26
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa saat ini tidak bisa dilepaskan oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi sebagai bagian dari media massa elektronik telah mengambil bagian dan mendominasi komunikasi dalam masyarakat. Kekuatan media televisi sebagai media penyampai pesan sudah diakui pengaruhnya terhadap masyarakat oleh berbagai penelitian komunikasi yang pernah dilakukan. Daya jangkau yang luas dan kemampuan penyampaian pesan secara audio visual, membuat hal-hal yang ditampilkan dalam televisi memiliki pengaruh yang besar dalam dimensi kognisi dan afeksi khalayak. Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula pemikiran masyarakat. Hal ini yang menjadi pemicu stasiun-stasiun televisi untuk melakukan perubahan dan menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat. Dinamika yang terjadi di dalam media penyiaran tidak bisa dihindari. Apapun dilakukan agar pesan tetap dapat tersalurkan dengan baik. Salah satu bentuk dari pesan adalah kritik. Kritik muncul akibat adanya tindakan sosial yang menyimpang dari nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Tindakan kritik sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti aksi demonstrasi di jalan, pertunjukan seni, membuat karya tulis, lirik lagu, hingga membuat program acara di media elektronik. Kekuatan penyampaian pesan melalui televisi sangat baik, dan masyarakat dengan pemikiran kritis semakin banyak di Indonesia. Melihat hal ini, sejak September 2011 stasiun televisi swasta berbasis news yang menampilkan tayangan berita sepanjang harinya yaitu Metro TV dengan berani mengangkat Stand Up Comedy Show sebagai salah satu program acara hiburan namun juga berisi kritik terhadap isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Stand Up Comedy Show tidak seperti acara lawak yang sudah ada lebih dulu, yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

  • Upload
    vuhuong

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Media massa saat ini tidak bisa dilepaskan oleh kehidupan manusia dan telah

menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi sebagai bagian dari media massa elektronik

telah mengambil bagian dan mendominasi komunikasi dalam masyarakat. Kekuatan

media televisi sebagai media penyampai pesan sudah diakui pengaruhnya terhadap

masyarakat oleh berbagai penelitian komunikasi yang pernah dilakukan. Daya

jangkau yang luas dan kemampuan penyampaian pesan secara audio visual, membuat

hal-hal yang ditampilkan dalam televisi memiliki pengaruh yang besar dalam dimensi

kognisi dan afeksi khalayak.

Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula pemikiran

masyarakat. Hal ini yang menjadi pemicu stasiun-stasiun televisi untuk melakukan

perubahan dan menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat. Dinamika yang

terjadi di dalam media penyiaran tidak bisa dihindari. Apapun dilakukan agar pesan

tetap dapat tersalurkan dengan baik.

Salah satu bentuk dari pesan adalah kritik. Kritik muncul akibat adanya

tindakan sosial yang menyimpang dari nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.

Tindakan kritik sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti aksi demonstrasi

di jalan, pertunjukan seni, membuat karya tulis, lirik lagu, hingga membuat program

acara di media elektronik.

Kekuatan penyampaian pesan melalui televisi sangat baik, dan masyarakat

dengan pemikiran kritis semakin banyak di Indonesia. Melihat hal ini, sejak

September 2011 stasiun televisi swasta berbasis news yang menampilkan tayangan

berita sepanjang harinya yaitu Metro TV dengan berani mengangkat Stand Up

Comedy Show sebagai salah satu program acara hiburan namun juga berisi kritik

terhadap isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Stand Up

Comedy Show tidak seperti acara lawak yang sudah ada lebih dulu, yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

2

berpenampilan konyol untuk memancing tawa, cenderung slapstick atau

mengintimidasi lawan main. Stand Up Comedy adalah sebuah genre komedi yang

menampilkan pelawak tunggal di atas panggung yang melakukan monolog.

Pelakunya dinamakan stand up comedian, atau biasa disebut comic.

Seni komedi ini dikatakan cerdas tanpa bermaksud mendiskreditkan yang lain,

karena memuat hal-hal lucu dari lingkungan sekitar yang luput dari pengamatan.

Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun, lalu

menyampaikannya lewat humor. Materi yang disampaikan cenderung berisi tentang

kritik terhadap masalah yang sedang terjadi saat itu. Stand Up Comedy memerlukan

banyak referensi sebagai bahan canda. Teknik dan persiapan terstruktur benar-benar

mutlak diperlukan sebelum beraksi. 1

Stand Up Comedy merupakan bagian dari pertunjukan seni tunggal yang

berakar dari pertunjukan komedi namun mengangkat tema kritik sosial di dalamnya.

Hal tersebut menjadikan Stand Up Comedy Show di Metro TV layak menjadi kajian

dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana pesan kritik sosial dibangun dalam

sebuah pertunjukan komedi untuk masyarakat.

Umumnya khalayak yang menikmati acara ini berasal dari kalangan

mahasiswa. Hal ini juga didukung oleh banyaknya komunitas-komunitas Stand Up

Comedy yang terbentuk di beberapa universitas di Indonesia.2 Mengingat mahasiswa

merupakan generasi penerus bangsa maka tak heran jika tema seperti politik,

pemerintah, korupsi, narkoba, cinta, homosexual, hingga film sangat digemari, karena

mereka dituntut untuk lebih peka terhadap masalah-masalah di sekitarnya.

Melalui Stand Up Comedy Show, Metro TV memberikan kesadaran kepada

masyarakat untuk lebih peka terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya. Isu yang

diangkat berkaitan erat dengan situasi yang sedang terjadi di Indonesia saat itu, dan

isu politik yang berkaitan dengan pemerintah adalah yang paling menonjol pada

1 Kurniawan, Arif. Dalam artikel: Stand-up Comedy Menghibur dengan Cerdas, (Part 1). Terarsip di:

http://the-marketeers.com/archives/standup-comedy-menghibur-dengan-cerdas-part-1.html 2 Pragiwaksono, Pandji. Merdeka Dalam Bercanda. 2012. Bentang. Hal. 184

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

3

rentang waktu September 2011 hingga April 2012. Hal ini membuat beberapa comic

mengangkatnya sebagai materi untuk pertunjukan Stand Up Comedy Show, dengan

begitu Metro TV telah memberikan wadah bagi para pelaku untuk bisa menyalurkan

kritik dan pemikiran mereka kepada penonton melalui saluran televisi.

Cara penyampaian pesan yang berbeda, dengan muatan kritik dan sindiran

terhadap pemerintah ini telah membuktikan bahwa Stand Up Comedy Show berani

mengambil resiko dan menjunjung nilai demokrasi yang ada di Indonesia. Hal ini

menjadi daya tarik tersendiri bagi Stand Up Comedy Show karena memiliki konsep

berbeda dari tayangan lain di Metro TV maupun di stasiun televisi lainnya.

Berangkat dari ketertarikan peneliti melihat keterkaitan antara pesan kritik

yang disuguhkan dengan komedi di televisi ini membuat peneliti kemudian berusaha

mencari tahu bagaimana cara Metro TV menyampaikan pesan kritik dalam program

acara Stand Up Comedy Show.

B. RUMUSAN MASALAH

Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana Metro TV mempresentasikan pesan

kritik mengenai isu politik dalam Stand Up Comedy Show?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk melihat bagaimana Stand Up Comedy Show di Metro TV menyampaikan

pesan kritik mengenai isu politik.

2. Untuk melihat isi pesan kritik dalam Stand Up Comedy Show di Metro TV.

D. KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian yang menitikberatkan pembahasan pada pemaparan pesan kritik

melalui program acara Stand Up Comedy Show ini akan berhubungan juga dengan

aspek-aspek lain dari suatu media. Kerangka pemikiran yang menjadi bayangan untuk

melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

4

Ideologi Media

Media Televisi

Konstruksi Media

Pesan Kritik di Media

Penampang I.1 : Kerangka Pemikiran Peneliti

Dari penampang kerangka pemikiran di atas, peneliti memberikan pandangan

secara umum ke khusus untuk menganalisa pesan kritik yang dipaparkan melalui

Stand Up Comedy Show. Lebih mendalam mengenai kerangka pemikiran ini akan

dijelaskan melalui beberapa poin di bawah ini.

1. Media Massa: Televisi sebagai Media Penyebaran Pesan

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai media massa dan televisi, peneliti

akan membahas sedikit mengenai komunikasi massa sebagai bagian dari media

massa. Menurut John Bittner, komunikasi massa secara sederhana dirumuskan

sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar

Stand Up Comedy Show sebagai Penyalur Pesan Kritik

Analisis Isi Kualitatif Pesan Kritik mengenai Isu Politik dalam Stand Up Comedy

Show

Muatan Isu Politik dalam Pesan Kritik

Ideologi Media

Media Televisi

Konstruksi Media

Pesan Kritik di Media

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

5

orang.3 Sementara itu, Pool mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi

yang berlangsung dalam situasi di mana antara sumber dan penerima tidak terjadi

kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui

saluran-saluran media massa seperti surat kabar, majalah, radio, film, atau televisi.4

Komunikasi massa juga dapat mempengaruhi masyarakat, hal ini dinyatakan

oleh Gurevitch dan Blumer sebagai berikut: ”(mass) communication influences on

people‟s political opinions and attitudes”.5 Dengan kata lain, pesan-pesan yang

disampaikan oleh komunikator melalui media massa cenderung bersifat persuasif

karena tujuannya untuk mempengaruhi opini dan perilaku publik dalam jumlah besar.

Media massa bekerja di dunia yang menjadikan bahasa, ekspresi non-verbal,

ilustrasi, gambar gerak, foto, ikon grafis, audio sebagai materi utama untuk

menghasilkan produk-produknya. Media massa merupakan agen konstruksi realitas

melalui ekspresi bahasa verbal maupun non-verbal yang ia gambarkan tersebut.6

Ibnu Hamad (2004) menguraikan beberapa aspek dari media massa yang

membuatnya penting dalam kehidupan politik. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Daya jangkaunya (coverage) yang sangat luas dalam menyebar-luaskan

informasi politik; yang mampu melewati batas wilayah (geografis),

kelompok umur, jenis kelamin dan sosial-ekonomi-status (demografis)

dan perbedaan paham dan orientasi (psikografis).

b. Kemampuannya melipat-gandakan pesan (multiplier of message) yang

luar biasa.

3 Bittner, John R. 1986. Mass Communication: An Introduction, 4

th Edition. New Jersey: Prentice-Hall.

Hal. 12. 4 Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo. Hal. 3.

5 Curran, James. et. al. Mass Communication and Society. 1977. California: Sage. Hal: 270

6 Parahita, Gilang Desti. 2007. Konstruksi Pembaruan Etnis Cina-Yogya dalam Suplemen Komunitas

Jogja Harian Umum Bernas. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Komunikasi UGM, Skripsi S-1, Hal. 5

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

6

c. Setiap media bisa mewacanakan sebuah peristiwa politik sesuai

pandangannya masing-masing. Kebijakan redaksional yang dimilikinya

menentukan penampilan isi peristiwa politik yang diberitakan.

d. Tentu saja dengan fungsi agenda setting yang dimilikinya, media

memiliki kesempatan yang sangat luas (bahkan hampir tanpa batas) untuk

memberitakan sebuah peristiwa politik.

e. Pemberitaan peristiwa politik oleh suatu media lazimnya berkaitan dengan

media lainnya sehingga membentuk rantai informasi (media as links in

other chains). Hal ini akan menambah kekuatan tersendiri pada

penyebaran informasi politik dan dampaknya terhadap publik.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat di dunia ini berdampak besar pada

ilmu komunikasi dan kehidupan manusia. Perkembangan teknologi telah melahirkan

televisi sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi. Televisi merupakan bagian dari

media massa yang tergolong dalam media elektronik yang bersifat audio visual,

direct, dan dapat membentuk sikap tertentu. Kata televisi berasal dari kata tele yang

berarti jauh dan vision yang berarti tampak. Jadi televisi berarti dapat tampak dari

jarak jauh. Sebagai bagian dari media massa, televisi merupakan alat penyampai

pesan yang paling ampuh saat ini. Hal ini sesuai dengan prinsip komunikasi massa

yang dinyatakan oleh McQuail:

“The term „mass media‟ is shorthand to describe means of communication

that operate on large scale, reaching and involving virtually everyone in

society to a greater and lesser degree. It refers to a number of media that are

now long-established and familiar, such as newspaper, magazines, film, radio,

television, and the phonograph (recorded music)”. (McQuail, 2000:4)

Televisi sebagai media massa selain sebagai penyampai informasi ternyata

memiliki banyak fungsi, Anton Mabruri (2010) menyebutkan ada 4 poin utama fungsi

siaran televisi yaitu:

a. Menginformasikan (information), televisi memiliki fungsi sebagai

penyampai informasi kepada masyarakat. Kegiatan jurnalistik dalam

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

7

siaran televisi memiliki peran yang besar karena tugas jurnalistik sendiri

yang mencari, mengumpulkan, mengedit dan menyiarkan informasi

kepada khalayak.

b. Menghibur (entertainment), fungsi televisi sebagai hiburan mungkin

menjadi fungsi utama saat ini, dimana masyarakat memilih untuk

menonton televisi sebagai sarana untuk refreshing.

c. Mendidik (education), fungsi selanjutnya adalah sebagai sarana untuk

mendidik masyarakat melalui program acara yang disiarkan. Televisi

harusnya mengedukasi penonton melalui program acaranya dengan penuh

tanggung jawab, sayangnya saat ini fungsi mendidik masih kurang

diperhatikan oleh pihak televisi.

d. Ruang kontrol masyarakat, televisi secara nyata telah mengontrol

masyarakat melalui pemberitaan yang disiarkan, dan dapat mempengaruhi

cara berpikir masyarakat atas suatu fenomena.

Antonio Gramci, menilai media merupakan suatu ruang dimana ideologi

disampaikan, hal ini menunjukkan bahwa di sisi lain, media dapat menjadi sarana

penyebaran ideologi penguasa, alat legitimasi dan kontrol atas wacana publik (Sobur,

2006). Tidak dapat dipungkiri apabila media juga menjadi sumber kekuatan bagi

beberapa pihak, karena peran media yang cukup signifikan bagi masyarakat.

Demikian pula halnya dengan televisi yang lebih berpengaruh bagi masyarakat.

Ideologi media ini juga yang kemudian berusaha disampaikan kepada masyarakat

dengan cara media masing-masing. Kekuatan media televisi dalam menyampaikan

pesan kepada masyarakat memberikan peluang bagi pihak-pihak terkait di suatu

media untuk bisa menyelipkan ideologi-ideologi yang dianut oleh media tersebut.

Kekuatan dan teknik penyampaian televisi juga dirasa lebih efektif dan efisien

dibandingkan dengan media-media lain. Karena itulah, pengaruh yang disampaikan

oleh televisi kepada masyarakat jauh lebih cepat dan mendominan. Hanya dengan

menonton televisi saja, pemikiran masyarakat dapat terdistorsi untuk kemudian

memiliki ideologi yang sama dengan apa yang disampaikan oleh televisi.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

8

Selain mempengaruhi sistem idealisme penonton, tingkat kebutuhan

masyarakat akan televisi juga semakin meninggi. Seiring dengan kemajuan pemikiran

masyarakat, televisi dianggap menjadi suatu media yang sempurna dalam

penyampaian informasi dan hiburan. George Gerbner, dalam teori kultivasinya

menyatakan bahwa televisi membangun suatu ideologi kebutuhan bagi masyarakat.

Teori Kultivasi adalah teori yang populer sejak tahun 1960-an. Menurut teori

ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi itu belajar

tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang

terbangun di benak kita tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh

televisi.7

Hal ini menunjukkan bahwa, televisi mampu memberikan efek dramatisasi

yang lebih maksimal kepada masyarakat. Visualisasi yang menarik ditambah dengan

audio yang mencukupi, menjadi satu paket media yang berhasil membawa

masyarakat kepada “dunia” yang dibawa oleh televisi, sehingga mampu mencetak

pemikiran masyarakat berdasarkan dari pola penyampaian komunikasi televisi.

Jurnalisme televisi menjadi hal yang penting ketika masyarakat mulai

mempercayakan televisi sebagai media informasi yang akurat. Kebenaran akan

sebuah pesan dan informasi menjadi tuntutan bagi pihak televisi dan juga media

lainnya. Sebagai media yang memberikan banyak pengaruh bagi masyarakat,

tentunya perhatian dalam penyampaian pesan dan informasi di televisi haruslah

benar-benar sesuai dengan peraturan, sehingga tidak menimbulkan pengertian yang

salah di mata masyarakat dalam melihat pesan dan informasi yang disampaikan

tersebut.

2. Pesan Kritik di Media Massa

Media massa pada umumnya memberitakan peristiwa-peristiwa yang dapat

mempengaruhi perilaku khalayak. Oleh karena itu, intensitas pesan dalam media

7 Hadi, Ido Prijana. 2007. Jurnal Ilmiah Cultivation Theory: Sebuah Perpektif Teoritik dalam Analisis

Televisi. ISSN 1978-385X Vol. 1 No.1. Hal.8.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

9

massa memiliki pengaruh yang sangat besar. Berikut ini tiga karakteristik pesan

media massa yang ditulis Shirley Biagi. (1) A message is sent out using some form of

mass media (such as newspapers or television); (2) The message is delivered rapidly;

(3) The message reaches large groups of different kinds of people simultaneously or

within a short period of time.8

Pesan atau informasi dalam media massa biasanya berupa berita, menurut

Teun Adrianus van Dijk, istilah „berita‟ mengandung ambiguitas, ia bisa bermakna,

(1) informasi baru tentang peristiwa, benda, atau orang, (2) tipe program

televisi/radio dimana di dalamnya berita-berita tersebut dipresentasikan, (3) artikel

berita atau laporan berita, contohnya teks atau wacana dalam radio, televisi, atau surat

kabar, yang memberikan informasi baru tentang peristiwa terkini.9

Berita sendiri menurut Abrar disebut sebagai salah satu laporan yang

mengkonstruksi realitas. Selanjutnya Abrar juga mendefinisikan bahwa berita adalah

hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah

sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan

pekerjaan merekonstruksi sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri.10

Adapun peran media massa dalam mengkonstruksi sebuah realitas dijelaskan

oleh Jalaluddin Rakhmat. Pertama, menampilkan realitas kedua. Informasi atau

realitas yang ditampilkan media massa pada dasarnya sudah diselesaikan oleh

lembaga media yang bersangkutan sehingga menghasilkan realitas kedua. Hal ini

mengakibatkan khalayak membentuk citra tentang lingkungannya berdasar realitas

kedua yang ditampilkan media massa. Kedua, memberikan status. Di sisi lain, media

juga memberikan status (status conferral). Seseorang atau kelompok bisa mendadak

terkenal karena diliput secara besar-besaran oleh media. Sebaliknya, orang terkenal

mulai dilupakan karena tidak pernah diliput media. Ketiga, menciptakan stereotip.

Adanya proses seleksi informasi dalam media, maka media massa turut

8 Biagi, Shirley. 1990. Media Impact. Wadsworth, California. Hal. 13

9 Van Dijk, Teun A. 1988. News as Discourse. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates. Hal.4.

10 Abrar, Ana Nadhya. 2005. Penulisan Berita. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta. Hal. 2.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

10

mempengaruhi pembentukan citra yang bias dan tidak cermat sehingga menimbulkan

stereotip. Secara singkat stereotip diartikan sebagai gambaran umum tentang

individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise

dan seringkali timpang dan tidak benar.11

Berkaitan dengan pesan, ada dua jenis pesan yang paling umum yaitu pesan

verbal yang menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami maksudnya oleh

penerima dengan cara melihat atau mendengarnya, dan pesan non-verbal adalah jenis

pesan yang tidak menggunakan kata-kata secara langsung, penerima memahami

pesan mengandalkan penglihatannya melalui gerak-gerik, mimik wajah, tingkah laku,

dan ekspresi muka pembuat pesan. Pesan yang dibuat oleh manusia sangatlah

beragam, dalam penelitian ini fokus utama adalah pesan kritik yang termasuk ke

dalam jenis pesan verbal.

Dalam buku berjudul Manusia dan Kritik, R.C. Kwant menuliskan bahwa

kritik menentukan nilai suatu kenyataan yang dihadapinya.12

Dalam melontarkan

kritik, tidak cukup hanya mengetahui kenyataan yang ada, namun orang yang

melancarkan kritik harus berusaha menentukan apakah yang dihadapinya itu benar-

benar seperti yang seharusnya. Oleh karenanya, orang tersebut harus mengetahui

sebelumnya bagaimana seharusnya.13

3. Produksi Pesan dalam Televisi

Televisi dapat mengkomunikasi pesan-pesan yang dikandungnya, termasuk

mengenai suatu isu politik dengan cara yang sangat sederhana. Sifat televisi yang

demikian, disebut sebagai penyampaian pesan sepintas atau transitory, karena itulah

maka pesan pun dapat mudah dipahami dalam sekilas.14

Tujuan akhir dari

11

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 224-227 12

Kwant, R.C. 1975. Manusia dan Kritik. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Hal. 12 13

Ibid. Hal. 90 14

Tabrani, Primadi. 1992. Semiotika dan Bahasa Rupa Gambar. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya LPUI dan Lingkaran Peminat Semiotika.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

11

penyampaian pesan media televisi bisa menghibur, mendidik, kontrol sosial,

menghubungkan atau sebagai bahan informasi.

Melihat perkembangan pemikiran dan persaingan yang semakin ketat antar

pelaku media, televisi dituntut untuk lebih kreatif dan atraktif untuk menarik hati

masyarakat. Faktor kepentingan ekonomi juga tidak bisa dilepaskan dari media,

orientasi bisnis terkait dinamika dan logika komersial memang lebih didahulukan

industri media saat ini tidak terkecuali televisi. Apalagi bisnis penyiaran televisi

adalah bisnis yang padat modal.

Lewat berbagai macam program acara yang disuguhkan, mulai dari berita

hingga hiburan, televisi menyalurkan pesan kepada audiens. Naratama (dalam

Mabruri, 2010) mendeskripsikan format acara televisi sebagai sebuah perencanaan

dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan

desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan

dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Format acara televisi dibagi menjadi

tiga kategori yaitu drama (fiksi), non drama (non fiksi), dan berita.

Dalam merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser

professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran

mendalam, yaitu meteri produksi, sarana produksi, (equipment), biaya produksi

(financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.

Berpikir tentang produksi program televisi, bagi seorang produser professional,

berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu selain menghibur,

dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki makna.15

Program acara yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah Stand Up

Comedy Show. Melihat dari format dan isi tayangan, program acara ini termasuk

kedalam kategori non drama (non fiksi). Dikatakan demikian karena semua materi

yang disampaikan diproduksi melalui proses pengolahan imaji kreatif dan

berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari tanpa dibuat-buat. Format program acara

15

Wibowo, Fred. 2009. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

12

non drama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur

hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contoh: Talk show, Konser

Musik, dan Variety show.16

Produksi pesan merupakan cara penyampaian pesan dalam konteks interaksi

dan kultural. Elemen ini menjelaskan bagaimana seseorang menciptakan tulisan,

ucapan dan ekspresi kepada orang lain. Selain itu, tujuan dari produksi pesan juga

menjadi hal yang penting, karena di balik produksi pesan biasanya ada kepentingan-

kepentingan (politis) yang mempengaruhinya. John Fiske (2004:10) juga menegaskan

bahwa tujuan (intention) merupakan faktor yang krusial dalam memutuskan apa yang

membentuk sebuah pesan. Ia juga menambahkan tujuan pengirim mungkin

dinyatakan atau tidak dinyatakan, disadari atau tidak disadari. Tujuan ini bisa bersifat

informatif, persuasif, kontrol, dan lain-lain tergantung kepentingan apa yang

melatarbelakanginya.

4. Kemasan Pesan Kritik di Televisi

Konstruksi konten media menjadi hal yang diperhatikan dalam

menyampaikan pesan. Tidak hanya untuk melakukan pembingkaian informasi,

melainkan juga menunjukkan perspektif media dalam melihat suatu isu, informasi

dan berita. Pengkonstruksian yang terjadi sedikit banyak tentu saja juga dipengaruhi

dengan idealisme dan ideologi media itu sendiri.

Televisi menjadi salah satu bentuk media yang efektif dan efisien dalam

menyampaikan pesan. Berita televisi merupakan laporan tentang fakta peristiwa atau

pendapat manusia, atau kedua-duanya yang disertai audio-visual, gambar yang

menarik, aktual, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik.

Penyampaian konteks berita di televisi cenderung lebih khusus. Berita yang

disampaikan melalui televisi tentunya akan lebih ekspresif karena masyarakat tidak

16

Mabruri, Anton. 2010. Manajemen Produksi Program Acara Televisi: Program Acara Televisi Nondrama, News & Sport. Depok: Mind 8 Publishing House. Hal.32.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

13

hanya mendengar tetapi juga melihat ekspresi pembawa berita dalam menyampaikan

berita yang dibawanya.

Semua kemajuan lahir dari kritik, karena tanpa kritik, bangsa manusia tidak

akan mungkin bisa mencapai hasil yang kini telah dicapainya itu. (Kwant dalam

Sobur, 2001:193). Pesan kritik mengenai politik di pemerintahan, menjadi suatu

informasi yang paling berpengaruh bagi keadaan masyarakat suatu negara.

Pemerintah dan segala yang berhubungan dengan Negara menjadi suatu bahan

pemberitaan yang banyak disorot oleh media-media di Indonesia, karena kasus-kasus

politik tidak pernah ada habisnya seiring dengan dinamika yang terjadi di dalam

Negara tersebut.

Kejenuhan akan pemberitaan seperti ini mungkin saja terjadi dan dirasakan

oleh masyarakat. Berita yang tiada habisnya tentang keburukan yang dilakukan oleh

pemerintah menjadikan masyarakat jengah. Sebagian dari mereka melihat hal ini dan

memanfaatkan media televisi untuk melakukan kritik terhadap apa yang menjadi

keresahan mereka. Kritik adalah sesuatu bentuk kebebasan yang mesti „disesuaikan

dengan situasi dan kondisi‟ pada masa kebudayaan transisi ini. Sementara itu, Muladi

menilai, “Dinegara berkembang, kritik sering dilihat sebagai sesuatu yang tidak

loyal (disloyality). Padahal, masyarakat yang maju, kritik justru merupakan sesuatu

yang penting, sebagai masukan agar system politik menjadi lebih baik.“17

Stasiun televisi melihat fenomena ini dan membentuk suatu wadah yang

dapat menampung opini masyarakat melalui sebuah program acara. Dengan begitu,

televisi tidak hanya menyiarkan informasi namun dapat juga sebagai media penyalur

pesan kritik kepada khalayak.

Sebagai media penyalur pesan kritik, televisi tentunya juga memiliki

kemampuan untuk membentuk opini publik. Dalam kerangka pembentukan opini

publik, media massa umumnya melakukan tiga kegiatan sekaligus. Pertama,

17

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 194.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

14

menggunakan simbol-simbol politik (language of politic). Kedua, melaksanakan

strategi pengemasan pesan (framing strategies). Ketiga, melakukan fungsi-fungsi

agenda media (agenda setting function). Ketika melakukan tiga tindakan tersebut,

boleh jadi sebuah media dipengaruhi oleh berbagai faktor internal berupa kebijakan

redaksional tertentu mengenai suatu kekuatan politik, kepentingan politik para

pengelola media, relasi media dengan sebuah kekuatan politik tertentu, dan faktor

eksternal seperti tekanan pasar pembaca atau pemirsa, sistem politik yang berlaku,

dan kekuasaan-kekuasaan luar lainnya. Dengan demikian, boleh jadi satu peristiwa

politik bisa menimbulkan opini publik yang berbeda-beda tergantung dari cara

masing-masing media melaksanakan tiga tindakan tersebut. 18

Media massa dalam menjalankan fungsinya sebagai pembentuk opini publik,

selalu dikaitkan dengan fungsi agenda setting. Teori yang dikemukakan oleh

Maxwell Mc Combs dan Donald Shaw ini menyebutkan bahwa “mass media have

the ability to transfer the salience of items on their news agendas to the public

agenda.”19

Dengan kata lain, jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka

media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.

5. Muatan Isu Politik dalam Pesan Kritik di Televisi

Informasi politik menjadi suatu informasi yang paling berpengaruh bagi

keadaan masyarakat suatu negara. Politik menjadi suatu bahan pemberitaan yang

cukup banyak disorot oleh media-media di Indonesia, karena keadaan politik

Indonesia yang tidak pernah “tidur” dari kasus-kasus yang berkaitan dengan dunia

politik.

Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan.

Hal ini terjadi karena dua faktor yang saling berkaitan. Pertama, dewasa ini

politik berada di era mediasi yakni media massa, sehingga hampir mustahil

18

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik. Yayasan Obor Indonesia. Hal. 2. 19

Griffin, EM. 2003. A First Look At Communication Theory (Fifth Edition). Singapura: McGraw-Hill Co. Inc. Hal. 390.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

15

kehidupan politik dipisahkan dari media massa. Kedua, peristiwa politik

dalam bentuk tingkah laku dan pernyataan para aktor politik lazimnya selalu

mempunyai nilai berita sekalipun peristiwa politik itu belangsung rutin

belaka.20

Pemberitaan ataupun penginformasian politik di berbagai media di Indonesia

pun semakin banyak dan semakin mengembangkan program-program di medianya.

Tayangan-tayangan seputar informasi politik yang disampaikan di media pun

dilakukan dengan cara dan teknik penyampaian yang berbeda-beda sehingga masing-

masing media memiliki identitas masing-masing. Demikian pula halnya dengan

media televisi yang semakin banyak dan semakin memperluas jaringan penontonnya

dengan berbagai program penyampaian informasi yang dibuat semenarik mungkin.

Program-program informasi yang mayoritas dikemas dengan konsep berita ini

disampaikan dengan memperhatikan banyak hal sehingga dapat memperluas jaringan

dan antusiasme masyarakat untuk menonton program acara mereka.

Melihat hal tersebut, maka kemunculan Stand Up Comedy Show tentu

merupakan cara Metro TV untuk mencuri perhatian masyarakat dan sebagai

penyeimbang program acara lainnya yang cenderung bersifat lebih formal dan serius.

Walaupun format acara termasuk dalam genre komedi namun tidak menghilangkan

nilai berita yang terkandung di dalamnya. Pesan kritik yang disampaikan oleh Stand

Up Comedy Show menjadi wadah yang baik bagi isu politik yang kemudian

digunakan oleh Metro TV untuk menyebarkan informasi kepada khalayak.

E. KERANGKA KONSEP

Setelah melakukan penjabaran atas kerangka pemikiran untuk penelitian ini,

selanjutnya akan lebih dikerucutkan dalam sebuah kerangka konsep yang berakitan

dengan objek penelitian yaitu pesan kritik mengenai isu politik pada Stand Up

Comedy Show di Metro TV. Hal ini agar menjadi pedoman bagi peneliti untuk

20

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta: Granit. Hal. 1.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

16

melakukan penelitian. Adapun kerangka konsep dari penelitian ini akan dijelaskan

pada poin-poin berikut:

1. Media Massa

Media massa memiliki peranan yang sangat penting dalam menyalurkan pesan

kepada khalayak. Dalam penelitian ini, bentuk media massa yang dimaksud adalah

televisi. Televisi diyakini sebagai media massa yang paling besar dampaknya dalam

kehidupan. Kemampuan televisi dalam menyampaikan pesan secara audio dan visual

lebih menarik perhatian khalayak. Selain itu, daya jangkau siaran yang lebih luas juga

membuat televisi menjadi media massa yang lebih unggul diantara media elektronik

lainnya. Di sisi lain, televisi merupakan payung besar yang menaungi banyak format

pesan yang disampaikan melalui sebuah program acara televisi. Dalam penelitian ini,

format yang dimaksud adalah program acara Stand Up Comedy Show.

2. Pesan Kritik

Pesan kritik merupakan suatu pesan yang berisi mengenai kecaman atau

tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk atas suatu kejadian.

Berdasarkan pengertian tersebut, pesan kritik tentunya terdapat dalam naskah Stand

Up Comedy Show. Akan tetapi, pengertian pesan kritik sendiri masih terlalu luas jika

kita mengaitkannya dengan penelitian ini. Untuk itu diperlukan pengerucutan atas

pesan kritik yang terdapat dalam naskah Stand Up Comedy Show. Isu politik yang

terjadi di Indonesia termasuk ke dalam pesan kritik dan akan di jelaskan pada poin

selanjutnya.

3. Isu Politik

Isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah masalah yang

dikedepankan (untuk ditanggapi), pengertian selanjutnya adalah kabar yang tidak

jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya (kabar angin, desas-desus).

Merujuk pada pengertian tersebut, isu bisa disimpulkan sebagai suatu masalah yang

sedang ramai ditanggapi oleh banyak orang dan bersifat temporer. Dalam penelitian

ini, isu yang diangkat adalah isu politik yang berkaitan dengan pemerintah di

Indonesia. Berdasarkan pada pengertian isu sebelumnya, maka isu politik ialah suatu

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

17

masalah yang sedang ramai ditanggapi oleh masyarakat berkaitan dengan politik. Isu

tersebut menjadi menarik ketika disampaikan oleh Stand Up Comedy Show

mengingat program acara tersebut disiarkan oleh Metro TV dimana isu serupa

memang lekat dengan pemberitaannya dan pemilik Metro TV juga berkecimpung di

dalam dunia politik.

4. Komedi di Televisi

Komedi merupakan sandiwara ringan yang penuh dengan kelucuan yang

bertujuan untuk menyenangkan khalayak, tidak jarang kelucuan tersebut memuat

sindiran. Sebagai salah satu program acara televisi yang bersifat komedi, Stand Up

Comedy Show belakangan menjadi salah satu hiburan alternatif bagi masyarakat di

tengah program hiburan yang membosankan. Program acara ini juga menjadi cara

baru dalam menyampaikan pesan kritik kepada khalayak.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pesan kritik mengenai

isu politik disampaikan oleh comic 21

di Metro TV melalui acara Stand Up Comedy

Show. Acara tersebut disiarkan oleh Metro TV setiap hari Rabu pukul 22.30 WIB.

Adapun alasan mengapa Stand Up Comedy Show dipilih sebagai objek penelitian

adalah:

a. Eksistensi

Sejak dikenalnya Stand Up Comedy Show di Indonesia, acara ini telah

mengambil tempat sendiri di masyarakat dan menjadi alternatif hiburan di

tengah pusaran hiburan yang cenderung bersifat slapstick. Dengan mengusung

jargon “hiburan yang cerdas”, Stand Up Comedy Show memang memberikan

suguhan yang berbeda dari acara hiburan lainnya, tidak hanya mengundang

21

Comic adalah sebutan bagi para pelaku Stand Up Comedy. Biasa disebut juga dengan stand up comedian atau komika. Sumber: Wikipedia. Pelawak Tunggal. Terarsip di: http://id.wikipedia.org/wiki/Pelawak_tunggal

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

18

tawa namun diselipkan dengan informasi atau kritik atas suatu kejadian.

Eksistensi dari program acara ini kian digemari oleh masyarakat Indonesia,

terutama di kalangan mahasiswa.

b. Karakter

Sebuah situs pencarian informasi di internet menjelaskan mengenai

karakteristik Stand Up Comedy di Indonesia, yaitu:

“Characteristic of Stand Up Comedy in Indonesia there are innuendos

that appear in the joke, sarcasm typically theme of politics, culture,

education, and can also appear in allusions which aimed at a well-

known figure, that's the difference between Stand Up Comedy

Indonesia with other countries.”22

Melihat dari karakteristik yang dimiliki Stand Up Comedy Indonesia, kritik

sosial dengan sindirian dan sarkasme menjadi ciri utama dalam performa para

comic yang dibalut dengan lelucon agar dapat diterima oleh audiens. Format

acara Stand Up Comedy Show di Metro TV adalah satu orang comic berdiri

dengan memegang microphone dan berbicara di depan penonton dalam waktu

5 sampai 10 menit per segmen. Dalam satu episode biasanya terdapat tiga

segmen dengan tiga comic yang berbeda. Materi yang disampaikan biasanya

tidak fokus terhadap satu isu tetapi dalam satu kali pertunjukan bisa

mengangkat beberapa isu yang berbeda.

Alasan-alasan tersebut yang mendorong peneliti memilih Stand Up Comedy

Show menjadi objek penelitian. Sementara itu, objek spesifik dari penelitian ini

adalah naskah dengan tema yang menyangkut isu politik. Naskah merupakan „jiwa‟

dari program Stand Up Comedy Show, atas subjektifitas peneliti telah terpilih empat

segmen dari empat episode berbeda yang ditayangkan sejak awal mula keberadaan

Stand Up Comedy di Metro TV yaitu bulan September sampai dengan April 2012.

Pada rentang waktu tersebut isu politik di pemerintahan tengah marak

22

Wikipedia. 2012. Stand Up Comedy. Terarsip di: http://en.wikipedia.org/wiki/Stand-up_comedy.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

19

diperbincangkan dan menjadi pemberitaan di segala media di Indonesia khususnya di

Metro TV itu sendiri.

Keempat segmen ini dilakukan oleh empat orang comic yang berbeda, yaitu,

Sammy dari episode tanggal 25 April 2012, Temon dari episode tanggal 16

November 2011, Soleh Solihun dari episode tanggal 4 April 2012 dan Rindra dari

episode 1 Februari 2012. Naskah-naskah tersebut dipilih karena mengandung isu-isu

politik yang menjadi objek dalam penelitian ini. Keempat naskah yang terpilih akan

diteliti dengan menggunakan metode yang akan dijelaskan pada poin selanjutnya.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kualitatif.

Menurut Budd, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan

dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobsevasi dan menganalisis isi

perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih23

.

Lebih detail mengenai analisis isi kualitatif, Krippendorf menyebutkan, analisis

isi memiliki prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah. Analisis isi

merupakan suatu alat untuk memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru,

menyajikan fakta dan panduan praktis pelaksanaannya24

. Sedangkan Barcus

menyebutkan, secara teknis analisis isi mencakup upaya25

:

Klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi

Menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi

Menggunakan teknik analisis tertentu untuk membuat prediksi

Pada mulanya, analisis isi kuantitatif memang lebih dikenal dalam penelitian.

Analisis isi kuantitatif yang pertama dikenal adalah penelitian mengenai surat kabar.

23

Kriyantono, Rakhmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal 228. 24

Krippendorf, Klaus. 1991. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 15. 25

Muhadjir, Noeng. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Hal 76.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

20

Saat itu fakta-fakta yang digunakan dalam penelitian analisis isi harus bersifat

kuantitatif. Seiring dengan perkembangan media elektronik, ranah penelitian analisis

isi kemudian juga merambah pada bidang siaran radio, film, dan televisi. Selanjutnya,

analisis isi kini juga digunakan untuk meneliti buku ajar, serial komik, pidato, dan

periklanan26

. Perkembangan analisis isi kualitiatif kemudian terjadi karena banyak

pihak menganggap terdapat kekuarangan dalam penelitian analisis isi kuantitatif.

Tidak semua persoalan dapat dilihat secara kuantitatif.

Akhirnya, pertanyaan terbuka mulai digunakan dalam analisis isi kualitatif.

Metode ini terus berkembang hingga dimanfaatkan pula untuk menganalisis mitos,

cerita rakyat, dan teka-teki27

. Analisis isi kualitatif dapat diaplikasikan karena

memang pesan/teks sendiri mempunyai makna ganda yang bersifat ”terbuka”.

Artinya, penerimaan pesan satu orang dengan yang lainnya bisa saja berbeda. Oleh

karena itu, analisis isi kuantitatif yang bersifat ketat dan sangat obyektif menurut

angka-angka pun tidak selalu dapat digunakan28

.

Terdapat beberapa macam unit dalam analisis isi. Berelson menuliskan unit-unit

analisis isi sebagai berikut 29

:

a. Words, merupakan unit terkecil dalam analisis isi.

b. Theme, unit yang sedikit lebih luas daripada word. Merupakan kalimat

sederhana yang terdiri dari subyek dan predikat.

c. Character, unit ini kerap digunakan untuk menganalisis cerita, drama, dan

biografi.

d. Item, merupakan unit yang paling sering digunakan dalam penelitian analisis

isi. Kata ataupun kalimat dapat digunakan bersamaan dan saling berhubungan.

e. Space-and-Time Measures, unit analisis ini mempertimbangkan konteks

waktu dan tempat ketika pesan dibuat.

26

Krippendorf. Op. Cit. Hal 2-5. 27

Ibid. Hal 11. 28

Ibid. Hal 17. 29

Berelson, Bernard. 1952. Content Analysis in Communication Research. New York: Hafner Press. Hal 136-146.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

21

f. The Inter-Relation of Units, gabungan dari unit-unit yang ada dalam

penelitian analisis isi. Beberapa unit digunakan secara bersamaan dalam

sebuah penelitian.

3. Unit Analisis dan Definisi Konsep

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe unit analisis milik Berelson

yang disesuaikan dengan konten Stand Up Comedy Show. Untuk membantu

proses penelitian, peneliti akan membagi kajian dalam dua garis besar, yakni

substansi dan teknis. Setiap unit kajian memiliki poin-poin untuk memperjelas

bagian yang ditekankan dalam penelitian. Lebih detailnya akan dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel 1.1

Unit Analisis dan Definisi Konsep

No. Unit Analisis Karakteristik Definisi Konsep

1. Substansi Tema Tema dipahami sebagai ide utama

dalam naskah. Penelitian ini akan

melihat bagaimana penyampaian

pesan kritik dalam Stand Up

Comedy Show. Peristiwa atau

pengetahuan seperti apa yang

dipilih oleh seorang comic untuk

dimasukkan dalam naskah mereka.

Isi Isi naskah berkaitan dengan

pengembangan cerita. Dalam

penelitian ini, akan dilihat

bagaimana cara seorang comic

dalam mengemas isu politik.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

22

Latar Terdapat tiga latar dalam sebuah

naskah yakni tempat, waktu, dan

sosial budaya. Ketiga-tiganya

sama penting untuk membangun

pemahaman yang utuh pada

khalayak. Melalui unit

karakteristik ini, peneliti akan

melihat apakah ketiga latar

tersebut ada dalam naskah yang

disampaikan, dan bagaimana latar

tersebut diceritakan.

Tokoh Tokoh dalam konteks ini dipahami

sebagai oknum yang berkaitan

dengan isu yang sedang diangkat.

Oleh karena itu, menjadi penting

untuk mengetahui bagaimana latar

belakang tokoh yang diangkat ke

dalam naskah, mulai dari profesi

hingga lingkup geografisnya.

Pemilihan Diksi Poin ini akan melihat kata apa saja

yang digunakan seorang comic

dalam naskah Stand Up Comedy

Show.

2. Teknis

(Visual Image)

Gaya Bicara Gaya bicara adalah pendekatan

verbal yang digunakan seorang

comic dalam menyampaikan

pesannya kepada khalayak.

Gerak Tubuh Gerak tubuh adalah perwujudan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

23

aksi tertentu yang dilakukan oleh

seorang comic dalam

menyampaikan pesan.

Ekspresi Ekspresi merupakan proses

pengungkapan maksud tertentu,

hal ini bisa sebagai representasi

atas pesan tentang keriangan,

keakraban, kekesalan, bahkan

kemarahan yang dirasakan oleh

comic dalam pertunjukannya.

Setting Setting merupakan ruang atau

tempat dilaksanakannya produksi

program acara Stand Up Comedy

Show.

4. Definisi Operasional

Karakteristik yang telah dituliskan dalam unit analisis merupakan sudut

pandang yang akan digunakan untuk menganalisis naskah dalam Stand Up

Comedy Show. Adapun bagian ini akan menjelaskan lebih lanjut hubungan antara

karakteristik dengan naskah dan rekaman video yang akan diteliti.

Tema

Tema yang diangkat dalam naskah Stand Up Comedy Show merupakan

representasi atas situasi yang sedang terjadi saat itu. Penelitian ini akan

mencoba melihat pendekatan yang dilakukan oleh comic dalam membawakan

materinya.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

24

Isi

Isi merupakan bagian dari naskah yang berkaitan dengan pesan kritik yang

disampaikan oleh comic dalam Stand Up Comedy Show. Isi memiliki peran

yang cukup krusial dalam penelitian ini, isi di sini adalah pengembangan

cerita mengenai isu-isu yang menjadi perbincangan di masyarakat.

Latar

Latar digunakan oleh comic sebagai keterangan untuk menjelaskan situasi

yang terjadi di dalam naskah. Latar sangat penting perannya dalam

membangun pemahaman bagi penonton. Latar yang digunakan dalam naskah

Stand Up Comedy Show tentunya merupakan peristiwa yang berkaitan dengan

isu politik yang terjadi di Indonesia kurun waktu September 2011 hingga

April 2012.

Tokoh

Adapun yang dimaksud dengan tokoh dalam penelitian ini adalah oknum-

oknum yang menjadi sasaran kritik oleh para comic. Tokoh di sini berasal dari

berbagai kalangan, tidak hanya pemerintah namun masyarakat sendiri juga

bisa menjadi bahan kritikan.

Pemilihan Diksi

Pemilihan diksi ini akan melihat kata apa saja yang digunakan seorang comic

dalam Stand Up Comedy Show. Selain itu, penggunaan bahasa juga termasuk

ke dalamnya, apakah menggunakan bahasa asing atau bahasa daerah dalam

naskah mereka.

Gaya Bicara

Gaya bicara merupakan cara comic dalam berbicara kepada penonton dalam

membawakan pertunjukan Stand Up Comedy Show. Gaya bicara berhubungan

dengan penekanan yang dilakukan seorang comic dalam menyampaikan

pesan, meliputi: pemilihan kata, pemilihan kata sapa, dan pemilihan gaya

bicara formal atau informal.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

25

Gerak Tubuh

Gerak tubuh meliputi perwujudan aksi tertentu yang dibarengi oleh ekspresi

dan ucapan seorang comic. Gerak tubuh juga menjadi penekanan atas suatu

pesan dalam Stand Up Comedy Show.

Ekspresi

Ekspresi di sini merupakan ekspresi wajah comic dalam membawakan materi

Stand Up Comedy Show. Ekspresi juga berkaitan dengan gerak tubuh, namun

dalam pesan tertentu ekspresi wajah comic akan lebih jelas terlihat hal ini

dapat diketahui melalui teknik pengambilan gambar dalam rekaman video.

Setting

Setting atau ruang yang digunakan dalam produksi acara Stand Up Comedy

Show memiliki andil dalam penyampaian pesan kepada penonton. Sebagian

besar program ini memang diproduksi di dalam studio Metro TV, tapi ada juga

rekaman yang dilakukan di luar studio tergantung situasi yang sedang terjadi

dan tujuan yang dimiliki stasiun televisi tersebut.

5. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah video taping tayangan Stand

Up Comedy Show. Sedangkan data sekunder berasal dari studi pustaka yang

dilakukan untuk memperoleh data pendukung dari literatur atau buku-buku,

laporan studi terdahulu, makalah, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik

cetak maupun elektronik, yang dibutuhkan dan berhubungan dengan objek

penelitian.

Berdasarkan uraian sumber data di atas, secara umum langkah-langkah

pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut:

Mengumpulkan materi rekaman video (video taping) yang

menyangkut isu politik yang berkaitan dengan pemerintah selama

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,

26

bulan September 2011 hingga April 2012 yang didapat peneliti dari

website Metro TV (www.metrotvnews.com).

Mengubah materi video menjadi naskah teks (transkrip).

Menentukan materi naskah yang menarik dan kontributif dalam

penelitian untuk dianalisis.

Mengkaji materi yang telah dipilih

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung data-data

yang telah didapat dari tayangan Stand Up Comedy Show. ”Menghitung” dalam

arti kuantitatif memang didasarkan pada frekuensi, sedang dalam arti kualitatif

menyangkut pemaknaan dan mencari arti, diangkat dari intensitas kejadiannya30

.

Jadi, bisa dikatakan penghitungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pemaparan mengenai kecenderungan yang ditemukan dalam tiap unit penelitian.

Dalam penelitian ini, penggunaan analisis isi secara kualitatif akan lebih

banyak ditekankan pada bagaimana simbol-simbol yang ada dalam tayangan

Stand Up Comedy Show terbaca dalam interaksi sosial serta bagaimana simbol-

simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti. Peneliti akan melakukan analisis

secara objektif serta menggunakan pendekatan sistematis, sehingga tidak keluar

dari koridor unit analisis yang telah ditentukan.

30

Muhadjir. Op. Cit. Hal 77-78.