41
Johanes Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip- prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Ilmu ini merupakan salah satu ilmu didalam disiplin teknik industri, bahkan dilihat dari sejarahnya, Perancangan Sistem Kerja merupakan cikal bakal disiplin ini. Dalam penerapannya, Analisis Sistem Kerja mempunyai kerangka sendiri dengan bagian-bagiannya yang secara bersama-sama terpadu untuk mencapai tujuan diatas. Analisis Sistem Kerja dikembangkan oleh F.W. Taylor dan F.B. Gilbreth. Walaupun penelitian tersebut tidak dilakukan secara bersama-sama, yang kemudian hari dikenal sebagai suatu kesatuan dan dikenal sebagai Perancangan Kerja atau Methods Engineering. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek teknologi, psikologis dan sosiologis kerja sehingga diperoleh sistem kerja yang lebih sesuai dengan kemampuan serta keterbatasan manusia. Pengembangan teknik tata cara kerja berdasarkan teori F.W. Taylor dan F.B. Gilbreth. 1. F.W. Taylor (1981). Memperhatikan para pekerja dan menilai mereka tidak berprestasi maksimal. Taylor menggunakan jam henti (stop watch) untuk melakukan pengukuran waktunya. Pengukuran waktu ini dikembangkan terus sampai dikenal istilah waktu baku/standar untuk suatu pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-

prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem

kerja yang terbaik. Ilmu ini merupakan salah satu ilmu didalam disiplin

teknik industri, bahkan dilihat dari sejarahnya, Perancangan Sistem

Kerja merupakan cikal bakal disiplin ini.

Dalam penerapannya, Analisis Sistem Kerja mempunyai kerangka

sendiri dengan bagian-bagiannya yang secara bersama-sama terpadu

untuk mencapai tujuan diatas. Analisis Sistem Kerja dikembangkan oleh

F.W. Taylor dan F.B. Gilbreth. Walaupun penelitian tersebut tidak

dilakukan secara bersama-sama, yang kemudian hari dikenal sebagai

suatu kesatuan dan dikenal sebagai Perancangan Kerja atau Methods

Engineering. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek

teknologi, psikologis dan sosiologis kerja sehingga diperoleh sistem

kerja yang lebih sesuai dengan kemampuan serta keterbatasan manusia.

Pengembangan teknik tata cara kerja berdasarkan teori F.W. Taylor

dan F.B. Gilbreth.

1. F.W. Taylor (1981).

Memperhatikan para pekerja dan menilai mereka tidak

berprestasi maksimal.

Taylor menggunakan jam henti (stop watch) untuk melakukan

pengukuran waktunya.

Pengukuran waktu ini dikembangkan terus sampai dikenal

istilah waktu baku/standar untuk suatu pekerjaan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 2

Penentuan waktu baku suatu pekerjaan sangat penting bagi

sistem produksi : upah perangsang, penjadwalan kerja dan

mesin dan pengaturan tata letak pabrik.

2. Frank B. Gilbreth.

Melakukan penelitian terhadap gerakan-gerakan kerja dan

membaginya menjadi sejumlah elemen-elemen gerakan.

Misalnya gerkan tangan mengambil sebuah gelas diurai menjadi

elemen menjangkau, memegang dan mengangkat.

Bersama istrinya, Lilian yang juga seorang psikolog, keduanya

mengembangkan serangkaian prinsip Perancangan Sistem Kerja

yang dikenal dengan Ekonomi Gerakan.

Tujuannya untuk menghasilkan suatu sistem kerja yang

terancang baik, sehingga memudahkan dan menyamankan

gerakan-gerakan kerja untuk menghindari atau melambatkan

datangnya kelelahan (fatique).

Pada proses produksi, perancangan stasiun kerja dan metode kerja

bukan hal mudah. Kesalahan dalam perancangan maupun metode kerja

akan berdampak buruk pada proses secara keseluruhan. Evaluasi

perancangan harus dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan

metode terbaik.

Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Kerja merupakan salah

satu mata kuliah wajib Program Studi Teknik Industri yang mempelajari

tentang prinsip-prinsip kerja yang terkait dengan produktivitas kerja.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 3

1.2 Tujuan Praktikum.

Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian ini yaitu

1. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus secara langsung dari

suatu pekerjaan dengan menggunakan jam henti (stop watch) dan

melukan perhitungan waktu baku.

2. Mampu menentukan waktu baku dari suatu pekerjaan secara tidak

langsung dengan menggunakan data waktu gerakan (MTM).

3. Memahami dan mampu membuat peta-peta kerja, seperti Peta

Proses Operasi, Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri, Peta Pekerja

Mesin dan Assembly Chart.

4. Memahami dan mampu menggunakan peta-peta kerja tersebut

sebagai alat analisis perbaikan suatu sistem kerja.

5. Mampu menganalisis dan memperbaiki cara kerja dengan

memanfaatkan studi gerakan dan prinsip ekonomi gerakan.

1.3 Pembatasan Masalah.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, batasan penelitian ini yaitu :

1. Penyesuaian yang digunakan adalah metode Schumard dan

Objektif.

2. Menggunakan data tabel MTM dalam perhitungan TMU.

3. Menggunakan pengukuran kelonggaran yang sudah ditentukan di

tabel.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 4

1.4 Sistematika Penulisan.

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang hal apa saja yang mendahului penulisan laporan

penelitian, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan

masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II. PENDAHULUAN

Berisi mengenai tinjauan pustaka pengertian Analisis Sistem Kerja dan

penulisan laporan analisis, pengamatan, dan perhitungan waktu.

BAB III. PENGOLAHAN DATA

Menjelaskan mengenai pengamatan yang dilakukan dengan pengolahan

data dan rumus-rumus statistik.

BAB IV. ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

Menjelaskan tentang hasil analisa pengolahan data dari metode Analisis

Sistem Kerja.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari proses pengamatan yang dilakukan dengan

metode Analisis Sistem Kerja, dan saran yang membangun sebagai

bahan evaluasi dari praktikum ini.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis Sistem Kerja.

Manusia tidak pernah terlepas dari yang namanya kerja, apapun

maksud dan motivasinya. Namun demikian, tidak ada satu definisi

yang sama tentang kerja. Para ahli pun mendefinisikan kerja dalam

berbagai bentuk. Berikut ini adalah definisi kerja menurut para ahli :

1. Neff dalam Sutalaksana (1979) mendefinisikan kerja sebagai :

“Kegiatan manusia merubah keadaaan-keadaan tertentu dari alam

lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan

memelihara kelangsungan hidupnya.”

2. Miller (1967) :

“Any set of activities occurring about the sam time, sharing some

common purpose that is recognized by a task performer.”

3. Bennet (9167) :

“Generally speaking, any kind of behavior that can reasonably be

labeled with a verb can be called a task.”

4. Teicher and Whitehead (1973) :

“A transfer of information between components (within a

system).”

5. Rajan and Wilson (1997) :

“ A task has a set goal and is purposive and that is achieved by an

action (cognitive or physical in nature).”

Terlepas dari berbagai definisi di atas, pengertian kerja

sebenarnya sangatlah luas. Hampir semua aktivitas manusia bisa kita

sebut sebagai kerja, apapun motif atau tujuannya. Perluasan motif atau

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 6

tujuan itu terjadi karena tidak semua manusia bekerja semata-mata

untuk mempertahankan hidupnya. Ada manusia yang bekerja semata-

mata untuk mempertahankan hidupnya. Ada manusia bekerja mencari

nafkah atau makan sehari-hari, ada manusia yang bekerja supaya dapat

bertemu dengan orang lain, ada pula orang yang bekerja karena ingin

memperoleh kepuasan tertentu seperti artis atau seniman, dan

sebagainya.

Kerja dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Berikut ini

adalah macam-macam bentuk kerja yang sering dilakukan manusia :

1. Kerja fisik berat, (seperti : mencangkul, mengangkat beban).

2. Kerja fisik moderat, (seperti memegang suatu beban).

3. Psycho-motor skills, (seperti : merakit, mengetik).

4. Vigilance skills, (seperti : inspeksi, radar).

5. Diagnosis, (seperti : fault recognition).

6. Decision making, (seperti : goal programming, dll).

7. Reasoning/Problem solving.

8. Kreativitas : seni, desain.

9. Kombinasi, dll.

Untuk mengembangkan & menerapkan cara kerja yang lebih

mudah & berbiaya rendah, dilakukan dengan penelitian cara kerja.

Penelitian cara kerja merupakan kegiatan pencatatan secara sistemetik

& pemeriksaan seksama mengenai cara kerja yang berlaku / yang

diusulkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Sasaran yang ingin dicapai dengan penelitian cara kerja ini

adalah untuk mendapatkan cara kerja. Usaha ini dapat dilakukan

dengan cara:

1. Melakukan perbaikan tata letak tempat kerja.

2. Melakukan analisis & perbaikan tempat kerja.

3. Mendesain tempat kerja & peralatan sesuai dengan prinsip-prinsip

ergonomi.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 7

Kreativitas seseorang dapat memungkinkan diperolehnya

beberapa alternatif dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Untuk

melakukan perbaikan cara kerja, alternatif itu harus dipilih yang paling

baik yang dapat dilaksanakan.

Untuk memilih suatu cara kerja, perlu dikembangkan suatu

kriteria penilaian yang dpat digunakan. Kriteria penilaian itu dpat

meliputi:

1. Waktu penyelesaian yang dibutuhkan

2. Tenaga yang dikeluarkan

3. Akibat psikologis & sosiologis yang ditimbulkan oleh pekerjaan

tersebut.

Untuk memperoleh waktu penyelesaian, harus dilakukan

pengukuran waktu. Secara garis besar pengukuran waktu dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Pengukuran waktu secara langsung merupakan pengukuran yang

dilaksanakan dengan menggunakan jam henti di tempat pekerjaan

itu berlangsung.

2. Pengukuran secara tidak langsung secara garis besar dapat dibagi

menjadi dua bagian :

Data waktu gerakan

Data waktu baku

2.2 Data Waktu Baku.

Waktu baku adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan yang dilakukan secara wajar oleh pekerja dalam keadaan

normal. Perhitungan waktu baku membutuhkan faktor penyesuaian dan

kelonggaran karena hal tersebut memiliki pengaruh bagi kecepatan pekerja

untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Faktor tersebut menurut Westinghouse’s System meliputi penyesuaian

keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Sedangkan faktor

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 8

kelonggaran adalah faktor yang menyebabkan pekerja melakukan gerakan-

gerakan yang tidak termasuk dalam dalam penyelesaian pekerjaan karena

dilakukan di antara kegiatan penyelesaian kerja. Hal tersebut meliputi

kelelahan mata, pemenuhan kebutuhan pribadi misalnya untuk ke toilet

atau minum, sikap kerja dan gerakan-gerakan tubuh untuk mengurangi

kelelahan.

Pengambilan penilaian merupakan penilaian secara subyektif namun

disesuaikan dengan kondisi yang sesungguhnya. Misalnya untuk

keterampilan (Skill) pekerja yang mendapatkan nilai Good di mana dalam

tabel memiliki nilai sejumlah +0,06. Penilaian tersebut menandakan bahwa

keterampilan bekerja yang diamati memiliki kualifikasi yaitu (Sutalaksana,

1979) :

1. Kualitas yang baik

2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerjapada

umumnya.

3. Kebanyakan pekerja pada umumnya.

4. Dapat memberi petunjuk- petunjuk pada pekerja lain yang

keterampilannya lebih rendah.

5. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.

6. Tidak ada keraguan dalam melakukan tindakan.

7. Bekerjanya terlihat stabil.

8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.

9. Gerakannya terlihat sangat cepat.

Sedangkan dalam penilaian untuk usahanya (Effort), pekerja yang

diamati mendapat nilai Good senilai +0,05 karena memiliki kualifikasi

yaitu (Sutalaksana, 1979):

1. Bekerja berirama

2. Saat-saat menganggur sangat sedikit, bahkan terkadang tidak ada.

3. Penuh perhatian terhadap pekerjaannya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 9

4. Senang dengan pekerjaannya.

5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari

6. Menerima saran dan petunjuk untuk perbaikan kerjanya dengan

senang.

7. Dapat memberi saran perbaikan kerja untuk pekerja lainnya.

8. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi.

9. Menggunakan alat bekerja yang tepat dengan baik.

10. Memelihara dengan baik kondisi peralatan kerjanya.

Selanjutnya adalah pada kondisi kerja (Condition) pada cara

Westinghouse’s System adalah kondisi fisik lingkungan tempat bekerjanya

pekerja yaitu pencahayaan ruang, temperatur dan kebisingan ruangan. Pada

operasi penimbangan kedelai, ruangan yang digunakan sangat sempit

menjadi satu dengan tempat peyimpanan kedelai. Hal tersebut

dimaksudkan oleh pemilik perusahaan agar pekerja lebih cepat

menyelesaikan pekerjaannya karena dekat dengan bahan baku. Namun

kondisi ini menyebabkan ruangan menjadi kotor dan berdebu. Selain itu

untuk pencahayaannya tidak terlalu mendapat cukup sinar matahari

sehingga ruangan menjadi gelap dan juga pengap karena kurangnya

ventilasi udara. Sehingga melihat keadaan demikian penilaian terhadap

kondisi (Condition) adalah 0,00 atau Average.

Kemudian untuk faktor yang terakhir adalah konsistensi

(Consistency) pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Konsistensi adalah

keteraturan waktu yang dibutuhkan pekerja dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Dalam keteraturan waktu tersebut terlihat apakah pekerja

mampu menjaga kestabilan waktu yang dibutuhkannya dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Untuk pekerja di stasiun penimbangan

kedelai yang diamati mendapatkan nilai konsistensi yaitu Good atau

sebesar +0,01. Nilai tersebut didapatkan pekerja tersebut karena pekerja

mampu menunjukkan kestabilan kebutuhan waktu yang diperlukannya

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 10

dalam melakukan pekerjaannya dibandingkan dengan rekan kerjanya yang

lain.

2.3 Data Waktu Gerakan.

Dengan Pengukuran Waktu Jam Henti, Sampling Kerja (Work

Sampling) atau cara-cara lain untuk menentukan waktu baku,

penyelidikannya harus dilakukan secara menyeluruh terus-menerus.

Dengan Jam Henti misalnya, berpuluh-puluh bahkan mungkin lebih

pengamatan harus dilakukan terhadap pekerjaan yang diselidiki. Begitu

pula dengan sampling kerja, pengamatan acak (random) sesaat-sesaat harus

dilakukan beratus sampai beribu kali untuk mendapatkan hasil yang teliti.

Sehingga untuk menentukan waktu baku secara demikian

membutuhkan waktu yang lama. Satu hal lain yang juga penting adalah

bahwa pengamatan hanya dapat dilakukan setelah suatu pekerjaan berjalan,

sehingga penentuan waktu bakunyapun baru diperoleh setelah kegiatan

berlangsung beberapa lama. Hal ini jelas kurang membantu pimpinan

perusahaan atau pabrik dalam merencana kegiatan produksi sebelumnya.

Bersama dengan dihadapinya kenyataan-kenyataan ini, para ahli

melihat bahwa sebenarnya terdapat bagian-bagian dari suatu pekerjaan

yang sama dengan bagian-bagian dipekerjaan lain. Bahkan dalam sebuah

pabrik, seringkali kesamaan bagian-bagian pekerjaan ini terdapat. Hal ini

mula-mula terlihat pada pekerjaan-pekerjaan pemotongan logam. Misalnya

hampir selalu terdapat pekerjaan mengangkat benda kerja dari tempatnya

dan memasangnya pada kedudukan baru dimesin. Ternyata kondisi benda

kerja yang sama (seperti berat dan bentuk) waktu penyelesaiannya dapat

dikatakan untuk setiap macam pekerjaan pemotongan.

Walaupun manfaat dari Data Waktu Baku ini dengan cepat dirasakan,

namun masih dijumpai adanya kekurangan. Hal ini sehubungan dengan

kemungkinan lingkupan pekerjaan yang dapat menggunakan tabel data

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 11

waktu baku yang telah dibuat. Data Baku untuk pekerjaan-pekerjaan

pemotongan logam, misalnya umumnya tidak dapat dipakai untuk

pekerjaan-pekerjaan dipabrik kimia. Lebih jelas lagi terlihat bahwa data

baku pekerjaan-pekerjaan pabrik tidak dapat diterapkan untuk pekerjaan-

pekerjaan kantor. Jadi data waktu yang dibuat untuk suatu kelompok

pekerjaan hanya berlaku untuk kelompok itu sendiri. Maka para ahlipun

berusaha untuk mendapatkan data waktu baku pekerjaan yang dapat

berlaku lebih umum. Hal ini kemudian dilakukan dengan memperhatikan

elemen-elemen gerakan sebagai perincian dari suatu pekerjaan. Jadi bukan

lagi bagian pekerjaan memindahkan benda kerja ke mesin yang dilihat,

tetapi elemen-elemen gerakan apa yang menjalankannya.

Disamping dengan penyelidikan macromotion, data-data baku setiap

elemen gerakan diperoleh juga dari pengamatan-pengamatan dengan jam

henti seperti yang dikembangkan oleh Taylor. Karenanya Data Waktu

Gerakan sebenarnya merupakan perkembangan dari perpaduan antara

penemuan-penemuan Taylor dan Gilbreth.

Dengan demikian, untuk pekerjaan apapun di pabrik atau tempat

kerja lain, kita dapat menentukan waktu bakunya dengan terlebih dahulu

mengurai pekerjaan tersebut atas elemen-elemen gerakannya, dan

mensintesakan waktu-waktu elemen tersebut.

2.4 Method Time Measurement.

Pengukuran waktu metode yang dalam istilah asingnya lebih dikenal

sebagai Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem penetepan

awal waktu baku (predetermined time standard) yang dikembangkan

berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja

industri yang direkam dalam film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu

prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja ke dalam

gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut,

dan kemudian menetapkan standard waktu dari masing-masing gerakan

tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 12

masing yang ada. Pengukuran waktu metode membagi gerakan-gerakan

kerja atas elemen-elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut

(move), memutar (turn), memegang (grasp), mengarahkan (position),

melepas (release), lepas rakit (disassemble), gerakan mata (eye movement),

dan beberapa gerakan anggota badan lainnya. Waktu untuk setiap elemen

gerak ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut kelas-kelas.

Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan perhentian, keadaan

objek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya menangani objek atau

kondisi-kondisi lainnya. Diawali sekitar tahun 1963 untuk pertama kalinya

diperkenalkan anggota dari sistem Pengukuran Waktu Metode (methods

time measurement) yang disebut dengan General Purpose Data (MTM-

GPD) dan pada saat yang bersamaan MTM- 1 dipakai untuk merencanakan

sistem dasar dari MTM. Belakangan ini perkembangan sistem/metode

MTM-GPD, MTM-2, MTM-3, MTM-V, MTM-M, MTM-C, dan 4M

DATA (Sritomo, 1992).

TMU merupakan satuan waktu yang digunakan dalam MTM

(Methods Time Measurement) baik MTM 1,2 dan 3. Definisi TMU ialah

unit pengukuran waktu, dimana :

1 TMU = 0,00001 jam

1 TMU = 0,036 detik

2.4.1 Tahap dalam Pengukuran Waktu Kerja dengan Metode MTM-

1

Pada dasarnya, terdapat tiga tahap dalam melakukan

pengukuran waktu kerja dengan metoda MTM-1, yaitu :

1. Pendahuluan

2. Observasi

3. Perhitungan dan pengecekan

Pemilihan operator sebaiknya yang sudah mempunyai metoda

kerja yang tetap dan dianggap baik. Yang dimaksud dengan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 13

pendekatan operator ialah pemberitahuan kepada operator tentang

pengukuran dan pencatatan yang akan dilakukan, dengan tujuan agar

operator dapat bekerja secara wajar. Yang dimaksud dengan

pengumpulan informasi adalah identifikasi kegiatan antara lain

meliputi: lokasi kegiatan, identifikasi bahan dan bagian-bagiannya,

peralatan yang dipakai, tata letak tempat kerja, kondisi pekerjaan,

kualitas dan pengukuran jarak.

2.4.2 Elemen-Elemen Gerakan dalam MTM-1

Dalam metoda MTM-1 (Methods Time Measurement-1) terdiri

dari elemen-elemen gerakan sepertireach, move, apply pressure, turn,

grasp, release, position, disengage, eye time, crank body, danleg&foot

motion.

1. Gerakan Menjangkau (REACH)

Gerakan menjangkau (Reach) ialah gerakan dasar yang

digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk

memindahkan tangan atau jari tangan ke suatu tempat tujuan atau

lokasi yang baru. Dalam pergerakan ini, tangan dalam keadaan

kosong atau tidak membawa obyek apapun.

Cara penulisan gerakan ini dipetakan dalam simbol-simbol

yang berurut dan masing-masing simbol tersebut mengandung

arti, yaitu:

Simbol pertama dan ke-lima menginformasikan adanya

gerakan lain yang tergabung dan tak terpisahkan dengan

gerakan reach ini. Dan dituliskan jika dan hanya jika gerakan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 14

tersebut bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus dengan

memakai huruf ‘m’. Bila dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka

akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain.

Simbol ke-dua ialah simbol yang menginformasikan

gerakan reach. Simbol ke-tiga diisi dengan jarak. Jarak yang

dimaksudkan disini adalah jarak perpindahan tangan. Jarak yang

dituliskan di sini harus dalam satuan inch, karena tabel yang

tersedia sudah dalam satuan inch. Bila jarak pergerakan ini kurang

dari ¾ , maka penulisannya tidak perlu dengan angka, cukup

dengan menuliskan huruf ‘f’. Simbol ke-empat menginformasikan

kasus dalam gerakan reach ini. Diisi dengan huruf A,B,C,D atau

E.

2. Gerakan Membawa (MOVE)

Gerakan membawa (Move) ialah gerakan dasar yang

dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu

obyek ke suatu sasaran. Ciri-ciri utama dari pergerakan ini ialah

Page 15: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 15

pada saat pergerakan tangan, tangan dalam kondisi membawa

objek. Oleh karena itu, berat dari objek diperhitungkan dalam

gerakan ini, karena mempengaruhi pergerakan. Cara penulisan

gerakan move ini dipetakan dalam simbol-simbol yang berurut

dan masing-masing simbol tersebut mengandung arti, yaitu:

Simbol pertama dan ke-enam menginformasikan adanya

gerakan lain yang bergabung dan tak terpisahkan dengan

gerakan move ini. Dan dituliskan jika dan hanya jika gerakan

tersebut bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus dengan

memakai huruf ‘m’ .Bila dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka

akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain. Simbol

ke-dua ialah simbol yang menginformasikan gerakan move.

Simbol ke-tiga diisi dengan jarak. Jarak yang dimaksudkan

disini adalah jarak perpindahan tangan. Jarak yang dituliskan di

sini harus dalam satuan inch, karena tabel yang tersedia sudah

dalam satuan inch. Bila jarak pergerakan ini kurang dari ¾” ,

maka penulisannya tidak perlu dengan angka, cukup dengan

menuliskan huruf ‘f’. Simbol ke-empat menginformasikan kasus

dalam gerakan move ini. Diisi dengan huruf A,B atau C.

Simbol ke-lima menginformasikan berat objek yang berlaku

dalam gerakan move ini. Berat diidentifikasikan dalam satuan lbs,

sesuai tabel yang telah disediakan. Beban diperhitungkan bila

melebihi 2 lbs.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 16

3. Gerakan Menekan (APPLY PRESSURE)

Gerakan menekan (Apply Pressure) ialah pemakaian tekanan

pada waktu pergerakkan. Gerakan yang termasuk dalam gerakan

ini, misalnya mengencangkan sekrup dengan obeng.

4. Gerakan Memutar (TURN)

Gerakan memutar (Turn) ialah memutar atau gerakan

memutar tangan sepanjang sumbu tangan atau lengan bawah.

Tata cara pemberian simbol dalam gerakan turn ini adalah

sebagai berikut:

Page 17: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 17

Simbol pertama dituliskan huruf T besar, yang

menginformasikan gerakan turn. Simbol ke-dua dituliskan derajat

perputaran. Simbol ke-tiga dituliskan S, M, L, disesuaikan dengan

kategori beban perputarannya.

5. Gerakan Memegang atau mengengam (GRASP)

Gerakan memegang (Grasp) ialah elemen gerakan dasar

untuk menguasai benda baik dengan jari atau dengan tangan.

Pembagian dari gerakan grasp ini dibagi dalam 11 kategori

yaitu:

- G1, pick-up grasp, yang terdiri dari 3 kasus A,B dan C,

yaitu:

G1A

Dipakai untuk semua objek yang secara mudah dipegang,

dikerjakan dengan cara menutup jari/menghimpitkan kedua jari.

G1B

Dipakai bila objek yang dipegang sangat kecil atau objek yang

sangat pipih yang terletak sejajar/sebidang dengan permukaan

meja.

G1C

Gerakan ini dipakai untuk objek pemegangan yang berbentuk

silindris, dan dibagi menjadi tiga kategori diameter, yaitu:

G1C1

Dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang

berdiameter lebih besar dari ½ inch.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 18

G1C2

Dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang

berdiameter antara ¼ inchsampai dengan ½ inch.

G1C3

Dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang

berdiameter lebih kecil dari ¼ inch.

- G2 Dipakai bila terjadi pengubahan pemegangan tanpa

melepaskan pengendalian.

- G3 Dipakai bila objek yang akan dipegang diambil dari

tangan lain dengan mudah.

- G4 Dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan.

- G5 Yang dimaksud ialah menguasai objek dengan cara

disentuh. Dan gerakan ini biasanya sudah termasuk dalam

gerakan reach, sehingga besar TMU-nya adalah nol.

6. Gerakan Melepas (RELEASE)

Gerakan melepas (Release) ialah gerakan melepaskan

penguasaan obyek oleh jari atau tangan.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 19

R1 1 Yang dimaksud ialah melepaskan penguasaan objek

dengan membuka jari untuk melepaskan.

R1 2 Yang dimaksud ialah’ menghindar’, lawan dari G5,

Sehingga biasanya bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori

G1, G2, G3 atau G4, maka gerakan release-nya adalah RL1.

Sedangkan bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori G5,

maka gerakan release-nya adalah RL2.

7. Gerakan Mengarahkan (POSITION)

Gerakan mengarahkan (position) ialah gerakan dasar dari

jari atau tangan yang dipergunakan untuk meluruskan,

mengorientasikan atau mengarahkan sebuah obyek dengan

obyek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang

spesifik. Position terjadi setelah objek ditransportasikan atau

dipindahkan.

Tata cara penulisan simbol pada gerakan position ini ialah:

Simbol pertama merupakan simbol untuk

gerakan position. Simbol ke-dua menginformasikan kategori

dari gerakan position, adalah sebagai berikut:

1 = Tidak ada tekanan/paksaan/kesukaran

2 = Sedikit tekanan

3 = Kesukaran atau diperlukan tekanan yang besar

Page 20: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 20

Simbol ke-tiga menjelaskan bentuk sifat atau bentuk dari

benda yang diarahkan, yaitu:

S = Simetri

SS = Semi-simetri

NS = Non-simetri

Yang dimaksud dengan simetri ialah objek yang diarahkan

bisa dalam keadaan bebas di masukkan/di arahkan. Dan yang

dimaksud dengan semi-simetri ialah objek yang di arahkan/di

masukkan terbatas posisinya pada saat di masukkan. Sedangkan

yang dimaksud dengan non-simetri ialah objek yang

diarahkan/dimasukkan hanya bisa dimasukkan dengan satu

posisi saja. Simbol ke-empat menginformasikan tingkat

kemudahan dalam melakukan gerakan position, yaitu:

E = Mudah dalam pengendaliannya

D = Sukar dalam pengendaliannya

8. Gerakan Melepas Rakit (DISENGAGE)

Gerakan melepas rakit (Disengage) ialah gerakan dasar

untuk memisahkan suatu obyek dari obyek lain.

Pembagian pada gerakan disengage ini dibagi dalam tiga

kategori, yaitu:

D1

Loose, sangat sedikit usahanya, dan bercampur dengan gerakan

selanjutnya. Dan jarak pemisahannya sampai 1 inch.

D2

Close, usahanya normal, dan jarak pemisahannya antara

1 inch sampai dengan 5 inch.

D3

Tight, usaha yang besar, dan jarak pemisahannya lebih besar

dari 5 inch dan lebih kecil dari 12 inch.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 21

Tata cara penulisan simbol pada gerakan disengage ini

ialah:

Simbol pertama merupakan simbol untuk

gerakan disengage. Simbol ke-dua menginformasikan tingkat

usaha dari gerakan disengage. Simbol ke-tiga

menginformasikan tingkat kesulitan dari

gerakan disengage (Yudiantyo, 1994).

9. Gerakan Mata (EYE TIME)

Gerakan ini terbagi menjadi dua gerakan, yaitu:

a. ET (EYE TRAVEL)

Eye travel ialah gerakan mata yang dipergunakan

untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi

Page 22: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 22

lain. Terdapat dua cara pengukuran yang dapat

dilakukan sehubungan dengan penentuaneye travel ini,

yaitu:

Sudut

Perpindahan(derajat) TMU

15 4.3

30 8.6

45 12.8

60 17.1

>=75 20

Berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jarak tegak

lurus antara mata dan garis perpindahan (D).

b. EF (EYE FOCUS)

Eye focus ialah konsentrasi mata atau penglihatan mata

terhadap suatu obyek pada kurun waktu tertentu dengan

maksud memperjelas penglihatan. Besar TMU yang

ditetapkan untuk gerakan ini adalah sebesar 7,3 TMU.

10. Crank

Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan , tangan,

pergelangan tangan dan lengan. Berbeda dengan turn,

gerakan crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh

memutar stir mobil. Tata cara penulisan simbol dari

gerakan CRANK ini adalah sebagai berikut:

Page 23: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 23

Simbol pertama menginformasikan jumlah putaran.

Minimal jumlah putaran adalah ½ putaran. Bila kurang dari ½

putaran, maka gerakan tersebut tidak dikategorikan

gerakan crank , tetapi gerakanmove. Simbol ke-dua merupakan

notasi dari gerakan crank. Simbol ke-tiga menginformasikan

diameter putaran.

Simbol ke-empat menginformasikan beban putaran. Dan

dituliskan bila lebih besar dari 21/2 lbs. ENW singkatan

dari Effective Net Weight, dan dalam hal ini dipakai satuan lbs.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 24

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Perhitungan waktu baku secara langsung.

3.1.1. Waktu baku untuk setiap elemen gerakan yang dilakukan

operator 1 dan operator 2

Keterangan Operator 1 : a. Penyesuaian (P) = P obj. * P sch.

=1.12 * 1.167 =1.3

b. Kelonggaran (A) = 10/100 = 0.1

No. Tangan Kiri Tangan Kanan Ws Wn Wb Jumlah

Gerakan (…kali)

1 Mengambil penggaris Mengambil pensil 1 1.3 1.43 1

2 Menahan penggaris

Mengukur dan menggaris 309 401.7 441.87 78

3 Meletakkan penggaris Meletakkan pensil 2 2.6 2.86 1

4 Menahan kaplek Mengambil gunting 2 2.6 2.86 1

5 Memegang kaplek Memotong kaplek 408 530.4 583.44 200

6

Meletakkan kaplek tengah, kaplek penutup dan kaplek sisi ketempat barang setengah jadi

Meletakkan gunting 3 3.9 4.29 2

7 Membuang sisa kaplek

Membuang sisa kaplek 1 1.3 1.43 1

8 Memindahkan kertas pelapis ke bidang kerja

Menunggu 1 1.3 1.43 1

9 Mengambil penggaris Mengambil pensil 1 1.3 1.43 1

10 Menahan penggaris

Mengukur dan menggaris 331 430.3 473.33 81

11 Meletakkan penggaris Meletakkan pensil 1 1.3 1.43 1

Page 25: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 25

No. Tangan Kiri Tangan Kanan Ws Wn Wb Jumlah

Gerakan (…kali)

12

Menahan kertas pelapis yang berada di bidang kerja

Mengambil gunting 2 2.6 2.86 1

13 Memegang kertas pelapis

Memotong kertas pelapis 211 274.3 301.73 58

14

Meletakkan pelapis tengah, pelapis sisi dan penutup ke tempat barang setengah jadi

Meletakkan pelapis tengah, pelapis sisi dan penutup ke tempat barang setengah jadi

1 1.3 1.43 1

15 Membuang sisa kertas pelapis

Membuang sisa kertas pelapis 1 1.3 1.43 1

16 Menunggu Mengembalikan gunting 1 1.3 1.43 1

17 Memindahkan karton spotlight I ke bidang kerja

Menunggu 1 1.3 1.43 1

18 Mengambil penggaris Mengambil pensil 1 1.3 1.43 1

19 Menahan penggaris

Mengukur dan menggaris 60 78 85.8 7

20 Meletakkan penggaris Meletakkan pensil 1 1.3 1.43 1

21 Menahan spotlight I Mengambil gunting 2 2.6 2.86 1

22 Memegang spotlight I Memotong spotlight 34 44.2 48.62 14

23

Meletakkan spotlight I ke tempat barang setengah jadi

Meletakkan gunting 1 1.3 1.43 1

24 Membuang sisa spotlight I

Membuang sisa spotlight I 1 1.3 1.43 1

25 Memindahkan karton spotlight II ke bidang kerja

Mengambil pensil 1 1.3 1.43 1

26 Menahan karton spotlight II

Menggambar pola angka 67 87.1 95.81 22

27 Menunggu Meletakkan pensil 1 1.3 1.43 1

28 Memegang karton spotlight II Mengambil gunting 1 1.3 1.43 1

29 Memegang karton spotlight II

Memotong pola angka 725 942.5 1036.75 337

30

Meletakkan pola angka ke tempat barang setengah jadi

Meletakkan gunting 7 9.1 10.01 3

Page 26: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 26

No. Tangan Kiri Tangan Kanan Ws Wn Wb Jumlah

Gerakan (…kali)

31 Membuang sisa karton spotlight II

Membuang sisa karton spotlight II 1 1.3 1.43 1

32 Memindahkan mika ke bidang kerja

Menunggu 1 1.3 1.43 1

33 Mengambil penggaris Mengambil pensil 1 1.3 1.43 1

34 Menahan penggaris

Mengukur dan menandai mika 107 139.1 153.01 18

35 Meletakkan penggaris Meletakkan pensil 1 1.3 1.43 1

36 Memegang mika Mengambil gunting 1 1.3 1.43 1

37 Memegang mika Memotong mika 94 122.2 134.42 21

38 Meletakkan mika ke tempat barang setengah jadi

Meletakkan gunting 1 1.3 1.43 1

39 Membuang sisa mika

Membuang sisa mika 1 1.3 1.43 1

40

Memindahkan mesin dan jarum jam ke bidang kerja

Memindahkan mesin dan jarum jam ke bidang kerja

2 2.6 2.86 2

41 Mengambil penggaris Mengambil pensil 1 1.3 1.43 1

42 Menahan penggaris

Mengukur dan menandai jarum jam

89 115.7 127.27 3

43 Meletakkan penggaris Meletakkan pensil 1 1.3 1.43 1

44 Menunggu Mengambil gunting 1 1.3 1.43 1

45 Memegang jarum jam yang sudah diukur

Memotong jarum jam 200 260 286 27

46

Meletakkan mesin dan jarum jam yang sudah dipotong ke tempat barang setengah jadi

Meletakkan gunting 2 2.6 2.86 1

47 Membuang sisa jarum jam

Membuang sisa jarum jam 1 1.3 1.43 1

48

Memberikan semua barang setengah jadi ke operator 2

Memberikan semua barang setengah jadi ke operator 3

2 2.6 2.86 1

Total Wb (det) 3840.98

Page 27: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 27

Keterangan Operator 2 : a. Penyesuaian (P) = P obj. * P sch.

=1.12 * 1.167 =1.3

b. Kelonggaran (A) = 11/100 = 0.11

No. Tangan Kiri Tangan Kanan Ws Wn Wb Jumlah

Gerakan (…kali)

1 Memindahkan kaplek tengah ke bidang kerja

Menunggu 1 1.3 1.443 1

2 Mengambil penggaris Mengambil pensil 1 1.3 1.443 1

3 Menandai pusat kaplek tengah

Menandai pusat kaplek tengah 8 10.4 11.544 5

4 Meletakkan penggaris Meletakkan pensil 1 1.3 1.443 1

5 Memegang kaplek tengah Mengambil paku 1 1.3 1.443 1

6 Menahan kaplek tengah Membuat lubang 10 13 14.43 24

7 Menunggu Meletakkan paku 1 1.3 1.443 1

8

Memindahkan pelapis kaplek tengah, spotlight dan pola angka ke bidang kerja

Mengambil lem 6 7.8 8.658 4

9 Memindahkan hiasan ke bidang kerja

Menunggu 1 1.3 1.443 1

10 Menahan kaplek tengah Membubuhkan lem 239 310.7 344.877 171

11

Menempel pelapis, spotlight, pola angka dan hiasan pada kaplek tengah

Menempel pelapis, spotlight, pola angka dan hiasan pada kaplek tengah

1242 1614.6 1792.206 1162

12 Menunggu Meletakkan lem 1 1.3 1.443 1

13 Memegang kaplek tengah Mengambil paku 1 1.3 1.443 1

14 Menahan kaplek tengah Membuat lubang 14 18.2 20.202 9

15 Menunggu Meletakkan paku 1 1.3 1.443 1

16 Mengambil mesin dan jarum jam

Mengambil mesin dan jarum jam 3 3.9 4.329 2

Page 28: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 28

No. Tangan Kiri Tangan Kanan Ws Wn Wb Jumlah

Gerakan (…kali)

17

Memasang mesin dan jarum jam pada kaplek tengah

Memasang mesin dan jarum jam pada kaplek tengah

75 97.5 108.225 61

18

Meletakkan kaplek tengah yang sudah terpasang mesin dan jarum jam nya ke tempat setengah jadi

Meletakkan kaplek tengah yang sudah terpasang mesin dan jarum jam nya ke tempat setengah jadi

1 1.3 1.443 1

19

Memindahkan kaplek penutup dan pelapisnya ke bidang kerja

Mengambil lem 1 1.3 1.443 1

20 Menahan kaplek penutup Membubuhkan lem 20 26 28.86 18

21 Melapisi kaplek penutup dengan pelapisnya

Melapisi kaplek penutup dengan pelapisnya

119 154.7 171.717 77

22 Meletakkan kaplek penutup ke tempat setengah jadi

Meletakkan kaplek penutup ke tempat setengah jadi

1 1.3 1.443 1

23 Memindahkan kedua kaplek sisi ke bidang kerja

Menunggu 1 1.3 1.443 1

24 Menahan kaplek sisi Membubuhkan lem 73 94.9 105.339 69

25 Menempelkan kedua kaplek sisi menjadi satu

Menempelkan kedua kaplek sisi menjadi satu

28 36.4 40.404 13

26 Menunggu Meletakkan lem 1 1.3 1.443 1

27 Mengambil penggaris Mengambil pensil 1 1.3 1.443 1

28

Menandai tempat penekukan kaplek sisi yang telah digabungkan

Menandai tempat penekukan kaplek sisi yang telah digabungkan

15 19.5 21.645 12

29 Menekuk kaplek sisi menggunakan penggaris

Menekuk kaplek sisi menggunakan penggaris

64 83.2 92.352 33

30 Meletakkan penggaris Meletakkan pensil 1 1.3 1.443 1

31 Mengambil selotip Mengambil gunting 1 1.3 1.443 1

32 Memegang selotip Menggunting selotip 24 31.2 34.632 21

Page 29: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 29

No. Tangan Kiri Tangan Kanan Ws Wn Wb Jumlah

Gerakan (…kali)

33

Menyambung kaplek sisi yang sudah ditekuk dengan selotip

Menyambung kaplek sisi yang sudah ditekuk dengan selotip

15 19.5 21.645 16

34 Meletakkan selotip Meletakkan gunting 1 1.3 1.443 1

35 Memindahkan pelapis kaplek sisi ke bidang kerja

Mengambil lem 1 1.3 1.443 1

36 Menahan pelapis kaplek sisi Membubuhkan lem 47 61.1 67.821 46

37

Melapisi kaplek sisi yang sudah ditekuk dengan pelapisnya

Melapisi kaplek sisi yang sudah ditekuk dengan pelapisnya

68 88.4 98.124 34

38 Mengambil kaplek tengah Menunggu 1 1.3 1.443 1

39 Menahan kaplek tengah Membubuhkan lem 27 35.1 38.961 25

40

Memasang kaplek tengah yang sudah terpasang mesin jam kedalam kaplek sisi

Memasang kaplek tengah yang sudah terpasang mesin jam kedalam kaplek sisi

21 27.3 30.303 19

41 Mengambil kaplek penutup Menunggu 1 1.3 1.443 1

42 Menahan kaplek penutup Membubuhkan lem 10 13 14.43 12

43 Menempelkan kaplek penutup ke badan jam

Menempelkan kaplek penutup ke badan jam

6 7.8 8.658 8

44 Memindahkan plastik mika ke bidang kerja

Menunggu 1 1.3 1.443 1

45 Memegang badan jam Membubuhkan lem 32 41.6 46.176 29

46 Menempelkan plastik mika ke badan jam

Menempelkan plastik mika ke badan jam

10 13 14.43 10

47 Mengambil hiasan Mengambil hiasan 2 2.6 2.886 2

48 Memegang hiasan Membubuhkan lem 222 288.6 320.346 219

49 Menempelkan hiasan

Menempelkan hiasan 483 627.9 696.969 389

50 Membuang sisa hiasan

Membuang sisa hiasan 4 5.2 5.772 3

51 Menunggu Meletakkan lem 1 1.3 1.443 1

Page 30: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 30

No. Tangan Kiri Tangan Kanan Ws Wn Wb Jumlah

Gerakan (…kali)

52 Menunggu Mengambil baterai 1 1.3 1.443 1

53 Memasang baterai Memasang baterai 5 6.5 7.215 3

54 Meletakkan jam meja ke tempat barang jadi

Meletakkan jam meja ke tempat barang jadi

1 1.3 1.443 1

Total Wb (det) 4209.231

3.1.2. Perhitungan waktu baku keseluruhan untuk proses pembuatan

jam meja tersebut.

푇표푡푎푙푊푏 = 푂푝푒푟푎푡표푟13840.98푑푒푡푖푘

푂푝푒푟푎푡표푟24209.231푑푒푡푖푘 +

8050.211푑푒푡푖푘 ≈ ퟐ.ퟐퟑ풋풂풎

Page 31: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 31

3.2 Assembly Process Chart (APC) untuk proses pembuatan jam

meja.

ASSEMBLY CHART Pembuatan Jam Meja

Kaplek Tengah

Pelapis Kaplek Tengah

Karton Spotlight

Pola Angka

Hiasan

Jarum Jam

Mesin Jam

Baterai

Kaplek Sisi

Pelapis Kaplek Sisi

Kaplek Penutup

Pelapis Kaplek Penutup

Mika

SSA-1

SSA-1

SA-1

A-1

A-4

A-2

A-3

Page 32: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 32

3.3 Operation Process Chart (OPC) pembuatan jam meja

(Lihat tabel 3.3 pada lampiran)

3.4 Perhitungan waktu baku tidak langsung dengan metode MTM.

Dalam perhitungan data waktu dengan menggunakan metode

MTM, Total Wb yang didapat oleh kedua operator untuk

menyelesaikan jam meja adalah 0.88 jam atau sekitar 53 menit 37

detik.

Keterangan lebih lanjut ada dalam tabel MTM

(Lihat tabel 3.4 pada lampiran)

Page 33: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 33

BAB IV

ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

4.1 Analisis penggunaan nilai penyesuaian operator.

Penyesuaian (P) yang digunakan adalah penyesuaian objektif dan

penyesuaian schumard dengan catatan kedua operator memiliki nilai

penyesuaian yang sama.

Dalam pengerjaan jam meja ini, operator banyak menggunakan

bagian tubuh atas seperti lengan atas, lengan bawah, dan seterusnya

sehingga dapat menggunakan penyesuaian D (5). Kemudian tangan

operator bergerak bergantian saat proses kerja sehingga penyesuaian H

(0) dapat digunakan. Pengukuran jam meja, menggunting dan menghias

membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang konstan dan dekat

sehingga menggunakan penyesuaian K (4). Penggunaan perlatan harus

hati-hati dan dibutuhkan penanganan khusus sehingga menggunakan

penyesuaian Q (3). Hal tersebut menjelaskan mana saja penyesuaian

objektif yang dipilih dalam pengerjaan jam meja.

Sedangkan untuk penyesuaian Schumard yang dipilih adalah kelas

Good karena operator yang bekerja tidak berpengalaman tetapi mampu

menyelesaikan jam meja dengan baik.

Besarnya kelonggaran atau allowance (A) yang digunakan kedua

operator berdasarkan factor yang berpengaruh dapat dilihat dari

beberapa hal yang ada di tabel allowance. Dalam pembuatan jam meja

ini, tenaga yang digunakan oleh operator relatif ringan dengan sikap

kerja duduk dan gerak kerja yang normal. Dengan banyaknya kegiatan

mengukur, memotong, mengelem, dan menempel serta merakit, maka

pandangan mata akan terus menerus dengan fokus tetap. Suhu ruangan

saat pengerjaan normal dengan keadaan atmosfer yang baik dan

keadaan lingkungan yang bersih, sehat, cerah dan kebisingan rendah.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 34

Perlu diketahui bahwa ada operator wanita dan operator pria sehingga

kelonggaran untuk kebutuhan pribadinya berbeda.

Performansi operator I dalam melakukan pekerjaan dinilai berada

pada kelas Excellent karena operator tersebut bekerja dengan cepat dan

terampil. Sedangkan performansi operator II dalam bekerja dinilai

berada pada kelas Good karena operator tersebut bekerja dengan baik.

Nilai kelonggaran dari operator I adalah 18 %. Kemudian nilai

kelonggaran dari operator II adalah 15 %. Hal ini penulis putuskan

karena faktor pribadinya tidak terlalu berpengaruh, tenaga yang

dikeluarkan dapat diabaikan, sikap kerjanya duduk, gerakan kerjanya

normal, pandangan matanya hampir terus menerus, keadaan suhu

tempat kerjanya normal, keadaan lingkungannya bersih, sehat, Penulis

berpendapat cerah dengan kebisingan yang rendah, faktor tak

terhindarkannya tidak ada karena selama melakukan pekerjaannya

operator tersebut tidak mengalami hal tak terhindarkan tersebut.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 35

4.2 Analisis tata letak stasiun kerja.

Tata letak Stasiun Kerja pada praktikum ini dinilai kurang baik yang

berdampak pada performansi operator. Beberapa peralatan yang sering

digunakan seperti penggaris dan pensil pada lay out praktikum ini

dirasakan letaknya cukup jauh dari jangkauan. Berikut ini adalah lay out

yang diterapkan pada saat praktikum.

LAY OUT OPERATOR II Keterangan :

A : Barang ½ jadi B : Mika C : Hiasan D : Penggaris E : Selotip F : Pensil G : Gunting H : Lem I : Mesin Jam J : Baterai K : Paku L : Tempat sampah

A

H D

C

B

G F E I

J

K

L

LAY OUT OPERATOR I Keterangan :

A : Barang ½ jadi B : Karton Spotlight C : Kertas Pelapis D : Penggaris E : Mika F : Pensil G : Lem H : Gunting I : Mesin Jam J : Tempat sampah

A

B

C

J

D E F G

H

I

Page 36: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 36

Untuk itu akan lebih efisien apabila peralatan yang memiliki

frekuensi penggunaan lebih tinggi berada pada lokasi / sisi yang mudah

dijangkau operator, misalnya posisi samping kanan atau kiri. Kemudian

untuk barang setengah jadi dan sampah diperlukan space (ruang) lebih luas

lagi dengan maksud tidak mengganggu pekerjaan lain yang masih harus

dilakukan di Stasiun Kerja tersebut. Dan untuk barang atau komponen

yang diproses sebaiknya ditempatkan pada posisi yang sama agar operator

I dan operator II dapat menjangkau dengan mudah dan menghemat tempat.

Seperti lay out sebagai berikut :

4.3 Analisis mengenai proses tiap stasiun kerja.

Proses setiap stasiun kerja sudah cukup baik. Akan tetapi untuk

tujuan peningkatan produktivitas dari operator maka evaluasi dan

perancangan ulang perlu dilakukan. Kita harus melakukan pemilihan

operator secara tepat, yang sudah terbiasa dalam mengerjakan

pekerjaan jenis seperti ini sehingga dalam pengerjaannya dapat

menggunakan waktu secara efektif dan efesien.

OPERATOR II

OPERATOR I

K

L

M

O

P

A J

N

I

H C

B

D E E F G

Keterangan :

A : Kertas Spotlight B : Kertas Pelapis C : Gunting D : Barang ½ jadi E : Mesin Jam F : Mika G : Tempat sampah H : Lem I : Pensil J : Penggaris K : Penggaris L : Pensil N : Gunting M : Hiasan O : Baterai P : Paku

Page 37: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 37

4.4 Analisis Peta Tangan Kanan Tangan Kiri (PTKTK).

4.4.1 Analisis Keseimbangan antara Gerakan Tangan Kanan dan Tangan

Kiri.

Gerakan – gerakan tangan kanan dan tangan kiri perbedaannya

tidak terlalu besar. Untuk Operator 1, proses pengerjaannya begitu

berat, sehingga tangan kanan lebih dominan dalam mengerjakannya,

seperti proses memotong. Yang dapat membuat tangan kanan sakit

karena karton kaplek yang bahannya lebih tebal, sehingga sulit untuk

dipotong. Pada Operator 2 proses pengerjaan berat terdapat pada

membuat lubang pada karton kaplek tengah. Pada Tangan kiri

pekerjaannya berperan untuk hal – hal yang kecil seperti mengambil

peralatan, hiasan, dll.

Proses untuk melakukan penyeimbangan pada tangan kiri

terhadap tangan kanan agak sulit dilakukan dikarenakan tangan kanan

dibiasakan lebih banyak melakukan kegiatan/pekerjaan-pekerjaan di

bandingkan dengan tangan kiri, seperti pekerjaan-pekerjaan yang

setiap hari dilakukan. Dalam hal ini tangan kiri harus ditingkatkan lagi

dalam pekerjaan menggunakan tangan kiri, sehingga dapt menghemat

waktu pekerjaan.

Gerakan – gerakan menunggu. Masih terdapat pada pekerjaan ini

dimana tangan kanan atau tangan kiri tidak melakukan aktifitas

(menunggu), seperti pada contoh tangan kiri memindahkan kertas

pelapis kebidang kerja sedangkan tangan kanan menunggu,

seharusnya proses menunggu dapat dihilangkan dengan melakukan

proses selanjutnya seperti tangan kanan mengambil pensil atau

pperalatan yang dibutuhkan dalam proses selanjutnya.

Jika dalam pekerjaan ini proses menunggu tidak dapat

dihilangkan alangkah baiknya jika diminimalisir, sehingga proses

pengerjaan tidak terbuang sia-sia dan dapat meningkatkan jumlah

produksi.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 38

4.4.1 Analisis Gerakan yang Tidak Efesien dan Tidak Produktif.

Pada Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri (PTKTK) dapat

diketahui bahwa masih adanya beberapa gerakan yang tidak efisien

dan tidak produktif. Gerakan-gerakan tersebut antaran lain salah

satu tangan yang hanya menunggu tangan lainnya melakukan

aktifitasnya. Akan lebih baik apabila menunggu dapat diminimalkan

dengan merancang PTKTK dimana tangan kanan dan tangan kiri

bekerja beriringan demi keefektifan dan keefisienan waktu untuk

meningkatnya produktivitas.

Gerakan lainnya yang menurut penulis termasuk dalam

gerakan yang tidak efektif dan efisien adalah gerakan-gerakan

mengambil peralatan yang letaknya lebih dari jarak jangkauan. Hal

ini menyebabkan operator dapat merasa lebih cepat lelah dan hal ini

akan menurunkan tingkat produktifitasnya apabila ia diharuskan

untuk mengulur tangannya dengan sedikit gerakan membungkuk

untuk menjangkau peralatan tersebut. Maka diperlukan rancangan

lay out operator yang baik dan sesuai dengan operator.

4.5 Analisis perbaikan tentang alat bantu kerja.

4.5.1 Alat Bantu Kerja untuk Melakukan Proses. Penulis berpendapat bahwa untuk memudahkan proses

pengerjaan maka beberapa alat bantu perlu ditambahkan,

diantaranya adalah mal cetak angka dan wadah untuk komponen

angka agar mudah saat pengambilannya.

4.5.2 Wadah untuk Bahan dan Alat yang Sesuai untuk Operasi Kerja.

Usulan untuk wadah bagi bahan dan alat yang digunakan

dalam praktikum adalah suatu wadah yang pipih, memiliki panjang

dan lebar yang sesuai serta tidak tinggi karena wadah yang memiliki

Page 39: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 39

sisi tinggi akan menyulitkan operator dalam mengambil bahan

ataupun peralatan.

4.5.3 Lingkungan Kerja.

Lingkungan kerja yang lebih baik, dengan pencahayaan yang

cukup sehingga operator dapat melihat dengan jelas, suhu yang

normal dengan sirkulasi udara yang baik, dan meja kerja yang cukup

lapang dengan demikian operator bisa leluasa dalam melakukan

pekerjaannya.

4.6 Perbandingan pengukuran Wb langsung dan tidak langsung.

Pengukuran data waktu baku secara langsung dilakukan dengan

mengamati operator kerja yang melakukan kegiatan kerjanya secara

langsung dan mendapatkan total waktu baku dari lama kegiatan

tersebut dilaksanakan. Sedangkan jika dengan menggunakan

pengukuran data waktu baku tidak langsung (menggunakan MTM),

kita akan mendapatkan hasil waktu baku tanpa harus mengamati

operator langsung.

Dalam pengukuran data waktu baku yang dilakukan secara

langsung dan tidak langsung ternyata memiliki hasil total waktu yang

berbeda. Hal ini dapat terjadi karena beberapa factor, diantaranya

operator yang melakukan kegiatan mengalami beberapa trouble

sehingga menghambat proses kerja dan menggunakan waktu lebih

banyak. Kesulitan yang dihadapi oleh operator ini terjadi karena masih

banyak elemen plan, search, dan delay yang dilakukan operator.

Kemudian tingkat keterampilang dan lingkungan sekitar operator juga

mempengaruhi kecepatan kerja operator. Seperti pada saat praktik,

lingkungan kerja terlalu ramai sehingga operatornya bisa melakukan

hal lain diluar membuat jam meja (mengobrol dan bercanda, makan

dan minum, etc).

Page 40: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 40

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan.

Dalam percobaan kali ini, data waktu baku yang diperoleh dari

pengamatan secara langsung dan tidak langsung ternyata memiliki

perbedaan. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mengganggu serta

ketidak seriusan operator dalam mengerjakan jam meja. Operator bekerja

santai dan sedikit mengobrol membuat terjadinya penguluran waktu dari

data waktu baku yang seharusnya. Kemudian keterampilan operator yang

berbeda membuat hasil data waktu baku pun berbeda.

5.2 Saran.

Sebaiknya dalam melakukan pengerjaan sebuah benda kerja,

dilakukan beberapa kali percobaan sehingga mampu terlihat perbedaan

data waktu baku dari operator yang tidak berpengalaman hingga menjadi

operator yang berpengalaman sehingga memenuhi data waktu berdasarkan

MTM.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN Susanto / 2012-21046 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

Johanes Susanto / 2012-21046 Page 41

DAFTAR PUSTAKA

Aft, Lawrence S., Productivity Measurement and Improvement. Pretince

Hall, Inc.1992

Apple, M. James, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.ITB. 1990

Barnes, Ralph M., Motion and Time Study, Design and Measurement of

Work.John Wiley and Soc. Inc., New York, AS, 1968.

Niebel, Benjamin W., Motion and Time Study.9thed., Irwin, Illionis, 1993.

Niebel, Benjamin and Andris Freivalds.Methods, Standards, and Work

Design. McGraw-Hill Companies, inc. 2003.

Nori, Hamid, Production and Operation Management.

Satualaksana, Iztifikar Z. dkk, Teknik Tata Cara Kerja. Departemen Teknik

Industri ITB, Bandung, 1982.