9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat yang pada akhimya sangat mempengaruhi pola hidup secara keseluruhan. Sejalan dengan peningkatan taraf hidup tersebut demikian juga ha\nya dengan pola konsumsi masyarakat mengalami keinginan-keinginan untuk pemenuhan kepuasannya yang terus meningkat dan kompleks sehingga para produsen juga harus mengikuti perkembangan pola konsumsi tersebut agar produk dan jasa yang dijual dapat memenuhi keinginan konsumen dan produsen dapat terus exist dalam bisnis. Berdasarkan Laporan Tahunan Biro Pusat Statistik, 1994, konsumsi rninyak goreng adalah sebesar 4,5 % dan total pengeluaran untuk makanan perkapita perbulan yaitu sebesar Rp. 1.107,-. Konsumsi minyak goreng Indonesia sebesar 2.189.051 ton atau sebesar 10, 23 kg perkapita pertahun. Diperkirakan konsumsi minyak goreng Indonesia pada tahun 1997 akan meningkat hingga 13,76 kg perkapita pertahun hingga mencapai total konsumsi kurang lebih 2.752.147 ton pertahun. Produk rninyak goreng di Indonesia terdiri dari berbagai jenis berdasarkan bahan bakunya yaitu minyak goreng berbahan baku kopra (kelapa) , rninyak goreng bebahan baku kelapa sawit dan sedikit minyak goreng berbahan baku kacang kedelai. Produk minyak goreng berbahan baku kelapa sawit hingga saat ini merupakan produk terbesar, mencapai 74, 04 % dari total produksi minyak goreng http://www.mb.ipb.ac.id/

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan

taraf hidup masyarakat yang pada akhimya sangat mempengaruhi pola hidup secara

keseluruhan. Sejalan dengan peningkatan taraf hidup tersebut demikian juga

ha\nya dengan pola konsumsi masyarakat mengalami keinginan-keinginan untuk

pemenuhan kepuasannya yang terus meningkat dan kompleks sehingga para

produsen juga harus mengikuti perkembangan pola konsumsi tersebut agar produk

dan jasa yang dijual dapat memenuhi keinginan konsumen dan produsen dapat

terus exist dalam bisnis.

Berdasarkan Laporan Tahunan Biro Pusat Statistik, 1994, konsumsi

rninyak goreng adalah sebesar 4,5 % dan total pengeluaran untuk makanan

perkapita perbulan yaitu sebesar Rp. 1.107,-. Konsumsi minyak goreng Indonesia

sebesar 2.189.051 ton atau sebesar 10, 23 kg perkapita pertahun. Diperkirakan

konsumsi minyak goreng Indonesia pada tahun 1997 akan meningkat hingga 13,76

kg perkapita pertahun hingga mencapai total konsumsi kurang lebih 2.752.147 ton

pertahun.

Produk rninyak goreng di Indonesia terdiri dari berbagai jenis berdasarkan

bahan bakunya yaitu minyak goreng berbahan baku kopra (kelapa) , rninyak goreng

bebahan baku kelapa sawit dan sedikit minyak goreng berbahan baku kacang

kedelai. Produk minyak goreng berbahan baku kelapa sawit hingga saat ini

merupakan produk terbesar, mencapai 74, 04 % dari total produksi minyak goreng

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

2

Produk minyak goreng yang boleh diperdagangkan dan layak dikonsumsi

haruslah memenuhi standard mutu minyak goreng Indonesia yang dike1uarkan oleh

Departemen Perdagangan RI tahun 1994.( Tabell)

Tabe1 1. Standar Mutu Minyak Goreng Indonesia

No. Karakteristik Syarat Keterangan

1. Asaro lemak bebas 0,15 % maksimum

2. Kadar air dan Kotoran 0,10 % maksimum

3. Bilangan Yodium 55 ffilrumum

4. Titik Keruh 10° C maksimum

5. Titik Lunak 24° C maksimum

6. Wama: Merah 3 maksimum

Kuning 30 maksimum

7. Rasa normal

Sumber: Dep.Perdagangan RI (1984).

Tingkat konsumsi minyak goreng Indonesia dari tahun ketahun mengalami

peningkatan, jika pada tahun 1990 konsumsi perkapita pertahun sebesar 5,6 Kg,

maka pada tahun 1994 konsumsi perkapita pertahun sebesar 10,23 Kg.

Secara nasional konsumsi minyak goreng mengalarni peningkatan yang

sangat besar, jika pada tahun 1990 berjumlah 1.493.633 ton maka pada tahun 1994

konsumsi minyak goreng nasional telah mencapai jumlah 2.189.051 ton (Tabel 2).

Dalam proses pemasarannya temyata minyak goreng yang ada di pasar

tidak semuanya menggunakan merek dagang (bermerek). Berdasarkan data

statistik masyarakat konsumen pemakai produk minyak goreng tidak bermerek

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

Tabel 2. Konsumsi Minyak Goreng Indonesia1990 - 1994

Tahun Minyak Goreng Minyak Goreng Minyak Goreng Total Konsumsi perkapitaSawit Kelapa Lainnya Konsumsi (Kglorangltahun)

1990 997.425 479.633 16.575 1.493.633 5,61991 1.106.860 481.217 25.858 1.613.935 6,11992 1.389.400 483.441 23.036 1.895.877 7,51993 1.494.032 498.917 25.021 2.017.970 7,91994 1.620.695 541.917 27.142 2.189.051 10,23

Sumber: CIC, 1995

w

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

4

pemakai minyak goreng bermerek mengalami peningkatan bila dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya.

Masyarakat konsumen minyak goreng bermerek yang pemah diteliti dan

diekspose secara umum barn pada 5 kota besar di Indonesia saja. (Tabel 3).

Sehingga untuk kota-kota atau daerah lain yang juga mengalami peningkatan taraf

hidup perlu dilakukan penelitian yang sarna khususnya perilaku konsumsi minyak

goreng . Hal ini sangat dibutuhkan para produsen dan pemasar, karena dari

penelitian perilaku konsumsi berdasarkan demografi, terutama gaya hidup

masyarakat, dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan untuk program bisnis

se1anjutnya.

Karakteristik Demografi yang merupakan segmentasi perilaku konsumen

merupakan unsur penting yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk

membeli suatu produk. Sehingga segmentasi berdasarkan demografi yang

dimaksudkan telah berada dalam konteks peluang bisnis. Dengan mengacu pada

segmentasi berdasarkan karakteristik demografi konsumen dibagi menjadi

beberapa segmen (segmentasi pasar) , pendekatan demografi yang memberikan

informasi tentang ciri-ciri konsumen atau perilaku konsumen .

Dengan berhasilnya Indonesia dalam mengembangkan perkebunan kelapa

sawit maka hal ini mendukung sepenuhnya industri pengolahan minyak goreng

berbahan baku kelapa sawitlCPO (en/de palm oilj.

Tingkat produksi minyak goreng Indonesia saat ini telah didominasi oleh

lima grup produsen minyak goreng terbesar kapasitas produksinya (TabeI4).

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

Tabel 3. Pangsa Pasar Minyak Goreng di 5 kota besar(dalam %)

Merek Jakarta Surabaya Bandung Semarang Medan Rata-rataBarco 24,8 0,5 31,3 - 2,2 15Bimoli 57,1 41,1 47,9 22,2 13,3 47,SFilma 14,1 38,2 16,7 6,3 6,7 21,8Ikan Dorang 0,3 16,8 - - - 5,9Arbolin - - - 66,7 - 3,4Malinda - - - - 37,8 1,4Delvia - - - - 31,1 1,1Vetco - - 4,2 1,6 - 0,9Sunrice 1,3 0,7 - - - 0,9B.Berlian - 2,2 - - - 0,7Dua Sapi - - - 6,7 - 0,2Lain-lain 2,4 0,5 - 3,2 2,2 1,1Total 100 100 100 100 100 100

Sumber: Swa, Oktober 1994

(Jl

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

Tabel 4. Perusahaan dan Kapasitas Produksi Minyak Gorengdi Indonesia

6

Nama Perusahaan Kapasitas Lokasi Pangsa(ton) (%)

Sinar Mas Groue1. PT. Smart Coro. 271.000 Jatim2. PT. Mulvoreio Industrial 180.800 Jatim3. PT. Iva Mas Tunggal 212.000 Sumut

663.800 13,7

Salim Groue1. PT. Saiana Heulana 392.231 Jakarta2. PT. Intiboaa Seiahtera 130.000 Jatim3. PT. Sawit Malinda 54.000 Sumut4. PT. Tunaaal Perkasa 31.931 Sumut

608.162 12,6

Hasil Karsa Group1. PT. Sinaa Mas Java P. 325.000 Sumut2. PT. Hasil Kesatuan 147.875 Jakarta3. PT. Hasil Abadi Utama 118.000 Jatim

590.875 12,2

Musim Mas Group1. PT. Musim Mas 260.000 Sumut2. PT. Sirinao-rinao 90.000 Sumut3. PT. Meaasurva Mas 118.800 Jatim4. PT. Bina Karva Utama 80.250 Jabar

549.050 11,3

Bukit Kaeur Groue1. PT. Bukit Kapur Reksa 180.000 Riau2. PT. Sinar Alam Permai 70.000 Sumsel3. PT. Sinar Laut 84.000 LampunQ

334.000 6,9

Total 2.745.887 56,7

Sumber: CIC, 1995

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

7

1.2 Perumusan Masalah

Perkembangan jurnlah penduduk Indonesia yang terns meningkat temyata

tidak menjamin barang yang diproduksi dan dijual pasti akan laku. Beberapa

faktor yeng mempengaruhi terjadinya keadaan tersebut adalah:

1. Persaingan yang semakin tinggi dalarn dunia bisnis khususnya

barang-barang konsumsi ,

2. Kebutuhan manusia terns meningkat dan kompleks baik jurnlah maupun

mutu .

Konsumen sekarang, tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan pokoknya

saja tetapi sudah menuntut pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lebih khusus.

Sehingga mengakibatkan pendekatan indentifikasi konsumen dengan cara-cara

tradisional sudah sulit untuk dipertahankan. Oleh karena itu diperlukan pencarian

dan pengembangan cara indentifikasi konsumen yang dapat menggarnbarkan profit

konsumen secara utuh.

Dengan menentukan bagairnana sebenarnya karakteristik suatu masyarakat

maka akan memudahkan para pemasar untuk menjual produknya. Ukuran-ukuran

kuantitatif yang dapat digunakan untuk membuat kesirnpulan-kesimpulan dapat

digunakan berdasarkan pendekatan teknik analisis demografi. Teknik ini dipakai

untuk mengkuantifikasi sesuatu sifat yang kualitatif.

Berdasarkan kondisi di atas maka timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut:

1. Apakah variabel-variabel demografi yang mempengaruhi pola k.~umsi

masyarakat akan minyak goreng bennerek?

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

8

2. Faktor-faktor yang mendorong konsumen memilih minyak goreng merek

tertentu?

Sebagai upaya untuk menjawab masalah ini perlu diketahui faktor-faktor

apa yang menyebabkan konsumen mengambil keputusan untuk beralih

menggunakan atau mengkonsumsi rninyak goreng bennerek, faktor-faktor yang

mendorong untuk mernilih merek tertentu dan hasilnya sebagai pertimbangan bagi

perusahaanlprodusen didalam menerapkan strategi pemasarannya.

1.3 Tujuan Penelitian

Pene1itian ini bertujuan untuk:

I. Mengetahui karakteristik demografi konsumen minyak goreng bennerek

dan tidak bennerek,

2. Mengetahui segmen pasar beberapa merek rninyak goreng,

3. Mengetahui loyalitas konsumen terhadap rninyak goreng tertentu,

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mernilih

rninyak goreng bennerek.

1.4 Manfaat dan Kegunaan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna bagi berbagai pihak:

I. Bagi Peserta

Berguna untuk belajar mendialogis masalah dalam bidang fungsional

Berguna sebagai bahan perbandingan bagi penelitian-penelitian lain

2. Bagi PerusahaanlProdusen

Merupakan informasi bagi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan produk yang mempunyai

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Perkembangan hasil …BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan tarafhidup masyarakat yang pada akhimya

nilai lebih.

Merupakan rnasukan dan bahan pertirnbangan dalam rnenyusun dan

rnerencanakan program pernasarannya.

9http://www.mb.ipb.ac.id/