30
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang disebutkan bahwa kedudukan Kantor Ketahanan Pangan adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kota Semarang. Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretraris Daerah. Sebagai salah satu dokumen perencanaan pembangunan, Rencana Kerja SKPD menjadi sangat penting artinya bagi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang terus berupaya untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan secara lebih optimal melalui pemanfaatan berbagai kekuatan dan peluang yang dimiliki dan perhitungan yang matang atas berbagai kelemahan dan kendala yang dihadapi didasarkan pada kemampuan, karakteristik dan kebutuhan nyata. Penyelenggaraan segenap aktivitas pembangunan ketahanan pangan oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang mengarah pada terciptanya good governance sudah seharusnya mengikutsertakan segenap komponen dalam masyarakat. Dalam kaitan ini, Rencana Kerja SKPD Kantor Katahanan Pangan Kota Semarang memberikan arah atau pedoman bagi segenap stakeholder untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan pembangunan khususnya pada pengembangan distribusi pangan, pengembangan ketersediaan pangan dan konsumsi dan keamanan pangan masyarakat Kota Semarang yang dipandang strategis. Dalam era reformasi yang mengutamakan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik, harus dikembangkan sikap aparatur yang mampu untuk mempertanggungjawabkan setiap langkah yang telah diambil. Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang memberikan pedoman yang cukup representif bagi semua pihak untuk turut memantau penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbeta.semarangkota.go.id/content/image/files/Revisi Renstra KKP 2011... · Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang mengarah pada terciptanya good

  • Upload
    hakhanh

  • View
    215

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan

Terpadu Kota Semarang disebutkan bahwa kedudukan Kantor Ketahanan

Pangan adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kota Semarang.

Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretraris Daerah.

Sebagai salah satu dokumen perencanaan pembangunan, Rencana Kerja

SKPD menjadi sangat penting artinya bagi Kantor Ketahanan Pangan Kota

Semarang yang terus berupaya untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan

pembangunan ketahanan pangan secara lebih optimal melalui pemanfaatan

berbagai kekuatan dan peluang yang dimiliki dan perhitungan yang matang atas

berbagai kelemahan dan kendala yang dihadapi didasarkan pada kemampuan,

karakteristik dan kebutuhan nyata.

Penyelenggaraan segenap aktivitas pembangunan ketahanan pangan oleh

Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang mengarah pada terciptanya good

governance sudah seharusnya mengikutsertakan segenap komponen dalam

masyarakat. Dalam kaitan ini, Rencana Kerja SKPD Kantor Katahanan Pangan

Kota Semarang memberikan arah atau pedoman bagi segenap stakeholder untuk

terlibat aktif dalam pelaksanaan pembangunan khususnya pada pengembangan

distribusi pangan, pengembangan ketersediaan pangan dan konsumsi dan

keamanan pangan masyarakat Kota Semarang yang dipandang strategis.

Dalam era reformasi yang mengutamakan transparansi dan akuntabilitas

pelayanan publik, harus dikembangkan sikap aparatur yang mampu untuk

mempertanggungjawabkan setiap langkah yang telah diambil. Rencana Strategis

Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang memberikan pedoman yang cukup

representif bagi semua pihak untuk turut memantau penyelenggaraan

2

pembangunan ketahanan pangan, karena memuat indikator-indikator penilaian

kinerja yang terdiri atas : masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.

Segenap stakeholders urusan ketahanan pangan menyadari bahwa dalam

rangka meningkatkan kinerja pembangunan ketahanan pangan berdasarkan pada

kemampuan, karakteristik, dan kebutuhan nyata dibutuhkan adanya dokumen

perencanaan pembangunan yang bersifat strategis. Oleh karena itu, segenap

stakeholders urusan ketahanan pangan telah membangun suatu kesepakatan dan

komitmen untuk mendukung Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota

Semarang Tahun 2011 – 2015, sejak dari tahapan formulasi, implementasi

hingga tahapan evaluasi.

B. LANDASAN HUKUM

Dasar penyusunan Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota

Semarang Tahun 2011 – 2015 dalam rangka sinkronisasi dan konsistensi dengan

peraturan dokumen perencanaan lainnya adalah :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional 2005 - 2025

4. Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang RPJPD Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2005 -2025

5. Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang RPJPD Kota Semarang

Tahun 2005 – 2025

6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota

Semarang;

3

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota semarang Tahun 2011

– 2015 adalah rencana lima tahunan urusan ketahanan pangan yang

menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Berfungsi

sebagai dokumen perencanaan taktis strategis urusan ketahanan pangan yang

disusun mengacu pada berbagai dokumen perencanaan pembangunan yang ada.

Dalam Rencana Strategis ini dijabarkan potret dan rencana pembangunan, yang

memuat nilai-nilai strategis, kondisi lingkungan internal dan eksternal, dan

indikasi program kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun disertai

dengan indikator kinerja

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penyusunan Renstra-SKPD Kantor Ketahanan Pangan Tahun

2011-2015 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Landasan Hukum

C. Maksud dan Tujuan

D. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

A. Tupoksi SKPD

B. Struktur Organisasi

C. Sumber Daya SKPD

D. Kinerja Pelayanan SKPD

E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

BAB III ISU STRATEGIS

A. Indikasi Permasalahan

B. Telaah Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih

C. Telaah RPJMD

4

D. Kajian Lingkungan Strategis

E. Penentuan Isue Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN

KEBIJAKAN

A. Visi dan Misi SKPD

B. Tujuan dan Sasaran

C. Strategi

D. Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD

BAB VII PENUTUP

LAMPIRAN

5

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD

TUGAS POKOK

Tugas pokok Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang seperti yang

disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan

Pelayanan Terpadu Kota Semarang adalah Kantor Ketahanan Pangan Kota

Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pengembangan ketersediaan

pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan

keamanan pangan.

FUNGSI

Fungsi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dalam rangka untuk

melaksanakan tugas pokok seperti yang disebutkan dalam Peraturan Daerah

Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang adalah :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan ketersediaan pangan,

bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan

keamanan pangan;

2. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang

pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi

pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan;

3. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pengembangan ketersediaan

pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan

keamanan pangan;

4. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi

pangan serta konsumsi dan keamanan pangan;

6

5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengembangan ketersediaan

pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan

keamanan pangan;

6. Pengelolaan urusan ketatausahaan Kantor Ketahanan Pangan;

7. Pelaskanaan Pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta

monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Kantor Ketahanan

Pangan,

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai bidang tugasnya.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Susunan organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang

sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan

Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang, terdiri atas :

1. Kepala Kantor

2. Sub Bagian Tata Usaha

3. Seksi Pengembangan Ketersediaan Pangan

4. Seksi Pengembangan Distribusi Pangan

5. Seksi Konsumsi dan Keamanan Pangan

7

Bagan Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan

KEPALA KANTOR

Ir. WP RUSDIANA, MP

Pembina Tk I / IV b - S2

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA

ANI TRIWIJAYANTI, SH

Penata Tk I / III d - S1

Staf

8 orang

KASI. PENGEMBANGAN KASI. PENGEMBANGAN KASI KONSUMSI

KETERSEDIAAN PANGAN DISTRIBUSI PANGAN & KEAMANAN PANGAN

SRI UTAMI, SP, MP Ir. Setyo Handayani SRI KISWANTI, SE

Penata Tk I / III d - S2 Penata Tk I / III d – S1 Penata Tk I / III d - S1

Staf Staf Staf

3 orang 2 orang 4 orang

C. SUMBER DAYA SKPD

Tabel 1. Susunan Kepegawaian Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun

2010

No. JABATAN GOL ESELON PENDIDIKAN

1 2 3 4 5

1. Kepala Kantor IV / b III S2

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha III / d IV S1

3. Kasi. Pengembangan Ketersediaan

Pangan

III / d IV S2

4. Kasi Pengembangan Distribusi

Pangan

III / d IV S1

5. Kasi. Konsumsi dan Keamanan

Pangan

III / d IV S1

6. Staf

Golongan :

II/ a 1 orang

III / a 3 orang

III / b 9 orang

III / c 1 orang

III / d 2 orang

SMP : 1 orang

SMA : 3 orang

S1 : 11 orang

S 2 : 2 orang

8

D. KINERJA PELAYANAN SKPD

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Ketahanan Pangan

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan

Pelayanan Terpadu Kota Semarang, kinerja pelayanan SKPD Kantor Ketahanan

Pangan Kota Semarang adalah memberikan pelayanan pada bidang

pengembangan ketersediaan pangan, pengembangan distribusi pangan serta

konsumsi dan keamanan pangan. Pelayanan tersebut berupa fasilitasi, sosialisasi

kepada masyarakat dalam bidang pengembangan penganekaragaman pangan

lokal dan koordinasi dengan stakeholder terkait ketahanan pangan.

E. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD

Seiring dengan perkembangan pembangunan, urusan ketahanan pangan

menjadi sangat penting dalam rangka menjamin ketersediaan pangan dalam

jumlah cukup, aman, merata, dan terjangkau semua lapisan masyarakat sampai

di ringkat keluarga. Berkaitan dengan hal tersebut, ketahanan pangan

mempunyai tugas dan tanggungjawab yang cukup besar. Beberapa tantangan

pengembangan ketahanan pangan di Kota Semarang antara lain :

1. Kota Semarang bukan daerah produksi pangan, namun mempunyai potensi

pengembangan beberapa komoditas pangan, oleh sebab itu perlu diupayakan

dapat mengoptimalkan produktivitas beberapa komoditas pangan yang ada.

2. Masih tingginya konsumsi beras dan terigu, oleh sebab itu diperlukan upaya

untuk memperkenalkan dan menggali potensi pangan lokal non beras non

terigu.

3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan

yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA).

4. Masih banyak beredar bahan pangan yang kurang memenuhi standar mutu

pangan, terutama penggunaan bahan tambahan non pangan yang

ditambahkan ke dalam makanan.

Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, namun terdapat beberapa

peluang yang dapat dikelola dengan sebaik-baiknya dalam pengembangan

ketahanan pangan di Kota Semarang, diantaranya:

9

1. Pengembangan sentra-sentra olahan pangan berbasis sumber daya

lokal;

2. Pengembangan kelurahan mandiri pangan;

3. Penumbuhan dan pengembangan warung desa;

10

BAB III

ISU STRATEGIS

A. INDIKASI PERMASALAHAN

Indikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Ketahanan Pangan

Kota Semarang lima tahun ke depan, yaitu :

Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas, dengan semakin

terbatasnya lahan pertanian.

Keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat mulai memudar

Kelembagaan pemasaran hasil-hasil pangan belum mampu berperan baik

dalam menstabilkan harga

Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah antar musim

Jumlah penduduk kota Semarang sekitar 1,4 juta jiwa membutuhkan pangan

cukup banyak terutama beras

Lambatnya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein

dan sumber zat gizi mikro

Penerapan teknologi pengolahan pangan lokal dan teknologi di masyarakat

tidak mampu mengimbangi pangan olahan asal import yang membanjiri

pasar

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bergizi dan

diversifikasi pangan

Masih ada pangan yang belum memenuhi standart mutu dan persyaratan

keamanan pangan yang dapat membahayakan konsumen

Laju peningkatan kebutuhan beberapa komoditas pangan lebih cepat dari

laju peningkatan produksi

Adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan ternak

Anomali iklim dan menurunnya kualitas lingkungan

Masih kurangnya kemampuan mengelola cadangan pangan

Tingginya biaya angkutan menyebabkan biaya distribusi pangan menjadi

tinggi

11

Kurangnya kesadaran dan penerapan sistem sanitasi dan higienis rumah

tangga

Masih dominannya konsumsi sumber energi karbohidrat yang berasal dari

beras

B TELAAH VISI DAN MISI KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi Walikota Semarang tahun 2011-2015 adalah ”Terwujudnya Semarang

sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju Masyarakat

Sejahtera”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka langkah-langkah yang akan diambil

dituangkan dalam misi-misi Kota Semarang yaitu :

1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang

berkualitas,

2. Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan

kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum,

3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah,

4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan,

5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera.

Penjabaran dari misi-misi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang

berkualitas

1) Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan

rintisan wajar 12 tahun didukung oleh sarana/prasarana yang memadahi dan

tenaga pendidikan yang profesional serta peningkatan tata kelola pendidikan

yang berskala berstandar nasional,

2) Pengembangan pemerataan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan

masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan/rujukan dengan rintisan

penembangan pelayanan berskala rumah sakit, pengembangan

profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang didukung dengan

pesebaran sarana dan prasarana dan terwujudnya jaminan pemeliharaan

kesehatan masyarakat,

12

3) Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya,

fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang

terintegrasi,

4) Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja/ berusaha, kesejahteraan dan

perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing

di era global,

5) Pengembangan peran pemuda dan organisasi kepemudaan dalam

mendukung sikap dan perilaku kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan

kreativititas serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna

meningkatkan partisipasi dalam pembangunan serta Pengembangan

pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi olahraga prestasi unggulan

yang didukung sarana prasarana olahraga yang memadahi,

6) Pengembangan kepedulian terhadap pengembangan dan perlindungan serta

pelestarian seni dan budaya tradisional , bangunan bersejarah serta benda

cagar budaya dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat

2. Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan

kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum

1) Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan

efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung

penerapan e-government menuju e-city,

2) Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya,

fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang

terintegrasi,

3) Pengembangan pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik

demokratis yang santun dan partisipasi politik yang didukung oleh infra

dan supra struktur politik yang sehat,

4) Pengembangan budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan

berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka menunjang

tata pengelolaan pemerintahan yang baik yang didukung oleh kelembagaan

dan ketatalaksanaan serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang

transparan dan akuntabel serta Pengembangan kerjasama daerah dengan

berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional maupun internasional,

13

5) Pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan

kreatif dengan tidak membebani rakyat,

6) Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan

efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung

penerapan e-government menuju e-city,

7) Pengembangan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan pemangku

kepentingan yang mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif

terhadap informasi yang didukung oleh keterbukaan informasi publik yang

bertanggungjawab,

8) Pengembangan upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan

memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta kerukunan

masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban

umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan

pengayoman terhadap masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana

keamanan dan ketertiban yang memadahi.

3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah

1) Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan daerah

dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan dan

pengembangan lokal untuk mendorong daya saing,

2) Mengembangkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan

investasi, potensi dan produk unggulan daerah yang berdaya sainng serta

mengembangkan BUMD dan aset-aset daerah untuk mendorong sektor riil

dalam rangka memperluas kesempatan kerja,

3) Mengembangkan Produktivitas Pertanian yang berorientasi pada sistem

agribisnis,

4) Mengembangkan Produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan

bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan,

5) Mengembangkan pemanfaatan potensi sumberdaya kehutanan dan

konservasi lingkungan,

6) Menangani masalah kerusakan kawasan pertambangan dan rehabilitasi

daerah tangkapan air melalui regulasi insentif dan disintensif,

14

7) Mengembangkan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan teknologi,

kelembagaan, obyek wisata dan sarana prasarana pendukung

8) Mengembangkan Produktivitas kelautan dan perikanan yang berorientasi

pada sistem agribisnis,

9) Rintisan pasar-pasar tradisional modern dan perlindungan bagi keberadaan

pasar tradisional serta pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor,

10) Mengembangkan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan

teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung.

4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan

1) Meningkatkan penataan lahan bekas galian C, penataan lahan kritis dan

kawasan pantai dan pengembangan kegiatan perlindungan dan konservasi,

rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam dan pengendalian

polusi,

2) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan

sampah serta pengembangan kegiatan penanganan sampah dalam bentuk

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir

dan Pengembangan (Penambahan luasan dan Optimalisasi) TPA

JATIBARANG dan Perintisan TPA Regional,

3) Pengembangan Kuantitas dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH),

4) Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang antar wilayah melalui :

Pembangunan Jalan Lingkar, Pengembangan angkutan umum masal,

pembangunan sarana pusat pertumbuhan baru, penanganan kawasan dan

bangunan cagar budaya serta peningkatan pemanfaatan ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana tata ruang

yang ditetapkan,

5) Pengembangan fasilitas transportasi (terminal tipe A, tipe B, tipe C,

pemberhentian akhir/stop station); dan Studi pengembangan perparkiran (on

street parking dan off street parking,pola pergerakan angkutan dan terminal

barang, pengembangan dan pengelolaan lalu lintas (traffic management),

6) Pengembangan sarana dan prasarana transportasi massal yang melayani antar

kawasan perkotaan, antar dan inter moda angkutan darat, laut, udara,

15

7) Penyediaan lahan dan pengembangan jalan lingkar tengah (middle ring

road), jalan lingkar luar (outer ring road) dan jalan radial; Penyusunan

dokumen perencanaan persimpangan tidak sebidang (overpass,underpass dan

flyover) ,

8) Perencanaan kelengkapan jalan (street furniture), dengan sasaran

pembangunan difokuskan pada meningkatnya pengelolaan lampu

penerangan jalan primer dan sekunder,

9) Perencanaan dan penyediaan lahan serta pengembangan jalan tol Semarang

– Batang, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada Terbangunya jalan

tol Semarang-Batang,

10) Penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat dan masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR) melalui penyediaan rumah susun serta

fasilitas pendukungnya beserta pemakaman umum,

11) Pengembangan sarana dan prasarana sumber daya air guna mengurangi

banjir dan rob (normalisasi sungai, dam/waduk, kolam retensi/polder,

tanggul pantai),

12) Pengembangan ketersediaan air baku dan Pembentukan kelembagaan (Badan

Air) dan kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara Pemerintah Pusat,

Provinsi dan Kota.

5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera

1) Pengembangan pengarusutamaan gender melalui fasilitasi pengembangan

kelembagaan, kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang

kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dai segala bentuk

diskriminasi dan eksploitasi,

2) Pengembangan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS), lansia, anak jalanan dan anak terlantar, anak berkebutuhan khusus,

korban napza, penyandang HIV- AIDs, wanita rawan sosial dan penyandang

cacat secara sistematis, berkelanjutan dan bermartabat melalui pelayanan

panti, non panti maupun rumah singgah dilandasi rasa kesetiakawanan

sosial,

16

3) Pengembangan perlindungan dan pemenuhan hak dasar warga miskin secara

adil, merata, partisipatif,koordinatif, sinergis, dan saling percaya guna

mempercepat penurunan jumlah warga miskin.

Berdasarkan penjabaran tersebut, Kantor Ketahanan Pangan

melaksanakan misi ketiga yaitu mewujudkan kemandirian dan daya saing

daerah, pada point keempat yaitu Mengembangkan Produktivitas bahan pangan

untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan.

B. TELAAH RPJMD

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota

Semarang Tahun 2011-2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang

melaksanakan misi ke tiga yaitu mewujudkan kemandirian dan daya saing

daerah dengan mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga

ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan kemantapan ketahanan pangan,

dengan sasaran pembangunan difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan

utama, peningkatan skor pola pangan harapan, peningkatan pengembangan

kelurahan mandiri pangan, peningkatan cadangan pangan daerah dan

meningkatkan kualitas bahan pangan yang memenuhi standart mutu pangan.

Untuk mencapai sasaran tersebut, dilaksanakan program ketahanan

pangan dan program peningkatan kesejahteraan masyarakat.

C. KAJIAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Dalam rangka menentukan pilihan tindakan (program dan kegiatan) yang

strategis guna mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kantor Ketahanan

Pangan Kota Semarang, maka harus dilakukan analisis lingkungan strategis

untuk menemukan faktor-faktor kunci keberhasilan denganmenggunakan analisa

SWOT. Analisis lingkungan strategis ini akan memperhitungkan baik kondisi

lingkungan internal maupun kondisi lingkungan eksternal.

1. LINGKUNGAN INTERNAL

Lingkungan internal bersifat saat ini dan cenderung dapat dikontrol

dalam batas-batas wilayah kewenangan Kantor Ketahanan Pangan Kota

17

Semarang. Hasil analisis atas lingkungan internal dirumuskan dalam dua

kelompok faktor, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).

Dilihat dari posisi Kota Semarang secara geografis dan topografis

seperti yang sudah disebutkan di atas, jenis tanah yang cukup dominan

untuk pertanian adalah jenis mediteran coklat tua yang cocok bagi

pengembangan tanaman tahunan/keras, tanaman hortikultura dan tanaman

palawija yang mampu mendukung ketahanan pangan Kota Semarang.

Sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung kelancaran

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang ketahanan pangan antara lain :

beberapa Koperasi Unit Desa, BRI Unit Desa, kios sarana, pasar hewan,

Pos Kesehatan Hewan, klinik hewan, Tempat pelelangan Ikan (TPI), dan

Rice Mill Unit (RMU) serta ditunjang dengan kelancaran distribusi pangan

maupun akses pangan. Disamping itu, aspek sumber daya manusia juga

sangat penting peranannya dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kota

Semarang. Oleh sebab itu, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang

berkoordinasi dengan instansi terkait diantaranya, Dinas Pertanian, Dinas

Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam

merencanakan kebijakan Ketahanan Pangan Kota Semarang.

Pengembangan ketahanan pangan pada tingkat masyarakat sangat

didukung oleh keberadaan kelurahan-kelurahan mandiri pangan, kelompok

PKK tingkat kelurahan, kelompok-kelompok pengolahan pangan lokal

yang potensial untuk dikembangkan menjadi produk pangan unggulan

Kota Semarang serta potensi pangan lokal seperti ubi kayu, suweg, uwi,

gembili, garut (lerut), dan ganyong.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan faktor-faktor

kekuatan dan kelemagan sebagai berikut :

KEKUATAN

1. Agroklimat Kota Semarang yang cocok untuk pengembangan

komoditas pangan lokal seperti ubi kayu, suweg, uwi, gembili,

sukun, pisang dan lain sebagainya;

18

2. Tersedianya sejumlah sarana dan prasarana pendukung kelancaran

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang ketahanan pangan antara

lain : pasar, warung desa, alur distribusi pangan yang baik;

3. Dimilikinya potensi pengembangan produksi pada subsektor

tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, maupun perkebunan

dan kehutanan;

4. Adanya kelompok-kelompok pengolah pangan lokal dengan

dibentuknya asosiasi pengolah pangan lokal ”Semarmesem”.

KELEMAHAN

1. Keterbatasan lahan pertanian sehingga bahan pangan pokok

sebagian besar disuplai dari kabupaten sekitar;

2. Rendahnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi pangan lokal;

3. Harga bahan pangan yang tidak stabil.

2. LINGKUNGAN EKSTERNAL

Lingkungan eksternal bersifat masa depan dan cenderung tidak

dapat dikontrol dalam batas-batas wilayah kewenangan Kantor Ketahanan

Pangan Kota Semarang. Hasil analisis atas lingkungan eksternal

dirumuskan dalam dua kelompok faktor, yaitu peluang (opportunity) dan

ancaman (threat).

Berdasarkan hal tersebut, faktor-faktor peluang dan ancaman

sebagai berikut :

PELUANG

1. Pengembangan sentra-sentra olahan pangan berbasis sumber daya

lokal;

2. Pengembangan kelurahan mandiri pangan;

3. Penumbuhan dan pengembangan warung desa;

ANCAMAN

1. Banyaknya pangan yang beredar di masyarakat yang tidak terjamin

mutu dan keamanannya;

2. Kondisi ekonomi yang belum stabil dan beresiko tinggi bagi

pengembangan usaha.

19

D. PENENTUAN ISSUE STRATEGIS

Dari analisa SWOT diperoleh identifikasi atas faktor-faktor lingkungan

strategis yang selanjutnya dilakukan interaksi antar faktor untuk merumuskan

issue strategis yang dihadapi oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang

lima tahun ke depan, yaitu :

Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas

Keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat mulai memudar

Kelembagaan pemasaran hasil-hasil pangan belum mampu berperan baik

dalam menstabilkan harga

Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah antar musim

Jumlah penduduk kota Semarang sekitar 1,4 juta jiwa membutuhkan pangan

cukup banyak terutama beras

Lambatnya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein

dan sumber zat gizi mikro

Penerapan teknologi pengolahan pangan lokal dan teknologi di masyarakat

tidak mampu mengimbangi pangan olahan asal import yang membanjiri

pasar

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bergizi dan

diversifikasi pangan

Masih ada pangan yang belum memenuhi standart mutu dan persyaratan

keamanan pangan yang dapat membahayakan konsumen

Laju peningkatan kebutuhan beberapa komoditas pangan lebih cepat dari

laju peningkatan produksi

Adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan ternak

Anomali iklim dan menurunnya kualitas lingkungan

Masih kurangnya kemampuan mengelola cadangan pangan

Tingginya biaya angkutan menyebabkan biaya distribusi pangan menjadi

tinggi

Kurangnya kesadaran dan penerapan sistem sanitasi dan higienis rumah

tangga

Masih dominannya konsumsi sumber energi karbohidrat yang berasal dari

beras

20

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. VISI DAN MISI

VISI

Penetapan visi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang adalah untuk

menjembatani kondisi masa kini dengan kondisi masa depan, mengklarifikasi

arah dan tujuan organisasi serta menumbuhkembangkan inspirasi dan tantangan

pembangunan. Berdasarkan hal tersebut di atas visi yang diemban dan

diupayakan pencapaiannya oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan

beserta stakeholders terkait selama tahun 2011-2015 adalah :

“KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN YANG CUKUP, AMAN.

MERATA, BERAGAM DAN TERJANGKAU GUNA MEWUJUDNYA

KEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN YANG BERBASIS SUMBER

DAYA LOKAL MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA”

Visi tersebut memiliki makna bahwa selama lima tahun ke depan mengupayakan

terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan dan konsumsi pangan yang

cukup diartikan ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan berasal

dari nabati maupun hewani untuk memenuhi karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan manusia, terpenuhinya

pangan dengan kondisi aman, diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia dan

benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan

manusia serta aman berdasarkan kaidah agama, terpenuhinya pangan dengan

kondisi merata diartikan pangan harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh

wilayah, tersedianya pangan yang beragam serta terpenuhinya pangan dengan

kondisi terjangkau diartikan pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan

harga yang terjangkau guna mewujudkan kemantapan ketahanan pangan

masyarakat yang berbasis sumber daya lokal menuju masyarakat sejahtera.

Secara keseluruhan visi tersebut mengandung pengertian bahwa dalam

jangka waktu lima tahun ke depan dapat terwujud kemantapan pangan yang

didukung oleh ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, beragam dan

21

terjangkau oleh masyarakat dengan menggali dan memanfaatkan potensi pangan

lokal secara optimal.

MISI

Untuk mewujudkan visi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang

akan dilaksanakan oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan beserta

stakeholder selama tahun 2011-2015 adalah :

1. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam ketersediaan dan

distribusi pangan.

2. Menyelengarakan pembinaan dan fasilitasi dalam pengembangan

penganekaragaman pangan serta meningkatkan pola konsumsi pangan

masyarakat.

3. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam peningkatan mutu dan

keamanan pangan.

4. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam perencanaan, monitoring

dan evaluasi ketahanan pangan.

5. Melaksanakan koordinasi dalam pemantauan ketahanan pangan.

22

D. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN

Tujuan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang akan diupayakan

pencapaiannya oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan adalah

Mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan

pangan dan meningkatkan ketahanan pangan menuju terwujudnya kemandirian

pangan.

SASARAN

Sasaran pembangunan bidang ketahanan pangan selama tahun 2011-2015

adalah :

1. Terjaganya kondisi ketahanan pangan daerah, dengan meningkatnya

ketersediaan pangan utama 10 %;

2. Meningkatnya cadangan pangan daerah berupa lumbung pangan di 20

kelurahan;

3. Meningkatnya kualitas bahan pangan yang memenuhi standar mutu pangan

5 %, yang diukur dari meningkatnya jumlah pengolah pangan yang

mempunyai P-IRT;

4. Pengembangan kelurahan mandiri pangan : 10 kelurahan;

5. Meningkatnya skor pola pangan harapan (PPH) : 95 pada tahun 2015;

6. Meningkatnya akses pangan pada KK miskin : 1500 KK.

E. STRATEGI

Strategi pembangunan ketahanan pangan yang akan dilaksanakan oleh

Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang selama tahun 2011-2015 adalah :

1. Pengembangan kebijakan ketahanan pangan;

2. Penumbuhan dan pengembangan cadangan pangan masyarakat;

3. Pengembangan kebijakan mutu dan keamanan pangan;

4. Penyusunan kebijakan kemandirian pangan;

5. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal;

6. Peningkatan akses pangan masyarakat miskin.

23

D. KEBIJAKAN

Kebijakan pembangunan ketahanan pangan diarahkan pada :

1. Pengembangan kebijakan perberasan dan sistem distribusi serta stabilisasi

harga pangan;

2. Penumbuhan lumbung pangan di masyarakat;

3. Pengembangan teknologi, bioteknologi budidaya dabn pasca panen;

4. Pengembangan potensi kelurahan mandiri pangan;

5. Peningkatan konsumsi bahan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan

aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal;

6. Fasilitasi dan proteksi kepada masyarakat miskin untuk pemenuhan

kebutuhan dasar minimum.

24

BAB V

PROGRAM DAN KEGIATAN

A. PROGRAM DAN KEGIATAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN

1. Program Ketahanan Pangan, dengan kegiatan :

a. Pembinaan Pengembangan Penganekaragaman Produk Lokal

b. Pengembangan Cadangan pangan

c. Pengawasan Ketersediaan Pangan pada Hari Besar Keagamaan dan Pasca

Bencana

d. Pengembangan Distribusi dan Peningkatan Akses Pangan

e. Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan

f. Pembinaan dan Fasilitasi Penanganan Mutu dan Keamanan Pangan

g. Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan

2. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, dengan kegiatan :

a. Penumbuhan Desa Mandiri Pangan

b. Pengembangan Pemasaran Produk Pangan

c. Pemantauan Rawan Pangan

d. Intervensi Pengenalan Konsumsi Pangan

B. PROGRAM DAN KEGIATAN PENUNJANG

Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pokok Kantor Ketahanan

Pangan maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan :

a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

c. Penyediaan jasa administrasi keuangan

d. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

e. Penyediaan alat tulis kantor

f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

g. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan

h. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

i. Penyediaan peralatan rumah tangga

j. Penyediaan bahan bacaan peraturan perundang-undangan

k. Penyediaan makanan dan minuman

l. Rapat-rapat koordinasi ke luar daerah

25

2. Program Sarana Prasarana Aparatur, dengan kegiatan :

a. Pengadaan Mebeleur

b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

c. Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan

d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan operasional

e. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung

f. Pemeliharaan rutin/berkala meubelair

3. Program Peningkatan Pengembangan Laporan Capaian Kinerja, dengan

kegiatan :

a. Penyusunan laporan capaian kinerja & ikhtisar realisasi kinerja SKPD

b. Penyusunan laporan keuangan semesteran

c. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran

d. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

26

Dalam penyelenggaraan urusan ketahanan pangan aspek keuangan

merupakan salah satu faktor yang sangat strategis, karena keuangan merupakan

sarana utama untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam pencapaian visi

dan misi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang.

Selama lima tahun yang akan datang (2011-2015) diperkirakan alokasi

anggaran yang bersumber dari APBD Kota Semarang untuk Program / Kegiatan

Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3. Proyeksi Anggaran Program dan Kegiatan Kantor Ketahanan

Pangan Kota Semarang Tahun 2011 – 2015 Yang Bersumber pada

APBD Kota Semarang.

No. TAHUN ANGGARAN JUMLAH ANGGARAN

1. 2011 Rp 1.365.775.441,-

2. 2012 Rp 1.288.729.413,-

3. 2013 Rp 1.302.757.138,-

4. 2014 Rp 1.415.182.141,-

5. 2015 Rp 1.490.040.491,-

27

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD

Keberhasilan program / Kegiatan akan dicapai apabila tepat sasaran, serta

melalui perencanaan yang baik. Oleh sebab itu target yang ingin dicapai harus jelas

dengan indikator yang terukur. Indikator kinerja program / kegiatan Ketahanan

Pangan selama kurun waktu 2011 – 2015 disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Indikator Kinerja Program / Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan 2011-

2015

No Indikator

Kondisi Kinerja pada awal periode

RPJMD

Target Capaian Tahun

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Ketersediaan pangan utama 10 %

111.021,01 113.241,40 115.506,30 117.816,40 120.172,70 122.576,20

2 Lumbung pangan masyarakat di 20 kelurahan

2 kelurahan 6

Kelurahan 10

kelurahan 14

kelurahan 18

kelurahan 22

kelurahan

3

Produk pangan/olahan pangan yang memenuhi standart mutu 5 %

177 PIRT 1% 1% 1% 1% 1%

4 Kelurahan mandiri pangan : 10 kelurahan

4 kelurahan 6

Kelurahan 8

kelurahan 10

kelurahan 12

kelurahan 14

kelurahan

5 Skor pola pangan harapan dari 79,5 menjadi 95

79,5 83 86 89 92 95

6

Kelancaran akses pangan masyarakat miskin 1500 KK

600KK 900KK 1200KK 1500KK 1800KK 2100KK

28

BAB VII

PENUTUP

Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang tahun 2011 –

2015 ini dapat dijadikan dokumen yang memberikan arah dan pedoman dalam

pembangunan ketahanan pangan, bagi segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan

Kota Semarang pada khususnya dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum

dan tugas pembangunan ketahanan pangan serta secara umum diharapkan dapat

digunakan untuk menggerakkan partisipasi segenap stakeholders dalam kegiatan

pembangunan ketahanan pangan di Kota Semarang.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan, disamping

sangat tergantung dari peran masyarakat dan dunia usaha (stakeholders), beserta

apparatur Kantor Ketahanan Kota Semarang, diperlukan pula sikap mental, tekad

dan semangat, ketaatan, kejujuran dan disiplin dari segenap penyelenggaran

pembangunan. Faktor-faktor ini dapat dicerminkan pada kualitas dan

profesionalisme dalam pengelolaan pembangunan yang mencakup aspek

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, serta koordinasi yang

makin mantap, yang didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan yang

handal, sehingga hasilnyapun dapat menjadi optimal.

Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan diharapkan

dapat lebih optimal dan mampu meningkatkan kegiatan dan pertumbuhan ekonomi

yang hasil – hasilnya lebih dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Semarang, Oktober 2010

KEPALA KANTOR KETAHANAN PANGAN

KOTA SEMARANG

Ir. WP. RUSDIANA, MP

Pembina Tk I

NIP. 19641221 199001 2 001

29

30