25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Melville J. Herskovits, seorang ahli kebudayaan mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Ia juga memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, istilah ini kemudian disebut dengan superorganic (Sulasman, 2013:18). Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat (Sulasman, 2013:18). Dari kedua definisi tersebut, diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Perwujudan kebudayaan meliputi benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyaa, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat (Sulasman, 2013:21).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. · kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan nilai-nilai), serta tindakan (yang dilakukan orang untuk memberi

  • Upload
    hakhue

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Budaya adalah

suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok

orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Melville J. Herskovits, seorang

ahli kebudayaan mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam

masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu

sendiri. Ia juga memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun

dari satu generasi ke generasi yang lain, istilah ini kemudian disebut dengan

superorganic (Sulasman, 2013:18).

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang

kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat

seseorang sebagai anggota masyarakat (Sulasman, 2013:18).

Dari kedua definisi tersebut, diperoleh pengertian mengenai kebudayaan

adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi

sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Perwujudan

kebudayaan meliputi benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai

makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyaa,

misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi,

seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia

dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat (Sulasman, 2013:21).

2

Menurut J.J. Honingman terdapat tiga gejala kebudayaan, yaitu gagasan,

aktifitas, dan artefak. Salah satu gejala budaya yang akan dibahas penulis yakni

tentang artefak. Artefak merupakan wujud fisik yang secara nyata dapat dilihat,

disentuh dan dirasakan kehadirannya dalam masyarakat. Artefak merupakan

wujud akhir yang timbul akibat adanya gagasan dan tindakan dalam suatu

kebudayaan. Kebudayaan dalam wujud fisik merupakan bagian terluar dari

lingkaran konsentris kerangka kebudayaan (Koentjaraningrat, 2005:74).

Apabila dilihat dari proses yang terjadi, maka tahap gagasan merupakan

awal terjadinya proses berkarya dalam bentuk secara nyata tersebut. Proses

diawali oleh gagasan melalui tindakan hingga akhirnya terbentuk hasil karya

fisik. Sehingga sedikit perubahan yang terjadi pada tahap gagasan berarti akan

terjadi perubahan pula pada karya akhirnya. Namun demikian, keberadaan

konsep estetika sebagai wujud gagasan yang abstrak selalu dipengaruhi oleh

pengalaman masing-masing individunya maupun pengalaman kolektif yang

dialami kelompok masyarakat tertentu.

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda

tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif.

Keberadaannya mampu menggantikan sesuatu yang lain, dapat dipikirkan, atau

dibayangkan. Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang bahasa,

kemudian berkembang pula dalam bidang desain dan seni rupa.

Semiotika berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Ada

kecenderungan bahwa manusia selalu mencari arti atau berusaha memahami

segala sesuatu yang ada di sekelilingnya dan dianggapnya sebagai tanda.

3

Charles Sanders Peirce, menandaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan

medium tanda. Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda.

Tanda dalam kehidupan manusia bisa tanda gerak atau isyarat. Lambaian

tangan yang bisa diartikan memanggil atau anggukan kepala dapat

diterjemahkan setuju. Tanda bunyi, seperti tiupan peluit, terompet, genderang,

suara manusia, dering telpon. Tanda tulisan, di antaranya huruf dan angka. Bisa

juga tanda gambar berbentuk rambu lalulintas, dan masih banyak ragamnya.

Merujuk teori Peirce, maka tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis

tanda yang digolongkan dalam semiotik. Di antaranya: ikon, indeks dan

simbol.

Salah satu yang menjadi karya fisik manusia adalah simbol, dengan peran

simbol dunia dapat berkembang. Manusia dituntut kemampuannya untuk

memahami simbol sebagai jembatan baginya untuk tanggap terhadap segala

sesuatu yang dihadapi didalam hidupnya. Oleh sebab itu dalam rangka

pengembangan budaya, fungsi simbol sangatlah penting, sebab tanpa

memahami simbol sulit bagi manusia untuk dapat memahami perubahan. Arti

simbol sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lambang.

Maksud dari lambang di sini yaitu sesuatu seperti tanda, misalnya lukisan dan

lencana, yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu.

Charles Sanders Peirce menjelaskan: simbol adalah suatu tanda atau

gambar yang mengingatkan kita kepada penyerupaan benda yang kompleks

yang diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dalam konteks budaya yang

lebih spesifik atau lebih khusus.

4

Simbol, dari perspektif Saussure adalah jenis tanda di mana hubungan

antara penanda dan petanda seakan-akan bersifat arbitrer. Konsekuensinya,

hubungan kesejarahan akan mempengaruhi pemahaman kita (Berger, 2010:27).

Simbol, adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan

konvensi, kesepakatan, atau aturan. Makna dari suatu simbol ditentukan oleh

suatu persetujuan bersama, atau diterima oleh umum sebagai suatu kebenaran.

Simbol dapat menghantarkan seseorang ke dalam gagasan atau konsep masa

depan maupun masa lalu. Simbol juga memiliki seperangkat ide di dalamnya.

Memahami simbol berarti memahami gagasan yang tersimpan di dalam simbol

tersebut. Sebab, antara simbol dan gagasan yang dikandungnya tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lain, keduanya menyatu dalam satu-kesatuan

(Ezza, 2014:106).

Pentingnya pemahaman terhadap simbol-simbol ketika seseorang

menggunakan teori interaksionisme simbolis. Simbol adalah objek sosial dalam

suatu interaksi. Ia digunakan sebagai perwakilan dan komunikasi yang

ditentukan oleh orang–orang yang menggunakannya. Orang-orang tersebut

memberi arti, menciptakan dan mengubah objek tersebut di dalam interaksi.

Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik (benda-benda

kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan nilai-

nilai), serta tindakan (yang dilakukan orang untuk memberi arti dalam

berkomunikasi dengan orang lain). (Charron, 1979 dalam Soeprapto, 2002:

126).

5

Contoh gambaran simbol di sekitar kita sudah sangat banyak, salah

satunya dapat kita lihat pada pintu toilet umum. Pada sisi depan pintu toilet

biasanya dibedakan dengan lambang yang menandai dua jenis gender yang

berbeda yakni laki-laki dan perempuan. Tanda pembeda antara keduanya

adalah laki2 seperti memakai celana, sementara perempuan seperti memakai

rok.

Gambar 1 Pintu Depan Toilet Umum

(https://www.google.co.id/search?q=gambar+tanda+toilet+pria+dan+wanita

diakses pada 1 Feb 2015, 10.00 WIB)

Dalam masyarakat uniseks, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan jenis

kelamin pada pintu-pintu kamar mandi umum. Kenyataan menunjukkan bahwa

kita menggunakan suatu tanda untuk menunjukkan jenis kelamin pada pintu

kamar mandi – tanda yang mengatakan kepada kita tentang sikap seksual kita,

tanda yang wajar, dan kekhawatiran tentang urinasi dan defaksi. Jika seseorang

harus meletakkan suatu tanda pada pintu kamar mandi, ada tiga kemungkinan

tanda yang tidak bisa digunakan: orang bisa menggunakan tanda linguistic,

menggunakan gambar atau simbol yang membedakan kamar mandi laki=laki

dan perempuan (Berger, 2010:179).

6

Manusia dapat menggunakan apapun yang berada di sekelilingnya sebagai

simbol atau menciptakan sesuatu yang baru dengan sangat imaginatif.

Kemudian simbol tersebut diberi makna dan disusupkan pemahaman sehingga

orang lain dapat menangkap makna yang terkandung (Ezza, 2014:106).

Dari penjelasan tentang simbol di atas, banyak dari manusia atau

kelompok memanfaatkan simbol sebagai alat komunikasi secara tidak

langsung. Salah satu ordo internasional sering menggunakan simbol-simbol

sebagai alat untuk menarik perhatian mata penglihatan manusia, yaitu Ordo

Illuminati. Ordo Illuminati merupakan sebuah kelompok yang ditopang oleh

landasan penguasaan iptek, intelektul, dan financial. Beranggotakan para

ilmuan terkenal, penguasa berpengaruh, saudagar kaya. Ciri-cirinya yang khas

dari ordo ini adalah ketersembunyiannya (sejatinya bukan hanya ordo ini saja

yang bersifat rahasia). Ordo Illuminati sebagai “ordo boneka” tidak bediri

sendiri, ada Freemasonry, Zionis, dan semua ordo bentukan kaum Kabbalis

saling bahu membahu bekerjasama untuk mewujudkan cita-cita mereka yaitu

membentuk tatanan dunia baru atau New World Order.

Pada saat yang sama, mereka menunjukkan diri dengan cara yang kreatif.

Yaitu, membangun tempat-tempat bersejarah seperti monumen-monumen, tugu

landmark kota besar, dan juga bangunan-bangunan penting milik negara.

Semua karya arsitektur mereka memiliki keserupaan satu sama lain, dan

menyuratkan simbol-simbol yang khas. Fakta lapangan menunjukkan hampir

seluruh kota penting di dunia memiliki landmark-landmark yang serupa, yaitu

simbol-simbol Ordo Illuminati (Ezza, 2014:6).

7

Salah satu simbol yang dipakai dalam ordo ini adalah simbol mata satu

atau The all-seeing eye, simbol ini merupakan simbol yang paling sering

dipakai oleh ordo ini. Menurut wikipedia mata satu atau juga disebut Mata

Ilahi (atau mata Tuhan yang melihat segala; The all-seeing eye), adalah simbol

sebuah mata yang dikelilingi oleh pancaran cahaya atau gloria dan biasanya

dikelilingi segitiga. Simbol ini sering dimaknai sebagai perlambang mata

Tuhan yang mengawasi umat manusia (juga kuasa Tuhan atau wali Ilahi). Pada

masa modern, penggambaran simbol ini yang paling terkenal terdapat di bagian

belakang lambang Amerika Serikat yang muncul pada uang kertas satu dolar

Amerika Serikat. Dalam uang ini menunjukkan sebuah mata di atas puncak

piramida.

Gambar 2 Simbol Mata Satu Pada Uang Dollar Amerika

(https://berjagajaga.wordpress.com/2015/06/22/minions-dan-despicable-me/

diakses 2 Agustus 2015, 07.20 WIB)

Simbol mata satu dalam bangunan yaitu salah satunya terdapat pada

arsitektur bundaran Hotel Indonesia atau yang sering disebut dengan bundaran

HI di Jakarta Pusat.

8

Gambar 3 Monumen Jeddah Eye

(https://generasisalaf.wordpress.com/2012/11/21/aroma-Ordo Illuminati-

disaudi/ diakses 2 Agustus 2015, 08.33 WIB)

Selain simbol mata satu, masih banyak simbol yang sering dipakai ordo ini

sebagai wujud keberadaan mereka, seperti simbol piramida, burung hantu,

pentagram terbalik, angka 666 dan masih banyak lagi. Seperti yang sudah

dijelaskan di atas, adanya simbol-simbol ini tidak akan lepas dari maksud dan

tujuan tertentu. Ada hal yang mengganjal bagi penulis yakni beberapa unsur-

unsur konspirasi tersembunyi yang berasal dari simbol-simbol yang mereka

pakai di sekeliling kita, karena ordo rahasia ini berperan besar terhadap apa

yang terjadi di dunia ini.

Di dunia ini banyak hal yang tidak „terbaca‟ karena selalu ada sesuatu

yang tidak bisa terungkap secara kasat mata. Untuk mengungkapkan sesuatu

kadang tabu untuk disampaikan secara verbal, maka dengan itu digunakan

simbol sebagai` bentuk untuk menyampaikan suatu makna tertentu. Manusia

hidup dalam suatu dunia simbolis. Bahasa, mite, seni, dan agama adalah

bagian-bagian dari dunia simbolis ini.

9

Tujuan Ordo Illuminati adalah merendahkan dan memperbudak manusia,

baik secara mental maupun spiritual, jika tidak scra fisik. Kelompok ini seperti

rumor yang menyebar luas di dalam masyarakat. Mereka telah menyusup ke

dalam banyak organisasi yang tampak baik (seperti perserikatan amal dan

persatuan profesional) dan juga telah menyusup ke dalam sebagian besar

gerakan politik, khusunya zeonisme,komunisme, sosialisme, liberalisme, dan

fasisme. Ia juga telah menyusup seluruh agama dan juga instuisi, termasuk

sekelompok yang menganggap diri mereka sebagai “Pilihan Tuhan”. Orang-

orang “Pilihan Tuhan” ini sangat pandai dalam melakukan manipulasi dan

kejahatan (Ezza, 2014:8).

Penelitian mengenai pembahasan hal terkait dengan pembahasan ini

pernah dilakukan oleh Juandi Hadiwijaya, 2012. Dengan judul “Analisis

Semiotika Lambang Ordo Illuminati pada Desain T-shirt Clothing Frogen di

kota Bandung) UNIKOM Bandung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

analisis semiotika lambang Ordo Illuminati pada desain t-shirt clothing frogen

di kota Bandung. Untuk menjawab bagaimana makna konotatif yang

terkandung dalam lambang Ordo Illuminati pada desain t-shirt clothing frogen

di kota Bandung dan bagaimana mitos yang terkandung dalam lambang Ordo

Illuminati pada desain t-shirt clothing frogen di kota Bandung.

Hasil penelitian menunjukkan denotasi pada ketiga t-shirt clothing frogen

adalah memiliki unsur segitiga dengan mata satu. Makna konotasinya adalah

tatanan dunia baru. Ia menyimpulkan bahwa semua unsur visual yang

ditampilkan dalam desain t-shirt clothing frogen memang lambang Ordo

10

Illuminati dan lambang Freemansori yang sudah di modifikasi. Mitos dari

ketika desain t-shirt clothing frogen menggambarkan sebuah propaganda media

kelompok Ordo Illuminati.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitian

tersebut membahas tentang adanya unsur simbolik Ordo Illuminati pada desain

t-shirt clothing frogen di kota Bandung, sedangkan pada penelitian ini terkait

pada gambaran keseluruhan simbol Ordo Illuminati serta keterkaitannya

dengan adanya sistem religiusitas manusia.

Skripsi milik Gilang Paramadikara, 2012. Dengan judul “Representasi

Simbol Ordo Illuminati Dalam Adegan Film Angels And Demons (Analisis

Semiotik Roland Barthes Dalam Adegan Film Angels And Demons Mengenai

Simbol Ordo Illuminati)”. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui makna semiotik tentang simbol Ordo Illuminati yang terdapat

dalam film Angels and Demons, menganalisis apa saja makna yang terdapat

dalam film Angels and Demons yang berkaitan dengan simbol Ordo Illuminati.

yaitu makna denotasi, makna konotasi, mitos/ideologi menurut Roland Barthes.

Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan menggunakan

analisis semiotik Roland Barthes. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah studi dokumentasi, studi pustaka, dan penelusuran data online. Objek

yang dianalisis merupakan sequence yang terdapat dalam film Angels and

Demons dengan mengambil empat sequence. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat tiga makna sesuai dengan semiotik Barthes. Makna denotasi

yang terdapat dalam sequence Angels and Demons menggambarkan bagaimana

11

sebuah simbol-simbol Ordo Illuminati muncul dalam film. Makna Konotasi

didapat yaitu masih adanya penyalahan terhadap kaum Ordo Illuminati atas apa

yang terjadi pada film Angels and Demons, dan khususnya apa yang terjadi

pada masa kini. Sedangkan makna Mitos/Ideologi yang dapat diambil adalah

simbol Ordo Illuminati tidak akan selalu bermakna sebagai bentuk kesesatan,

kaum Ordo Illuminati mengagungkan Tuhan melalui ilmu pengetahuan.

Kesimpulan penelitian tersebut memperlihatkan bahwa tidak seharusnya

jika kita melihat sebuah simbol Ordo Illuminati dikaitkan dengan sesuatu yang

jahat, simbol Ordo Illuminati adalah sebuah representasi kaum Ordo Illuminati

terhadap ilmu pengetahuan. Peneliti memberikan saran bagi para sineas agar

dapat lebih mengangkat apa yang masyarakat belum ketahui dengan

representasi yang benar kedalam sebuah film dan dengan tampilan yang

menarik. Terdapat beberapa genre film, jenis film thriller merupakan salah satu

magnet bagi khalayak untuk menontonnya, walau demikian baiknya para

sineas dapat lebih pandai menyusupkan makna kehidupan nyata ke dalam

sebuah film.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitian

tersebut untuk mengetahui makna semiotik tentang simbol Ordo Illuminati

yang terdapat dalam film Angels and Demons yang menghasilkan kesimpulan

bahwa tidak ada konspirasi dengan simbol-simbol di dalam film tersebut,

sedangkan pada penelitian ini terkait pada gambaran keseluruhan simbol Ordo

Illuminati yang mengandung unsur kospirasi terhadap sistem religiusitas bagi

umat Islam.

12

Makalah dalam bentuk jurnal milik Dede Chatami Rifsina, 2013. Dengan

judul “Analisis Semiotik Simbol Ordo Illuminati Dalam Novel Angels And

Demons Karya Dan Brown”. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui makna semiotik tentang simbol Ordo Illuminati yang terdapat

dalam novel Angels And Demons, menganalisis apa saja makna yang terdapat

dalam novel Angels And Demons yang berkaitan dengan simbol Ordo

Illuminati, yaitu makna denotasi, makna konotasi, dan mitos menurut Roland

Barthes. Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan menggunakan

analisis semiotik Roland Barthes. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi. Objek yang dianalisis

merupakan gambar yang terdapat dalam novel Angels And Demons karya Dan

Brown dengan mengambil 6 gambar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga makna sesuai dengan

semiotik Barthes. Makna denotatif simbol Ordo Illuminati dalam cerita

novel Angels And Demons adalah simbol-simbol yang digunakan oleh satu

kelompok persaudaraan rahasia bernama Ordo Illuminati, untuk membalas

dendam terhadap pihak Gereja Katolik dengan cara mengecap para Kardinal

calon Paus. Makna konotatif simbol Ordo Illuminati dalam cerita novel Angels

And Demons bermakna sebagai bentuk pemujaan anggota Ordo Illuminati

terhadap Lucifer / Iblis yang dianggap sebagai “Sang Arsitek Agung”.

Sedangkan mitos simbol Ordo Illuminati dalam cerita novel Angels And

Demons adalah bahwa para Illuminatus atau pengikut ajaran Ordo Illuminati

menggunakan simbol-simbol Ordo Illuminati yang berbentuk tulisan

13

Ambigram untuk untuk melancarkan balas dendam yang berumur berabad-

abad silam, akibat pertentangan antara gereja dengan kaum pencinta ilmu

pengetahuan. Inilah yang menjadi mitos yang melatarbelakangi balas dendam

kaum Ordo Illuminati dalam novel ini dengan melakukan pengecapan terhadap

beberapa Preferiti atas dendam di masa silam yang telah berabad-abad

lamanya, pengecapan tidak dilakukan dengan dengan salib, melainkan dengan

seni tulisan bernama Ambigram, yang diciptakan oleh seniman Ordo

Illuminati.

Makalah dalam bentuk jurnal milik Maya Amellia, 2013. Dengan judul

Simbolisasi Ordo Illuminati Pada Video Klip Lady Gaga (Analisis Semiotika

Video Klip Lady Gaga Versi Alejandro). Berdasarkan hasil penelitian dari

perumusan masalah maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam lima

tampilan pada video klip Lady Gaga versi Alejandro telah mempresentasikan

Simbolisasi Ordo Illuminati yang terlihat dari tanda ikon yang meliputi; benda

berbentuk tanduk, benda berbentuk lensa teleskop, jubah yang bermotif salib

terbalik, senjata, pakaian dalam, yang dikenakan seorang pemeran. Kemudian

benda berbentuk heksagram, lingkaran, segitiga serta bangunan segitiga, dan

formasi segitiga yang dibentuk oleh beberapa pemeran dalam adegan tersebut.

Selain itu tanda indeks yang ditemukan dalam lima tampilan meliputi; perilaku

beberapa pria yang membawa benda berbentuk lingkaran, heksagram, dan

segitiga, kemudian perilaku seorang wanita yang mengenakan tanduk, lensa

teleskop, jubah bermotif salib terbalik, pakain dalam bersenjata, serta

sekumpulan orang yang membentuk formasi, dan gerakan tangan yang

14

diarahkan keatas kepala membentuk sebuah segitiga, juga gerakan membentuk

siku-siku tangannya. Sedangkan tanda simbol yang terdapat dalam lima

tampilan tersebut meliputi; warna, hitam yang mendominan, warna putih pada

cahaya, dan warna merah pada motif salif terbalik. Hasil penelitian ini

meyimpulkan bahwa benar adanya pesan Ordo Illuminati pada dalam video

klip Lady Gaga versi Alejandro melalui simbolisasi-simbolisasi Ordo

Illuminati yang telah diklasifikasikan peneliti diatas. Namun kesimpulan

tersebut tidak untuk mencari ideologi tentang kebenaran akan Lady Gaga

sebagai penganut atau pengikut Ordo Illuminati.

Terlepas dari apakah pihak pemakai yang menggunakan simbol tersebut

dengan yakin menjadikan simbol itu sebagai manifestasi atau perwujudan dari

apa yang diyakini dalam hatinya? Ataukah sekedar merupakan suatu asimilasi

dari menjiplak, mengcopy-paste nilai seni atau ornamen atau sesuatu yang

dianggapnya indah sehingga ditirunya dan tanpa disadari bahwa dia telah

meniru mirip atau bahkan serupa dengan identitas ordo Ordo Illuminati?

Ataukah bisa juga karena institusi sekedar meniru tanpa ada maksud apa pun?

Seperti apapun motif penggunaan simbol-simbol tersebut, jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan di atas bisa dipelajari pada bab pembahasan di bawah.

Namun dari sisi agama Islam, ordo ini sangat berbahaya karena seperti

yang telah di jelaskan di atas, bahwa kaum intelektualis ini menginginkan

penghapusan agama-agama yang ada di muka bumi, inilah yang dimaksud

dengan pembentukan tatanan dunia baru atau dalam agama Kristen biasa

disebut dengan Antichrist. Jadi, alasan penulis memilih judul ini adalah untuk

15

mengetahui secara keseluruhan siapa ordo Ordo Illuminati ini beserta simbol-

simbolnya yang akan dianalisis menggunakan teori semiotik simbolik Charles

Sander Peirce, dan perkembangannya serta pengaruhnya bagi sebagian orang-

orang Islam yang hidup di daerah timur tengah yakni Arab Saudi.

Makkah merupakan salah satu kota di negara Arab Saudi yang memiliki

banyak perubahan secara simbolik baik dari segi bangunan maupun yang

lainnya, oleh sebab itu, penulis menggunakan judul “Simbol Ordo Illuminati

Dalam Kehidupan Sosio-Kultural Muslim Di Arab Saudi (Analisis Semiotik

Simbolik – Charles Sander Peirce) sebagai bahan penelitian.

B. Rumusan Masalah.

Dari latar belakang pemilihan judul di atas, dapat ditarik perumusan

masalahnya, yaitu:

1. Apa yang melatarbelakangi penggunaan simbol Ordo Illuminati oleh

Muslim di Arab Saudi?

2. Aspek kehidupan apa saja terkait dengan penggunaan simbol-simbol Ordo

Illuminati di Arab Saudi?

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di tarik tujuan dari penelitian, yaitu:

1. Menjelaskan penyebab yang melatarbelakangi penggunaan simbol Ordo

Illuminati oleh Muslim di Arab Saudi.

2. Menjelaskan aspek kehidupan apa saja yang terkait dengan penggunaan

simbol-simbol Ordo Illuminati di Makkah.

a. Seni bangunan.

16

b. Seni musik.

c. Pemerintahan.

d. Ekonomi.

e. Sosial.

f. Agama.

D. Batasan Masalah.

Pembatasan masalah dalam suatu penelitian sangat diperlukan supaya

pembahasan yang dikaji tidak meluas dan hanya difokuskan pada objek yang

telah ditentukan. Dan di dalam penelitian ini objek yang diteliti hanya

mencakup sejarah Ordo Illuminati, dan simbolnya secara keseluruhan yang

saat ini telah banyak menjadi icon dalam berbagai aspek kehidupan, serta

pengaruh simbol-simbolnya terhadap kehidupan Muslim di Makkah, Arab

Saudi.

E. Landasan Teori.

Landasan teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam

penulisan skripsi peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di

temui di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang

mendukungnya. Dalam skripsi landasan teori layaknya fondasi pada sebuah

bangunan. Bangunan akan terlihat kokoh bila fondasinya kuat, begitu pula

dengan penulisan skripsi, tanpa landasan teori penelitian dan metode yang

digunakan tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat

pengukuran atau tidak memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori.

17

Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang

telah disusun rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah

penelitian. Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah

penelitian yang akan dilakukan. Pembuatan landasan teori yang baik dan benar

dalam sebuah penelitian menjadi hal yang penting karena landasan teori ini

menjadi sebuah pondasi serta landasan dalam penelitian tersebut.

Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian

pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasan-

pembahasan secara teoritis. Teori-teori yang akan dikemukakan merupakan

dasar-dasar penulis untuk meneliti masalah-masalah yang akan dihadapi

penulis pada pelaksanaan pengumpulan data.

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dibahas di atas, maka

penulis menggunakan landasan teori, yaitu teori semiotik simbolik yang mana

teori-teori tersebut akan di jelaskan secara singkat sebagai berikut:

Teori Semiotik Simbolik. 1.

Semiotika berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti tanda.

Kemudian diturunkan dalam bahasa Inggris menjadi Semiotics dan dalam

Bahasa Indonesia, semiotika atau semiologi diartikan sebagai ilmu tentang

tanda. Dalam berperilaku dan berkomunikasi, tanda merupakan unsur yang

terpenting karena bisa memunculkan berbagai makna sehingga pesan dapat

dimengerti.

Charles Sander Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau

triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign),

18

object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang

dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang

merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri sedangkan

acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial

yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk sebagai tanda

(Masinambow, 2001:21).

Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol, simbol (symbolic sign)

menekankan pada kesepakatan, kebiasaan atau konvensi masyarakat yang

melandasi hubungan arbitrer antara penanda dan petanda. Karena tanda

simbolis sepenuhnya didasarkan pada kesepakatan masyarakat, maka

masyarakat dalam lingkup yang berbeda sangat mungkin memahami tanda

dengan makna yang berbeda (Masinambow, 2001:21).

Simbol adalah ungkapan „tanda‟ suatu objek berdasarkan konsep

tertentu, biasanya asosiasi terhadap suatu gagasan umum. Sebagai contoh,

tugu Monas tidak terdapat relasi yang serupa ataupun logis dengan kota

Jakarta, namun tugu ini dijadikan simbol kota Jakarta.

Setelah melihat contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa segala

sesuatu itu bisa merujuk pada suatu ungkapan makna, baik tersirat maupun

tersurat. Tidak lain halnya dengan simbol-simbol Ordo Illuminati yang

disadari maupun tidak disadari telah banyak yang menggunakannya, baik

dari segi arsitektur bangunan, hingga pada penggunaan kaos-kaos atau

pakaian yang banyak mengandung simbol tersebut.

19

Teori Sosio-Kultural. 2.

Dalam mendekati permasalah sistem sosial dan budaya, akan digunakan

sejumlah teori guna mendekatinya. Teori adalah perangkat analisis yang

terdiri atas sejumlah penyataan tentang mengapa dan bagaimana suatu fakta

berhubungan antara satu dengan lainnya.

Sosiokultural terbentuk dari dua kata, sosial dan kultural. Sosial berasal

dari kata Latin Socius yang berarti kawan atau masyarakat, sedangkan

kultural berasal dari Colere yang berarti mengolah. Colere berasal dari

bahasa Inggris yaitu Cultur yang diartikan sebagai segala daya upaya dan

kegiatan manusia dalam mengubah dan mengolah alam (Soerjono

Soekanto:1990)

Pengertian sosial budaya mengandung makna sosial dan budaya. Sosial

dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang

bertalian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang

atau dari suatu kelompok orang yang di dalamnya sudah tercakup struktur,

organisasi, nilai-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya. Arti

budaya, kultur atau kebudayaan adalah cara atau sikap hidup manusia dalam

hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya

yang di dalamnya sudah tercakup pula segala hasil dari rasa, cipta, karsa,

dan karya, baik fisik materil maupun psikologis, idea, maupun spiritual.

Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup keseluruhan yang

didapatkan dan dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola

20

perilaku yang normatif, artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola

berfikir, merasakan, dan bertindak. (Jacobson, 2013: 17).

Menurut Andreas Eppink, sosial budaya atau kebudayaan adalah segala

sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi

ciri khas dari masyarakat tersebut. Sedangkan menurut Burnett, adalah

keseluruhan berupa kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan,

kepercayaan, dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapatkan

seseorang sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks.

Dari kedua pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa sosial budaya

memang mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang menekankan pada

aspek adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.

Sebagai suatu hal yang ada di masyarakat, tentunya sosial budaya

memberikan dampak tersendiri bagi masyarakat di sekitarnya. Dampak yang

ditimbulkan bisa berupa dampak positif dan dampak negatif. Terciptanya

sebuah kebudayaan atau sosial budaya pada masyarakat tidak lain kerena

peran interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Dan interaksi yang

saling berhubungan tersebut maka terciptalah kebudayaan yang menyangkut

kehidupan dan kebiasaan dari masyarakat dan lingkungannya. Kaitannya

antara kebudayaan dan sosial masyarakat adalah bila terjadi perubbahan

sosial, bukan tidak mungkin kebudayaan di dalam masyarakat tersebut juga

berubah. Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan tersebut

harus selalu bisa menjaga dan melestarikan apa yang sudah mereka buat.

21

F. Sumber Data dan Data.

1. Sumber Data.

Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah

ketersediaan sumber data. Penelitian penelitian kualitatif lebih bersifat

pemahaman pembelajaran tentang masyarakat terhadap fonemena atau

gejala sosial, karena bersifat to learn about the people (masyarakat sebagai

subyek). Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti

karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data yang akan

menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh.

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu: data primer dan

data sekunder. (https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian

-sumber-data-jenis-jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/ diakses pada

12 Febuari 2015, 16.40 WIB)

Sumber data pada penelitian ini adalah dokumen berupa buku, skripsi

dan artikel dalam bentuk media lain, sehingga penulis dapat menemukan

jawaban dari permasalahan dari yang akan dikaji penulis. Sumber data

primer yang dipakai penulis dalam penyelesaian masalah adalah buku-buku

yang berjudul: Simbol-Simbol Ordo Illuminati di Arab Saudi karya

Muhammad Abu Ezza, Pengantar Semiotika ‘Tanda-Tanda Dalam

Kebudayaan Kontemporer’ karya Arthur Asa Berger, Semiotik: Mengkaji

Tanda Dalam Artefak karya E.K.M Masinambow dan Rahayu S. Hidayat,

The New World Order Konspirasi Global Para Penyembah Iblis

Menaklukan Dunia karya Jagad A. Purbawati.

22

Sumber data sekunder yang dipakai penulis dalam penyelesaian

masalah adalah buku-buku yang berjudul: Pemerintah Bayangan & Big

Brother karya Jagad A. Purbawati, Bayang Gurita Mengungkap Pergerakan

Freemasonry dan Organisasi Anti Islam Dunia Karya Jerry Duane Gray,

Ordo Illuminati: Dunia Dalam Genggaman Perkumpulan Setan karya

Henry Makow Ph. D, Freemasonry di Indonesia Jaringan Zionis Tertua

Yang Mengendalikan Nusantara karya Prof. Paul W. Van Der Veur, Skripsi

milik Gilang Paramadikara, 2012 berjudul “Representasi Simbol Ordo

Illuminati Dalam Adegan Film Angels And Demons (Analisis Semiotik

Roland Barthes Dalam Adegan Film Angels And Demons Mengenai Simbol

Ordo Illuminati)”, Skripsi milik Juandi Hadiwijaya, 2012. Dengan judul

“Analisis Semiotika Lambang Ordo Illuminati pada Desain T-shirt Clothing

Frogen di kota Bandung) UNIKOM Bandung”, Zionis & Syiah Bersatu

Hantam Islam karya Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, Sejarah Setan

Membongkar Sepak Terjang Setan Dan Aliran-Aliran Pemuja Setan karya

Hanu Lingga, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah karya Drs. M. Subana, M. Pd.

– Sudrajat, S. Pd., Metodologi Penelitian Kebudayaan karya Suwardi

Endaswara, Teori-Teori Kebudayaan Dari Teori Hingga Aplikasi karya Dr.

H. Sulasman, M.Hum. – Setia Gumilar, M.si., Pengantar Studi Semantik

Dan Pragmatik karya Dr. Muhammad Rochmadi, M.Hum., Persoalan-

Persoalan Dasar Estetika karya Marcia Muelder Eaton, Hermeneutika,

Estetika, dan Religiusita: Esai-Esai Sastra Sufistik Dan Seni Rupa karya

Abdul Hadi W.M.

23

2. Data.

Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam

(dari arti luas), yang harus dicari, dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti.

Data dapat berupa angka, kata-kata, gambar maupun foto, wacana, rekaman,

catatan atau arsip, dokumen, buku (Subroto, 1992: 34).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

buku-buku atau penelitian pustaka (library research). Data yang

dikumpulkan berasal dari penelitian pustaka, yaitu proses mencari,

menelusuri, memilih data yang relevan dengan topik bahasan. Dalam

penelitian ini, data yang dikaji dalam pembahasan umum, yaitu terkait

mengenai Ordo Ordo Illuminati secara umum. Pembahasan secara

khususnya adalah data yang berupa pembahasan tentang simbol-simbol

Ordo Illuminati yang pada akhirnya menghasilkan suatu makna tersembunyi

dan pengaruhnya terhadap keberagamaan dan aspek sosio-kultural orang-

orang Islam.

G. Metode Penelitian.

Metode penelitian adalah rangkaian dari cara/kegiatan pelaksanaan

penelitian dan didasari oleh pandangan filosofis, asumsi dasar, dan ideologis

serta pertanyaan dan isu yang dihadapi. Sebuah penelitian memiliki rancangan

penelitian tertentu. Metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki objek yang

tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat

eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat

24

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan deduktif.

Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau survei

kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan

informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara

mendalam dan grup fokus. (http://idrisedi.blogspot.co.id/2012/05/metode-

metode-dalam-sosiologi.html diakses pada 21 Desember 2014 pukul 19.00

WIB )

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitik

simbolik, sebab di dalam pembahasan ini penulis akan banyak membahas

mengenai simbol-simbol. Penulis juga menggunakan metode induktif, yang

merupakan metode penelitian yang memfokuskan pembahasan dari yang

umum menuju yang khusus.

H. Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan merupakan suatu penjabaran secara deskriptif

tentang hal-hal yang akan ditulis. Secara garis besar terdiri dari bagian awal,

bagian isi dan bagian akhir. Adapun unsur masing-masing bagian dan

penjelasannya secara detail serta pengertian lengkap diuraikan sebagai berikut:

Bab I pendahuluan merupakan langkah awal dalam pembuatan karya tulis yang

berisi beberapa unsur. Mengandung gambaran dari isi karya tulis seperti latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, batasan masalah,

tinjauan pustaka, landasan teori, sumber data dan data, metode penelitian,

sistematika penulisan.

25

Bab II merupakan bagian isi yang menjelaskan secara detail mengenai

konten dari karya tulis, yaitu pembahasan tentang pengertian Ordo Illuminati,

sejarah munculnya Ordo Illuminati secara umum. Kemudian pembahasan

tentang biografi tokoh pendiri gerakan ini yaitu Adam Wisaupt. Pembahasan

selanjutnya menjelaskan perkembangan Ordo Illuminati di kalangan

masyarakat. Menguraikan macam-macam dan simbol-simbolnya, menjelaskan

tujuan-tujuan besar dari gerakan ini. Yang terakhir menjelaskan fenomena

penggunaan simbol-simbol Ordo Illuminati dalam keterkaitannya dengan

aspek sosio-kultural atas orang-orang Islam di Arab Saudi dengan

menggunakan analisis semiotik simbolik Charles Sander Peirce.

Bab III: Penutup merupakan bagian akhir dari karya ilmiyah yang

berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat

tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil dari penelitian

dengan menguraikan jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab

pendahuluan. Saran adalah suatu yang diberikan kepada pembaca yang

didasarkan atas hasil temuan dalam studi yang telah dilakukan dan bukan

berupa pendapat atau tinjauan idealis pribadi peneliti.