiatan

Program aksi GENTANASI (Gerakan Sehari Tanpa Nasi), Penanganan daerah rawan

pangan, Pemberdayaan lumbung pangan masyarakat, Percepatan diversifikasi konsumsi

pangan, Penanganan mutu dan keamanan pangan dan Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan

Pencapaian kinerja Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara

selama Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada table 2.5 dibawah ini :

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

2.3. Tantangan dan Peluang Pelayanan SKPD

a. Dinamika ekonomi pangan global

Dalam upaya melanjutkan pembangunan ketahanan pangan yang mengarah pada

kemandirian pangan , masalah pangan global merupakan krisis akses pangan yang

terkait dengan masih tingginya angka kemiskinan di dunia khususnya bagi negara-

negara miskin dan berkembang, sehingga apabila tidak segera diatasi bersama akan

mengancam keamanan dunia bahkan dapat menimbulkan krisis sosial. Menurut catatan

PBB, pada saat ini tidak kurang dari 5 Juta jiwa lahir ke dunia setiap 10 hari, dan

diperkirakan jumlah penghuni bumi mencapai 9,2 milyar jiwa pada tahun 2050. Dari

segi kebutuhan pangan diperkirakan besar kebutuhan pangan untuk menyediakan bahan

pangan tidak saja jumlah yang mencukupi, tetapi juga harus memenuhi standar dan

kualitas nutrisi . Untuk itu, produksi pertanian harus meningkat sebesar 70 persen agar

dapat memenuhi kebutuhan . Dampak dari perubahan atau anomali iklim dapat juga

menambah besarnya kesulitan dan risiko bagi pembangunan ketahanan pangan secara

berkelanjutan. Krisis pangan global yang melanda dunia saat ini memang belum

memberikan imbas yang relatif besar terhadap Indonesia umumnya atau Kabupaten

Minahasa Tenggara khususnya hal ini disebabkan iklim di Indonesia masih mendukung

produksi pangan sehingga masih dapat memenuhi kebutuhan domestik. Namun

demikian, untuk 5 tahun kedepan kemandirian pangan di Indonesia akan menghadapi

tantangan yang cukup serius masih banyak tantangan yang dihadapi baik dalam aspek;

ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, penyediaan cadangan

pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, penanganan keamanan pangan,

kelembagaan ketahanan pangan, maupun manajemen ketahanan pangan

Keberhasilan pembangunan dibidang ketahanan pangan dengan prinsip kemandirian dan

berkelanjutan senantiasa harus diwujudkan dari waktu ke waktu sebagai persyaratan bagi

keberlanjutan eksistensi bangsa indonesia dipengaruhi berbagai faktor. Untuk itu perlu adanya

identifikasi faktor-faktor yang termasuk kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam

penerapan strategi dan kebijakan yang akan ditetapkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya mewujudkan ketahanan pangan tidak terlepas

dari pengaruh keberhasilan pencapaian sasaran penyelenggaraan dengan menggunakan teknik peta

kekuatan ( analisa SWOT), identifikasi faktor internal dan ekternal sebagai berikut :

Faktor Internal meliputi :

1. Kekuatan (Strenght)

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin

dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun bermutu, bergizi dan beragam

aman, merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

2. Kelemahan (Weaknees)

Dinamika dan kompleksitas ketahanan pangan menimbulkan berbagai permasalahan dan

tantangan serta potensi dan peluang yang terus berkembang yang perlu diantisipasi dan diatasi

melalui kerjasama yang harmonis antar seluruh pihak terkait dalam mewujudkan ketahanan

pangan.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

Faktor eksternal, meliputi :

1. Peluang (opportunities)

a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pangan dijelaskan bahwa pangan adalah

segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,

perikanan, perairan dan air baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan

sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,

bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,

pengolahan dan atau pembuatan makanan.

b. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal

c. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar

Pelayanan minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

d. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Nomor 10 Tahun 2009 sebagaimana

telah dirubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Nomor 8 Tahun

2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara .

e. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara

2. Tantangan (Threats)

a. Perlu tersedianya pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh

penduduk/masyarakat, baik jumlah maupun mutunya serta aman.

b. Perlu adanya pasokan pangan yang dapat menjangkau keseluruh wilayah sehingga harga

stabil dan terjangkau oleh rumah tangga.

c. Perlu adanya pengembangan ketahanan pangan dalam bentuk Desa Mandiri Pangan,

Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM), percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan.

d. Perlu diadakan Advokasi dan sosialisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi kepada

Pemerintah daerah dan Stakeholder setiap tahun.

b. Perubahan Iklim Global , Anomali Iklim

Perubahan pola hujan sudah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia sejak beberapa

dekade terakhir, seperti awal musim hujan yang mundur pada beberapa lokasi dan maju

di lokasi lain. Perubahan iklim merupakan ancaman yang sangat potensial terhadap

stabilitas ketahanan pangan karena sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan

iklim. Ketahanan pangan Nasional kerapkali menghadapi tantangan tidak ringan baik

dari dalam maupun dari luar. Salahsatu dimensi terbaru adalah perubahan iklim dan

cuaca esktrim akibat pemanasan global yang tidak terduga langsung berdampak pada

ketahanan pangan nasional dan wilayah. Dampak anomali iklim yang didominasi oleh

kekeringan dan kebanjiran terhadap ketahanan pangan terkait dengan dampaknya

terhadap produksi dan distribusi pangan, kemampuan akses pangan masyarakat terhadap

pangan dan kerusakan sumberdaya alam di sentra produksi pangan.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

c. Dampak Pertambahan Penduduk Terhadap Pengentasan Kemiskinan, Akses

Pangan dan Perubahan Gaya Hidup.

Laju pertumbuhan penduduk yang cepat dan terus meningkat, namun tidak diikuti oleh

meningkatnya kualitas sumberdaya manusia merupakan tantangan yang harus dihadapi

dan diantisipasi. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi maka dapat

menjadi ancaman yang besar dalam upaya penyediaan pangan. Hal ini karena dengan

semakin bertambahnya jumlah penduduk maka permintaan pangan akan semakin

meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat dan perubahan

selera . Dinamika dari sisi permintaan ini menyebabkan kebutuhan pangan meningkat

dalam jumlah, mutu dan keragaman jenis dan keamanannya. Selain dihadapkan pada

tantangan penyediaan pangan yang terus meningkat disisi lain dihadapkan pada masalah

penanganan kemiskinan . Menurut data BPS dari total jumlah penduduk miskin terdapat

sekitar 68 persen berada di pedesaan yang menggantungkan nasibnya pada sektor

pertanian, sedangkan sisanya di perkotaan, maka hal ini berarti bahwa permasalahan

kemiskinan sangat terkait dengan sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor

yang sangat strategis untuk dijadikan sebagai instrumen dalam pengentasan kemiskinan.

Pengentasan kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang sangat kompleks dan

mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global, maka dalam

pengembangan sektor pertanian/ ketahanan pangan akan menjadi suatu tantangan yang

cukup besar untuk dapat memberikan kontribusi dalam penurunan jumlah penduduk

miskin. Dalam mengembangkan produksi bahan pangan dan mengembangkan

diversifikasi pangan harus mengacu pada sumberdaya lokal dan budaya lokal yang ada,

serta pola makan yang dianut oleh masyarakat. Oleh karena itu sejalan dengan

berkembangnya industri pangan dan industri makanan olahan, maka Renstra Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013 -2018 kedepan

masyarakat akan dihadapkan pada banyak pilihan sesuai selera tanpa kendala keuangan.

Preferensi dan selera seseorang akan mengalami perubahan dari pilihan makanan yang

sederhana dan murah untuk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya yang semula terfokus

pada pangan sumber karbohidrat beralih kemakanan sumber protein,vitamin dan

mineral untuk memenuhi kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang, sehat dan

produktif. Selain itu terjadi perubahan dalam psikologis seseorang dalam bentuk ingin

mencoba makanan lain yang lebih mempunyai unsur ”kegengsian”yang merupakan

salah satu cara untuk perubahan gaya hidup yang lebih mapan dan moderen, sehingga

muncul istilah perubahan gaya hidup (lifestyle) akan mengubah gaya makan (eat style).

Perubahan gaya hidup dan gaya makan akan merupakan tantangan yang dihadapi dalam

mengembangkan teknologi pangan , industri pangan olahan berbasis pada bahan pangan

lokal dan budaya lokal. Oleh karena itu Pemerintah harus dapat melakukan

rekontruksi/perubahan pola hidup dan pola makan yang hanya mengkonsumsi beras

sebagai makanan pokok dapat mengubah pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi

dan seimbang untuk dapat hidup sehat dan produktif antara lain dengan menggunakan

berbagai macam cara yaitu baik melalui media massa/elektronik, seminar, pameran,

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

jargonjargon, ataupun event-event lain di masyarakat untuk dapat merobah pola pangan,

dengan demikian bentuk dan jenis pangan olahan yang berbasis bahan pangan lokal bisa

terus dikembangkan sesuai selera (preferensi) dan budaya msyarakat.

d. Kelembagaan dan Manajemen Ketahanan Pangan

Kelembagaan dan manjemen ketahanan pangan sebagai aspek non teknis merupakan

salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan.

Kemampuan manajemen ketahanan pangan merupakan pendorong dan penggerak

dalam pelaksanaan pemantapan ketahanan pangan tingkat nasional, daerah hingga

rumah tangga. Berbagai permasalahan yang dihadapi yang perlu ditanggulangi secara

terkoordinasi antara lain;

- Pemahaman dan komitmen pemerintah daerah kabupaten/kota masih rendah tentang

kelembagaan yang menangani ketahanan pangan sebagai unit kerja daerah, dan

belum optimalnya peran dan fungsi Dewan Ketahanan Pangan (DKP) sebagai

lembaga fungsional koordinator dalam penanganan ketahanan pangan.

- Belum adanya keseragaman nomenklatur lembaga/unit kerja ketahanan pangan yang

dibentuk di Kabupaten/kota, sehingga penyelenggaraan pembangunan ketahanan

pangan belum optimal.

- Kelembagaan ketahanan pangan di masyarakat seperti lumbung pangan, PKK,

Posyandu, Kelompok tani, Gabungan kelompok tani (Gapoktan), Koperasi tani,

KTNA belum berfungsi secara efektif. - Belum terlaksananya kegiatan ketahanan

pangan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan

Pangan serta kurangnya dukungan APBD provinsi dan Kabupaten/kota dalam

mendukung program ketahanan pangan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan

Dinamika perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap program dan kegiatan

yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara. Berikut ini

beberapa permasalahan yang berpengaruh terhadap kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Minahasa Tengara, meliputi:

1) Pangan terutama beras yang berasal dari produksi lokal masih terbatas.

2) Pengelolaan kelembagaan cadangan pangan masyarakat belum berkembang secara

optimal.

3) Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada desa rawan pangan dan

kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastuktur

serta kemampuan tenaga pendamping dan penyuluh lapangan.

4) Ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasil-hasil pangan,

merupakan kondisi yang kurang kondusif bagi produsen dan konsumen pangan,

disebabkan: (a) terbatasnya fasilitas untuk mendukung transparansi informasi pasar; dan

(b) terbatasnya kemampuan lembaga pemasaran dalam pengelolaan usahanya.

5) Distribusi bahan pangan masih sering mengalami kendala disebabkan karena infrastruktur

yang kurang memadai terutama dalam menjangkau wilayah/desa di pedalaman.

6) Masih adanya berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan

penganekaragaman konsumsi pangan menuju pola konsumsi pangan yang beragam,

bergizi seimbang, dan aman, antara lain: (a) keterbatasan kemampuan ekonomi dari

keluarga; (b) keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi; (c) adanya

kecenderungan penurunan proporsi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal; (d)

lambatnya perkembangan, penyebaran, dan penyerapan teknologi pengolahan pangan

lokal untuk meningkatkan kepraktisan dalam pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, nilai

sosial, citra, dan daya terima; (e) adanya pengaruh globalisasi industri pangan siap saji

yang berbasis bahan impor, khususnya gandum; (f) adanya pengaruh nilai-nilai budaya

kebiasaan makan yang tidak selaras dengan prinsip konsumsi pangan beragam, bergizi

seimbang, dan aman;

7) Masih banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam penanganan keamanan pangan,

antara lain: (a) kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat produsen dan

konsumen terhadap pentingnya keamanan pangan, terutama pada produk pangan segar;

(b) belum optimalnya kontrol penggunaan pestisida, bahan kimia, dan bahan tambahan

pengawet; (c) belum efektifnya penanganan keamanan pangan, karena sistem yang

dikembangkan, SDM, dan pedoman masih terbatas;

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

(d) merebaknya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya untuk pangan segar; (e) standar

keamanan pangan untuk sayur dan buah segar impor belum jelas diterapkan, sehingga

buah impor yang belum terjamin keamanan pangannya masih mudah masuk ke dalam

negeri; (f) belum ada penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggar hukum di bidang

pangan segar; (g) koordinasi lintas sektor dan subsektor terkait dengan keamanan pangan

belum optimal; dan (h) kurangnya kesadaran pihak pengusaha/pengelola pangan untuk

menerapkan peraturan/standar yang telah ada.

8) Belum optimalnya perencanaan dan koordinasi terpadu dalam wadah Dewan Ketahanan

Pangan;

9) Masih kurangnya sarana prasarana penunjang pelayanan di bidang ketahanan pangan;

10) Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi di bidang ketahanan pangan;

Isu-isu strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara dalam lima tahun

mendatang adalah sebagai berikut:

1. Konsumsi pangan beras masih cukup tinggi

Ketahanan pangan pada tatanan wilayah merupakan kemampuan suatu wilayah untuk

menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu

yang layak, aman, dan halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan sumberdaya

berbasis keragaman sumberdaya lokal, permasalahan/isu berkaitan dengan ketersediaan

pangan adalah sebagai berikut :

Kebutuhan beras masih sangat tinggi.

Pangan terutama beras yang berasal dari produksi lokal masih terbatas.

Pengelolaan kelembagaan cadangan pangan masyarakat belum berkembang secara

optimal.

2. Kerentanan dan kerawanan pangan di daerah pedalaman masih cukup tinggi.

Kemiskinan berhubungan erat dengan masalah kerawanan pangan. Meningkatnya

jumlah penduduk miskin memberikan indikasi meningkatnya jumlah penduduk yang

rentan terhadap rawan pangan. Tingginya kemiskinan yang menyebabkan masyarakat di

pedesaan rentan terjadinya kerawanan pangan disebabkan karena :

Terbatasnya penyediaan infrastruktur dasar pedesaan, potensi sumberdaya pangan

yang rendah, rentannya kesehatan masyarakat di daerah terpencil, dan sering

terjadinya bencana alam.

Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada desa rawan pangan dan

kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastuktur

serta kemampuan tenaga pendamping dan penyuluh lapangan.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

3. Informasi pasokan, harga dan akses pangan belum optimal

Ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasil-hasil pangan,

merupakan kondisi yang kurang kondusif bagi produsen dan konsumen pangan,

disebabkan: (a) terbatasnya fasilitas untuk mendukung transparansi informasi pasar; dan

(b) terbatasnya kemampuan lembaga pemasaran dalam pengelolaan usahanya. Penurunan

harga komoditas pangan pada saat panen raya cenderung merugikan petani, sebaliknya

pada saat tertentu pada musim paceklik dan hari-hari besar, harga pangan meningkat tinggi

dan menekan konsumen. Selain itu juga distribusi bahan pangan masih sering mengalami

kendala disebabkan karena infrastruktur yang kurang memadai terutama dalam

menjangkau desa di pedalaman.

Pembinaan distribusi dan harga pangan oleh Dinas Ketahanan Pangan, melalui

pelaksanaan monitoring dan pemantauan harga pangan strategis belum berjalan secara

maksimal dan berkelanjutan; penyediaan hasil analisis, peta distribusi pangan strategis

serta hasil kajian distribusi dan harga pangan, yang akurat, masih terbatas dan belum

tersedia secara periodik. Sedangkan peran kelembagaan masyarakat untuk mendorong

stabilisasi dan distribusi pangan di daerah sentra pangan masih perlu ditingkatkan.

Informasi pasokan, harga dan akses pangan sangat dibutuhkan bagi masyarakat

pada umumnya dan pelaku usaha pada khususnya dalam rangka perencanaan pemenuhan

pangan di wilayah.

4. Kualitas konsumsi pangan masyarakat masih rendah

Kualitas dan kuantitas konsumsi pangan sebagian besar masyarakat masih rendah,

yang dicirikan pada pola konsumsi pangan yang belum beragam, bergizi seimbang, dan

aman. Kondisi tersebut, tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi dalam

pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan menuju pola konsumsi pangan yang

beragam, bergizi seimbang, dan aman, antara lain: (a) keterbatasan kemampuan ekonomi

dari keluarga; (b) keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi; (c)

adanya kecenderungan penurunan proporsi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal;

(d) lambatnya perkembangan, penyebaran, dan penyerapan teknologi pengolahan pangan

lokal untuk meningkatkan kepraktisan dalam pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, nilai

sosial, citra, dan daya terima; (e) adanya pengaruh globalisasi industri pangan siap saji

yang berbasis bahan impor, khususnya gandum;

(f) adanya pengaruh nilai-nilai budaya kebiasaan makan yang tidak selaras dengan prinsip

konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman;

Sampai saat ini, pembinaan penganekaragaman konsumsi pangan yang dilakukan

Dinas Ketahanan Pangan masih belum optimal, yang ditandai oleh (a) keterbatasan dalam

memberikan dukungan program bagi dunia usaha dan asosiasi yang mengembangkan

aneka produk olahan pangan lokal; dan (b) kurangnya fasilitasi pemberdayaan ekonomi

masyarakat untuk meningkatkan aksesibilitas pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan

aman;

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

(c) dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui

berbagai media, masih terbatas; dan (d) masih sedikitnya informasi menu/kuliner berbasis

pangan lokal.

5. Pengawasan keamanan pangan segar belum optimal

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Semakin maju suatu

bangsa semakin besar perhatiannya terhadap mutu makanan yang dikonsumsi. Aset

terbesar dan paling berharga bagi manusia adalah kesehatan. Untuk menjaga agar tubuh

tetap sehat menuntut persyaratan pangan yang bukan saja harus bergizi tinggi, tetapi juga

harus aman dikonsumsi serta memiliki mutu yang baik.

Berbagai kasus gangguan kesehatan manusia akibat mengkonsumsi pangan yang

tidak aman oleh cemaran berbagai jenis kimia, biologis, dan fisik lainnya yang membawa

penyakit, beredarnya bahan makanan dan minuman olahan tanpa izin edar serta melanggar

ketentuan batas kadaluarsa, dan penggunaan bahan tambahan pangan terlarang, dapat

membahayakan kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

Hasil pemantuan dan evaluasi menunjukkan, bahwa masih banyak permasalahan

yang dihadapi dalam penanganan keamanan pangan, antara lain: (a) kurangnya

pengetahuan dan kepedulian masyarakat produsen dan konsumen terhadap pentingnya

keamanan pangan, terutama pada produk pangan segar; (b) belum optimalnya kontrol

penggunaan pestisida, bahan kimia, dan bahan tambahan pengawet; (c) belum efektifnya

penanganan keamanan pangan, karena sistem yang dikembangkan, SDM, dan pedoman

masih terbatas; (d) merebaknya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya untuk pangan

segar; (e) standar keamanan pangan untuk sayur dan buah segar impor belum jelas

diterapkan, sehingga buah impor yang belum terjamin keamanan pangannya masih mudah

masuk ke dalam negeri; (f) belum ada penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggar hukum

di bidang pangan segar; (g) koordinasi lintas sektor dan subsektor terkait dengan keamanan

pangan belum optimal; dan (h) kurangnya kesadaran pihak pengusaha/pengelola pangan

untuk menerapkan peraturan/standar yang telah ada.

6. Sinergitas kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan belum optimal

Kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan sebagai aspek non-teknis,

merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan.

Berbagai permasalahan yang dihadapi perlu ditanggulangi secara terkoordinasi, antara lain:

Kinerja Dewan Ketahanan Pangan sebagai wadah koordinasi kebijakan ketahanan

pangan belum optimal.

Bentuk lembaga/unit kerja ketahanan pangan yang dibentuk di kabupaten/kota belum

seragam, sehingga gerak manajemen kelembagaan pembangunan ketahanan pangan

menjadi tidak optimal.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

Pelaksanaan monitoring dan pemantauan program ketahanan pangan masih perlu

ditingkatkan dan kurang berkelanjutan, terutama pada pelaksanaan program di

kabupaten/kota.

Penyediaan hasil analisis, peta ketahanan pangan serta hasil kajian ketahanan pangan

yang akurat masih terbatas.

Hasil analisis ketahanan pangan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai dasar

perencanaan dan pelaksanaan program

Tersedianya teknologi komunikasi dan informasi yang belum dimanfaatkan secara

optimal dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program.

Belum tersusunnya Standart Pelayanan Minimal kelembagaan.

1.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara yang

terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih

tertuang dalam Misi 3 : Mewujudkan perekonomian yang handal berbasis potensi bahari,

pertanian (kelapa) dan pariwisata serta iklim investasi dan kesempatan berusaha yang semakin

kondusif yang dilaksanakan melalui program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan

Pangan Masyarakat serta Program Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian/Perkebunan

Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD terhadap

pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dapat dilihat

pada tabel telaahan visi dan misi KDH dan wakil KDH terpilih.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

Untuk permasalahan pelayanan terkait dengan masih tingginya tingkat

ketergantungan pada bahan pangan pokok beras faktor penghambatnya adalah teknologi

pangan tepat guna masih terbatas sehingga pemanfaatan teknologi pangan tepat guna

kedepan harus lebih ditingkatkan. Hal ini dukung dengan sudah adanya program peningkatan

produksi pangan yang merupakan faktor pendorong.

Permasalahan karena pola konsumsi pangan masyarakat belum beragam bergizi

seimbang dan aman serta Keamanan pangan yang masih memerlukan penanganan serius,

faktor penghambatnya adalah Konsumsi pangan masyarakat belum Beragam Bergizi

Seimbang dan Aman (B2SA) sehingga perlu didukung program percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) serta sosialisasi keamanan pangan pada

masyarakat. Dengan faktor pendorong tersedianya keanekaragaman pangan lokal

diharapkan B2SA dapat segera terwujud.

Harga bahan pangan sampai saat ini masih fluktuatif sehingga pemerintah

mengeluarkan regulasi dalam rangka stabilisasi harga dengan menetapkan Harga Pembelian

Pemerintah (HPP) namun HPP tersebut masih terbatas pada komoditas pangan tertentu, ini

merupakan permasalahan dan faktor penghambat. Namun faktor pendorongnya adalah

ketersediaan pangan Jawa Timur yang selalu surplus kecuali untuk kedelai.

Permasalahan lain adalah belum optimalnya pelaporan sistem kewaspadaan pangan

dan gizi (SKPG) yang saat ini belum sepenuhnya mendapat dukungan dari Kab/Kota,

dikarenakan kinerja petugas kurang optimal. Namun dengan adanya pelatihan yang

terintegrasi diharapkan kedepan pelaporan SKPG dalam rangka memantau kerawanan

pangan dapat lebih ditingkatkan.

Peran serta masyarakat dalam pembangunan ketahanan pangan harus lebih

ditingkatkan, untuk itu diperlukan penyuluhan yang tangguh. Namun penyelenggaraan

penyuluhan belum efektif, dan ini dapat lihat dari kualitas SDM pelaku utama dan pelaku

usaha belum optimal untuk itu dengan adanya pembinaan dan pendampingan bagi pelaku

utama dan pelaku usaha diharapkan peran serta masyarakat dalam pembangunan ketahanan

pangan lebih meningkat.

3.2. Kondisi Yang Diharapkan.

Kondisi yang diharapkan dari program dan kegiatan yang di buat adalah untuk

memberdayakan masyarakat agar mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang

dikuasainya demi terwujudnya ketahanan pangan secara berkelanjutan yang meliputi:

a. Ketersediaan energi per kapita dipertahankan minimal 2.200 kilo kalori/hari dan

penyediaan protein per kapita minimal 57 gram/hari

b. Berkurangnya jumlah penduduk yang rawan pangan

c. Menurunnya konsumsi beras yang diimbangi dengan naiknya konsumsi umbi-

umbian, dan sumber protein hewani, buah-buahan dan sayuran, sehingga terjadi

peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang diindikasikan dengan Skor

Pola Pangan Harapan (PPH)

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

d. Terpantaunya distribusi pangan yang lancar sehingga dapat menjaga stabilitas

harga dan pasokan pangan yang terjangkau oleh masyarakat.

e. Tersedianya cadangan pangan pemerintah daerah dan cadangan pangan pemerintah

desa serta berkembangnya lumbung pangan masyarakat di desa.

f. Meningkatnya pengawasan terhadap keamanan pangan segar melalui peran dan

partisipasi masyarakat.

g. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan

Ketahanan Pangan.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

4.1 Visi dan Misi Badan Ketahanan Ketahanan Pangan

Berpijak dari Visi, Misi Kabupaten Minahasa Tenggara, maka Visi Dinas Ketahanan

Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2014-2018 adalah :

Terwujudnya Ketahanan Pangan Tingkat Rumah Tangga

Menuju Kemandirian Pangan Masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara

Pengertian visi :

- Ketahanan Pangan : Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata

dan terjangkau.

- Kemandirian Pangan : Kemampuan produksi pangan dalam negeri (daerah) yang didukung

kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang

cukup di tingkat rumah tangga, baik jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang

terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan

keragaman lokal.

Sedangkan Misi Pembangunan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun

2014-2018 adalah :

1. Memantapkan diversifikasi konsumsi pangan sebagai pilar utama dalam perwujudan ketahanan

pangan.

2. Meningkatkan ketersediaan pangan dan aksesibilitas pangan masyarakat secara berkelanjutan

3. Meningkatkan Penanganan Daerah rawan Pangan Melalui Pemberdayaan Masyarakat

4. Mendorong dan memfasilitasi peran serta masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan

pada tingkat rumah tangga dan daerah berbasis sumberdaya dan budaya lokal;

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan

A. Tujuan

1. Meningkatkan ketahanan pangan secara berkelanjutan;

2. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam mengantisipasi serta menanggulangi

kerawanan pangan;

A.1 Indikator Tujuan :

Tercapainya ketahanan pangan secara berkelanjutan

Tercapainya penanganan daerah rawan pangan

B. Sasaran

1. Tersedianya ketersediaan pangan;

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

2. Tercapainya peningkatan sistem distribusi pangan yang mampu menjaga stabilitas

harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat;

3. Terciptanya penanganan keamanan pangan segar;

4. Terciptanya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan ;

5. Terpantaunya daerah yang beresiko rawan pangan.

4.3 Strategi Dan Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa

Tenggara pada tahun 2018 serta memperhatikan pencapaian Prioritas Nasional Bidang

Ketahanan Pangan, maka dalam periode 2014-2018 akan dilaksanakan strategi dan kebijakan

dengan fokus pada

1. Strategi

a. Mengembangkan produksi pangan alternatif berbasis sumber daya lokal

b. Mendorong pengembangan cadangan pangan dan sistem distribusi pangan

c. Menjaga stabilisasi harga pangan

d. Meningkatkan penanganan daerah rawan pangan

e. Mendorong dan memfasilitasi peran serta masyarakat dalam mewujudkan ketahanan

pangan pada tingkat rumah tangga dan daerah berbasis sumberdaya dan budaya

lokal

2. Kebijakan

a. Pengembangan pengawasan keamanan pangan

b. Pengembangan cadangan pangan pemerintah

c. Peningkatan peranan Lembaga pembeli gabah dan Penguatan Lembaga Distribusi

Pangan Masyarakat

d. Pengembangan Sistem Kewaspaadan Pangan dan Gizi

e. Meningkatkan ketrampilan masyarakat dengan melakukan penyuluhan, pembinaan

dan pengembangan agroindustri pedesaan

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Sebagai perwujudan dari beberapa strategi dan kebijakan dalam rangka mencapai visi dan

misi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk pemenuhan pelayanan

dasar kepada masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM), maka langkah-langkah

operasional dituangkan ke dalam program-program pembangunan ketahanan pangan yang

mengikuti ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan

mempertimbangkan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara.

Kegiatan pembangunan ketahanan pangan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu

program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang merupakan konstribusi

bagi pencapaian visi dan misi organisasi. Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu

rencana strategis yang diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, dan misi organisasi.

Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan suatu program dan kegiatan, baik kuantitatif

maupun kualitatif yang secara khusus dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat

menggambarkan skala atau tingkat yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan

evaluasi, baik kinerja input, proses, output, outcomes maupun impacts sesuai dengan sasaran

rencana program dan kegiatan.

Program dan kegiatan pemantapan ketahanan pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Minahasa Tenggara 2013-2018 yang dibiayai oleh APBD Kabupaten, merupakan program

prioritas Kabupaten Minahasa Tenggara, dan juga sebagai aktivitas dalam mewujudkan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) bidang Ketahanan Pangan Propinsi dan Kabupaten/Kota (Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 65/Permenten/OT.140/12/2010).

Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013 – 8

berdasarkan rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanankan dari tahun 2013 s/d 2018,

jumlah biaya/dana indikatif yang akan diserap Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa

Tenggara sebesar Rp. 10,966,389,826 ,-. Dengan rincian sebagaimana pada Tabel 5.1 di bawah

ini.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN TAHUN 2013-2018

Evaluasi Terhadap Hasil RPJMD

KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PERIODE PELAKSANA TAHUN 2015- 2016

SKPD : BADAN KETAHANAN PANGAN

NO SASARAN PROGRAM PRIORITAS

INDIKATOR KINERJA

DATA CAPAIAN PADA AWAL

TAHUN PERENCANAAN (2013)

TARGET PADA AKHIR TAHUN

PERENCANAAN (2018)

TARGET RPJMD PADA RKPD KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

CAPAIAN TARGET RPJMD KABUPATEN MINAHASA TENGGARA MELALUI

PELAKSANAAN RKPD

TINGKAT CAPAIAN TARGET RPJMD

KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

MELALUI PELAKSANAAN RKPD

(%)

CAPAIAN PADA AKHIR TAHUN

PERENCANAAN (2018)

RASIO CAPAIAN

PADA AKHIR TAHUN

PERENCANAAN (2018)

% Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2015

Tahun 2016

K Rp. K Rp. K Rp. K Rp. K Rp. K % K % K Rp. K Rp. 1 Meningkatnya

ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi, dan keamanan pangan segar serta terkoordinasinya kebijakan ketahanan pangan.

Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

Ketersediaan Pangan Utama; Ketersediaan Regulasi Tentang Pangan

550,000

574 6,282,519,625 1,511,095,500 811,100,000 105 1,474,262,400 234 798,777,000 97.56 98.48

6,374,727,750 101.47

2 Tersusunya peta kerawanan pangan

Penyediaan informasi daerah rawan pangan (Analisis Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dalam penyusunan peta kerawanan pangan)

Jumlah peta daerah rawan pangan

48 12 Kec 7,585,000 12 Kec 38,750,000

12 Kec

6,690,000 12 Kec 38,666,000 100 88.20 100 99.78

24 45,356,000 50.00

3 Tersusunya laporan pembinaan dan pengawasan keamanan pangan

Pembinaan dan pengawasan keamanan pangan

Jumlah pasar,sekolah,desa

48 41,225,000 12 Kec 6,500,000 12 Kec 10,000,000

12 Kec

5,375,000 12 Kec 36,800,000 100 82.69 100 368.00

24 42,175,000 50.00

102.30

4 Tersedianya cakupan pangan

Analisa NBM (Nilai Bahan Makanan)

Jumlah Ketersediaan pangan

60 24,668,125 12 kec 9,910,000 12 kec 4,250,000

12 kec

6,785,000 12 kec 4,200,000 100 68.47 100 98.82

24 10,985,000 40.00

44.53

5 Tersusunya data harga pangan dan pasokan pangan

Analisis harga pangan pokok dan pasokan pangan serta daya beli masyarakat

Jumlah dokumen panel harga pangan pokok

60 27,575,000 12 kec 6,635,000 12 kec 5,450,000

12 kec

2,775,000 12 kec 5,350,000 100 41.82 100 98.17

24 8,125,000 40.00

29.47

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

6 Terpenuhinya cadangan pangan

Pengembangan cadangan pangan

Jumlah bahan pangan yang tersedia untuk cadangan pangan daerah

30 375,900,000 7,5 ton

91,500,000 5 ton 60,000,000

15 165,150,000 5 59,675,000 180.49

99.46

20 224,825,000 66.7

59.81

7 Tersedianya regulasitentang ketahanan pangan

Dewan Ketahanan Pangan

Jumlah dokumen kebijakan mengenai ketahanan pangan di daerah

12 193,375,000 1 dok 19,750,000 1 dok 50,000,000

2 8,000,000 3 37,429,000 40.51 74.86

5 45,429,000 23.49

8 Terciptanya masyarakat yang mandiri

Pembinaan, Monitoring dan evaluasi kegiatan Desa Mandiri pangan

Jumlah Desa penerima bantuan

12 34,725,000 6 desa 10,000,000

2 2,650,000 26.50

2 2,650,000

7.63

9 Terciptanya kelompok yang mandiri

Pembinaan, Monitoring dan evaluasi kegiatan LDPM

Jumlah Gapoktan 24 34,725,000 6 Gapktan

10,000,000

6 10,000,000 100.00

6 10,000,000

28.80

10 Terciptanya kelompok yang mandiri

Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi kegiatan Lumbung Pangan

Jumlah Kelompok Lumbung Pangan

40 34,725,000 20 10,000,000

20 9,750,000 97.50 . 20 9,750,000

28.08

11 Tersedianya laporan pola pangan harapan masyarakat

Analisa Pola Pangan Harapan

Jumlah laporan skor pola pangan harapan

144 138,900,000 144 40,000,000

144 39,607,000 99.02

144 39,607,000

28.51

12 Meningkatnya Penganekaragaman konsumsi pangan dan penanganan keamanan pangan segar

Pembinaan, pengembangan penganekaragaman produk pangan, monitoring dan evaluasi P2KP

Jumlah kelompok KRPL

26 144,812,500

13 Tersedianya lumbung pangan Pembangunan lumbung

pangan pangan tosuraya

14 Terbentuknya kelompok pengolahan pangan lokal

Pembinaan,pengembangan penganekaragaman produk pangan

Jumlah kelompok penerima manfaat

25 144,812,500

15 Tersedianya lumbung pangan Pengadaan Lumbung

pangan dan lantai jemur

Jumlah Lumbung pangan dan lantai jemur

15 2,455,237,500 3 540,000,000 3 539,677,000 99.94 7 1,066,184,000

43.42

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

16 Terciptanya produk unggulan daerah Program Peningkatan

Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/perkebunan unggulan daerah

Jumlah Produk 555 1,269,529,500 137 168,750,000 137 168,750,000 100.00

284 287,945,000

22.68

17 Kegiatan Lomba Cipta Menu

Jumlah PKK 60 233,250,000 12 40,000,000

12 40,000,000 100.00

24 50,500,000

21.65

18

Sosialisasi B2SA

Jumlah Tim Penggerak PKK yang mengikuti

400 359,200,000 100 40,000,000

100 40,000,000 100.00

200 101,200,000

28.17

19 Promosi hasil produksi unggulan daerah

Jumlah produk yang terpromosi

95 677,079,200 25 88,750,000

25 88,750,000 100.00

60 136,245,000

20.12

Rata-rata capaian kinerja (%) 0.00

Predikat Kinerja SR

RATAHAN, April 2017

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN

MUCHTAR WANTASEN, S.E

PEMBINA TKT I

NIP. 19680812 200012 1 007

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN TAHUN 2013-2018

BAB VI

INDIKATOR KINERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 2013-2018

Indikator kinerja merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi keadaan

suatu kegiatan atau organisasi yang menunjukkan sejauh mana posisi suatu kegiatan atau

organisasi tersebut berada dalam mencapai tujuannya.

Pada bab ini dikemukakan Indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan

kinerja yang akan dicapai Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara dalam lima

tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Program dan Indikator kinerja Daerah RPJMD Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2014-

2018 terkait dengan bidang ketahanan pangan adalah ditampilkan dalam Tabel 6.1 berikut ini :

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN TAHUN 2013-2018

BAB VII

PENUTUP

Dengan mengacu pada Visi Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara, maka Visi Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara adalah Terwujudnya Ketahanan Pangan

Tingkat Rumah Tangga menuju Kemandirian Pangan Masyarakat Kabupaten Minahasa

Tenggara.

Rencana Strategi Dinas Ketahanan Pangan 2014-2018 disusun sebagai upaya untuk

menjabarkan lebih lanjut tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa

Tenggara dalam kebijakan program serta kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional. Disamping

itu pula diperlukan untuk merencanakan perobahan dalam lingkup yang semakin kompleks,

berorientasi pada masa depan, peningkatan pelayanan prima bagi masyarakat serta dapat

meningkatkan komunikasi baik vertikal maupun horizontal antar unit kerja.

Untuk mewujudkan keberhasilan visi, misi, tujuan, sasaran serta kegiatan pokok yang

tercantum dalam Rencana Strategi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun

2014-2018, maka semuanya terpulang kepada lembaga instansi Pemerintah Daerah yaitu Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara dan sumberdaya manusianya. Didalamnya

meliputi unsur pimpinan dan staf yang saling bersinergi. Selanjutnya figur kepemimpinan yang

memiliki komitmen, integritas, kepribadian, berjiwa profesional dan kemampuan intelektual

dilandasi moral yang baik didukung oleh staf yang memiliki etos kerja yang tinggi dan memiliki

loyalitas pada tugas dan tanggungjawab pekerjaannya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan,

Muchtar Wantasen, SE

Pembina

NIP. 196808122000121007

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

RENCANA STRATEGIS

PERIODE TAHUN 2014 - 2018

(REVISI )

DINAS KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

KATA PENGANTAR

engan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih

sayang dan tuntunanNya sehingga Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2013

– 2018 dapat disusun dan terselesaikan dengan baik.

Rencana Strategis Tahun 2014 - 2018 ini memuat program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara selama lima

tahun kedepan.

Demikian Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2014 – 2018 ini

dibuat. Akhirnya, disampaikan ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun, bahkan semua

pihak yang terlibat dalam pengumpulan data, analisis data, penulisan dan penerbitan

dokumen ini.

Terima kasih.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan,

Muchtar Wantasen, SE NIP. 196808122000121007

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013-2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang

1.6. Landasan Hukum

1.7. Maksud dan Tujuan

1.8. Sistimatika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN

2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan

2.2 Sumber Daya Dinas Ketahanan Pangan

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.3. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

3.4. Kondisi Yang Diharapkan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

4.4. Visi dan Misi Dinas Ketahanan Pangan

4.5. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan

4.6. Strategik Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1. · tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later

RENSTRA DINAS KETAHANAN TAHUN 2013-2018