5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan pelajaran yang tidak dapat dipisahakan dalam keseluruhan materi pembelajaran di sekolah. Penjasorkes memberikan dampak positif bagi siswa dalam perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan alasan tersebut, penjasorkes dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional. Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 2) menyatakan, “Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik”. Dalam pelaksanaanya diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya. Pada saat ini, atletik menjadi salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga yang wajib diberikan pada siswa. Atletik merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di sekolah-sekolah karena atletik merupakan ibu dari semua cabang olahraga di dunia. Gerakan-gerakan yang ada pada cabang atletik dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga lain. Atletik sering kali dianggap sebagai olahraga yang sederhana dan mudah, khususnya dalam nomor lari. Gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari. Atletik diartikan sebagai aktivitas jasmani atau latihan fisik yang berisikan gerakan-gerakan alamiah dasar atau wajar seperti jalan, lari, lompat, dan melempar. Karena atletik merupakan gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari, maka manusia dalam hidupnya sudah pasti pernah melakukan gerakan-gerakan tersebut. Dalam atletik itu ada beberapa nomor yang diperlombakan, baik ditingkat daerah, nasional, maupun internasional. Dalam penerapan sprint 100 meter dengan gerakannya tidak begitu kompleks maka siswa seharusnya lebih cepat menguasai dan mencapai tingkat keberhasilan. Teknik sprint 100 meter yang harus dikuasai siswa adalah (1) Teknik melakukan start (2) teknik saat melakukan dorongan, (3) teknik saat berlari mulai dari ayunan tangan dan langkah kaki (4) teknik memasuki garis finish, dengan teknik yang benar. Apabila siswa dalam melaksanakan sprint 100 meter dengan teknik yang benar dengan waktu tempuh secepat-cepatnya maka akan dapat menghasilkan seorang pelari yang baik. Kenyataannya bahwa hasil prestasi dalam ujian semester pada mahasiswa putera JPOK FKIP UNS baik program studi Penjaskesrek ataupun Penkepor angkatan 2013/2014 menunjukkan hasil yang kurang bagus. Banyak sekali mahasiswa putera yang tidak mampu melewati batas waktu lulus sprint 100 meter yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121208018_bab1.pdf · biomekanika olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan kesehatan

  • Upload
    vocong

  • View
    225

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121208018_bab1.pdf · biomekanika olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan pelajaran yang tidak dapat

dipisahakan dalam keseluruhan materi pembelajaran di sekolah. Penjasorkes memberikan

dampak positif bagi siswa dalam perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor.

Berdasarkan alasan tersebut, penjasorkes dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional.

Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 2) menyatakan, “Pendidikan jasmani merupakan

bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai suatu proses

pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik”. Dalam

pelaksanaanya diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya.

Pada saat ini, atletik menjadi salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani dan

olahraga yang wajib diberikan pada siswa. Atletik merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib di sekolah-sekolah karena atletik merupakan ibu dari semua cabang olahraga di dunia.

Gerakan-gerakan yang ada pada cabang atletik dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga

lain.

Atletik sering kali dianggap sebagai olahraga yang sederhana dan mudah, khususnya

dalam nomor lari. Gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan yang dilakukan

manusia sehari-hari. Atletik diartikan sebagai aktivitas jasmani atau latihan fisik yang

berisikan gerakan-gerakan alamiah dasar atau wajar seperti jalan, lari, lompat, dan melempar.

Karena atletik merupakan gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari, maka manusia dalam

hidupnya sudah pasti pernah melakukan gerakan-gerakan tersebut. Dalam atletik itu ada

beberapa nomor yang diperlombakan, baik ditingkat daerah, nasional, maupun internasional.

Dalam penerapan sprint 100 meter dengan gerakannya tidak begitu kompleks maka

siswa seharusnya lebih cepat menguasai dan mencapai tingkat keberhasilan. Teknik sprint

100 meter yang harus dikuasai siswa adalah (1) Teknik melakukan start (2) teknik saat

melakukan dorongan, (3) teknik saat berlari mulai dari ayunan tangan dan langkah kaki (4)

teknik memasuki garis finish, dengan teknik yang benar. Apabila siswa dalam melaksanakan

sprint 100 meter dengan teknik yang benar dengan waktu tempuh secepat-cepatnya maka

akan dapat menghasilkan seorang pelari yang baik. Kenyataannya bahwa hasil prestasi dalam

ujian semester pada mahasiswa putera JPOK FKIP UNS baik program studi Penjaskesrek

ataupun Penkepor angkatan 2013/2014 menunjukkan hasil yang kurang bagus. Banyak sekali

mahasiswa putera yang tidak mampu melewati batas waktu lulus sprint 100 meter yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121208018_bab1.pdf · biomekanika olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan kesehatan

ditetapkan yaitu 13,00 detik. Beberapa kendala yang menjadi penyebab diantaranya

kurangnya inisiatif mahasiswa untuk menambah porsi latihan diluar jadwal perkuliahan dan

kurang efektifnya metode yang digunakan untuk memperbaiki prestasi tersebut. Siswa

umumnya belum mampu memperolah teknik sprint 100 meter yang benar sehingga waktu

yang didapat kurang optimal.

Metode latihan yang tepat sangat dibutuhkan untuk mencapai suatu prestasi yang

baik. Selain itu pembinaan prestasi juga penting sebab pembinaan merupakan dasar untuk

pengembangan dan kemajuan olahraga. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah usaha

sadar yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan keolahragaan. Pembinaan

prestasi dalam cabang olahraga dapat dicapai melalui latihan yang terprogram, teratur dan

terukur dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap cabang

olahraga membutuhkan latihan fisik yang baik dan tepat guna pencapaian prestasi yang

maksimal.

Salah satu nomor yang diajarkan adalah lari cepat 100 meter atau sprint. Sprint atau

istilah lainnya lari jarak pendek merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh dari

garis start sampai garis finish dengan waktu sesingkat mungkin. Seperti yang dikemukakan

Soegito (1992: 8) bahwa, “ lari ialah gerak maju yang diusahakan agar dapat mencapai tujuan

(finish) secepat mungkin atau dalam waktu singkat”. Untuk mencapai prestasi sprint 100

meter dibutuhkan suatu bentuk program latihan yang tepat. Seorang guru atau pelatih harus

memiliki pengetahuan yang banyak mengenai program latihan sprint, selain itu didukung

dengan pengalaman lapangan.

Faktor yang dapat memacu perkembangan prestasi dalam olahraga diantaranya

adalah adanya peningkatan kualitas dalam pelatihan dan pembinaan olahraga. Peningkatan

kualitas dalam pelatihan dan pembinaan olahraga tersebut dapat dicapai dengan penerapan

berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang terkait dalam pelatihan dan pembinaan olahraga.

Upaya untuk pencapaian prestasi dalam olahraga harus melalui latihan yang

dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkait. Berbagai ilmu yang

terkait dalam olahraga dan kesehatan olahraga antara lain adalah: “fisiologi latihan,

biomekanika olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan

kesehatan olahraga”. Dengan dukungan dari berbagai disiplin ilmu tersebut akan dapat

dikembangkan teori latihan yang baik, sehingga prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan

baik. Pencapaian prestasi tersebut tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan insan

olahraga serta para pakar di bidang olahraga.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121208018_bab1.pdf · biomekanika olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan kesehatan

Prestasi atletik tidak dapat dicapai dengan waktu yang singkat dan spekulatif, tetapi

harus melalui latihan secara intensif dengan program latihan yang benar. Dalam sprint 100

meter, latihan yang dilakukan tentunya harus bersifat khusus mengembangkan komponen-

komponen yang diperlukan didalamnya. Diperlukan berbagai pertimbangan dan perhitungan

serta analisis yang cermat mengenai faktor-faktor yang menentukan dan menunjang

peningkatan prestasi sprint 100 meter tersebut. Faktor-faktor penentu dan penunjang prestasi

tersebut dapat dijadikan dasar dalam penyusunan program latihan. Seorang atlit sprint harus

memiliki kecepatan, kekuatan, daya ledak, keseimbangan dan koordinasi gerakan, selain

kecerdasan dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, untuk mendapatkan suatu prestasi

sprint 100 meter haruslah ditunjang kemampuan fisik yang baik, khususnya kecepatan dan

ditunjang dengan keterampilan teknik gerakan serta postur badan yang baik.

Dalam latihan sprint ada beberapa metode latihan yang digunakan untuk

mengembangkan sistem ATP-PC guna meningkatkan prestasi sprint 100 meter. Dalam

penelitian ini menggunakan dua metode latihan untuk meningkatkan prestasi sprint 100 meter

yaitu acceleration sprint dan hollow sprint. Bentuk latihan acceleration sprint adalah bentuk

latihan lari cepat yang memulainya dengan pelan menuju pada kecepatan maksimal pada

jarak tertentu. Hollow sprint merupakan bentuk latihan yang dimulai dengan lari cepat,

diikuti dengan jogging, lari cepat lagi kemudian dilanjutkan jalan, dan dilakukan berulang-

ulang.

Faktor pendukung lainnya dalam peningkatan hasil sprint 100 meter, salah satu

diantaranya adalah jika ditinjau dari bentuk fisik yang berhubungan dengan anthropometrik

yang merupakan variabel yang mempunyai dampak signifikan terhadap pencapaian hasil

sprint 100 meter. Perbandingan ukuran panjang bagian-bagian tubuh dengan tinggi bandan

setiap inividu atau secara singkat disebut rasio ukuran anthropometrik, yang dapat

memberikan nilai relatif bagi setiap individu yang dapat dibandingkan dengan individu lain.

Panjang bagian-bagian tubuh banyak yang dapat dibandingkan. Perbandingan

panjang tungkai dengan tinggi badan merupakan rasio ukuran antrhropometrik yang secara

biomekanikal diduga dapat menjadi variabel independent bagi peningkatan prestasi sprint

100 meter. Karena dalam gerak sprint 100 meter, tinggi badan dan panjang tungkai secara

langsung akan mempengaruhi pencapaian hasil sprint 100 meter.

Dengan keterbatasan ini, para pelatih bisa memodifikasi sendiri teknik atlet

binaannya saat proporsi tubuhnya tidak sesuai dengan kemampuan olahraga yang digelutinya.

Hal ini merupakan inti kepelatihan tingkat tinggi, dimana pelatih melayani setiap anggota dan

mampu merumuskan teknik paling efisien untuk atlitnya. Dalam mencari atlet sprint 100

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121208018_bab1.pdf · biomekanika olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan kesehatan

meter, pelatih harus benar-benar bias memilih atlet untuk dapat mencapai prestasi yang

optimal, dimana pengaruh tungkai sangat mendukung. Tungkai yang panjang merupakan alat

ungkit tubuh yang paling baik untuk mendorongt beban tubuh kedepan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang tungkai terletak pada ukuran dan

proporsi tubuh berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tungkai

panjang memungkinkan ayunan kaki yang lebih jauh dan panjang, sehingga hal ini akan

mempengaruhi kecepatan lari yang dilakukan. Berbeda bagi seorang atlet sprint 100 meter

yang memiliki tungkai pendek akan memiliki jangkauan dan ayunan kaki pendek juga,

sehingga hasil larinya juga tidak maksimal dibandingkan dengan yang memiliki tungkai

panjang. Oleh karena itu untuk memperoleh kecepatan yang lebih maksimal, maka seorang

sprinter 100 meter harus mampu memanfaatkan tungkainya untuk menghasilkan langkah

yang lebih panjang dan cepat. Perbandingan rasio anthropometrik yang digunkakan dalam

penelitian ini adalah panjang tungkai dibagi dengan tinggi badan. Dengan demikian, perlu

dilakukan penelitian dengan menggunakan metode latihan Acceleration Sprint dan Hollow

sprint untuk peningkatan prestasi sprint 100 meter yang ditinjau dari rasio panjang tungkai :

tinggi badan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Hollow Sprint Terhadap Prestasi Sprint

100 Meter Ditinjau Dari Rasio Panjang Tungkai : Tinggi Badan.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode latihan Acceleration sprint dan Hollow

sprint terhadap peningkatan prestasi sprint 100 meter?

2. Adakah perbedaan peningkatan prestasi sprint 100 meter antara mahasiswa yang

memiliki rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, sedang, dan kecil?

3. Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan Acceleration Sprint dan Hollow sprint

dengan rasio panjang tungkai : tinggi badan terhadap peningkatan prestasi sprint 100

meter?

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121208018_bab1.pdf · biomekanika olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan kesehatan

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diungkapkan, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh antara metode latihan Acceleration Sprint dan Hollow sprint

terhadap peningkatan prestasi sprint 100 meter.

2. Perbedaan peningkatan prestasi sprint 100 meter antara mahasiswa yang memiliki rasio

panjang tungkai : tinggi badan besar, sedang, dan kecil.

3. Pengaruh interaksi antara metode latihan Acceleration Sprint dan Hollow sprint dengan

rasio panjang tungkai : tinggi badan terhadap peningkatan prestasi sprint 100 meter.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan merupakan sumbangan bagi:

1. Usaha pemilihan suatu latihan Acceleration sprint dan Hollow sprint bagi seorang

pelatih atau guru olahraga berdasarkan atas penyesuaian antara tingkat kemampuan

penguasaan teknik atau tingkat kemampuan fisik dalam peningkatan peningkatan

prestasi sprint 100 meter.

2. Peningkatan pendidikan olahraga pada umumnya serta pembinaan dan peningkatan

prestasi cabang atletik khususnya nomor sprint 100 meter.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan kepada para

pelatih dan atlet khususnya nomor sprint 100 meter agar menggunakan metode latihan

yang lebih efektif terhadap peningkatan prestasi sprint 100 meter.