Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, mayoritas orang di dunia ingin dikenal. Dan setiap orang
memiliki langkah maupun cara tertentu dalam mempresentasikan dirinya kepada
orang lain. Kondisi saat ini berbeda dengan kondisi sebelum adanya new media,
terutama media sosial. Untuk mempresentasikan dirinya, seseorang masih
menggunakan media konvensional. Seperti menggunakan tulisan untuk dicetak
pada koran, atau majalah, atau dengan siaran di stasiun radio, hingga muncul di
layar televisi, agar dirinya mampu dikenal banyak orang karena beberapa alasan,
seperti karena kemampuannya, wajahnya maupun hal lain yang mampu ia tunjuk
dan banggakan.
Presentasi diri adalah kegiatan seseorang dalam menunjukkan kepada orang
lain bahwa “inilah aku”. Dapat dikatakan juga bahwa presentasi diri adalah
sebuah usaha yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak untuk
mempengaruhi seseorang dengan kesan yang diciptakan melalui penampilan
maupun tingkah laku. Presentasi diri atau sering juga disebut manajemen impresi
(impression management) merupakan sebuah tindakan menampilkan diri yang
dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri yang diarapkan
dan biasanya merupakan citra positif (Boyer, dkk, 2006 : 4). Sarwono (2009)
menyebutkan presentasi diri adalah usaha untuk mengatur kesan yang orang lain
tangkap mengenai kita baik disadari maupun tidak disadari.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2
Pada era yang serba mudah ini, teknologi mulai mengubah cara orang dalam
berkomunikasi. Banyak orang yang lebih memilih untuk mempresentasikan
dirinya dengan cara yang “baru”, yaitu dengan menggunakan fasilitas yang
dimiliki new media. Kemunculan new media atau media baru ini sebagai revolusi
informasi yang pada akhirnya mengambil alih hampir semua kemampuan yang
dimiliki oleh media konvensional, dan ada suatu saat dimana media baru akan
memberikan sesuatu yang lebih dari pada yang ditawarkan oleh media
konvensional.
Media baru telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencakup
seperangkat teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang dan
beragam (Mc Quail, 2011 : 42). Setelah lahirnya media baru, dampak-dampak
yang timbul adalah media konvensional atau tradisional seperti surat kabar,
maupun buku mulai di singkirkan. Lebih banyak orang yang akan memilih
mengakses buku maupun koran melalui media baru yang lebih mudah. Media
baru dapat disimpulkan sebagai suatu istilah yang menggambarkan suatu bentuk
tanda datangnya sebuah era baru yaitu era digital, dan salah satu contohnya adalah
internet.
Dalam peradaban baru “netizen” internet dan teknologi komunikasi
merupakan elemen utama. Internet telah melahirkan dunia cyber yang membuat
setiap orang bebas dan terhubungan dengan warga di seluruh penjuru dunia, baik
melalui handphone, laptop, dan computer. Bagi mereka yang secara pribadi tidak
memilikinya mereka memanfaatkan warung-warung internet yang tersebar di
berbagai tempat (Purwasito, 2015: 29). Seiring dengan perkembangan, internet,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3
produk yang paling menonjol adalah Social Media atau media sosial, seperti
Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, dll. Menurut Andreas Kaplan dan
Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai bagian dari media massa
bersi modern di mana pengertian dari media sosial adalah sebuah media yang
difasilitasi internet atau disebut media online. Media sosial melahirkan jejaring
sosial (Social Networking) yang merupakan aplikasi dari sebuah media sosial
yang digunakan untuk berkomunikasi, menyebarkan dan mendapatkan informasi
(Gustina, 2015 : 3). Media sosial telah menghubungkan warga dunia untuk
berinteraksi secara person to person, langsung dan tanpa filter.
Kemampuan inilah yang menarik perhatian peneliti untuk mencari tahu
apakah motif mereka menggunakan media sosial Instagram dan apakah ada
korelasi antara motif menggunakan akun Instagram dengan presentasi diri
anggota Komunitas Urban Exploration People Solo.
Gambar 1.1
Data Penduduk Indonesia, Penggunaan Internet dan Media Sosial
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4
Seperti yang dijelaskan dan disajikan data penggunaan Internet dari website
We Are Social (2017) bahwa total populasi masyarakat di Indonesia pada tahun
2017 adalah 262 juta orang, dan 132,7 juta orang dari total populasi penduduk di
Indonesia merupakan pengguna internet. Fakta lain menyatakan bahwa dari total
populasi penduduk Indonesia tersebut di atas, sekitar 40% nya yaitu sejumlah 106
juta orang merupakan pengguna aktif media sosial, sedangkan 35% lainnya,
sejumlah 92 juta orang, mereka menggunakan media sosial untuk kegiatan sosial.
Dalam peradaban netizen, masyarakat aktif menggunakan media sosial, baik
anak-anak muda, professional, akademik maupun masyarakat biasa. Hal ini juga
dibarengi dengan perkembangan situs media sosial atau dapat disebut dengan
Social Networking Sites (SNS), seperti disebut di atas telah membuka setiap orang
untuk berkomunikasi secara online dengan orang lain dari seluruh penjuru dunia.
Artinya setiap orang tidak dapat mengisolasi dirinya dari dunia luar. (Alloway. at.
all, 2014 : 150).
Jika melihat penggunaan media sosial di tingkat dunia, 29 negara telah
melibatkan lebih dari 17.000.000 populasi (Chan and Virkki, 2014: 41), yang
memungkinkan mereka mengunggah informasi pribadi dan memungkinkan
penggunanya untuk saling berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang
mudah, seperti mengirim pesan pribadi atau umum (kelompok orang banyak),
serta mengunggah dan juga mengirim foto, audio, maupun video. Teknologi
telekomunikasi ini membuat setiap orang dapat mengirim dan menerima pesan
tanpa batas, tak terpengaruh jarak dan bebas memilih waktu (Purwasito, 2014:
19).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5
Dalam skripsi ini, peneliti tertarik untuk mengetahui penggunaan media
sosial, Instragram. Yakni kegemaran mereka berbagi foto, yang mana mereka
memungkinkan mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya
ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk mengunggah foto milik Instagram
mereka sendiri (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Instagram diakses pada Kamis, 16
Juni 2016 pukul 21.09 WIB).
Gambar 1.2
Data Platform Media Sosial yang banyak digunakan
Dari gambar diatas, fakta menunjukkan bahwa pengguna media sosial
Instagram di Indonesia menduduki urutan ketiga, dengan pengguna sejumlah 39%
penduduk di Indonesia. Di belakangnya, Youtube di urutan pertama, dengan total
pengguna 49%, dan Facebook di urutan kedua dengan total pengguna 48%.
Diurutan ke-empat Twitter dengan 38% pengguna, dan pada urutan ke-lima
diduduki oleh Whatsapp dengan total pengguna 38% penduduk Indonesia. (We
Are Social (2017)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6
Seperti penjelasan diatas bahwa Instagram adalah media sosial berbasis foto
yang dimana interaksi utamanya adalah mengunggah dan saling berkomentar satu
dengan yang lain (Frederick, 2013 : 36). Instagram membuat suatu sistem, yakni
dengan cara menampilkan foto kepada followers, pengikut akun pengguna lainnya
atau memiliki pengikut Instagram (Khairunnisa, 2014: 220). Karakter lainnya
adalah tanda love, tanda shared dimana pengguna mampu menyebarkan foto itu
kepada orang tertentu, menandai seseorang atau banyak orang sekaligus dalam
satu foto, maupun menandai dalam kolom komentar pada foto yang diunggah
orang lain, pesan pribadi, insta-story adalah fitur yang memungkinkan pengguna
Instagram untuk dapat mengunggah video maupun gambar dan akan menghilang
dalam 24 jam, dan fitur terbarunya saat ini (tahun 2017) yaitu fitur Slideshow,
dimana pengguna mampu mengunggah lebih dari 1 foto dalam sekali upload.
Instagram juga digunakan tidak hanya orang biasa, namun juga para
fotografer untuk mengunggah hasil karyanya. Banyak fotografer dari seluruh
dunia yang memiliki akun Instagram untuk mengunggah foto ke akun mereka
masing-masing. Tidak sedikit fotografer dari seluruh dunia yang memiliki akun
Instagram, seperti Theron Humphrey, Jerry Aurum, hingga National Geographic
pun memiliki akun Instagram. Hal ini menjadi salah satu faktor semakin
banyaknya orang yang memiliki hobi foto secara tiba-tiba. Apalagi didukung
dengan teknologi yang sudah maju, seperti teknologi kamera yang sekarang ini
semakin bagus, dan memudahkan seseorang dalam membuat sebuah foto dengan
kualitas yang baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7
Hal diatas, merupakan faktor pendorong banyaknya penikmat foto di
seluruh dunia, dan tidak terkecuali Indonesia. Semakin banyaknya penikmat foto,
maka mengubah pandangan mengenai penggunaan foto, yang dahulu sebuah foto
menjadi pelengkap sebuah tulisan atau artikel, sekarang foto menjadi utama dan
tulisan hanya sebagai caption dari foto atau penjelas dari foto (Soelarko, 1978:
19-16).
Media sosial seperti Instagram, dan sebagainya, bukan saja membantu
orang untuk mengembangkan sikap-sikap tertentu, namun juga menyajikan
berbagai macam fasilitas kepada banyak orang untuk bebas berkreasi,
menunjukkan ekspresi diri, maupun menunjukkan dirinya dan juga sebagai sarana
mempresentasikan diri yang sudah banyak dilakukan banyak orang tak hanya di
Indonesia namun diseluruh dunia.
Disini, media sosial terutama Instagram, memungkinkan seseorang untuk
menampilkan dirinya dan kemampuannya kepada orang lain melalui foto maupun
video yang diunggah. Fitur-fitur yang dimiliki Instagram menjadi sebuah media
dalam mempresentasikan diri. Presentasi yang dilakukan ini bisa dilakukan oleh
individu, kelompok, tim, maupun organisasi (Boyer, 2006 : 4). Media sosial,
terutama Instagram, mampu memberikan sebuah wadah atau ruang yag luas bagi
penggunanya untuk mempresentasikan dirinya. Misalnya seseorang yang
mengalami kendala dalam mepresentasikan dirinya, bisa memiliki cara yang
berbeda dalam mempresentasikan dirinya dalam media sosial. Dalam presentasi
diri, media sosial dipandang sebagai perpanjangan diri pengguna. Pengguna
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8
media sosial akan menata media yang dipakainya seolah sebuah “ruang tamu”
bagi pengunjungnya.
Urban Exploration (Urbex) adalah sebuah kegiatan petualangan untuk
mengeksplorasi tempat-tempat yang terbuang dan jauh dari sifat komersil
(https://m.kaskus.co.id/thread/561b6c04d44f9f477c8b4573/mengenal-urban-
exploration-photography/ diakses pada Rabu, 15 Juni 2016 pukul 13.25 WIB).
Biasanya kelompok urbex ini mengamati reruntuhan bangunan yang sudah
ditinggalkan. Kegiatan ini memiliki resiko yang tinggi seperti diantara cedera
fisik, ancaman hukuman, penangkapan, pelanggaran, privasi negara, hingga
kematian. Urban Exploration Photography ini sudah biasa berhubungan dengan
pihak keamanan setempat, terkadang mereka mengijinkan para explorer ini untuk
mengambil gambar ditempat yang diinginkan, dengan memberikan batasan area
yang diperbolehkan.
Target utama dari explorer ini adalah tempat terbuang seperti kota mati,
rumah sakit tua, stasiun, dan lokasi pertambangan. Para urbex ini tertarik pada
sudut-sudut kota yang dianggap terlarang oleh masyarakat, seperti bangunan yang
ditinggalkan, atap bangunan, terowongan, saluran air bawah tanah dan situs
infiltrasi yang masih aktif (Steven H, David W. Lewis, 2007 : 42). Beberapa
explorer memilih untuk bepergian sendiri, namun ada beberapa yang lain memilih
untuk ber-explore secara berpasangan maupun dalam sebuah grup dan terkadang
mereka memilih untuk pergi setelah malam tiba (Carie and Susan, 2013 : 1).
Kegiatan ini ternyata diminati oleh sejumlah praktisi seperti fotografer atau
sinematografer. Beberapa pekerja film horror, pembuat animasi games, dan film
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9
dokumenter adalah yang paling membutuhkan jasa para urbex. Urbex people
mengambil gambar di tempat yang sudah dipilih, dengan objek manusia sebagai
pelengkapnya, dan properti yang menjadi khas dari hasil karya Urbex People.
Setelah gambar diambil, dan diolah sesuai dengan keinginan, mereka
mengunggah hasil foto mereka tadi ke akun Instagram pribadi mereka
Gambar 1.3
Salah satu contoh hasil foto Komunitas Urban Exploration People
Kegiatan urbex ini sudah menjamur di seluruh dunia, termasuk di Indonesia
yang baru-baru ini diramaikan dengan tren tersebut. Para petualang urbex ini
menyebut dirinya sebagai urbex people. Dengan masuknya kegiatan urbex
tersebut ke Indonesia, maka mulai munculah beberapa komunitas-komunitas
urbex di Indonesia, seperti salah satunya adalah komunitas urbex di Surakarta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10
yaitu Urbex People Soc, dan komunitas itu sendiri memiliki akun resmi Instagram
nya sendiri yaitu @urbexpeoplesoc yang memiliki 10 juta followers
Dari penjelasan mengenai fenomena Urbex di dalam Komunitas Urbex
People Soc ini akan menarik, karena dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti
mengenai adakah hubungan antara motif dengan presentasi diri anggota
Komunitas Urban Exploration Solo.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Adakah hubungan yang signifikan antara motif anggota Komunitas
Urban Eploration People dalam menggunakan akun Instagramnya
dengan Presentasi Diri anggota Komunitas Urban Exploration
People Solo?
C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan hubungan antara motif anggota Komunitas Urban
Eploration People dalam menggunakan akun Instagramnya dengan
Presentasi Diri anggota Komunitas Urban Exploration People Solo.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis:
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis pada
lingkup ilmu Komunikasi, khususnya pada penggunaan media komunikasi dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11
teknologi dengan memberikan suatu penjelasan mengenai apa itu komunikasi,
media sosial, motif seeorang dalam mengakses suatu akun Instagram, dan juga
beberapa pengertian mengenai presentasi diri yang berhubungan dengan suatu
komunitas fotografi di Surakarta yang belum banyak diketahui orang banyak yaitu
Urban Exploration People Solo.
2. Manfaat Praktis:
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
mahasiswa maupun dosen di perguruan tinggi dalam pengerjaan penelitian dan
sebagai bahan literatur oleh peneliti selanjutnya yang hendak meneliti suatu
masalah yang memiliki kaitannya dengan penelitian ini, seperti penggunaan teori-
teori yang berhubungan dengan motif penggunaan media sosial, pengertian
mengenai teknologi komunikasi dan media baru maupun teori presentasi diri, dan
hubungan antara motif dengan presentasi diri dalam penggunaan media sosial.
E. Tinjauan Pustaka
Komunikasi merupakan hal pokok yang tidak akan bisa lepas dari
kehidupan. Mengapa kita harus berkomunikasi? Serta mengapa komunikasi begitu
penting dan merupakan hal pokok? Tanpa komunikasi, manusia tidak akan bisa
berinteraksi satu sama lain. Dunia akan menjadi begitu hening, dan manusia
dengan manusia yang lain akan kesusahan dalam berinteraksi. Kata komunikasi
atau communication dalam bahasa Inggris, berasal dari kata Latin communis yang
berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12
“membuat sama” (to make common) (Mulyana, 2014 : 46). Sedangkan untuk
definisi dari komunikasi itu sendiri, ada sangat banyak dan dari banyak peneliti.
Begitu juga dengan kebenarannya, semua definisi mengenai komunikasi tidak ada
yang benar dan tidak ada yang salah.
Sedangkan, komunikasi itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu komunikasi
verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi
yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis maupun
secara lisan. Jenis komunikasi ini sangat sering digunakan sehari-hari oleh
manusia untuk saling berinteraksi. Sedang, komunikasi non-verbal adalah
menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi, intonasi, penekanan bicara,
gaya emosi, gaya berbicara atau dengan menggunakan suatu media tertentu untuk
menyampaikan pesan.
Berkomunikasi secara tidak langsung selain dengan menggunakan isyarat,
gerakan tubuh, ekspresi dari lawan bicara, intonasi berbicara, berkomunikasi non
verbal juga dapat dilakukan melalui perantara yaitu melalui media. Dengan
menggunakan komunikasi visual yaitu dengan menggunakan beberapa gambar-
gambar yang relevan, lambang, maupun warna yang tepat dan bentuk yang
berbeda dengan yang lain, akan membantu mendapatkan perhatian.
Berikut adalah bagan alur komunikasi yang terjadi dalam penelitian ini:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13
Bagan 1.1
Alur Komunikasi yang digunakan
Beberapa hal yang telah dijelaskan tadi dapat dilakukan dengan perantara
media yang berawal dari munculnya Internet.
Berdasarkan apa yang penulis jelaskan pada latar belakang, dimana sebuah
data dari wearesocial.com, internet merupakan hal yang banyak digemari
masyarakat tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia. Masyarakat
menggunakan internet untuk saling berinteraksi satu sama lain secara tidak
langsung tanpa harus mengkhawatirkan jarak, dan dapat diakses dengan biaya
yang terjangkau. Termasuk di Indonesia, berdasarkan data yang dilansir dari
wearesocial.com, Indonesia juga termasuk salah satu negara dengan 132,7 juta
penduduknya merupakan pengguna internet.
Internet yang merupakan singkatan dari Interconnected-Network, adalah
sebutan untuk sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs
akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan (Rohaya,
2008 : 2). Dengan internet, komputer dapat saling terhubung dan berhubungan
untuk saling berkomunikasi, berbagi dan mendapatkan informasi. Seperti yang
Komunikator (Pengirim)
Anggota Komunitas Urban
Exploration People.
Pesan
Foto/video serta
caption
Komunikan (Penerima)
Pengguna akun Instagram
Feedback
Presentasi Diri
Motif
Mengguna
kan Media
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14
diutarakan Castells dalam (McQuail, 2011 : 44) bahwa pada awalnya, internet
dimulai sebagai alat komunikasi non komersial dan pertukaran data diantara
professional, tetapi perkembangan selanjutnya adalah internet sebagai penyedia
barang dan jasa, dan sebagai alternatif bagi alat komunikasi pribadi dan antar-
pribadi.
Beberapa ciri-ciri utama internet sebagai media, seperti yang dikutip dalam
(McQuail, 2011 : 45) :
a. Teknologi berbasis computer
b. Karakter hibrida
c. Potensi interaktif
d. Fungsi publik dan privat
e. Peraturan tidak ketat
f. Kesalingterhubungan
g. Ada dimana-mana/tidak tergantung lokasi
h. Dapat diakses individu sebagai komunikator
i. Media komunikasi massa dan pribadi
Jaringan yang membentuk internet, bekerja berdasarkan suatu set protocol
standar yang digunakan untuk menghubungkan jaringan computer dan memberi
alamat lalu lintas dalam jaringan. Protokol standar pada internet dikenal seagai
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Internet juga memiliki
gateway atau pintu masuk ke jaringan dan layanan yang berbasis protocol lainnya
(Rohaya, 2008 : 2).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15
Internet menghubungkan satu orang dengan banyak orang di seluruh
dunia, sehingga memperluas jaringan dalam berkomunikasi. Dari internet,
sekarang telah berkembang dan menyebabkan munculnya media baru yang
banyak digunakan masyarakat di Indonesia.
Dalam penelitian ini, lebih terfokus pada penggunaan komunikasi non-
verbal, yang dimana komunikasi dalam penelitian ini menggunakan media baru.
New Media atau Media baru, adalah berbagai perangkat teknologi
komunikasi yang berbagai ciri yang sama yang mana selain baru dimungkinkan
dengan digitalisasi dan ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi
sebagai alat komunikasi (McQuail, 2011 : 148). Kemudahan yang ditawarkan oleh
media baru ini membuat banyak khalayak tidak bisa menolak kehadirannya.
Media baru ini sangat beragam, dan tidak mudah untuk didefinisikan,
namun sudah banyak orang yang menerapkannya kedalam berbagai wilayah
komunikasi massa, sehingga media baru ini secara tidak langsung menggeser
peranan media massa konvensional. media baru sebagai alat komunikasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah media sosial yang termasuk media baru
yang kehadirannya tidak bisa ditolak oleh sebagian besar masyarakat.
Dari adanya media baru, munculah suatu media yang mampu
memudahkan masyarakat dalam membagikan beberapa konten dan sebagai media
berkomunikasi yang kontennya berisi hasil karya mereka sendiri maupun dari
orang lain, yaitu media sosial. Media sosial merupakan suatu perkembangan dari
media baru Internet, yang mulanya internet hanya digunakan untuk keperluan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16
tertentu, yang sekarang penggunaannya berkembang dan bisa digunakan oleh
banyak orang.
Media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan Internet
dimana hal ini memudahkan khalayak untuk saling berkomunikasi dan saling
berbagi konten.
Beberapa platform media sosial yang banyak digunakan adalah seperti
Youtube, Facebook, Instagram, Twitter dan lain sebagainya. Media sosial
memungkinkan khalayak untuk saling berinteraksi, saling memberi dan berbagi,
dan berkomentar secara verbal atau real-time dan one to many.
Kemudahan yang ditawarkan media sosial ini membuat banyak
masyarakat menjadi ketergantungan. Media sosial juga memungkinkan kita untuk
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang baru tanpa memandang jarak serta
memudahkan seorang individu dalam melakukan pengembangan dirinya.
Media sosial mulai menggeser secara perlahan media massa konvensional
maupun media massa elektronik audio visual. Media sosial juga menjadi suatu
alat penggerak massa, sehingga masyarakat lebih aktif dan gencar di dunia maya,
seperti contohnya munculnya komunitas-komunitas yang dibentuk di dalam media
sosial, baik komunitas yang memang sudah ada, ataupun yang baru terbentuk
karena adanya pertemuan di dunia maya.
Dalam penggunaan media sosial, terjadi juga suatu komunikasi verbal,
dimana para penggunanya saling berkomentar dan melakukan banyak kegiatan
lainnya. Namun, dibalik komunikasi verbal yang terjadi, juga terjadi komunikasi
non-verbal didalamnya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17
Penelitian ini lebih difokuskan lagi pada media sosial Instagram, dari
penggunaan dan juga aktivitas yang dilakukan. Instagram merupakan sebuah
media baru yang menjadi sebuah perantara atau media komunikasi yang
menggunakan jenis komunikasi verbal namun juga mengandung komunikasi non-
verbal. Instagram menggunakan foto atau video, untuk menunjukkan beberapa
pesan yang akan seseorang sampaikan melalui akun pribadinya.
Instagram adalah media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk
membagikan foto, video yang menjadi salah satu aplikasi teratas untuk telepon
genggam/handphone/smartphone (Ward, 2016 :1). Nama Instagram sendiri bersal
dari kata “Insta” dan “gram”, “insta” yang berasal dari kata instan, dan “gram”
yang berasal dari kata telegram, dapat disimpulkan dari namanya yang berarti
menginformasikan atau membagikan foto kepada orang lain dengan cepat
(Kertamukti, 2015 : 58). Instagram dapat diartikan menampilkan dan
menyampaikan informasi berupa foto maupun video secara cepat lewat aplikasi
yang dapat diakses oleh orang lain. Dengan kata lain, pengguna Instagram
mampu mengunggah video maupun foto secara cepat ke khalayak maupun hanya
pada followersnya.
Partland (2013) dalam (Tyer, 2016 : 30), Karakter lainnya dalam
Instagram adalah tanda love atau likes yang merupakan suatu indikator bahwa
suatu foto, pesan atau video yang diunggah tersebut menarik dan mampu mencuri
perhatian. Selain tanda love, karakter lain dalam Instagram adalah shared yaitu
membagikan suatu kiriman oleh pengguna lain maupun diri sendiri kepada
followersnya. Selain itu, aplikasi ini berbeda dengan aplikasi penggubahan foto
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18
lainnya yang terdapat pada smartphone kebanyakan. Banyak orang
menggunakannya, selain mudah, juga terdapat banyak efek tambahan/filter ketika
kita hendak mengunggah foto maupun video. Efek tersebut dapat memanipulasi
wajah menjadi beda dari aslinya, warna foto maupun video bisa jadi lebih cerah
dan berkualitas yang dimana hal tersebut merupakan dampak positif dari efek
yang dibuat tadi (Kertamukti, 2015 : 58).
Karakter lainya yaitu, kemampuan mengunggah lebih dari satu foto dalam
sekali unggah, dan mampu manandai teman (yang saling follow) dalam fotonya.
Selain itu, masih ada beberapa karakter, dimana Instagram memperbarui beberapa
fasilitasnya, seperti adanya insta-story, dimana para pengguna mampu
membagikan foto maupun video yang terjadi saat itu juga (real time), dan mampu
menambahkan efek, tulisan, maupun stickers, dan akan hilang dalam 24 jam.
Fasilitas terbaru yang ditawarkan oleh Instagram yaitu live streaming.
Dimana para penggunanya mampu bersiaran langsung melalui akunnya. Ketika
seseorang melakukan live streaming, makan followersnya akan mendapatkan
notifikasi bahwa seseorang itu sedang melakukan live streaming sehingga
followersnya bisa menyaksikannya. Selain itu, bagi yang menyaksikan dapat
memberikan komentar dan tanda love jika menyukai video live pengguna tersebut.
Menurut buku Instagram Handbook dalam (Gustina, 2015 : 3) indikator dari
media sosial Instagram yaitu Hashtag, Geotag, Follow, Share, Like, Comment
dan Mention.
Instagram merupakan sebuah media komunikasi verbal yaitu ketika para
penggunanya saling berkomentar dan saling mengirim pesan langsung, atau
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19
sedang melakukan siaran langsung. Sedangkan, komunikasi non-verbal yang
terjadi dalam penggunaan akun Instagramnya yaitu ketika seseorang mengunggah
sebuah foto atau video yang menggunakan beberapa gambar yang relevan, simbol,
maupun warna dan keunikan tertentu yang senada sehingga menarik beberapa
pengguna lainnya. Seperti contohnya sebuah komunitas yang tiap anggotanya
memiliki akun Instagram dan mengunggah tiap foto maupun videonya
menggunakan gambar yang unik dan warna tertentu yang menunjukkan ke-khas-
an mereka.
Dalam penggunaannya, komunikator itu mempunyai beberapa motif yang
melatarbelakangi aktivitas yang ia lakukan dengan akun pribadi Instagram
mereka. Dalam penelitian ini, motif-motif yang melatar belakangi komunikator
dalam menggunakan akun Instagram nya merupakan salah satu variabel yang
akan diteliti dan dijadikan indikator.
Dibalik penggunaan akun Instagram oleh komunikator untuk
menyampaikan pesan, pengguna akun tersebut memiliki beberapa motif. Motif,
berasal dari bahasa Inggris “motive” yang berarti secara obyektif merupakan
dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai
perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyektif motif
merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak
menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri
sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan atau
kepuasan (Jalaluddin, 2001 : 23). Motif merupakan suatu pengertian yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20
meliputi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardiyanto, 2005 : 87).
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif.
Tingkah laku disebut tingkah laku secara refleks dan berlangsung secara
otomatis dan memiliki maksud tertentu meski maksud itu tidak senantiasa sadar
bagi manusia.
A. Macam-macam Motif
Dua macam motif menurut (Ahmadi, 2009 : 188) :
a. Motif Primer
Motif yang tidak dapat dipelajari karena berbentuk insting dan
untuk mempertahankan hidup serta mengembangkan keturunannya.
b. Motif Sekunder
Motif yang dapat dimodifikasi, dikembangkan dan dipelajari
seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu. Motif sekunder
sering disebut juga dengan motif sosial sebagai lawan motif primer
yang peranannya dalam membentuk perilaku sosial sangat
menentukan.
B. Motif Sosial
Setelah diketahui pengertian dari motif, dan macam motif, maka
disajikan berikut definisi dari motif sosial (Ahmadi, 2009 : 178) :
a. Lindgren (1073)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21
Motif sosial adalah motif yang dipelajari melalui kontak dengan
orang lain bahwa lingkungan individu memegang peranan yang
penting.
b. Barkowitz (1969)
Motif sosial adalah motif yang mendasari aktivits individu dalam
mereaksi terhadap orang lain.
c. Max Crimon dan Messick (1976)
Mengatakan bahwa seseorang menunjukkan motif sosial, jika ia
dalam membuat pilihan memperitungkan akibatnya bagi orang lain
d. Heckhausen (1980)
Motif sosial adalah motif yang menunjukkan bahwa tujuan yang
ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain.
Dari beberapa pengertian motif sosial diatas, dapat disimpulkan bahwa
motif sosial adalah motif yang timbul dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan
individu atau seseorang dalam hubungannya dengan lingkungan sosial yang ada
disekitarnya.
Motif timbul karena adanya kebutuhan/need. Kebutuhan-kebutuhan dapat
diartikan sebagai berikut:
a. Satu kekurangan universal dikalangan umat manusia dan musnah
bila kekurangan itu tidak tercukupi
b. Satu kekurangan universal dikalangan manusia yang dapat
membantu dan membawa kebahagiaan pada manusia bila
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22
kekurangan itu terpenuhi, walaupun hal itu tidaklah esensial
terhadap kelangsungan hidup manusia
c. Sebuah kekurangan yang dapat dipenuhi secara wajar dengan
berbagai benda lainnya apabila ada benda khusus yang diingini
tidak dapat diperoleh
C. Jenis Motif Sosial
Setelah menguraikan beberapa pengertian dari motif dan motif sosial,
berikut adalah beberapa jenis motif sosial (Rakhmat, 2012 : 37) :
a. Motif Ingin Tahu (Mengerti, Menata, Menduga)
Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari
dunianya. Dalam motif ini seseorang berusaha mencari tahu,
apabila informasi yang dirasa kurang cukup bahkan terbatas maka
orang tersebut akan mencari jawaban serta kesimpulan sendiri
tanpa menunggu informasi itu lengkap terlebih dahulu.
b. Motif Kompetensi
Setiap orang ingin membuktikan bahwa manusia mampu
mengatasi persoalan kehidupan. Perasaan mampu amat bergantung
pada perkembangan intelektual, sosial dan emosional, motif
kompetensi erat hubungannya dengan kebutuhan akan rasa aman.
Apabila seseorang sudah memenuhi kebutuhan biologinya dan
yakin masa depannya sukses maka seseorang sudah dianggap telah
bisa memenuhi ebutuhan akan kemampuan dirinya.
c. Motif Cinta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23
Mencintai dan diintai merupakan hal yang paling esensial bagi
perumbuhan kepribadian. Berbagai penelitian membuktikan bahwa
kebutuhan kasih saying yang kurang terpenuhi akan menimbulkan
perilaku manusia yang kurang baik yang menyebabkan depresi,
kesepian serta frustasi
d. Motif Harga Diri dan Kebutuhan Mencari Identitas
Kebutuhan ini sangat erat kaitannya dengan kemampuan
memperlihatkan kesanggupannya memperoleh ksih saying serta
menunjukkan eksistensi di dunia, yaitu ingin kehadirannya bukan
saja dianggap bilangan tetapi juga diperhitungkan. Oleh sebab itu,
manusia mencari identitas dirinya bersamaan dengan kebutuhan
akan harga diri.
e. Kebutuhan akan Nilai, Kedambaan dan Makna Kehidupan
Pada menghadapi tuntutan kehidupan manusia membutuhkan nilai
untuk menuntunnya mengambil keputusan serta memberikan
makna pada kehidupannya. Termasuk motif agama, apabila
manusia kehilangan nilai serta tidak memiliki kepastian untuk
betindak maka akan lekas putus asa dan kehilangan pegangan
hidup.
f. Kebutuhan akan pemenuhan diri
Manusia tidak semata-mata mempertahankan kehidupan tetapi juga
meningkatkan kualitas hidup serta memenuhi potensi diri.
Kebutuhan akan pengembangan diri dilakukan dalam berbagai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24
bentuk yaitu mengembangkan diri secara konstruktif dan kreatif,
memperkaya kualitas kehidupan dengan rentangan dan kualitas
pengalama serta membentuk hubungan hangat dengan orang-orang
disekitarnya.
Dalam penelitian ini, komunikator menggunakan akun Instagramnya
selain untuk berkomunikasi secara verbal satu sama lain, namun juga memiliki
beberapa pesan untuk berkomunikasi secara non-verbal, dan dibalik
penggunaannya, komunikator memiliki masing-masing motif. Motif sosial seperti
yang sudah dijelaskan, akan dijadikan salah satu indikator untuk variabel motif
penggunaan akun Instagram dalam penelitian ini.
Variabel kedua dalam penelitian ini adalah presentasi diri. Selain beberapa
motif yang akan diteliti, presentasi diri juga akan diteliti. Seorang komunikator
melakukan kegiatan penggunaan akun Instagram nya agar mendapatkan suatu
presentasi diri nya secara non-verbal, yaitu dengan menggunakan media
Instagram.
Erving Goffman (1959) dalam bukunya The Presentation of Self in
Everyday Life, menyatakan bahwa individu, disebut aktor, mempresentasikan
dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain yang berinteraksi
dengannya. Presentasi diri merupakan suatu tindakan atau usaha menampilkan diri
untuk mencapai citra diri yang diinginkan. Dengan berbagai tujuan, setiap
individu akan senantiasa berusaha untuk mengkonstruksi dirinya dengan cara-cara
yang sesuai dengan karakteristiknya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25
Dalam mempresentasikan dirinya menggunakan new media, akan berbeda-
beda caranya, menyesuaikan dengan jenis medium/platformnya. Pengguna
Instagram, mempresentasikan dirinya dengan biografi singkat yang ada dalam
profile nya, dan juga unggahan video maupun foto. Dalam foto maupun video
yang diunggah dapat ditambahkan caption maupun keterangan yang tidak
berbatas jumlah karakternya. Jones (1990) dalam (Gustina, 2015 : 3) menyatakan
rangkuman dari lima strategi dalam konstruksi presentasi diri, yaitu:
a. Ingratiation
Tujuan strategi ini adalah agar ia disukai oleh orang lain. Beberapa
karakteristiknya adalah ia memuji atau mengatakan hal-hal positif
mengenai orang lain itu, dan bicara hal-hal negatif tentng diri sendiri,
agar terkesan sederhana dan akrab.
b. Self-Promotion
Tujuan dari strategi ini untuk membuat orang lain beranggapan bahwa
dirinya terampil dan berkualitas. Karakteristiknya seperti memberikan
suatu pengakuan mengenai bidangnya, atau kemampuan yang ia miliki,
prestasi maupun kinerja.
c. Exemplification
Strategi ini bertujuan untuk agar seseorang dianggap lebih baik, atau
unggul, atau memiliki nilai moral yang tinggi. Karakteristiknya berupa
komitmen ideologis atau militansi, pengorbanan diri dan kedisiplinan
diri.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26
d. Supplication
Tujuan dari strategi ini adalah mencari perhatian, atau menampakkan
dirinya lemah atau tampil berbeda dan berani. Karakter umumnya yaitu
merendahkan diri, memohon bantuan, dan melakukan hal yang berbeda
untuk mendapat perhatian
e. Intimidation
Tujuan strategi ini adalah untuk memperoleh kekuasaan.
Karakteristiknya adalah pemberian ancaman, memperlihatkan suatu
emosi, atau amarah, dan kemungkinan ketidaksenangan.
Lima konstruksi presentasi diri oleh Jones ini digunakan sebagai indikator
untuk variabel presentasi diri dalam penelitian ini.
Dalam mempresentasikan diri melalui Instagram, pengguna mengunggah
beberapa foto atau video, yang merupakan sebuah bentuk dari pesan untuk
mempresentasikan dirinya, dan memberikan suatu kesan kepada orang yang
melihatnya. Pesan adalah simbol yang disalurkan dan dipertukarkan. Pesan
memuat gagasan, motiv-motiv, harapan, obsesi, keinginan, kepercayaan,
keyakinan, persepsi terhadap sesuatu, pandangan tentang dunia dan maksud-
maksud tertentu yang lain, yang disalurkan dari sumber (komunikator) kepada
penerima (komunikan) lewat berbagai saluran, baik media massa maupun saluran
media yang lain (Purwasito, 2003 : 13).
Didalam penelitian ini, foto dan video merupakan pesan yang
mengandung gagasan dan motif-motif yang disalurkan dari seorang pengguna
(komunikator) kepada pengguna lain (komunikan). Pesan yang berbentuk foto
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27
atau video yang diunggah menimbulkan efek pada partisipan komunikasi yang
mampu membentuk suatu respon dan efek yang akan berguna dan digunakan oleh
partisipan komunikasi dalam interaksi sosial keseharian.
Hal ini dapat dikaitkan dengan sebuah studi pesan atau message studies
yang merupakan sebuah studi yang mempelajari mengenai pesan. Pada penelitian
ini, foto dan video yang diunggah merupakan sebuah pesan dari komunikator
yang disalurkan kepada komunikan (pengguna Instagram lain), yang berbentuk
pesan verbal yang dimana komunikator dan komunikan mampu saling
berinteraksi melalui komentar maupun tombol like, atau pesan langsung (Direct
Message), namun juga berbentuk non-verbal, dilihat dari foto/video yang
diunggah, yang telah direkayasa (diberi efek filter), yang mampu menguatkan
pesan yang akan disampaikan kepada komunikan, melalui media sosial
Instagram.
Dalam studi pesan (message studies), pesan memuat motif dan harapan,
yang dimana dalam penelitian komunikator mengunggah foto/videonya yang telah
di rekayasa untuk suatu harapan tertentu, seperti dalam mencapai suatu presentasi
diri ataupun pembentukan sebuah citra dirinya kepada orang lain.
Presentasi diri dalam era baru new media akan memiliki wujud atau bentuk
yang berbeda-beda, tergantung dengan medium apa dan mana yang digunakan.
Misalnya pada homepage pribadi, maka presentasi diri tidak akan berubah-ubah
dan tetap konstan. Dikutip dari Wikipedia.com, Homepage atau laman adaah
halaman beranda, halaman awal, halaman utama, halaman depan dari sebuah situs
web yang dirancang sebagai titik fokus pusat. Hal ini di karenakan, frekuensi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28
untuk melakukan suatu perubahan dengan medium homepage tersebut tidak
terlalu tinggi. Namun, berbeda jika mediumnya lain, seperti halnya Twitter.
Pengguna Twitter mempresentasikan dirinya melalui biografi singkat dan tweets
yang ia publikasikan. Begitu juga dengan media sosial Instagram. Pengguna
Instagram mempresentasikan dirinya melalui biografi singkat, dengan foto profil
dan juga melalui foto yang diunggah.
Ketika mengkaitkan antara media sosial dengan presentasi diri, muncul
pandangan yang cukup kontradiktif. Di satu sisi, presentasi diri yang berakar dari
interaksi tatap muka (face-to-face), memandang presentasi diri melalui media
sosial akan menghilangkan elemen non verbal dalam komunikasi yang
menyebabkan presentasi tidak maksimal dalam media sosial. Namun, di sisi lain
memandang bahwa dengan ketidakhadiran elemen non verbal dalam media sosial
justru dipandang menjadi sebuah kemudahan bagi pengguna untuk lebih mudah
dalam mempresentasikan dirinya, meski masih ada yang menggunakan elemen
non verbal dalam tiap penggunaan media sosial yang digunakannya.
Media sosial dapat dikatakan adalah suatu perpanjangan dari diri pengguna
itu. Rubio, memandangnya sebagai sebuah open house yang dimana pemiliknya
tidak pernah muncul. Chandler menjuluki website tersebut sebagai mengiklankan
diri sendiri (self-advertisement) dalam (Dominick, 1999 : 646).
Contoh nyata nya adalah seperti media sosial Facebook yang
memungkinkan penggunanya untuk menulis status dalam kolom “What’s on your
mind?” yang memancing pengguna untuk meuliskan sesuatu, entah mengenai
dirinya sendiri maupun keadaan sekitar yang sedang terjadi maupun ia rasa.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29
Begitu juga dengan Twitter yang memberikan suatu fasilitas penggunanya untuk
menuliskan atau menggambarkan apa yang sedang ia alami atau hal yang sedang
terjadi hanya dalam 140 karakter. Tidak lain halnya dengan media sosial
Instagram, yang menyediakan fasilitas berupa insta-story, yang memungkinkan
penggunanya untuk membagikan foto, video, yang dilengkapi dengan caption
untuk menggambarkan apa yang sedang ia rasa atau yang sedang terjadi.
Sementara itu, media sosial yang dibuat berdasarkan bakat, minat maupun
suatu profesi tertentu memiliki seuah tujuan yang spesifik, dan mempengaruhi
presentasi diri pengguna. Misalkan dalam media sosial Instagram, seseorang
bertujuan untuk mendapatkan respond dan pengakuan bahwa ia termasuk dalam
sebuah komunitas fotografer. Maka presentasi diri yang ia lakukan ialah melalui
mengunggah karya fotonya, mencantumkan biografi singkat, juga following
beberapa akun yang bisa dijadikan referensi dalam berkarya, serta interaksi yang
ia lakukan dalam Instagram.
Media sosial memberikan ruang yang luas bagi penggunanya untuk
mempresentasikan diri mereka sesuai dengan keinginan. Bisa saja seseorang yang
sangat pendiam di kehidupan nyata, ternyata adalah seorang yang berbeda dalam
akun media sosialnya.
Kehadiran media sosial membuat setiap orang berpotensi untuk menjadi
komunikator massa. Setiap manusia di dunia memiliki potensi untuk menyebar
dan menyampaikan berbagai kejadian yang terjadi di belahan bumi tanpa proses
filter. Seperti contoh ada suatu kejadian di Irak, atau keadaan macet yang panjang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30
dan banyak peristiwa tak terduga lainnya yang mampu di unggah dan disebarkan
secara luas, dengan mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun.
Media sosial juga sanggup untuk menunjang berbagai aktivitas para
penggunanya. Beberapa perusahan milik Negara, maupun Persero menggunakan
akun media sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat. Presiden Joko Widodo
dan anaknya juga menggunakan media sosial untuk memperlihatkan hobi maupun
hanya sekedar hiburan semata. Untuk media sosial yang berbasis minat dan bakat,
media sosial mampu digunakan sebagai wadah untuk saling berbagi karyanya dan
saling memberi masukan. Karya tersebut dapat berupa audio, maupun audio
visual.
Jika dikaitkan dengan presentasi diri, setiap penggunanya wajib memiliki
akun. Namun, konstruksi profil yang nantinya akan ditunjukkan kepada khalayak
banyak akan menyesuaikan dengan cara tersendiri dari pengguna itu dalam
mempresentasikan dirinya. Cara mempresentasikan diri sesuai keinginan tiap
individu bisa difasilitasi dengan leluasa oleh media sosial.
Dalam penelitian ini, media sosial Instagram dikaitkan dengan presentasi
diri. Seseorang menggunakan Instagram untuk mempresentasikan dirinya kepada
orang lain. Dalam menggunakan media sosial Instagram untuk dikaitkan dengan
presentasi diri, seseorang itu memiliki banyak cara dan lebih leluasa dalam
mempresentasikan dirinya. Karena jangkauan Instagram itu pun lebih luas,
sehingga Instagram banyak dimanfaatkan individu maupun sekelompok orang,
ataupun komunitas untuk mempresentasikan dirinya maupun kelompoknya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31
kepada banyak orang diseluruh belahan dunia, maupun kepada komunitas atau
kelompoknya sendiri.
Urban Exploration (urbex) adalah sebuah kegiatan petualangan untuk
mengeksplorasi tempat-tempat yang terbuang dan jauh dari sifat komersil.
Biasanya kelompok urbex atau UE ini mengamati reruntuhan bangunan yang
sudah ditinggalkan manusia. Kegiatan semacam ini memiliki resiko yang sangat
tinggi diantaranya cedera fisik, ancaman hukuman, penangkapan, pelanggaran
privasi Negara, hingga kematian. Urban Exploration adalah hobi yang memiliki
angka bahaya terbesar (research.omicsgroup.org/index.php/Urban_exploration,
diakses Jum’at, 17 Juni 2016 pukul 19.15 WIB). Kegiatan semacam ini banyak
diminati oleh fotografer dan juga sinematografer, dan sudah menjadi komoditi
siaran di televisi. Seperti Discovery dan beberapa film box office.
Beberapa tempat yang banyak didatangi komunitas urbex adalah sebagai
berikut:
1. Tempat yang ditinggalkan
2. Rooftop (Atap Bangunan)
3. Bekas Pabrik
4. Jalanan Kota
Tidak hanya tempat saja yang menjadi ciri khas dari foto urbex people ini,
namun terdapat properti yang khas dari foto tersebut, beberapa properti tersebut
antara lain:
1. Smoke Bomb
2. Topeng
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32
3. Steelwool
4. Masker
5. Flare
Kegiatan ini sudah menjamur tak hanya diluar negeri, namun juga didalam
negeri. Sudah mulai banyak bermunculan komunitas yang menyukai kegiatan
Urban Exploration ini di Indonesia. Banyak juga anggota-anggota komunitas
tersebut yang mengunggah hasil karyanya ke media sosial Instagram. Salah satu
komunitas urbex terbesar di Indonesia adalah @urbexpeople yang pertama kali
digagas oleh pemuda asal Bogor bernama Dherry Fauziansyah (@masdher) yang
memang ia adalah penikmat Urbex.
Kemudian dari situ, muncul juga komunitas urbex di berbagai kota di
Indonesia, salah satunya Komunitas Urban Exploration di Surakarta dengan akun
Instagram @urbexpeoplesoc. Saat ini follower akun @urbexpeoplesoc mencapai
10 juta followers.
Penggunaan Instagram oleh komunitas Urban Exploration People ini
mengandung beberapa elemen non verbal pada tiap foto maupun video yang
diunggah. Menggunakan beberapa properti, ataupun efek warna yang menjadikan
hal itu sebuah ciri khas dari komunitas mereka pada media sosial Instagram.
Penggunaan Instagram itu sendiri disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi yang timbul dari lingkungan sosial dan psikologis. Penyebab dan
dorongan tersebut disebut dengan motif. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
Adinda Meidina Lubis dalam penelitiannya yang berjudul Instagram dan
Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33
Komunikasi FISIP USU bahwa, motif adalah suatu pengertian yang melingkupi
semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
manusia berbuat sesuatu.
Motif bila dihubungkan dengan penggunaan atau konsumsi media, berarti
semua faktor pendorong dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang
tersebut menggunakan sebuah media dan tujuannya dalam menggunakan media
tersebut.
Dalam melakukan kegiatan atau aktivitas menggunakan Instagram,
anggota komunitas ini tentu memiliki beberapa motif yang melatarbelakangi
mereka. Beberapa motif telah ditentukan sebagai indikator dalam penelitian ini,
yaitu motif sosial oleh Rakhmat. Beberapa motif penggunaan akun Instagram
oleh komunitas ini seperti motif ingin tahu, kompetensi, cinta, harga diri,
kebutuhan akan nilai dan norma sosial serta kebutuhan akan pemenuhan diri
menjadi tolok ukur dalam penelitian ini.
Selain itu, komunitas ini mempresentasikan tiap individu dari anggotanya
untuk mempresentasikan dirinya. Melalui aktivitas penggunaan Instagram nya,
yang mengandung elemen non-verbal sebagai ciri khas dari dirinya sendiri dan
komunitasnya kepada pengguna lain di seluruh dunia. Presentasi diri berhubungan
erat dengan identitas yang memang sengaja seseorang itu tampilkan.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan De Graff (2011) dalam penelitian
Herlina Pangastuti Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan
penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Narsisme dengan Presentasi Diri
Pada Pengguna Jejaring Sosial Facebook, bahwa remaja membangun sebuah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34
identitas yang sesuai dengan kepribadiannya. Anggota komunitas Urbex ini
membangun identitas melalui akun Instagramnya dengan menggunggah foto atau
video yang memiliki keunikan tertentu, yang bisa mempresentasikan dirinya
bahwa dia adalah seorang anggota komunitas tersebut.
Anggota komunitas ini sendiri, adalah kebanyakan merupakan remaja,
seperti yang diungkapkan oleh Heny Agustina dalam penelitiannya yang berjudul
Korelasi Media Sosial Instagram dengan Presentasi Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Universitas Riau bahwa, remaja berada pada usia dimana mereka
masih ingin menemukan tempat mereka dalam masyarakat. Sedangkan
kategorisasi dimana seseorang dianggap remaja menurut Depkes RI tahun 2009
adalah sebagai berikut:
a. Masa remaja awal : 12 – 16 tahun
b. Masa remaja akhir : 17 – 25 tahun
Komunitas ini sendiri memiliki anggota berjumlah 30 orang yang aktif
dalam komunitasnya, dan anggotanya umurnya berkisar 15-25 tahun dimana umur
tersebut masih termasuk dalam kategori remaja.
Penelitian ini berusaha mencari korelasi dari kedua variabel yaitu variabel
motif penggunaan akun Instagram, dengan variabel kedua yaitu presentasi diri,
sedangkan yang diteliti dalam penelitian ini adalah komunitas Urban Exploration
People Soc, yaitu komunitas fotografer yang ada di wilayah Surakarta.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35
F. Hipotesis Penelitian
Secara asal kata (etimologis) hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis.
Hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Dari kedua kata itu dapat
diartikan bahwa hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa
hipotesis ini merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu
kebenarannya, masih harus diuji lebih dahulu dan karenanya bersifat sementara
atau dugaan awal (Kriyantono, 2010 : 28). Hipotesis adalah suatu penyataan
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji kebenarannya
(Slamet, 2006 : 30).
Dalam peneitian ini, akan diteliti apakah terdapat hubungan antara motif
dengan Presentasi diri dalam penggunaan Instagram pada Komunitas Urban
Exploration People di kota Solo. Sehingga dapat ditarik suatu hipotesa teoritisnya,
yaitu:
H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara motif penggunaan akun
Instagram dan Presentasi Diri dalam Komunitas Urban Exploration
People di Solo.
H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motif penggunaan
akun Instagram dan Presentasi Diri dalam Komunitas Urban
Exploration People di Solo
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36
G. Definisi Konsep dan Operasional
Konsep operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai
yang diterapkan dalam suatu penelitian. Konsep Motif Sosial menurut Rakhmat
dan Konsep Strategi Konstruksi Presentasi Diri oleh Jones yang dijadikan tolak
ukur untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara motif dan presentasi diri
anggota Komunitas Urban Exploration People solo dalam menggunakan akun
Instagram pribadinya.
Dalam penelitian ini, kategori motif penggunaan akun Instagram pribadi
oleh Komunitas Urban Exploration People Solo, yang dijadikan acuan dan tolak
ukur adalah kategori motif Sosial menurut Rakhmat:
Tabel 1.1 Indikator motif sosial menurut Rakhmat (2012 : 37):
Kategori Indikator
Motif Ingin Tahu 1. Untuk mendapat komentar
2. Untuk mendapat respon
3. Untuk mengetahui respon
Motif Kompetensi 1. Untuk menunjukkan kemampuan
2. Agar karyanya di nilai bagus
3. Agar di-repost akun resmi komunitas
Motif Cinta 1. Ingin dirinya memperoleh banyak followers,
maupun ingin diterima oleh sesama anggota
Komunitas nya
2. Mendapatkan rasa puas bagi diri sendiri.
Motif Harga Diri dan 1. Mendapatkan pengakuan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37
Mencari Identitas 2. Untuk menunjukkan eksistensinya didunia
Instagram agar kehadirannya diperhitungkan
3. Mencari minat dan bakat sesungguhnya.
Kebutuhan Akan
Nilai, Kedambaan dan
Makna Kehidupan
Mengunggah foto/video yang menunjukkan
kepeduliannya terhadap sesama dan lingkungan.
Kebutuhan
Pemenuhan Diri
Mengembangkan potensi, minat dan bakat yang digeluti
dalam Komunitas nya.
Untuk Indikator atau tolok ukur Presentasi Diri anggota Komunitas Urban
Exploration People Solo, menggunakan Strategi Konstruksi Presentasi Diri oleh
Jones (1990) dalam (Gustina, 2015 : 3):
Tabel 1.2 Indikator Konstruksi Presentasi Diri
Kategori Indikator
Ingratation • Menunjukkan kemampuan di bidang fotografi.
• Menunjukkan keberanian dalam menaklukkan
medan.
Self-Promotion • Memberikan suatu pengakuan mengenai
bidangnya, atau kemampuan yang ia miliki,
prestasi maupun kinerja.
Exemplification • Menunjukkan hal agar dianggap lebih baik atau
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38
unggul
Supplification • Mencari perhatian, melakukan hal berani
Intimidation • Memperlihatkan suatu emosi, atau amarah
• Menunjukkan ketidaksenangan
Untuk mengukurnya, pemberian skor dilakukan dengan menggunakan
skala Likert dengan menggunakan sembilan alternatif jawaban.
1. Sangat setuju sekali diberi nilai 9
2. Sangat setuju diberi nilai 8
3. Setuju diberi nilai 7
4. Agak setuju diberi nilai 6
5. Netral diberi nilai 5
6. Agak tidak setuju diberi nilai 4
7. Tidak setuju diberi nilai 3
8. Sangat tidak setuju diberi nilai 2
9. Sama sekali tidak setuju diberi nilai 1
Skoring dilakukan dengan cara menentukan skor dari tiap item dari tiap-
tiap kuesioner sehingga diperoleh skor total dari tiap kuesioner tersebut untuk
masing-masing individu. Selanjutnya hasil yang diperoleh akan di interpretasikan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39
Variabel Independen Variabel Independen
Bagan 1.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka di atas dapat dijelaskan sebagai berikut,
Anggota Komunitas Urban Exploration People Solo, memiliki beberapa
motif dalam menggunakan akun Instagram nya. Begitu juga dengan dalam
penggunaannya, para anggota Komunitas Urban Exploration People Solo ini
mempresentasikan dirinya, ingin dikenal oleh banyak orang.
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif. Riset kuantitaif adalah
riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan sehingga tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau
analisis dan periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau
hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi (Kriyantono,
2010 : 55).
Motif Sosial
• Motif Ingin Tahu
• Motif Kompetensi
• Motif Cinta
• Motif Harga Diri dan Mencari Identitas
• Kebutuhan akan nilai, kedambaan dan
makna kehidupan
• Kebutuhan Pemenuhan Diri
(Rakhmat, 2012)
Presentasi Diri
• Ingratiation
• Self-Promotion
• Exemplification
• Supplification
• Intimidation
(Jones, 1990)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40
Berdasarkan tataran atau cara menganalisis data, penelitian ini termasuk
jenis penelitian eskplanatif atau yang disebut juga dengan jenis penelitian
korelasional, dimana periset menghubungkan atau mencari sebab akibat diantara
dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti (Kriyantono, 2010 : 69).
Metode yang digunakan ini bertujuan untuk mengetahui adakah korelasi
yang signifikan antara motif penggunaan akun Instagram dengan presentasi diri
pada Komunitas Urban Exploration People Solo.
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah motif penggunaan Instagram dan
Presentasi Diri Komunitas Urban Exploration Solo.
Subyek penelitian ini adalah individu atau anggota Komunitas Urban
Exploration People Solo yang menjadi sumber informasi yang relevan dengan
obyek yang diteliti.
3. Lokasi Penelitian
Kota Surakarta, pada waktu dan pada tempat yang sudah direncanakan dan
disetujui baik di pihak peneliti maupun pihak anggota Komunitas Urban
Exploration Solo selaku sumber informasi yang relevan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41
4. Populasi
Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset
untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2002 : 55).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
anggota Komunitas Urban Exploration Solo yang memiliki dan menggunakan
akun pribadi Instagram.
Sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati inilah
yang disebut sampel (Kriyantono, 2010 : 153). Penelitian ini tidak menggunakan
sampling atau teknik sampel, di karenakan jumlah populasi yang terbatas.
Populasi yang diteliti adalah anggota Komunitas Urban Exploration Solo yang
termasuk anggota resmi dan masih aktif dalam kegiatan komunitasnya, serta
merupakan followers akun @urbexpeoplesoc yang berdomisili Solo dan
sekitarnya yang terpilih menjadi responden.
5. Sumber Data
Dalam penelitian ini, memiliki dua jenis sumber data yaitu data Primer dan
Sekunder.
Yang menjadi data Primer adalah, sumber yang dijadikan responden untuk
diteliti, dan sesuai dengan permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai antara
lain adalah anggota Komunitas Urban Exploration Solo, yang diberikan angket
berupa kuesioner serta wawancara langsung pada anggota Komunitas Urban
Exploration Solo.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang didapat secara tidak
langsung dari responden. Seperti data yang didapat dari bahan pustaka yang
terkait dengan objek yang diteliti. Bahan pustaka yang terkait berupa buku-buku
maupun literatur, maupun dari internet.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Wawancara pendahuluan
Wawancara ini menjadi pembuka yang bisa membuat terbujuk
meyampaikan informasi kepada periset. Wawancara yang tidak
mendalam ini akan dilakukan kepada anggota Komunitas Urban
Exploration Solo.
b. Kuesioner
Adalah sebuah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti kepada
responden yang akan diteliti. Tujuan penyebaran kuesioner adalah
mencari informasi lengkap mengenai suatu masalah dari responden
tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak
sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
c. Studi kepustakaan
Metode dengan mengkaji data-data yang diperoleh dari buku-buku,
bahan-bahan referensi, artikel, brosur, dan bahan bacaan dari internet
yang memiliki kaitan dengan penelitian.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus statistik
Spearman Rank, adalah uji statistik untuk menguji 2 variabel yang berdata ordinal
atau salah satu variabel berdata ordinal dan lainnya berupa nominal maupun rasio.