38
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi antar sesama. Jika gagasan dan pikiran masing-masing individu dapat tersampaikan, maka komunikasi dapat terjalin dengan baik. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Chaer dan Agustina (2010:14) bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Sama halnya dengan Chaer dan Agustina, al-Ghulayaini (2007: 13) juga mendefinisikan bahasa dengan sebuah ungkapan untuk mengutarakan maksud (pikiran), hal tersebut didefinisikan oleh al-Ghulayaini sebagai berikut: ﻳﻌﱪ أﻟﻔﺎظđ ﻣﻘﺎ ﻋﻦ ﻗﻮم ﻛﻞ ﺪﻫﻢ/Alfa>zhun yu’baru biha>kullu qaumin ‘an maqa>shidihim/ ‘Ucapan-ucapan yang diungkapkan oleh setiap kaum tentang maksud-maksud mereka’. Definisi bahasa yang telah diutarakan di atas telah memberikan sedikit gambaran tentang bahasa. Bahasa adalah sebuah ucapan yang digunakan untuk berinteraksi dengan sesama manusia agar dapat saling berkomunikasi dan menyampaikan maksud dari setiap individu. Komunikasi tersebut membuahkan sebuah peristiwa yang disebut peristiwa tutur dan tindak tutur. Peristiwa tutur adalah terjadinya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi untuk

berinteraksi antar sesama. Jika gagasan dan pikiran masing-masing individu dapat

tersampaikan, maka komunikasi dapat terjalin dengan baik. Bahasa adalah alat

untuk menyampaikan gagasan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Chaer dan

Agustina (2010:14) bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk

berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep,

atau juga perasaan. Sama halnya dengan Chaer dan Agustina, al-Ghulayaini (2007:

13) juga mendefinisikan bahasa dengan sebuah ungkapan untuk mengutarakan

maksud (pikiran), hal tersebut didefinisikan oleh al-Ghulayaini sebagai berikut:

دهمصكل قوم عن مقا ا ألفاظ يعرب

/Alfa>zhun yu’baru biha>kullu qaumin ‘an maqa>shidihim/ ‘Ucapan-ucapan yang diungkapkan oleh setiap kaum tentang maksud-maksud mereka’.

Definisi bahasa yang telah diutarakan di atas telah memberikan sedikit

gambaran tentang bahasa. Bahasa adalah sebuah ucapan yang digunakan untuk

berinteraksi dengan sesama manusia agar dapat saling berkomunikasi dan

menyampaikan maksud dari setiap individu.

Komunikasi tersebut membuahkan sebuah peristiwa yang disebut

peristiwa tutur dan tindak tutur. Peristiwa tutur adalah terjadinya interaksi

linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

2  

penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, waktu, tempat dan situasi

tertentu (Chaer dan Agustina 2010: 47). Peristiwa tutur merupakan peristiwa

sosial, karena menyangkut pihak-pihak yang bertutur dalam situasi dan tempat

tertentu. Berkaitan dengan peristiwa tutur, tindak tutur merupakan gejala individu

yang bersifat psikologis, dan dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa penutur

dalam menghadapi situasi.

Leech (1983: 1) berpandangan bahwa tindak tutur adalah perangkat

tuturan yang paling kecil dan merupakan bagian dari peristiwa tutur. Teori

mengenai tindak tutur berakar pada filsafat Austin (1962), seorang guru besar di

Universitas Havard pada tahun 1956 (Ainin, 2010: 40). Tindak tutur merupakan

salah satu fenomena dalam masalah yang luas, yang dikenal dengan istilah

pragmatik (Chaer dan Agustina, 2010: 56). Tindak tutur menurut Nachlah (2011:

42-44) adalah sebuah ungkapan yang tidak mengandung sebuah kebenaran atau

kesalahan dan tidak ditujukan untuk membuat statement ال تنشئ قوال/la> tunsyi'u

qaulan/ akan tetapi ditunjukkan untuk sebuah pekerjaan بل تؤدى فعال/bal tu’addi>

fi’lan/. Nachlah (2011: 42) menyebutkan bahwa tindak tutur adalah salah satu

bagian penting dalam pragmatik, bahkan tindak tutur adalah nama lain dari

pragmatik pada saat pragmatik ditemukan.

Searle (1969: 23-24); Nachlah (2011: 47) mengemukakan bahwa secara

pragmatis, setidaknya ada tiga macam tindak tutur yang dapat diwujudkan oleh

penutur, yakni lokusi ( يفعل اللفظال ), ilokusi ( يالفعل اإلجناز ), dan perlokusi ( يالفعل التأثري ).

Berdasarkan ilokusi, tindak tutur dibagi menjadi lima jenis, yakni asertif

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

3  

dan ,(التعبرييات) ekspresif ,(اإللتزاميات) komisif ,(التوجيهيات) direktif ,(اإلخباريات)

deklaratif (اإلعالنيات) (Searle 1979: 12-20; Nachlah, 2011: 51-52).

Tindak tutur ekspresif adalah sebuah pengungkapan psikologis dengan

rasa ikhlas (Nachlah, 2011: 52). Yule (2006: 93) mendefinisikan tindak tutur

ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh

penutur. Senada dengan Nachlah dan Yule, Leech (1983: 328) menjelaskan tindak

tutur ekspresif adalah tindak tutur yang berfungsi untuk menunjukkan sikap

psikologis penutur terhadap keadaan yang sedang dialami oleh mitra tutur.

Merujuk beberapa pemaparan di atas, pengertian tindak tutur ekspresif adalah

sebuah tuturan psikologis yang berfungsi untuk mengungkapan perasaan yang

dialami oleh penutur.

Tuturan yang menandai tindak tutur ini misalnya ucapan selamat, ucapan

terimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf

merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf adalah sebuah

pengakuan tanggungjawab oleh penutur atas sikap, tingkah laku, atau kegagalan

untuk melaksanakan sesuatu (Leech 1983: 166). Berbeda dengan Leech, Kador

(2009: 6) menjelaskan permohonan maaf adalah uluran diri, untuk merentangkan

diri menjangkau sesuatu yang lebih besar dari diri manusia, demi kebaikan

hubungan yang telah dibina, permohonan maaf juga merupakan tantangan untuk

merendahkan hati. Kerendahan hati yang dimaksud adalah dengan meletakkan

mitra tutur sebagai orang yang telah disakiti dalam unsur penting bagi

kesejahteraan penutur.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

4  

Tindak tutur permohonan maaf merupakan penyelamatan muka (face-

saving) bagi pendengar dan merupakan pengancaman muka (face-threatening)

bagi penutur (Leech 1983: 166). Tindak tutur permohonan maaf dituturkan ketika

ada beberapa perilaku yang telah melanggar norma-norma sosial. Ketika suatu

tindakan atau ucapan telah menyinggung orang lain dan menjadikan penutur

sebagai orang yang bersalah, ia perlu memohon maaf (Olshtain dan Cohen, 1983:

21). Blum-Kulka dan Olshtain (1984: 206) menyebutkan tindak tutur permohonan

maaf umumnya merupakan tindakan pasca-acara, yaitu setelah penutur melakukan

pekerjaan yang dianggap telah melanggar norma.

Olshtain dan Cohen (1983: 21) menjelaskan hal-hal yang menyebabkan

seorang penutur menuturkan permohonan maaf, antara lain:

1. Permohonan maaf yang dituturkan merupakan harapan mitra tutur atas tingkat

pelanggaran yang terjadi.

2. Pandangan pemohon maaf berdasarkan pada persepsi dirinya tentang tingkat

beratnya pelanggaran.

3. Pandangan permohon maaf berdasarkan tingkat diterimanya permohonan

maaf oleh mitra tutur.

4. Interaksi yang baik antara permohon maaf dan mitra tutur.

5. Status sosial dari dua peserta.

6. Nada suara yang dapat berfungsi untuk menyampaikan makna agar penutur

memohon maaf.

Seseorang yang akan memohon maaf memerlukan sebuah ungkapan yang

menyatakan maksud penutur tentang permohonan maafnya. Pengungkapan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

5  

maksud tersebut disebut juga dengan strategi permohonan maaf. Strategi

permohonan maaf secara umum disebutkan dengan menggunakan satuan lingual

yang mengandung makna permohonan maaf, seperti ‘afwan, al-‘afwu, asta’fi>,

‘adzran, ma’dzirah, a’tadzir, i’tadzir, a>sif dan sa>michni. Penanda tersebut

merupakan penanda tuturan ekspresif seseorang dalam permohonan maaf. Blum

Kulka dan Olshtain (1984: 206) menyebutkan bahwa tuturan-tuturan ekspresif

tersebut dikategorikan sebagai IFID (Illocutionary Force Indicating Device) atau

perangkat untuk mengidentifikasi daya ilokusi yang digunakan untuk

mengekspresikan sebuah penyesalan.

Penggunaan kata ‘afwan, al-‘afwu, asta’fi>, ‘adzran, ma’dzirah, a’tadzir,

i’tadzir, a>sif dan sa>michni dalam bahasa Arab tidak hanya digunakan sebagai

penanda lingual untuk mengespresikan permohonan maaf saja. Seperti

penggunaan kata ‘afwan juga ditemukan pada jawaban dari tuturan ekspresif

berterimakasih, yaitu jawaban dari ungkapan شكرا /syukran/ “terimakasih”. Kata

‘adzran dalam bahasa Arab selain berfungsi sebagai penanda lingual permohonan

maaf juga berfungsi untuk mengungkapkan sebuah alasan. Perbedaan kegunaan

kata ‘afwan dan ‘adzran serta penggunaan strategi permohonan maaf yang

berbeda-beda oleh setiap individu menjadi alasan yang melatarbelakangi

penelitian ini.

Penelitian tentang tindak tutur permohonan maaf telah dilakukan oleh

beberapa peneliti, berikut penelitian permohonan maaf yang relevan dengan

penelitian ini:

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

6  

1. Penelitian tentang ‘Gender Differences in the Usage of Apology: A Case Study

of Native Speakers of English in Jordan's Private Schools’ yang dilakukan

oleh Darwish dan Hamida (2014). Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk

mengetahui perbedaan tindakan permohonan maaf digunakan oleh laki-laki

dan perempuan. Responden penelitian adalah penutur asli bahasa Inggris di

Amman, Yordania. Sampel terdiri dari 60 pelajar (30 laki-laki dan 30

perempuan). Penelitian tersebut mengungkapkan ada perbedaan antara laki-

laki dan perempuan dalam menggunakan strategi maaf. Jenis kelamin adalah

faktor kuat yang memengaruhi penggunaan tindak tutur permohonan maaf.

Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa kedua jenis kelamin menggunakan

banyak strategi yang berbeda. Enam strategi seperti maaf + berkomentar,

permintaan sopan, maaf + permintaan sopan, tuturan sopan, menyangkal

tanggungjawab dan tersenyum yang digunakan khusus oleh responden laki-

laki. Responden perempuan menggunakan lima strategi seperti intensifikasi +

maaf, menawarkan perbaikan, menyembunyikan kebenaran, tidak menghadapi

masalah, dan menyalahkan diri. Hasil juga menunjukkan bahwa responden

laki-laki menggunakan permohonan maaf secara eksplisit lebih banyak dari

pada responden perempuan mereka.

2. Penelitian tentang ‘An Analysis of Apology as a Politeness Strategy Expressed

by Jordanian UniversityStudents’ yang dilakukanoleh Al-Sobh (2013).

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis ekspresi

permohonan maaf yang digunakan oleh mahasiswa Yordania dan untuk

menjelajahi penutur asli Arab dalam menggunakan strategi permohonan maaf

dalam situasi yang berbeda. Responden penelitian tersebut adalah delapan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

7  

mahasiswa jurusan bahasa Inggris di Irbid National University. Temuan

menunjukkan bahwa strategi yang digunakan adalah maaf, menyesal,

penjelasan, tawaran perbaikan, dan tanggung jawab. Beberapa situasi

memerlukan satu dari dua kata permintaan maaf, orang lain memerlukan lebih

banyak dan penjelasan untuk meyakinkan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Humeid (2013) tentang ‘The Effect of Gender

and Status on the Apology Strategies Used byAmerican Native Speakers of

English and Iraqi EFL University’ juga meneliti tentang permohonan maaf.

Respondenpada penelitian tersebut berjumlahdua puluh mahasiswa Irak EFL

(yaitu sepuluh laki-laki dan sepuluh perempuan) pada tahun ketiga dengan

usia antara 20 sampai 21 serta delapan orang Amerika (empat laki-laki dan

empat perempuan) dengan usia antara 18 sampai 63. Analisis data

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan

perempuan Amerika. Laki-laki cenderung menggunakan jawaban panjang

ketika mereka minta maaf, sedangkan perempuan cenderung menggunakan

yang singkat. Hal ini mencerminkan fakta bahwa laki-laki Amerika lebih

peduli tentang perasaan orang lain daripada perempuan. Sebaliknya,

perempuan Irak menerapkan strategi permintaan maaf lebih dari laki-laki Irak

karena laki-laki dalam masyarakat Irak dapat berbicara dan berperilaku lebih

bebas daripada perempuan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2013) dengan judul Kajian

Sosiopragmatik Tuturan Permohonan Maaf oleh Penutur Bahasa Arab di

Mesir. Data dari penelitian tersebut dikumpulkan menggunakan cara DCT

dengan 10 responden yang berusia antara 19-25 tahun dengan latar belakang

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

8  

responden relatif homogen. Kesepuluh responden tersebut semuanya

merupakan mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir. Pada penelitian tersebut,

ditemukan lima strategi permohonan maaf, yaitu IFID (intensifikasi dan

ekspresi emosi), ungkapan pertanggungjawaban, penjelasan terhadap situasi

(explanation or account), tawaran perbaikan (offer of repair) dan pernyataan

janji untuk tidak mengulanginya (promise of forbearance). Selain kelima

strategi tersebut, ia juga menemukan tiga strategi tambahan, yaitu sapaan

(alerters), ungkapan pengalihan (downgrading), dan perhatian pada lawan

tutur (concern for the hearer).

5. Sari (2011) juga meneliti tentang tidak tutur permintaan maaf dalam tesisnya

yang berjudul “Tindak Tutur Permintaan Maaf dalam Bahasa Inggris oleh

Penutur Asli dan Penutur Bahasa Jawa”. Tesis ini mengkaji strategi tindak

tutur permintaan maaf dalam bahasa Inggris yang dituturkan oleh penutur asli

dan bukan penutur asli (penutur bahasa Jawa). Secara umum, untuk semua

situasi, berdasarkan potensi kemunculan, penutur bahasa Jawa cenderung

menggunakan strategi ekspresi permohonan maaf yang diikuti tuturan

bertanggung jawab, tawaran perbaikan dan penjelasan. Selain kemunculan

strategi yang paling berpotensi, penggunaan sapaan dan juga perhatian pada

mitra tutur sering hadir untuk semua tingkatan status sosial.

6. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Hussein Dhahi Muzhir dan Musaab

Abdul-Zahra Raheem (TT), Universitas Kufa dengan judul “A Socio-

pragmatic Study of Apology in Iraqi Nonstandard Arabic”. Penelitian tersebut

merupakan upaya untuk menguraikan perbedaan paling mendasar antara

penutur Irak laki-laki dan perempuan dalam penggunaan strategi permintaan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

9  

maaf. Korpus terdiri dari tanggapan wacana penyelesaian tes, yang meliputi

tiga situasi yang berbeda. Responden yang menjadi subyek adalah 30 orang,

15 laki-laki dan 15 perempuan. Sampel secara acak dipilih dari tempat yang

berbeda di Najaf yang dianggap sudah mewakili. Hasil dari penelitian ini

adalah adanya tiga macam strategi permintaan maaf yang digunakan oleh

penutur Irak, di antaranya strategi utama, yaitu: pernyataan penyesalan

(menyesal), cerita, deskripsi dampak dari kesalahan dan reparasi/perbaikan.

Strategi kedua, yaitu: kompensasi, berjanji tidak akan mengulangi kesalahan.

Strategi ketiga, yaitu: penilaian eksplisit terhadap, tanggung jawab,

kontekstualisasi, kecaman diri, dan berterima kasih.

7. Penelitian tentang permohonan maaf yang dilakukan oleh Cohen, Andrew D.

Cohen, Elite Olshtain, dan David S. Rosentain (1986) yang berjudul

“Advanced EFL Apologies: What Remains To Be Learned?”. Penelitian

tersebutmembahas tentang perbedaan antara pelajar penutur asli dan penutur

bukan asli dalam tindak tutur permohonan maaf. Penelitian ini menggunakan

180 responden, yang terdiri dari 96 penutur asli Amerika dan 84 penutur yang

belajar bahasa Inggris. Pada penelitian ini ditemukan lima strategi

permohonan maaf, yaitu ungkapan permohonan maaf, penjelasan situasi,

ungkapan pertanggungjawaban (pengakuan kesalahan, ekspresi penyalahan

diri sendiri, ekspresi ketiadaan maksud, ekspresi pertnggungjawaban secara

implisit, dan penolakan kesalahan oleh penutur), Tawaran perbaikan, serta

janji untuk tidak mengulangi. Selain kelima strategi tersebut, pada penelitian

ini juga terdapat strategi modifikasi, yaitu intensitas permohonan maaf,

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

10  

meminimalkan atau menyangkal tanggung jawab, emosional, meminimalkan

pelanggaran, dan berkomentar.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Andrew D. Cohen dan Elite Olshtain (1985)

berjudul “Comparing Apologies a Cross Languages” membahas tentang

perbandingan permohonan maaf pada lintas bahasa. Responden dari penelitian

tersebut adalah penutur asli dan non Inggris. Penelitian tersebut

menyimpulkan terdapat perbedaan dalam penggunaan tuturan permohonan

maaf yang digunakan oleh kedua penutur. Perbandingan yang digunakan

untuk melihat perbedaan tersebut dilakukan dengan membandingkan situasi

yang sama sehubungan dengan jenis penutur, status sosial mereka, keakraban

dan tingkat keparahan pelanggaran.

9. Penelitian berjudul “Developing a Measure of Sociocultural Competence: the

Case of Apology” yang dilakukan oleh Andrew D. Cohen dan Elite Olshtain

(1981) membahas tentang kompetensi sosiokultural pada penutur bukan asli

bahasa Inggris, kisaran strategi diantara penutur asli dan membandingkan

tanggapan penutur asli dan non. Responden dalam penelitian ini berjumlah 44

penutur yang terdiri dari 32 penutur Ibrani dan 12 penutur Inggis yang rata-

rata berumur 20 tahun. Penutur Inggis terdiri dari 5 laki-laki dan 7 perempuan,

sedangkan penutur Ibrani terdiri dari 20 laki-laki dan 12 perempuan. Analisis

respon dari penutur asli bahasa Inggris dan penutur asli bahasa Ibrani dalam

bahasa Ibrani, pada penelitian tersebut menggunakan modifikasi dari teori

Fraser, yaitu dengan empat formula semantik. Satu diantaranya dibagi menjadi

empat subformula. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

penutur dari bahasa Inggris sebagai bahasa asing, menggunakan formula

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

11  

semantik yang sama seperti penutur asli bahasa Inggris, ketika mereka mampu

menggunakannya. Temuan ini sesuai dengan Fraser (1979) bahwa formula ini

bersifat universal. Kadang-kadang penutur bukan asli menggunakan rumus ini

seperti halnya penutur asli dalam berbahasa Inggris. Kadang-kadang mereka

tidak menggunakan semua formula semantik yang diharapkan, baik karena

pengaruh pola bahasa asli atau karena kurangnya kemahiran dalam bahasa

target.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, secara umum penelitian

tersebut mempunyai kesamaan dengan penelitian ini dalam hal kajian

permohonan maaf. Namun, fokus pada penelitian ini berbeda dengan penelitian

terdahulu. Penelitian berjudul “Tindak Tutur Permohonan Maaf Penutur Non

Arab Perspektif Olshtain dan Cohen” ini berfokus pada penutur bahasa Arab

yang berasal dari non Arab.

Pada penelitian ini, responden diambil dari latar belakang penutur non

Arab. Wijana dan Rahmadi (2006: 48) membagi jenis penutur menjadi dua

macam, yaitu penutur berkompeten (fully fledge speaker) dan penutur partisipatif

(unfully fledge speaker). Penutur berkompeten adalah penutur yang mampu

menggunakan bahasa dalam berbagai tindak komunikasi. Richard (dalam Wijana

dan Rahmadi, 2006: 49) menyebutkan syarat penutur berkompeten sebagai

berikut:

1. Memiliki pengetahuan gramatika dan kosa kata suatu bahasa.

2. Pengetahuan mengenai kaidah-kaidah berbahasa, misalnya tentang cara

memulai pembicaraan, pengetahuan mengenai topik-topik pembicaraan

yang dapat digunakan dalam peristiwa tutur (speech event), pengetahuan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

12  

mengenai bentuk-bentuk sapaan (النداء) yang digunakan untuk menyapa

orang-orang dengan status sosial yang beragam dan dalam situasi yang

berbeda-beda dan sebagainya.

3. Pengetahuan tentang menggunakan dan merespon tipe-tipe tindak tutur

yang berbeda, seperti perintah, permohonan, permintaan maaf, ucapan

terimakasih dan sebagainya.

4. Pengetahuan tentang bagaimana berbicara secara wajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, terdapat beberapa

rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu :

1. Bagaimana bentuk dan makna satuan lingual permohonan maaf oleh penutur

non Arab?

2. Bagaimana strategi ekspresi permohonan maaf yang digunakan oleh penutur

non Arab?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan bentuk dan makna satuan lingual permohonan maaf oleh penutur

non Arab.

2. Menjelaskan strategi ekspresi permohonan maaf yang digunakan oleh penutur

non Arab.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

13  

Penelitian ini bermanfaat sebagai gambaran secara umum mengenai

bentuk dan makna ekspresi permohonan maaf juga berbagai strategi permohonan

maaf dalam perspektif Olshtain dan Cohen. Penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan dan kontribusi pada kemajuan kajian Pragmatik, khususnya untuk

kajian tindak tutur pada tindak tutur permohonan maaf.

D. Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian dapat terarah dan sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai sehingga tidak terjadi penyimpangan pada

pokok permasalahan. Masalah dalam penelitian ini di batasi dalam aspek model

strategi yang digunakan dengan menggunakan strategi permohonan maaf yang

dimunculkan oleh Olshtain dan Cohen. Penelitian ini tidak menggunakan batas

minimal keberadaan responden di Timur Tengah, juga tidak sampai membahas

tentang transformasi budaya. Tuturan yang digunakan pada penelitian ini adalah

tuturan berbahasa Arab resmi (fuscha>).

E. Landasan Teori

1. Pragmatik

Pemakaian istilah pragmatik dipopulerkan oleh Charles Morris pada

tahun 1938, yang mempunyai perhatian besar pada ilmu pengetahuan tentang

semantik, beliau membedakan tiga cabang yang berbeda dalam penyelidikan,

yaitu pada aspek tata bahasa (syntax) yaitu ilmu yang mempelajari tentang

hubungan antarkata dalam kalimat, pada aspek makna (semantics) yaitu ilmu

yang mempelajari tentang makna kata dalam kalimat dan aspek pragmatik yaitu

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

14  

ilmu yang mempelajari tentang hubungan tanda-tanda dengan penafsir, baik itu

kondisi psikologis, kehidupan maupun sosialnya (Tharifah, 2010: 5)

Pragmatik adalah ilmu yang mengandung pemahaman tentang kalimat,

kasus, juga konteks yang digunakan dalam bahasa (Lehwimel, 2011:163).

Senada dengan pengertian tersebut, Van Dijk (dalam Lehwimel, 2011: 163),

mendefinisikan pragmatik dengan ilmu yang mengandung syarat yang

terkandung dalam keberhasilan pada tindakan bahasa sesuai dengan konteks

yang ada.

Selanjutnya menurut Shochrowi (dalam Tharifah, 2010: 7) pragmatik

bukan hanya ilmu bahasa saja, akan tetapi pragmatik adalah ilmu komunikasi

baru yang mempelajari tentang fenomena bahasa yang terkait tentang

pemakaiannya beserta tafsirannya. Pragmatik menurut Leech (1983: 8) adalah

(study of meaning in relation to speech situations) studi tentang makna dalam

hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations). Pragmatik adalah

studi tentang makna yang disampaikan penutur (pengirim pesan) kepada mitra

tutur (penerima pesan). Akibatnya studi ini banyak berhubungan dengan analisis

mengenai maksud dan fungsi dari suatu tuturan (Yule, 2006: 3).

Levinson (1983: 7-24) mendefinisikan pragmatik sebagai berikut:

a. The study of language from a functional perspective, that is, that it attempts to explain facets of linguistic structure by reference to non-linguistic pressures and causes. Pragmatik adalah kajian bahasa dari perspektif fungsional, maksudnya pragmatik berusaha menjelaskan aspek-aspek struktur linguistik dengan mengacu pada pengaruh-pengaruh dan gejala-gejala non-linguistik.

b. Pragmatics is the study of those relations between language and context that are grammaticalized, or encoded in the structure of a language.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

15  

Pragmatik merupakan studi bahasa yang memelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud tergramatikalisasi dan terkodifikasi dalam struktur bahasanya.

c. Pragmatics is the study of all those aspects of meaning not captured in a semantic theory. Pragmatik adalah kajian tentang aspek-aspek makna yang belum tercakup dalam teori semantik.

d. Pragmatics is the study of the relations between language and context that are basic to an account of language understanding. Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bahasa dan konteks berdasarkan pada pemahaman kebahasaan.

e. Pragmatics is the study of the ability of language users to pair sentences with contexts in which they would be appropriate. Pragmatik adalah studi tentang kemampuan pemakai bahasa untuk menyesuaikan kalimat-kalimat yang digunakannya dengan konteks yang cocok.

f. Pragmatics is the study of deixis (at least in part), implicature, presupposition, speech acts, and aspects of discourse structure. Pragmatik adalah studi tentang deiksis (paling tidak sebagian), implikatur, presuposisi, tindak tutur, dan aspek-aspek struktur wacana. Beberapa pengertian pragmatik yang telah disebutkan oleh para ahli diatas,

dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang

makna yang terkandung dalam tuturan sesuai dengan konteks tuturan, juga ilmu

yang mempelajari tentang bentuk ekspresi menurut jarak sosial antar partisipan.

Pragmatik adalah ilmu tentang komunikasi, yang terdiri dari beberapa

pemahaman, di antaranya (1) tindak tutur (al-af’alul-kala>m),  (2) implikatur

(mutadzamina>tul-qaul),  (3) implikatur percakapan (al-istilza>mil-khiwa>ri>), dan (4)

dieksis (al-i>sya>riya>t) (Lehwimel, 2011: 162).

2. Tindak Tutur

Telah disebutkan oleh Lehwimeh (2011), bahwa tindak tutur (al-af’alul-

kala>m), merupakan bagian dari pragmatik. Istilah dan teori mengenai tindak tutur

diperkenalkan oleh J Austin (1962), seorang guru besar di Universitas Havard

pada tahun 1956 yang berasal dari materi kuliah yang kemudian dibukukan oleh

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

16  

Urmson (1965) yang berjudul “How to do Thing with Word?”. Sebelum teori

tindak tutur muncul, para ahli bahasa beranggapan bahwa sebuah kalimat hanya

berfungsi untuk menggambarkan suatu keadaan atau untuk menyatakan suatu

fakta dan kalimat tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Austin (1962: 5)

berpendapat bahwa tidak semua kalimat semata-mata diujarkan untuk menyatakan

sesuatu. Menurut Austin (1962) dalam menuturkan sebuah kalimat, seseorang

tidak hanya menyatakan suatu hal tetapi ia juga melakukan tindakan. Teori

tersebut kemudian diperluas oleh J. Searle (1969) dalam bukunya “Speech Act

and Essay in The Philosophy of Language” (Chaer dan Agustina, 2010: 50).

Tindak tutur menurut Nachlah (2011: 42-44) adalah sebuah ungkapan

yang tidak mengandung sebuah kebenaran atau kesalahan dan tidak ditujukan

untuk membuat pernyataan akan tetapi ditunjukkan untuk sebuah pekerjaan.

Nachlah (2011: 42) menyebutkan bahwa tindak tutur adalah salah satu bagian

penting dalam pragmatik, bahkan tindak tutur adalah nama lain dari pragmatik

pada saat pragmatik ditemukan. Tindak tutur merupakan salah satu fenomena

dalam masalah yang luas, yang dikenal dengan istilah pragmatik (Chaer dan

Agustina, 2010: 56).

Para ahli tata bahasa tradisional membagi kalimat menjadi tiga bagian,

yaitu (1) kalimat deklaratif, (2) kalimat interogatif, dan (3) kalimat imperatif.

(Chaer dan Agustina, 2010: 50). Austin (dalam Lehwimel, 2011: 160) membagi

kalimat deklaratif bedasarkan maknanya menjadi dua bagian, yaitu: kalimat

performatif dan kalimat konstantif.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

17  

a. Tuturan konstantif ( يةاخلرب كالم )

al-Khabariyah merupakan nisbah dari lafadz khabar (Anwar, 1989: 19).

Kalimat ini menetapkan bahwa peran kalimat dibatasi hanya dalam keterangan

dari keadaan, penetapan sesuatu yang telah terjadi yang benar atau salah, yaitu,

kalimat yang sesuai dengan standar kebenaran dan kebohongan (Lehwimel, 2011:

160).

Kala>m khabariyah menurut a’d-Damanhuri (TT: 33) adalah:

ما احتملت الصدق و الكذب

/ma> ichtamalatish-shidqa wal-kadziba/. ‘perkataan yang mengandung kebenaran atau kebohongan’.

Kalimat konstantif adalah kalimat yang berisi pernyataan belaka (Chaer

dan Agustina, 2010: 51). Misalnya pada tuturan 1 berikut: 

يف هذا الصباح يستيقظ متأّخر )1(

/Yastaiqizhu muta'akhkhiran fi> ha>dza>sh-shaba>ch/. ‘Pagi ini, ia terlambat bangun’.  

a’d-Damanhuri (TT: 34) membagi arti kalam khabariy menjadi empat

macam, yaitu:

1) Benar jika sesuai hukum khabar, yaitu dengan bukti/kenyataan dan

bohong jika tidak sesuai dengan hukum khabar. 

2) Benar jika sesuai dengan i’tikad penutur, meskipun berbeda dengan

kenyataannya dan bohong jika tidak sesuai dengan i’tikad meskipun sesuai

kenyataan.

3) Benar jika sesuai dengan kenyataan serta i’tikad dan bohong jika tidak

sesuai dengan kenyataan serta i’tikad.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

18  

4) Benar jika sesuai dengan kenyataan atau dengan i’tikad dan bohong jika

tidak sesuai dengan kenyataan atau dengan i’tikad.

b. Tuturan performatif ( اإلنشائية كالم )

Kalimat performatif adalah tuturan yang tidak mengandung benar atau

salah, sebagaimana yang digunakan oleh para ahli tata bahasa, retorika, ilmu fiqih,

ilmu tafsir dan ilmu-ilmu lainya (Lehwimel, 2011:160).

Kalimat performatif adalah kalimat yang berisi perlakuan. Artinya tuturan

yang diucapkan oleh si pengujar adalah sesuatu yang dilakukannya (Chaer dan

Agustina, 2010: 51). Menurut Chaer dan Agustina (2010), kalimat performatif

harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:

1) Ucapan harus dilakukan orang tertentu yang ditunjuk.

2) Urutan peristiwa sudah baku. Artinya, peristiwa pengucapan kalimat

terjadi setelah serangkaian acara lain yang harus mendahuluinya sudah

dilakukan dan akan disusulkan dengan peristiwa lain.

3) Yang hadir dalam peristiwa tersebut harus turut serta dan tidak dibenarkan

untuk melakukan hal yang lain.

4) Peristiwa tersebut harus dilakukan secara lengkap.

Menurut Lehwimel (2011) kalimat performatif dalam bahasa Arab

disepadankan dengan kala>mul-insya’iyah. al-Jarim dan Amin (2007: 153)

mendefinisikan insya’ dengan  

ما ال يصّح أن يقال لقائله انه صادق فيه او كاذب/Ma> la> yushichcha an yuqa>la liqa>’ilihi innahu sha>diqun fi>>hi au ka>dzibun/.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

19  

‘Kalimat yang pembicaranya tidak dapat dikatakan sebagai orang yang benar atau dusta’.

Misalnya seorang dosen berkata kepada salah satu mahasiswanya اقفل الباب

/iqfilil-ba>b/  ‘tutuplah pintu itu!’, maka tuturan tersebut bukan termasuk pada

tuturan benar atau bohong. Karena setelah tuturan tersebut diucapkan oleh penutur,

maka yang dilakukan mitra tutur adalah dengan melakukan perbuatan yang

diperintahkan oleh penutur.

Pengertian lain tentang insya’ didefinisikan oleh a’d-Damanhuri (TT: 115)

sebagai berikut:

مرّكب ال حيتمل الصدق و ال الكذب/Murakkabun la> yachtamilush-shidqa walal- kadziba/. ‘Susunan kalimat yang tidak bisa dinisbatkan kepada benar atau salah’.

al-Jarim dan Amin (2007: 182) membagi tuturan insya’ menjadi dua macam,

yaitu thalabi dan ghairu thalabi:

1) Thalabi

Kalam thalabi adalah kalam yang menghendaki terjadinya sesuatu

yang belum terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan. Kalam ini dapat

berupa amr (perintah), nahi> (larangan), istifham (pertanyaan), tamanni>

(harapan) dan nida>’(panggilan).

a) Amr

Amr adalah menuntut dilaksanakannya suatu pekerjaan dari

pihak yang tinggi ke pihak rendah. Akan tetapi, redaksi amr terkadang

tidak menggunakan makna asli, melainkan makna yang lain. Makna

tersebut adalah bimbingan (irsya>d), permohonan  (do’a),  tawaran(iltima>s),

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

20  

harapan yang sulit tercapai (tamanni), melemahkan mukhattab (ta’jid),

ancaman(ta’hid) dan kebolehan(iba>chah).

Amr mempunyai empat macam redaksi, yaitu fi’il amr, fi’il

mudhari’ yang didahului dengan lam amr, ism fi’il amr dan masdar yang

menggantikan fi’il amr (al-Jarim dan Amin, 2007: 191). 

Contoh , Tuturan 2:

أطلب عفوا منكم )2(/Athlubu ‘afwan minkum/. ‘Saya mohon maaf kepada kalian’.

Fi’il أطلب merupakan bentuk dari fi’il amr. 

b) Nida>’

Nida>’ adalah menghendaki menghadapnya seseorang dengan

huruf yang menggantikan lafadz ad’u>. Huruf-huruf nida>’ ada delapan,

yaitu hamzah (أ), ay (أي), ya> (يا), a> (آ), a>y (آى), aya> (أيا), haya> (هيا), dan wa> (وا). 

Hamzah dan ay digunakan untuk memanggil yang dekat, sedangkan

huruf nida>’ yang lain digunakan untuk yang jauh. Akan tetapi, terkadang

aturan tersebut tidak dipatuhi dikarenakan atas dekatnya orang yang

dipanggil (muna>da)  dalam hati orang yang memanggilnya atau juga

karena sebagai isyarat atas ketinggian derajat muna>da, kerendahan

martabatnya, atau kelalaian dan kebekuan hatinya (al-Jarim dan Amin,

2008: 224). Tuturan 3:

صديقي لقد ظننت أنك... عفوا يا أخ )3(/‘afwan ya> akhi… laqad zhanantu annaka shadi>qi>/. ‘Maaf wahai saudaraku..saya kira bahwa kamu adalah temanku’.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

21  

2) Ghairu thalabi

Kalam ghairu thalabi adalah kalam yang tidak menghendaki

terjadinya sesuatu. Kalam ini berupata’ajub (kata untuk menyatakan pujian), 

adz-dzamm (kata untuk menyatakan celaan),  qasam  (janji), kata-kata yang

diawali dengan af’alul raja (kata kerja harapan), dan kata-kata yang

mengandung makna transaksi.

3. Konteks tuturan

Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bahasa dan konteks

berdasarkan pada pemahaman kebahasaan. Konteks sebagai pijakan pragmatik

merupakan suatu kunci utama dalam proses pemahaman teks atau wacana, baik

wacana lisan maupun tulis (Ainin, 2010: 34).

Pemahaman teks atau wacana oleh setiap individu dapat berbeda-beda.

Sehubung dengan beberapa macam maksud yang mungkin dikomunikasikan

dalam penuturan sebuah tuturan, Leech (1993: 19-20) mengemukakan sejumlah

aspek yang senantiasa harus dipertimbangkan dalam rangka studi pragmatik,

aspek-aspek tersebut adalah:

a. Penutur dan lawan tutur

Konsep penutur dan lawan tutur ini juga mencakup penulis dan

pembaca bila tuturan bersangkutan dikomunikasikan dengan media tulisan.

Aspek yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar

belakang sosial, sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dan lain-

lain.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

22  

b. Konteks tuturan

Konteks tuturan penelitian linguistik adalah konteks dalam semua

aspek fisik atau seting sosial yang relevan dari tuturan bersangkutan. Konteks

yang bersifat fisik lazim disebut dengan koteks, sedangkan konteks seting

sosial disebut konteks. Konteks dalam pragmatik adalah semua latar belakang

pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan lawan tutur.

Konteks adalah hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan

sosial sebuah tuturan atau bisa juga merupakan latar belakang pengetahuan

yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur. Konteks berperan

penting dalam penentuan berhasil atau tidaknya sebuah tujuan tuturan

(Levinson, 1983: 9).

c. Tujuan tuturan

Tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatarbelakangi olehmaksud

dan tujuan tertentu. Bertutur dalam pragmatik merupakan aktivitas yang

berorientasi pada tujuan (goal oriented activities).

d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas.

Pragmatik berhubungan dengan tindak verbal (verbal act) yang terjadi

dalam situasi tertentu. Pragmatik menangani bahasa dalam hal yang lebih

konkrit dibandingkan dengan tata bahasa. Tuturan sebagai entitas yang konkrit

jelas penutur dan lawan tuturnya, serta waktu dan tempat pengutaraannya.

e. Tuturan sebagai produk tindak verbal

Tuturan yang digunakan dalam pragmatik, seperti yang telah

dijelaskan pada point ke empat merupakan bentuk dari tindak tutur. Oleh

karenanya, tuturan yang dihasilkan merupakan tindak verbal. Misalnya, ketika

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

23  

seoseorang datang kerumah temannya, ia memanggil nama temannya dari luar

rumah dengan namanya. Panggilan tersebut dapat ditafsirkan sebagai

perhatian atau perintah, yaitu perintah untuk membukakan pintu rumah.

4. Tindak tutur ekspresif

Searle (1962) mengemukakan bahwa secara pragmatis, setidaknya ada tiga

macam tindak tuturyang dapat diwujudkan oleh penutur, yakni lokusi ( فعل اللفظىال ),

ilokusi (الفعل اإلجنازى), dan perlokusi (الفعل التأثريى) (Searle, 1969: 23-24; Nachlah,

2011: 37). Berdasarkan ilokusi, Searle (1979) membagi tindak tutur menjadi lima

jenis, yakni asertif (اإلخباريات), direktif (التوجيهيات), komisif (اإللتزاميات), ekspresif

(Searle, 1979: 12-16; Nachlah, 2011: 51-52) (اإلعالنيات) dan deklaratif ,(التعبرييات)

Tindak tutur ekspresif ialah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud

agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam

ujaran tersebut. Misalnya: apologize (meminta maaf), commiserate (merasa ikut

bersimpati), congratulate (mengucapkan selamat), pardon (memaafkan), dan

thank (berterimakasih) (Leech, 1983: 328).

Yule (2006: 93) mendefinisikan tindak tutur ekspresif adalah jenis tindak

tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Tindak tutur ini

merupakan pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan,

atau kesengsaraan. Tindak tutur ekspresif mungkin disebabkan oleh suatu yang

dilakukan oleh penutur atau mitra tutur, tetapi semuanya merupakan pengalaman

penutur.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

24  

Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang mengungkapkan perasaan

perasaan penutur pada saat rela, marah, bahagia, sedih, sukses dan lain sebagainya.

Tindak tutur ini tidak hanya terjadi pada saat kejadian menimpa penutur, akan

tetapi tuturan ini dapat terjadi pada saat suatu kejadian dialami oleh mitra tutur.

Tindak tutur ekspresif ini misalnya adalah ucapan terimakasih, permohonan maaf,

ucapan selamat, pengharapan, kerinduan, kebencian dan lain sebagainya (Nachlah,

2011: 108). Sebagaimana yang telah tertulis dalam ayat al-Qur’an:

م مينّ ظ وهن العإينّ ريبّ )4(

/Rabbi> inni> wahanal-‘azhmu minni>/. ‘Tuhanku, sungguh tubuhku telah melemah’. Ayat tersebut merupakan tuturan ekspresif yang diucapkan oleh nabi

Zakariya. Tuturan ekspresif tersebut memperlihatkan perasaan yang sedang

dirasakan Zakariya, yaitu rasa kelemahan pada diri Zakariya yang disebabkan

oleh tulang yang sudah tua.

5. Strategi permohonan maaf

Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur yang termasuk dalam

tindak tutur ekspresif. Searle (1979: 15) mengklasifikasikan tindak tutur

permohonan maaf kepada klasifikasi ilokusi ekspresif yang berfungsi untuk

mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam

ilokusi. Permohonan maaf adalah tuturan ekspresif yang cenderung

menyenangkan dan kurang kompetitif. Oleh karena itu, secara intrinsik ilokusi ini

sopan. Lebih tepatnya Searle meletakkan ilokusi ekspresif ini sebagai bentuk

sopan santun positif yang berbeda (Leech, 1983: 166).

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

25  

Tindak tutur permohonan maaf dituturkan ketika ada beberapa perilaku

yang telah melanggar norma-norma sosial. Ketika suatu tindakan atau ucapan

telah menyinggung orang lain dan menjadikan penutur sebagai orang yang

bersalah, maka ia perlu memohon maaf (Olshtain dan Cohen, 1983: 21). Blum-

Kulka dan Olshtain (1989: 206) menyebutkan tindak tutur permohonan maaf

umumnya merupakan tindakan pasca-acara, yaitu setelah penutur melakukan

pekerjaan yang dianggap telah melanggar norma.

Tindak tutur permohonan maaf dilakukan ketika penutur ingin

memperbaiki hubungan dengan mitra tutur. Hal ini dikarenakan penutur telah

melakukan pelanggaran dan akan menyelamatkan mukanya dari mitra tutur.

Tindak tutur permohonan maaf dapat dipicu oleh situasi tertentu. Bisa jadi

seseorang perlu untuk memohon maaf ketika menyakiti orang lain secara tidak

sengaja. Namun derajat keparahan dalam situasi berbeda berbeda sesuai dengan

perilaku yang mungkin membutuhkan berbagai jenis strategi permohonan maaf

dan intensitas yang berbeda (Olshtain dan Cohen, 1983: 19-20).

Seorang penutur dapat menuturkan permohonan maaf yang disebabkan

oleh beberapa hal. Olshtain dan Cohen (1983: 21) menjelaskan hal-hal tersebut

sebagai berikut:

a. Harapan mitra tutur.

Tindak tutur permohonan maaf yang dituturkan oleh penutur merupakan

harapan mitra tutur atas tingkat kesalahan yang dilakukan penutur, sehingga

penutur merasa bahwa dirinya perlu memohon maaf sebagai ganti dari kesalahan

yang telah ia perbuat.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

26  

b. Persepsi penutur tentang tingkat kesalahan.

Pandangan pemohon maaf pada persepsi dirinya tentang tingkat beratnya

pelanggaran juga dapat menjadi penyebab seseorang memohon maaf. Penutur

beranggapan bahwa memohon maaf adalah salah satu cara untuk mengembalikan

hubungan baik antara kedua belah pihak dikarenakan tingginya kesalahan.

c. Persepsi penutur tentang besar kemungkinan diterimanya permohonan maaf.

Penutur berpandangan bahwa salah satu cara untuk menyesaikan masalah

antara dirinya dengan mitra tutur adalah dengan memohon maaf, karena ia melihat

bahwa tingkat diterimanya permohonan maaf dari penutur tergolong besar.

d. Interaksi yang baik antara penutur dan mitra tutur

Interaksi yangbaik antara penutur dan mitra tutur juga menyebabkan

seseorang untuk memohon maaf. Hubungan yang baik yang telah dijalin oleh

kedua belah pihak menimbulkan rasa untuk memperbaiki kesalahan dengan

memohon maaf ketika kesalahan terjadi. Penutur tidak menginginkan hubungan

yang telah dijalin akan rusak dikarenakan satu kesalahan.

e. Status sosial dari penutur dan mitra tutur.

Penyebab terjadinya tuturan permohonan maaf dapat berasal dari status

sosial antara kedua belah pihak, yaitu penutur dan mitra tutur. Misalnya hubungan

antara karyawan dan bos. Jika salah satu dari kedua pihak melakukan kesalahan

yang belum terselesaikan, maka tugas yang mereka emban akan bermasalah,

sehingga akan merugikan banyak pihak lainnya. Permohonan maaf merupakan

salah satu cara untuk menghindari perluasan masalah tersebut. Penutur

beranggapan bahwa jika ia memohon maaf, maka hubungan kedua belah pihak

akan harmonis kembali.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

27  

f. Nada suara

Penyebab permohonan maaf yang terakhir adalah nada suara yang

digunakan oleh mitra tutur. Nada suara yang berfungsi untuk menyampaikan

makna agar penutur memohon maaf.

Olshtain dan Cohen (1983: 22-23) membagi strategi-strategi permohonan

maaf menjadi lima strategi, yaitu (1) an expression of an apology (ekspresi

permohonan maaf), (2) an explanation or account of the situation (penjelasan

keadaan), (3) an acknowledgment of responsibility (pertanggungjawaban), (4) an

offer of repair (tawaran perbaikan), dan (5) a promise of forbearance (janji untuk

tidak mengulangi). Untuk lebih jelasnya, strategi-strategi tersebut akan dijelaskan

sebagai berikut:

a. Ekspresi permohonan maaf /an expression of an apology

Strategi ini merupakan strategi langsung dari permohonan maaf yang

dilakukan melalui ilokusi eksplisit, yaitu dengan mengungkapkan kata,

ekspresi, kalimat yang mengandung verba performatif permohonan maaf

(Cohen, Olshtain, dan Rosentain, 1986: 51). Blum-Kulka dan Olshtain (1984:

206) menyebutkan ilokusi eksplisit tersebut dengan an Explisit Illocutionary

Force Indicating Device (IFID).

Blum-Kulka dan Olshtain (1984: 2007) ; al-Adaileh (2007: 148-153)

memberikan enam apology IFID type. Tipe tersebut adalah sebagai berikut:

Type (performative verb) Examples

English Arabic

1 (be) Sorry a>sif I’m sorry (that) I’m solate

2 Excuse Excuse me for being late again

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

28  

3 Apologize A’tadzir I apologize for coming late to the meeting

4 Forgive Sa>michni> Forgive me for coming late

5 Regret I regret that I can’t help you

6 Pardon ‘Afwan Pardon me for interrupting

Tabel 1: Apology IFID Types

Ekspresi permohonan maaf dalam bahasa Arab dapat berupa (‘‘afwan,

ma’dzirah, asta’fi>, a’tadzir, sa>machani> dan a>sif). Ekspresi-ekspresi tersebut

telah mewakili tuturan permohonan maaf secara umum, walaupun tidak diikuti

oleh kalimat apapun.

b. Penjelasan keadaan/ an explanation or account of the situation

Keadaan yang terjadi berpotensi muncul dalam strategi permohonan

maaf. Strategi ini digunakan oleh penutur untuk memberikan alasan serta

menggambarkan keadaan yang telah terjadi dan yang menyebabkan kesalahan.

Strategi ini digunakan untuk menyamakan presepsi antara penutur dan mitra

tutur, sehingga terlihat jelas kesalahan yang terjadi dan seberapaberat

kesalahan tersebut. Contoh, tuturan 5:

ستيقظ متأّخرةأ )5(

/Astaiqizhu muta'akhkhiratan/. ‘Saya terlambat bangun’.

c. Ungkapan pertanggungjawaban/ an acknowledgment of responsibility

Pertanggungjawaban digunakan penutur untuk memohon maaf atas

kesalahan penutur kepada mitra tutur, pertanggungjawaban ini dimaksudkan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

29  

untuk menenangkan mitra tutur. Ungkapan pertanggungjawaban ini terbagi

menjadi empat bagian, berikut pembagian sesuai tingkatannya:

1) Pengakuan kesalahan/accepting the blame.

Substrategi ini dilakukan dengan cara penutur mengakui kesalahan

yang terjadi adalah perbuatan yang dilakukan oleh penutur. Pengakuan

kesalahan ini dilakukan penutur sebagai bentuk pertanggungjawabannya

kepada mitra tutur. Contoh,tuturan 6:

ئياطهذا خ )6(

/Ha>dza> khatha>'i>/. ‘Ini adalah salahku’.

2) Ekspresi pengungkapan kekurangan diri/expresing self-deficiency.

Pada strategi ini, penutur mengungkapkan sifat yang ada pada

dirinya, seperti pelupa, ceroboh, tidak teliti, dan lain sebagainya.

Ungkapan sifat diri ini ditujukan untuk bertanggungjawab atas perbuatan

yang telah penutur lakukan. Contoh,tuturan 7:

نسيت جّدا )7(

/Nasi>tu jiddan/. ‘Saya sungguh lupa’.

3) Mengakui orang lain yang layak untuk menerima permohonan

maaf/recognizing the other person as deserving apology.

Substrategi ini digunakan jika penutur menganggap bahwa orang lain

berhak menerima sebuah permohona maaf. Pada substrategi ini, penutur

menganggap argumen yang diutarakan oleh mitra tutur lebih kuat

dibandingkan alasan penutur. Contoh, tuturan 8:

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

30  

صدقت )8(

/Shadaqta/. ‘Kamu benar’.

4) Ekspresi ketiadaan maksud/expressing lack of intens.

Substrategi ini merupakan pertanggungjawaban penutur atas

ketidaksengajaan atau ketiadaan maksud penutur atas kesalahan yang

terjadi. Kesalahan tersebut merupakan kejadian yang tidak sesuai dengan

harapan dan kemauan penutur atau merupakan sebuah kejadian yang

terjadi secara tiba-tiba. Substrategi ini ditandai dengan ungkapan

ketidaksengajaan. Contoh, tuturan 9:

بذالك قصد أال )9(

/La> aqsudu bi dza>lika/. ‘Saya tidak bermaksud demikian’.

d. Tawaran perbaikan/ an offer of repair

Strategi ini merupakan kesediaan penutur untuk menawarkan perbaikan

atas kesalahan kepada mitra tutur, dengan tujuan penutur dapat menerima

permohonan maaf dari mitra tutur dan juga dapat menyelamatkan muka

penutur. Tawaran perbaikan juga berfungsi untuk menawarkan pembayaran

terhadap kerugian mitra tutur. Tawaran perbaikan ini dapat berupa tindakan,

ataupun hal material sesuai dengan konteks kejadian. Contoh, tuturan 10:

قاء إىل الغد إن شاء اهللال اللّ سنؤجّ )10(

/Sa nu'ajjilul-liqa>’a ila>l-ghadi in sya>'alLah/. ‘Kita akan menyegerakan pertemuan kita besok jika Allah menghendaki’.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

31  

e. Pernyataan janji untuk tidak mengulanginya/ a promise of forbearance.

Pernyataan ini digunakan oleh penutur atas kesalahan yang telah

dilakukan. Strategi ini muncul ketika pemohon maaf berkomitmen pada

dirinya untuk tidak melakukan pelanggaran lagi. Strategi ini jarang digunakan

dalamberbagai situasi. Contoh, tuturan 11:

ال أكّرر مرّة ثانية )11(

/La> ukarriru marratan tsa>niyatan/. ‘Saya tidakakan mengulangi lagi’.

Kelima strategi tersebut merupakan strategi yang digunakan pada

tuturan permohonan maaf. Faktor yang mempengaruhi keputusan penutur

untuk meminta maaf dalam memulihkan wajah mitra tutur berbeda-beda.

kemungkinan paling signifikan dari faktor-faktor ini adalah tingkat

pelanggaran atau keseriusan pelanggaran. Selain itu, budaya dan unsur

kontekstual yang mempengaruhi keputusan untuk meminta maaf, dan

mempengaruhi strategi seleksi. Parameter sosial jarak, kekuatan, dan usia

mungkin juga berkontribusi, dalam latar belakang budaya, untuk intensifikasi

permintaan maaf. Blum-kulka dan Olshtain (1989: 208) menyebutkan dua

intensifikasi strategi permohonan maaf yaitu:

a. Intensitas permohonan maaf/intensification.

Kemunculan intensitas ini bertujuan untuk membuat tuturan

permohonan maaf semakin kuat. Strategi ini merupakan wujud dari

kesungguhan penutur untuk menjaga dan menghormati muka dari mitra tutur.

Misalnya kata جّدا /jiddan/ ‘sangat’.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

32  

b. Perhatian pada pendengar/ concern for the hearer

Intensifikasi dilakukan dengan cara memberikan perhatian kepada

mitra tutur. Olshtain (1983) mengatakan bahwa pada beberapa situasi,

ungkapan ini juga sering muncul sebagai bentuk pengharapan atau sesuatu

yang ingin diminta kepada pendengar. Contoh, tuturan 12:

.…والوداد ةاحملبّ دوام امنّ ولكم خلري كال لكم نتمّىن )12(

/Natamanna> lakum kullal-khaira wa lakum minna> dawa>mal-machabbati wal-wida>di/. ‘Kami berharap semoga kamu mendapatkan kebaikan dan cinta serta kasih sayang yang berlanjut’.

Pengklasifikasian yang dibuat oleh Olshtain dan Cohen (1986) di atas akan

digunakan untuk menganalisis data untuk mendapatkan pola strategi yang muncul

pada penelitian ini.

F. Sumber Data dan Data

Sudaryanto (1988: 9-10) mendefinisikan data dengan suatu bahan

penelitian, yaitu bahan yang diharapkan dapat menjelaskan objek material, karena

di dalam bahan itu terdapat objek penelitian yang dimaksud.

Data penelitian ini adalah tuturan permohonan maaf dari mahasiswa

Indonesia yang sedang berada di Timur Tengah. Data dikumpulkan melalui pesan

dalam jejaring sosial kepada informan berdasarkan delapan situasi dengan sampel

enam penutur yang berasal dari universitas di Sudan, Saudi dan Mesir. Keenam

penutur tersebut adalah Muhammad Ridwan Syarifuddin jurusan ushul tarbiyah

semester 2, Uji Efendi jurusan syari’ah semester 2, Muhammad Burhanuddin

jurusan syari’ah semester 8, Pandu Aditya jurusan ushuluddin filsafat semester 8,

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

33  

Abdul Muiz Mustofa Nur Salim jurusan syari’ah semester 4, dan Fauqiyatu

Taqwa jurusan fiqih perbandingan semester 2.

G. Metode Penelitian

Dalam pemecahan masalah suatu penelitian, hendaknya melalui beberapa

tahapan metode. Menurut Sudaryanto (1993: 5-7), tahapan tersebut dibagi

menjadi tiga urutan, yaitu: penyediaan data, analisis data yang telah disediakan,

dan penyajian hasil analisis data yang bersangkutan. Berikut tahapan-tahapan

tersebut:

1. Tahap penyediaan data

Penyediaan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan

sampel. Efendi dan Tukiran (2012: 157-158), membagi dua kelompok besar

dalam metode pengambilan sampel, yaitu sampel probabilitas (pobability

sampling) dan sampel nonprobabilitas (non probability sampling). Sampel

probabilitas mengandung pengertian bahwa setiap unsur populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Lain halnya dengan sampel

probabilitas, sampel nonprobabilitas mempunyai maksud setiap unsur dari

populasi tidak Memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Metode sampel nonprobabilitas dapat digunakan apabila suatu penelitian tidak

bertujuan untuk melakukan generalisasi atas satu sampel. Penelitian tersebut

semata-mata hanya ingin mendapatkan kesan mengenai hal-hal tertentu.

Keuntungan dari sampel nonprobabilitas ialah prosedurnya tidak berbelit

belit, jauh lebih murah, dan dapat dilakukan saat tertentu, saat respondennya dapat

diraih tanpa prosedur statistik yang kompleks. Sampel yang ditarik secara

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

34  

nonprobabilitas dapat dianggap cukup bila penelitian yang dilakukan tidak

berminat untuk membuat generalisasi penemuannya diluar sampelnya, atau jika

penelitiannya semata-mata dipakai sebagai percobaan untuk membuat penelitian

yang lebih besar (Slamet, 2006: 61).

Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel nonprobabilitas.

Karena pada penelitian ini, semata-mata ingin mendapatkan kesan, yaitu tentang

pengadopsian teori permohonan maaf oleh Olshtain dan Cohen yang diterapkan

pada penutur bahasa Arab non Arab.

Efendi dan Tukiran (2012: 157) membagi metode sampel nonprobabilitas

menjadi lima jenis, yaitu sampel purpositif, sampel kuota, sampel jenuh, sampel

aksidental, dan sampel bola salju. Jenis pengambilan sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah pengambilan sampel aksidental.

Sampel aksidental (accidental sampling) dengan pengambilan sempel

berdasarkan orang yang kebetulan ditemukan atau orang yang mudah ditemui atau

dijangkau (Soehartono, 1995: 62). Senada dengan pengertian tersebut, Slamet

(2006:61) mendefinisikan sampel aksidental (Convenience sampling/accidental

sampling) adalah di dalam cara pengambilan sampel peneliti semata-mata

memilih siapa saja yang dapat diraih pada saat penelitian diadakan sebagai

respondennya.

Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari

Indonesia yang dapat menggunakan bahasa Arab, khususnya yang sedang berada

di Timur Tengah dengan menggunakan metode sampel aksidental. Kemudian

responden diminta mengisi tes penyelesaian percakapan sebagai seorang yang

akan memohon maaf karena kesalahan dalam kasus tersebut.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

35  

Metode tes penyelesaian percakapan atau disebut Discourse Completion

Test (DCT) tersebut merupakan nama yang diberikan oleh para ahli

sosiopragmatik untuk sebuah penelitian yang menggunakan wawancara. DCT

adalah sebuah kuisioner yang biasanya digunakan untuk memahami pendapat,

pengambilan sikap dan tindakan dari responden (al-Adaileh, 2007: 90). Kuisioner

tersebut terdapat beberapa kasus tentang kesalahan yang dilakukan oleh manusia.

Kemudian dari kuisioner tersebut akan didapatkan sebuah data permohonan maaf

yang menjadi objek penelitian.

2. Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu

dengan metode agih dan padan.

a. Metode Agih

Metode agih disebut juga sebagai metode distribusional, yaitu

metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian

dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 15).

Teknik dasar metode agih pada penelitian ini adalah teknik bagi

unsur langsung (BUL), yaitu teknik analisis data dengan cara membagi

satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur. Bagian-bagian

atau unsur-unsur tersebut dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung

membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 31).

Teknik BUL pada penelitian ini memiliki teknik lanjutan, yaitu

teknik lesap. Teknik lesap dilaksanakan dengan melesapkan (melepaskan,

menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu suatu lingual

yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 37). Teknik lesap digunakan untuk

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

36  

mengetahui kadar keintian unsur yang dilesapkan. Unsur yang dilesapkan

tersebut adalah unsur yang selalu menjadi pokok perhatian dalam analisis.

Jadi, bila dalam tuturan berbentuk ABCD unsur D dilesapkan (sehingga

menghasilkan ABC) maka, unsur D tersebut yang menjadi pokok perhatian.

(Sudaryanto, 1993: 41-42). Metode agih dengan teknik bagi unsur langsung

dan dilanjutkan dengan teknik lesap ini digunakan dalam pembahasan pada

bab dua untuk menentukan unsur pokok dalam permohonan maaf.

b. Metode Padan

Metode padan adalah metode analisis yang alat penentunya ada di

luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (Sudaryanto, 1993: 13).

Penggunaan metode ini bertujuan untuk menentukan kejatian atau identitas

objek penelitian. Metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode padan pragmatis, yakni metode padan yang alat penentunya mitra

wicara (Sudaryanto, 1993: 15).

Metode ini memiliki dua teknik, yaitu teknik dasar dan teknik

lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu

dengan daya pemilah sebagai pembeda reaksi dan kadar keterdengaran.

Sedangkan teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

hubung banding menyamakan hal pokok untuk menentukkan strategi

permohonan maaf.

Data yang diperoleh akan dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan

pola strategi yang digunakan oleh responden. Selanjutnya data dianalisis

menurut model-model yang dikemukakan oleh Olshtain dan Cohen. Setelah

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

37  

semua data tercukupi dan terklasifikasi, pada tahap akhir akan dilakukan

prosentase terhadap strategi yang digunakan.

H. Tahap penyediaan hasil analisis

Tahap penyediaan hasil analisis dalam penelitian ini adalah secara

informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa

yang dirangkai secara deskriptif, juga menggunakan prosentase perbandingan

strategi permintaan maaf yang diperoleh dari data.

I. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari empat bab yang saling

berkaitan satu sama lain, yaitu bab satu yang berupa pendahuluan, bab dua dan

tiga berisi tentang pembahasan dan bab empat berisi tentang penutup. Masing

masing bab memiliki subbab yang saling berkaitan satu sama lain. Sistematika

atau tatanan penulisan dari penelitian ini terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian, batasan masalah, landasan teori, sumber data dan

data, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Bentuk dan makna satuan lingual permohonan maaf

Membahas tentang hasil analisis bentuk serta makna yang terkandung

dalam ungkapan permohonan maaf.

Bab III Strategi tuturan permohonan maaf.

Membahas tentang hasil analisis Strategi permohonan maaf perspektif

Olshtain dan Cohen.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fileterimakasih, mengungkapkan rasa simpati dan memohon maaf. Permohonan maaf merupakan salah satu tindak tutur ekspresif. Permohonan maaf

38  

Bab IV Penutup

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.