Upload
truongnga
View
216
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL
KONSEP DASAR
Manusia : mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol/dipengaruhi oleh faktor faktor dari luar
Manusia memulai kehidupannya dengan mem-berikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian
Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya
Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar :• Pembiasaan klasik,• Pembiasaan operan• Peniruan.
Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan
memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.
Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang tidak menyenang-kan.
Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.
Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang tidak menyenang-kan.
Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diteri-manya.
Memahami kepribadian manusia : mempelajari dan memahami bagai-mana terbentuknya suatu tingkah laku
KARAKTEISTIK KONSELING BEHAVIORAL :
Berfokus pada tingkah laku yang tampak
Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling
Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
Penilaian obyektif terhadap tujuan konseling
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan
Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentu dari cara belajar atau lingkungan yang salah
Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya
Tingkah laku maladaptif terjadi karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat
Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar
TUJUAN KONSELING Mengahapus/menghilangkan tingkah
laku maldaptif (masalah) untuk di-gantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.
Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik
o Diinginkan oleh klieno Konselor mampu dan bersedia
membantu mencapai tujuan tersebut
o Klien dapat mencapai tujuan tersebut
o Dirumuskan secara spesifik
Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Proses konseling dibingkai oleh kerangka kerja untuk mengajar klien dalam mengubah tingkah lakunya
Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut
Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu
Assesment diperlukan untuk
mengidentifikasi motode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
2. Goal setting Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling
Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang dihadapi klien b. Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sbg hasil konseling
c. Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien :
1) apakah merupakan tujuan yang benar-benar diinginkan klien 2) apakah tujuan itu realistik 3) kemungkinan manfaatnya 4) kemungkinan kerugiannya.
d. Konselor dan klien membuat keputusan apakah : 1) melanjutkan konseling dengan
mentapkan teknik yang akan dilaksanakan 2) mempertimbangkan kembali tujuan yang akan dicapai 3) melakukan referal
3. Technique implementation menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling
4. Evaluation termination melakukan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling
5. Feedback memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meingkatkan proses konseling.
TEKNIK KONSELING
Teknik konseling behavioral diarahkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang memben-tuk tingkah laku bermasalah) terhadap perangsang,
dengan demikian respon-respon yang baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat dibentuk
Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral
o Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan
Agar klien terdorong untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku klien.
Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terham-batnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan
Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape
recorder, atau contoh nyata langsung)
Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak
TEKNIK-TEKNIK KONSELING
Latihan Asertifo Digunakan untuk melatih klien
yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar
o Terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya
o Cara : permainan peran dengan bimbingan konselor, diskusi kelompok
Desensitisasi Sistematis
o Memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks
o Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan
o Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap
o Tingkah laku yang diperkuat secara negatif biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan.
Pengkondisian Aversio Digunakan untuk menghilangkan
kebiasaan buruk dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus
yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut
o Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki kemunculannya
o Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak menyenangkan.
Pembentukan Tingkah laku Modelo Digunakan untuk membentuk
tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk
o Konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh
o Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor : dapat berupa pujian sebagai ganjaran sosial.
KETERBATASAN PENDEKATAN
1. Bersifat dingin, kurang menyentuh aspek
pribadi, bersifat manipulatif, dan mengabaikan hubungan antar pribadi
2. Lebih terkonsentrasi kepada teknik
2. Pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor
4. Konstruksi belajar yang dikembangkan dan digunakan oleh konselor behavioral tidak cukup komprehensif untuk menje- laskan belajar dan harus dipandang hanya sebagai suatu hipotesis yang harus diuji
5. Perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk tingkah laku yang lain.
PENDEKATAN KONSELING GESTALT
KONSEP DASAR
• Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan.
• Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut.
• Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
• Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi.
Hakikat manusia menurut Gestalt :• Hanya dapat dipahami dalam
keseluruhan konteksnya
• Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu
• Aktor bukan reaktor
• Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya
• Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab
• Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
• Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia :
tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”.
Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang.
• Kecemasan :
“kesenjangan antara saat sekarang dan yang akan datang”
• Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpu-kau pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan.
• Unfinished business (urusan yang tak selesai)
perasaan-perasaan yang tidak tersalurkan/terungkapkan seperti : dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan
• Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan di ba-wa pada kehidupan sekarang dengan cara-
cara yang menghambat hubung-an yang efektif dengan dirinya sendi-ri dan orang lain
• Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia berani mengha-dapi dan menangani/mengatasinya
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
• Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”
o Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam
o Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.
• Perkembangan yang terganggu karena terjadi ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self)
• Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis
• Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
• Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang
• Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
• Spektrum tingkah laku bermasalah : Kepribadian kaku (rigid) Tidak mau bebas-bertanggung
jawab, ingin tetap tergantung Menolak berhubungan dengan
lingkungan Memeliharan unfinished bussiness Menolak kebutuhan diri sendiri Melihat diri sendiri dalam
kontinum “hitam-putih”
TUJUAN KONSELING
• Tujuan utama :
Membantu klien berani
menghadapi tantangan dan kenyataan yang harus dihadapi
• Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
• Individu yang bermasalah pada umumnya belum memanfaatkan potensinya secara penuh, ia baru memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang dimilikinya
Melalui konseling konselor membantu klien agar potensi yang baru dimanfaatkan sebagian ini dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal.
• Tujuan spesifik
1. Membantu klien agar dapat memper-oleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta menda-patkan insight secara penuh
1. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)
4. Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
• Fokus utama konseling : bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya
Tugas konselor : mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya
• Klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang
• Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi nasihat
• Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan tujuan agar klien menjadi matang dan mampu menyingkirkan hambatan-hambatn yang menyebabkan klien tidak dapat berdiri sendiri
• Konselor membantu klien menghadapi transisi dari ketergantungannya terhadap faktor luar menjadi percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini dilakukan dengan menemukan dan membuka ketersesatan atau kebuntuan klien.
• Pada saat klien mengalami gejala kesesatan dan klien menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan dengan cara mengungkapkan
kelemahannya, dirinya tidak berdaya, bodoh, atau gila
• Konselor membantu membuat perasaan klien untuk bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya sehingga potensinya dapat berkembang lebih optimal.
Deskripsi Fase-fase Proses Konseling :• Fase pertama
konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien
Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien berbeda, karena masing-masing klien mempunyai keunikan sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan.
• Fase kedua
Konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien
Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase ini, yaitu :
1. Membangkitkan motivasi klien : memberi kesempatan klien untuk
menyadari ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya
Makin tinggi kesadaran klien terhadap ketidakpuasannya semakin besar motivasi untuk mencapai perubahan dirinya, sehingga makin tinggi pula keinginannya untuk bekerja sama dengan konselor.
2. Mebangkitkan otonomi klien : menekankan kepada klien bahwa
klien boleh menolak saran-saran konselor asal dapat mengemukakan alasan-alasannya secara bertanggung jawab.
• Fase ketiga
Konselor mendorong klien untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada saat ini
Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala
perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini.
Kadang-kadang klien diperbolahkan memproyeksikan dirinya kepada konselor
Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan celah-celah kepribadian atau aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat diidentifikasi apa yang harus dilakukan klien.
• Fase keempat
Setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki fase akhir konseling
Pada fase ini klien menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan integritas kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi.
Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya, menyadari keadaan dirinya pada saat sekarang, sadar dan bertanggung jawab atas sifat
otonominya, perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya dan tingkah lakunya.
Dalam situasi ini klien secara sadar dan bertanggung jawab memutuskan untuk “melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan potensi dirinya.
TEKNIK KONSELING• Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal
Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.
• Orientasi Sekarang dan Di Sini
Konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang
Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang
Konselor tidak bertanya dengan pertanyaan “mengapa”.
• Orientasi Eksperiensial konselor meningkatkan
kesadaran klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga klien mampu mengintegrasikan kembali dirinya:
klien mempergunakan kata ganti personal
klien mengubah kalimat pertanyaan
menjadi pernyataan klien mengambil peran dan
tanggung jawab klien menyadari bahwa ada
hal-hal positif dan/atau negative pada diri atau tingkah lakunya
• Teknik-teknik Konseling Gestal
Permainan Dialog Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya :
kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak
Kecenderungan “anak baik” lawan kecenderungan “anak bodoh”
Kecenderungan bertanggung jawab lawan kecenderungan masa bodoh
Kecenderungan otonom lawan kecenderungan tergantung
Kecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan lemah
Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut pandangan Gestalt pada akhirnya klien akan mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia berani mengambil resiko
Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik “kursi kosong”.
• Latihan Saya Bertanggung Jawab
Teknik untuk membantu klien agar mengakui dan menerima
perasaan-perasaannya dari pada memproyek-sikan perasaannya itu kepada orang lain.
Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian klien menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat : “...dan saya bertanggung jawab atas hal itu”.
Misalnya :
“Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas kejenuhan itu”
“Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, dan saya bertanggung jawab ketidaktahuan itu”.
“Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas kemalasan itu”.
Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan klien akan perasaan-perasaan yang mungkin selama ini diingkarinya.
• Bermain Proyeksi
Proyeksi : Memantulkan kepada orang
lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya
Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulkannya kepada orang lain
Sering terjadi, perasaan-perasaan yang dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut yang dimilikinya
Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada klien untuk mencobakan atau melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.
• Teknik Pembalikan
Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasarinya
Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya.
Misalnya :
Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk memainkan peran “ekshibisionis” bagi klien pemalu yang berlebihan • Tetap dengan Perasaan
Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan dan ia sangat ingin menghindarinya
Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan
Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingklah laku dan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
Untuk membuka dan membuat jalan me-nuju perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru :
tidak cukup hanya mengkonfron- tasi dan menghadapi perasaan- perasaan yang ingin dihindarinya
membutuhkan keberanian dan pengalam-an untuk bertahan dalam kesakitan pera-saan yang ingin dihindarinya itu.
KETERBATASAN PENDEKATANPendekatan gestalt cenderung kurang memperhatikan faktor kognitif
2. Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri,
tetapi mengabaikan tanggung jawab pada orang lain
Menjadi tidak produktf bila penggunaan teknik-teknik gestalt dikembangkan secara mekanis
4. Dapat terjadi klien sering bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik gestalt karena merasa dirinya dianggap anak kecil atau orang bodoh.
PENDEKATAN-PENDEKATAN KONSELING
PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING
• Esensi Konseling Suatu proses hubungan untuk membantu orang lain, yang terbangun
dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien yang menghadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualifikasi tertentu).
• Bantuan diarahkan agar klien mampu :
- tumbuh kembang kearah yang dipilihnya - memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupanhya.
• Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan perilaku klien yang diperlukan untuk memecahkan kesulitan pribadi yang dihadapinya.
Konseling Profesional • Layanan terhadap klien yang
dapat dipertang-gungjawabkan dasar keilmuan dan teknologinya
• Bertitik tolak dari pendekatan-pendekatan yang dijadikan sebagai dasar acuannya
Pendekatan konseling : Sistem konseling yang dirancang dan didesain berda-sarkan teori-teori dan terapan-terapannya sehingga muwujud-kan suatu struktur performansi konseling
JENIS-JENIS PENDEKATAN KONSELING
Psikoanalisis (PA) Eksistensial Humanistik (EH) Behaviorisitik (Bh) Gestalt (Gt) Client Centered (CC) Analisis Transaksional (AT) Rasional Emotif (RE) Realitas (Rt) Trait and Factor (TF)
PENDEKATAN KONSELINGPSIKOANALISIS
KONSEP DASAR
Pandangan tentang manusia
• Manusia cenderung pesimistik, deterministik, mekanistik dan reduksionistik
• Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah oleh peristiwa- peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa lalu dari kehidupannya
• Tingkah laku manusai : (1) ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan biologis dan insting-instingnya, (2) dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau dan ditentutkan oleh faktor-faltor interpersonal dan intrapsikis.
• Pandangan tentang Kepribadian Tingkatan Kesadaran 1. Kesadaran :
- tingkatan yang memiliki fungsi mengingat, menyadari, dan merasakan sesuatu secara sadar
- Kesadaran ini memiliki ruang yang terbatas dan tampak pada saat individu menyadari berbagai stumulus yang ada disekitarnya.
Ambang sadar - Tingkatan kesadaran yang menyimpoan ide, ingatan, dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ke tingkat kesadaran. - Bukan merupakan bagian dari tingkat kesadaran, tetapi merupakan tingkatan lain yang biasanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyedari sesuatu 3. Ketidaksadaran - Tingkatan dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai
bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalam ketidaksadaran. - Tingkah laku manusia sebagian besar didorong oleh perasaan
dan pikiran yang tersimpan di tingkat ketidaksadaran ini.
• Struktur Kepribadian
Kepribadian manusia terdiri atas tiga sub sistem, yaitu id, ego dan super ego
Id adalah sistem dasar kepribadian yang merupakan sumber dari dari pada segala dorongan instinktif, khususnya seks dan agresi
Ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita
Super Ego merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kontrol internal,
yang terdiri dari kata hati (apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan) dan Ego-ideal (apa yang seharusnya saya menjadi).
• Dinamika Kepribadian
- Psikoanalisis memandang bahwa organisme manusia sebagai sistem energi yang kompleks.
- Energi beresal dari makanan (energi fisik) yang dapat berubah menjadi energi psikis
- Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan dan digunakan oleh id, ego, dan super ego
• Perkembangan Kepribadian
- Kepribadian individu mulai terbentuk pada tahuan-tahun pertama di masa kanak-kanak.
- Pada umur 5 tahun struktur dasar kepribadian individu telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut
- Perkembangan kepribadian berkenaan dengan bagaimana individu belajar dengan cara-cara baru dalam mereduksi ketegangan atau kecemasan dialami dalam kehidupannya.
- Ketegangan atau kecemasan tersebut bersumber pada empat unsur, yaitu (1) proses pertumbuhan fisiologis, (2) frustasi, (3) konflik, dan (4) ancaman.
• Cara ego menghadari ancaman yang menimbulkan ketegangan atau kecemasan : mekanisme pertahanan ego.
• Bentuk-bentuk mekanisme perthanan ego antara lain :
- Identifikasi - Represi
- Proyeksi - Fiksasi - Regresi
• Perkembangan kepribadian individu dari sejak lahir hingga dewasa terjadi dalam fase-fase :
1. Fase Oral 2. Fase Anal 3. Fase Phallis 4. Fase Latent 5. Fase Genital
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
• Tingkah laku bermasalah disebabkan oleh kekacauan dalam berfungsinya individu yang bersumber pada :
- dinamika yang tidak efektif antara id, ego, dan super ego
- proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak.
TUJUAN KONSELING
• Membantu klien untuk membentuk kembali struktur karakternya dengan mejadikan hal-hal yang tidak disadari menjadi disadari oleh klien.
• Secara spesifik : a. Membawa klien dari dorongan-dorongan yang ditekan (ketidaksadaran) yang mengakibatkan kecemasan kearah perkembangan kesadaran intelektual b. Menghidupkan kembali masa lalu klien dengan menembus konflik yang direpres c. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
• Proses konseling difokuskan pada usaha menghayati kembali
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
• Pengalaman masa lampai ditata, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstriksi kepribadian.
• Menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidakdasaran.
• Pemahaman intelektual penting, tetapi yang lebih penting mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
• Dalam konseling psikoanalisis terdapat dua bagian hubungan konselor dengan klien, yaitu aliansi dan transferensi.
• Aliansi : sikap klien kepada konselor yang relatif rasional, realistik, dan tidak neurosis (merupakan prakondisi untuk terwujudnya keberhasilan konseling).
• Tranferensi : - pengalihan segenap pengalaman klien di masa lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya yang ditujukan kpd konselor - merupakan bagian dari hubungan yang sangat penting untuk dianalisis - membantu klien untuk mencapai pemahaman tentang bagaimana dirinya telah salah dalam menerima, menginterpretasikan, dan merespon pengalamannya pada saat ini dalam kaitannya dengan masa lalunya.
• Peran utama konselor dalam konseling ini adalah membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara yang realistis.
• Konselor membangun hubungan kerja sama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
• Konselor memberikan perhatian kepada resistensi klien
• Fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.
TEKNIK KONSELING
• Teknik-teknik konseling psikoanalisis diarahkan untuk mengembangkan suasana bebas tekanan.
• Dalam suasana bebas itu klien menelusuri apa yang tepat dan tidak tepat pada tingkah lakunya dan mengarahkan diri untuk membangun tingkah laku baru.
• Ada lima teknik dasar dalam konseling psikoanalisis, yaitu :
(1) asosiasi bebas, (2) interpretasi, (3) analisis mimpi, (4) analisis resistensi, dan (5) analisis transferensi.
1. Asosiasi Bebas
Teknik pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lampau : klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri.
2. Interpretasi - Prosedur dasar yang digunakan dalam analisis mimpi, resistensi, dan transferensi - Penjelasan makna tingkah laku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan transferensi.
Rambu-rambu Interpretasi :
• Interpretasi disajikan pada saat gejala yg diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yg disadari klien.
• Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional klien).
• Menetapkan resistensi atau pertahan-an sebelum menginterpretasikan emo-si atau konflik.
3. Analisis Mimpi Teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien un-tuk memperoleh pemahaman terhadap masalah-masalah yg belum terpecahan.
4. Analisis Transferensi Teknik mendorong klien untuk menghi-dupkan kembali masa lampaunya dalam konseling
Tujuan : a. Klien memperoleh pemahaman atas pengalaman pengalaman tak sadar dan pengaruh masa lampau terhadap kehidupan sekarang; b. Memungkinkan klien menembus konflik masa
lampau yang diperta-hankan hingga sekarang & menghambat perkembangan emosinya.
• Analisis Resistensi Resistensi : - Perilaku utk mempertahankan kecemasan - Menghambat pengungkapan pengalaman tak disadari - Menghambat jalannya/proses konseling
Analisis Resistensi teknik membantu klien agar menyadari alasan dibalik resistensinya : bisa menghilangkannya
KETERBATASAN PENDEKATAN
1. Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
2. Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab individu berkurang.
3. Cenderung meminimalkan rasionalitas.
4. Data penelitian empiris kurang banyak mendukung sistem dan konsep psikoanalisis, seperti konsep tentang energi psikis yang menentukan tingkah laku manusia.
PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Rumusan Tujuan Program2. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi3. Pemilihan Instrumen dan Media4. Strategi Pelayanan5. Waktu dan Biaya
6. Rencana Evaluasi dan Tindak Lanjut
PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. DASAR PEMIKIRAN2. VISI DAN MISI3. TUJUAN4. KOMPONEN PROGRAM (lay Dasar,
responsif, perencanaan ind, dukungan sistem)
5. STRATEGI (konsultasi, 6. PERSONEL7. SARANA DAN BIAYA8. RENCANA EVALUASI DAN TINDAK
LANJUT
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN PROGRAM
1. PERSIAPAN2. PENGEMBANGAN PROGRAM3. SOSIALISASI DAN DISEMINASI4. PENGESAHAN PROGRAM5. PENYUSUNAN AGENDA KEGIATAN6. PELAKSANAAN PROGRAM7. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
LANGKAH PERSIAPAN PENGEMBANGAN PROGRAM
1. KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN DAERAH
2. KEBIJAKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN PADA SD/SMP/SMA/SMK
3. KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING TERBARU : teoritis
4. KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH5. HASIL EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN
DAN KONSELING YANG SUDAH DILAKSANAKAN
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN
1. DISEMINASI PROGRAM PADA STAF BK2. DISEMINASI PROGRAM PADA PIMPINAN
DAN KOMITE SEKOLAH3. DISEMINASI PROGRAM PADA SISWA DAN
ORANGTUA SISWA4. REVISI PROGRAM5. PENGESAHAN PROGRAM DAN AGENDA
KEGIATAN6. PENEGASAN KOMITMEN, TANGGUNG
JAWAB DAN KOMPETENSI
PENANGANAN KASUSPengertian Kasus• Kesatuan kondisi yang didalamnya
terkandung satu atau sejumlah masalah yang dialami oleh seorang individu (atau kelompok,keluarga,lembaga).
• Masalah tsb dapat berkenan dengan berbagai aspek perkembangan dan kehidupan individu dalam kaitannya dengan dimensi kemanusiaannya.
CIRI-CIRI KASUS• Tidak disukai adanya• Ingin dihilangkan keberadaannya• Dapat menimbulkan kerugian
dan/atau kesulitan
BAGAIMANA PANDANGAN ANDATERHADAP KETIGA CIRI TERSEBUT?
MENGHADAPI KASUS
• PENYIKAPAN• PEMAHAMAN• PENANGANAN
PEMAHAMAN KASUS
• Pemahaman yang mendalam untuk mengetahui seluk beluk kasus
• Suatu kasus seperti gunung es yang terapung dilautan
• Rincian permasalahan• Sebab-sebab• Kemungkinan akibat
PENANGANAN KASUS • Pengenalan awal tentang kasus• Pengembangan ide-ide tentang rincian
masalah yang terkandung dalam kasus• Penjelajahan lebih lanjut tentang segala
beluk kasus• Mengusahakan upaya-upaya kasus
untuk mengatasi atau memecahkan sumber pokok permasalahan
• Penanganan kasus dapat dipandang sebagai upaya khusus untuk secara langsung menangani sumber pokok permasalahan
• Tujuan utama teratasinya atau terpecahkannya permasalahan
• Pertanyaan pokok “Upaya apakah yang perlu dilakukan agar kasus tersebut dapat diatasi?”
• Penganan kasus menghendaki strategi dan teknik-teknik yang sifatnya khas sesuai dengan pokok permasalahan yang akan ditangani.
CARA MENGENALI PERMASALAHAN• Deskripsi awal kasus• Ide-ide tentang rincian
permasalahan,kemungkinan sebab dan kemungkinan akibat
• Upaya dan hasil penjelajahan lebih lanjut terhadap setiap permasalahan yg terkandung pada kasus tersebut
• Upaya penanganan secara khsus thd permasalahan pokok yg menjadi sumber permasalahan pada umumnya
KASUS Seorang siswa SMA kelas III-IPS. Laki-laki menunjukkan gejala jarang masuk sekolah, sering melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi belajarnya rendah Siswa tersebut sering membolos,terutama kalau akan menghadapi mata pelajaran matematika. Pada akhir tahun yang lalu siswa tersebut termasuk salah seorang
siswa yang dipermasalhkan untuk kenaikan kelasnya. Di rumah siswa tersebut tidak mempunyai tempat belajar sendiri; dia belajar ditempat tidur.
Ia banyak membantu kegiatan keluarga sehingga seringkali terlambat masuk sekolah. Data lain menunjukkan bahwa siswa tersebut adalah anak keenam dari sebelas bersaudara. Tiga orang saudaranya sudah berada di PT, dan salah seorang adiknya juga di kelas III-IPA di sekolah yang sama. Siswa tersebut sebenarnya kurang berminat terhadap bidang studi IPA. Dalam menyelesaikan salah satu tugas rumahnya pernah terjadi bentrok dengan salah seorang gurunya.
PELIBATAN PIHAK DAN SUMBER SERTA UNSUR DALAM PENANGAN KASUS• Harus seijin orang yg mengalami
masalah• Bersifat sukarela dan tidak
menimbulkan kerugian bagi
pihak,sumber dan unsur lain yg dilibatkan
• Bermanfaat secara efektif dan efisien
• Dapat disinkronisasi, dipantau dan dikontrol
• Sesuai dengan asas-asas BK• Peranan masing-mnasing pihak
dijelaskan secara rinci bagi pihak,sumber,unsur maupun orang yang mengalami masalah
PENYIKAPAN TERHADAP KASUS
• Penyikapan secara menyeluruh yang mencakup segenap aspek permasalahan yang ada di dalam kasus dan segenap langkah ataupun pentahapan pada sepanjang proses penanganan kasus secara menyeluruh
mulai ------------------------------------ akhir
KETERKAITAN KONSELOR SECARA MENYELURUH• Penanganan kasus dalam arti umum• Pengenalan awal terhadap kasus• Pengembangan ide-ide tentang rincian
masalah,kemungkinan sebab dan akibat
• Penjelajahan kasus• Penanganan kasus dalam arti khusus• Penyikapan terhadap kasus
UNSUR-UNSUR PENYIPAKAN• Kognisi
– Wawasan - kasus dan berbagai
– Keyakinan permasalahan
– Pemahaman - pemahaman dan penanganan
– Penghayatan kasus– Pertimbangan dan pemikiran
konselor tentang keberadaan manusia
– Hakikat dimensi kemanusiaan dan pengembangan
– Pengaruh lingkungan– Penerapan pelayanan BK
Afeksi• Suasana perasaan
• Emosi dan kecenderungan bersikap berkenaan dengan keberadaan manusia dengan kausus tersebut
Perlakuan• Tindakan terhadap kasus yang ditangani• Sejak diserahkannya kasus sampai
berakhirnya keterlibatan penanganan
UNSUR KOGNISI YANG MENDASARI PENYIKAPAN• Keyakinan dan penghayatan bahwa
manusia ditakdirkan sebagai mahluk yg paling indah dan berderajat paling tinggi
• Keyakaian dan penghayatan bahwa keindahan dan derajat paling tinggi itu terwujud dalam bentuk kesenangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dalam arti yg seluas-luasnya
• Pemahaman dan penghayatan bahwa keempat dimensi kemanusiaan perlu dikembangkan secara serempak dan optimal menuju perwujudan manusia seutuhnya
• Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam perjalanan hidupnya
seseorang dapat mengalami berbagai permasalahan yang mengganggu perkembangan keempat dimensi kemanusiaan
• Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor lingkungan, disamping faktor dalam dimensi kemanusiaan, sangat besar pengaruhnya thd pengembangan dimens-dimensi itu sendiri, dan thd timbulnya permasalahan pada diri seseorang
• Pemahaman dan penghayatan bahwa pelayanan BK, bersama pelayanan pendidikan pada umumnya mampu memberikan bantuan kepada orang yg sedang mengalami perkembangan dan mengalami masalah demi teratasi masalah mereka
• Pemahaman dan penghayatan bahwa seseorang yg sedang mengalami masalah tidak seharusnya dianggap terlibat masalah kriminal atau perdata,atau sedang menderita penyakit jasmani atau rohani, atau orang tidak normal
• Pemahaman dan penghayatan bahwa permasalahan seseorang yg sebenarnya besar kemungkinan tidak tepat sama dengan yang tampak pada pendeskripsian awal. Oleh karena itu diperlukan upaya pendalaman lebih lanjut.
• Pemahaman dan penghayatan bahwa diperlukan strategi dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah
• Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam menangani permasalahan perlu dilibatkan berbagai pihak, sumber dan unsur untuk secara efektif dan efisien mengatasi masalah
POLA TINGKAH LAKU AFEKTIF• Memberikan penghargaan dan
penghormatan yg setinggi-tingginya thd kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun kelompok
• Berupaya sesuai dengan keahlian, mengembangkan keempat dimensi kemanusiaan secara selaras,serasi dan
seimbang menuju perwujudan manusia seutuhnya
• Merasa prihatin dan menaruh simpati kepada orang yang mengalami masalah
• Berusaha seoptimal mungkin menerapkan keahlian yg dimiliki untuk membantu yang bermasalah
• Bersikap positif thd orang-orang yang mengalami masalah
• Bertindak hati-hati,teliti,tekun dan bertanggungjawab dalam menangani permasalahan seseorang
• Dengan penuh kesabaran mengembangkan wawasan,ide-ide, strategi dan teknik serta menerapkan secara tepat thd permasalahan yg dihadapi seseorang
• Tidak menahan permasalahan seseorang untuk ditangani sendiri saja,melainkan melibatkan pihak,sumber dan unsur lain
• Tidak menutup kemungkinanmengalihkan penanganan masalah kepada pihak lain,jika ternyata pihak lain lebih ahli
PERLAKUKAN TERHADAP KASUS DAN UPAYA PENANGANAN• Menerima kasus yg dipercayakan
kepadanya dengan penuh rasa tanggungjawab
• Mengembangkan wawasan tentang kasus itu secara lebih rinci,tentang kemungkinan sebab timbulnya setiap permasalahan, dan kemungkinan akibat-akibat yang akan timbul bila tidak tertangani
• Mengembangkan strategi dan menerapkan teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi sumber-sumber pokok permasalahan
• Melibatkan berbagai pihak,sumber dan unsur apabila diyakini hal tersebut akan membantu pemecahan masalah
• Mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah: sampai seberapa jauh upaya tersebut telah membuahkan hasil
TUGAS
1.Bagaimana pandangan anda terhadap ketiga ciri kasus berikut ini: a. tidak disukai adanya; b. ingin dihilangkan keberadaannya; c. dapat menimbulkan kerugian dan/atau kesulitan Diskusikan dan kemukakan beberpa contoh masalah dan terapkanlah ciri-ciri tsb thd masalah yang menjadi contoh Anda itu
2. Carilah sebuah kasus yang Anda ketahui pernah terjadi. a. Deskripsikanlah kasus itu secara singkat b. Tunjukkanlah masalah-masalah yang terkandung dalam kasus itu dan kaitkan dengan keempat dimensi kemanusiaan c. Konsep atau ide apakah yang Anda mun- culkan berkenaan dengan: (1) rincian setiap masalah (2) kemungkinan sebab-sebab (3) kemungkinan akibat yang akan timbul apabila masalah itu tidak teratasi
3. Apa yang akan terjadi apabila konselor menganggap bahwa kasus yang dihadapkan kepadanya merupakan: a. kasus yang ringan? b. kasus yang berat ?
4. Konselor dituntut untuk bersikap positip terhadap kasus. Apa yang akan terjadi jika konselor bersikap negatif terhadap kasus? Jelaskan dengan disertai contoh.
PENDEKATAN KONSELINGTRAIT AND FACTORKONSEP DASAR
Pandangan tentang Manusia• Manusia merupakan sistem sifat
atau faktor yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen.
• Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor. Telah banyak
dilakukan usaha untuk menyusun kategori individu atas dasar dimensi sifat dan faktor.
• Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah : (1) mengukur dan menilai ciri ciri-ciri seseorang dengan tes psikologis, (2) mendefinisikan atau menggambarkan keadaan individu,
(3) membantu individu untuk memahami diri dan lingkungannya, (4) memprediksi keberhasilan yang mungkin dicapai pada masa mendatang.
Manusia berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.
Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk.
Makna hidup adalah mencari kebenaran dan berbuat baik serta menolak kejahatan.
Menjadi manusia seutuhnya tergantung
pada hubungannya dengan orang lain.
Asumsi pokok pendekatan konseling trait dan faktor.
• Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan kemampuan yang terorganisir secara unik, dan karena kemampuan kausalitasnya relatif stabil setelah remaja, maka tes obyektif dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik-karatreistik individu.
• Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan tingkah laku kerja tertentu.
• Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda dan hal ini dapat ditentukan. Individu akan belajar dengan lebih mudah dan efektif apabila potensi dan bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum.
• Baik klien maupun konselor hendaknya mendiagnosis potensi klien untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau pekerjaan.
• Setiap individu mempunyai kecakapan dan keinginan untuk mengidentifikasi secara kognitif kemampuannya sendiri.
Pandangan tentang Kepribadian• Kepribadian : suatu sistem yang
saling tergantung dengan sifat dan faktor, seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen.
• Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh faktor pembawaan dan lingkungan.
• Setiap individu ada sifat-sifat yang umum dan ada sifat-sifat yang khusus, yang merupakan sifat yang unik.
• Unsur dasar dari struktur kepribadian disebut sifat dan merupakan kecenderungan luas untuk memberi reaksi dan membentuk tingkah laku yang relatif tetap.
• Sifat (trait) : struktur mental yang dapat diamati untuk menunjukkan keajegan dan ketepatan dalam tingkah laku.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Hubungan konselor dengan klien merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat pribadi dalam hubungan tatap muka.
Konselor bukan hanya membantu individu atas apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor juga mempengaruhi klien berkembang ke satu arah yang terbaik baginya.
Konselor memang tidak menetapkan tetapi memberikan pengaruh untuk mendapatkan cara yang baik dalam membuat keputusan.
Tahapan proses konseling : 1. Analisis - Merupakan tahapan kegiatan : pengumpulan informasi dan data mengenai klien.
- Konselor dan klien memiliki informasi yang dpat dipercaya, tepat, dan relevan untuk mendiagnosis pembawaan, minat, motif, keseimbangan emosional dan sifat-sifat lain yang memudahkan penyesuaian diri
- Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat, spt : cacatan kumulatif, wawancara, catatan anekdot, tes psikologis, dan studi kasus.
- Selain mengumpulkan data obyektif, konselor harus memperhatikan pula cita-cita dan sikap klien dan cara memandang permasalahannya.
2. Sintesis Merangkum dan mengatur data hasil analisis yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat klien, kelamahan dan kekuatan, serta kemampuan penyesuaian diri.
3. Diagnosis
Merupakan tahapan untuk menemukan ketetapan dan pola yang dapat mengarahkan kepada permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat klien yang relevan dan berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri. Langkah Diagnosis : a. Identifikasi Masalah b. Menentukan sebab-sebab c. Prognosis 4. Konseling
- Merupakan hubungan membantu klien untuk menemukan sumber diri sendiri maupun sumber di luar dirinya dalam upaya mencapai perkembangan dan penyesuaian optimal sesuai dengan kemampuannya.
- Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling, yaitu : 1. Belajar terpimpin menuju pengertian diri 2. Mendidik/mengajar kembali untuk mencapai tujuan kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya.
3. Bantuan pribadi agar klien mengerti dan terampil dalam menerapkan prinsip dan teknik yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Konseling yang mencakup hubungan dan teknik yang bersifat menyembuhkan 5. Mendidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis atau penyaluran
5. Tindak Lanjut - Memberikan bantuan kepada klien dalam menghadapi masalah baru dengan mengingatkannya kepada masalah sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling.
- Teknik yang digunakan konselor harus disesuaikan dengan individualitas klien, mengingat bahwa individu itu sifatnya unik, sehingga tidak ada teknik yang baku yang berlaku untuk semua klien.
TEKNIK KONSELING
Atending• Dalam formulasi yang singkat
Atending dapat dipahami sebagai usaha pembinaan untuk menghadirkan klien dalam proses konseling
• Penciptaan dan pengembangan Atending dimulai dari upaya konselor menunjukkan sikap empati, menghargai, wajar, dan mampu mengetahui atau paling tidak mengantisipasi kebutuhan yang dirasakan oleh klien.
• Dalam tataran yang lebih operasional, melakukan refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
- Bagaimana saudara mengenal dan mengantisipasi bila seseorang sangat tertarik pada Anda?
- Bagaimana saudara mengenal bila seseorang memberikan perhatian terhadap Anda?
- Bagaimana saudara mengenal atau mengetahui bila seseorang mendengarkan, memeperhatiakan dan menghayati Anda ?
• Melalui jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas, konselor dapat memulai melakukan pembinaan untuk mengajak klien mamasuki proses konseling.
Aspek-aspek Atending meliputi :
1) Posisi badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka).
a) Duduk dengan badan menghadap kepada klien b) Tangan di atas pangkuan atau berpegangan bebas atau kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan gerak isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal c) Respondif dengan menggunakan bagian wajah, umpamanya senyum spontan atau anggukan kepala sebagai
persetujuan atau pemahaman dan krutan dahi tanda tidak mengerti d) Badan tegak lurus tetapi tidak kaku, manakala diperlukan bisa condong ke arah klien untuk menunjukan kebersamaan
2) Kontak Mata a) Melihat klien terutama pada waktu bicara b) Menggunakan pandangan spontan yang menunjukkan ekspresi minat dan keinginan untuk mendengarkan dan merespon
3) Mendengarkan a) Memelihara pehatian penuh, terpusat pada klien b) Mendengarkan apapun yang dikatakan klien, mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata- katanya, perasaannya, dan perilakunya) c) Memahami keseluruhan pesannya
2. Mengundang Pembicaraan Terbuka
Ajakan terbuka untuk berbicara memberi kesempatan klien agar mengeksplorasi dirinya sendiri dengan dukungan pewawancara.
Pertanyaan terbuka memberi peluang klien untuk mengemukakan ide perasaan dan arahnya dalam wawancara.
Responnya terhadap pertanyaan terbuka ialah untuk menunjukkan kesadarannya bahwa dia diminta untuk menceritakan sejarahnya atau lebih menjabarkan apa yang telah dikatakan.
Contoh pertanyaan terbuka : 1. untuk membantu memulai wawancara : “Apa yang Anda akan bicarakan hari ini?” “Bagaimana keadaan Anda sejak pertemuan terakhir kita?”
2. Membantu klien menguraikan masalahnya : “Cobalah Anda menceritakan lebih banyak lagi
tentang hal itu!“ “Bagaimana perasaan Anda pada saat kejadian itu?”
3. Membantu memunculkan contoh-contoh perilaku khusus : “Apa yang Anda sedang rasakan pada saat Anda menceritakan hal ini kepada saya?” “Bagaimana perasaan Anda selanjutnya pada waktu itu?”
Pertanyaan yang tidak disarankan antara lain :
• Pemakaian pertanyaan tertutup yang terlalu sering
• Pengajuan pertanyaan lebih dari satu pada waktu yang sama”Dapatkah anda menceritakan lebih banyak lagi tentang hal itu?”
• Pengajuan pertanyaan “Mengapa”, umpamanya :
“Mengapa anda tidak bergaul dengan baik?”
• Memasukkan jawaban dalam pertanyaa,umpamanya :
“Anda sebenarnya belum mengerti hal itu pada saat anda mengatakan tentang ayahnya, bukan?”
Paraprase• Esensinya : pengulangan kata-kata
atau pemikiran-pemikiran kunci dari klien dalam rumusan-rumusan yang menggunakan kata-kata konselor sendiri.
• Memberi tahu klien bahwa ia sedang mendengarkan apan yang dikatakan dan konselor ingin mendengarkan leih banyak lagi.
• Klien akan merasa dimengerti dan
dipersiapkan untuk mengolah lebih dalam lagi masalah-masalah yang diajukannya.
• Maksud dari kegiatan paraprase adalah :
- menyampaikan kepada klien bahwa konselor bersama klien, dan konselor berupaya memahami apa yang dinayatkan klien
- mengkritalisasi komentar klien dengan lebih memendekannya sehingga membantu mengarahkan wawancara - memberi peluang untuk memeriksa kecermatan persepsi konselor.
Cara Memparaprase : 1) Dengarkan pesan utama klien 2) Nyatakan kembali kepada klien ringkasan pesan utamanya secara sederhana dan singkat 3) Amati pertanda atau minta respons dari klien akan bantuan paraprase.
Hindari - analisis, interpretasi, atau pertimbangan nilai tentang pesan klien - respon konselor hanya tertuju kepada bagian kecil dari pesan klien klien, bukan kepada tema utamanya - pemakaian kata-kata teknis yang tidak dimengerti klien
Refeksi perasaan
• Refleksi perasaan merupakan keterampilan konselor untuk merespons keadaan perasaan klien terhadap situasi yang sedang dihadapi.
• Tindakan tersebut akan mendorong dan merangsang klien untuk mengemukakan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapinya.
• Jadi, esensi keterampilan ini adalah untuk mendorong dan merangsang klien agar dapat mengekspresikan bagaimana perasaan tentang situasi yang sedang dialami.
Aspek-aspek refleksi perasaan : 1) Mengamati perilaku klien 2) Mendengarkan dengan baik 3) Menghayati pesan yang dikomunikasikan klien. 4) Mengenali perasaan-perasaan yang dikomunikasikan klien. 5) Menyimpulkan perasaan yang sedang dialami. 6) Menyeleksi kata-kata yang tepat untuk
melukiskan perasaan klien.
Meringkas• Meringkas adalah suatu proses
untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling.
• Meringkas : rupaya merekapituasi, memadatkan, dan mengkristalisasi esensi apa yang telah dikatakan klien.
• Dengan menggunakan ringkasan secarea perioodik, konselor dapat memeriksa kecermatannya dalam mendengarkan.
• Ringkasan juga membantu untuk mengakiri wawancara dengan suatu cartatan yang wajar, dan dapat menjadi panduan wawancara.
Panduan Umum Meringkas 1) Adakan refleksi atau atending terhadap berbagai variasi tema dan nada
emosional pada saat klien berbicara
2) Gabungkan perasaan dan ide kunci ke dalam pernyataan-pernyataan yang pengertian dasarnya luas.
3) Jangan tambahkan ide-ide baru dalam ringkasan
4) Pertimbangkan kalau sekiranya dapat membantu kalau menyatakan rinkasan atau mengajak klien untuk membuat ringkasan
KETERBATASAN PENDEKATAN
Pandangannya dikembangkan dalam situasi pendidikan dan kliennya dibatasi terutama kepada siswa-siswa yang memiliki keragaman derajat kemantapan dan tanggung jawab sendiri.
Pandangannya terlalu menekankan kepada pengendalian konselor dan hasil yang dicapai pada diri klien lebih banyak tergantung kepada keunggulan konselor dalam
mengarahkan dan membatasi klien.
Banyak meminimalkan atau mengabaikan aspek afektif klien yang justru seharusnya menjadi kepedulian konselor.
Terlalu banyak pertimbangan yang ditekankan pada data obyektif. Penggunaan dan keyakinan yang berlebihan terhdap data ini kurang tepat karena keterbatasan reliabilitas, validitas, dan kelengkapan alat dan datanya.
Suatu dilema bagi konselor karena ia harus mendorong dan meyakinkan klien mewujudkan kemampuannya, tetapi ia harus melakukannya tanpa persuasi.
PENDEKATAN KONSELINGRASIONAL - EMOTIF
KONSEP DASAR
Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irsional
Ketika berpikir dan bertingkah- laku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkah- laku irasional individu itu menjadi tidak efektif.
Reaksi emosional seseorang disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi, baik yang disadari maupun tidak disadari.
Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional.
Emosi menyertai individu yang berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irrasional.
Berpikir irrasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan.
Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan.
Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat.
Perasaan dan pikiran negatief serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
Teori ABC dari Albert Ellis :
Tiga pilar yang membangun tingkah laku individu
Antecedent event (A) Belief (B) Consequence (C)Belief (B)
Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi individu thp suatu peristiwa
Rational belief (rB) Irrasional belief (iB)
Consequence (C)
• Konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang dalam hubungannya dgn antecendent event (A).
• Konsekuensi emosional ini
bukan akibat langsung dari A
tetapi disebabkan oleh B, baik yang rB maupun yang iB.
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
• Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang didasarkan dikendalikan oleh cara berpikir yang irrasional (iB)
• Ciri-ciri iB :
- Tidak dapat dibuktikan - Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan) yang sebenarnya tidak perlu - Menghalangi individu untuk berkembang
Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional :
• Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyataan
dan imajinasi
• Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain
• Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
Indikator keyakinan irrasional :
• Bahwa manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan
• Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum
• Bahwa kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malape-taka, bencana yang dahsyat, menge-rikan, menakutkan yang mau tidak mau
harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya.
• Bahwa lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya
• Bahwa penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eks-ternal dan individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut.
• Bahwa pengalaman masa lalu membe-rikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang
• Bahwa untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk me-rasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural
• Bahwa nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu
TUJUAN KONSELING
• Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irrasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis
• Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
• Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau cara-cara berpikirnya sendiri
• Tiga tingkatan insight /pemahaman :
1. Klien klien memahami tingkah laku negatif/penolakan diri peristiwa yang disebabkan oleh sistem keyakinan yang irasional
2 Klien memahami bahwa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena keyakinan irrasional terus dianutnya
3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari hambatan emosional yang dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irrasional.
KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI PENINGKATAN DALAM HAL :
penerimaan diri minat sosial
pengendalian diri toleransi terhadap pihak lain fleksibelitas penerimaan ketidakpastian komitmen terhadap sesuatu di
luar dirinya berpikir logis keberanian mengambil risiko menerima kenyataan.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
• Konseling rasional emotif dilakukan dgn menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimak-sudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien.
Tugas konselor menunjukkan bahwa
• masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran
yang tidak rasional
• usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional.
Operasionalisasi tugas konselor :
1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal
2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung
3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien,
kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri
4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien
5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya
6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis
7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
Karakteristik Konseling RE
• Aktif-direktif : dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.
• Kognitif-eksperiensial
proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
• Emotif-ekspreriensial proses konseling memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
• Behavioristik proses konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
TEKNIK KONSELING
– Assertive adaptive teknik untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
- Bermain peran teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
- Imitasi teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
• Teknik-teknik Behavioristik
– Reinforcement
• teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).
• Teknik ini dimaksudkan untuk mem-bongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan meng-gantinya dengan sistem nilai yang positif.
• Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan meng-internalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
– Social modeling
• Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien
• Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobser-vasi, dan menyesuaikan dirinya dan meng-internalisasikan norma-norma dalam sis-tem model sosial
dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor
• Teknik-teknik Kognitif
– Home work assigments
• Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.
• Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan tertentu, melaksanakan latihan-latihan tertentu yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru dan irasional
• Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
• Teknik juga bermaksud : mengembangkan p tanggung jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
• Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan tertentu, melaksanakan latihan-latihan tertentu yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru dan irasional
• Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
• Teknik juga bermaksud : mengembangkan p tanggung jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
– Latihan assertive
• Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.
• Maksud utama teknik latihan asertif
1. mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya
2. membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain
3. mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri
4. meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.
TIADA SEINDAH HARI INITiada seindah kini duduk berdampinganMenyentuh hati dengan wajah kasihDiantara g’ru pembimbing tersenyum dengan mesraAlangkah indahnya hari iniTerlepaslah segala kenangan dukaKan tercapai harapan hidup bahagiaTiada seindah kini duduk berdampinganAlangkah indahnya hari ini
BIMBINGAN KONSELINGBIMBINGAN :
“Proses pemberian bantuan (process of helping) kepadaindividu agar mampu memahami dan menerima diri dan
lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikandiri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baiksecara personal maupun sosial)”.
KONSELING :
“Proses interaksi antara konselor dengan klien/konseleebaik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinyaatau memecahkan masalah yang dialaminya”.
SuksesPribadi
1. Believe2. Brain3. Beauty4. Behavior
SuksesAkademik
1. IPK yang Tinggi2. Achievement
Motive3. Berpikir Logis4. Problem Solving5. Decision Making
SuksesSosial
1. Empati2. Altruis3. Kooperatif4. Toleransi5. Demokratis6. Terampil
Berkomuni kasi
SuksesKarir
1. MemahamiTujuan Sekolah
2. Bersikap Posiitifthd pekerjaan
3. Memahami minat & bakat sendiri 4. Memiliki kesiapan untuk melanjutkan studi atau masuk dunia kerja
ASUMSI BK PERKEMBANGANPencapaian Tugas-tugas Perkembangan merupakan tujuan BK.Perkembangan pribadi yg optimal terjadi melalui interaksi yg sehat antara individu dengan lingkungannya.Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar dengan perkembangan individu.Klien tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya. Disini klien dipandang sebagai individu yang mampu memilih tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya.Klien adalah seorang pribadi yang unik dan berharga yg berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota kelompoknya, bagian dari
budayanya, dan tidak pernah terisolasi dari lingkungan sosialnya.Konselor tidak bersifat netral, atau a moral, dia memiliki nilai-nilai, perasaan, dan komitmen kepada dirinya.
PRINSIP BIMBINGANBimbingan merupakan bagian integral pendidikanBimbingan for allBimbingan diorientasikan kepada pengembangan potensi siswa (fisik, psikis, sosial, moral-spiritual) individuBimbingan merupakan usaha bersama (team work) pimpinan, wali siswa, dan guru pembimbing, guru matpel, & ortu Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (sekolah, keluarga, industri, dan masyarakat)
PERBEDAAN KARAKTERISTIK BIMBINGAN TRADISIONAL DENGAN PERKEMBANGANTRADISIONAL
1. Bersifat Reaktif2. Pendekatan Krisis
(Remediatif)3. Hanya melakukan konseling individual4. Tidak semua siswa mendapat layanan
5. Menekankan layanan Informasi6. Programnya tidak terstruktur7. Hanya dilakukan oleh Konselor sendiri
PERKEMBANGAN1. Terencana2. Pendekatan Preventif dan
Krisis3. Melaksanakan Bimbingan dan konseling4. Semua siswa (for all) mendapat layanan5. Menekankan kepada program pengembangan6. Programnya terstruktur7. Dilakukan oleh konselor dan personel sekolah dalam suatu team work
LAYANAN DASAR BIMBINGAN
kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yg disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu mahasiswa mengembangkan
potensi dirinya secara optimal”
Tujuan :1. Membantu mhs agar memperoleh perkembangan yg normal2. Membantu mhs agar memiliki mental yang sehat3. Membantu mhs agar memperoleh keterampilan hidup (life skills).
LAYANAN RESPONSIFPengertian : “Layanan bantuan bagi mahasiswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan segera”.
Tujuan : “Membantu mhs agar dapat mengatasi masalah yang dialaminya”.
LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL
Pengertian :“Layanan bantuan kepada mhs agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahannya”.
Tujuan : Mhs memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan thd pengembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.Mhs dapat melakukan kegiatan atau aktivitas berdasarkan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan.Mhs dapat mengevaluasi kegiatan yang dilakukannya.
LAYANAN DUKUNGAN SISTEM
Pengertian : “Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional; hubungan masyarakat dan staf; konsultasi dengan dosen lain, staf ahli, dan msyarakat yang lebih luas; manajemen program; dan penelitian dan pengembangan”.
PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Dalam Struktur Kurikulum Pendidikan Umum (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA) pengembangan diri itu dijelaskan sebagai berikut.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.