30
9 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mobile IP Semakin pesat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi terutama dalam bidang komunikasi wireless sehingga semakin hari kebutuhan akan mobile semakin tinggi. Sedangkan untuk setiap perpindahan jaringan terjadi perubahan nomor IP (internet protocol). Dengan demikian diperlukan sebuah teknologi yang bisa melakukan fungsi untuk tidak merubah alamat IP meskipun berpindah dari suatu jaringan dengan jaringan lainnya. Teknologi yang bisa melakukan fungsi itu adalah Mobile IP. Dimana dalam teknologi ini ketika sebuah host berpindah dari jaringan satu ke lainnya maka tidak mengalami perubahan IP. Dengan kata lain sebuah host akan mempunyai alamat yang tetap meskipun selalu berpindah jaringan. Semakin bertambahnya host yang berada pada suatu jaringan komputer mengakibatkan kebutuhan akan IP semakin meningkat sehingga untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan adanya alokasi IP yang lebih banyak. Untuk itu dalam teknologi Mobile IP ini terdapat ada dua model, yaitu untuk mobile IP versi 4 dan mobile IP versi 6. [1]

BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

9

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Mobile IP

Semakin pesat perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi terutama dalam bidang komunikasi wireless sehingga

semakin hari kebutuhan akan mobile semakin tinggi. Sedangkan

untuk setiap perpindahan jaringan terjadi perubahan nomor IP

(internet protocol). Dengan demikian diperlukan sebuah

teknologi yang bisa melakukan fungsi untuk tidak merubah

alamat IP meskipun berpindah dari suatu jaringan dengan

jaringan lainnya. Teknologi yang bisa melakukan fungsi itu

adalah Mobile IP. Dimana dalam teknologi ini ketika sebuah host

berpindah dari jaringan satu ke lainnya maka tidak mengalami

perubahan IP. Dengan kata lain sebuah host akan mempunyai

alamat yang tetap meskipun selalu berpindah jaringan. Semakin

bertambahnya host yang berada pada suatu jaringan komputer

mengakibatkan kebutuhan akan IP semakin meningkat sehingga

untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan adanya alokasi IP

yang lebih banyak. Untuk itu dalam teknologi Mobile IP ini

terdapat ada dua model, yaitu untuk mobile IP versi 4 dan mobile

IP versi 6.[1]

Page 2: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

10

Mobile IP adalah suatu standar yang dibuat oleh Internet

Engineering Task Force (IETF) RFC 2002. Mobile IP bekerja di

network layer (layer 3) yang mempunyai beberapa karakteristik

yang saling berhubungan kemampuan dalam mendukung node

mobility. Beberapa karakteristik dari Mobile IP adalah seorang

user (node) tidak terpaku pada suatu tempat atau tidak ada

batasan geografis, tidak ada hubungan fisik yang dibutuhkan dan

yang terakhir adalah keamanan sudah di support oleh Mobile

IP.[1] Dari beberapa karakteristik terdapat beberapa entitas baru

yang mendukung karakteristik Mobile IP, yaitu :

a. Mobile Node (MN)

Merupakan sebuah node yang melakukan perpindahan

posisi dari sebuah jaringan satu ke jaringan yang lain tanpa

merubah alamat IP dan masih tetap dapat terhubung dengan

Correspondent Node. Mobile Node juga dapat berkomunikasi

dengan node lain yang berada pada suatu lokasi yang tertentu

dengan menggunakan alamat IP konstan.

b. Correspondent Node (CN)

Sebuah node yang melakukan komunikasi dengan Mobile

Node. Correspondent Node dapat berfungsi sebagai Mobile Node.

c. Home Agent (HA)

Sebuah router pada Home Network yang dapat mengirimkan

paket data untuk MN saat berpindah dari asalnya dan juga

memelihara informasi lokasi dari MN

Page 3: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

11

d. Foreign Agent (FA)

Sebuh router pada Foreign Network yang berfungsi seperti

Home Network

e. Access Point (AP)

Sebuah akses entiti Lapis 2 yang berfungsi menyediakan

sebuah hubungan antara MN dan lapis 2 wireless link

f. Care-of-Address (COA)

Alamat yang mengidentifikasikan lokasi MN saat ini.

g. Tunnel

Jalur yang diambil oleh paket yang terenkapsulasi

h. Agent Advertisement (AA)

Pesan pemberitahuan yang dibangun melalui ekstensi khusus

dalam sebuah pesan advertise router yang berisi informasi bagi

MN untuk terhubung ke Mobility Agent.[2]

Beberapa layanan yang mendukung Mobile IP adalah:

a. Agent Solicitation

Permintaan atau permohonan kiriman iklan layanan dari

HA, FA dan Access Point oleh MN yang berisi permintaan link

mendeteksi adanya paket hilang tetapi masih memiliki Care-of

Address yang valid.

b. Registration

Ketika MN menjauhi HA, MN akan register ke HA dengan

Care-of Address yang dimiliki, sehingga HA dapat mengetahui

lokasi terbaru MN dan mengirimkan paket data.

Page 4: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

12

c. Enkapsulasi

Proses penumpangan IP datagram dengan header yang IP

lain yang berisi Care-of Address (alamat sementara) pada MN. IP

datagram tetap utuh dan tidak tersentuh seluruhnya saat

penumpangan

d. Dekapsulasi

Proses pemisahan header IP terluar pada paket yang datang,

sehingga datagram yang ditumpangkan itu dapat diakses dan

dapat dikirimkan ke tujuan yang sebenarnya. Dekapsulasi adalah

kebalikan dari enkapsulasi.[3]

Cara kerja Mobile IP dapat dianalogikan seperti layanan

pos. Pos mail dikirimkan ke tujuan dengan cara menempatkan

surat (The packet payload) dalam sebuah amplop yang

dialamatkan ke tujuan (IP header). Surat sampai di kantor pos

lokal tujuan dan dirutekan ke tujuan dengan alamat rumah tujuan.

Ketika tujuan pindah, kantor pos lokal (Home Agen) akan

diberitahukan oleh tujuan untuk meneruskan paket ke lokasi

tujuan baru (Care-of Address [CoA]). Sekarang, ketika surat

dialamatkan kealamat rumah tujuan, Tiba di kantor pos lokal

maka akan dialamatkan kembali (tunneled) ke lokasi tujuan yang

baru (CoA). Suratnya lalu tiba di kantor pos lokasi baru tujuan

(Foreign Agent [FA]) lalu surat dikirimkan ke tujuan lokasi baru

(CoA). Pengirim surat ini terlaksana tanpa adanya usaha dari

pengirim awal dari surat tersebut (Correspondent Node [CN]).[4]

Page 5: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

13

Gambar 2. 1 Layanan Pos rumah anda[4]

Gambar 2. 2 Layanan Pos ketika anda berpindah[4]

2.1.1 Mobile IP Handover

Handover adalah proses dimana MN berpindah dari satu

jaringan access point (home network) ke jaringan access point

yang lain (foreign network). Secara umum handover yang hanya

Page 6: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

14

mengalami perubahan pada link layer (layer 2 OSI) tanpa

mengubah alamat IP dinamakan horizontal handover. Contohnya

adalah ketika MN berpindah pada access point wireless LAN

yang dilayani oleh IP access router yang sama. Pada terminology

802.11 kedua access point berada pada Extend Sevice Set (ESS)

yang sama. Sedangkan handover yang terjadi ketika MN

berpindah diantara access point yang berbeda ESS dan dilayani

oleh access router yang berbeda dinamakan Vertical Handover.

Vertical handover dapat terjadi diantara provider yang sama

maupun provider yang berbeda.[1]

Gambar 2.5 Vertical Handover pada ISP yang Berbeda[1]

Gambar 2. 3 Horizontal Handover[1] Gambar 2. 4 Vertical Handover

pada ISP yang sama[1]

Page 7: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

15

Karakteristik MIP pada wireless LAN

mengidentifikasikan bahwa latency mempengeruhi handover

delay selama proses handover. Proses handover delay meliputi:

a. Waktu deteksi perpindahan

Waktu yang diperlukan MN untuk mendeteksi dan

memproses perpindahan ke titik akses yang baru.

b. Waktu konfigurasi CoA

Waktu antara proses perpindahan dan waktu untuk

mendapatkan alamat IP global

c. Waktu registrasi binding

Waktu selama pengiriman BU ke HA sampai menerima

binding acknowledgement.

d. Waktu route optimation

Selang waktu dari registrasi CoA baru dengan HA dan CN

sehingga metode route optimization dapat digunakan.[1]

2.2 LAYANAN

2.2.1 FTP

File transfer protocol (FTP) adalah suatu protokol yang

berfungsi untuk tukar-menukar file dalam suatu network yang

menggunakan TCP koneksi bukan UDP. Dua hal yang penting

dalam FTP adalah FTP Server dan FTP Client. FTP server adalah

suatu server yang menjalankan software yang berfungsi untuk

memberikan layanan tukar menukar file dimana server tersebut

Page 8: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

16

selalu siap memberikan layanan FTP apabila mendapat

permintaan (request) dari FTP client.[5]

FTP client adalah komputer yang me-request koneksi ke

FTP server untuk tujuantukar menukar file. Setelah terhubung

dengan FTP server, maka client dapat men-download, meng-

upload, me-rename, men-delete, dan lain sebagainya sesuai

dengan permission yang diberikan oleh FTP server.[5]

Tujuan dari FTP server adalah sebagai berikut:[5]

a. Untuk tujuan sharing data

b. Untuk menyediakan indirect atau implicit remote computer

c. Untuk menyediakan tempat penyimpanan bagi user

d. Untuk menyediakan transfer data yang reliable dan efisien

Mode text yang dipakai untuk transfer data adalah format

ASCII atau format binary. Secara default, FTP menggunakan

mode ASCII dalam transfer data. Karena pengirimannya tanpa

enkripsi, username, password, data yang di transfer, maupun

perintah yang dikirim dapat di sniffing oleh orang dengan

menggunakan protocolanalyzer (sniffer).[5]

2.2.2 VoIP

VoIP (Voice Over Internet Protocol) adalah teknologi

yang mampu melewatkan “panggilan suara”, video, dan data

melalui jaringan IP. Bentuk panggilan analog dikonversikan

menjadi bentuk digital dan dijalankan sebagai data oleh internet

Page 9: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

17

protokol. Jaringan IP sendiri merupakan jaringan komunikasi

data berbasis packet switch, sehingga bisa melakukan panggilan

menggunakan jaringan IP atau Internet.[6]

Prinsip kerja VoIP secara umum dapat dilihat pada

gambar 2.6 Prinsip kerja panggilan VoIP[7]

Gambar 2.6 Prinsip kerja panggilan VoIP[6]

Untuk dapat melakukan panggilan melalui VoIP

dibutuhkan perangkat komunikasi yang telah mendukung

teknologi VoIP. Perangkat-perangkat ini dapat berupa telepon IP,

komputer PC, ataupun telepon konvensional dengan bantuan

Analog Telephone Adapter (ATA). Gambar 2.7 Merupakan

contoh beberapa perangkat VoIP. Telepon IP adalah sebuah

perangkat telepon yang khusus dirancang untuk layanan VoIP,

Page 10: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

18

dapat dilihat pada gambar 2.7(a). Beberapa diantaranya bahkan

telah dilengkapi dengan teknologi wireless sehingga dapat

digunakan pada komunikasi bergerak. Sementara panggilan

melalui komputer PC membutuhkan sebuah perangkat lunak

khusus yang disebut softphone, dapat dilihat pada gambar 2.7 (b).

Beberapa perangkat lunak softphone yang tersedia dan cukup

populer saat ini diantaranya adalah Skype, Ekiga, NetMeeting,

dan Cisco Communicator. [7]

Gambar 2.7 Perangkat VoIP yang umum ditemukan; (a) telepon

IP, (b)komputer PC, (c) analog telephone adapter (ATA) [7]

Terdapat sedikitnya dua peserta dalam sebuah panggilan

VoIP, walaupun dapat pula terdiri dari banyak pelaku dalam

kasus panggilan conference. Panggilan yang berlangsung berasal

dari pemanggil (caller) melalui sebuah perangkat VoIP dan

ditujukan kepada terpanggil (callee) melalui sebuah perangkat

VoIP lainnya yang saling terhubung dalam sebuah jaringan IP.

Page 11: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

19

Setiap perangkat yang terdapat dalam jaringan VoIP ini disebut

juga sebagai node.[7]

2.2.1 Video Conferencing

Dalam perkembangan teknologi komunikasi, dimana

tuntutan kebutuhan pelayanan bagi pengguna jasa komunikasi

makin tinggi, dalam penyampainan ide dan pendapat tidak hanya

audio saja akan tetapi diperlukan juga visualnya, oleh karena itu

dibutuhkan komunikasi yang dapat mengirimkan audio

visualnya. Video conference memakai telekomunikasi audio dan

video untuk membawa orang ke tempat berbeda dalam waktu

yang bersamaan untuk pertemuan. Ini bisa sama sederhananya

dengan percakapan di antara dua orang di jabatan pribadi (titik-

ke-titik) atau melibatkan beberapa tempat (multi-titik) dengan

lebih dari satu orang di kamar besar di tempat berbeda. Selain

audio dan pengiriman visual, video conferencing bisa digunakan

untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan dengan

komputer dan whiteboards.[8]

Saat ini video conference sudah banyak di gunakan dalam

berbagai bidang kehidupan. Misalnya, untuk bisnis, pendidikan,

militer dan lain sebagainya. Didalam pendidikan video

conference ini digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh,

yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan materi pelajaran dari

Page 12: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

20

Guru atau Dosen atau Instruktur kepada siswa atau anak didik

yang tidak terbatas oleh tempat dan jarak.[8]

Gambar 2.8 Konfigurasi Video conference[8]

Perangkat Video Conference adalah perangkat teknologi

telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua pihak atau

lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksimelalui pengiriman dua

arah audio dan video secara bersamaan, serta salah satupihak

dapat melakukan presentasi dan dapatdilihat oleh masing-masing

pihak,begitupun sebaliknya.[8]

Multipoint Control Unit (MCU) adalah Perangkat yang

berfungsi sebagai pengendali konferensi yang melibatkan banyak

pengguna dan banyak sesi konferen. MCU ini di gunakan ketika

Page 13: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

21

akan melakukan video conference dengan lebih dari 2 peserta

yang mana membutuhkan komunikasi multipoint. MCU ini dapat

memudahkan admin dalam mengatur komunikasi yang

melibatkan banyak user atau peserta. Sedangkan untuk

user/peserta yang ingin melihat konferensi dapat juga

mengaksesnya ke dalam MCU dan tampilannya berbentuk

streaming.[8]

Perangkat Keras Endpoint adalah perangkat yang

digunakan untuk melakukan video conference. Dalam setiap

video conference dibutuhkan perangkat keras endpoint agar dapat

melakukan komunikasi visual baik itu point to point maupun

multipoint.[8]

2.3 TEORI ANTRIAN

Kata antrian datang, melalui perancis, dari bahasa Latin

cauda, yang berartiekor. Teori queueing umumnya dianggap

sebagai sebuah cabang dari riset operasi karena hasil sering

digunakan ketika membuat keputusan yang dibutuhkan untuk

menyediakan layanan. Aplikasi yang sering ditemui dalam

layanan pelanggan situasi serta transportasi dan telekomunikasi.

Teori queueing langsung diterapkan pada sistem transportasi

cerdas, call center, PABXs, jaringan, telekomunikasi,

serverqueueing, mainframe komputer terminal queueing

telekomunikasi, sistem telekomunikasi maju, dan arus lalu

lintas.[9]

Page 14: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

22

Teknik antrian yang beragam dapat digunakan untuk

mengontrol paket mana yang akan ditransmisi dan paket yang

akan mengantri. Beberapa teknik antrian yang biasa digunakan

antara lain :

2.3.1 First In First Out (FIFO)

FIFO merupakan singkatan dari First In First Out yang

memiliki prinsip antrian “pertama datang pertama dilayani”.

Maksudnya adalah paket yang datang terlebih dahulu akan di

layani dan ditransmisikan terlebih dahulu, sedangkan paket yang

datang kemudian akan ditransmisikan setelah paket sebelumnya

selesai dilayani atau ditransmisikan. Apabila diilustrasikan

seperti sekumpulan orang yang berbaris untuk mengantri, orang

yang pertama datang akan dilayani terlebih dahulu. FIFO

merupakan teknik antrian yang paling dasar. Di dalam FIFO,

semua paket diperlakukan sama dengan menempatkan paket-

paket tersebut ke dalam satu garis antrian kemudian melayani

sesuai dengan urutan pada antrian. FIFO juga seringa disebut

dengan teknik First Come First Serve (FCFS)[9]

Teknik antrian FIFO mengacu pada FCFS (First Come

First Server), paket data yang pertama datang diproses terlebih

dahulu. Paket data yang keluar terlebih dahulu di masukan ke

dalam antrian FIFO, kemudian dikeluarkan sesuai dengan urutan

kedatangan. Teknik antrian FIFO sangat cocok untuk jaringan

Page 15: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

23

dengan bandwidth menengah 64kbps tetapi cukup menghabiskan

sumber daya prosessor dan memori. [9]

Gambar 2.9 Model FIFO[9]

Pada gambar 2.9 menunjukkan kedatangan beberapa paket

data yang berbeda waktu, paket pertama dari flow yang tiba lebih

awal dikeluarkan ke port terlebih dahulu oleh antrian FIFO.[9]

2.3.2 Priority Queuing (PQ)

Pada situasi tertentu kadangkala kita harus memutuskan

suatu permasalahan dengan memilih salah satu solusi yang perlu

dilaksanakan terlebih dahulu dan hal ini disebut prioritas. Hal ini

sama jika kita memiliki bandwidth internet yang sempit,

sedangkan ada transaksi penting yang tidak boleh di interupsi

seperti layanan email smtp dan pop3. Traffic controll pada linux

memberikan kita suatu fasilitas pengendalian prioritas trafik

TCP/IP, kita dapat memberikan prioritas berdasarkan alamat

port, IP address, subnet maupun jenis type of service.[9]

Page 16: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

24

Gambar 2.10 Prioritas Antrian[9]

Priority Queuing membuat beberapa antrian pada sebuah

interface jaringan di mana masing-masing antrian diberikan level

prioritas. Sebuah paket antrian yang memiliki prioritas lebih

tinggi akan diproses terlebih dahulu daripada paket yang

memiliki prioritas lebih rendah. Secara default, masing-masing

antrian memiliki kapasitas paket 20, 40, 60, dan 80. Ketika

sebuah paket dikirimkan melalui sebuah interface, prioritas

antrian dari paket tesebut akan di scan terlebih dahulu untuk

diurutkan berdasarkan level prioritasnya. Antrian dengan

prioritas tinggi akan di scan terlebih dahulu, kemudian antrian

dengan prioritas medium, begitu seterusnya sampai antrian

dengan prioritas terendah. Proses ini terjadi berkali-kali

sepanjang waktu ketika sebuah paket dikirimkan[9].

Page 17: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

25

2.3.3 Weighted-Fair Queuing (WFQ)

Tujuan utama di balik metode WFQ adalah untuk

menjamin fairness di antara semua jenis trafik. Mirip dengan

PQ, paket tiba pertama-tama diklasifikasikan dan ditetapkan

ke dalam salah satu kelas antrian berdasarkan informasi yang

diambil dari header paket. Masing-masing antrian diberikan

bobot berdasarkan pada kebutuhan bandwidth masing-masing

trafik. Dimana bobot dari tiap-tiap antrian berbeda berdasarkan

level prioritasnya. Sehingga dalam metode scheduling ini, trafik

dengan level prioritas rendah pun akan terlayani dan mendapat

jaminan resources/bandwidth dari jaringan, sehingga akan

meminimalkan packet drop. Kelebihan dari WFQ ini yang

pertama adalah WFQ menjamin kemanan ke setiap kelas layanan.

Selain itu WFQ juga memberikan garansi delay yang lebih baik

daripada teori antrian yang lainnya[9].

2.4 QUALITY OF SERVICES

Quality of Services (QoS) merupakan metode pengukuran

tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk

mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu servis. QoS

digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah

dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu servis.

Parameter-parameter dari Quality of Services (QoS) terdiri dari :

[10]

Page 18: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

26

2.4.1. Throughput

Throughput adalah kecepatan rata-rata data yang diterima

oleh suatu node dalam selang waktu pengamatan tertentu. Atau

dengan kata lain, throughput merupakan bandwidth aktual yang

terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam pada saat

menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang men-

download suatu file. Nilai throughput ini dipengaruhi oleh delay

dan packet loss yang terjadi. Packet loss sendiri dapat

didefinisikan sebagai banyaknya paket yang gagal dalam

mencapai tempat tujuan paket tersebut dikirim. Besarnya nilai

throughput dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan

berikut :[11]

𝑅 (𝑏𝑝𝑠) = 𝐴

𝑇 .................................................................... (2.1)

Dimana :

R = Throughput (bps)

A = Jumlah paket yang diterima (bit)

T = Waktu pengamatan (second)

2.4.2. Packet Loss

Packet Loss merupakan suatu parameter yang

menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total

paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion

pada jaringan. Untuk mengukur nilai Packet Loss digunakan

persamaan:[10]

Page 19: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

27

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑌

𝐴 𝑥 100 ................................................ (2.2)

Dimana :

Y = Paket data yang dikirim – paket data yang diterima

A = Paket data yang dikirim

2.4.3. Delay

Delay adalah waktu tunda yang disebabkan oleh proses

transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya.

Delay dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi selama

perjalanan satu titik ke titik yang lain yang menimbulkan delay.

Secara umum, delay dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan :[11]

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ

𝐿𝑖𝑛𝑘 𝐵𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑡ℎ .................................................... (2.3)

Dimana :

Packet length atau panjang paket (bit/s)

Link bandwith (bit/s)

2.4.4. Jitter atau Variasi Kedatangan Paket

Jitter diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang

antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu

penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter.

Secara umum, delay dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan : [10]

Page 20: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

28

𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 .................................... (2.4)

Dimana :

Total variasi delay = Delay – (rata-rata delay)

2.4.5. Performansi parameter QoS

Performansi merupakan kumpulan dari beberapa

parameter besaran teknis. Tabel performansi nilai masing-masing

parameter QoS yaitu :

a Throughput

Tabel 2.1 KATEGORI THROUGHPUT[12]

Kategori Throughput Indeks

Sangat bagus 100 % 4

Bagus 75 % 3

Sedang 50 % 2

Jelek 25 % 1

b Packet Loss

Tabel 2.2 KATEGORI PACKET LOSS[12]

Kategori Packet Loss Indeks

Sangat bagus 0 % 4

Bagus 3 % 3

Sedang 15 % 2

Jelek 25 % 1

Page 21: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

29

c Delay

Tabel 2.3 KATEGORI DARI DELAY [12]

Kategori Besar delay Indeks

Sangat bagus < 150 ms 4

Bagus 150 ms s/d 300 ms 3

Sedang 300 ms s/d 450 ms 2

Jelek >450 ms 1

d Jitter

Tabel 2.4 KATEGORI DARI JITTER [12]

Kategori Jitter(ms) Indeks

Sangat bagus 0 ms 4

Bagus 0 ms s/d 125 ms 3

Sedang 75 ms s/d 125 ms 2

Jelek 125 ms s/d 225 ms 1

2.5 Perkembangan Standar Jaringan Wi-Fi 802.11

Tahun 1999 dipublikasikan standar IEEE 802.11b dan

802.11a. Standar 802.11b bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan

data rate hingga 11 Mbps, namun memiliki kekurangan berupa

pengaruh interferensi akibat penggunaan peralatan dengan

frekuensi yang sama. Pada standar 802.11a menggunakan

frekuensi 5 GHz dengan data rate hingga 54 Mbps, namun

memiliki kelemahan pada coverage area dimana jangkauannya

lebih rendah dibandingkan standar 802.11b. Pada tahun 2003,

Page 22: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

30

IEEE membuat standar 802.11g yang menggabungkan kelebihan

antara standar 802.11a dengan 802.11b. Standar 802.11g bekerja

pada frekuensi 2,4 GHz dan memiliki data rate hingga 54 Mbps

dengan coverage area mendekati jangkauan 802.11b.

Penggunaan frekuensi yang sama antara 802.11g dengan 802.11b

menjadikan ke dua standar tersebut kompatibel apabila

diimplementasikan dalam perangkat komunikasi wireless.

Standar 802.11g inilah yang sering diimplementasikan untuk area

hotspot. Pengembangan Wi-Fi berikutnya tahun 2009, IEEE

mempublikasikan standar 802.11n yang menggabungkan

teknologi 802.11b dengan 802.11g. Teknologi ini bekerja pada

frekuensi 2,4 GHz dengan kapasitas data rate mencapai 108

Mbps. Standar 802.11n menawarkan peningkatan throughput,

keunggulan reliabilitas, dan peningkatan client yang terkoneksi.

Perbedaan cakupan dari keempat standar IEEE tersebut dapat

dilihat pada tabel 2.1 Perbedaan spesifikasi IEEE 802.11 [11]

Tabel 2.5 PERBEDAAN SPESIFIKASI IEEE 802.11[11]

Standar

IEEE

Jarak Jangkauan (m) Sesuai

Spesifikasi Indoor Outdoor

802.11b 35 120 b

802.11a 38 140 a

802.11g 38 140 b, g

802.11n 70 250 b, g, n

Page 23: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

31

2.6 Standar Wi-Fi 802.11g

Standar 802.11g menggunakan modulasi sinyal

Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), sehingga

lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya.

Spesifikasi dari 802.11g dapat dilihat pada tabel 2.5.[11]

Tabel 2.6 SPESIFIKASI 802.11G[11]

Release

Date

Frekuensi Throughput

(typ.)

Net Bit

Rate

(max.)

Gross

Bit

Rate (max.)

Max.

Indoor

Range

Max.

Outdoor

Range

Juni

2003

2,4 GHz 22 Mbps 54 Mbps 128

Mbps

150 feet /

45 meter

300 feet /

90 meter

Standar 802.11b dan 802.11g bekerja bersama – sama

menduduki sebagian besar pada proses teknis. Namun, kinerja

dari 802.11b akan mengurangi laju data keseluruhan pada

jaringan 802.11g. Perangkat 802.11g sepenuhnya kompatibel

dengan 802.11b sehingga terbebani dengan adanya pengurangan

throughput jika dibandingkan dengan 802.11a yang mencapai ~

21%. Standar 802.11g memiliki beberapa sensitivitas kecepatan

yang sesuai dengan tabel 2.6.[11]

Tabel 2.7 SENSITIVITAS KECEPATAN STANDAR 802.11g[11]

Hipotesis

Kecepatan

Jangkauan (dalam

ruangan)

Jangkauan (luar

ruangan)

54 Mbps 27 m 75 m

48 Mbps 29 m 100 m

36 Mbps 30 m 120 m

24 Mbps 42 m 140 m

Page 24: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

32

Hipotesis

Kecepatan

Jangkauan (dalam

ruangan)

Jangkauan (luar

ruangan)

18 Mbps 55 m 180 m

12 Mbps 64 m 250 m

9 Mbps 75 m 350 m

6 Mbps 90 m 400 m

Kelebihan dari 802.11g adalah bahwa standar tersebut

merupakan kompatibel terbalik dari 802.11b. Perusahaan dengan

keberadaan jaringan 802.11b biasanya dapat meng-upgrade

access point-nya menjadi 802.11g melalui peng-upgradean

firmware sederhana. Hal tersebut menyediakan jalur perpindahan

yang efektif untuk LAN nirkabel. Permasalahan yang muncul

adalah kehadiran perangkat klien 802.11b dalam lingkup 802.11g

membutuhkan mekanisme proteksi yang membatasi performa

keseluruhan LAN nirkabel. Dengan demikian, perangkat 802.11b

tidak mengetahui kapan perangkat 802.11g dikirimkan karena

perbedaan tipe modulasi. Oleh karena itu, kedua tipe perangkat

tersebut harus memberitahukan penggunaan yang akan datang

pada medium mereka dengan menggunakan tipe modulasi yang

umumnya telah diketahui.

Kekurangan 802.11g, seperti kemungkinan interferensi RF

dan keterbatasan tiga Channel non-overlapping, masih berlaku

pada 802.11g dikarenakan pengerjaan di pita 2.4 GHz. Sebagai

Page 25: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

33

hasilnya, jaringan 802.11g memiliki pembatas kapasitas

sebanding dengan 802.11a.[11]

2.7 OPNET Modeler 14.5

OPNET Modeler adalah suatu perangkat lunak simulator

yang dapat digunakan untuk merancang dan mempelajari

jaringan komunikasi, perangkat komunikasi, protokol dan

aplikasi yang digunakan. OPNET juga menyediakan antarmuka

grafis editor untuk membangun berbagai model jaringan mulai

dari lapisan fisik modulator hingga proses aplikasi. Editor ini

menangani informasi model yang dibutuhkan sehingga mirip

dengan struktur sistem jaringan yang sesungguhnya. Spesifikasi

Model yang ditunjukkan di Proyek Editor mengandalkan elemen

tertentu pada Node Editor.[13]

Gambar 2. 11 OPNET Modeler 14.5 [13]

Page 26: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

34

2.7.1 Hirarki Pemodelan di OPNET Modeler

OPNET Modeler dapat dipergunakan untuk simulasi

jaringan paket berbasis Internet Protocol (IP), Asynchronous

Transfer Mode (ATM), Frame Relay ataupun TDM. Jenis

layanan yang disimulasikan juga beragam, baik itu internet

(WEB), VoIP, file transfer, video conference, video streaming,

dan lain-lain yang dapat diatur berdasarkan kebutuhan dari

pengguna simulasi. Di dalam OPNET dikenal istilah Project

Editor. Project editor merupakan area utama yang digunakan

untuk membuat simulasi jaringan. Dari editor ini, pengguna dapat

membangun model jaringan dengan menggunakan library yang

tersedia, mengkonfigurasi statistik jaringan, menjalankan

simulasi, dan melihat hasilnya.[6]

Gambar 2. 12 Jendela Project editor

Page 27: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

35

Seperti yang terlihat pada gambar 2.12 di atas, ada

beberapa area pada jendela Project Editor yang digunakan untuk

membangun dan menjalankan modelnya.

a. Menu Bar

Menu barterletak di paling atas dari jendela Project

Editor.Menu barberisikan kumpulan fungsi-fungsi operasi

pada OPNET Modeler 14.5.

b. Tool Buttons

Tool Buttons pada OPNET ditunjukkan oleh gambar 2.14

di bawah ini:

Gambar 2.13 Tool Button pada Project Editor

Keterangan Gambar:

1). Open Object Palette : digunakan untuk menempatkan

elemen seperti workstation, server,link, dll ke dalam

workspace.

2). Fail Selected Objects : digunakan untuk mensimulasikan

kegagalan linkyang ditentukan sebelumnya.

3). Recover Selected Objects : digunakan untuk melakukan

recoverylinkyang telah dinonaktifkan oleh Fail Selected

Objects.

Page 28: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

36

4). Zoom to Rectangel : digunakan untuk memperbesar skala

tampilan model jaringan.

5). Zoom to Previous,digunakan untuk memperkecil skala

tampilan model jaringan atau mengembalikan tampilan ke

skala sebelumnya.

6). Open Traffic Center : digunakan untuk melihat trafik pada

simulasi yang dibuat

7). Configure/Run Discrete Event Simulation (DES) :

digunakan untuk menampilkan sebuah dialog boxyang

dapat digunakan untuk megkonfigurasi simulasi dari

model jaringan yang sedang ditampilkan. Pengguna dapat

mengatur panjang simulasi yang diinginkan, routing

protocoldan lain-lain.

8). View Results,digunakan untuk melihat hasil simulasi

setelah menjalankan simulasi. Hasil simulasi dapat berupa

grafik atau tabel dari statistik yang telah dipilih.

9). Hide or show all graphs, dapat digunakan untuk

menampilkan atau menyembunyikan grafik hasil simulasi

yang ditampilkan oleh View Simulation Results.

c. Workspace

Workspace ialah area dimana model jaringan dibangun.

d. Message Area

Menampilkan informasi mengenai status dari tooldan operasi

yang digunakan.

Page 29: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

37

Komponen-komponen jaringan mobile ip yang terdapat dalam

OPNET Modeler 14.5 yaitu:

1). Workstation, merupakan komputer PC yang digunakan

sebagai client,yang menjalankan fungsi PC biasa pada

infrastruktur jaringan. Workstation ini akan mengakses

aplikasi-aplikasi yang terdapat pada server.[11]

2). Router, perangkat ini berfungsi sebagai penghubung antar

jaringan-jaringan yang berbeda. Router bertugas untuk

menyampaikan paket dari sumber ke tujuan yang terpisah

pada jaringan yang berbeda, prosespenyampaian paket ini

disebut routing.[11]

3). Internet, merupakan jaringan komputer publik yang

merepresentasikanjaringan WAN yang lebih besar.[11]

4). Ethernet 16Switch, merupakan penghubung beberapa

perangkat untuk membentukjaringan kecil atau Local

Area Network (LAN).[11]

5). Server, berfungsi sebagai perangkat penyedia layanan

dalam jaringankomputer.[11]

6). WAN Link, ada dua jenis WAN link yang digunakan yaitu

DS1 dan 100 BaseT LAN. DS1 atau yang juga bisa

disebut T1 merupakan kabel pembawa sinyal

berkecepatan tinggi yang biasa digunakan sebagai standar

jaringan telekomunikasi di Amerika dan Jepang, link ini

memiliki bandwidth sebesar 1.544 Mbit/s. Sementara

Page 30: BAB II DASAR TEORI - Institut Teknologi Telkom Purwokerto

38

100BaseT adalah link standar berupa kabel Twisted Pair

yang digunakan pada Ethernet untukmenyalurkan trafik

dengan kecepatan 100Mbit/s.[11]