45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pemerintah telah menargetkan bahwa penyakit polio sudah harus terberantas terutama di Jawa, Bali dan Sumatera. Dengan mengintensifkan imunisasi polio pada anak-anak yang berumur 2-11 bulan. Untuk mencapai maksud tersebut maka, oleh instansi yang berwenang sedang dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan pelaksanaan yang ada terhadap program imunisasi yang sudah dilaksanakan sekarang ini. Beberapa masalah timbul di negara-negara yang sudah lama melaksanakan program imunisasi polio dengan oral vaksin. Salah satunya adalah bahwa ternyata respon imun terhadap virus vaksin polio dari anak-anak yang tinggal di daerah kumuh sangat rendah, yang mungkin disebabkan karena 1

BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat

dicegah dengan imunisasi. Pemerintah telah menargetkan bahwa penyakit

polio sudah harus terberantas terutama di Jawa, Bali dan Sumatera. Dengan

mengintensifkan imunisasi polio pada anak-anak yang berumur 2-11 bulan.

Untuk mencapai maksud tersebut maka, oleh instansi yang berwenang

sedang dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan pelaksanaan yang

ada terhadap program imunisasi yang sudah dilaksanakan sekarang ini.

Beberapa masalah timbul di negara-negara yang sudah lama melaksanakan

program imunisasi polio dengan oral vaksin. Salah satunya adalah bahwa

ternyata respon imun terhadap virus vaksin polio dari anak-anak yang tinggal

di daerah kumuh sangat rendah, yang mungkin disebabkan karena intervensi

dari virus enterol lain non polio yang prevalensinya didaerah kumuh cukup

tinggi (Momimes, 2002)

Menurut data yang ada dari kejadian-kejadian wabah yang terjadi

selama ini pada kasus paralise karena poliomyelitis paling banyak

menyerang anak-anak umur dibawah 3 tahun. Hasil-hasil penelitian serologis

poliomyelitis dibeberapa tempat di Indonesia juga menunjukan bahwa antara

20-60% anak yang berumur kurang dari 3 tahun tidak mempunyai kekebalan

sama sekali terhadap ketiga tipe virus polio (Momimes, 2002) .

1

Page 2: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia pada tahun

2002/2003 angka kematian bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup.

Umumnya bayi yang lahir diperkotaan mempunyai angka kematian lebih

rendah dari pada yang lahir di pedesaan. Kematian bayi yang menjadi

penyebab utamanya adalah infeksi oleh sebab itu dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi polio (Nasution,2008)

Jika dibandingkan dengan angka nasional maka angka kematian bayi di

Sumatera Utara untuk tahun 2004, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

angka kematian bayi berkisar 48 per 1000 kelahiran hidup. Pemberian

imunisasi untuk tumbuh kembang anak sangat penting terutama untuk

mengurangi morbilitas sebanyak 44 anak dan mortalitas sebanyak 14 anak

yang tidak mendapat imunisasi polio. Dengan dilaksanakannya imunisasi

maka kita harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang

menimbulkan cacat dan kematian. ( Soetjiningsih, 1995).

Pada umumnya tanggung jawab untuk mengasuh anak diberikan pada

orang tua khususnya ibu. Pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak

mendapat imunisasi polio dipengaruhi oleh faktor pendidikan, tingkat

penghasilan dan kebiasaan. Sehingga dengan adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu diharapkan adanya perubahan

perilaku yang diharapkan dapat terwujud. Timbulnya kesadaran, kemampuan

untuk hidup sehat disamping faktor sosial ekonomi masyarakat maupun

dipihak tenaga kesehatan (Hilman, 2005).

2

Page 3: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Menurut data Depkes sampai tanggal 17 juli 2005 telah dilaporkan 291

kasus lumpuh layu , setelah dilakukan pemeriksaan yang di tunjuk , jumlah

kasus politik polio liar berjumlah 149 anak dan telah tersebar 10 kabupaten di

4 provinsi. Di provinsi jawa barat , kasus polio liar di temukan di sukabumi

bogor , cianjur , bekasi. Di provinsi banten di temukan di lebank , serang

serta tangerang. Di jawa tengah di kabupaten demak , sedangkan di lampung

di temui tanggamus dan lampung barat .

Virus polio liar bisa menybabkan lumph atau kematian . virus ini di bawa

melalui kotoran manusia dan penyebab melalui air, virus polio liar ini sangat

menular dan biasanya menyerang anak – anak balita . hanya sekitar 20

tahun yang lalu, polio melumpuhkan 1000 anak setiap harinya dan hampir di

setipa Negara di dunia tetapi pada tahun 1998 , gerkan anti polio dunia di

canangkan .

Pada awal maret tahun 2005 , Indonesia muncul kasus polio pertama

selam satu dasar warsa artinya, reputasi bebas polio yang di sandang

selama 10 tahun hilang ketika seorang berusia 20 bulan di jawa barat sangat

terjankau penyakit (Pikas 2005).

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan

penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio di

Puskesmas Pintu Angin Tahun 2008 “.

3

Page 4: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah ‘’Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Polio Di Puskesmas Pintu Angin Tahun 2008?’’.

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi

Polio di Puskesmas Pintu Angin Tahun 2008.

C.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang imunisasi

Polio di Puskesmas Pintu Angin tahun 2008 berdasarkan Umur.

b. Untuk mengetahui Pengetahuan ibu tentang imunisasi polio di

Puskesmas Pintu Angin tahun 2008 berdasarkan Pendidikan.

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang deteksi anak yang

tidak dapat Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Pintu

Angin Tahun 2008 berdasarkan Pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Bagi Ibu

4

Page 5: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih

memahami dan lebih mengetahui Imunisasi polio di Puskesmas Pintu

Angin tahun 2008.

D.2. Bagi Peneliti

Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi

Kebidanan Nauli Husada Sibolga .

D.3. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Institusi pendidikan Akbid dapat digunakan sebagai bahan

bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua

mahasiswa/i Akbid Nauli Husada Sibolga .

5

Page 6: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

A.1. Defenisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, indra pendengaran, penciuman,

penglihatan, rasa, raba dan sebagian besar pengetahuan manusia melalui

mata dan telinga (Sunaryo, 2004).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Rogers (1974), mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang

tersebut sehingga terjadi suatu proses berurutan (akronim AIETA), yaitu :

1. Awarenes, (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari

pengetahuan terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest , (menimbang-nimbang) dimana orang mulai tertarik kepada

stimulus.

3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap

baik buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.

6

Page 7: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

4. Trial, (mencoba) dimana orang telah mulai mencoba perilaku baik.

5. Adaptation, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan

sikap.

A.2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan menurut (Sunaryo, 2004) mempunyai 6

tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

dari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spefisik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisa (Analisa).

Suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

organisasai tersebut dan ada kaitannya satu sama lain

e. Sintesis (Senthesis).

7

Page 8: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi ( Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai

saat ini. Dalam satuan tahun dan juga merupakan periode terhadap

pola-pola kehidupan baru demikian bertambah pula umur semakin

tinggi keinginan seseorang tentang kesehatan (Notoadmojo, 2003)

Usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana

seseorang secara maksimal dapat mencapai prestasi yang

memuasakan dalam karirnya pada usia tengah (41-60 tahun)

seseorang tinggal mempertahankan prestasi yanh telah dicapainya

pada usia dewasa sedangkan usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak

produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasi (Hurlock 1998).

2. Pendidikan

8

Page 9: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga

dalam pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses

perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat

pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan tehnologi baru

(SDKI,1997)

Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan

seseorang secara intelektual dan emosional kearah dalam sesama

manusia . Pendidikan juga diartikan sebagai suatu usaha sendiri untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar

sekolah dan berlansung seumur hidup (Notoamodjo, 2003)

Pendidikan adalah proses pertumbuhan semua kemampuan

dan prilaku melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan perlu di

pertimbagkan umur (proses perkembangan )dan hubunganya dengan

proses belajar tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi presepsi seseorang untuk lebih mudah menerima

ide ide dan teknologi baru (Arinkunto, 2002).

Tidak dipukirin pendidikan akan menentukan pola piker dan

wawasan seseorang. Selain itu tingkat pendidikan juga merupakan

bagian dari pengalaman kerja (Rahmad,1996).

3. Pekerjaan

9

Page 10: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk

memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas

dari ibu karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang

berpenghasilan cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial

ekonomi keluarga akan mengganggu dalam pemenuhan nutrisi

anaknya.Dalam sebuah bidang pada umumnya diperlakukan adanya

hubungan sosial dan hubungan dengan orang yang baik, setiap orang

harus bisa bergaul dengan teman sejawat maupun berhubungan

dengan atasan (Notoadmojo,2003).

Pekerjaan adalah akifitas yang dilakukan seorang tiap hari

dalam kehidupanya. Seseorang yang bekerja dapat terjadi sesuatu

kesakitan , misalnya dari situasi lingkungan dan juga dapat

menimbulkan stres dalam bekerja sehingga kondisi pekerjaanya pada

umumnya di perlukan adanya hubungan sosial yang baik dengan

orang lain , setiap orang harus dapat bergaul dengan teman sejawat

(Arikunto,2002).

C. Polio

C. 1. Defenisi

Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan

sebagian besar menyerang anak-anak berusia 5 tahun. Polio tidak ada

obatnya, pertahanan satu-satunya adalah imunisasi. Virus polio masuk

ketubuh melalui mulut, dari air atau makanan yang tercemar kotoran

10

Page 11: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

penderita polio. Juga disebabkan kurang terjaganya kebersihan diri dan

lingkungannya. Virus ini menyerang sistem syaraf dan bisa menyebabkan

kelumpuhan seumur hidup dalam waktu beberapa lama.

Vaksin virus polio yang telah dilemahkan ini sebagai proteksi

terhadap polio suatu infeksi yang disebabkan virus gastrointesnital yang

dapat mempengaruhi system syaraf dan menyebabkan kelumpuhan

permanen. Vaksin ini diberikan dengan injeksi pada usia dua, empat,

enam, hingga delapan bulan, dan antar usia empat sampai enam tahun.

(Judarwanto, 2005).

C.2. Tanda dan gejala :

Bila virus polio sudah masuk dalam tubuh manusia, masa inkubasi

sampai dengan timbulnya gejala adalah antara 4 sampai 35 hari. VPL

(Vaksin Polio) dapat menimbulkan gejala sebagai berikut :

1. Asimptomatik tidak menunjukkan gejala.

2. Sakit ringan seperti flu biasa (minor illness) dengan gejala seperti

demam, perasaan tidak enak, mengantuk, sakit kepala, mual,

muntah, konstipasi, dan sakit tenggorokan.

3. Meningitis aseptis (nonparalytic poliomyelitis) atau radang selaput

otak aseptis, biasanya diawali dengan gejala minor illness (1 sampai

2 hari) seperti demam, sakit tenggorokan, muntah, perasaan tidak

enak kemudian diikuti kekakuan pada leher dan punggung, sakit

11

Page 12: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

kepala, nyeri pada tungkai, punggung dan leher. Penyembuhan

dapat terjadi dengan sendirinya.

4. Kelumpuhan (paralytic poliomyelitis), biasanya diawali dengan minor

illness dalam beberapa hari kemudian dengan cepat terjadi

kelumpuhan yang pemanen/lumpuh layuh akut, disertai demam dan

nyeri pada daerah yang lumpuh. Kelumpuhan yang terjadi biasanya

tidak simetris. Kesembuhan total atau sebagian dapat terjadi dan

hasil kompensasi otot yang masih berfungsi.

Virus Polio Liar dapat dengan mudah menyerang pada keadaan :

1. Defisiensi imun yaitu pada anak-anak dengan status imunisasi tidak

lengkap/tidak pemah diimunisasi.

2. Defisiensi gizi

3. Daerah dengan sanitasi dan hygiene yang buruk

4. Kehamilan pada usia muda atau tua (htttp://www.pom.obat.go.id/v2)

C.3. Cara Pemberian

1. Tiap botol disertai pipet.

2. Vaksin dapat diteteskan langsung kedalam mulut anak sebanyak 3

tetes (0,5 ml).

3. Hindari agar ujung pipet tidak tersentuh.

4. Vaksin polio oral harus diberi secara oral, dan tidak boleh diberikan

secara parenteral.

12

Page 13: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

5. kocok dahulu sebelum dipakai.

C.4. Jadwal Imunisasi

Tabel : 2. 1

No. Umur Jenis Imunisasi

1 0-7 hari Hepatitis B1

2 1 bulan BCG, Polio 1

3 2 bulan Hepatitis B2, DPT 1, Polio 2

4 3 bulan DPT 2, Polio 3

5 4 bulan DPT 3, Polio 4

6 7 bulan Hepatitis B2

7 8 bulan Campak

(Koesno,2006).

C.5. Cara Penularan Polio

Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di

dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus. Selanjutnya,

diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh

getah bening.

Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:

1. Fekal-oral (dari tinja ke mulut)

13

Page 14: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio

yang berasal dan tinja penderita lalu masuk ke mulut orang yang

sehat.

2. Oral-oral (dari mulut ke mulut)

Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke

mulut orang sehat lainnya.

Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus.

Sebaliknya, pada keadaan beku atau suhu yang rendah justru virus dapat

bertahan hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus ini di dalam tanah dan

air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain.

Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan

dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan.

Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya

lingkungan oleh virus polio dari penderita yang terinfeksi, namun virus ini

sebenarnya hidup di lingkungan yang terbatas.

C.6. Efek Samping

a. Demam

b. Vaksin sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak yang alergi terhadap

anti biotika neomycin, streptomycin, atau polyni xin B karena bahan

tersebut dapat dipakai dalam pembuatan Vaksin.

14

Page 15: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

C.7. Pencegahan

Satu-satunya cara untuk mencegah penularan virus polio adalah

dengan imunisasi. Ada 2 vaksin polio yang dikenal yaitu:

1) OPV (Oral Polio Vaccine)

Adalah virus polio yang dilemahkan dan diberikan melalui mulut

dengan cara diteteskan. OPV mengandung virus polio strain Sabin

serotype 1, 2 dan 3 yang dibiakan pada kultur sel ginjal monyet,

antibiotik neomisin dan streptomicyn. Untuk menjamin khasiat dan

keamanan vaksin polio. Pemberian vaksin OPV sebaiknya diberikan

pada anak dalam kondisi sehat, tidak boleh diberikan pada anak

yang mengalami sakit gangguan kekebalan tubuh atau defisiensi

imun (leukimia, HIV/AIDS dan lain-lain), anak yang mendapat obat

golongan steroid jangka lama, anak yang sedang dirawat di rumah

sakit.

OPV diberikan pada anak-anak dengan 4 dosis terbagi (masing

masing 2 tetes) sebelum usia 1 tahun yaitu pada usia 0 bulan, saat

pulang dan rumah bersalin, dilanjutkan pada usia 3, 4 dan 5 bulan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan

memberikan tambahan dosis pada umur 18 bulan dan 5 tahun untuk

meyakinkan anak mendapatkan dosis yang cukup. Total pemberian

OPV adalah 6 dosis sebelum 5 tahun untuk mencapai dosis

15

Page 16: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

kekebalan maksimal. OPV membentuk antibodi dalam darah, dapat

mencegah penyebaran virus ke sistem saraf, dan segera dapat

membentuk kekebalan lokal sementara (selama 100 hari) di usus.

Setelah mendapat 4 dosis atau lebih, baru terjadi kekebalan tubuh

secara menyeluruh. Sistem kekebalan tersebut akan mencegah

penyebaran virus dari satu-orang ke orang lain, karena dapat

mencegah multiplikasi virus polio. Keuntungan OPV adalah mudah

diberikan oleh sukarelawan tidak memerlukan keahlian khusus

dalam pemberiannya, tidak memerlukan peralatan suntik yang steril,

relatif lebih murah, dapat digunakan dalam waktu bersamaan di

daerah yang sangat luas termasuk daerah dengan kondisi sanitasi

yang kurang baik. OPV dapat mencegah penyebaran virus polio liar

pada daerah yang mengalami wabah (daerah KLB) polio.

2) IPV (Inactivated Polio Vaccine)

IPV ini diberikan secara suntikan hanya sedikit memberikan

kekebalan lokal di usus, tetapi memberikan kekebalan yang kuat di

seluruh tubuh pada orang yang telah mendapat dosis lengkap. Total

dosis yang diberikan adalah 4 dosis. Diberikan pada anak yang

mempunyai halangan/kontraindikasi untuk mendapat OPV, pasien di

luar daerah wabah, pasien yang ragu-ragu tentang status imunisasi

anak, orang dewasa yang melakukan penjalanan ke daerah

KLB/wabah, pekerja laboratorium yang menangani virus polio dan

16

Page 17: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

petugas kesehatan yang merawat pasien polio. IPV tidak dapat

mencegah penyebaran virus polio karena tidak dapat mencegah

terjadinya multiplikasi virus polio di usus seperti pada OPV. (pusdatin

2005 ).

C.8. Pengobatan

Belum ada ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit

polio. Satu-satunya cara untuk dapat mencegah penyakit polio adalah

dengan imunisasi polio sebanyak 4 kali. Dampak anak yang tidak

mendapat imunisasi polio adalah sebagai berikut :

1. Kerusakan tulang punggung.

2. Kerusakan susunan saraf pusat (otak)

3. Kelumpuhan.

C.9. Manfaat Imunisasi Polio

a. Supaya anak sehat

b. Supaya anak kebal

c. Supaya anak tidak sakit

C.10. Akibat Terjadinya tidak Mendapatkan Imunisasi Polio

a. Mudah terserang penyakit

b. Anak menjadi lemah

c. Tidak ada pengaruh

17

Page 18: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian ini yang berjudul “Gambaran

Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Tahun

2008” adalah sebagai berikut :

Bagan 3.A .1

Variabel Independent Variabel Dependent

B. Defenisi Operasional

1. Pengetahuan

Adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang dampak

anak yang tidak mendapat imunisasi polio, dengan ketegori :

a. Baik 76%-100% (bila jumlah yang benar 16-20 dari 20

pertanyaan yang diberikan).

18

~ Umur ~ Pendidikan ~ Pekerjaan

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio

Page 19: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

b. Cukup 56% - 75% (bila jumlah yang benar 12-15) dari 20

pertanyaan yang diberikan).

c. Kurang 55% (bila jumlah yang benar <11 pertanyaan).

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Kuesioner

2. Umur

Adalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya kehidupan

responden yang dihitung sejak lahir yang dinyatakan dalam tahun,

dengan ketegori :

a. 21-25 tahun

b. 26-30 tahun

c. 31-35 tahun

d. 36-40 tahun

Skala ukur : Interval

Alat ukur : kuesioner

3. Pendidikan

Adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan

responden, dengan ketegori :

a. Pendidikan dasar : SD, SLTP dan sederajatnya

b. Pendidikan menengah : SMA, SMK, dan sederajatnya

c. Pendidikan tinggi : D-III, D-IV, S-I.

Skala ukur : Ordinal

19

Page 20: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Alat Ukur : Kuesioner

4. Pekerjaan

Adalah aktivitas yang dilakukan ibu untuk memperoleh penghasilan

guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan ketegori :

a. Pegawai negri sipil (PNS)

b. IRT

c. Wiraswsta

Skala ukur : Nominal

Alat ukur : Kuesioner

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran

pengetahuan ibu tentang imunisasi polio di Puskesmas Pintu Angin tahun

2008.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

D.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Pintu Angin karena lokasi

tersebut mudah dijangkau dan lebih menghemat biaya, serta sampel

untuk penelitian ini mencukupi di daerah tersebut.

D.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2008.

20

Page 21: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

E. Populasi dan Sampel

E.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memberikan

imunisasi yang berkunjung ke Puskesmas Pintu Angin sebanyak 35

orang.

E.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai

anak sebanyak 35 orang dengan cara total populasi.

F. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner

kepada responden kemudian kuesioner akan dikumpulkan oleh peneliti

setelah kuesioner tersebut telah di isi oleh responden .

G. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data

G.1. Tehnik Pengolahan data

Data terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Editing

Memeriksa data yang terkumpul bila terdapat data yang kurang maka

dilakukan pengumpulan data kembali.

b. Coding

21

Page 22: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Mengklasifikasikan jawaban responden kedalam bentuk kode yang

telah ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data.

c. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data untuk dimasukkan kedalam tabel

distribusi frekuensi.

G.2. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase

data yang terkumpul dan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi

kemudian dicari dasar presentasi jawaban masing-masing responden dan

selanjutnya dilakukan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.

22

Page 23: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang

Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Tahun 2008”

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel A.1.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Polio di

Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Tahun 2008.

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

4

3

28

11,42

8,58

80

Jumlah 35 100%

Dari tabel A.1. dapat diketahui bahwa mayoritas responden

berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 28 orang (80%) dan minoritas

berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (8,58%).

23

Page 24: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Tabel A.2.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Polio

Berdasarkan Umur di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Tahun 2008.

No UmurTingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurangf % f % f % f %

1

2

3

4

21 - 25 tahun

26 - 30 tahun

31 - 35 tahun

36 - 40 tahun

2

2

-

-

12,5

12,5

-

-

-

3

-

-

-

18,75

-

-

14

11

1

2

87,5

68,75

100

100

16

16

1

2

100

100

100

100

Dari tabel A.2. diatas dapat diketahui mayoritas responden memiliki

tingkat pengetahuan kurang yaitu pada umur 31-35 tahun yaitu sebanyak

1responden (100%) dan umur 36-40 tahun sebanyak 2 orang ( 100%), dan

minoritas responden dengan umur 21-25 tahun dan 26-30 tahun memiliki

tingkat pengetahuan baik sebanyak masing- masing 2 orang (12,5%).

Tabel A.3.

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Polio Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Pintu Angin Kota

Sibolga Tahun 2008.

N PendidikanTingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang

24

Page 25: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

o f % f % f % f %1

2

3

Pendidikan Dasar

Pendidikan Menengah

Pendidikan Tinggi

-

-

4

-

-

100

1

2

-

5,88

14,28

-

16

12

-

94,12

85,72

-

17

14

4

100

100

100

Dari tabel A.3. dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang

memiliki pengetahuan baik yaitu yang berpendidikan Menengah sebanyak 4

orang (100%), dan minoritas responden memiliki pengetahuan cukup yang

berpendidikan Dasar sebanyak 1orang (5,88%).

Tabel A.4.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Polio

Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Tahun 2008.

No PekerjaanTingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurangf % f % f % f %

1

2

3

PNS

IRT

Wiraswasta

4

-

-

100

-

-

-

3

-

15,78

-

-

16

12

-

84,22

100

4

19

12

100

100

100

Dari tabel A.4. dapat dilihat mayoritas responden memiliki pengetahuan

baik yaitu pada pekerjaan sebagai PNS sebanyak 4 orang (100%) dan

pekerja wiraswsta dengan berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang

(100%), dan minoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu pada

pekerjaan IRT sebanyak 3 orang (15,78%).

25

Page 26: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu

Tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Tahun

2008” adalah sebagai berikut :

B.1. Tingkat Pengetahuan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden

berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 28 orang (80%) dan minoritas

berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (8,58%). Padahal pengetahuan ibu

dapat mempengaruhi keingintahuan untuk maju dan berkembang seperti teori

yang dikatakan oleh Notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan

hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu, pengetahuan ibu yang baik cenderung memberikan

dampak yang lebih baik dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan

anak.

Menurut asumsi penulis dari hasil penelitian yang dilakukan mayoritas

responden memiliki pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan oleh kurang

26

Page 27: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

informasi mengenai imunisasi polio sehingga ibu masih banyak yang belum

mengetahui tentang manfaat imunisasi polio yang berfungsi untuk

memberikan ketahanan terhadap suatu penyakit.

B.2. Pengetahuan Berdasarkan Umur

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur

21-25 tahun pengetahuan kurang yaitu sebanyak 14 responden (87,5%) dan

terdapat 1 orang (100%) dan minoritas berpengetahuan kurang pada umur

31-35 tahun.

Dalam kaitannya dengan umur, maka seperti yang di kemukakan oleh

manuaba dimana usia yanh ideal untuka melahirkan adalah 26-30 tahun da

ibu yang berusia >35 tahun sebaiknya tidak melahirkan karena faktor fisik

dan kemampuan untuk merawat anak. Semakin bertambah umur seseorang

akan semakin tinggi keinginannya tentang kesehatan.

Menurut asumsi penulis, hasil penelitian ini tidak ada kesenjangan antara

hasil penelitian dengan teori yang ada. Hal ini disebabkan karena kurangnya

pengetahuan ibu karena ibu masih berumur rendah sehingga ibu masih

kurang mendapatkan informasi tentang imunisasi polio pada bayi dan tenaga

kesehatan.

B.3. Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan

27

Page 28: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden

bependidikan SMA yaitu sebanyak 12 orang (85,72% berpengetahuan

kurang dan minoritas berpendidikan SD sebanyak 1 orang (11,11%)

berpengetahuan cukup.

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga dalam

pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan

hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima

ide-ide dan tehnologi baru semakin meningkatnya pendidikan seseorang

akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan, dan

pengetahuan ( penelitin, pendapat, konsep – konsep ), sikap persepsi serta

tingkah laku kebiasan yang baru (Notoadmojo, 2003).

Dalam kaitannya dengan imunisasi polio, menurut soejaningsih bahwa

pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

imunisasi polio. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar tentang pengasuhan anaknya,

pendidikannya, dan sebagainya.

Menurut asumsi penulis pendidikan yang tinggi yang dimiliki oleh ibu

harus sejalan dengan kemauan ibu untuk mendapatkan informasi tentang

imunisasi polio baik dari tenaga kesehatan atau bidan yang bertugas di

tempat tersebut maupun informasi dari media cetak atau elektronik.

28

Page 29: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

B.4. Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja

sebagai IRT yaitu sebanyak 16 orang (84,22%) berpengetahuan kurang ,

minoritas yang bekerja sebagai IRT sebanyak 3 orang (15,78%)

berpengetahuan cukup.

Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk

memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari ibu

karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang berpenghasilan

cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial ekonomi keluarga akan

mengganggu dalam pemenuhan nutrisi anaknya.Dalam sebuah bidang pada

umumnya diperlakukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan

orang yang baik, setiap orang harus bisa bergaul dengan teman sejawat

maupun berhubungan dengan atasan (Notoadmojo,2003)..

Menurut asumsi penulis hal ini sesuai dengan teori yaitu pekerjaan

mempengaruhi pengetahuan, dimana apabila tingkat pengetahuan

responden terhadap pekerjaannya lebih baik maka pengalaman dan

pengetahuan akan semakin luas pula.

Menurut Hurlock ,2002 yang mengatakan bahwa kecocokan pekerjaan

seseorang dan menimbulkan kepuasan dan keinginantahuan terhadap

29

Page 30: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

sesuatu .responden yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih

dibandingkan dengan yang tidak bekerja.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul “ Gambaran

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Kota

Sibolga Tahun 2008 dengan jumlah responden 35 orang dan pengolahan

data yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

A.1. Mayoritas responden berpengetahuan pengetahuan kurang sebanyak

28 orang (80%) dan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 3

orang (8,58%).

A.2. Mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu pada umur 31-35

tahun sebanyak 1 responden (100%) dan umur 36-40 sebanyak 2 orang

(100%) , minoritas responden dengan umur 21- 25 tahun dan 26-30

tahun memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak masing –masing 2

orang (12,5%).

A.3. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan baik yang

berpendidikan Menengah sebanyak 4 orang (100%), dan minoritas

30

Page 31: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

responden memiliki pengetahuan cukup yang berpendidikan dasar

sebanyak 1 orang (5,88%).

A.4. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu pada

pekerjaan sebagai PNS sebanyak 4 orang (100%), dan pekerja

wiraswasta dengan berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang (100%)

dan minoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu pada pekerjaan

IRT sebanyak 3 orang (15,78%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari peneliti maka saran yang diberikan adalah

sebagai berikut :

B.1. Bagi Ibu di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga

Dianjurkan kepada ibu supaya lebih banyak mencari sumber informasi

atau menambah pengetahuan khususnya tentang imunisasi polio yang

terjadi pada bayi dengan sering mengikuti penyuluha-penyuluhan yang

diadakan oleh puskesmas. Kepada ibu yang mempunyai bayi supaya

ikut serta apabila ada program imunisasi yang diadakan oleh tenaga

kesehatan atau puskesmas.

B.2. Bagi Petugas Kesehatan

31

Page 32: BAB I - addy1571.files.wordpress.com€¦ · Web viewBerdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat bekerjasama

dengan keluarga dalam menjaga dan meningkatkan kepeduliannya

terhadap pentingnya imunisasi polio khususnya pada bayi.

B.3. Bagi Peneliti

Diharapkan kepada peneliti yang akan datang penelitian selanjutnya

dikembangkan dengan menggunakan sampel yang lebih luas sehingga

diperoleh lebih baik terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi polio.

32