Upload
jenny-queen
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Negara kita saat ini masih jauh tert inggal jika
dibanding dengan pendid ikan di Negara-negara Asia. Pendid ikan dala m
Sistem Pendidikan Nasiona l adalaha usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik mela lui kegiatan bimbingan, pengajaran atau lat ihan. Hal
yang per lu d icermat i dala m makna pendid ikan adalah apa yang disebut
usaha sadar yang semest inya melekat pada set iap proses pendidikan,
termasuk Proses kegiatan Belajar Mengajar.
Mutu pendid ikan di negara kita pada umumnya masih menunjukkkan
hasil yang rendah, mutu yang rendah disebabkan o leh beberapa faktor,
salah satunya adalah kurang pro fesiona lnya guru dalam mengajar. Ada
umumnya guru dalam melaksanakan kegiatan belajar hanya
menggunakan metode ceramah sehingga hasil pembelajaran kurang
memuaskan. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran penulis menc oba
memperbaik i sistem pembelajaran dengan penggunaan metode secara
bervar iasi dalam kegiatan bela jar mengajar. Dengan menggunakan
metode yang bervar iasi ini akan menambah daya tar ik siswa terhadap
penyampaian mater i pelajaran baru yang akan disampaikan guru
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Secara umum penggunaan met ode dalam proses pembelajaran adalah
memper lancar int eraksi antara guru dengan murid sehingga kegiatan
pembela jaran akan efekt if dan efis ien dapat memper jelas pemahaman
mater i pembela jaran.
Pembelajaran d ikatakan berhasil bila siswa telah menguasai mater i
pembela jaran yang telah disampaikan. Tingkat penguasaan siswa
terhadap mater i pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai.
Dar i hasil pengalaman penulis nilai tes terendah pada mata
pelajaran I lmu Pengetahuan Alam terbukt i dar i 2 4 siswa hanya 6 anak
yang mendapat nilai diatas 78, yang mendapat nilai 65 -71 sebanyak 6
anak, kurang 65 sebanyak 10 anak.
B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas muncul guru untuk mencari penyabab
kurangnya respon terhadap materi pembelajaran sehingga dapat
dirumuskan beberapa masalah antara lain :
a) Apakah metode eksperimen bisa meningkatkan hasil belajar siswa?
b) Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi
pembelajaran?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah guru memecahkan masalah yaitu :
a) Metode eksperimen mungkin bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
b) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mungkin melalui metode
eksperimen.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditetapkan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui metode eksperimen bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Mengetahui untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode
eksperimen.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Untuk Siswa
a) Memberikan gambaran upaya untuk mengacu siswa dapat
meningkatkan hasil belajar.
b) Sebagai rangsangan bagi siswa untuk selalu akif dan bergairah dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
2. Untuk Guru
a) Guru dapat berkembang aktif dan kreatif dalam mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
b) Memberi wawasan pada guru dengan menggunakan metode dalam
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Untuk Sekolah
Bagi sekolah dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah dan
guru lainya dalam perbaikan proses belajar mengajar sehingga
pendidikan di sekolah dapat meningkat lebih baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengert ian Belajar
Belajar adalah suatu akt ivit as yang disengaja dilakukan o leh
individu agar ter jadi perubahan kemampuan dir i, dengan belajar
anak yang tadinya t idak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu
melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya t idak terampil
menjadi terampil. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan ber langsung seumur hidup, sejak dia
masih bayi hingga ke liang lahat (Ar ief Sadiman, 1986 : 1).
Dalam pengert ian yang sangat luas, Anit a E. Woollfo lk (1993)
menegaskan bahwa belajar ter jadi ket ika pengalaman menyebabkan
suatu perubahan pengetahuan dan per ilaku yang relat if permanen
pada individu.
Abin Syamsud in (1981) mendefinisikan bahwa bela jar adalah
perubahan yang menghasilkan perubahan per ilaku dan pr ibadi. Dar i
definisi di atas sebenarnya dar i empat kata kunci di balik definis i
kata belajar, yaitu : perubahan, pengetahuan, perubaha n per ilaku-
pr ibadi, permanen dan pengalaman Jika dirumuskan secara
komprehensif bahwa bela jar merupakan, per ilaku dan pr ibadi yang
bersifat permanen. Perubahan pengetahuan, Perubahan itu dapat
bersifat penambahan atau atau pengayaan pengetahuan, per ilaku
atau keper ibadian. Mungk in juga dapat bersifat pengurangan atau
reduksi pengetahuan, per ilaku atau keper ibadian yang dikehendaki.
2. Pengert ian Hasil
Hasil belajar adalah segala perilaku siswa baik berupa pengetahuan,
sikap, nilai, dan keterampilan berkat latihan dan pengalaman. Hasil belajar
merupakan tolok ukur keberhasilan siswa di dalam memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Seseorang dikatakan telah belajar apabila ia telah memperoleh hasil belajar
yang telah dicapai yakni perubahan tingkah laku. Hasil belajar sangat tergantung
pada proses belajar yang dilaksanakan. Hasil belajar tersebut akan terlihat setelah
diberikan perlakuan pada proses belajar yang dianggap sebagai proses pemberian
pengalaman belajar.
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan
kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator
adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.
Menurut Nasution ( 2006:36 ) hasil belajar adalah hasil dari suatu
interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan guru.
Sedangkan menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002 : 36 ) hasil
belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan
biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran
yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.
3. Belajar IPA
Berkait an dengan kecakapan ilmiah, sejumlah penelit ian
mengarahkan perhat iannya pada kemampuan mengingat kembali
pengetahuan factual dan ketrampilan berpikir abstrak. Selain it u
juga ada sejumlah penelit ian yang mempelajar i kemampuan
mengatur dir i sendir i dan ketrampilan meta kognit if. Salah satu
cara mengukur kacakapan ilmiah yang ser ing digunakan adalah tes
hasil bela jar (Sternberg, 1985) . Cara pengukuran ini dapat
dipertanyakan karena kecakapan ilmiah mempengaruhi hasil bela jar.
Namun, kecakapan ilmiah bukan satu-satunya factor yang
mempengaruhi hasil belajar seseorang. Dengan demik ian, hasil
belajar semest inya t idak dapat langsung menggambarkan kecakapan
ilmiahnya.
Di samping itu kecakapan ilmiah me liput i ketrampilan
berpikir abstrak, kemampuan untuk mengint egrasikan pengetahuan,
serta kemampuan untuk menerapkan pengetahuannya dalam situaas i
yang baru. Lawson, (1983) menggunakan adaptasi tes Piaget untuk
mengukur kecakapan ilmiah siswa. Adaptasi diper lukan karena ada
beberapa but ir soal yang memerlukan pengetahuan khusus bidang
studi.
Penelit ian dalam perspekt if d iferensial juga menyelid ik i
hubungan antara kemampuan ilmiah dengan kacakapan dalam bidang
IPA ( jinn, 1982). Ditemukan bahwa has il belajara IPA berhubungan
erat dengan pengetahuan deklarat if (Anderson, 1984).
Pada bagian pengajaran, penelit ian dalam perspekt if
diferensia l menyebutkan set iap model panga jaran akan
menguntungkan sebagian siswa dan t idak menguntungkan pada
sebagian la in (Cornball & Snow, 1977). Sebagian siswa lebih
senang dan mudah mengikut i pela jaran apabila digunakan berbagai
media visual dan sebagian lain lebih baik dengan penyampaian
secara verbal, Sebagian siswa yang lain lagi akan lebih mudah
mengikut i pela jaran apabila d isajikan dengan berbagai cara
penyajian secara simultan. Karena it u, penggunaan berbagai
pendekatan dalam pengajaran secara bersama -sama akan lebih
banyak siswa yang terbantu. Selain var iabel organismik yang
tercakup pada kemampuan baik inte lektual maup un sosia l, juga
dikembangkan penelit ian yang ingin menggali perbedaan yang
terjadi dalam nuansa etnis ( leo Sutrisno, 1990) atau bernuansa
gender (Leo Sutrisno, 2000).
4. Metode Mengajar
Mengajar-bela jar adalah kegiatan guru-murid untuk mencapai
tujuan tertentu. Diduga, makin ja las tujuan makin besar
kemungkinan ditemukan metode penyampaian yang paling seras i.
Namun t idak ada pegangan yang past i tentang cara mendapatkan
metode mengajar yang paling tepat . Tepat t idaknya suatu metode,
baru terbukt i dar i hasil belajar mur id. Jadi yang dapat diketahu i
adalah hasil atau produksnya Proses belajar itu sendir i tetap
mengandung mist er i yang ter jadi dalam dir i seseorang. Bila hasil
belajar tercapai, dianggap bahwa telah ter jadi proses belajar yang
tepat .
Rakajoni/1993. Metode sebagai cara ker ja yang bersifat
relat ive umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu dengan
demikian metode dapat di art ikan dalam sebagai cara/ jalan
menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
5. Metode Eksper imen
a. Pengert ian
Sagala (2006), Sumantr i dan Permana (1998/1999)
menyatakan bahwa eksper ime n adalah percobaan untuk
membukt ikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.
Eksper imen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar
laboratorium. Sedangkan metode eksper imen dalam pembelajaran
adalah cara penyajian baha n pelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan percobaan untuk membuktikan sendir i suatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipela jar i.
Dalam proses pembelajaran dengan metode eksper imen siswa
diber i kesempatan untuk mengalami sendir i atau melakukan
sendir i, mengikut i proses, mengamat i suatu obyek, menganalisis,
membukt ikan dan menar ik kesimpulan sendir i tentang suatu
objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam metode
eksper imen adalah member i bimbingan agar eksper imen it u
dilakukan dengan telit i sehingga t idak terjadi kekeliruan atau
kesa lahan.
b. Tujuan
Apa tujuan metode eksper imen ? Metode eksper imen bertujuan
agar :
1) Siswa mampu menyimpulkan fakta- fakta, informasi atau data
yang dipero leh.
2) Siswa mampu merancang, mempers iapkan melaksanakan dan
melaporkan percobaannya.
3) Siswa mampu menggunakan logika berpikir indukt if untuk
menar ik kesimpulan dar i fakta, informasi atau data yang
dikumpulkan melalui percobaan.
4) Siswa mampu berpikir sistemat is, dis iplin t inggi, hidup
teratur dan rapi.
c. Alasan Penggunaan Metode Eksper imen
Apa a lasan guru menggunakan metode eksper imen? Beberapa
alasan penggunaan metode eksper imen adalah :
1) Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.
2) Dapat memungkinkan siswa belajar secara akt if dan mandir i.
3) Dapat mengembangkan sikap dan per ilaku kr it is, t idak mudah
percaya sebelum ada bukt i-bukt i nyata.
d. Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksper imen
1) Kekuatan Metode Eksper imen
a) Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan
percobaannya sendir i dar ipada menurut cer ita orang atau
buku.
b) Siswa mengumpulkan fakta, informas i atau data yang
diper lukan melalui percobaan yang dilakukannya.
c) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode
ilmiah dan berpik ir ilmiah.
d) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama
dalam ingatan.
e) Menghilangkan verbalisms.
2) Kelemahan Metode Eksper imen
a) Memerlukan pera latan dan bahan percobaan yang lengkap
serta umumnya mahal.
b) Dapat menghambat lajunya pembela jaran sebab eksper imen
umumnya memerlukan waktu lama.
c) Kesalahan dalam eksper imen akan berakibat pada
kesa lahan kesimpulannya.
d) Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode
eksper imen.
e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksper imen
Bagaimana cara menguasai kelemahan metode eksper ime n ? Ada
beberapa cara untuk mengatasi kelemahan metode eksper imen.
1) Guru harus menje laskan secara gamblang hasil yang ingin
dicapai dengan eksper imen.
2) Guru harus menje laskan prosedur eksper imen, bahan-bahan
eksper imen yang diper lukan, peralatan yang diper lukan dan
cara penggunaannya, var iable yang per lu dikontrol, dan hal
yang per lu dicatat selama eksper imen.
3) Mengawasi pelaksanaan eksper imen dan member i bantuan
jika siswa mengalami kesulitan.
4) Meminta set iap siswa melaporkan proses dan hasi l
eksper imennya, membanding-bandingkannya dan
mendiskusikannya, untuk mengetahui kekurangan dan
kekeliruan yang mungkin ter jadi.
B. Temuan Hasi l Penelitian yang Releven
Berdasarkan hasil pertemuan analis is data yang ada dapat dilihat
adanya peningkatan akt ivit as siswa dalam pembelajaran serta
perkembangan prestasi matemat ika dalam pembela jaran antara lain :
1. Kelas tampak hidup dan penuh kecer iaan
Pemacahan masalah
dengan menggunakan
metode eksperimen
Kondisi Awal
Guru Belum
menggunakan metode
yang tepat
Tindakan
Kondisi Akhir
Rendahnya Hasil
belajar siswa
Melalui metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil
belajar dalam pembelajaran
Siklus I
Belum diberi
bimbingan guru
2. Siswa lebih akt if dalam me njawab pertanyaan guru
3. Siswa lebih akt if memperhat ikan penjelasan guru
4. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin
meningkat .
5. Siswa lebih akt if menger jakan tugas-tugas yang diber ikan guru .
C. Kerangka Pikir
Metode Eksper imen yang digunakan penelit i untuk mengupayakan
agar hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat . Agar jelas
penelit i menggambarkan skema sebagai ber ikut :
D. Hipotesis
Berdasarkan pembahasan teori dan kerangka berfikir tersebut maka
dapat dirumuskan hipotesis t indakan sebagai ber ikut : dengan
penggunaan metode eksper imen maka pembelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil bela jar siswa.
Siklus II
Dengan
bimbingan guru
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelit ian
Di Seko lah Dasar Inpres Papindung Kecamatan Kambera Kabupaten
Sumba Timur tahun 2014/2015 sebanyak 24 siswa.
2. Waktu penelit ian
No
Jenis Kegiatan
Bulan Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan
- Konsultasi dengan
dosen
pembimbing - Membuat usulan
penelitian
- Mempresentasikan
usulan penelitian
2. Persiapan Tindakan - Perijinan
- Rapat koordinasi - Penyiapan
instrumen
3. Siklus I - Rencana
- Tindakan & observasi
- Refleksi Siklus II
- Rencana
- Tindakan &
Observasi - Refleksi
4. Analisis data dan pembuatan laporan
5. Seminar dan penggandaan laporan
Waktu penelit ian dilaksanakan pada semester ganjil tahun
2014/2015 bulan Juli sampai Desember 20 14yaitu :
a. Siklus I : Selasa, 08 September 2014
b. Siklus II : Selasa, 13 Oktober 2014
3. Lama penelit ian
Lama penelit ian 6 bulan pada semester ganjil tahun 2014/2015
B. Subjek Penelitian
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD
Inpres Pap indung Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur tahun
2014/2015 sebanyak 24 siswa. Pada mata pelajaran IPA, dengan
Kompetensi dasar Mendiskr ipsikan Perubahan Wujud Benda Padat
cair gas.
Pelaksanaan kegiatan pembela jaran ini kami laksanakan sebanyak 2
siklus agar mampu memot ivasi belajar siswa dan meningkatkan hasi l
belajar yang lebih baik sepert i yang kita harapkan.
C. Prosedur Penelitian
a. Siklus I
1. Perencanaan
Dar i hasil pengamatan penelit i, t ingkat penguasaan mater i bagi
siswa ditemukan tanggapan penguasaan masih rendah o leh karena
itu penelit i mengambil kesimpulan membuat RPP (Rencana
Persiapan Pembela jaran) dengan menggunakan metode eksper imen.
2. Pelaksanaan t indakan
Langkah- langkah pembela jaran :
a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok
b) Tiap ke lompok diber i tugas yang sama
c) Tiap ke lompok melakukan percobaan dengan bimbingan guru
d) Set iap kelompok mendiskusikan tugas yang diber ikan guru
e) Tiap-t iap kelompok membacakan has il diskusi di depan kelas
f) Siswa merangkum hasil diskusi berdasarkan kesimpulan
3. Observasi t indakan
Penelit i mengadakan pengamatan dar i hasil proses t indakan
pembela jaran pada lembar pengamat .
Contoh kolom observasi :
NO Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ket
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
2. Kerjasama siswa dalam kelompok
3. Bimbingan dalam melakukan eksperimen
4. Tahap Evaluasi dan refleksi
Setelah mengadakan evaluasi penelit i mengetahui hasil penilaian
pada siklus pertama, bersama ini penelit i dapat mengambil
kesimpulan bahwa untuk memper jelas mater i pembelajaran pada
siklus kedua menggunakan metode eksper imen.
b. Siklus II
a. Perencanaan t indakan
Berdasarkan pelaksanaan siklus pertama maka guru merencanakan
perbaikan dengan membuat RPP menggunakan metoode eksper imen
agar siswa memiliki daya serap dan meningkatkan hasil dalam
belajar IPA.
b. Pelaksanaan t indakan
Langkah- langkah pembela jaran :
a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok
b) Tiap ke lompok diber i tugas yang sama
c) Tiap ke lompok melakukan percobaan dengan bimbingan guru
d) Set iap kelompok mendiskusikan tugas yang diber ikan guru
e) Tiap-t iap kelompok membacakan has il diskusi di depan kelas
f) Siswa merangkum hasil diskusi berdasarkan kesimpulan
c. Observasi t indakan
Penelit i mengadakan pengamatan dar i proses t indakan
pembela jaran pada lembar pengamat .
Contoh kolom observasi :
NO Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ket
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
2. Kerjasama siswa dalam kelompok
3. Bimbingan dalam melakukan eksperimen
d. Tahap evaluas i dan refleksi
a) Siswa menger jakan soal yang diber ikan guru.
b) Bukt i keberhasilan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran
terlihat pada hasil evaluasi mela lui PTK dengan menggunakan
metode eksper imen.
Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran
dengan menerapkan PTK dapat digambarkan dalam bentuk
d iagram ber ikut :
R R 1 R 2
L 1 L 2
M 1 M 2
Keterangan :
M : Merencanakan
L : Melaksanakan
R : Refleksi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Keadaan siswa kelas IV Seko lah Dasar Inpres Papindung.
Pada tahun pelajaran 2014/2015 jumlah siswa kelas IV Seko lah
Dasar Inpres Papindung sebanyak 24 siswa, yang terdir i dar i laki- lak i
16 siswa dan perempuan 8 siswa. Dar i 24 siswa ini sebagian besar
mengangggap bahwa pela jaran IPA termasuk pela jaran yang sulit .
Maka dar i sekian banyak siswa hanya sebagian kecil saja yang
menyukai pelajaran IPA dan sebagian besar siswa menyatakan
kesulit an untuk memahami mater i IPA, set inggi set iap akhir semester
selalu memiliki rata-rata yang rendah dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya, rendahnya prestasi IPA disebabkan banyak
permasalahan, diantaranya cara belajar siswa yang kurang tepat dan
cara penyampaikan guru yang juga kurang menggunakan metode
dengan tepat . Sebag ian besar siswa dalam bela jar IPA khususnya pada
mater i perubahan wujud benda hanya mela lui buku paket yang di
sampaikan guru yang selama ini masih menggunakan metode ceramah
saja sehingga pemahaman anak masih berbalisme dan hasil bela jar anak
masih rendah.
Melalu i penelit ian ini saya menggunakan metode eksper imen dalam
menyempatkan pembela jaran IPA mater i perubahan wujud benda
menambah semangat anak dan pembelajaran lebih menar ik karena
siswa melakukan percobaan secara langsung sehingga hasil belajar
pada pembelajaran IPA meningkat .
Tabel I
Data Nilai Hasil Belajar sebelum diadakan perbaikan
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Donatus Y. Beke
Suryadi U. Panda
Rizalda M. Panda
Feronika K. Jawa
Angelia M. Palid
Klitus H. Banju
Denisius Nggau Behar
Margaretha R. Hurumbaya
Iksan A. U. Ladi
Marlon M. H. Puri
Anjelita T. Inna
Dedi B. Njurumanna
Rinto Ng. Rangga
Eunike P. Munggul
Apri D. Wutu
Yonathan N. Ndjaranikka
Alfian Djara
Yeremias N. Rangga
Darlis T. Amah
Yunita H. Bunga
Alasius Nd. Hamandika
Ardysanto U. Pindi
Brigita O. Praing
Romualdus R. Walot
55
60
65
68
65
55
78
80
55
71
60
78
65
50
50
65
78
50
45
80
55
50
55
60
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Jumlah Nilai 1493
Rata-rata 64
Daya Serap 64 %
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal
a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 6 anak
c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 6 anak
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 10 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan belelajar dengan nilai 75
keatas. Sebanyak 8 anak dari jumlah 24 siswa atau 27, 27% sedangkan
anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 24 siswa atau
72,73%.
Tabel II
Rekap hasil ulangan IPA pada Kondisi Awal
No Nilai Jumlah Siswa Presentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
96 10
91 95
86 90
81 85
76 80
71 75
66 70
61 65
56 60
51 55
46 50
41 45
0
0
0
0
6
1
1
4
2
4
3
0
0
0
0
0
27,27
4,54
4,54
18,18
9,09
18,18
13,63
0
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal
a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 8 anak
c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 8 anak
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 12 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75
keatas. Sebanyak 8 anak dari jumlah 24 siswa atau 27, 27% sedangkan anak
yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 24 siswa atau 72, 73%.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80
Gambar 1. Grafik Sebelum Perbaikan
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal
a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 8 anak
c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 8 anak.
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 12 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan belelajar dengan nilai 75
keatas. Sebanyak 8 anak dari jumlah 24 siswa atau 27, 27% sedangkan
anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 24 siswa atau
72,73%.
18
Tabel III
Data Nilai Hasil Belajar dari Ulangan IPA pada Siklus I
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/I
Sekolah : SD Inpres Papindung
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Donatus Y. Beke
Suryadi U. Panda
Rizalda M. Panda
Feronika K. Jawa
Angelia M. Palid
Klitus H. Banju
Denisius Nggau Behar
Margaretha R. Hurumbaya
Iksan A. U. Ladi
Marlon M. H. Puri
Anjelita T. Inna
Dedi B. Njurumanna
Rinto Ng. Rangga
Eunike P. Munggul
Apri D. Wutu
Yonathan N. Ndjaranikka
Alfian Djara
Yeremias N. Rangga
Darlis T. Amah
Yunita H. Bunga
Alasius Nd. Hamandika
Ardysanto U. Pindi
Brigita O. Praing
Romualdus R. Walot
65
70
70
75
70
65
80
80
70
80
60
80
75
60
65
75
80
60
57
80
65
80
70
75
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Jumlah Nilai 1562
Rata-rata 71
Daya Serap 71 %
Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh :
- Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%
- Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 12 anak
- Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
- Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)
sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 45,45% sedangkan yang
belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 54,56%.
19
Tabel IV
Rekap hasil ulangan IPA pada siklus I
No Nilai Jumlah Siswa Presentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
96 10
91 95
86 90
81 85
76 80
71 75
66 70
61 65
56 60
51 55
46 50
41 45
0
0
0
0
7
3
4
4
4
0
0
0
0
0
0
0
31,08
13,63
18,18
18,18
18,18
0
0
0
Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh :
- Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%
- Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak
- Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
- Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)
sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 45,45% sedangkan yang
belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 54,56%.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80
Gambar 2. Grafik Pada Siklus I
20
Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh :
- Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%
- Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 12 anak
- Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
- Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)
sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 45,45% sedangkan yang
belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 54,56%.
Tabel V
Data Nilai Hasil Belajar dari Ulangan IPA pada Siklus II
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/I
Sekolah : SD Inpres Papindung
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Donatus Y. Beke
Suryadi U. Panda
Rizalda M. Panda
Feronika K. Jawa
Angelia M. Palid
Klitus H. Banju
Denisius Nggau Behar
Margaretha R. Hurumbaya
Iksan A. U. Ladi
Marlon M. H. Puri
Anjelita T. Inna
Dedi B. Njurumanna
Rinto Ng. Rangga
Eunike P. Munggul
Apri D. Wutu
Yonathan N. Ndjaranikka
Alfian Djara
Yeremias N. Rangga
Darlis T. Amah
Yunita H. Bunga
Alasius Nd. Hamandika
Ardysanto U. Pindi
Brigita O. Praing
Romualdus R. Walot
80
80
85
80
85
80
90
80
80
80
60
80
80
85
80
80
90
75
60
85
75
90
80
75
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Jumlah Nilai 1760
Daya Serap 80%
Nilai Ketuntasan 75
21
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II
menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut :
a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 4 orang.
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak siswa yang
telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)
sebanyak 20 anak dari jumlah 24 siswa atau 90.90% sedangkan
anak yang belum tuntas 4 anak dari jumlah 24 siswa atau 9,09%
Tabel VI
Rekap hasil ulangan IPA pada siklus II
No Nilai Jumlah Siswa Presentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
96 10
91 95
86 90
81 85
76 80
71 75
66 70
61 65
56 60
51 55
46 50
41 45
0
0
3
4
11
2
0
0
2
0
0
0
0
0
13,63
18,18
50
9,09
0
0
9,09
0
0
0
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II
menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut :
a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang. d. Siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.
d. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai
22
75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 24 siswa atau 90.90%
sedangkan anak yang belum tuntas 4 anak dari jumlah 24 siswa atau
9,09%.
Dari Tabel Diatas Lihat Grafik Berikut
11
10
9
8
7
6 5
4
3
2
1
0
46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95
Gambar 3. Grafik Pada Siklus II
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II
menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut :
a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 4 orang.
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75
keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 24 siswa atau 90.90% sedangkan
anak yang belum tuntas 4 anak dari jumlah 24 siswa atau 9,09%.
23
Tabel VII
Rekapitulasi hasil tes dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Donatus Y. Beke
Suryadi U. Panda
Rizalda M. Panda
Feronika K. Jawa
Angelia M. Palid
Klitus H. Banju
Denisius Nggau Behar
Margaretha R. Hurumbaya
Iksan A. U. Ladi
Marlon M. H. Puri
Anjelita T. Inna
Dedi B. Njurumanna
Rinto Ng. Rangga
Eunike P. Munggul
Apri D. Wutu
Yonathan N. Ndjaranikka
Alfian Djara
Yeremias N. Rangga
Darlis T. Amah
Yunita H. Bunga
Alasius Nd. Hamandika
Ardysanto U. Pindi
Brigita O. Praing
Romualdus R. Walot
55
60
65
68
65
55
78
80
55
71
60
78
65
50
50
65
78
50
45
80
55
50
55
60
65
70
70
75
70
65
80
80
70
80
60
80
75
60
65
75
80
60
57
80
65
80
70
75
80
80
85
80
85
80
90
80
80
80
60
80
80
85
80
80
90
75
60
85
75
90
80
75
Jumlah Nilai 1408 1562 1760
Nilai Rata-rata 64 71 80
Daya Serap 64% 71% 75
24
Tabel VIII
Rekap hasil ulangan IPA kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
No
Nilai Jumlah Siswa
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
96 10
91 95
86 90
81 85
76 80
71 75
66 70
61 65
56 60
51 55
46 50
41 45
0
0
0
0
6
1
1
4
2
4
3
0
0
0
0
0
7
3
4
4
4
0
0
0
0
0
3
4
11
2
0
0
2
0
0
0
10 Kondisi Awal Siklus I
9 Siklus II
8
7
6
5
4
3
2
1
0 96 - 100 91 - 95 86 - 90 81 - 85 76 - 80 71 - 75 66 - 70 61 - 65 56 - 60 51 - 55 46 - 50 41 - 45
Gambar 4. Grafik Sebelum, Siklus I dan Siklus II
B. Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh terlihat pada prasiklus (kondisi awal) bahwa
sebagian besar siswa belum menjawab pertanyaan guru dengan benar di
karenakan metode yang digunakan belum tepat, sehingga siswa belum mampu
menyerap materi yang di berikan guru dengan baik dan benar. Setelah
25
melakukan refleksi dari guru menerapkan metode eksperimen siswa dalam
memahami materi ternyata suasana belajar terlihat hidup dan siswa sangat
bergairah dan hasilnya meningkat lebih baik kalu di tinjau dari hasil tes
formaif ternyata ada peningkatan nilai rata-rata kelas dari 64% menajdi 71% namun
demikian masih ada juga beberapa siswa yang mendapat nilai belum memuaskan
hasil refleksi guru mengambil kesimpulan ternyata perlu adanya perubahan teknis
pelaksanaan pada pembelajaran. Akhirnya pada siklus II guru menggunakan
metode eksperimen dengan bimbingan ternyata hasil tes formatif sangat
menggembirikan nilai rata-rata kelas dapat mencapai 80%.
Dalam pengolahan data yang dilaksanakan pada lampiran dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal
a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 8 anak
c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 8 anak
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 12 anak
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75 keatas.
Sebanyak 8 anak dari jumlah 24 siswa atau 27,27% sedangkan anak yang
belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 24 siswa atau 72,73%.
Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh :
a. Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak
c. Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak
d. Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)
sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 45,45% sedangkan yang
belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 54,56%.
Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II menggunakan metode
eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut :
a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80%
b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.
c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang.
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai
26
75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 24 siswa atau 90.90%
sedangkan anak yang belum tuntas 2 anak dari jumlah 24 siswa atau
9,09%.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian lindakan kelas yang telah dilaksanakan di Kelas
IV SD Inpres Papindung pada pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda
yang dilaksanakan dua siklus, dilihat hasil dari siklus awal satu dan siklus 2 nilai
siswa meningkat. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang disarankan untuk
dilakukan oleh guru sebagai pendidik profesional, utamanya guru dalam
pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar antara lain :
1. Guru hendaknya selalu berupaya menciptakan suasana kelas yang kondusif.
2. Guru harus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi serta mengelola kelas, sehingga hasil pembelajaran
meningkat.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin (1981) Psikologi Kependidikan, bandung CV. Ikip Bandung Anita E. Wolkfolk (1993) Educatinal psykology, Fifthedition, Baton Allyu And
Bacom. Arif Sadiman (1986 :1) Media Pendidikan Jakarta, Rajawali Raka Joni (1993) Pendekatan Pembelajaran Jakarta Ditjen Dikti Depdikbud.
Sagala (2006) Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung CV. Alvabeta.
Sterberg, R.G (1985) Beyond IQ : The Triarchic Theirry Of Human Intelegmence.
Cambridge, England. Sutrisno L (1990) Rememdiationa Of Weaknesses in physics Concepts Melbourne :
Monas, Disertasi.
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar.