28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan tekhnologi dan informasi merupakan hal yang tepat untuk memberikan informasi yang akurat. Peran tekhnologi Sistem Informasi Geografi (SIG) dan penginderaan jauh mulai banyak dimanfaatkan kesemua bidang. Salah satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.L). Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi sangat membantu dan memiliki peran yang sangat penting, mulai dari perencanaan kebun, pengelolaan kebun sampai monitoring kebun kelapa sawit. Sehingga permasalahan-permasalahan yang terdapat dialam kebun bisa terselesaikan dengan adanya pemanfaatan teknologi ini. Kecamatan Ketungau Hulu salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Kecamatan ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai perkebunan sawit. Terdapat banyak areal kebun di Kecamatan ini. Dalam penelitian ini hanya mengambil satu lahan perkebunan sawit yang akan dipetakan. Lokasi perkebunan sawit ini dilihat dari kondisi lahan, totpografi, kondisi kebun dan taaman yang tertanam. Lahan dengan topografi relatif datar dan jenis tanaman kelapa sawit yang hanya dalam satu jenis menjadi latar belakang dilakukanya metode sensus pokok dilokasi ini. Selain kondisi tanaman kelapa sawit dalam jenis yang sama juga usia tanam yang sama, kondisi kebun yang sudah rapi, dan pembagian blok kebun jelas. Hal ini akan memudahkan dalam melakukan pengukuran dan pemetaan luas tanam sawit pada areal kebun ini. Pemetaan didalam perkebunan sawit salah satunya yaitu pemetaan luas tanam. Hal ini digunakan untuk memonitoring perkembangan tanam setiap tahunnya. Pemetaan dapat dilakukan dengan pemanfaatan foto udara atau pengunaan citra penginderaan jauh. Perusahaan sawit memanfaatkan citra atau foto udara untuk memetakan dan membuat luas tanam kelapa sawit pada areal kebun

BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan tekhnologi dan informasi merupakan hal yang tepat untuk

memberikan informasi yang akurat. Peran tekhnologi Sistem Informasi Geografi

(SIG) dan penginderaan jauh mulai banyak dimanfaatkan kesemua bidang. Salah

satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.L). Pemanfaatan

Sistem Informasi Geografi sangat membantu dan memiliki peran yang sangat

penting, mulai dari perencanaan kebun, pengelolaan kebun sampai monitoring

kebun kelapa sawit. Sehingga permasalahan-permasalahan yang terdapat dialam

kebun bisa terselesaikan dengan adanya pemanfaatan teknologi ini.

Kecamatan Ketungau Hulu salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten

Sintang Kalimantan Barat. Kecamatan ini memiliki potensi untuk dikembangkan

sebagai perkebunan sawit. Terdapat banyak areal kebun di Kecamatan ini. Dalam

penelitian ini hanya mengambil satu lahan perkebunan sawit yang akan dipetakan.

Lokasi perkebunan sawit ini dilihat dari kondisi lahan, totpografi, kondisi kebun

dan taaman yang tertanam. Lahan dengan topografi relatif datar dan jenis tanaman

kelapa sawit yang hanya dalam satu jenis menjadi latar belakang dilakukanya

metode sensus pokok dilokasi ini. Selain kondisi tanaman kelapa sawit dalam jenis

yang sama juga usia tanam yang sama, kondisi kebun yang sudah rapi, dan

pembagian blok kebun jelas. Hal ini akan memudahkan dalam melakukan

pengukuran dan pemetaan luas tanam sawit pada areal kebun ini.

Pemetaan didalam perkebunan sawit salah satunya yaitu pemetaan luas

tanam. Hal ini digunakan untuk memonitoring perkembangan tanam setiap

tahunnya. Pemetaan dapat dilakukan dengan pemanfaatan foto udara atau

pengunaan citra penginderaan jauh. Perusahaan sawit memanfaatkan citra atau foto

udara untuk memetakan dan membuat luas tanam kelapa sawit pada areal kebun

Page 2: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

2

Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya yaitu sensus pokok kelapa

sawit.

Metode yang dapat di gunakan selain memanfaatkan dara penginderaan jauh

yaitu dengan metode sensus pokok kelapa sawit. Sensus pokok kelapa sawit adalah

kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan sawit

yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut dengan istilah

blok (Iyung Pahan. 2012). Metode ini sering digunakan dalam pengelolaan

perkebunan kelapa sawit untuk memonitoring kondisi dan keadaan tanaman kelapa

sawit. Sensus dilakukan persetiap pokok (tanaman) guna memastikan kondisi

tanaman kelapa sawit dalam keadaan baik atau buruk. Namun, sensus pokok dapat

dimanfaatkan untuk pemetaan luas tanam pada areal yang disensus. Pemanfaatan

metode ini utnuk pemetaan masih tergolong jarang, sehingga keefektifn darimetode

ini belum jelas dan perlu diteliti lebih lanjut. Dalam Prakteknya sekali sensus pokok

terdapat dua hasil yang diperoleh yaitu memonitoring kondisi tanaman sawit dan

pemetaan luas tanam kelapa sawit pada areal kebun yang disensus ini.

Sensus pokok kelapa sawit agar hasilnya dapat digunakan untuk pemetaan

maka dibutuhkan alat bantu berupa Global Positioning System (GPS). Pemanfaatan

GPS untuk menandai titik-titik tanaman kelapa sawit atau titik sensus pada areal

kebun yang disurvei. Dari hasil titik-titik tanaman ini dapat diketahui luas areal

tanam kelapa sawit dengan lebih akurat. Dengan menggunakan metode ini dan

digabungkan dengan proses analisis menggunakan SIG dapat memetakan luas

tanam kelapa sawit.

Hasil sensus pokok diolah agar menghasilkan luas tanam kelapa sawit. Data

yang digunakan memiliki bebrapa variabel dan benayak record. Terkadang

banyaknya data yang diperoleh menjadi permaslahan tersendiri dalam

pengeloalaanya. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah memanfaatkan basis

data dalam pengelolaan dan penyimpanan data. Basis data yang dikendalikan oleh

sistem manajemen basis data adalah satu set catatan data yang berhubungan dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

3

saling menjelaskan. Data yang tersimpan dalam system in akan saling terhubung

dan saling menjelaskan antar data satu dengan lainya. Dengan sistem tersebut data

yang terhimpun dalam suatu basis data dapat menghasilkan informasi yang

berguna.

Tujuan dari penyusunan basis data dari data pemetaan luas tanam kelapa

sawit ini adalah hasil agar mudah untuk disusun, diperbaiki, diurutkan ditelusuri

dan dicetak bila perlu maka perlu basis data yang baik. Penyusunan basis data akan

membantu dalam menorgnisir data yang diolah dari hasil luas tanam kelapa sawit.

Dengan kata lain perlu membuat basis data dari data luas tanam kelapa sawit

dengan tujuan agar data mampu terorganisir dan terstuktur dengan baik sehingga

memudahkan dalam pengolahan yang lebih lanjut.

1.2. Rumusan Masalah

Pengelolaan perkebunan sawit mulai memanfaatkan tekhnologi Sistem

Informasi Geografi (SIG) dengan tujuan agar lebih efektif dan hasil sesuai

harapan atau maksimal. Pemanfaatan teknologi SIG dapat diaplikasikan dalam

perkebunan sawit. Hal ini menunjang kinerja dalam perusahaan yang

memanfaatkan tekhnologi ini.

Metode sensus pokok dilakukan di perkebunan sawit guna memonitoring

keadaan tanamn kelapa sawit yang tertanam di areal kebun. Pemanfaatan metode

ini yang diaplikasikan untuk pemetaan masih jarang digunakan. Metode ini

menitik beratkan di hasil ploting menggunakan Global Positioning System

(GPS) pada setiap pokok (tanaman) kelapa sawit dengan pengolahan

menggunakan SIG untuk menghitung luas tanam dari areal kebun yang

disensus. Guna meningkatkan akurasi karena hal ini yang dibutuhkan dalam

mengetahui luas aktual tanam kelapa sawit.

Data yang dihasilkan dalam pemetaan ini memiliki variabel dan record

yang banyak. Banyaknya data yang dimiliki terkadang menimbulkan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

4

permasalahan dalam pengelolaannya. Agar data tersusun dan tersimpan dengan

baik dan rapi maka disusunlah basis data dati data ini. Penyusunan basis data

dari hasil pemetaan luas tanam sawit agar data terorganisir dan terstruktur

dengan baik, sehingga data ini dapat dipahami dan digunakan secara

berkelanjutan. Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas maka rumusan

masalah adalah :

1. Bagaimana metode sensus pokok kelapa sawit dapat digunakan untuk

pemetaan luas tanam pada areal kebun kelapa sawit?

2. Bagaimana peran Sistem Informasi Geografi dalam memetakan luas

tanam kelapa sawit ?

3. Seberapa efektifkan metode sensus pokok untuk memetakan luas tanam

kelapa sawit ?

4. Bagaimana membuat basis data dari hasil luas tanam kelapa sawit?

1.3. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dapat

diungkapkan sebagai berikut :

1. Mengetahui peran dari metode sensus pokok kelapa sawit untuk

pemetaan luas tanam pada areal kebun kelapa sawit.

2. Membuat peta luas tanam kelapa sawit dengan metode sensus pokok

kelapa sawit.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan metode sensus pokok

dalam memetakan luas tanam kelapa sawit.

4. Membuat basis data dari hasil luas tanam kelapa sawit

1.4. Kegunaan penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan utama pengujian metode sensus

pokok untuk kajian vegetasi khususnya di perkebunan kelapa sawit, sehingga

harapanya hasil dari penelitian ini dapat berguna, antara lain :

Page 5: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

5

1. Sebagai saran pengembangan dalam kajian vegetasi khususnya di dunia

perkebunan kelapa sawit untuk perhitungan dan penentuan luas tanam

kelapa dengan menggunakan metode sensus pokok ini.

2. Sebagai tambahan metode alternatif dalam monitoring dan pemetaan luas

tanam kelapa sawit atau untuk pemetaan dengan obyek lain.

1.5. Tinjauan Pustaka

1.5.1 Botani Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.L) termasuk tumbuhan

kelas Angiospermae, ordo Palmales, famili Arecaceae dan genus Elaeis.

Tanaman ini berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang

mengatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu

Brasil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brasil

dibanding dengan Afrika (Fauzi et al., 2004). Pada kenyataannya, tanaman

kelapa sawit justru hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Indonesia,

Malaysia, Thailand dan Papua Nugini, bahkan mampu memberikan hasil

produksi per hektar yang lebih tinggi. Kelapa sawit dapat tumbuh baik di daerah

tropika basah antara 12˚LU-12˚LS pada suhu optimum sekitar 24˚-28˚C dengan

curah hujan rata-rata 2000-2500 mm/tahun (Fauzi et al., 2004).

1.5.1.1 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagaian

vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar,

batang, dan daun. Sedangkan bagian generatif yang merupakan alat

perkembangbiakan terdiri dari bunga dan buah.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

6

Gambar 1.1: Morfologi tanaman kelapa sawit (sumber : www.kelapasawit.com)

1.5.1.2 Bagian vegetatif

a. Akar

Akar tanaman kelapa sawit berbentuk serabut, tidak berbuku, ujungnya

runcing dan berwarna putih atau kekuningan. Perakaran kelapa sawit

sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar

primer, sekunder, tertier dan kuarter. Akar primer (diameter 6-10 mm)

bercabang membentuk akar sekunder (diameter 2-4 mm), akar sekunder

membentuk akar tersier (diameter 0,7-1,2 mm), akar tersier membentuk

akar kuartersier (diameter 0,1-0,3 mm). Akar sekunder, tersier, dan

kuater tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah. Sistem perakaran

paling banyak ditemukan pada kedalaman 0 sampai 20 cm, yaitu pada

lapisan olah tanah (top soil). Akar tanaman kelapa sawit berfungsi

sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Selain

itu, akar tanaman kelapa sawit juga berfungsi sebagai penyangga

Page 7: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

7

berdirinya tanaman sehingga mampu menyokong tegakya tanaman pada

ketinggian yang mencapai puluhan meter ketika tanaman sudah berumur

25 tahun.

Gambar 1.2: Perakaran tanaman kelapa sawit

(sumber: www.wulungwursita.com)

b. Batang

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya

tidak mempunyai kambium dan umumya tidak bercabang. Batang

kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter 20-75 cm. Tanaman

yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena terlindung oleh

pelepah daun, tinggi batang bertambah 25-75 cm/tahun, tapi jika kondisi

lingkungan yang sesuai maka pertambahan tinggi batang dapat

mencapai 100 cm per tahun dan tinggi maksimum yang ditanam di

perkebunan adalah 15-18 m, sedangkan yang di alam mencapai 30 m.

Pertumbuhan batang tergantung pada jeis tanaman, kesuburan lahan,

dan iklim setempat. Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua,

namun itu hanya sampai tanaman berusia 11-15 tahun. Semakin tua

tanaman, bekas pelepah daun mulai rontok, kerontokan dimulai dari

bagian tengah batang yang kemudian meluas keatas dan kebawah.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

8

Gambar 1.3: Bentuk batang kelapa sawit (sumber:

www.pembibitan.com)

c. Daun

Daun kelapa sawit mirip kelapa, yaitu membentuk susunan daun

majemuk, bersirip genap dan bertulang sejajar serta membentuk satu

pelepah yang panjangnya mencapai 7,5-9 m. Jumlah anak daun pada

setiap pelepah berkisar antara 250 sampai 400 helai. Daun muda yang

masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun

cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai

tempat berlangsungnya proses fotosintesis dan alat respirasi.

Gambar 1.4: Morfologi daun kelapa sawit ( www.blogs.unpad.ac.id)

Pelepah Daun Bagian daun panjang dan sempit

Urat daun

Page 9: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

9

Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun

tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah

pelepah dan anak daunnya lebih banyak. Begitu pula pelepahnya akan

lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda. Pada

tanaman dewasa ditemukan sekitar 40-50 pelepah. Saat tanaman

berumur sekitar 10-13 tahun dapat ditemukan daun yang luas

permukaanya mencapai 10-15 . Luas permukaan daun akan

berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman.

1.5.1.3 Bagian generatif

a. Bunga

Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monocious), artinya

bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing-

masing terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah

dengan bunga betina. Setiap rangkaian bunga muncul dari pangkal

pelepah daun. Rangkaian bunga jantan dihasilkan dengan siklus yang

berselang seling dengan rangkaian bunga betina, sehingga pembungaan

secara bersamaan sangat jarang terjadi. Umumnya di alam hanya terjadi

penyerbukan silang, sedangkan penyerbukan sendiri secara buatan dapat

dilakukan dengan menggunakan serbuk sari yang diambil dari bunga

jantan dan ditaburkan pada bunga betina. Waktu yang dibutuhkan mulai

dari penyerbukan hingga buah matang dan siap panen kurang lebih 5-6

bulan.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

10

Gambar 1.5: Bunga kelapa sawit (www.kelapasawit.com)

b. Buah

Buah disebut juga frugtus. Pada umunya tanaman kelapa sawit yang

tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah serta tiap

dipanen pertama kali pada umur sekitar 3,5 tahun sejak penanaman biji

kecambah di pembibitan. Dengan kata lain, tanaman kelapa sawit siap

dipanen pada umur 2,5 tahun sejak penanaman dilapangan.

Buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian

pertama adalah perikarpium yang terdiri dari eksokarpium (kulit buah)

dan mesokarpium (daging buah berserabut), sedangkan bagian yang

kedua adalah biji, terdiri dari endokarpium (tempurung), endosperm

(kernel) dan embrio. Menurut Yahya (1990), buah sawit yang masih

mentah berwarna ungu atau hijau karena mengandung antosianin,

sedangkan mesokarp buah yang masak mengandung 45-60% minyak

(edible) yang berwarna merah-jingga karena mengandung karoten.

Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan buah 20-22 tandan per

tahun. Untuk tanaman yang semakin tua produktivitasnya akan menurun

menjadi 12-14 tandan per tahun. Pada tahun pertama berat tandan buah

sawit berkisar 3-6 kg per tandan, tetapi semakin tua berat tandan semakin

bertambah yaitu 25-35 kg per tandan. Banyaknya buah yang terdapat

pada satu tandan tergantung pada faktor genetis, umur, lingkungan, dan

teknik budidaya. Jumlah buah per tandan pada tanaman yang cukup tua

mencapai 1600 buah, panjang buah antara 2-5 cm dan berat sekitar 20-30

kg per buah (Fauzi et al., 2004).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

11

Gambar 1.6: Buah kelapa sawit (www.daunhijau.com)

1.5.2 Sensus pokok

Sensus pokok adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran

mengenai keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan

sering di sebut dengan istilah blok (iyung pahan,2010). Adapun tujuan hasil

antara lain :

1. Mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan yang

masih diperlukan

2. Mengetahui jumlah pokok sakit / abnormal

3. Mengetahui jumlah pokok mati / kosong

4. Untuk pemetaan

5. Mengetahui data parit baik ukuran panjang dan lebarnya

6. Mengetahui jumlah kebutuhan sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen,

dll.)

7. Mengetahui jumlah pupuk yang akan di butuhkan

Pengelolaan perkebunan sawit terdapat tahap dalam hal membukan lahan

baru untuk ditanam samapai ke sensus pokok. Tahap awal yaitu pembebasan

lahan Ganti Rugi Tanam Tumbuh (GRTT). Lahan milik masyarakat di ganti rugi

sesuai dengan harga yang ditentukan pemilik lahan tersebut. Setelah lahan

dimiliki sepenuhnya, maka dilakukan lah land cleaning (LC). Yang dimahsut

dengan LC adalah membersihkan permukaan lahan dari tutupan lahan seperti

Page 12: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

12

hutan, kebun lain, semak dan lain-lain, agar lahan bersih dan terlihat lapang.

Setelah LC selesai dilakukan pembuatan blok-blok kebun kelapa sawit atau

biasa disebut pemancangan. Dari bukaan lahan yang tidak tertatur menjadi lahan

yang rapi menjadi blok-blok kebun. Tahap berikutnya yaitu penannaman

tanaman kacangan.tanaman ini berguna sebagai musuh alami dari gulma atau

tumbuhan lain yang mengganggu kelapa sawit. Sebelum penanaman kelapa

sawit perlu dialkukan penanaman kacangan. Lama waktu yang dibutuhkan

setalah penanaman kacangan sekitar 4-6 bulan sampai lahan tertutup oleh

tanaman ini baru msuk tahap penanaman bibit kelapa sawit. Tahap berikutnya

adalah penanaman bibit kelapa sawit ke lahan tadi.

Gambar 1.7 : Tahap penanaman kelapa sawit

Sensus pokok Dapat dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap tanaman

belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Jadi perkebunan

sawit selalu memonitoring keadaan tanaman kelapa sawit di areal kebun. Sensus

TBM di lakukan setidaknya 2x dalam satu tahun setelah tanam. Untuk sensus

pokok TM dilakukan 1x dalam satu tahun. Usia tanam bibit kelapa sawit pada

usia 9-12 bulan.Namun dalam minggu pertama tanam dilakukan pemetaan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

13

tanam dan sensus selanjutnya dilakukan sesuai dengan kondisi tanaman kelapa

sawit tanaman benlum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM)

Sensus ini dapat dilakukan untuk keperluan pemetaan tanaman dan

pemetan luas tanam kelapa sawit pada areal kebun yang tertanaman. Selain

sebagai bahan untuk monitoring tanaman kelapa sawit namun juga dapat

dijadikan sebagai bahan untuk pemetaan luas tanam. Untuk pemetaan luas tanam

dilakukan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Pemanfaatan

perangkat GPS untuk menunjukan posisi sebenarnya di lapangan.

Sistem kerja sensus pokok kelapa sawit untuk pemetaan luas tanam

kelapa sawit yaitu dengan menandai setiap tanaman/satu-persatu kelapa sawit di

areal kebun. Dengan menggunakan GPS maka akan memiliki koordinat

sehingga hasil titik pokok ini dapat diolah menggunakan Sistem Informasi

Geografi (SIG). menggabungkan teknologi dengan data spasial ini menghasilkan

output peta luas tanam.

Sensus pokok kelapa dapat menhasilkan peta luas tanam sawit yang

memiliki fungsi untuk memetakan kondisi luas tanam kelapa sawit. Selain hal

ini dari luas tanam yang diperoleh dapat menjadi bahan untuk estimasi prosuksi

kelapa sawit pada lahan ynag dipetakan.

1.5.3 Basis data

Basis data merupakan sekumpulan informasi atau data yang dapat disusun,

diperbaiki, diurutkan, ditelusuri dan dicetak jika perlu. Buku alamat alumni atau

almari arsip merupakan contoh basis data, karena dengan buku alamat dan

almari arsip didalamnya dapat disimpan data atau informasi yang terorganisir

dan terstruktur agar dapat diakses dengan cepat dan mudah.

Pada lemari arsip, data dapat disajikan sesuai urutan yang dikehendaki,

misalnya secara urutan abjad dari nama atau dibagi menurut wilayah. Basis data

bisa jadi hanya terdiri dari satu file, yang didalamnya berisikan nama, alamat,

nomor telepon dan nomor fax dari para pelanggan. Basis data dapat pula terdiri

Page 14: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

14

dari beberapa file yang secara bersama-sama berisikan informasi tentang suatu

hal atau hal-hal yang berhubungan (seringkali disebut dengan sistem basis data).

Memasukkan data dalam suatu file basis data, terlebih dahulu pengguna

harus membuat record baru dan memasukkan data ke dalam fields yang berada

dalam record tersebut. Setelah anda membuat beberapa record dalam suatu file,

anda dapat memanipulasinya misal: pengguna dapat mengedit, mengurutkan,

dan mencari beberapa kelompok record yang berisikan data tertentu atau

memperbolehkan pemakaian secara bersama-sama dalam suatu jaringan.

1.5.4 Global Positioning System (GPS)

Global Positioning System (GPS) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan

posisi global yang dimungkinkan dengan beroperasinya satelit penentu posisi

milik negara Amerika Serikat. Asalnya adalah NAVSTAR GPS (Navigation

Satelite Timing and Ranging Global Positioning System), yang kemudian

disingkat GPS merupakan sistem radio navigasi satelit yang dikembangkan oleh

United State Departement of Defense (DoD) untuk keperluan militer dalam

penentuan posisi, kecepatan dan waktu secara teliti dalam segala cuaca pada

sembarang waktu dimuka bumi (darat, laut dan udara). Selanjutnya dengan

persetujuan US Congress, GPS kemudian dikembangkan untuk keperluan non–

militer. Secara Teknis GPS adalah perpaduan satelit dan receiver yang mampu

menunjukkan dan mencatat posisi suatu obyek dimuka bumi secara global.

Secara prinsip, Global Positioning System (GPS) bekerja berdasarkan

sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh satelit-satelit tersebut. Informasi mengenai

posisi satelit, jarak antara satelit dan permukaan bumi, informasi waktu, kelaikan

satelit secara terus-menerus dan simultan dikirimkan kepada penerima sinyal di

bumi, yang selanjutnya diolah menjadi informasi koordinat yang secara global

dapat diketahui oleh setiap orang dengan satuan pengukuran dan sistem

koordinat yang jelas.

Alat receiver GPS genggam menerima sinyal (seperti radio) dari satelit

tersebut dan menggunakan informasi dari sinyal tersebut untuk menghitung

Page 15: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

15

lokasi yang pasti dari receiver di permukaan bumi. Dengan menggunakan

receiver GPS, dapat ditemukan lokasi yang tepat dimanapun istilah sistem

koordinat standar. Koordinat-koordinat tersebut dapat membantu untuk

menemukan lokasi pada peta rupabumi yang ada. Ketika berdiri di atas tanah,

sering sekali sukar diketahui secara pasti lokasi anda di peta bahkan jika berdiri

di tengah rawa atau sisi gunung jauh dari landmark yang pasti. Walaupun

merupakan teknologi yang canggih, GPS amat sederhana untuk digunakan.

Aktifkan saja receiver GPS dan tunggulah sampai alat tersebut memperlihatkan

koordinat lokasi (bagian yang lebih sulit adalah mengetahui bagaimana

menggunakan informasi koordinat untuk membuat peta). Untuk mengetahui cara

GPS bekerja memperkirakan akurasi koordinat dari receiver, dan mengatasi

keadaan jika ada sesuatu yang terasa salah.

GPS saat ini telah banyak digunakan dan sangat disukai oleh pelaku

survey dan pemetaan karena sifatnya yang praktis, cakupan yang luas dan

global, penggunaan yang mudah, serta ketelitiannya yang cukup tinggi, terutama

untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kehutanan dan pengelolaan

sumberdaya alam lain. Dalam bidang kehutanan, GPS utamanya sangat

dibutuhkan dalam penentuan titik-titik kontrol pengukuran hutan dan penetapan

batas-batas kawasan hutan.

Penggunaan Global Positioning System (GPS) selalu terintergrasikan

dengan Satelit dan receiver. Hal ini tidak lepas dari akurasi data yang akan

diterima. Sumber kesalahan yang berbeda, yang tidak dapat dikontrol karena

satu atau lain sebab, disebabkan oleh konfigurasi satelit. Ingat bahwa triangulasi

menjadi paling akurat jika titik-titik tempat melakukan triangulasi berada pada

sudut yang lebar satu dengan lainnya relatif ke tempat berdiri. Jika semua satelit

berkelompok di satu tempat di angkasa, perhitungan posisi tidak akan seakurat

jika satelit-satelit tersebut tersebar secara luas. Masing-masing dari 24 satelit

GPS bergerak dalam orbitnya sendiri atau memiliki garis edar mengelilingi

bumi, sehingga satelit-satelit tersebut selalu mengubah konfigurasi di angkasa,

ketika satelit-satelit tersebut dikonfigurasikan sehingga beberapa berada dalam

Page 16: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

16

bidang pandang receiver dan tersebar melintasi angkasa, lokasi yang dihitung

akan sangat akurat.

Data geografis juga dapat diperoleh secara manual dengan melakukan

sampling melalui survei lapangan atau pengambilan angket. Data yang

diperoleh umumnya berupa suatu seri titik-titik pengamatan yang kemudian

dapat dijadikan layer SIG. Data-data titik tersebut diinterpolasi dan dirubah

menjadi data luasan dengan berbagai metode interpolasi yang tersedia pada

perangkat lunak SIG.

Survey atau pengukuran titik, track, dan luasan denan GPS yang akan

memodernkan metode survey, informasi yang diperoleh dengan cara ini juga

sangat akurat. Ada banyak jenis dan model receiver GPS yang dijual dengan

bentuk, ukuran, kualitas, dan harga yang berbeda-beda. Mereka bekerja

menurut beberapa prinsipprinsip yang sama.

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan

koordinat sebuah titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai

‘faktor kesalahan’, yang lebih dikenal dengan ‘tingkat akurasi’. Misalnya, alat

tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya

posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter dari titik

koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin

tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat..

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketelitian antara lain :

1. Jenis receiver (Geodetic atau Navigasi)

2. Jenis data (pseudorange atau fase pembawa)

3. Metoda penentuan posisi (differensial, absolut, dll)

4. Kondisi ionosfer dan troposfer

5. Efek multipath

6. Ketelitian data (ephemeris dll)

7. Geometri satelit

8. Teknik pemrosesan data

Page 17: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

17

Beberapa GPS juga menampilkan informasi tentang status 24 satelit, setiap

model receiver menampilkan informasi ini secara berbeda, umumnya informasi

perihal satelit yang temukan dan menarik adalah :

1. Jumlah satelit

2. Status dan kekuatan sinyal dari setiap satelit yang tampak

3. Posisi setiap satelit dengan azimuth dan sudut diatas horison.

1.5.5 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer

yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi

geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan

menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi merupakan

karakteristik yang penting atau-kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG

merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam

menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data

(penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta

keluaran (Aronaff, 1989).

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada

suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya

memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu

sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki

sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. SIG terdiri dari empat

subsistem, yaitu :

a. Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan

menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-

sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau

Page 18: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

18

mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format

yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.

b. Data Output

Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan

keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki)

seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy

maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain

sebagainya.

c. Data Management

Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-

tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian

rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan

diedit.

d. Data Manipulation & Analisis

Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat

dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan

manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi fungsi dan operator

matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan

informasi yang diharapkan.

Gambar 1.8 : Ilustrasi uraian Sub-sistem SIG

(Sumber: Eddy Prahasta. 2009)

Page 19: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

19

Alasan SIG dibutuhkan adalah karena untuk data spasial

penangananya sangat sulit terutama karena peta dan data statistik cepat

kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi

yang diberikan menjadi tidak akurat. Berikut adalah dua keistimewaan

analisis melalui SIG :

a. Analisis Proximity

Analisis Proximity merupakan suatu proses analisis yang berbasis

pada jarak anatar layer. Dalam analisis ini SIG menggunakan proses

yang disebut dengang buffering. Buffer yaitu membangun lapisan

pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk menetukan

dekatnya hubungan antara sifat dan bagian.

Data spasial biasanya terdiri dari berbagai jenis obyek. Jenis

obyek meliputi tititk, garis, dan polygon. Dalam SIG , kita dapat

mengklasifikasikan buffer sebagai operasi buffer titik, operasi buffer

garis dan operasi buffer garis. Buffer adalah daerah memori yang

digunakan untuk menyimpan sementara produksi atau masukan data.

Unit penyangganya adalah titik, garis, dan polygon. Operasi buffer

mengacu penciptaan zona dengan lebar tertentu di sekitar titik, garis

atau area polygon. Hal ini juga disebut sebagai zona jarak tertentu

disekitar cakupan fitur.

Ada dua jenis buffer yaitu buffer lebar konstan dan buffer lebar

variable. Kedua jenis dapat dihasilkan untuk satu set fitur cakupan,

berdasarkan setiap fitur dari nilai atribut. Buffer dapat digunakan

dalam query untuk menentukan entitas yang terjadi baik di dalam

atau di luar zona penyangga yang ditentukan. Penyangga pada tipe

data raster adalah analisis jarak. Dalam situasi praktis, salah satu

kebutuhan beberapa daerah penyangga (titk, garis, dan polygon)

secara bersamaan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

20

Sebagai contoh proses buffer menggunakan obyek point. Point A

adalah unit dasar dari resolusi dalam system SIG. Titik buffer

melibatkan penciptaan polygon melingkar tentang tempat tujuan.

Jari-jari polygon ini melingkar disebut jarak buffer. Dalam skema ini

jarak buffer atau jari-jari lingkaran dapat diperbaiki untuk semua titik

pada lapisan atau pengguna bisa menentukan itu. Jika beberapa titik

di dalam satu layer yang sama dalam proses buffer, kemudian jarak

buffer setiap titik ditentukan dalam table atribut. Jika salah satu

buffer yang multiple point di layer yang sama, maka algoritma buffer

memeriksa tumpang tindih disetiap titik buffer dan menghapus

bagian yang tumpang tindih.

Gambar 1.9: Buffering banyak titik (Sumber: Mandagere.2009)

Jika buffer pada multiple point terdapat titik berpotongan

atau tumpang tindih, maka system mengambil semua polygon

tumpang tindih dan kemudian digabungkan ke dalam satu polygon

atau lebih yang mewakili layer. Proses penghapusan bagian tumpang

tindih melibatkan penggunaan titik potong dan penyederhanaan.

Dalam gambar 2, polygon A,B, dan C menggambarkan semua

delapan bagian pada layer tersebut.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

21

Gambar 1.10: menghilangkan overlaps (Sumber: Mandagere.2009)

Hasil proses buffer ini perlu di amati apakah suatu polygon

terletak pada zona buffer datau diluar zona buffer. Untuk tujuan ini,

system secara otomatis mendapatkan informasi pada table atribut sesuai

dengan hasl buffer (di dalam tau di luar) pada satu layer tersebut.

Poligon A termasuk polygon yang masuk dalam zona buffer, sedangkan

untuk obyek b dan c berada pada luar zona buffer.

b. Analisis overlay

Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut

dengan overlay. Secara analisis membutuhkan lebih dari satu layer

yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisis secara

visual. Dengan demikian, SIG diharapkan mampu memberikan

kemudaha-kemudahan yang diinginkan yaitu :

1. Penanganan data geosapsial menjadi lebih baik dalam format

baku.

2. Revisi dan pemutahiran data menjadi lebih mudah

3. Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari,

dianalisis dan direpresentasikan

4. Menjadi produk yang mempunyai nilai tambah

Page 22: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

22

5. Kemampuan menukar data geosapsial

6. Penghematan waktu dan biaya

7. Keputusan yang diambil menjadi lebih baik.

Sumber data utama adalah citra penginderaan jauh, peta yang

dapat pula bersumber dari citra penginderaan jauh dan data hasil survey

terestrial, termasuk yang menggunakan alat GPS. Teknologi Global

Positioning System (GPS) memberikan terobosan penting dalam

menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi

dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan

dalam format vektor. Pengumpulan data dengan GPS merupakan

pengganti pemetaan terestrial konvensional menggunakan Teodolit atau

sejenisnya. Sedangkan data turunan dapat berupa hasil analisis geografis,

maupun hasil analisis basis data atribut. Sedangkan luaran dari SIG,

sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4, sangat beragam, mulai dari

informasi sederhana, peta-peta digital dan cetakannya, sampai buku

laporan. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa SIG adalah basis data

geografis yang terkait dengan data atribut.

1.5.6 Aplikasi ArcGIS 10.1

ArcGIS merupakan suatu perangkat lunak yang diciptakan oleh ESRI yang

digunakan dalam Sistem Informasi Geografi. ArcGIS merupakan perangkat

lunak pengolah data spasial yang mampu mendukung berbagai format data

gabungan dari tiga perangkat lunak yaitu ArcInfo, ArcView, dan ArcEdit yang

mempunyai kemampuan komplit dalam geoprocessing, modelling, dan scripting

serta mudah diaplikasikan dalam berbagai tipe data. Dekstop ArcGIS terdiri dari

empat modul yaitu Arc Map, Arc Catalog, Arc Globe, Arc Toolbox, dan model

builder.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

23

a. Arc Map mempunyai fungsi untuk menampilkan peta untuk diproses,

analisis peta, proses mengedit peta, dan juga dapat digunakan untuk

mendesain secara kartografis.

b. Arc Catalog digunakan untuk menejemen data atau mengatur file-file, jika

dalam Windows fungsinya sama dengan Windows Explorer.

c. Arc Globe dapat digunakan untuk data yang terkait dengan data yang

universal, untuk tampilan 3D, dan juga dapat digunakan untuk menampilkan

Google Earth.

d. Model Builder digunakan untuk membuat model builder /diagram alir.

e. Arc Toolbox digunakan untuk menampilkan tools-tools tambahan.

Perangkat lunak yang digunakan pada penelitian kali ini adalah ArcGIS 10.1.

1.5.7 Aplikasi Cadcorp SIS V 6.2

Cadcorp SIS merupakan suatu perangkat lunak yang diciptakan oleh

Computer Aided Development Corporation Ltd. (Cadcorp) yang digunakan

dalam Sistem Informasi Geografi. Perusahaan ini memiliki 4 produk yaitu

Cadcorp Spasial Information Sytem (SIS), Cadcorp GeognoSIS, Cadcorp apSIS,

Cadcorp mSIS. Cadcorp SIS memiliki produk didalamnya yang berhungan

tentang SIG dan data spasial, yaitu Dekstop GIS, Server/web-based GIS,

Developer kits and associated Active X runtime licences.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

24

Gambar 1.11: Aplikasi CadCorp SIS v6.2

(sumber: www.cadcorp.com)

Cadcorp SIS telah meluncurkan Cadcorp SIS dalam bebrapa versi, salah

satunya versi 6.2. Cadcorp SIS 6.2 memilki banyak feature dialamnya. Fitur-

fitur guna mendukung pengolahan system informasi spasial dan SIG. Fitur ini

dianataranya untuk mendukung format, pengolahan database Acces,mendukung

data GPS, Terrain analysis , simbologi dan peta, peta navigasi dan user

interface, pemrosesan geometric, geodetic enhancement dan solusi Ordnace

Survey (OS) MaterMap (GB only)

Cadcorp 6.2 produk aplikasi SIG atau pemetaan digital dengan memiliki

keamampuan tinggi yang diluncurkan oleh Cadcorp SIS. Banyak keuntungan

yang terdapat di dalam versi ini, diantaranya :

1. Format Support

a. Format vector :

1. AutoCAD DXF/DWG 2004+ (*.dwg)

2. ESRI ArcIMS Image Service

b. Format raster :

Page 25: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

25

1. Bentley Geographics HMR (*.hmr)

2. ESRI ArcIMS Image Service

3. EXIF (Exchangeable Image Format) untuk foto berefebsi dari GPS

c. Database :

1. ESRI ArcSDE

2. ESRI Personal GeoDatabase (*.mdb)

3. Integraph Geomedia Acces Warehouse (*.mdb)

4. Oracle 10g GeoRaster

5. Oracle 10g Network Model

6. PostGIS

Cadcorp SIS 6.2 dapa mengekport data ke formal KML. Format ini yang

mendukung dalam Google Earth.

Keuntungan :

1. Memaksimalkan investasidalam data yang ada dan memungkinkan

interoperabilitas data diseluruh perusahaan

2. Mingintegrasikan jenis data yang berbeda termasuk data dari system

turunan

3. Meningkatkan produktivitas dengan menghindari terjemahan dan

duplikasi

2. Mendukung data GPS

Cadcorp SIS 6.2 didukung dengan GPS tanpa biaya tambahan. Dukungan

perangkat GPS meliputi fungsi sebagai berikut :

1. Koneksi ke GPS

2. Penyimpanan dan memutar log dari GPS NMEA

3. Membangun data dari posisi GPS

4. Memasukan posisi GPS ke perintah apapun

Page 26: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

26

5. GPSView Workspace Window tab yang termasuk GPS Skypilot

Keuntungan :

1. Dukungan GPS terigrasi dengan manajemen fasilitas dan asset berbasis

kondisi lapangan dan alur kerja lebih akurat

2. Memanfaatkan penggunaan tablet PC berbasis Add-on GPS

3. Pemrosesan data geometris

Fitur : Buffering

Fasilitas SIG buffering data dengan lebih canggih diperkenalkan dengan

Cadcorp SIS 6.2 memungkinkan pengguna menggunakan fitur ini dengan

mudah untuk memilih dan menampilkan data geomtris dalam berbagai cara,

termasuk:

1. Exterior

membuat area baru yang mencagkup area asli, ditambah penyangga

di sekitar itu.

2. Interior

membuat area baru didalam area asli.

3. Outside

membuat area baru yang hanya mencangkup bagian-bagian dari

Buffer di luar batas aslinya.

4. Inside

membuat area baru yang termasuk bagian-bagian dari sebuah

penyangga disekitar batas wilayah asli yang berada didalam area asli.

5. Doughnut

Membuat area baru yang hanya mencangkup penyangga di kedua sisi

batas wilayah aslinya.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

27

Gambar 1.12: Fitur buffer dalam aplikasi Cadcorp SIS 6.2

(sumber: www.cadcorp.com )

4. Geodetic Enhancements

Fitur : Geodetic buffer

Sebuah fungsi geodesi yang ditingkatkan dengan menciptakan penyangga

disekitar geometri (titik, garis, atau area) dengan menggunakan unit liner,

misalnya kilometer dan dalam menghitung itu, dibutuhkan datum geodetic,

seperti WGS84. Hal ini memberikan hasil yang akurat.

Fitur : Great Circle Line

Kemampuan untuk membuat Great Circle Line antara berturut-turut berupa

titik baik dengan mengeklik pada peta atau dengan memasukan koordinat

kedalam dialog. Untuk mendapatkan hsil yang akurat diperlukan datum

geodetic yang tepat.

Keuntungan : pemrosesan geodetik lebih akurat.

1.6 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji metode sensus pokok untuk

memetakan luas tanam kelapa sawit dan membuat basis data luas tanam sawit.

Secara umum penilitian ini lebih fokus pada metode yang digunakan sebagai data

Page 28: BAB I PENDAHULUAN satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75523/potongan/D3-2014... · 2 Ada juga yang menggunakan metode lain, salah satunya

28

primer dan pembuatan basis data difungsikan untuk menyimpan dan menampilkan

data dari peta luas tanam sawit.

Gambar 1.13: Kerangka Pemikiran