22
8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paten adalah hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut untuk memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melakukannya(UU No. 6 tahun 1989) 1 . Pemegang hak paten adalah seorang inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut dan terdaftar dalam Daftar Hak Paten. Hak paten diatur dalam Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disebut UU Paten). Saat ini, banyak kasus pelanggaran paten khususnya di bidang industri. Hal tersebut disebabkan karena banyak sekali produk-produk yang beredar bebas dan sudah dikenal oleh masyarakat, sehingga ada upaya peniruan oleh pihak lain untuk memperoleh posisi pasar yang sama dengan produk aslinya, dan tentu untuk memperoleh hasil penjualan yang baik atas produknya. World Intellectual Property Organization memberi defenisi defenisi Paten sebagai berikut “A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a person to exclude, for a limited time, other from certain acts in relation to describe new invention; the privilege is granted by a government authorithy as a matter of right to the person who is entitled to apply for it and who fulfils the prescribed condition” 2 . Berdasarkan pengertian diatas dapat diperhatikan bahwa terdapat hal penting dari pengertian paten yaitu bahwa paten adalah bersifat eksklusif dan 1 Normin S. Pakpahan,et all, Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, Jakarta, Elips, 2000, hal. 126. 2 Muhamad Djumhana dan, R.Djubaedillah, Hak Milik Intelektual(Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 116. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

  • Upload
    buidieu

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

8  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paten adalah hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas

hasil temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan

sendiri penemuannya tersebut untuk memberikan persetujuannya kepada orang

lain untuk melakukannya(UU No. 6 tahun 1989)1. Pemegang hak paten adalah

seorang inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut

dan terdaftar dalam Daftar Hak Paten. Hak paten diatur dalam Undang-Undang

Nomor. 14 Tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disebut UU Paten).

Saat ini, banyak kasus pelanggaran paten khususnya di bidang industri.

Hal tersebut disebabkan karena banyak sekali produk-produk yang beredar bebas

dan sudah dikenal oleh masyarakat, sehingga ada upaya peniruan oleh pihak lain

untuk memperoleh posisi pasar yang sama dengan produk aslinya, dan tentu

untuk memperoleh hasil penjualan yang baik atas produknya.

World Intellectual Property Organization memberi defenisi defenisi Paten sebagai berikut “A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a person to exclude, for a limited time, other from certain acts in relation to describe new invention; the privilege is granted by a government authorithy as a matter of right to the person who is entitled to apply for it and who fulfils the prescribed condition”2.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diperhatikan bahwa terdapat hal

penting dari pengertian paten yaitu bahwa paten adalah bersifat eksklusif dan

                                                            1 Normin S. Pakpahan,et all, Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, Jakarta, Elips, 2000, hal. 126. 2 Muhamad Djumhana dan, R.Djubaedillah, Hak Milik Intelektual(Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 116.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

9  

bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak

eksklusif dari pemegang paten, yaitu mengenai penjualan, penggunaan dan hal-

hal lain yang berkaitan dengan objek yang telah dipatenkan3.

Dalam proses perolehan paten memiliki langkah, dan juga syarat

didalamnya, yang harus dipenuhi untuk dapat mematenkan suatu invensi.

Adapun syarat terhadap invensi yang dapat diberi paten adalah : invensi baru,

jika invensi yang diajukan paten tersebut tidak sama dengan teknologi yang

diungkap sebelumnya serta Invensi mengandung langkah inovatif, jika invensi

tersebut merupakan hal yang tidak diduga sebelumnya bagi seseorang yang

mempunyai keahlian tertentu dibidang teknik, invensi tersebut dapat diterapkan

dalam industri, artinya invensi yang dapat dipatenkan adalah invensi yang dapat

digunakan di bidang industry, dan mengandung langkah inventif (kebaharuan).

Penilaian ada tidaknya langkah inventif merupakan hal yang sangat sulit

untuk dilaksanakan dalam praktik, sebagaimana yang diterapkan oleh Pasal 3

UU Paten, suatu invensi mengandung langkah inventif apabila invensi tersebut

bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik merupakan

hal yang tidak dapat diduga sebelumnya.4

Bajaj Grup merupakan satu diantara 10 rumah dagang terkemuka di

India. Kiprahnya terbentang luas meliputi pelbagai industri, sistem otomobil

(roda dua dan roda tiga), perlengkapan rumahtangga, penerangan, besi dan baja,

asuransi, perjalanan dan keuangan. PT. Bajaj Auto Indonesia, anak perusahaan

dari Bajaj Auto Limited, India, didirikan pada bulan Juli 2006, di Indonesia.                                                             3 ibid 4 Prof. Tim Lindsey, et all, edt., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar Bandung, P.T Alumni, 2006, hal.186.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

10  

Perusahaan ini mulai beroperasi dengan diluncurkannya Pulsar 180 pada bulan

Nopember 2006, Bajaj Auto Indonesia saat ini mempunyai kantor yang berbadan

hukum di Jakarta dan pabrik perakitan di Cikarang (Bekasi) dan mempunyai

lebih dari 140 Dealer 3S yang menjual Bajaj Pulsar 135, Bajaj Pulsar 180 dan

Bajaj Pulsar 220 dengan jaringan pelayanan yang tangguh dan para mekanik

yang terlatih. Suku cadang Bajaj yang asli juga tersedia dan mudah didapat

melalui jaringan pelayanan tersebut.5 Namun, pada kenyataannya hak paten

teknologi mesin motor kebanggaan masyarakat India ini menjadi masalah di

Indonesia.

Setiap perusahaan yang bergerak dibidang produksi pasti butuh hak

eksklusif terhadap produknya, untuk memperolehnya maka harus dimohonkan

Patennya yang tentunya sangat berguna dalam persaingan pasar. Menurut

Rachmadi Usman, S.H. pengertian perusahaan adalah tidak jauh beda dengan

yang dirumuskan dalam Undang-Undang nomor 3 tahun 1982 tentang wajib

daftar perusahaan yaitu setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha

yang bersifat tetap dan terus menerus, dan yang didirikan. Bekerja dan

berkedudukan di sekitar wilayah Republik Indonesia yang bertujuan untuk

memperoleh laba.6

Permohonan paten oleh perusahaan Bajaaj tersebut ditolak di Indonesia,

dikarenakan objek yang dimohonkan patennya dianggap tidak memiliki langkah

kebaharuan (inventif) oleh Direktorat Jenderal HKI setelah dilakukannya

                                                            5 -------, BAI profile, diakses, 22-10-2013. http://www.bajaj-indonesia.com/en/our-profile/ 6 Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi Dalam Dinamika, Penerbit; Djambatan, 1998. Hal 27.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

11  

pemeriksaan substantive, dengan menggunakan dokumen paten Honda sebagai

dokumen pembanding.

Permohonan paten terhadap teknologi mesin kebanggaan India tersebut,

menimbulkan permasalahan yang panjang dikarenakan pihak Bajaaj merasa

tidak puas dan keberatan atas keputusan Direktorat Jenderal HKI, bahkan sampai

menuju jalur hukum mulai dari gugatan terhadap Komisi Banding Paten ke

pengadilan negeri, hingga sampai tahapan Kasasi ke Mahkamah Agung,

dikarenakan sangat pentingnya paten tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik memilih judul

“Analisis Yuridis Penolakan Paten Terkait dengan Penyempurnaan Invensi

(Studi Kasus Pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 802 K/PDT. SUS/2011)”

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana batasan invensi yang dapat di daftarkan di Indonesia?

2. Bagaimana keterkaitan antar inventor dalam suatu temuan?

3. Bagaimana penolakan terhadap pendaftaran paten terkait dengan

penyempurnaan invensi dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 802

K/PDT. SUS/2011?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui batasan invensi yang dapat di daftarkan di Indonesia.

b. Untuk mengetahui keterkaitan antar inventor dalam suatu temuan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

12  

c. Untuk mengetahui penolakan terhadap pendaftaran invensi dalam kasus

putusan Mahkamah Agung

2. Manfaat penelitian

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan data kepada peneliti lainnya.

b. Secara praktis substansi, hasil penelitian skripsi ini diharapkan mampu

menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah sebagai pembuat kebijakan

serta organisasi yang menghimpun para pemegang lisensi paten dalam

membuat kerangka acuan sebagai pedoman dalam membuat perjanjian

yang berhubungan dengan perjanjian lisensi paten dan alih teknologi

substabsi paten.

D. Keaslian Judul

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, di

perpustakaan Universitas Sumatera Utara penelitian dengan judul “Analisis

Yuridis Penolakan Pendaftaran Paten Terkait dengan Penyempurnaan Invensi

(studi kasus pada putusan Mahkamah Agung Nomor 802 K/Pdt. Sus/2011)”

belum ada seperti yang penulis buat. Penelitian ini yang terkait dengan paten

sistem mesin satu silinder dua busi ini ditulis dengan objektif, ilmiah, melalui

pemikiran, referensi, serta buku-buku dan sarana lain yang dapat memberikan

informasi yang akurat. Dan juga bukan merupakan jiplakan ataupun sudah

pernah dibuat terlebih dahulu oleh orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

13  

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian paten

Hak Kekayaan Intelektual yang selanjutnya disingkat dengan istilah HKI

pada intinya terdiri dari beberapa jenis yang diatur dalam pasal 1.2 yang

menyatakan bahwa HKI terdiri dari:

1) Hak Cipta dan Hak Terkait.

2) Merek Dagang.

3) Indikasi Geografis.

4) Desain Industri.

5) Paten.

6) Tata Letak Sirkuit Terpadu.

7) Perlindungan Informasi Rahasia.

8) Kontrol terhadap Praktek persaingan usaha tidak sehat dalam

perjanjian lisensi.7

Dengan kata lain HKI adalah hal yang merupakan memiliki nilai

ekonomis, Sehingga sangat penting untuk membuat pengaturan mengenai HKI

tersebut. HKI berhubungan sangat erat dengan kekayaan intelektual yang

dimiliki oleh subjek HKI dengan dijaminnya dan diaturnya masalah HKI maka

akan membuat subjeknya merasa aman atas kekayaan intelektual miliknya atas

pembajakan ataupun tindakan yang dapat merugikan.

Dalam pengenalan jenis HKI diatas pada dasarnya berawal pada

konvensi pembentukan WIPO (The World Intellectual Property Organization).

                                                            7 Prof.Lindsey, et all, edt., op.Cit,hal.3

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

14  

WIPO adalah badan khusus PBB yang dibentuk dengan tujuan untuk

mengadminstrasikan perjanjian/persetujuan multilateral mengenai HKI.

Indonesia merupakan anggota WIPO dan turut meratfikasi konvensi tersebut

pada tahun 1979.

WIPO, adalah sebuah kegiatan yang pada akhirnya bertujuan untuk

mematenkan suatu penemuan pada intinya dibagi menjadi dua asas atau kegiatan

utama sebagai berikut:

1. To Exploit atau exploiting; yaitu melaksanakan suatu atau lebih aktivitas

berikut ini;

a. Paten proses yang diperinci secara garis besar sebagai berikut:

1) Menggunakan proses (to use);

2) Mengimpor produk yang dihasilkan melalui proses tersebut.

b. Paten produk yang diperinci secara garis besar sebagai berikut:

1) Membuat produk (to make)

2) Menggunakan/memanfaatkan produk (to use)

3) Mengimpor produk (to import)

2. To Work (working), yang diartikan melaksanakan;

a. Dalam hal paten proses; menggunakan proses (to use)

b. Dalam hal paten produk; membuat ptoduk ( to make)8

Kegiatan dalam ruang lingkup to exploi dan to work itulah yang disebut

sebagai hak melaksanakan paten. Khusus mengenai to work WIPO telah

memberi pengertian bahwa to work diartikan sebagai kegiatan pemegang paten

                                                            8 Penjelasan World Intellectual Property Organization (WIPO)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

15  

itu di dalam negei selama waktu tertentu.9 Maka jelas bahwa pemegang paten

memiliki hak khusus untuk melaksanakan paten yang dimilikinya, antara lain

dalam bentuk membuat, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan,

memakai, dan menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan

produk/barang yang diberi paten.

Menurut Paris Convention for the Protection of industrial property, yang

dikenal sebagai konvensi Paris, Adapun pengaturan mengenai perlindungan Hak

Kekayaan Intelektual menurut Article 1 Paris Convention for the Protection of

industrial property adalah The protection of industrial property has as its object

patent, utility models, industrial design, trademark, service mark, trade names.

Indication of source or appellations of origin, and the repression of

unfair,10Bahwasanya adapun pengaturan perlindungan HKI menurut artikel 1

konvensi paris adalah terhadap Paten, Paten Sederhana, Disain Industry, Merk,

Nama Produk, indikasi dari suatu sumber daya, atau

Prinsip dasar dalam paten adalah paten dapat diberikan pada invensi

yang mengandung langkah infentif, dan disebut mengandung langkah inventif

apabila invensi tersebut mengandung langkah yang tidak terduga oleh ahli

dibidangnya, setelah memperhatikan keahlian yang telah ada pada saat paten

diajukan.11

Indonesia mengenal semasa dalam penjajahan Belanda, yaitu waktu

diberlakukannya octroiwet 1910. No. 33 yis S. 11- 33. S. 22 – 54 yang ,mulai

                                                            9 ibid 10-------, Himpunan Konvensi, Ratifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual, Proyek Pembinaan Tehnis Yustisial MAHKAMAH AGUNG R.I., 1998. 11 Suyud Margono dan Amir Angkasa. Komersialisasi Aset Intelektual Aspek Hukum Bisnis, Jakarta : Grasindo, 2003, hal 24.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

16  

berlaku 1 juli 1912, setelah itu Indonesia merdeka dan tidak lagi memberlakukan

Undang-Undang Octroi ini, dikarenakan tidak sesuai dengan suasana Negara

yang berdaulat.12

Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka dan

berlawanan dengan Latent yang berarti terselubung, oleh karenanya bahwa

suatu penemuan yang mendapatkan paten menjadi terbuka untuk diketahui oleh

umum.13 Dengan terbuka tersebut tidak berarti setiap orang bisa mempraktikan

penemuan bisa didayagunakan oleh orang lain. Baru setelah habis masa

perlindungan patennya penemuan tersebut menjadi milik umum (public domain),

pada saat inilah benar-benar terbuka. Dengan terbukanya suatu penemuan yang

baru, memberi informasi yang diperlukan bagi pengembangan teknologi

selanjutnya berdasarkan penemuan tersebut dan untuk memberi petunjuk kepada

mereka yang berminat dalam mengeksploitasi penemuan itu. 14

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dengan demikian paten adalah

hak istimewa (eksklusif) yang diberikan kepada seorang penemu (inventor) atas

hasil penemuan (invention) yang dilakukan di bidang teknologi, baik yang

berbentuk produk atau proses saja, atas dasar hak istimewa tersebut, orang lain

dilarang untuk mendayagunakan hasil penemuannya terkecuali atas izinnya atau

penemu sendiri melaksanakan hasil penemuannya.

Hak istimewa ini diberikan untuk jangka waktu tertentu, setelah itu hasil

penemuannya menjadi milik umum. Dengan demikian setiap hasil penemuan

                                                            12 Muhamad Djumhana dan, R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan, Prakteknya di Indonesia), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti 2003, hal.110. 13 Prof. Tim Lindsey, et all, edt., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Bandung, P.T. Alumni, 2006, hal.183. 14 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

17  

yang telah dipatenkan, penemuannya atau mendayagaunakan hasil temuannya

tersebut. Paten diberikan atas dasar permohonan yang dimohonkan oleh

pemohon,dan apabila paten tersebut diterima diwajibkan oleh pemegangnya

untuk melaksanakan patennya tersebut. Bagi penemu diberikannya suatu hak

perlindungan terhadap penemuannya ini atau dapat kita sebut dengan istilah

monopoli dapat dianggap sebagai suatu penghargaan bagi ide intelektualnya.

Pasal 1 angka 1 UU Paten menyatakan bahwa hak paten adalah hak

eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di

bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk

melaksanakannya.15

Hak eksklusif adalah hak yang mendasari pemegang paten untuk untuk

memproduksi, menggunakan, menjual, dan lain sebagainya yang berkaitan

dengan penjualan barang tersebut.16

Adapun pengertian paten dalam UU Paten, sesuai dengan apa yang

dirumuskan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Paten Tahun 1997 yaitu

hak eksklusif yang diberi oleh negara terhadap inventor atas invensinya di

bidang teknologi dalam jangka waktu yang tertentuuntuk dapat melaksanakan

penemuannya secara sendiri, atau orang lain yang mendapatkan izin dari

inventor. dan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Paten Tahun 1997 yang

menyatakan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang

                                                            15 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten 16 Drs. Muhamad Djumhana dan, R.Djubaedillah, Hak Milik Intelektual(Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia), Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 2003, hal.116.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

18  

teknologi, yang dapat berupa proses atau hasil produksi atau penyempurnaan

dan pengembangan proses atau hasil produksi.17

Penemuan yang diatur atau dilindungi paten atau tepatnya objek

perlindungan dari paten/ berbeda dengan objek hak cipta, maka objek dari paten

seperti telah dijelaskan di atas, adalah penemuan-penemuan yang bersifat:

a. Bersifat baru (novelty) penemuan tersebut bukan merupakan bagian dari

penemuan terdahulu atau penemuan yang telah ada sebelumnya;

b. Langkah inventif (inventive step);

c. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicability)

2. Jenis-jenis paten

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga UU

Paten membagi paten ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan paten produk

dalam hal pelaksanaan paten. Tetapi dari bentuk penemuan yang dipatenkan,

paten dapat dibagi sebagai berikut:

a. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan Pasal

108 UU Paten.

b. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang dibicarakan.

Maka sesuai kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau

ditulis paten saja.18

Paten sederhana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau

teknologi yang mempunyai nilai kegunaan paraktis, baik dalam produk, alat

penemuan maupun dalam hal pelaksanaanya setelah menjadi suatu produk                                                             17 Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten. 18 Drs. Muhamad Djumhana dan, R Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia), Bandung, PT.Citra Aditya Bakti, 2003, hal.122.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

19  

Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang

teknologi, yang berupa produk ataupun proses, kemudian bila didayagunakan

akan mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah yang dasar bahwa paten

mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan hukum yang diberikanpun

tidak secara otomatis, harus ada permohonan sebelumnya.

Ciri khas Invensi yang dapat dipatenkan adalah adanya kandungan

pengetahuan yang sitematis, yang dapat dikomunikasikan, dan dapat diterapkan

untuk menyelesaikan masalah atau kebutuhan manusia yang timbul dalam

industri, pertanian atau perdagangan. Berarti pengertian teknologi disini adalah

pengetahuan yang sistematis, artinya terorganisasi dan dapat memberikan

penyelesaian masalah. 19

Pengetahuan itu harus dalam bentuk tulisan atau dalam pemikiran dan

harus diungkapkan atau dapat diungkapkan sehingga dapat di ketahui dan

dimengerti oleh orang lain. Serta pengetahuan itu dapat memberikan manfaat

pada industri, pertanian atau perdagangan. Pengatahuan tidak hanya berupa

menciptakan suatu produk belaka, tetapi bisa saja proses tetapi proses yang

berkaitan dengan teknologi, artinya penemuannya dapat dipatenkan tidak harus

merupakan hasil produk namun dapat berupa proses.

Hak paten bersifat khusus, karena hanya diberikan kepada penemu untuk

melaksanakan sendiri penemuannya atau untuk memberikan persetujuan kepada

orang lain untuk melaksanakan penemuannya. Ini berarti orang lain hanya

mungkin menggunakan penemuan tersebut kalau ada persetujuan atau ijin dari

                                                            19 Suyud Margono dan Amir Angkasa. Komersialisasi Aset Intelektual Aspek Hukum Bisnis, Jakarta : Grasindo, 2003, hal 24.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

20  

penemu selaku pemilik hak. Dengan perkataan lain, kekhususan tersebut

terletak pada sifatnya yang mengecualikan orang selain penemu selaku pemilik

hak dari kemungkinan untuk menggunakan atau melaksanakan penemuan

tersebut, sifat seperti itulah dikatakan eksklusif.

3. Prinsip dasar paten

Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten Adapun prinsip-

prinsip dasar paten dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas

hasil temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk

melaksanakan sendiri temuannya tersebut atau memberikan

persetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya (UU No.6

Tahun 1989). 20 Karena hak khusus ini pula pada awalnya paten, seperti

halnya hak cipta, sering dianggap sebagai bagian dari paham

individualisme.

b. Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten

diajukan oleh penemu atau calon pemegang paten berupa permintaan

pendaftaran ke kantor paten. Bila tidak ada permintaan maka tidak ada

paten. Hanya penemu atau yang menerima lebih lanjut hak penemu yang

berhak memperoleh paten.

c. Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya

untuk satu penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak dapat

dimintakan lebih dari satu paten.

                                                            20 Drs. Normin S. Pakpahan, et all, edt., Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, Jakarta, Proyek ELIPS, 2000, hal.126.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

21  

d. Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam

industri. Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk yang

dipatenkan

e. Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik

perseorangan lainnya paten juga dapat dialihkan kepada orang atau pihak

lain, yang menurut Pasal 66 UU Paten paten dapat beralih untuk

selruhnya ataupun sebagian. Pengalihan itu misalnya karena:

1) Pewarisan, hibah, wasiat; pengalihan yang berlangsung untuk

seluruhnya harus disertai dengan dokumen paten serta hak-hak lain

yang berkaitan dengan paten itu

2) Perjanjian; harus dibuat dalam bentuk akta notaris

3) Karena sebab-sebab lain yang ditentukan oleh undang-undang.

f. Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah

diberikan terhadap suatu penemuan dapat dibatalkan berdasarkan

pengajuan gugatan, baik oleh pihak-pihak tertentu lain melalui

Pengadilan Niaga maupun oleh pihak-pihak tertentu karena hal-hal

tertentu, seperti yang diatur dalam Pasal 91 UU Paten. Selain itu paten

dapat dinyatakan batal demi hukum oleh kantor paten apabila pemegang

paten tidak memenuhi kewajibannya membayar biaya-biaya tahunan

dalam jayat waktu yang telah ditentukan Pasal 88 UU Paten.

g. Paten berkaitan dengan kepentingan umum; Pasal 75 UU Paten

menentukan bahwa apabila:

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

22  

1) Pemegang paten tidak melaksanakan paten (baca penemuan yang

diberi paten) tersebut atau tidak dalam hal sewajarnya selama 36 (tiga

puluh enam) bulan sejak tanggal pemberian paten (jo Pasal 17 ayat

(1) UU Paten yang menentukan bahwa pemegang paten wajib

membuat produk atau menggunakan proses yang diberikan opaten di

wilayah Indonesia).

2) Juga apabila paten telah dilaksanakan di Indonesia oleh pemegang

paten atau pemegang lisensi dalam hal lisensi wajib tetapi dalam

bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat;

maka akan diberikan sanksi berupa pemberian lisensi wajib kepada

orang/phak lain untuk melaksanakan paten tersebut. Hal ini berarti

pemegang paten selain mempunyai hak juga mempunyai kewajiban

untuk melaksanakan patennya supaya produk tersebut dapat

memasyarakat. Pasal 5 ayat (2) Konvensi Paris menentukan bahwa

pemegang paten wajib mengekpliotasi patennya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan negara tempat ia mengimpor

penemuan patennya21. Hal ini berati bahwa pemegang paten wajib

mengekploitasi patennya (dalam hal paten impor).

3) Paten mensyaratkan kewajiban umum bagi pemegang paten; Dari isi

Pasal 17 ayat (1) UU Paten di atas, terlihat jelas bahwa pemegang

paten juga mempunyai kewajiban hukum selain tentunya hak.22

Contoh bentuk kewajiban pemegang paten lainnya adalah pemegang

                                                            21 Ibid, hal 18 22Pasal 17 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

23  

paten wajib membayar biaya paten tahunan dalam jayat waktu

tertentu dan apabila ia tidak memenuhi kewajiban ini maka diberi

sanksi, yaitu dinyatakan batal demi hukum oleh kantor paten Pasal

88 UU Paten.

h. Paten berkaitan dengan kepentingan nasional; Paten sangat berkaitan erat

dengan bidang teknologi, yang menjadi salah satu faktor penting dalam

menentukan masa depan bangsa dan negara. Untuk itu negara

mempunyai peran yang luas dan penting untuk mengatur npaten, salah

satu satunya melalui peraturan perundang-undangan. Pasal 17

UU Paten mengenai hak pemegang paten untuk melaksanakan paten

sesungguhnya dapat dilihat dari dua sudut kepentingan, yaitu hak

pemegang paten itu sendiri dan kepentingan nasional atau pemerintah

sebagai pembuat peraturan. Pasal 71 UU Paten memuat ketentuan

mengenai pelarangan pencantuman atau pemuatan dalam suatu

perjanjian paten hal-hal yang dapat merugikan kepenrtingan nasional

atau membatasi kemampuan Indonesia untuk menguasai teknologi.

4. Permohonan paten

Paten hanya dapat diperoleh dengan cara Permohonan, yaitu dengan cara

memohonkan invensi yang ingin diperoleh Patennya ke Ditjend Hak Kekayaan

intelektual yang selanjutnya disingkat dengan istilah DitJend HKI23. Dalam

pendaftaran tersebut memiliki prosedur, mulai dari tata cara permohonan dan

syarat yang harus dipenuhi dalam Pendaftaran Paten .

                                                            23 Penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

24  

Dalam pendaftaran dengan Hak Prioritas diatur secara khusus pada

Undang-Undang No 14 Tahun 2001 tentang Paten pada pasal yang ke 27, yaitu :

1. Pendaftaran Menggunakan Hak prioritas sebagaimana diatur dalam Paris

Convention for the Protection of Industri Property yang mengatur tentang

jangka waktu dan tata cara dalam mengajukan pendaftaran.

2. Pendaftaran yang mengunakan permohonan dengan hak prioritas wajib

dilengkapi dengan dokumen prioritas, yang disahkan oleh pejabat

berwenang.

3. Apabila point pertama dan kedua tidak dipenuhi maka permohonan tidak

bisa diajukan dengan menggunakan Hak prioritas.24

Serta dalam pendaftaran Paten; Paten hanya dapat diajukan untuk satu invensi

ataupun beberapa invensi yang menjadi satu kesatuann invensi. Hanya

dapatdiajukan untuk satu invensi maksudnya adalah tidak boleh ada dua Paten

dengan invensi yang sama, dan apabila dipatenkan oleh lebih dari satu invensi

haruslah dijadikan menjadi satu kesatuan invensi.

F. Metode Penelitian

1. Spesifikasi penelitian

Dalam penulisan ilmiah terdapat bermacam ragam jenis penelitian, dari

berbagai jenis penelitian, penelitian hukum yang paling popular dikenal adalah:

                                                            24 Pasal 27 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 Tentang Paten.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

25  

1. Penelitian hukum normatif, atau penelitian hukum kepustakaan

dilakukan dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau hanya

menggunakan data sekunder yang biasa

2. Penelitian hukum empiris yang dilakukan dengan cara terutama

meneliti data primer yang diperoleh di lapangan selain juga meneliti

data sekunder dari perpustakaan.

Penelitian hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif, pada penelitian ini, sering sekali hukum dikonsepkan sebagai apa

yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan atau hukum yang

dikonsepsikan sebagai kaidah ataupun norma yang menjadi patokan berperilaku

masyarakat terhadap apa yang dianggap pantas.

Penelitian hukum normative adalah kegiatan untuk menjelaskan hokum

tidak diperlukan dukungan data, atau fakta-fakta social, sebab ilmu hokum

normative tidak mengenal data atau fakta social yang dikenal hanya bahan

hokum, jadi untuk menjelaskan hokum atau untuk mencari makna dan member

nilai akan hokum dan langkah-langkah yang ditempuh adalah langkah

normative. 25

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber darimana data tersebut

diperoleh. Sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu:

                                                            25. Law Is My way, Penelitian atau pengkajian Ilmu Hukum Normatif,

http://lawismyway.blogspot.com/2011/01/penelitian-atau-pengkajian-ilmu-hukum.html?m=1, diakses. 22-10-2013,

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

26  

a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut

juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date.

Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya

secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi

terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.26

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti

dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).

Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro

Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.27

Dalam melaksanakan penelitian ini , perlu ditegaskan alat pengumpulan

data yang dipakai dalam penelitian. Dalam penelitian dipergunakan tiga alat

pengumpulan data yaitu:

1. Bahan hukum primer (bahan hukum yang mengikat secara umum)

yang terdiri dari:

a. Norma dasar atau kaidah dasar dalam pembukaan (preambule) UUD

1945;

b. Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia.

c. Undang-undang No 26 Tahun 2000 Tentang Peradilan Hak Asasi

Manusia.

                                                            26 Cahya Suryana, data dan jenis data penelitian, http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian/. diakses 22-10-2013. 27 ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

27  

d. Konvensi-konvensi internasional di bidang hak asasi manusia.

e. Yurisprudensi yang ada hubunganya dengan pelanggaran hak asasi

manusia.

b. Bahan hukum sekunder yaitu yang memberi Penjelasan mengenai

bahan hukum primer seperti berbagai bahan kepustakaan berupa buku,

majalah, hasil penelitian, makalah dalam seminar, dan jurnal yang

berkaitan dengan penelitian ini.

3.Bahan hukum Tertier

Yaitu Bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap

bahan hukum primer dan sekunder yang mana terdiri

a.Kamus hukum

b.Kamus bahasa Indonesia

c.Kamus bahasa inggris

d. Artikel artikel dan laporan dari media massa ( surat kabar , jurnal

hukum, majalah dan lain sebagainya ).28

3. Analisis data

Analisis data adalah kegiatan mengatur, mengelompokkan,

mengurutkan, member tanda dan mengategorikan data sehingga dapat

ditemukan dalam bentuk hipotesis berdasarkan data yang diperoleh.

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analaisis

data secara Kualitatif, dimana data yang diperoleh adalah dari berbagai sumber

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam.

                                                            28 Riesta D Newbie, tiga jenis bahan hokum data sekunder, http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20120409193129AAMKtBJ, diakses. 22-10-2013.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

28  

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang dipergunakan pada penulisan ini

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini berisikan latar belakang, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan

kepustakaan, , metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II BATASAN INVENSI YANG DAPAT DI MOHONKAN PATENNYA DI INDONESIA

Bab ini membahas tentang pengertian invensi klasifikasi paten

dan invensi yang dapat di daftarkan di Indonesia serta syarat dan

prosedur dalam permohonan paten.

BAB III KETERKAITAN ANTAR INVENTOR DALAM SUATU TEMUAN Berisikan tentang hak-hak inventor atas invensinya,

pengembangan invensi dan hak-hak inventor yang baru dan

prosedur dan syarat mengajukan paten.

BAB IV PENOLAKAN TERHADAP PENDAFTARAN PATEN TERKAIT DENGAN PENYEMPURNAAN INVENSI DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 802 K/PDT. SUS/2011

Bab ini akan membahas tentang akibat Hukum penolakan

pendaftaran paten terkait dengan penyempurnaan invensi dan

upaya hukum yang dilakukan oleh pihak Bajaj terhadap

penolakan pendaftaran paten terkait dengan penyempurnaan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39624/4/Chapter I.pdf · 9 bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif

29  

invensi dan analisis Putusan Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor 802 K/Pdt. Sus/2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari

hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

Universitas Sumatera Utara