Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan adalah unit pelaksana teknis
kementrian pendidikan dan kebudayaan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Penjaminan
mutu pendidikan adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu
pengelolaan pendidikan yang mengacu pada 8 standar nasional pendidikan untuk
pendidikan dasar dan menengah, secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga
memenuhi kepuasan pemangku kepentingan.
Menurut Darwin dan Irsan (2012: 17) Penjaminan mutu pendidikan adalah
suatu proses transformasi yang terencana dan sistematis dalam penetapan dan
pemenuhan seperangkat standar mutu dalam sistem pengelolaan pendidikan yang
dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan baik secara internal maupun
eksternal, sehingga memberikan kepercayaan dan kepuasan kepada semua peserta
didik, pengguna lulusan, pemerintah, masyarakat dan pihak – pihak lain yang
berkepentingan melalui upaya peningkatan mutu yang terus menerus, menuju
ketercapaian outcome. Menurut Edward (2012) penjaminan mutu pendidikan
(Quality Assurance) adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu
pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders
memperoleh kepuasan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penjaminan
mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terencana dan sistematis dalam
pemenuhan sebuah standar untuk memperoleh suatu kepuasan terhadap peserta
2
didik, pengguna lulusan masyarakat maupun pemerintah sehingga mampu menuju
ketercapaian outcome.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan merupakan alat yang dapat
mengukur sebuah keberhasilan atas perkembangan pendidikan ataupun di suatu
daerah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan adalah unit pelaksana teknis
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan dasar dan menengah (Dirjen
Dikdasmen). Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan mempunyai tugas
mendampingi dan memfasilitasi penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah di sesuai dengan kebijakan menteri pendidikan dan kebudayaan.
Lembaga penjamninan mutu pendidikan dalam Permendikbud Nomor 28
Tahun 2016 menyatakan bahwa LPMP berfungsi untuk mengendalikan
penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah sehingga terwujud pendidikan yang bermutu, dan mempunyai tugas
sebagai berikut :
a. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, supervisi, dan
evaluasi terhadap satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen;
b. Memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMI-Dikdasmen
berdasarkan data dan informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan
di tingkat dan kabupaten/kota di wilayah kerjanya;
c. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi
terhadap SDM Pemerintah Daerah dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen di wilayah kerjanya;
3
d. Menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di
tingkat dan kabupaten/kota kepada Direktorat Jenderal berdasarkan
pemetaan sebagaimana dimaksud dalam huruf b; dan
e. Menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di
tingkat dan kabupaten/kota kepada Pemerintah dan Pemerintah
kabupaten/kota.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan memiliki tujuan terjaminnya
pendidikan meliputi input, proses dan outcome, agar sesuai dengan standar,
norma, kriteria, dan pedoman penyelenggaraan pendidikan nasional, yang terdiri
dari tersedianya data, peta mutu pendidikan serta pengembangan dan penyajian
sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah, terselenggaranya
pemantauan, pengkajian, pengukuran, dan evaluasi pelaksanaan pendidikan serta
perancangan model–model pembelajaran pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dan terlaksananya fasilitasi lembaga penjaminan dalam proses
pembelajran dan evaluasi hasil belajar, pengelolaan sumber daya pendidikan, serta
peningkatan kompetensi tenaga kependidikan.
Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Hal senada tertulis pula
di UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pengertian pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Senada
4
dengan Ekosusilo dalam Erna (2013) pendidikan adalah tuntunan kepada
pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan.
Berdasarkan hal di atas dapat dipahami bahwa pendidikan dalam hal ini
adalah pembelajaran pengetahuan serta usaha sadar untuk hidup secara
berkelompok untuk memperoleh pengetahuan dan pengajaran, keterampilan demi
melanjutkan generasi yang terampil, aktif dan mandiri serta keberhasilan atas
kinerja lembaga kependidikan dan tenaga kependidikan.
Dalam pendidikan ada tujuan yang akan dicapai, dimana tujuan dari
pendidikan itu sendiri tertulis dalam UU No.2 Tahun 1985 bahwa tujuan
pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan bangsa. Tujuan pendidikan berdasarkan MPRS No. 2
Tahun 1960 adalah membentuk pancasiliais sejati berdasarkan ketentuan –
ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Sedangkan tujuan pendidikan nasional dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3
menyebutkan, “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang
– undang”.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas suatu bangsa dan
mengembangkan manusia yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
5
dalam ketrampilan dan kepribadian melalui mutu pendidikan berdasarkan
ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945.
Menurut Mulyasa (2011) dalam Jurnal TA’DIB (2013: 3) mutu pendidikan
merupakan salah satu pusat dalam pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, terutama
pada pendidikan dasar dan menengah. Menyadari hal tersebut, pemerintah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara
lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan mutu kompetensi guru,
pengadaan buku dan media pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Meskipun demikian,
berbagai indikator mutu pendidikan mengindikasikan bahwa berbagai upaya
tersebut belum mununjukkan peningkatan yang baik. Sebagian sekolah, terutama
di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih sangat memprihatinkan.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang
telah berkembang menjadi krisis multidimensional, dan telah memperburuk
berbagai seksi kehidupan termasuk menurunnya mutu pendidikan.
Mutu di seksi pendidikan meliputi mutu input, proses, output dan
outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses
pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang aktif, kreatif dan
menyenangkan. Menurut Hari Sudrajad (2005) pendidikan yang bermutu adalah
pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau
kompetensi, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial serta nilai – nilai
akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup. Sedangkan
Usman (2006) menyatakan mutu bukanlah sebuah karir, namun sebagai sebuah
6
alat yang telah ditetapkan atau jasa dinilai yaitu apakah telah memenuhi standar
yang telah ditetapkan.
Dalam jurnal administrasi pendidikan, Kemas Imron Rosadi (2012: 2)
mutu pendidikan dipengaruhi beberapa faktor merangkup masalah pendidikan
terkait mutu sebagai berikut :
Banyak masalah mutu dihadapi dalam dunia pendidikan seperti mutu
lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan guru, serta mutu
profesionalisme dan kinerja guru. Mutu – mutu tersebut terkait dengan
mutu manajerial para pimpinan pendidikan, keterbatasan dana, sarana dan
prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan
latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan serta dukungan dari pihak –
pihak yang terkait dengan pendidikan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan
merupakan kualitas suatu bangsa yang hendak dicapai untuk memperoleh kualitas
(kecakapan hidup) dan lulusan yang berkompeten (kompetensi sosial dan
kompetensi personal) dalam sebuah pendidikan yang memenuhi suatu standar dan
yang telah ditetapkan di lingkungan sekolah.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) adalah salah satu lembaga
penjaminan mutu yang ada di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, (NKRI) termasuk di Sumatera Utara. LPMP memiliki tugas
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah berdasarkan
kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan terdiri atas kepala, sub bagian umum, seksi sistem informasi, seksi
pemetaan mutu dan supervisi, seksi fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dan
kelompok jabatan fungsional. Dasar hukum pelaksanaan tugas dari LPMP ini
adalah Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 dengan menyelenggarakan fungsi
utama (1) Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (2)
Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan
7
pendidikan menengah, (3) Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dalam pencapaian standar nasional pendidikan, (4) Fasilitasi
peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dalam penjaminan mutu pendidikan, (5) Pelaksanaan kerja sama di
seksi penjaminan mutu pendidikan, dan (6) Pelaksanaan urusan administrasi
LPMP.
Berdasarkan data awal yang di dapati dari hasil wawancara dengan Kepala
seksi pemetaan mutu dan supervisi menunjukkan bahwa implementasi tugas
pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara dalam
penyelenggaraannya memberikan fasilitasi dalam peningkatan mutu pendidikan
serta mencapai standar nasional pendidikan untuk membentuk sekolah model di
tiap-tiap daerah. Akan tetapi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera
Utara ini merupakan lembaga baku yang mana semua tugas pokok dan fungsinya
langsung di turunkan dari pusat Kementrian Pendidikan dan Kebudayan yang
tertulis dalam Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016. Sehingga tugas pokok dan
fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan selama ini belum dapat tercapai
dengan maksimal. (01 November 2017)
Dalam jurnal Dwi Rahdiyanta (2003: 8) jurnal pendidikan menyatakan
bahwa:
LPMP/PPPG dapat menjalankan fungsinya secara optimal apabila lembaga
tersebut mempunyai organisasi yang efektif dan efisien. Kinerja yang
tinggi dan organisasi yang berkualitas tinggi merupakan cerminan dari
organisasi yang efektif dan efisien ( High performance and high quality
organizations are both effective and efficieny. Effectiveness is doing the
right things. Efficiency is doing thing right).
8
Selanjutnya Undang – undang sistem pendidikan nasional Nomor 20
Tahun 2003 pasal 56 ayat 3 menyatakan :
Komite sekolah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan,
dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan. Setiap lembaga pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan diharuskan membentuk komite sekolah atau dewan
sekolah guna mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program
pendidikan di tingkat satuan pendidikan tersebut.
Sejalan dengan hal diatas, Kemas Imron (2012: 10) dalam jurnal
administrasi pendidikan menyatakan bahwa:
Kinerja LPMP bersifat ke dalam, menyangkut administrasi dan
manajemen LPMP. Pelaksana utamanya adalah Kepala LPMP dan Sub
Bagian Umum. Kinerja ini memang tidak secara langsung berhubungan
dengan peningkatan mutu pendidikan, namun performance kinerja ini
bagaimanapun akan sangat mempengaruhi kinerja lainnya, tak terkecuali
peningkatan mutu pendidikan, ketika kinerja tersebut baik, fungsi utama
LPMP meningkatkan mutu pendidikan akan lebih baik, demikian pula
sebaliknya ketika kinerjanya buruk peningkatan mutu pendidikan akan
sulit terlaksana dengan baik, kalau bukan mustahil.
Beberapa pendapat diatas menegaskan bahwa tugas pokok dan fungsi
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan menjadi salah satu faktor penentu dalam
penjaminan mutu pendidikan. Namun berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
di lingkungan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara, diperoleh
data sebagai berikut:
1. LPMP merupakan lembaga baku, yang menjalankan tugas berdasarkan
Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 (Hasil wawancara dengan Kepala
Seksi PMS 01 Nopember 2017)
9
2. LPMP kurang berkomunikasi tentang hubungan kerja sama di satuan
pendidikan tentang penjaminan mutu pendidikan (Hasil wawancara
dengan Seksi PMS tentang kurangnya respon pendidik saat kunjungan
LPMP ke daerah)
3. Banyaknya sekolah yang belum memenuhi standar nasional pendidikan,
hal ini dilihat dari beberapa sekolah yang peneliti kunjungi di salah satu
Kabupaten dari 33 Kabupaten.
4. Tidak efektifnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi LPMP disebabkan
oleh kondisi geografis, anggaran dan lain sebagainya. (Hasil instrumen
yang di isi oleh Kepala Seksi PMS terlampir di lampiran).
Adapun harapan dari tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan ini adalah untuk dapat mencapai standar nasional pendidikan. Secara
estimologi, standar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum NKRI. Adapun fungsi dan tujuan
dari standar tersebut adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu, tujuannya menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.
Pengimplementasian tugas pokok dan fungsi tersebut berpedoman pada
Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 yang mana dalam mewujudkan mutu
pendidikan, baiknya satuan pendidikan ikut bekerjasama dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan di Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan implementasi menimbulkan dampak positif dan negatif.
Dampak positif dapat memberikan manfaat yang berguna dalam lingkungan
10
pendidikan. Seperti tercapainya standar nasional pendidikan, meningkatnya mutu
pendidikan di satuan pendidikan. Dampak negatif dapat memberikan kerugian
pada satuan pendidikan dimana tiap – tiap sekolah belum dapat memperoleh mutu
pendidikan yang layak sesuai dengan standar nasional pendidikan. Dengan
demikian terdapat potensi adanya permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi LPMP Sumatera Utara tersebut. Untuk menangani
permasalahan tersebut maka dapat diuraikan melalui : (1) pelaksanaan pemetaan
mutu dan supervisi (2) pelaksanaan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dan (3)
sistem informasi.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sumatera Utara adalah
menjalankan tugas pokok dan fungsi LPMP sesuai dengan Permendikbud Nomor
28 Tahun 2016 tentang sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Hal tersebut dapat tercapai melalui (1) pemetaan mutu dan supervisi
(2) pengembangan dan pengelolaan sistem informasi (3) fasilitasi peningkatan
mutu pendidikan (4) pelaksanaan kerja sama di seksi penjaminan mutu
pendidikan.
Gambaran di atas masih bersifat sementara dan masih banyak informasi
yang harus digali yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara. Oleh karena itu penting
untuk dilaksanakan sebuah penelitian yang berjudul analisis implementasi tugas
pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan sumatera utara.
11
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah pada
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
adalah:
a. Tidak tercapainya tujuan tugas pokok dan fungsi LPMP
b. Kurangnya ketersediaan SDM dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
LPMP Sumatera Utara.
c. Kurangnya kerja sama antar seksi dalam mencapai standar nasional
pendidikan di satuan pendidikan.
d. Kurangnya efektifitas dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi LPMP
1.3.Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, dapat diketahui banyaknya hal, masalah,
dan faktor yang berkaitan dengan implementasi, namun dalam penelitian ini
difokuskan pada implementasi tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan Sumatera Utara.
1.4. Masalah Penelitian
Berdasarkan fokus masalah di atas maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan di Sumatera Utara ?
2. Apa sajakah yang menjadi kendala pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara ?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus dan masalah di atas maka penelitian bertujuan:
12
1. Untuk menganalisisis implementasi tugas pokok dan fungsi Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan di Sumatera Utara.
2. Untuk mendeskripsikan (menganalisisis) faktor – faktor yang menjadi
kendala pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan di Sumatera Utara.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis:
1) Secara Teoritis:
a. Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam memperkaya ilmu mengenai implementasi penjaminan mutu
pendidikan, oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, dan
Lembaga yang mengelola pendidikan.
b. Hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di Sumatera Utara yang
difasilitasi oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera
Utara.
c. Secara umum memberikan analisisis sebagai upaya pengembangan
ilmu pendidikan, dan ilmu administrasi pendidikan pada khususnya.
2) Hasil penelitian ini dapat memberikann manfaat secara praktis, yang
meliputi:
a. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
13
b. Sebagai masukan kepada Kepala seksi LPMP, dalam peningkatan
mutu pendidikan mampu memberikan bukti empiris terhadap
pelaksanaan implementasi tugas pokok dan fungsi Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan di Sumatera Utara.
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi setiap seksi Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan, untuk meningkatkan kerjasama dengan satuan
pendidikan.
d. Sebagai bahan pertimbangan bagi Dikdasmen dalam meningkatkan
mutu di seksi pendidikan di Sumatera Utara
e. Sebagai bahan masukan/pertimbangan untuk penelitian yang relevan di
kemudian hari
f. Sebagai salah satu solusi alternatif terhadap permasalahan mutu
pendidikan.
1.7. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman atau terjadinya persepsi yang berbeda
antara peneliti dengan pembaca, maka di bawah ini disajikan istilah-istilah yang
terdapat dalam judul penelitian, yaitu :
Implementasi tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan adalah:
a. Tugas pokok dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) Sumatera Utara.
b. Kendala yang dihadapi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara