27
64 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Desa Klapagading Kulon memiliki luas wilayah kira-kira 351.365 ha. Desa Klapagading Kulon merupakan desa yang berbasis pada pertanian dengan tanah sawah yang menggunakan pengairan irigasi tehnis seluas 125.060 ha, luas tanah kering berupa pekarangan dan pemukiman seluas 156.193 ha. Masyarakatnya bekerja sebagai buruh tani, pedagang, PNS, pengusaha, ABRI, dan bebagai macam mata pencaharian lainnya. Kebanyakan dari petani memiliki lahan pertanian sendiri. Hasil pertanian berupa padi, jagung dan jeruk, tetapi tanaman padi sangat mendominasi (Data Monografi Desa). Menurut Edi Susilo yang diwawancarai tanggal 10 Mei 2016, penduduk desa Klapagading Kulon mayoritas beragama Islam dan sisanya menganut Kristen dan Katolik. Meskipun ada agama minoritas warga Desa Klapagading Kulon tetap hidup rukun dan bergotong-royong dalam kegiatan bersama baik kegiatan hari raya keagamaan maupun kegiatan sosial. Keberagaman agama yang ada di Desa Klapagading Kulon ini tentunya semakin menumbuhkan toleransi antar umat beragama (Wawancara Edi Susilo tanggal 10 Mei 2016). Hal yang sama yaitu toleransi antar umat juga ditunjukkan oleh salah satu tokoh yang cukup terkenal di Kecamatan Wangon, ia sangat berjasa dalam hal pengobatan jiwa, suatu penyakit yang kini banyak diderita oleh masyarakat Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

  • Upload
    hanhan

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa Klapagading Kulon merupakan salah satu desa yang ada di

Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Desa Klapagading Kulon memiliki

luas wilayah kira-kira 351.365 ha. Desa Klapagading Kulon merupakan desa yang

berbasis pada pertanian dengan tanah sawah yang menggunakan pengairan irigasi

tehnis seluas 125.060 ha, luas tanah kering berupa pekarangan dan pemukiman

seluas 156.193 ha. Masyarakatnya bekerja sebagai buruh tani, pedagang, PNS,

pengusaha, ABRI, dan bebagai macam mata pencaharian lainnya. Kebanyakan

dari petani memiliki lahan pertanian sendiri. Hasil pertanian berupa padi, jagung

dan jeruk, tetapi tanaman padi sangat mendominasi (Data Monografi Desa).

Menurut Edi Susilo yang diwawancarai tanggal 10 Mei 2016,

penduduk desa Klapagading Kulon mayoritas beragama Islam dan sisanya

menganut Kristen dan Katolik. Meskipun ada agama minoritas warga Desa

Klapagading Kulon tetap hidup rukun dan bergotong-royong dalam kegiatan

bersama baik kegiatan hari raya keagamaan maupun kegiatan sosial.

Keberagaman agama yang ada di Desa Klapagading Kulon ini tentunya semakin

menumbuhkan toleransi antar umat beragama (Wawancara Edi Susilo tanggal 10

Mei 2016).

Hal yang sama yaitu toleransi antar umat juga ditunjukkan oleh salah

satu tokoh yang cukup terkenal di Kecamatan Wangon, ia sangat berjasa dalam

hal pengobatan jiwa, suatu penyakit yang kini banyak diderita oleh masyarakat

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

2

karena berbagai tekanan hidup yang dialami. Gangguan jiwa adalah gangguan

pada fungsi mental, yang meliputi emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri

dan persepsi yang menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama

minat dan motivasi sehingga mengganggu seseorang dalam proses hidup di

masyarakat (Nasir & Muhith, 2011).

Jumlah penduduk yang mengalami gangguan jiwa diperkirakan terus

meningkat. Hal ini disebabkan karena seseorang tidak bisa menyesuaikan diri atau

beradaptasi dengan suatu perubahan atau gejolak hidup. Apalagi di era serba

modern ini, perubahan demi perubahan terjadi dengan begitu cepat yang membuat

kondisi semakin tidak menentu. Perubahan dari berbagai aspek pun tidak dapat

dihindari mulai dari aspek sosial, ekonomi hingga lingkungan sosial yang semakin

keras dapat mengganggu proses hidup di masyarakat. Akibatnya banyak orang

mengalami stress dan kesulitan dalam menyukapi berbagai perubahan tersebut

hingga timbullah gejala penyakit gangguan jiwa.

Melihat kenyataan tersebut, sudah pasti harus ada penanganan khusus

bagi para pengidap gangguan jiwa. Dalam hal ini terdapat salah satu tokoh yang

merupakan salah satu warga di Desa Klapagading Kulon yang memiliki

kemampuan terapis bagi para penderita gangguan kejiwaan, dari kemampuannya

tersebut beliau telah mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan

Pondok Lali Jiwa Raga yang dikhususkan bagi para pasien yang memiliki

penyakit gangguan kejiwaan.

Beliau adalah H. Ali Misno yang merupakan seorang tokoh agama

dari organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia, namun beliau sangat terbuka

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

3

dan ramah terhadap masyarakat disekitarnya. Beliau juga turut melakukan

beberapa pembangunan yang berkesinambungan terutama bagi lingkungan

disekitarnya hal itu pula yang menjadikan H Ali Misno menjadi tokoh yang cukup

dikenal oleh masyarakat. Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga tersebut sudah

menangani banyak pasien mulai dari daerah sekitar hingga daerah di luar

kabupaten bahkan hingga luar provinsi. Selain keahlian terapis tersebut, H Ali

Misno juga merupakan ahli bela diri, beliau mendalami ilmu bela diri tersebut

sejak masih menginjak usia muda. Sosok yang kerap dipanggil Pak Tabib ini

selain menangani pasiennya juga sekaligus menjadi guru spiritual. H. Ali Misno

merupakan seorang pekerja keras, menurut peninjauan yang sudah dilakukan

penulis kepada teman semasa kecil beliau, sejak masa kecilnya beliau sudah

mandiri hingga beliau mempelajari ilmu terapis bagi gangguan kejiwaan dan

mendalami ilmu bela diri.

Peneliti memilih H. Ali Misno sebagai bahan penelitian karena

didukung dengan berbagai alasan, pertama karena keahlian beliau yang sangat

jarang ditemui yaitu mampu mengobati penyakit gangguan jiwa. Seperti yang

diketahui di zaman yang makin berkembang ini semakin banyak masyarakat yang

mengidap penyakit ini namun penanganannya tidak tepat dan penyakit semacam

ini membutuhkan seseorang yang profesional. Di Kabupaten Banyumas sendiri

jarang ditemui profesional seperti H. Ali Misno yang ahli dalam mengobati

penyakit gangguan jiwa selain penanganan secara medis yang dilakukan di RSUD

Banyumas. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui

lebih dalam mengenai riwayat hidup dan perjuangan H Ali Misno dalam bidang

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

4

kesehatan jiwa dan seberapa besar peran dan sumbangsih H Ali Misno bagi

lingkungan masyarakat dan bidang keagamaan di Desa Klapagading Kulon

Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus maka peneliti harus menetapkan

bahasa batasan penelitian. Berikut ini beberapa persoalan yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut.

1. Riwayat kehidupan H Ali Misno.

2. Peran H Ali Misno dalam bidang kesehatan jiwa.

3. Peran H Ali Misno dalam bidang keagamaan.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui riwayat kehidupan H Ali Misno.

2. Untuk menjelaskan peran H Ali Misno dalam bidang kesehatan jiwa.

3. Untuk mengetahui peran H Ali Misno dalam bidang organisasi keagamaan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

5

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kekhasan kesejahteraan

lokal sebagai bagian dari penulisan sejarah nasional.

b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai salah satu referensi dalam

menganalisis tentang seorang tokoh dan peranannya dalam masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk semakin menumbuhkan

rasa perjuangan agar tercipta sebuah perubahan dalam diri pembaca baik bagi

diri sendiri maupun lingkungannya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah semangat bagi

pembaca untuk senantiasa menerapkan nilai-nilai ke-Islaman dalam segala

hal.

E. Tinjauan Pustaka

1. Biografi

Biografi atau catatan tentang hidup seseorang, meskipun sangat

mikro, menjadi bagian dalam mosaik sejarah yang lebih besar. Ada juga yang

berpendapat bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi. Memang, dengan

biografi dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang

biografi, lingkungan sosial-politiknya. Akan tetapi, sebenarnya sebuah biografi

tidak perlu menulis tentang hero yang menentukan jalan sejarah, cukup

partisipan, bahkan the unknown (Kuntowijoyo, 2003: 204).

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

6

Secara etimologi, kata biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“bios” yang berarti hidup dan “graphien” yang berarti tulis. Dengan kata lain,

biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara

sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi

dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari

satu buku. Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup

seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari

tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan

mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita

tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian,

biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat

atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah,

namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis

secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan

berdasar tema-tema utama tertentu (http://www.biografiku.com, diakses tanggal

29 Desember 2015 ).

Penulisan biografi dapat digunakan untuk mengangkat kiprah

orang-orang yang memiliki pengaruh besar terutama dalam lingkungan sekitar

ataupun bagi kepentingan masyarakat luas. Biografi dapat bercerita tentang tokoh

sejarah maupun tokoh yang masih hidup, orang terkenal ataupun orang yang tidak

terkenal kebanyakan biografi ditulis secara kronologis, dan dibagi kepada

beberapa bagian. Ada pula beberapa biografi yang hanya berfokus kepada bagian-

bagian atau pencapaian-pencapaian tertentu. Buku sejarah yang patut dicatat

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

7

sebagai karya yang memang khusus direncanakan untuk diterbitkan secara

mandiri ialah biografi. Biografi sebenarnya merupakan kombinasi antara sejarah

dan seni artinya faktor-faktor dijaring lewat prosedur ilmiah, sementara

penyajiannya dikerjakan dengan prosedur kerja artistik (Kuntowijoyo, 1995: 28)

Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung.

Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau

kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain,

buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.

2. Terapi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terapi merupakan usaha

untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit. Dalam hal ini H. Ali

Misno merupakan seorang terapis bagi para penderita gangguan jiwa atau

psikoterapi. Artinya, beliau melakukan sebuah usaha untuk membantu

memulihkan para pasien yang memiliki gangguan kesehatan jiwa. Sedangkan

dalam Kamus Inggris Indonesia kata psikoterapis ditulis dengan kata

“psychotherapy” dan diartikan dengan pengobatan penyakit dengan cara

kebatinan.

Jika dilihat dari segi ilmu pengobatan penderita gangguan kejiwaan

tentu sering mengalami depresi, depresi yang dialami oleh pasien gangguan

kejiwaan ini dapat diatasi dengan terapi kognitif. Terapi kognitif adalah terapi

terstruktur jangka pendek yang menggunakan kerja sama aktif antara pasien dan

ahli terapi untuk mencapai tujuan terapetik. Terapi ini berorientasi terhadap

masalah sekarang dan pemecahannya. Terapi biasanya dilakukan atas dasar

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

8

individual, walaupun metode kelompok juga digunakan. Terapi juga dapat

digunakan bersama-sama dengan obat. Terapi kognitif telah diterapkan terutama

untuk gangguan depresif (dengan atau tanpa gagasan bunuh diri) (Wening M.

Astusi, dkk).

Menurut Kaplan, terapi depresi dapat berperan sebagai paradigma

pendekatan kognitif. Teori kognitif tentang depresi menyatakan bahwa disfungsi

kognitif adalah inti dari depresi dan bahwa perubahan afektif dan fisik serta ciri

penyerta lainnya dari depresi adalah akibat dari disfungsi kognitif (Wening M.

Astusi, dkk). Macam-macam penanganan atau terapi bagi penderita gangguan

jiwa :

1) Terapi Psikofarmaka

Psikofarmaka atau obat psikomotorik adalah obat yang bekerja secara

selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap

aktifitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang

berpengaruh terhadap kualitas hidup klien ( Hawari, 2001)

Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan di antaranya:

antipsikosis, antidepresi, antimania, antiansietas, antiinsomnia, antipanik, dan anti

obsesifkompulsif. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain:

transquilizer, neuroleptic, antidepressant dan psikomimetika ( Hawari, 2001)

2) Terapi Somatic

Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat

gangguan jiwa sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh lain.

Salah satu bentuk terapi ini adalah Electro Convulsive Therapy.

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

9

Terapi elektrokonvulsif (ECT) merupakan suatu jenis pengobatan

somatic dimana arus listrik digunakan pada otak melalui elektroda yang

ditempatkan pada pelipis. Arus tersebut cukup menumbulkan kejang grand mal,

yang darinya diharapkan efek yang terapeutik tercapai. Mekanisme kerja ECT

sebenarnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan bahwa ECT menghasilkan

perubahan-perubahan biokimia di dalam otak ( Peningkatan kadar norepinefrin

dan serotinin ) mirip dengan obat anti depresan (Townsend alih bahasa Daulima,

2006)

3) Terapi Modalitas

Terapi modalitas adalah suatu pendekatan penanganan klien gangguan

yang bervariasi yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan jiwa dengan

perilaku maladaptifnya menjadi perilaku adaptif. Beberapa jenis modalitas yaitu :

a) Terapi individual

Terapi individual adalah penanganan pasien gangguan jiwa dengan

pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan pendekatan

hubungan individual antara seorang terapis dengan pasien. Suatu hubungan yang

terstruktur dan terjalin antara perawat dengan pasien untuk mengubah perilaku

pasien. Hubungan yang terstruktur dalam terapi individual bertujuan agar pasien

mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu pasien juga diharapkan

mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta mengembangkan cara

yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

10

b) Terapi lingkungan

Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar

terjadi perubahan perilaku pada pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku

adaptif. Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam terapeutik.

Bentuknya adalah memberi kesempatan pasien untuk tumbuh dan berubah

perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.

c) Terapi kognitif

Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap

yang mempengaruhi perasaan dan perilaku pasien. Proses yang diterapkan adalah

membantu mempertimbangkan stressor dan kemudian dilanjutkan dengan

mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat tentang stressor

tersebut. Gangguan perilaku terjadi akibat pasien mengalami pola keyakinan dan

berfikir yang tidak akurat. Untuk itu, salah satu modifikasi perilaku adalah dengan

mengubah pola berfikir dan keyakinan tersebut. Focus asuhan adalah membantu

pasien untuk re-evaluasi ide, nilai yang diyakini, harapan-harapan, dan kemudian

dilanjutkan dengan menyusun perubahan kognitif.

d) Terapi keluarga

Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota

keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah

agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi

jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi, tidak bisa melaksanakan

fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

11

e) Terapi kelompok

Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada pasien yang dibentuk

dalam kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok.

Dalam terapi kelompok perawat berinteraksi dengan sekelompok pasien secara

teratur. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran diri pasien, meningkatkan

hubungan interpersonal, dan mengubah perilaku maladaptif.

f) Terapi bermain

Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-

anak dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan daripada dengan

ekspresi verbal. Dengan bermain perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan

status emosional anak, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk

mengatasi masalah anak tersebut.

3. Hipnoterapi

Hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang

mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan

perilaku (Setiawan, 2009). Hipnoterapi adalah salah satu hypnosis sebagai sarana

penyembuhan gangguan psikologis maupun fisik (psikomatis) (Batbual, 2010).

Selain itu hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran

menggunakan hypnosis (Setiawan, 2009).

Menurut Wong & Andri (2010) hipnosis dapat diartikan sebagai suatu

kondisi relaks, fokus atau konsentrasi. Dengan demikian, hipnoterapi efektif

digunakan dalam penanganan gangguan-gangguan yang bersifat psikologis untuk

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

12

mengubah mekanisme pikiran manusia dalam menginterpretasikan pengalaman

hidupnya serta menghasilkan perubahan pada persepsi dan tingkah laku (Wong,

2010).

Tahapan Proses Hipnoterapi

Menurut Wong & Andri (2009) dan Setiawan (2009), kondisi

hipnoterapi dapat dicapai dalam beberapa proses yaitu tahap Pre Induction,

Induction, Deepening, Suggestion, dan Termination.

1) Pre Induction

Pre Induction merupakan suatu proses mempersiapkan suatu simulasi

dan kondisi yang bersifat kondusif antara terapis dengan orang yang akan

dihipnosis (klien). Agar proses Pre Induction berlangsung dengan baik maka

sebelumnya terapis harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari klien,

antara lain hal yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang diketahui klien

terhadap proses hipnoterapi.

Pre Induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal-

hal lain yang bersifat mendekatkan seorang terapis secara mental terhadap seorang klien.

Pre induction merupakan tahapan yang bersifat kritis, seringkali kegagalan proses

hipnoterapi diawali dari proses pre induction yang tidak tepat.

Salah satu yang harus dilakukan pada Pre induction adalah

suggestivity test yang harus dilakukan untuk mengetahui tingkat sugestivitas

alamiah klien. Tes ini merupakan standar yang harus dilakukan setiap

menghipnoterapi pada saat melakukan hipnoterapi kepada orang yang belum

pernah merasakan hypnosis langsung.

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

13

2) Induction

Induction (induksi) merupakan teknik untuk membawa subjek berada

dalam kondisi hypnosis. Induksi ini dilakukan dengan memberikan suatu kejutan

pada subjek sehingga critical area terbuka secara tiba-tiba dan terjadi masa tegang

(blank). Pada masa tegang tersebut kita berikan perintah sederhana kepada subjek.

3) Deepening

Deepening merupakan suatu teknik yang bertujuan membawa subjek

memasuki kondisi hypnosis yang lebih dalam lagi dengan memberikan suatu

sentuhan imajinasi. Konsep dasar dari deepening ini adalah membimbing subyek

klien untuk berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu tempat

yang mudah dirasakan oleh subyek. Rasa mengalami secara dalam ini akan

membimbing subyek memasuki trance level lebih dalam.

4) Suggestion

Suggestion merupakan suatu kalimat-kalimat saran yang disampaikan

oleh hipnosis ke bawah sadar obyek. Dalam hal ini, sugesti tersebutlah yang

menjadi tujuan kegiatan hipnosis dilakukan.

5) Termination

Termination merupakan tahap pengakhiran untuk mengembalikan

subyek pada keadaan semula. Sebuah terminasi dilakukan dengan memberikan

kalimat lanjutan setelah kalimat-kalimat sugesti.

4. Penelitian Yang Relevan

Penelitian dan penulisan biografi seorang tokoh masyarakat memang

sudah sering dilakukan oleh para sejarawan. Pada dasarnya penulisan biografi

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

14

tokoh yang terkenal maupun tokoh yang berjasa dalam suatu lingkup masyarakat,

mempunyai alur pemikiran yang terfokus pada alur kehidupan tokoh dan prestasi

yang diraihnya tersebut maupun pemikiran-pemikirannya yang bermanfaat bagi

masyarakat. Berikut ini beberapa hasil penelitian sejarah yang menjadi referensi

peneliti adalah sebagai berikut.

Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sutrismi (2014) dengan judul

“Biografi Kusno : Mantan Kepala Desa Di Desa Bengbukang Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap”, menyimpulkan bahwa kegigihan Kusno dan

keteladanannya sebagai pemimpin yang dapat dicontoh oleh masyarakat. Beranjak

dari keluarga yang sederhana, dan juga tentang bagaimana Kusno memperlakukan

anaknya dengan baik serta mengedepankan pendidikannya. Kepemimpinan Kusno

dan rasa tanggung jawabnya itu, dianggap sebagai suatu keberhasilan yang

membuatnya menjadi salah satu pemimpin yang dapat dipercaya masyarakat.

Menurut Yani (2004) dengan skripsinya yang berjudul “Sulastri

Tokoh Panutan Masyarakat yang Berhasil mendidik Anak-anaknya dari Desa

Pekuncen, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga”, menyimpulkan bahwa

latar belakang Sulastri yang mendorong leberhasilan keluarganya, bukan karena

kekayaan yang dimiliki, tetapi berangkat dari kesederhanaan dan keprihatinan

yang berdampak bai keberhasilan anak-anaknya. Kesederhanaan dan keprihatinan

itulah yan menimbulkan rasa semangat bagi dirinya, keluarga serta pandangan

masyarakat itu sendiri, sosoknya menjadi inspirasi untuk terus memperjuangkan

hidup yan lebih baik demi keberhasilan yang sesuai harapan.

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

15

Menurut Lestari (2005) dalam skripsinya yang berjudul “Biografi

Karsinah (Mantan Lengger) di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan,

Kabupaten Cilacap”, menyimpulkan bahwa Karsinah sudah menjadi lengger di

umur belasan tahun. Kesenian lengger merupakan bakatnya dan untuk

menyalurkan bakatnya itu ia mempelajari lengger dari salahsatu seniornya,

kemudian juga tidak segan untuk berbagi ilmu kepada anak-anak atau orang yang

ingin mempelajari lengger seperti dirinya. Saat sudah menikah ia kemudian

menghentikan kegiatannya sebegai seorang lener demi mengurus keluarga, suami

dan anak-anaknya. Padahal saat itu usianya yang masih produktif untuk berkarya.

Saat menjadi lengger Karsinah pernah tampil di depan tamu Negara dan para turis

mancanegara.

Menurut Ni’amah (2013) dengan judul skripsinya yaitu mengenai

“Biografi Syaikh Mahfudh Al-Hasani Somalungu Kebumen (1901 M – 1950 M)”,

menyimpulkan bahwa seorang tokoh keagamaan yaitu Syaikh Mahfudh Al-Hasani

sangatlah berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat pada saat itu. Latar

belakang keluarga dan pendidikan yang baik membuat masyarakat memilihnya

menjadi seorang tokoh panutan. Kemampuan cara pandangnya tentang berbagai

masalah yang dialami pada saat itu dan caranya untuk memecahkan masalah

tersebut membuat kagum masyarakat. Banyak ketertarikan masyarakat terhadap

Syeikh Mahfudh Al-Hasani yang sangat dihormati.

Menurut Shiswary (2015) dalam penelitiannya yang berjudul

“Biografi Yakut Aghib Ganta Nuraidin: Kiprah dan Prestasi Dalang Muda

Banyumas tahun 1997-2004”. Menyimpulkan bahwa biografi Yakut Aghib Ganta

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

16

Nuraidin membahas mengenai riwayat kehidupannya, kiprah Yakut Aghib Ganta

Nuraidin dalam dunia seni pertunjukkan pewayangan, dan prestasi yang ia

dapatkan selama ini. Dalam biografi ini dapat disimpulkan bahwa untuk meraih

kesuksesan tidaklah mudah perlu adanya proses dan perjuangan seperti halnya

Yakut Aghib Ganta Nuraidin yang kini sukses menjadi dalang walaupun masih

pada usia muda.

Penelitian terdahulu tersebut menjadi referensi bagi peneliti untuk

melakukan tindakan. Beberapa penelitian terdahulu tersebut memanglah berbeda

dari segi objek kajian penelitiannya, namun pada dasarnya penelitian biografi

suatu tokoh mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memaparkan kehidupan

suatu tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh. Dari beberapa contoh peneliti

diatas yang merupakan sebuah penelitian politik dan budaya atau seni pertunjukan

maka penelitian biografi kali ini merupakan jenis biografi keagamaan. Penelitian

ini memaparkan kehidupan dari tokoh masyarakat yang tergolong penting dan

menjadi panutan bagi masyarakat sekitar.

F. Kajian Teori dan Pendekatan

1. Kajian Teori

a. Biografi

Biografi adalah sejarah, sama halnya dengan sejarah kota, Negara,

atau bangsa. Sayang banyak biografi ditulis, tidak oleh sejarawan tetapi oleh

pengarang dan jurnalis. Padahal, biografi lebih marketable daripada buku-buku

sejarah biasa. Ladang yang subur ini belum mendapat perhatian yang memadai

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

17

dari sejarawan dan mahasiswa sejarah. Mungkin karena kesulitan mencari sumber,

sebab wawancara untuk biografi memerlukan kepercayaan tinggi dari narasumber

yang tentu sukar diperoleh dari mahasiswa atau sejarawan muda. Seperti diketahui

sejarawan adalah detektif yang menyelidik ingin tahu, yang pasti membuat orang

tak enak (Kuntowijoyo, 2003: 203).

Biografi harus dibedakan dengan novel biografis. Demikianlah,

misalnya, novel biografis Soekarno yang ditulis oleh Ramadhan K.H., Kuantar ke

Gerbang mengantar kita untuk memahami keadaan Bandung tahun-tahun 20-an,

mahasiswa, dan perjuangan kemerdekaan. Sebagaimana biografi adalah sejarah,

novel biografis adalah novel sejarah. Sebagai novel sejarah, ia memiliki historical

authenticity, historical faithfulness, dan historical of local colour sebagaimana

dituntut oleh novel sejarah. Sekalipun demikian, kita tidak dapat menggunakan

detilnya sebagai sumber, karena memang buku semacam itu adalah hasil sastra

yang merupakan produk imajinasi, dan tidak dimaksudkan sebagai sejarah yang

factual. Namun, untuk mengalami sejarah buku seperti itu sangat penting

(Kuntowijoyo, 2003 : 204).

Secara singkat dinyatakan oleh Leon Edel bahwa biographer menulis

riwayat hidup (biographers write lives). Pengertian ini tidak sederhana karena

menyangkut irama hidup seseorang, merupakan manifesto dari pembuatan

biografi. Writing lives menyangkut konotasi yang tampaknya lebih besar dari

sekadar membatasi diri dari penulisan perseorangan. Ada aturan-aturan yang

harus dianut dan dipahami untuk menulis biografi yang bersifat praktis bagi

pelaksanaan metode kualitatif (Salim 2001 : 169).

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

18

Selain biografi, pengetahuan tentang otobiografi, memorie dan

prosopography diperlukan dalam penelitian ini agar penelitian biografi pada tokoh

ini menghasilkan kualitas yang baik. Bedanya dengan autobiografi, sebuah tidak

ditulis sendiri oleh tokoh yang bersangkutan melainkan oleh orang lain

berdasarkan data yang ada, diantaranya wawancara. Akan tetapi otobiografi juga

mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam penulisannya. Kekuatan otobiografi

terletak dalam keterpaduan yang utuh (coherency) sehingga pembaca tahu

bagaimana penulis memahami diri, lingkungan sosial-budaya, dan keadaan pada

zamannya. Otobiografi merupakan refleksi yang otentik dari pengalaman

seseorang karena otobiografi dapat ditulis sebagai usaha pembelaan diri. Adapun

kelemahannya otobiografi adalah pandangan yang partial pada zamannya,

subjektif, dan proses sejarah yang belum final. Sama halnya dengan otobiografi,

memorie ditulis sendiri namun biasanyahanya mengenai satu peristiwa saja.

Sedangkan prosopography atau biografi kolektif merupakan penelitian tentang

sekelompok orang yang mempunyai karakteristik latar belakang yang sama

dengan mempelajari kehidupan mereka (Kuntowijoyo, 2003 : 205-212).

Setiap penelitian tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan tak

terkecuali penelitian biografi. Menurut Sartono Kartodirdjo (1992 : 76-77),

biografi dipandang mempunyai kelemahan pada teknik penulisan. Teknik

penulisan biografi membutuhkan kemahiran dalam pemakaian bahasa dan retorik

tertentu, pendeknya seni menulis. Disamping itu biografi juga mempunyai

kelebihan. Menurut pandangan Sartono Kartodirdjo, biografi mempunyai fungsi

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

19

penting dalam pendidikan apabila biografi yang ditulis dengan baik sangat mampu

membangkitkan inspirasi kepada pembaca.

Untuk dapat membuat sebuah biografi, seorang penulis harus mampu

menempatkan diri pada subjek yang diteliti seakan – akan peneliti terlibat dalam

proses kejiwaan yang dialami tokohnya, dan sekaligus berada di luarnya agar

mengetahui hal – hal yang tidak terjangkau indera dan kesadaran sang tokoh.

Biografi adalah mikro sejarah yang paling basis, dan sering disebut sebagai salah

satu genre dari sastra yang merupakan rekaman kejadian, dan situasi yang

mengitari kehidupan sang tokoh (Abdullah, 1987 : 5).

Rekonstruksi biografis amat memerlukan imajinasi yang besar agar

dapat dibuat sulaman yang indah dari biodata yang tersedia, tentu saja tidak

menyimpang dari faktor historitas. Memang tetap menjadi tuntutan untuk

memakai dasar bukti-bukti sejarah, antara lain dokumen-dokumen. Lebih dari

cerita sejarah lainnya biografi membutuhkan emphaty atau einfuhlung seperti yang

digariskan oleh Dilthey sebagai metode interperatif. Dengan emphaty itu kita

dapat menempatkan diri seolah-olah ada dalam situasi tokoh itu, bagaimana

emosinya, motivasi dan sikapnya, persepsi dan konsepsinya, yang kesemuanya

dapat direproduksi dalam diri sejarawan. Di samping itu, sejarawan juga dituntut

untuk mengindahkan historical-mindedness, yaitu bagaimana kita menempatkan

diri dalam konteks zamannya, hal yang juga memerlukan emphaty tersebut. Setiap

zaman mempunyai jiwa zamannya sendiri. Kita harapkan mengalihkan imajinasi

ke masa itu untuk dapat meresapkan suasana atau iklimnya (Kartodirdjo, 1992 :7).

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

20

Dari definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa penulisan biografi

sangat mudah dibedakan dengan penulisan lainnya. Penulisan biografi mempunyai

kekhasan penulisan tersendiri dilihat dari ciri-ciri teks biografinya. Setiap

penulisan biografi mempunyai ciri khas yang pertama dengan struktur teks

meliputi orientasi, peristiwa atau masalah, dan reorientasi, teks orientasi

merupakan bagian dari pengenalan tokoh yang berisi gambaran awal tentang

tokoh atau pelaku di dalam teks biografi. Bagian teks peristiwa atau masalah yang

dialami tokoh berisi penjelasan peristiwa yang terjadi atau dialami tokoh berisi

penjelasan peristiwa yang terjadi atau dialami tokoh. Teks reorientasi merupakan

bagian penutup yang berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.

Kemudian ciri khas penulisan biografi yang kedua yaitu memuat informasi

berdasarkan fakta dalam bentuk narasi. Ciri khas ketiga, fakta berdasarkan

pengalaman hidup seorang tokoh yang patut diteladani.

Hal yang menarik bagi peneliti sehingga melakukan penelitian

biografi karena mengungkapkan sesuatu yang nyata (tidak fiktif) dan mengandung

pelajaran berharga sekalipun peneliti sama sekali belum pernah mengenal tokoh

yang diceritakan serta tidak tahu banyak mengenai bidang yang ditekuni tokoh

tersebut. Sebuah biografi menceritakan proses mulai dari kanak-kanak tokoh

tersebut termasuk latar belakang lingkungan dan keluarga, timbulnya cita-cita

dalam benak sang tokoh untuk terjun dalam bidang yang disukainya.

Perkembangan dari awal karir tidak selalu mulus, sampai saat ia berhasil

mewujudkan keinginannya. Selain itu, penelitian biorafi tokoh masyarakat pada

suatu daerah baik tokoh politik, maupun tokoh agama dapat bermanfaat untuk

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

21

memperkaya wawasan dan pengetahuan peneliti dan pembaca, karena setiap

tokoh memiliki gagasan dan karya yang berbeda-beda dalam hidupnya yang

berguna bagi masyarakat luas.

2. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

psikologis. Menurut (Kartodirjo, 2014 : 158), dalam cerita sejarah aktor senantiasa

mendapat sorotan yang kuat, baik sebagai individu maupun sebagai partisipan

dalam kelompok. Aktor dalam kelompok menunjukkan kelakuan kolektif, suatu

gejala yang menjadi obek khusus studi psikologi sosial. Dalam berbagai peristiwa

sejarah kelakuakn kolektif sangat mencolok, antara laian seperti gerakan huru

hara, masa menamuk, gerakan sosial atau gerakan protes atau gerakan

revolusioner, yang kesemuanya menuntut penjelasan berdasarkan motivasi, sikap,

dan tindakan kolektif. Peranan, sikap, dan tindakan radikal membuat situasi masak

untuk meledak. Yang diperlukan sebagai sebab peledakan itu ialah peristiwa yang

provokatif. Suatu ketegangan lazimnya disebabkan oleh meluasnya keresahan

sosial. Adapun keresahan terjadi apabila rakyat kehilangan arah oleh karena

kehidupan lamaa mengalami krisis.

Peranan yang dilakukan seseorang dikatakan berhasil apabila

memenuhi unsur-unsur yang meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan

posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat sebagai organisasi, dan dapat

dikatakan sebagai individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat

(Soekanto 2010 : 213).

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

22

G. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara untuk mencapai ilmu pengetahuan. Jika

sebuah ilmu tidak mempunyai metode, maka ia tidak layak dikatakan sebagai

ilmu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode

sejarah adalah bagaimana seorang sejarawan mengungkap peristiwa yang serba

kompleks dalam hal faktor, tokoh, dan kausal (Priyadi, 2013 : 48).

Metode merupakan sebuah cara procedural untuk berbuat dan

mengerjakan sesuatu dalam sebuah sistem yang teratur dan terencana. Jadi,

terdapat persyaratan yang ketat dalam melakukan sebuah penelitian, yaitu

prosedur yang sistematis (Kartodirdjo, 1992 : 1-4).

Adapun langkah-langkah dalam metode sejarah adalah sebagai

berikut.

1. Heuristik

Data sejarah itu harus dicari dan juga ditemukan. Itulah maksud dari

istilah heuristik. Sejarawan mencari data tidak mudah seperti membalikkan

telapak tangan. Data sejarah tidak selalu tersedia dengan mudah sehingga untuk

memperolehnya harus bekerja keras mencari data lapangan, khususnya artifact,

baik pada situs-situs sejarah maupun lembaga museum (milik pemerintah atau

pribadi), atau mencari data sejarah lisan yang menyangkut para pelaku dan

penyaksi sejarah, atau dokumen yang tersimpan pada lembaga, baik kearsipan

maupun arsip perorangan, atau naskah-naskah yang juga tersimpan pada lembaga,

baik perpustakaan maupun perorangan (Priyadi, 2013 : 112).

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

23

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik yang dipaparkan

sebagai berikut.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, peneliti

mengadakan wawancara langsung atau tanya jawab dengan H Ali Misno selaku

pendiri Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga. Selain itu untuk mengetahui biografi

beliau maka peneliti melakukan wawancara dengan keluarga, dan karyawan yang

bekerja di Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga, serta warga tinggal di sekitar Yayasan

Pondok Lali Jiwa Raga untuk memperoleh data mengenai peran H Ali Misno dan

Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga. Dalam wawancara ini peneliti akan menyiapkan

daftar pertanyaan dan menggunakan alat perekam dari telephon selular serta

kamera digital untuk mengambil gambar pada saat proses wawancara dan gambar

mengenai lingkungan sekitar yayasan.

2. Verifikasi (Kritik Sumber)

Setelah data dokumen, manuskrip (naskah-naskah lama), artifact,

folklore, dan sejarah lisan diperoleh, sejarawan harus melakukan langkah kritik

atau verifikasi. Verifikasi berusaha menilai apakah data itu asli atau selanjutnya

bisa dipercaya. Di sini, ada dua hal yang dituntut, yaitu keotentikan melalui kritik

ekstern dan kekredibilitasan dengan cara kritik intern. Keotentikan melihat dari

sisi luar data, kekredibilitas mengkritisi hal-hal berkaitan dengan isi data (Priyadi,

2013 : 118). Tujuan dari kegiatan ini ialah bahwa setelah peneliti berhasil

mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, ia tidak akan menerima

begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber itu. Langkah

selanjutnya ia harus menyaring secara kritis, terutama terhadap sumber-sumber

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

24

pertama, agar terjaring fakta yang menjadi pilihannya. Langkah-langkah inilah

yang disebut kritik sumber, baik terhadap bahan materi (ekstern) sumber maupun

terhadap substansi (isi) sumber (Helius Sjamsudin, 2007 : 131).

Sumber tertulis dikritik dengan cara membandingkan sumber yang

satu dengan sumber yang lainnya yang sudah terkumpul. Baik dari segi isi,

bahasa, maupun segi fisiknya. Sementara sumber lisan dikritik dengan cara

membandingkan informasi-informasi yang sudah dikumpulkan dari para

informan, dan kondisi fisik informan tersebut, apakah masuh keturunan atau

bukan. Selain sumber tertulis, sumber lisan juga dapat diakui kredibilitasnya

apabila memenuhi syarat. Apabila syarat disampaikan oleh saksi yang berantai

dan dilaporkan oleh orang tersebut. Sumber lisan mengandung kejadian yang

diketahui umum dan telah menjadi kepercayaan umum pada masa tertentu.

3. Interpretasi

Penafsiran sejarah juga disebut dangan analisis sejarah. Dalam

penelitian ini, peneliti meneliti fakta-fakta yang terdapat pada sumber sejarah

yang telah terkumpul dan sudah mengalami tahap verifikasi kemudian peneliti

menafsirkan data tersebut. Penafsiran dilakukan sesuai dengan teori dan

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang tercantu dalam

landasan teori.

Dalam penulisan sejarah diperlukan dua komponen, yaitu fakta

sejarah dan interpretasi. Fakta sejarah cenderung akan diam dan yang

membunyikan adalah sejarawan melalui interpretasi. Fakta yang tidak

diinterpretasikan bukanlah sejarah. Ia baru masuk dalam katagori kronik.

Interpretasi yang tidak didasarkan fakta merupakan fenomena spekulatif. Hal itu

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

25

terjadi karena keterbatasan fakta. Interpretasi sifatnya subjektif karena ada

pemikiran sejarawan, sedangkan fakta sejarah bersifat objektivitas sehingga karya

sejarah bersifat objetivitas yang subjektif (Priyadi, 2013 : 121).

3. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Langkah terakhir atau puncak metode sejarah, yaitu penulisan sejarah

atau sering disebut historiografi. Trend historiografi yang menonjol sebelum

Kartodirdjo (1982) adalah sejarah naratif. Artinya, sejarah dipandang sebagai

kisah, sehingga karyanya itu disebut sejarah sebagaimana dikisahkan. Di sini,

sejarah dipandang semata-mata sebagai suatu cerita, yang kemudian juga sulit

dibedakan dengan karya-karya sastra, seperti novel (roman sejarah) (Priyadi, 2013

: 122).

Penulisan sejarah atau historiografi merupakan penyusunan sejarah

yang didahului oleh penelitian terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu (Yatim,

1995). Historiografi di sini merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan

hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan (Abdulrahman, 2001).

Pada tahap penulisan, peneliti menyajikan laporan hasil penelitian dari

awal hingga akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab. Tujuan

penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang telah diajukan. Pada

hakikatnya penyajian historiografi meliputi (1) pengantar, (2) hasil penelitian, (3)

simpulan. Penulisan sejarah sebagai laporan seringkali disebut karya historiografi

yang harus memperhatikan aspek kronologis, periodesasi, serialisasi, dan

kausalitas, sedangkan pada penelitian antropologi tidak boleh menabaikan aspek

holistic (menyeluruh) (Priyadi, 2011 : 92).

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

26

Aspek ini sangat penting karena arah penelitian ini adalah penelitian

sejarah sehingga proses peristiwa dijabarkan secara detail. Data atau fakta tersebut

selanjutnya ditulis dan disajikan dalam beberapa bab berikutnya yang terkait satu

sama lain agar mudah dipahami oleh pembaca.

H. Sistematika Penulisan

Penyusunan yang dilakukan dalam sebuah penelitian secara ilmiah

harus sesuai dengan sistematika penulisan yang telah ditentukan. Tujuan dari

sistematika penulisan ini adalah agar penelitian yang dilakukan dan hasil yang

diperoleh dapat lebih sistematis dan terinci dengan baik. Adapun sistematika

penulisan dalam penelitian ini membagi kedalam berapa bagian.

Bab satu pendahuluan, pada bab ini berisi beberapa bagian mengenai

gambaran secara singkat mengapa peneliti mengambil tema penelitiannya. Bab ini

terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori dan pendekatan, metode penelitian,

dan sistematika penelitian.

Bab dua menguraikan latar belakang riwayat hidup atau kehidupan

awal yang meliputi riwayat masa kecil, riwayat pendidikan, serta awal mula H.

Ali Misno mempelajari ilmu pengobatan gangguan kejiwaan.

Bab tiga memaparkan bagaimana peran H. Ali Misno dalam bidang

kesehatan jiwa yang meliputi awal mula H. Ali Misno mempelajari dan

melakukan pengobatan terhadap pasien gangguan kejiwaan, awal berdirinya

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/854/2/BAB I_MONIKA YULI HARTANTI_SEJARAH'16.pdf64 BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Desa Klapagading Kulon merupakan salah

27

Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga, serta penanganan pasien di Yayasan Pondok

Lali Jiwa Raga.

Bab empat menguraikan bagaimana peran H. Ali Misno dalam bidang

keagamaan yang meliputi peran H. Ali Misno dalam organisasi Lembaga Dakwah

Islam Indonesia, peran H. Ali Misno sebagai pengurus Majelis Ulama Indonesia

Kecamatan Wangon, peran H. Ali Misno sebagai penggerak toleransi umat

beragama, penghargaan yang pernah diperoleh H. Ali Misno.

Bab lima berisi tentang kesimpulan dan saran.

Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016