10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang ada di Indonesia merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam secara baik dengan dana yang cukup besar. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem pemerintah negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan pertanggung jawaban kepada masyarakat. Mengingat luasnya kewenangan daerah dalam pemerintahan, maka pada masa yang akan datang, daerah dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih besar dari kemampuan yang dimiliki saat ini. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan berbagai bidang pemerintahan, termasuk bidang kelembagaan, personil, keuangan, peralatan dan sebagainya. Oleh karena itu, yang

Bab I Pendahuluan Skripsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggg

Citation preview

Page 1: Bab I Pendahuluan Skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional yang ada di Indonesia merupakan kegiatan yang

berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik materiil maupun spiritual sesuai

dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh

pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam secara baik

dengan dana yang cukup besar. Pembangunan daerah sebagai bagian integral

dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah

dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi

peningkatan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

menuju masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem pemerintah negara

dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan

pemerintah dan pelayanan masyarakat. Sebagai daerah otonom, daerah

mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan

masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat,

dan pertanggung jawaban kepada masyarakat.

Mengingat luasnya kewenangan daerah dalam pemerintahan, maka pada

masa yang akan datang, daerah dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih

besar dari kemampuan yang dimiliki saat ini. Kemampuan tersebut mencakup

kemampuan berbagai bidang pemerintahan, termasuk bidang kelembagaan,

personil, keuangan, peralatan dan sebagainya. Oleh karena itu, yang

Page 2: Bab I Pendahuluan Skripsi

seharusnya dilakukan Pemerintahan Daerah adalah meningkatkan kualitas

kelembagaan agar mampu melaksanakan peranannya dengan maksimal, efektif,

efisien dan akuntabel.

Sesuai dengan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia Nomor IV/MPR1999 tentang Garis Besar Haluan Negara, bahwa

kebijakan umum pembagian daerah diarahkan pada upaya untuk bertanggung

jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat. kebijakan umum lainnya

diarahkan pada upaya mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan kuat

dengan memperhatikan penataan ruang, baik fisik maupun sosial sehingga

terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi

daerah.

Otonomi daerah telah melalui perjalanan panjang, sejak di

kumandangkannya proklamasi kemerdekaan republik Indonesia tanggal 17

Agustus 1945, ketentuan yang mengatur Otonomi Daerah telah termuat dalam

UUD 1945 Pasal 18. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia

telah mengeluarkan peraturan Perundang-Undangan yang mengatur

penyelenggaraan Pemerintah didaerah yaitu, UU No.1 Tahun 1957, yang

disempurnakan dengan Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959, kemudian diganti

dengan Penetapan Presiden No.2 Tahun 1960, lalu berganti menjadi Penetapan

Presiden No. 7 Tahun 1965, yang disempurnakan melalui UU No. 18 Tahun

1965, dan berganti menjadi UU No. 5 Tahun 1974, dan yang terakhir adalah UU.

No 22 Tahun 1999. Kesemuanya membahas tentang pokok-pokok Pemerintahan

Daerah. Peraturan Perundang-undangan yang mengatur Pajak Daerah yaitu UU

No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Lalu kemudian

digantikan oleh Undang-undang No. 34 Tahun 2000. Kemudian mengalami

Page 3: Bab I Pendahuluan Skripsi

perubahan menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah.

Undang-undang pajak daerah terus mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan hingga sekarang, Undang-undang yang digunakan adalah

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah ditetapkan secara utuh pada daerah Kabupaten dan Daerah

Kota, yang diselenggarakan atas dasar Otonomi yang luas, nyata dan

bertanggung jawab. Dengan demikian Daerah Kabupaten dan kota memiliki

kewengangan yang utuh kecuali dibidang Pertahanan, Keamanan, Peradilan,

Politik Luar Negeri dan Moneter serta kewenangan lainya yang diatur oleh

Peraturan Perundangan yang tinggi.

Perubahan sistem pemerintahan daerah selalu mengikuti perubahan

sistem politik. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut

asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya dengan memberi

kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

daerah sesuai dengan Ketetapan MPR RI No. XV/MPR/1998 :

"Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta pertimbangan keuangan pusat dan daerah".

Oleh karena itu untuk mendukung penyelengaraan otonomi daerah

diperlukan pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan

antara pusat dan daerah. Sumber pembiayaan pemerintah daerah dalam rangka

perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dilaksanakan atas dasar

desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Page 4: Bab I Pendahuluan Skripsi

Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, pelayanan masyarakat,

dan pembangunan, maka pemerintah suatu negara pada hakekatnya

mengemban tiga fungsi utama yakni fungsi alokasi yang meliputi, antara lain,

sumber-sumber ekonomi dalam bentuk barang dan jasa pelayanan masyarakat.

Fungsi distribusi meliputi antara lain, pertahanan-keamanan, ekonomi dan

moneter. Namun dalam pelaksanaan perlu diperhatikan kondisi dan situasi yang

berbeda-beda dari masing-masing wilayah. Dengan demikian, pembagian ketiga

fungsi dimaksudkan sangat penting sebagai landasan dalam penentuan dasar -

dasar perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Salah satu faktor determinan kunci dalam pelaksanaan otonomi daerah

adalah tersedianya sumber-sumber penerimaan keuangan daerah yang

memadai untuk membiayai penyelenggaraan otonomi daerah. Kemampuan

keuangan pemerintah daerah akan menentukan kapasitas pemerintah daerah

dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintah yaitu melaksanakan pelayanan

publik (publik service function), dan melaksanakan pembangunan (development

function).

Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah, yang

diharapkan dapat membantu pembiayaan daerah untuk melaksanakan

otonominya, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri

disamping penerimaan yang berasal dari pemerintah berupa subsidi / bantuan.

Sumber pajak daerah tersebut diharapkan menjadi sumber pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan daerah untuk meningkatkan

pemerataan kesejahteraan rakyat.

Kemampuan pajak daerah yang dimilki setiap daerah merupakan salah

satu indikator kesiapan pemerintah daerah dalam berotonomi daerah. Oleh

Page 5: Bab I Pendahuluan Skripsi

karena itu perolehan pajak daerah diarahkan untuk meningkatakan PAD yang

digunakan untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang secara konseptual

diharapkan memiliki kemampuan nyata dan bertanggung jawab. Tuntunan

kemampuan nyata ini diharapkan bersumber dari kemampuan menyiasati

penerimaan pajak daerah melalui upaya-upaya yang dapat dilakukan sehingga

terjadi peningkatan dari waktu kewaktu.

Kabupaten Tana Toraja sebagai daerah otonomi dalam melaksanakan

pembangunan, menganut azas desentralisasi yang diwujudkan dalam bentuk

prakarsa, baik dalam menentukan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan

segi pembiayaan maupun perangkat pelaksanaannya. Apabila dilihat dari segi

penerimaan pajak daerah di Kabupaten Tana Toraja dalam rangka pemanfaatan

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk melaksanakan Otonomi Daerah masih

mengalami kendala utama khususnya dalam menggali Pendapatan Asli Daerah

melalui Pajak Hotel dan Restoran.

Kabupaten Tana Toraja sebagai objek penelitian memiliki potensi sumber

daya alam yang melimpah. Selain menghasilkan Kopi, cengkeh dan coklat,

Kabupaten Tana Toraja memiliki alam dengan panorama yang masih asri dan

wisata budayanya yang tersohor. Keistimewaan Kabupaten Tana Toraja sebagai

tempat wisata, mampu ditangkap oleh pemerintah daerah setempat. Hal ini

ditandai dengan mulai banyaknya hotel yang dibangun, berdirinya restoran yang

menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan dan warga lokal.

Salah satu pajak yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan

penerimaannya adalah Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Dari pengalaman

selama ini Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tana Toraja memiliki kinerja

yang kurang baik dalam tiga tahun terakhir.

Page 6: Bab I Pendahuluan Skripsi

Berikut adalah gambaran kontribusi penerimaan pajak hotel dan pajak

restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

TABEL 1.1 Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tana Toraja Tahun 2007-2011

Berdasarkan tabel 1.3 diatas terlihat bahwa Kontribusi penerimaan pajak

hotel dan restoran masih sangat minim. Ini dapat dilihat dari lima tahun terakhir

persentase kontribusi pajak hotel dan restoran rata-rata hanya dibawa 10%.

Pada tahun 2007, kontribusi pajak hotel sebesar 6,21% dan pajak restoran

sebesar 7,57%. Pada tahun 2008, kontribusi pajak hotel dan pajak restoran

mengalami peningkatan sebesar 8,66% dan 9,97%. Tetapi pada tahun 2009-

2011 kontribusi pajak hotel dan pajak restoran terus mengalami penurunan.

Hingga pada tahun 2011, kontribusi pajak hotel dan pajak restoran hanya

sebesar 3,01% dan 4,89%.

Padahal jika dilihat dari jumlah hotel/penginapan yang sebanyak 13 buah

dan restoran/rumah makan yang berjumlah 19 buah yang terdapat di Kabupaten

Tana Toraja pada dasarnya cukup memberi kontribusi terhadap pendapatan dan

penerimaan pajak daerah. Namun karena belum dikelolah secara memadai baik

Tahun Anggaran

Realisasi Pajak Hotel (Rp)

Realisasi Pajak Restoran

(Rp)

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(Rp)

Kontribusi Pajak Hotel Terhadap PAD (%)

Kontribusi Pajak

Restoran Terhadap PAD (%)

2007 125.797.627,00 153.294.960,00 2.025.869.477,00 6,21 7,57

2008 186.073.180,00 214.284.718,00 2.148.471.095,00 8,66 9,97 2009 71.912.545,00 124.598.238,00 1.788.539.524,00 4,02 6,97 2010 63.429.997,00 146.720.427,00 1.811.302.161,00 3,50 8,10 2011 121.185.644,00 196.415.979,00 4.017.630.851,00 3,01 4,89

Sumber : Data SKPD Dispenda Kab. Tana Toraja 2012 (Data Diolah)

Page 7: Bab I Pendahuluan Skripsi

dari perhitungan potensi yang dimiliki, prosedur pemungutan, serta sistem

pengawasan terhadap pemungutan Pajak Hotel dan Restoran itu sendiri maka

pendapatan dan penerimaan yang diperoleh kurang sesuai dengan potensi yang

ada. Selain itu, aturan yang mengatur Pajak Daerah dan ketetapan pajak selama

ini belum disesuaikan dengan keadaan Pajak Daerah dan sistem pemungutan

pajaknya, sehingga nampak pelaksanaannya belum mampu memberi kontribusi

yang diharapkan khususnya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Di

Kabupaten Tana Toraja terdapat perda yang mengatur mengenai pajak hotel

dan pajak restoran yaitu Peraturan Daerah Tana Toraja No. 3 Tahun 2011

mengenai Pajak Daerah Tana Toraja. Namun dalam pelaksanaannya perda ini

belum diterapkan secara nyata di lapangan. Hal ini juga yang membuat

pemungutan pajak hotel dan restoran berjalan tidak maksimal.

Sehubungan dengan hal tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten

Tana Toraja perlu memikirkan secara serius masalah-masalah yang erat

hubungannya dengan pajak hotel dan restoran, dan berusaha melakukan upaya

demi meningkatkan penerimaan pajak sehingga pajak hotel dan restoran dapat

memberi kontribusi yang besar dalam meningkatkan Pajak Daerah secara

khusus dan pendapatan asli daerah secara umum.

Dari uraian masalah diatas maka penulis tertarik untuk membuat skripsi

dengan judul "Analisis Kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tana Toraja”.

Page 8: Bab I Pendahuluan Skripsi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan terlebih

dahulu, maka penulis mengemukakan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi pajak hotel dan pajak restoran terhadap

pendapatan asli daerah tahun anggaran 2007-2011?

2. Sejauh mana sistem pengawasan dan potensi yang ada untuk

meningkatkan pajak hotel dan restoran di Kab. Tana Toraja tahun

anggaran 2007-2011?

3. Bagaimana sistem dan prosedur pemungutan pajak hotel dan restoran

yang ada untuk meningkatkan pajak hotel dan restoran di Kab. Tana

Toraja tahun anggaran 2007-2011?

4. Apakah pelaksanaan pemungutan pajak hotel dan restoran di Kab. Tana

Toraja telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009, Perda Tana Toraja

No. 3 Tahun 2011?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel dan pajak

restoran terhadap pendapatan asli daerah tahun anggaran 2007-2011

2. Untuk mengetahui sejauh mana sistem pengawasan dan potensi yang

ada untuk meningkatkan pajak hotel dan restoran di Kab. Tana Toraja

tahun anggaran 2007-2011.

3. Untuk mengetahui bagaimana sistem dan prosedur pemungutan pajak

hotel dan restoran yang ada untuk meningkatkan pajak hotel dan

restoran di Kab. Tana Toraja tahun anggaran 2007-2011.

Page 9: Bab I Pendahuluan Skripsi

4. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemungutan pajak hotel dan

restoran di Kab. Tana Toraja telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun

2009, dan Perda Tana Toraja No. 3 Tahun 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah :

1. Manfaat Akademik

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana

mengoptimalisasikan pajak daerah secara efektif dan efisien dalam

rangka meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pemikiran kepada aparat Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah BPPKAD Kabupaten Tana Toraja untuk meningkatkan

pemungutan serta pengelolahan pajak daerah sebagai sumber

pendapatan asli daerah.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan kajian pustaka yang berkaitan dengan pengertian kontribusi,

pengertian pajak, pajak daerah, potensi pajak daerah, pajak hotel, pajak

restoran, pengertian pengawasan, dan pengertian pendapatan asli daerah

(PAD).

Page 10: Bab I Pendahuluan Skripsi

BAB 3 METODE PENELITIAN

Berisikan mengenai lokasi dan waktu Penelitian, populasi penelitian, metode

pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis data, dan unit

analisis dan unit observasi.

BAB 4 GAMBARAN UMUM INSTANSI

Berisikan mengenai Keadaan geografis Kabupaten Tana Toraja, sejarah

terbentuknya BPPKAD, visi dan misi BPPKAD, struktur organisasi

BPPKAD,rincian tugas, fungsi dan tata kerja kepala badan, sekretaris, kepala

bidang, kepala sub bagian dan kepala sub bidang pada BPPKAD.

BAB 5 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Berisikan mengenai potensi pajak hotel dan pajak restoran di Kab. Tana

Toraja, Kontribusi pajak hotel dan pajak restoran terhadap pendapatan asli

daerah Kab. Tana Toraja, sistem dan prosedur pemungutan pajak hotel dan

pajak restoran di Kab. Tana Toraja, ketentuan penetapan perundang-

undangan tentang pajak hotel dan restoran Kab. Tana Toraja dan

pelaksanaannya, sistem pengawasan pajak hotel dan pajak restoran,

kuantitas dan kualitas pegawai pajak BPPKAD, dan kendala-kendala

pemungutan pemungutan pajak hotel dan restoran dan upaya peningkatan

kontribusi pajak hotel dan restoran.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan yang diperoleh dari proses merangkum hasil penelitian,

saran yang memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang ditulis

dengan hasil atau simpulan itu sendiri baik secara praktis, teoritis dan

metodologis, serta keterbatasan penelitian.