8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa nifas dapat dikatakan sebagai masa kritis pada ibu maupun pada bayi. Berbagai risiko dan permasalahan bisa saja mengancam pada masa nifas seperti anemia, pre-eklampsia/eklampsia, perdarahan post partum, depresi masa nifas, dan infeksi masa nifas. Menurut Prawirohardjo (2005), masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu dan seringkali terjadi masalah tanda bahaya masa nifas. Hal ini sangat penting di ketahui oleh ibu nifas, sehingga bila terjadi masalah tersebut akan di ketahui atau terdeteksi secara dini adanya suatu komplikasi yang dapat berujung kepada kematian. Berdasarkan data hasil Survei Demografi , di Indonesia, pada tahun 2009 angka ibu nifas diperkirakan sebesar 96.000 dengan jumlah kematian 1

BAB I Versi Abdi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kkk

Citation preview

5

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahMasa nifas dapat dikatakan sebagai masa kritis pada ibu maupun pada bayi. Berbagai risiko dan permasalahan bisa saja mengancam pada masa nifas seperti anemia, pre-eklampsia/eklampsia, perdarahan post partum, depresi masa nifas, dan infeksi masa nifas. Menurut Prawirohardjo (2005), masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu dan seringkali terjadi masalah tanda bahaya masa nifas. Hal ini sangat penting di ketahui oleh ibu nifas, sehingga bila terjadi masalah tersebut akan di ketahui atau terdeteksi secara dini adanya suatu komplikasi yang dapat berujung kepada kematian.Berdasarkan data hasil Survei Demografi, di Indonesia, pada tahun 2009 angka ibu nifas diperkirakan sebesar 96.000 dengan jumlah kematian sebanyak 12%. Pada tahun 2010 sebanyak 125.000 ibu nifas dengan angka kematian sebanyak 7%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah ibu nifas sebanyak 176.000 dengan angka kematian sebanyak 4%. Sementara pada tahun 2012 enam bulan terakhir ibu nifas sebanyak 198.300 dengan angka kematian ibu sebanyak 3%. Masih perlu perhatian serius terhadap jumlah kematian pada ibu nifas, meskipun mengalami penurunan dalam setiap tahun nya. Sedangkan berdasarkan data Provinsi Jawa Barat jumlah ibu nifas sebanyak 1.020.553 dengan jumlah kematian ibu 309 orang ibu. Di Jawa Barat tercatat angka kematian ibu bersalin pada tahun 2014 dari bulan januari-juni 2014 adalah 309 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk Kabupaten Majalengka (2013) jumlah ibu nifas berjumlah 22.299 ibu dengan kasus kematian sebanyak 8 %. Data awal yang di peroleh penulis dari tempat penelitian menyebutkan bahwa jumlah ibu nifas di desa cikijing kabupaten majalengka tahun 2014 dari bulan Januari sampai Juli sebanyak 335 orang ibu dengan kasus kematian sebanyak 2%.Meskipun jumlah kematian ibu nifas tidak terlalu signifikan namun sangat di perlukan peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu diperlukan peran serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling selama kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan kunjungan rumah sesuai standar pelayanan. Tidak bisa dilepaskan juga dibutuhkan peran serta dari pemerintah dengan membuat program khusus terhadap kesehatan ibu nifas.Salah satu upaya yang dikembangkan oleh Depkes RI dalam rangka mengurangi angka kesakitan, resiko tinggi, kematian maternal dan neonatal adalah dengan mengupayakan pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan buku catatan dan informasi tentang kesehatan ibu dan anak yang terdapat gabungan beberapa kartu kesehatan dan kumpulan berbagai materi penyuluhan KIA. Buku KIA sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga karena bisa memberikan informasi lengkap tentang kesehatan ibu dan anak, mengetahui adanya resiko tinggi kehamilan dan nifas serta dapat menghindari dari terjadinya perdarahan pada jalan lahir, demam lebih dari 2 hari, bengkak di muka tangan dan kaki, sakit kepala dan kejang serta gangguan jiwa. Namun salah satu permasalahan kompleks yang sering timbul adalah masih banyak ibu nifas yang mengalami masalah bahaya masa nifas, namun tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan ibu nifas. Dimana yang mempengaruhi pengetahuan dari ibu nifas yaitu faktor (pendidikan, usia, pekerjaan, informasi, pengalaman,lingkungan, sosial ekonomi, sosial budaya) dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama kehamilan dan setelah persalinan. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di desa cikijing didapatkan data bahwa dari 15 orang ibu nifas tersebut 13 orang (86,66 %) diantaranya sudah memiliki buku KIA, namun masih mengalami bengkak di muka, tangan dan kaki, 2 orang lainnya (16,66 %) belum memiliki buku KIA dan mengatakan pernah mengalami demam selama 2-3 hari, sedangkan sisanya 2 orang (16,67%) mengatakan memiliki buku KIA, namun belum memanfaatkannya serta tidak pernah mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin timbul dari masa nifas. Diperoleh data dari PWS KIA (Persalinan dan Bufas) tahun 2013 di kecamatan cikijing diperoleh jumlah ibu nifas sebanyak 335 yang memiliki buku KIA baru mencapai 313 orang (99,36%) sedangkan sisanya 22 (6,98 %) belum mempunyai buku KIA, sementara jumlah ibu hamil yang tidak mengetahui tentang apa saja yang harus dilakukan saat hamil seperti melakukan kunjungan K1 K4 sebanyak 181 orang (18,54%).Sangat diperlukan peran serta dari semua pihak agar manfaat dari buku KIA dapat dirasakan. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Dalam Pemanfaatan Buku KIA Di Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Pengatahuan Ibu Nifas Dalam Pemanfaatan Buku KIA Di Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2014.

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Dalam Pemanfaatan Buku Kia Di Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang buku KIA Di Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2014.2. Untuk mengidentifikasi pemanfaatan buku KIA oleh ibu nifas Di Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat TeoritisMemberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu kebidanan khusunya dalam pemanfaatan buku KIA tentang tanda-tanda bahaya nifas.1.4.2 Manfaat praktis1. Bagi Ibu NifasHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada ibi nifas tentang pentingnya pemanfaatan buku kia agar dapat mengetahui tentang tanda-tanda bahaya nifas.2. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Bidan Menambah wawasan bagi petugas kesehatan, khususnya bidan sebagai penolong persalinan dalam meningkatkan status kesehatan ibu nifas.3. Bagi Prodi Kebidanan STIKes KuninganSebagai bahan bacaan dan referensi bagi perpustakaan diinstasi pendidikan, dan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan acuan penelitian selanjutnya. 1