Upload
phungduong
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1. Data dan Literatur
Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh
dari berbagai sumber, diantaranya :
1. Buku
2. Media massa cetak (koran, majalah)
3. Kliping dan rangkuman berbagai sumber
4. Diktat perkuliahan Desain Komunikasi Visual
5. Internet
6. Kompas Gramedia Group
7. Dr. Dwi Karlina SPKj
8. Wawancara dan riset target market
2.1.1. Berkebun
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berkebun adalah kegiatan tanam-
menanam di kebun, mengusahakan kebun. Sedangkan menurut situs wikipedia.org,
berkebun merupakan praktek menanam tanaman untuk menikmati daun atau
bunganya, dan menanam sayur atau buah untuk keperluan konsumsi. Berkebun
merupakan aktivitas manusia dimana tanaman digunakan untuk memproduksi
5
makanan atau untuk mempercantik lingkungan. Hal ini dapat berkisar dari
penanaman tanaman buah, penanaman sepanjang jalan raya dengan satu atau lebih
jenis rerumputan, semak, pohon dan tanaman herba, kebun perumahan yang
meliputi rumput dan tanaman pendukung, hingga penanaman dalam wadah baik
besar maupun kecil yang ditanam di dalam atau di luar rumah. Berkebun kadang
menjadi sangat spesifik dengan satu jenis tanaman atau melibatkan campuran
banyak tanaman berbeda. Perkebunan atau perhutanan melibatkan partisipasi aktif
tenaga kerja secara intensif dalam pertumbuhan tanaman.
Berkebun untuk memperoleh makanan telah dikenal luas sejak zaman prasejarah.
Taman hias kuno telah dikenal di zaman dahulu kala, contoh yang terkenal terkenal
adalah Taman Bergantung Babylonia. Sedangkan Roma kuno telah memiliki
puluhan taman.
Terdapat beberapa tipe perkebunan, di antaranya:
1. Kebun rumah
Berada di sekitar rumah, di sebuah ruang yang disebut sebagai taman. Walaupun
sebuah kebun biasanya berada di tanah dekat tempat tinggal, kebun juga mungkin
berada di atap, atrium, balkon, ambang jendela, patio atau vivarium.
2. Berkebun pada daerah hijau di luar lingkungan perumahan, seperti taman
umum atau semi-publik (taman botani atau kebun binatang), tempat hiburan dan
6
taman bermain, sepanjang koridor transportasi, dan sekitar tempat-tempat wisata
serta taman hotel. Disini diperlukan seorang tukang kebun untuk merawatnya.
3. Berkebun dalam ruangan
Dipusatkan dengan penanaman tanaman di sekitar tempat tinggal atau bangunan,
sekolah, atau rumah kaca. Kebun dalam ruangan terkadang dihubungkan sebagai
bagian dari penyejuk udara atau sistem pemanas.
4. Taman air
Dikhususkan untuk penanaman tanaman yang dapat ditanam di kolam atau air. Ini
semua memerlukan pertimbangan dan kondisi khusus. Sebuah taman air sederhana
dapat terdiri dari bak yang berisi air dan tanaman.
5. Kebun dalam wadah
Merupakan penanaman tanaman di berbagai jenis wadah baik dalam di dalam
mauapun di luar ruangan. Wadah yang umum biasanya menggunakan pot,
keranjang gantung, dsb. Kebun jenis ini biasanya terdapat di atrium dan balkon,
patio, dan puncak atap gedung.
6. Kebun masyarakat
Merupakan kegiatan sosial dimana suatu lahan ditanami oleh sekelompok orang,
yang menyediakan akses bagi penyediaan produk segar dan tanaman serta akses
untuk memperkerjakan tenaga kerja, perbaikan lingkungan, perasaan dan koneks i
7
masyarakat ke lingkungannya. Kebun jenis ini biasanya dimiliki oleh pemerintah
daerah atau atau lembaga non-profit.
2.1.2. Anak dan Berkebun
Berkebun merupakan salah satu kegiatan yang mengasyikkan dan bermanfaat, baik
bagi orang dewasa maupun anak-anak. Selain sebagai salah satu hobby, berkebun
juga merupakan media edukasi efektif untuk belajar mengenal dan melestarikan
alam melalui metode learning by doing.
Situs BBC.co.uk menyebutkan bahwa anak-anak sangat tertarik dengan alam dan
menyukai tanaman. Mereka menyukai kegiatan menanam tanaman, yang juga
memberi mereka alasan untuk bermain dalam lingkungan yang kotor, sesuatu yang
juga disukai oleh anak. Melalui kegiatan berkebun, anak memiliki kesempatan
untuk melihat dan mengeksplorasi sendiri seluruh proses pertumbuhan, dari
kedalaman tanah hingga hadiah berupa hasil panen yang dihasilkan kemudian. Di
samping itu rasa keingintahuan mereka mengenai dunia alam juga dapat terpenuhi.
Berkebun memberi pengalaman edukatif yang bernilai seperti kemandirian,
ketekunan, kesabaran, ketelitian, bahkan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual
religius serta memberikan ruang untuk pendidikan sikap bagi anak. Kebun
merupakan tempat yang baik untuk mengembangkan ide, sikap dan keterampilan
yang terkait dengan alam. Di kebun anak dapat mempelajari dunia ilmu
pengetahuan, perekonomian, sosial, keindahan, dan belajar untuk berperilaku.
8
Kebun dapat menjadi "ruang kelas” yang mengasyikkan bagi anak. Berkebun
merupakan salah satu dari banyak cara untuk menstimulasi imajinasi anak.
Berkebun juga menstimulasi semua indera dan menciptakan pengalaman yang jauh
lebih banyak bagi anak. Ketika anak terlibat dengan semua aspek berkebun, mereka
lebih terbuka untuk belajar dan menggali keterampilan hidup yang penting, dari
konsentrasi hingga tanggung jawab dan respek.
Berkebun merupakan kegiatan penting dimana anak dapat mengembangkan
keterampilan untuk berinteraksi dengan alam maupun dengan orang lain. Tanaman
di kebun dapat meningkatkan daya ingat anak dan kemampuan mereka untuk
menggali fakta. Kegiatan berkebun juga dapat meningkatkan kosakata mereka.
Merawat tanaman dan melihat mereka bertumbuh meninggalkan rasa kebanggaan
dan prestasi pada anak. Ada banyak cara untuk mengajar anak bagaimana cara
merawat tanaman. Biasanya hal ini dicapai dengan menggunakan berbagai kegiatan
sepanjang musim tanam, yang merupakan cara terbaik bagi anak untuk belajar
tentang pertumbuhan tanaman. Partisipasi anak dalam kegiatan tersebut akan
mendorong mereka untuk berbagi dalam perawatan tanaman melalui pengairan rutin
dan pemeliharaan lain yang diperlukan.
Bagian yang terbaik dari kegiatan berkebun adalah bahwa anak dapat belajar
berbagai hal tentang alam lingkungan dan banyak mata pelajaran lainnya tanpa
mereka sadari. Mereka dapat mengalami banyak kegembiraan belajar secara alami.
9
Berbagai jenis tanaman sensorik dan sejumlah kegiatan di kebun merupakan pilihan
tepat untuk mencetuskan imajinasi anak. Kebun menstimulasi semua indera dan
menciptakan pengalaman yang jauh lebih banyak, misalnya dengan adanya area
bermain yang menyenangkan dan tanaman yang memiliki tekstur, warna, dan
bentuk yang menarik. Warna-warna cerah pada tanaman menstimulasi kegembiraan
sedangkan menanam berbagai jenis tanaman memungkinkan anak untuk mengalami
keajaiban dari adanya berbagai satwa liar di kebun.
Tanaman yang dapat dimakan sangat menarik bagi indera perasa anak. Melalui
tanaman jenis inilah anak-anak mengeksplorasi berbagai rasa melalui mencoba
tanaman yang manis, asin, pahit, dan tajam.
Sayuran selalu merupakan pilihan awal yang baik bagi anak-anak untuk ditanam.
Bukan hanya karena mereka dapat tumbuh dengan cepat, namun sayuran juga dapat
dimakan ketika matang dan memiliki berbagai varietas menarik yang membantu
merangsang kepekaan anak akan warna, bentuk dan ukuran. Hal ini juga merupakan
kesempatan yang baik untuk mengajarkan anak mengenai makanan sehat, gizi, dan
nutrisi. (Sumber : www.thekidsgarden.co.uk)
Tanaman wangi menstimulasi kepekaan anak terhadap bau. Ada tanaman yang
berbau pedas, manis, dan berbau tidak enak. Setelah anak-anak mencium berbagai
bunga, anak biasanya akan mampu berimajinasi dan menggambarkan bunga
tersebut hanya berdasarkan aromanya.
10
Berbagai suara di kebun dapat membawa anak ke tempat yang jauh. Ada tanaman
yang dapat membuat suara keras, denting halus atau lembut, bahkan suara desiran.
Fitur air yang menyenangkan, seperti gemericik air mancur, dapat menambah
pengalaman anak.
Di kebun, anak dapat menemukan sejumlah hal baru yang menunjang proses
pembelajaran mereka, antara lain :
1. Kebun bertema
Tidak ada yang memicu imajinasi seperti kebun bertema. Bukan saja hal ini
memungkinkan mereka untuk membuat lingkungan kegemaran mereka, tetapi juga
orang tua mendapatkan kesempatan untuk melihat melalui mata anak. Tema kebun
dapat berdasarkan pada berbagai hal, seperti karakter buku, permainan, hobi,
pekerjaan, dll. Ide ini sangat tidak terbatas, termasuk tanaman dan aksesori yang
sesuai dengan tema. Sebagai contoh, sebuah kebun binatang dapat meliputi tanaman
dengan nama-nama hewan, seperti kuping gajah, toad lily, rumput gajah, dll. Kebun
bertema adalah cara yang sempurna untuk melibatkan beberapa kegemaran anak
sambil merangsang kreativitas mereka.
2. Habitat satwa liar
Satwa liar di kebun merangsang minat serta imajinasi anak. Anak secara alami
tertarik dan penasaran terhadap binatang. Biarkan anak-anak mengamati kehidupan
satwa liar di kebun dan biarkan mereka berpura-pura menjadi salah satu dari
mereka. Disini anak dapat memperoleh jawaban atas berbagai pertanyaan mereka,
11
seperti : Jenis rumah apakah yang dimiliki oleh hewan? Apa yang mereka makan?
Pergi berjalan-jalan di alam untuk berburu petunjuk yang tertinggal oleh satwa liar
seperti bulu, jejak, rumah siput, dll. Anak juga dapat melakukan pengamatan secara
langsung terhadap hewan-hewan yang mereka temui di kebun
2.1.3. Peralatan Berkebun
Terdapat berbagai macam peralatan berkebun yang umum digunakan, yang terbagi
atas sejumlah pengelompokan, di antaranya :
1. Alat-alat untuk tanah
a. Cultivator
Berfungsi menggemburkan dan meratakan tanah serta mengumpulkan
daun-daun kering.
b. Fork / garpu
Berfungsi untuk meratakan tanah, mengaduk tanah yang padat,
mengumpulkan daun kering, dan mencungkil batu-batuan.
c. Trowel / sekop
Berfungsi sebagai sarana untuk menyendok, menyekop, menggali,
mengaduk dan mencampur tanah, pupuk, dan media tanam lainnya.
d. Tranplanter
Berfungsi untuk menggali, mengaduk, dan menggemburkan tanah dalam
pot, juga untuk melubangi tanah untuk memindahkan tanaman.
12
e. Weed puller
Berfungsi untuk mencungkil dan mencabut rumput liar.
f. Scope trowel
Merupakan penyekop media tanam yang kuat. Dapat menyekop media
tanam dengan banyak sehingga menghemat tenaga karena desain sekop
yang lebar.
2. Alat-alat potong
a. Anvil blades
Gunting yang digunakan untuk menggunting dan memotong tanaman.
b. By pass blades
Gunting yang digunakan untuk memotong dahan basah.
c. Gunting rumput
Gunting yang digunakan secara khusus untuk menggunting rumput.
d. Rachet
Gunting yang dipakai untuk memotong dahan besar, kering, keras, tua.
e. Universal blades
Gunting yang biasa digunakan di dapur atau untuk memotong tanaman,
misalnya anggrek.
3. Perlengkapan lain
a. Ember
b. Label tanaman
Digunakan untuk memberikan nama dan keterangan pada tanaman.
13
c. Pot bunga
Sebagai wadah untuk menanam tanaman.
d. Sarung tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan ketika bekerja dengan tanah atau
tanaman berbahaya (berduri, bergetah, dsb)
e. Sprayer
Alat penyemprot air khusus yang dapat mengeluarkan air secara lembut.
f. Sprinklers
Alat penyemprot air, penyebar air yang memutar seperti baling-baling.
g. Wadah pembibitan
Berfungsi untuk melakukan pembibitan ataupun penyemaian tanaman
dari biji / benih.
2.1.4. Edutainment
Menurut wikipedia.org, edutainment (educational entertaiment atau entertainment-
education) merupakan suatu bentuk hiburan yang didesain untuk kepentingan
pendidikan secara menyenangkan. Edutainment biasanya digunakan untuk
memberikan instruksi atau mensosialisasikan sesuatu dengan mengaplikasikan
pelajaran pada suatu bentuk hiburan umum, seperti : program televisi, komputer dan
video games, film, musik, situs, software multimedia, dsb.
Melalui edutainment proses belajar terasa lebih menyenangkan, anak dapat
melakukan proses belajar dengan gembira dan tidak tertekan sehingga dapat
14
menyerap pelajaran dengan lebih mudah. Selain itu, melalui edutainment anak
secara aktif melakukan praktek pembelajaran, sehingga ilmu yang didapat bukan
sekedar teori belaka namun juga praktikal yang berpotensi memberikan lebih
banyak pengalaman.
2.1.5. Pop-up
Menurut wikipedia.org, sebutan pop-up yang sering digunakan untuk berbagai tiga
dimensi atau movable book (buku yang dapat bergerak) sebenarnya merupakan
istilah umum yang meliputi pop-up, transformasi, tunnel book, volvelles, flap, pull-
tab, pop-out, pull-down, dsb, yang masing-masing bekerja dengan cara berbeda.
Termasuk juga disini, karena menggunakan teknik yang sama, adalah kartu ucapan
tiga dimensi.
2.1.5.1. Sejarah
Target audience bagi moveble book pertama kali adalah orang dewasa, bukan
anak-anak. Hal ini diyakini bahwa penggunaan pertama mekanik bergerak
muncul dalam naskah untuk buku astrologi pada tahun 1306. The Catalan
Mystic dan syair Ramon Llull, dari Majorca, menggunakan kepingan berputar
atau volvelles untuk menjelaskan teorinya. Selama berabad-abad, volvelles telah
digunakan untuk berbagai keperluan berbeda seperti pengajaran anatomi,
membuat prediksi astronomi, membuat kode rahasia, dan meramal.
15
Pada 1564, buku astrologi bergerak berjudul Cosmographia Petri Apiani
dipublikasikan. Pada tahun-tahun berikutnya, profesi medis menggunakan
format ini, menggambarkan buku anatomis melalui lapisan dan flap yang
menunjukkan tubuh manusia. Desainer landscape Inggris, Capability Brown
menggunakan flap untuk menggambarkan pemandangan "sebelum dan
sesudah" desainnya.
Meskipun dapat didokumentasikan bahwa movable book telah digunakan
selama berabad-abad, buku jenis ini hampir selalu digunakan dalam karya
ilmiah. Barulah pada abad kedelapanbelas teknik ini mulai diterapkan untuk
buku-buku yang dirancang untuk hiburan, khususnya untuk anak-anak.
Sebuah perusahaan Amerika bernama McLoughlin Brothers di New York City
memproduksi buku bergerak pertama di Amerika Serikat sekitar 1880. Buku
tersebut merupakan piringan besar tak terlipat yang dapat menjadi tampilan
berlapis. Setelah Eropa menemukan kertas yang lebih murah dan penerbit
berusaha untuk memperbesar pasar menjadi lebih murah, lebih banyak lagi
buku pop-up inovatif dikembangkan pada awal abad keduapuluh. Pada tahun
1960-an, seorang Amerika bernama Waldo Hunt membuat iklan yang
terinspirasi oleh karya seorang Czechoslovakia. Hunt mulai memproduksi buku
bergerak untuk konsumsi publik dan menjadi populer di pertengahan abad
kedua puluh. Kini, buku pop-up sangat populer di kalangan anak-anak karena
pengaruh dari elemen-elemen bergerak dalam kartu ucapan dan iklan yang
menggunakan elemen pop-up. Buku pop-up untuk anak-anak kini ditulis dalam
16
berbagai topik beragam seperti astronomi, geologi, meteorologi, cerita klasik
anak, dan dinosaurus.
2.1.5.2. Latar Belakang
Buku pop up merupakan sebuah buku dengan unsur-unsur kertas di dalam
halaman yang dapat dimanipulasi oleh pembaca. Beberapa mengacu pada buku
yang dapat bergerak. Buku pop-up meliputi teks, gambar, dan lipatan, lem, atau
elemen pull-tab yang bergerak di antara halaman cerita. Buku pop-up terutama
ditujukan untuk anak-anak.
Elemen kertas yang dapat bergerak dalam buku pop up memerlukan keahlian
dari paper engineer untuk mendesain elemen tersebut secara efektif. Paper
engineer ini merupakan bagian dari insinyur dan desainer kreatif, yang terus
mencari unsur baru dan menyenangkan ke dalam desain buku pop-up sambil
memastikan mereka akan murah untuk diproduksi dan berhasil dimanipulasi.
Paper engineer berkomunikasi dengan percetakan atau penerbit bagaimana
elemen yang bergerak dipotong dan kemudian disatukan satu sama lain.
Pemotongan elemen ini mahal dan rumit. Yang bahkan lebih mahal adalah
banyaknya jumlah pekerjaan tangan yang dibutuhkan elemen bergerak, baik
yang harus dipotong, dilipat dan disisipkan oleh tangan (beberapa buku
mencakup 100 elemen yang memerlukan manipulasi tangan). Bahkan, buku
pop-up menjadi suatu barang koleksi karena banyaknya jumlah pekerjaan
17
tangan yang terkandung untuk membangun konstruksi dari setiap. Buku pop-up
merupakan subyek yang dipamerkan oleh setidaknya dua museum seni, yang
merupakan seni dimana ilustrator dan desain paper engineer disorot.
2.1.5.3. Tipe Pop-up
Desain dan pembuatan buku-buku seperti itu dikenal sebagai paper engineering
(tekhnik arsitektur untuk kertas), sebuah istilah yang serupa dengan ilmu
pembuatan kertas. Hal ini serupa dengan origami, karena keduanya merupakan
seni melipat kertas. Namun, origami cenderung berfokus pada membuat objek,
sedangkan pop-up pada dasarnya bergambar dan bersifat mekanis.
2.1.5.3.1. Transformasi
Magic Windows: An Antique Revolving Picture Book. New York:
Philomel Books, 1980. Judul penerbitan asli : In Wonderland, London:
Nister, 1895.
18
Transformasi menampilkan pemandangan yang terdiri dari tulang rusuk
vertikal. Dengan menarik tab di sampingnya, tulang rusuk atas dan bawah
bergeser satu sama lain untuk bertransformasi menjadi pemandangan
yang berbeda. Ernest Nister, salah satu penulis buku anak Inggris, sering
memproduksi buku-buku dengan menggunakan tekhnik transformasi.
Banyak diantaranya telah direproduksi oleh Metropolitan Museum of Art.
2.1.5.3.2. Volvelles
Volvelles adalah konstruksi kertas dengan adanya bagian berputar. Sebuah
contoh awal adalah , oleh Petrus Apianus, yang dibuat untuk Holy Roman
Emperor Charles pada tahun 1540. Buku ini penuh dengan potongan
melingkar yang dapat berputar pada porosnya.
Astronomicum Caesareum (1540)
19 2.1.5.3.3. Tunnel Book
Tunnel book (juga disebut peepshow book) terdiri dari kumpulan halaman
yang terikat dengan dua lembaran terlipat pada setiap sisi dan dapat
dilihat melalui lubang pada sampul. Lubang bukaan di setiap halaman
memungkinkan pembaca untuk melihat keseluruhan isi buku hingga
belakang, dan gambar pada setiap halaman bekerja sama satu sama lain
untuk menciptakan dimensi pemandangan di dalamnya. Jenis buku ini
berasal dari pertengahan abad ke-18 dan terinspirasi oleh setting
panggung sandiwara.
Barton, Loom, 1990
Umumnya, buku-buku ini dibuat untuk mengingat acara khusus atau
dijual sebagai souvenir di tempat-tempat wisata (istilah tunnel book
berasal dari fakta bahwa banyak dari buku-buku ini dibuat untuk
memperingati pembangunan terowongan di bawah Sungai Thames di
London pada pertengahan 1800). Di Amerika Serikat, tunnel book dibuat
untuk berbagai tempat wisata seperti World Fairs dan New York
Botanical Gardens.
20
Saat ini, format tunnel book telah diperbaharui oleh book artist Carol
Barton dan lainnya sebagai suatu bentuk buku terpahat. Seniman tersebut
tertarik tidak hanya terhadap interior dalam buku yang terlihat, namun
juga pada penggarapan sisi akordeon dan sampul sebagai permukaan
visual dan informatif.
2.1.5.4. Bahan
Tipikal buku pop-up adalah menggunakan kertas berat dan kaku untuk
halaman-halamannya dan elemen bergerak dalam buku, bersampul karton tebal
pada bagian depan dan belakang, lem untuk pengamanan sampul, dan
menggunakan lem untuk menyatukan berbagai elemen pop-up. Berbagai jenis
tinta digunakan dalam pencetakan, mulai dari tinta berbasis kedelai hingga tinta
berbasis minyak yang lebih tradisional.
Banyak buku-buku pop-up yang dilapisi dengan suatu lapisan pada halamannya
untuk membuat mereka lebih kokoh dan tahan kotoran. Lapisan ini
mengandung varnish berbasis minyak yang melapisi permukaan mengkilap
pada halaman. Beberapa perusahaan menggunakan aqueous atau varnish
berbasis air. Buku pop-up lainnya menggunakan plastik film yang diletakkan di
atas halaman sebagai laminasi.
21 2.1.5.5. Proses Manufaktur
Proses pembuatan buku pop-up sangat rumit dan melibatkan banyak orang, baik
dari proses perencanaan, pembuatan, pencetakan, hingga proses produksi dan
distribusinya. Proses-proses tersebut meliputi :
1. Penulis dan editor dari buku pop-up menyampaikan gagasan tentang
pergerakan elemen di dalam buku kepada paper engineer. Paper
engineer terlatih untuk memahami bagaimana kertas dapat dilipat untuk
membuat efek tertentu, dan ia mendesain bagaimana kertas harus
dipotong dan dilipat untuk menciptakan elemen buku pop-up yang
relevan. Tugas utama seorang paper engineer adalah mendesain elemen
yang bergerak di dalam buku, termasuk bagian potong, bagian dengan
tab, dan sebagainya.
Paper engineer harus melipat, memotong dan menempel elemen, serta
menciptakan sendiri dalam bentuk draft kasar untuk pemeriksaan dan
persetujuan. Halaman demi halaman dari bagian bergerak dalam buku
pop-up ini diletakkan bersama dalam model kertas putih yang disebut
sebagai white dummy. White dummy ini dimaksudkan sebagai acuan
bagaimana elemen akan bekerja sama melalui manipulasi elemen-
elemen kertas.
22
2. White dummy merupakan elemen penting bagi penulis, editor dan paper
engineer untuk memeriksa dan menilai. Setiap perubahan pada
pengeleman, pergerakan kertas, ukuran pull-tab, atau elemen lipatan
dinilai dan diselesaikan pada saat ini. Paper engineer harus melakukan
dua hal untuk memastikan buku bisa diproduksi. Pertama, ia harus
memproduksi file digital atau beberapa template lainnya yang akan
memungkinkan percetakan untuk membuat potongan sesuai pesanan,
untuk memproduksi elemen kertas yang bergerak. Kedua, paper
engineer juga harus mengukur dan memastikan semua bagian bergerak
di setiap halaman akan pas dengan ukuran kertas yang kemudian akan
terlipat.
3. Selanjutnya, editor bekerja dengan desainer grafis, yang akan bekerja
sama dengan paper engineer, penulis dan ilustrator untuk me-layout
setiap halaman, elemen demi elemen. Desainer grafis akan
memproduksi layout datar. Layout datar ini menentukan posisi relatif
dari teks, ilustrasi dan elemen pop-up. Proses ini sangat kolaboratif.
Dalam beberapa kasus, artwork ditempatkan terlebih dahulu dan teks
mengakomodasi karya tersebut, namun kadang artwork diletakkan
menurut pergerakan elemen kertas dan teks.
4. Setelah layout datar disepakati oleh semua, ilustrator harus membuat
sketsa menjadi berwarna untuk mengisi bidang yang diberikan
23
kepadanya untuk dikerjakkan. Bila artwork selesai, gambar akan dikirim
kembali ke desainer grafis.
5. Desainer mengambil artwork dan membuat suatu mekanis, yang
merupakan file elektronik yang ditunjukkan ke percetakan dimana
artwork dimasukkan kedalam halaman. Kemudian, teks tersebut akan
ditempatkan pada mekanik. Mekanis dan artwork kemudian dikirim ke
percetakan.
6. Kini, buku pop-up siap untuk dicetak. File digital dari artwork dan teks
untuk setiap halaman dibuat menjadi film. Film ini kemudian digunakan
untuk membuat plat cetak. Empat film berbeda biasanya digunakan
untuk mencetak buku pop-up anak, yang meliputi biru, kuning, merah
dan hitam. Setiap plat membawa warna yang berbeda. Setiap halaman
dicetak secara off set, dimana sebuah blanket tinta memindahkan warna
ke halaman.
7. Halaman yang dicetak merupakan proof, yang berarti telah memiliki
pencetakan awal yang dinilai dan disetujui oleh editor sebelum dapat
melanjutkan produksi. Setelah disetujui, pencetakan akhir barulah dapat
terjadi. Halaman dicetak dan menunggu lampiran dari elemen kertas
yang bergerak. Pada beberapa halaman dilakukan pelapisan pada
permukaan kertas. Halaman berkilau diberi lapisan varnish yang
bertentangan dengan hasil matte.
24
8. Sementara itu, elemen bergerak harus dibuat. File digital membantu
menciptakan pemotong di beberapa perusahaan penerbitan, dimana
komputer secara otomatis menghasilkan pemotong tersebut. Namun, di
beberapa perusahaan penerbitan, khususnya di luar negeri, pemotong ini
seringkali dibuat dengan tangan menggunakan mesin canggih dengan
peralatan dan pembuat pemotong.
9. Pemotong digunakan untuk memotong bagian-bagian kertas bergerak.
Sekitar 10 lembar kertas ditempatkan pada pemotong. Penekan hidrolik
memotong dengan kuat kertas-kertas tersebut untuk menghasilkan
bentuk yang dikehendaki.
10. Bagian bergerak dari buku pop-up seringkali dipotong dengan tangan
dan dilipat serta dilem dengan menggunakan tangan pada halaman
tercetak.
11. Sampul dilem atau dijahit sepanjang garis. Sampul depan dan belakang
biasanya terbuat dari karton, yang merupakan kertas yang lebih berat
daripada yang digunakan untuk halaman dalam buku. Namun, beberapa
buku pop-up tidak memiliki sampul yang lebih berat atau tipis
dibandingkan halaman di dalamnya, namun menggunakan bahan yang
sama dengan halaman di dalamnya.
12. Buku tersebut kemudian dipak dan dikirim ke distributor.
25 2.1.5.6. Kebangkitan Buku Pop-up
Umumnya, pop-up lebih dianggap sebagai buku anak namun pada awal tahun
1990-an, mereka telah tumbuh dan menjanjikan, terutama karena adanya
inovasi dari Robert Sabuda, Matthew Reinhart, dan paper engineer besar
lainnya. Contoh lainnya adalah buku Bugs in a Box oleh David A. Carter yang
telah menghasilkan penjualan lebih dari empat juta kopi. Pada tahun 1987,
rokok Camel meluncurkan serangkaian iklan media cetak pop-up dengan
beberapa teknik lipat inovatif yang melibatkan Joe Camel. Selain itu juga
properti merek dagang yang diwujudkan dalam buku pop-up, seperti
Eurodisney.
Sabuda, Alice's Adventures in Wonderland. A Pop-up Adaptation of Lewis
Carroll's Original Tale. N. Y.: Little Simon, 2003.
26 2.1.5.7. Karya Tercatat
Reinhart & Sabuda, Star Wars: A Pop-Up Guide to the Galaxy
Beberapa buku pop-up mendapatkan perhatian sebagai karya sastra untuk
tingkat kecanggihan seni atau kecerdasan yang mereka hasilkan. Salah satu
contohnya adalah Star Wars : A Pop-Up Guide to the Galaxy, oleh Matthew
Reinhart. Buku ini menerima perhatian kesusasteraan untuk pop-up, dan
kecanggihan gambar, dengan New York Times yang mengatakan bahwa
"menyebut kecanggihan arsitektur karya ini sebagai sebuah buku pop-up adalah
seperti menyebut Tembok Besar Cina sebagai sebuah sekat”.
2.1.6. Data Hasil Survei
2.1.6.1. Kuestioner
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kuesioner adalah alat riset / survei
yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan
tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui
27
pos; daftar pertanyaan. Sedangkan angket merupakan daftar pertanyaan tertulis
mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.
Kuesioner / angket merupakan salah satu metode pengumpulan data melalui
pendekatan kuantitatif. Kuestioner disebarkan kepada 100 orang responden
secara acak sesuai dengan usia target audience primer, yakni antara 5 – 10
tahun, yang dilaksanakan di 2 tempat terpisah, yakni:
1. TK Karya Mulya – Kelas B
2. SD Maria Fransiska – Kelas I, II dan III
Tabel 1. Data Hasil Kuesioner
Kategori Kelas % Pertanyaan Sub Kategori
Jawaban TK B SD Kelas I SD Kelas II SD Kelas
III Apakah kamu suka membaca?
Suka IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII IIIII III
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I
IIIII IIIII IIIII IIIII II
91%
Tidak suka ‐ II II IIIII 9% Apa judul buku yang paling sering kamu baca?
Bobo IIIII I IIIII IIIII I III 20% Ben 10 ‐ IIIII IIII III IIIII 17% Dongeng I III IIII III 11% Naruto ‐ IIII I II 7% Barbie IIIII I ‐ ‐ I 7% Komik ‐ I ‐ IIII 5% Spongebob II ‐ II I 5% Princess ‐ I III ‐ 4% Doraemon ‐ I II I 4% Dora III ‐ ‐ ‐
18%
Dinosaurs ‐ ‐ II ‐ Kvark ‐ ‐ II ‐ Eyeshield 21 ‐ ‐ II ‐ Novel ‐ ‐ ‐ II Sains ‐ I ‐ I Superman I ‐ ‐ ‐ Park Ranger I ‐ ‐ ‐ Franklin I ‐ ‐ ‐ Mobil ‐ ‐ I ‐ Bee Magazine ‐ ‐ ‐ I Sejarah ‐ ‐ ‐ I
28 Apakah film kartun kesukaanmu?
Spongebob IIIII III IIIII IIIII III 21% Doraemon I IIII ‐ IIIII IIII 14% Tom and Jerry II III III IIII 12% Ben 10 ‐ IIIII I III I 10% Barbie IIII ‐ II ‐ 6% Naruto ‐ III I I 5% Idaten Jump ‐ ‐ II II 4% Transformer I ‐ I ‐
28%
Avatar I ‐ ‐ I Princess ‐ ‐ I I Strawberry II ‐ ‐ ‐ Idola Cilik ‐ I I ‐ Phineas & Ferb ‐ ‐ I I Justiriser ‐ ‐ ‐ II Bobo II ‐ ‐ ‐ Spacetoon I ‐ ‐ ‐ Dora I ‐ ‐ ‐ Hamtaro ‐ I ‐ ‐ Powerpuff Girls ‐ I ‐ ‐ Power Ranger ‐ I ‐ ‐ Mickey Mouse ‐ I ‐ ‐ Kochikame ‐ I ‐ ‐ Eyeshield 21 ‐ ‐ I ‐ Shinchan ‐ ‐ I ‐ Dragon Ball ‐ ‐ ‐ I
Siapa tokoh kartun idolamu?
Naruto ‐ IIIII I IIII IIIII III 18% Doraemon IIIII II IIIII ‐ IIII 16% Spongebob IIIII ‐ IIIII III 13% Ben 10 ‐ IIIII I III II 11% Avatar IIII ‐ ‐ III 7% Walt Disney ‐ I ‐ IIII 5% Tom and Jerry ‐ II II I 5% Princess ‐ II II ‐ 4% Barbie I ‐ II ‐ 3% Strawberry II ‐ ‐ ‐
18%
Idola Cilik I ‐ I ‐ Galaxi Cowboy ‐ I I ‐ Debo ‐ I I ‐ Ribbon ‐ I ‐ ‐ Superman ‐ ‐ I ‐ Cinta Laura ‐ ‐ I ‐ Phineas ‐ ‐ I ‐ Indomart ‐ ‐ I ‐ Eyeshield 21 ‐ ‐ I ‐ Shinchan ‐ ‐ I ‐ Son Goku ‐ ‐ ‐ I
Apakah kamu menyukai binatang?
Suka IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII IIIII II
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II
97%
Tidak suka ‐ III ‐ ‐ 3% Hewan apakah yang paling kamu suka?
Anjing III IIIII II IIIII III IIIII IIIII IIII I
34%
29
Kucing IIIII III IIIII II IIII 19% Kelinci II III IIII III 12% Ikan ‐ III ‐ II 5% Gajah II ‐ II ‐ 4% Harimau ‐ III ‐ ‐ 3% Macan ‐ ‐ III ‐ 3% Dinosaurus ‐ I II ‐ 3% Badak II ‐ ‐ ‐
17%
Sapi II ‐ ‐ ‐ Kupu-kupu I ‐ ‐ I Kuda ‐ I I ‐ Rubah ‐ ‐ I I Jerapah ‐ I ‐ ‐ Hamster ‐ ‐ I ‐ Zebra ‐ ‐ I ‐ Kura-kura ‐ ‐ I ‐ Buaya ‐ ‐ I ‐ Ular ‐ ‐ I ‐ Monyet ‐ ‐ ‐ I
Warna apa yang paling kamu suka?
Biru IIII IIIII III IIIII I IIIII IIIII 28% Pink III IIIII IIIII IIIII IIII 22% Merah IIIII II IIIII IIII II 18% Ungu II IIII I I 8% Kuning II I III I 7% Hijau ‐ I II II 5% Orange II ‐ I I 4% Hitam ‐ ‐ I II
8% Putih ‐ ‐ II Silver ‐ I ‐ I
Kesimpulan
1. Sebanyak 91% responden menyukai kegiatan membaca. Sementara 9%
sisanya kurang atau bahkan tidak menyukai kegiatan ini. Berdasarkan hasil
ini, dapat disimpulkan bahwa minat baca anak sebagai target audience
sangatlah tinggi.
2. Judul buku yang paling banyak dibaca responden adalah Majalah Bobo
sebanyak 20%, Ben 10 sebanyak 17%, Dongeng sebanyak 11%, Naruto
30
sebanyak 7%, Barbie sebanyak 7%, Komik sebanyak 5%, Spongebob
Squarepants sebanyak 5%, Princess sebanyak 4%, Doraemon sebanyak 4%,
dan judul-judul lain sebanyak 18%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
judul-judul buku yang populer di kalangan anak adalah buku / majalah yang
telah memiliki nama sejak dahulu dan memiliki nilai edukasi tinggi, buku
yang berasal dari film animasi populer, dongeng klasik dan modern, serta
buku-buku dengan tokoh yang berasal dari boneka / mainan anak lainnya.
3. Dari hasil yang diperoleh dari pertanyaan nomor 3, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kriteria film kartun yang populer di kalangan anak hampir sama
dengan kriteria buku populer di atas, yakni berasal dari judul-judul populer
sebelumnya, animasi buku cerita populer, film-film animasi Jepang yang
berasal dari komik, dan film dengan tokoh utama yang berasal dari boneka /
mainan anak.
4. Dari hasil yang diperoleh dari pertanyaan nomor 2, 3 dan 4 ini dapat dilihat
suatu hasil berkesinambungan, yakni bahwa tokoh idola anak biasanya sama
dengan atau berasal dari film kartun kesukaan maupun judul buku favorit
mereka. Hasil ini dapat digunakan sebagai landasan analisis tipe karakter dan
ilustrasi yang disukai anak.
5. Sebesar 97% dari keseluruhan responden menyukai binatang, dan hanya 3%
sisanya yang kurang atau tidak menyukai binatang. Hal ini digunakan
31
sebagai indikator selanjutnya untuk mengetahui wawasan anak terhadap
binatang.
6. Hewan yang paling disukai anak adalah anjing sebesar 34% responden,
menyusul berturut-turut kucing sebesar 19%, kelinci sebesar 12%, ikan
sebesar 5%, gajah sebesar 4%, harimau, macan dan dinosaurus sebesar 3%
per kategori, serta variasi sejumlah hewan lain sebesar 17%. Dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa anak banyak menyukai hewan-hewan peliharaan
yang jinak dan lucu, serta hewan-hewan lainnya yang banyak ditemui di
kebun binatang dan alam fantasi. Variasi jawaban yang lebih luas pada
responden yang berusia lebih besar menunjukkan wawasan anak yang
semakin berkembang terhadap alam sekitarnya. Dari hasil ini juga dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan anak terhadap hewan-hewan kecil
seperti ulat, serangga dan burung masih kurang.
7. Anak menyukai warna-warna cerah dan mencolok yang umumnya
merupakan warna-warna primer dan sekunder, dengan prosentase warna biru
sebesar 28%, pink sebesar 22%, merah sebesar 18%, ungu sebesar 8%,
kuning sebesar 7%, hijau sebesar 5%, orange sebesar 4% dan hanya 8%
sisanya yang menyukai warna-warna lain seperti putih, hitam dan perak.
32
2.1.6.2. Observasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, observasi adalah pengamatan;
peninjauan secara cermat, pengawasan dengan teliti. Observasi merupakan
salah satu metode pengumpulan data melalui pendekatan kualitatif, yang
dilakukan melalui pencatatan secara sistematis atas kejadian-kejadian, perilaku,
objek yang dilihat dan hal-hal lain yang berkaitan serta menunjang penelitian.
Observasi dilakukan sebanyak 2 tahap, yakni terhadap 3 orang target audience
berusia 5-6 tahun yang bersekolah di TK Karya Mulya kelas B pada tanggal 18
Maret 2009 dan terhadap 5 orang target audience berusia 6-10 tahun yang
bersekolah di SD Maria Fransiska dan SD Marsudirini kelas I, II, III pada
tanggal 19 Maret 2009.
Observasi dilakukan dengan mencatat reaksi yang ditunjukkan responden
melalui menunjukkan 5 buku cerita dengan tipe berbeda yakni :
1. Buku cerita pop-up “Spongebob Pops Up!”,
dengan gaya ilustrasi modern digital, tekhnik
pewarnaan sistem blocking dan berwarna mencolok
menggunakan komputer, serta penjilidan hard cover.
33
2. Buku cerita anak “A Flower Fairy”, dengan gaya
ilustrasi manual naturalis imajinatif, tekhnik
pewarnaan detail colorful menggunakan pensil
warna, serta penjilidan hard cover dengan lubang
berbentuk bunga pada sampul depan buku.
3. Buku cerita sains “Kacang Polong Istimewa”,
dengan gaya ilustrasi manual sederhana, tekhnik
pewarnaan dengan sistem blocking colorful
menggunakan krayon, serta penjilidan hard cover.
4. Buku cerita anak “Rose Selarose”, dengan gaya
ilustrasi manual naturalis realis, tekhnik pewarnaan
detail berwarna pastel menggunakan pensil warna,
serta penjilidan biasa (soft cover).
5. Buku cerita anak “The Easter Story”, dengan gaya
ilustrasi manual naturalis realis, tekhnik pewarnaan
detail berwarna pastel dan berkesan dull,
menggunakan cat air dan pensil warna, serta
penjilidan hard cover.
34 Hasil observasi
1. 7 dari 8 responden langsung memilih buku nomor 1 sambil berteriak
“Spongebob…!” Mereka bahkan mau membacanya bersama-sama walaupun
banyak buku lain tersedia disitu. Anak mengagumi bentuk pop-up dari buku
terlebih dahulu, mengagumi gambarnya, namun tidak membaca teksnya.
Mereka sangat antusias melihat setiap lapisan dari pop-up dan elemen-
elemen bergerak lainnya. Umumnya mereka membaca berulang kali, rata-
rata sebanyak 5-6 kali untuk anak yang berusia kecil dan 3-4 kali pada anak
yang berusia lebih besar.
2. 3 dari 8 responden kemudian melanjutkan dengan mengambil buku nomor 2,
mengagumi sampul depannya yang berlubang, kemudian membalik-balik
isinya dan menaruhnya lagi begitu saja tanpa membaca isinya. Mereka
umumnya lebih tertarik untuk melanjutkan melihat buku nomor 1 bersama
teman-teman lainnya.
3. 1 dari 8 responden mengambil buku nomor 3 pada saat pertama kali
diperlihatkan kelima buku. Anak tertarik dengan pewarnaan yang colorful
dan membaca isinya namun tidak secara cermat. Ia kemudian beralih lagi
membaca buku nomor 1 bersama teman-temannya.
35
4. 1 dari 8 responden melanjutkan tahapan nomor 1 dengan dengan mengambil
buku nomor 4. Ia membuka-buka halaman buku tersebut secara sekilas dan
kemudian menaruhnya lagi begitu saja.
5. 1 dari 8 responden, yakni responden pada tahapan nomor 4 kemudia
mengambil buku nomor 4. Ia melihat sampulnya sekilas, membolak-balik
halaman-halamannya secara sekilas, dan terlihat bosan, kemudian
menaruhnya dan bergabung membaca buku nomor 1 bersama teman-
temannya.
Kesimpulan
1. Anak lebih tertarik pada bentuk dibandingkan elemen lainnya. Hal ini
terbukti dari antusiasme anak terhadap buku pop-up yang bersifat 3D, dapat
didirikan, berputar, dan bergerak. Ketertarikan anak terhadap bentuk ini juga
diperlihatkan pada saat anak mengambil buku berlubang pada sampulnya,
mengagumi sampulnya sesaat dan kehilangan ketertarikan secara cepat
ketika melihat isinya yang flat.
2. Ketertarikan anak terhadap bentuk dapat mengalahkan ketertarikan atas
warna, gambar dan teks. Disini terlihat dari perilaku anak yang membolak-
balik setiap halaman pop-up, mengomentari bentuknya yang lucu, tanpa
membaca teks.
36
3. Warna merupakan elemen kedua penarik perhatian anak. Anak lebih tertarik
dengan warna-warna cerah dan mencolok, dibandingkan warna-warna pastel
yang semu dan dull.
4. Anak lebih menyukai sistem pewarnaan blocking digital yang dapat
menghasilkan warna-warna solid dibandingkan pewarnaan manual yang
berwarna lebih semu dan tidak solid.
5. Anak menyukai buku-buku berjilid hard cover berukuran besar, dengan
ilustrasi yang banyak dan teks yang sedikit.
2.2. Produk
2.2.1. Data Isi Buku
Isi buku meliputi cara-cara penanaman tanaman yang terbagi atas 3 seri tanaman,
yakni tomat, strawberry dan bunga matahari. Jenis tanaman-tanaman ini dipilih
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Tanaman cepat tumbuh (sekitar 3-4 bulan)
2. Mudah ditanam dan dirawat
3. Tanaman cepat menampakkan hasil (buah dan bunga)
4. Buah dan bunganya memiliki bentuk, warna, bau dan rasa yang menarik
5. Buah berjumlah banyak dalam satu tanaman
37
6. Bunga berukuran besar dan menarik
7. Tanaman menarik berbagai jenis serangga sehingga anak dapat mempelajari
dunia satwa sekaligus
8. Buah dapat dikonsumsi secara langsung tanpa perlu dimasak
2.2.1.1. Tomat
Tomat merupakan tanaman asli benua Amerika yang tersebar dari Amerika
Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan
oleh suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa
Eropa mulai mengenal tomat sejak Christophorus Columbus pulang berlayar
dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492.
Ketika itu, Columbus diperintahkan Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia,
Spanyol untuk mencari emas dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru
membawa biji-bijian, seperti jagung, cabe dan tomat. Meskipun Ratu Isabella
kecewa dengan hasil yang dibawa Columbus, tetapi akhirnya biji tersebut
ditanam juga oleh petani Spanyol dan menyebar sampai ke negara-negara Eropa
lainnya.
Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-
orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis
menyebut tomat dengan apel cinta. Sementara itu orang Jerman menyebutnya
dengan apel surga. Lain halnya di Inggris, orang-orang di negara kerajaan itu
38
justru tidak percaya kalau tomat bisa dimakan. Mereka mengganggap tomat
adalah buah beracun.
Kekhawatiran yang sama juga terjadi di antara penduduk Amerika, bahkan
terus berlangsung hingga abad ke-19. Namun pada tahun 1821, orang-orang
Lousiana di New Orleans mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan
mereka. Tak lama kemudian berita ini cepat menyebar sehingga banyak ditiru
masyarakat luas yang menggunakan tomat sebagai campuran masakan seafood.
Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan negara-negara Asia
lainnya pada abad ke-18.
2.2.1.1.1. Manfaat
Selain dikonsumsi segar, buah tomat juga dimanfaatkan untuk berbagai
industri, misalnya sambal, saus, minuman, jamu, dan kosmetik. Sebagai
bahan makanan, kandungan gizi buah tomat tergolong lengkap.
Sebagian masyarakat menggunakan buah tomat untuk terapi pengobatan
karena mengandung karoten yang berfungsi sebagai pembentuk
provitamin A dan lycoppen yang mampu mencegah kanker. Sebagai salah
satu bahan untuk terapi pengobatan alami, buah tomat berkhasiat untuk
mencegah dan mengobati radang usus buntu serta membantu
penyembuhan penyakit rabun senja.
39 Tabel 2. Kandungan dan komposisi gizi buah tomat per 100gr
Kandungan Gizi Macam Tomat
Buah Muda Buah Masak Sari Buah
1 2
Energi (kal) 23,00 20,00 19,00 15,00
Protein (gr) 2,00 1,00 1,00 1,00
Lemak (gr) 0,70 0,30 0,20 0,20
Karbohidrat (gr) 2,30 4,20 4,10 3,50
Serat (gr) - - 0,80 -
Abu - - 0,60 -
Kalsium (mg) 5,00 5,00 18,00 7,00
Fosfor (mg) 27,00 27,00 18,00 15,00
Zat besi (mg) 0,50 0,50 0,80 0,40
Natrium (mg - - 4,00 -
Kalium (mg) - - 266,00 -
Vitamin A (S.I) 320,00 1.500,00 735,00 600,00
Vitamin B1 (mg) 0,07 0,06 0,06 0,05
Vitamin B2 (mg) - - 0,04 -
Niasin (mg) - - 0,60 -
Vitamin C (mg) 30,00 40,00 29,00 10,00
Air (gr) 93,00 94,00 - 94,00
Sumber : 1. Direktorat Gizi Depkes RI (1981)
2. Food and Nutrition Research Center-Handa Book No. 1
Manila (1946)
Tomat juga dapat mengobati penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin C, membantu mengobati penyakit gigi dan gusi, mempercepat
penyembuhan luka, mengobati jerawat, mencegah pembentukan batu
empedu pada saluran kemih serta membantu penyembuhan penyakit
skorbut. Tomat dipercaya dapat membantu menjaga stamina, serta
membantu penyembuhan penyakit lever, encok, TBC dan asma.
40 2.2.1.1.2. Morfologi
Tanaman tomat terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan biji. Tinggi
tanaman tomat mencapai 2-3 meter. Sewaktu masih muda batangnya
berbentuk bulat dan tekturnya lunak, tetapi setelah tua batangnya berubah
menjadi bersudut dan bertekstur keras berkayu. Ciri khas batang tomat
adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di seluruh permukaannya.
Akar tanaman tomat berbentuk serabut yang menyebar ke segala arah.
Kemampuannya menembus lapisan tanahnya terbatas, yakni pada
kedalaman 30-70 cm. Daunnya yang berwarna hijau dan berbulu
mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar 15-20 cm. Daun tomat ini
tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu, tangkai
daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7-10 cm dengan ketebalan
0,3-0,5 cm.
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan
dengan jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung pada
varietasnya. Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan
lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang
letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi
tangkai kepala putih. Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri
karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun demikian tidak menutup
kemungkinan terjadi penyerbukan silang.
41
Buah tomat berbentuk bulat, bulat lonjong, bulat pipih, atau oval. Buah
yang masih muda berwarna hijau muda sampai hijau tua. Sementara itu,
buah yang sudah masak berwarna merah cerah atau gelap, merah
kekuningan atau merah kehitaman. Selain warna tersebut, ada juga buah
tomat yang berwarna kuning.
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, dan diselimuti daging buah. Warna
bijinya ada yang putih, putih kekuningan, dan kecokelatan. Biji inilah
yang umumnya dipergunakan untuk perbanyakan tanaman.
Menurut Bernardinus T. Wahyu Wiryanta dalam buku Bertanam
Tomat, berdasarkan bentuknya buah tomat dibedakan menjadi lima jenis,
yakni :
1. Tomat biasa (Lycopersicum esculentum Mill, var. commune Bailey).
Berbentuk bulat pipih tidak teratur,sedikit beralur terutama di dekat
tangkai. Tomat jenis ini banyak ditemui di pasar lokal.
2. Tomat apel atau pir (Lycopersicum esculentum Mill, var. pyriforme
Alef). Berbentuk bulat seperti buah apel atau buah pir.
3. Tomat kentang atau tomat daun lebar (Lycopersicum esculentum Mill,
var. grandifolium Bailey). Berbentuk bulat besar, padat, dan kompak.
Ukuran buahnya lebih besar dibandingkan dengan tomat apel.
42
4. Tomat tegak (Lycopersicum esculentum Mill, var. validum Bailey).
Buahnya berbentuk agak lonjong dan teksturnya keras. Sementara itu,
daunnya rimbun, bentuknya keriting dan berwarna kelam. Pertumbuhan
tanaman tegak dengan percabangan mengarah ke atas.
5. Tomat cherry (Lycopersicum esculentum Mill, var. cerasiforme).
Buahnya yang berukuran kecil berbentuk bulat atau bulat memanjang.
Warnanya merah atau kuning. Tomat ini berasal dari Peru dan Ekuador.
2.2.1.1.3. Penanaman
2.2.1.1.3.1. Penyemaian
1. Isilah wadah dengan kompos secara ringan lalu sirami dengan air.
2. Taburkan benih secara merata (benih tersebut akan berkecambah
maka taburlah benih sesuai kebutuhan).
3. Tandai dan letakan di ambang jendela yang terkena sinar matahari
untuk proses persemaian benih tersebut.
4. Jagalah agar kompos tetap lembab, tetapi jangan menyiramnya
secara berlebihan dan tergenang, untuk menghindari kebusukan.
43
2.2.1.1.3.2. Pemindahan Semaian
1. Biji yang disemai akan bertunas dalam waktu dua minggu dan
cukup besar untuk dipindahkan ke pot terpisah ketika berusia
sekitar delapan minggu.
2. Untuk melakukan ini, angkat semaian secara hati-hati, pegan g
daunnya lalu angkat dengan sebuah sekop kecil.
3. Buatlah lubang dalam pot kemudian isilah dengan kompos dan
perlahan tanamlah semaian di dalamnya.
4. Padatkan tanah di sekitarnya agar tunas tegak berdiri, pastikan
akar tertutup dengan baik dan basah oleh air.
5. Ketika tanaman mencapat tinggi 30 cm, tancapkan sebatang
tongkat penyangga di sebelah tanaman tomat, dengan jarak sekitar
5 cm dari tanaman dengan kedalaman sekitar 30 cm.
6. Sanggalah dengan tongkat untuk menunjang pertumbuhannya,
yakni dengan mengikatkan tanaman tomat pada penyangga setiap
10cm. Ikatlah dengan longgar untuk memberikan ruang bagi
pertumbuhan selanjutnya.
2.2.1.1.3.3. Perawatan
1. Siramilah tanaman tomat secara teratur, 2 kali sehari setiap pagi
dan sore hari.
44
2. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan alat/gembor yang
memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang
sudah atau baru tumbuh.
3. Sekali dalam seminggu, tambahkan 2 tetes pupuk tomat cair ke
dalam air untuk menyiram tomat.
4. Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabuti tanaman
pengganggu di sekitar tanaman tomat.
5. Petiklah beberapa tunas samping tumbuhan tomat yang tumbuh di
antara daun dan batang utama.
6. Ketika bunga mulai mekar, usap perlahan bagian tengah bunga
dengan menggunakan kuas untuk membantu proses penyerbukan.
7. Ketika tanaman mulai berbunga, dasar dari bunga akan
membengkak menjadi tomat-tomat kecil hijau yang kemudian
membesar dan berubah warna menjadi orange kemerahan.
2.2.1.1.3.4. Panen
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah
berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya.
Kriteria matangnya tomat dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran
buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni :
1. Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuningan
2. Bagian tepi daun tua telah mengering
3. Batang tanaman menguning/mengering
45
Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari
dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari
kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis
masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang
terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari
dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat
mempercepat penguapan air dalam buah.
Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah
secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah
dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang.
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali
pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya.
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali
sampai seluruh tomat habis terpetik.
Buah tomat yang sudah dipetik dan terkumpul harus segera
dibersihkan dari segala kotoran yang menempel dari permukaan
kulitnya, baik berupa debu, percikan tanah, maupun sisa-sisa
pestisida dan pupuk daun yang disemprotkan pada saat pemeliharaan
tanaman. Dengan pencucian buah menjadi bersih dari segala kotoran
dan terlindung dari kuman-kuman penyakit.
46 2.2.1.2. Strawberry
Strawberry merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama
kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman strawberry yaitu Fragaria
chiloensis L, menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia.
Selanjutnya spesies lain, yaitu Fragraria vesca L. lebih menyebar luas
dibandingkan spesies lainnya. Jenis strawberry ini pula yang pertama kali
masuk ke Indonesia.
2.2.1.2.1. Manfaat
Buah strawberry dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar
atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari strawberry telah
banyak dikenal misalnya sirup, selai, ataupun stup. Agar dapat
dikonsumsi dalam keadaan segar, strawberry seringkali dibekukan,
dikeringkan, dibuat manisan, dan digunakan dalam sereal bar. Strawberry
juga banyak digunakan sebagai tambahan dalam berbagai produk olahan
susu, seperti es krim, milkshake, smoothie dan yoghurt.
Dalam dunia kecantikan, strawberry digunakan untuk memutihkan gigi.
Strawberry dapat pula dihancurkan dan digunakan sebagai exfoliant untuk
mengangkat sel kulit mati pada tubuh dan wajah.
47 2.2.1.2.2. Penanaman
2.2.1.2.2.1. Penyemaian
1. Rendam benih dalam air selama 15 menit lalu keringkan dengan
cara diangin-anginkan.
2. Taburkan benih secara merata pada wadah semaian yang telah
terisi dengan kompos dan tutupi dengan tanah tipis.
3. Tutup wadah semaian dengan plastik tipis.
4. Siramilah semaian setiap hari untuk menjaga kelembabannya.
2.2.1.2.2.2. Pemindahan Semaian
1. Setelah semaian berdaun dua helai, semaian dipindahkan ke lahan
dengan jarak antar bibit 2-3 cm.
2. Berilah pupuk daun secara teratur untuk menunjang pertumbuhan.
3. Setelah berukuran 10 cm dan telah merumpun, semaian
dipindahkan ke kebun.
4. Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.
2.2.1.2.2.3. Pemeliharaan
1. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh di
sekitar tanaman strawberry.
48
2. Pangkaslah tanaman yang terlalu rimbun dan memiliki terlalu
banyak daun. Buanglah juga daun-daun tua atau rusak.
3. Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan secara
teratur 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-
angsur dengan syarat tanah tidak mengering dan tetap lembab.
4. Lindungilah tanaman strawberry dari burung dan siput dengan
menggunakan jala.
5. Bunga dan buah strawberry akan berwarna hijau atau putih
sebelum matang dan akan berubah menjadi merah ketika matang.
6. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun sekali.
2.2.1.2.2.4. Panen
Tanaman strawberry mulai berbunga ketika berumur 2 bulan setelah
penanaman. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman
berumur 4 bulan, barulah bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah.
Pemetikan dapat dilakukan dengan melihat karakteristik berikut :
1. Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.
2. Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga
kuning kemerahan.
3. Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari
setelah awal pembentukan buah.
49
Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan
kelopaknya, dan dilakukan dua kali seminggu. Setelah dipetik, buah
disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar dan
disimpan di tempat teduh. Buah kemudian dicuci dengan air
mengalir dan ditiriskan.
2.2.1.3. Bunga Matahari
Bunga matahari ditemukan oleh Francisco Pizarro di Tahuantinsuyo,
Peru, di mana penduduk asli Inca menyembah bunga matahari sebagai
simbol dewa matahari. Pada awal abad 16, figur keemasan bunga ini
dikenal sejak dibawanya bibit ke Eropa.
Bunga matahari berasal dari Amerika. Bukti yang ada sampai sekarang
adalah bahwa bunga matahari pertama kali ditemukan di Meksiko, sekitar
tahun 2600 SM. Kemungkinan bunga matahari telah ditemukan untuk
kedua kalinya di tengah lembah Mississippi, atau sudah diperkenalkan di
sana oleh bangsa Mexico sejak awal seperti halnya jagung (maize).
Contoh paling awal perkebunan bunga matahari terdapat di sebelah utara
Meksiko dan ditemukan di Tennessee sekitar tahun 2300 SM. Banyak
masyarakat asli Amerika menggunakan bunga matahari sebagai lambang
dewa matahari, termasuk Aztecs dan Otomi dari Mexico serta masyarakat
Inca di Amerika Selatan.
50
Figur keemasan dari bunga ini serta bibitnya, dibawa kembali ke Spanyol
pada awal abad 16. Beberapa peneliti menyatakan bahwa orang Spanyol
mencoba untuk membudidayakan bunga matahari karena dihubungkan
dengan agama matahari dan peperangan.
Selama abad 18, penggunaan minyak bunga matahari menjadi sangat
populer di Eropa, terutama di antara anggota Gereja Ortodoks Rusia
karena minyak bunga matahari merupakan salah satu dari sejumlah
minyak yang tidak dilarang selama puasa.
2.2.1.3.1. Manfaat
Whole seed (buah) bunga matahari dijual sebagai makanan kecil, setelah
dibakar di oven, dengan atau tanpa penambahan garam. Bunga matahari
dapat diolah menjadi mentega alternatif, Sunbutter, khususnya di Cina,
Rusia, Amerika, Timur Tengah dan Eropa. Biji bunga matahari juga
dijual sebagai makanan burung dan dapat digunakan secara langsung
untuk memasak dan salad.
Minyak bunga matahari yang diekstraksi dari biji, digunakan untuk
memasak, sebagai minyak perantara untuk memproduksi mentega dan
biodiesel, karena lebih murah daripada minyak zaitun. Berbagai jenis
bunga matahari memiliki komposisi asam lemak yang berbeda, beberapa
51
tipe ‘high oleic’ mengandung lemak sehat monosaturated yang lebih
tinggi dalam minyaknya dibandingkan minyak zaitun.
Ampas sisa biji yang telah diproses untuk minyak digunakan sebagai
pakan ternak. Sejumlah tukang kebun menanam bunga matahari sebagai
tanaman hias. Bunga matahari juga banyak ditanam petani, karena
mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh burung dan kerugian dari
beberapa penyakit tanaman. Bunga matahari juga memproduksi latex dan
merupakan subjek percobaan untuk meningkatkan kesesuaian sebagai
tanaman alternatif untuk memproduksi karet hypoallergenic.
Bunga matahari juga dapat digunakan untuk menetralisasi tanah dari
bahan beracun, seperti timah, arsenik dan uranium. Mereka digunakan
untuk menghapus uranium, cesium-137, dan strontium-90 dari tanah
setelah kecelakaan Chernobyl. Kandungan nutrisi dalam bunga matahari,
baik bunga, biji, daun, maupun akarnya juga dipercaya banyak orang
dapat menyembuhkan sejumlah penyakit, seperti menurunkan tekanan
darah, mengurangi rasa nyeri (analgetik), batuk, batu ginjal, bronkhitis,
sakit kepala, nyeri lambung, dsb.
Bunga matahari juga merupakan pilihan tepat bagi anak. Bijinya
berukuran besar sehingga mudah ditangani dan memerlukan perhataian
minimal. Anak-anak senang menanam sesuatu yang besar sehingga bunga
52
matahari merupakan pilihan tepat. Produk akhirnya tidak hanya menarik
mata, tapi juga merupakan makanan ringan yang enak.
2.2.1.3.2. Morfologi
Bunga matahari (Helianthus annuus), merupakan tanaman perdu, dengan
rasa lembut dan netral. Merupakan herba annual (berumur pendek, kurang
dari setahun), tegak, berbulu, dengan tinggi 1-3 m. Termasuk tanaman
berbatang basah (herbaceus), memiliki daun tunggal berbentuk jantung
sepanjang 15 cm dan lebar 12 cm, dengan gagang daunnya yang panjang
tersusun pada batang pokoknya yang keras dan berbulu. Batang pokoknya
setinggi 90–350 cm, berbatang kecil, berbulu kasar dan hampir tidak
bercabang.
Kepala bunga yang besar (inflorescence) dengan diameter bunga dapat
sampai 30 cm, dengan mahkota berbentuk pita disepanjang tepi cawan
dengan ukuran melintang antara 10 hingga 15 cm, berwarna kuning, dan
di tengahnya terdapat bunga-bunga yang kecil berbentuk tabung,
warnanya coklat. Apa yang biasanya disebut bunga sebenarnya
merupakan kepala (bentuk dasar bunga) dari berbagai floret (bunga kecil)
yang bergabung bersama. Bagian luar floret merupakan kelopak bunga
steril yang dapat berwarna kuning, merah, oranye, atau warna lainnya.
Floret pada bagian dalam lingkaran kepala bunga disebut piringan floret,
yang jika masak menjadi apa yang sering disebut sebagai biji bunga
53
matahari, tetapi sebenarnya adalah buah (achene) dari tanaman. Bagian
luar adalah kulit buah dan biji sesungguhnya terletak pada intinya.
Kumpulan floret dalam bunga matahari tersusun dalam suatu pola spiral.
Biasanya setiap bunga kecil berorientasi mengedepani satu sama lain
dalam suatu sudut emas yakni 137,5°, membuat pola spiral yang saling
berkaitan dimana jumlah spiral kiri dan spiral kanan berturut-turut
mengikuti deret Fibonacci. Biasanya, terdapat 34 spiral dalam satu arah
dan 55 di arah lainnya; pada bunga matahari yang sangat besar mungkin
terdapat 89 dalam satu arah dan 144 pada arah lainnya.
Ujung pangkal kuncup bunga matahari merupakan heliotropis. Pada saat
matahari terbit, muka bunga matahari bergerak ke arah timur. Sepanjang
hari mereka mengikuti matahari dari timur ke barat, sedangkan pada
malam hari mereka kembali ke arah timur. Gerakan ini dilakukan oleh sel
motor di pulvinus, bagian fleksibel pada batang di bawah kuncup bunga.
Pada tahap akhir kuncup, batangnya mengeras dan pembungaan mencapai
tahap akhir.
Bunga matahari pada tahap pembungaan akhir tidak bersifat heliotropis
lagi. Batang yang telah "beku" biasanya berorientasi ke arah timur.
Batang dan daunnya juga mulai kehilangan warna hijau.
54
Bunga Matahari liar biasanya tidak menghadap ke arah matahari, kepala
bunganya dapat menghadap ke mana saja saat dewasa. Namun tipe
daunnya kadang bersifat heliotropis.
2.2.1.3.3. Penanaman
Bunga matahari merupakan tanaman semusim. Tanaman ini diperbanyak
dengan biji. Biji benih berasal dari bunga pertama induknya yang sudah
tua. Caranya dengan penyemaian. Biji benih diambil dan ditabur dalam
bekas yang mengandung tanah basah, ia mudah berkecambah dan cepat
membesar. Tunggu 10 hari sejak masa tabur, atau bila tinggi bibit sekitar
15-20 cm, barulah pindahkan ke lokasi tanam. Satu lubang, cukup satu
bibit. Jarak tanam sekurang-kurangnya 1 meter persegi. Jika terlalu rapat,
batang tak akan berkembang dan bercabang. Besaran bunga pun akan
mengecil, bahkan kerdil.
Tanaman sebaiknya ditanam pada tanah gembur. Di awal penanaman,
taburkan 3 kg pupuk kandang (kotoran ayam, kotoran kambing, kotoran
lembu) per bibit. Ulangi saat tanaman berumur sebulan. Berikan 25 gram
ZA per batang. Di usia 1,5 bulan, tambahkan 15 gram TSP per batang.
Perhatikan pula saluran pembuangan air, hama dan penyakit.
55
Pada usia 2 bulan, bunga dari batang utama mulai membentuk kuncup,
diikuti cabang-cabang di ruas-ruas daun di bawahnya. Satu batang
tanaman dapat menghasilkan 10-12 tangkai bunga.
Untuk pemeliharaan lakukan penyiraman setidaknya sekali sehari.
Spesies pokok hiasan ini mampu menarik serangga yang turut membantu
proses pembungaan untuk menghasilkan biji bagi pertumbuhan anak
benih baru.
2.2.2. Karakteristik Buku
Buku cerita ini terbagi atas 3 seri terpisah, dimana masing-masing buku
menceritakan mengenai petualangan karakter Tori, Beri dan Mari dalam proses
menanam tanaman. Masing-masing buku berukuran 22 cm x 26 cm dengan sistem
penjilidan hard cover yang berisikan 5 halaman spread full color dan ilustrasi,
disertai dengan sisipan jendela-jendela kecil yang dapat dibuka lagi. Setiap halaman
dalam buku dicetak pada media art carton 260 gr, dengan penambahan OPV (Over
Print Varnish) pada permukaannya untuk melindungi hasil cetak. Khusus untuk
cover dicetak pada media cougar 120 gr dengan finishing : matte laminating,
emboss dan spot UV.
Masing-masing halaman dan jendela disertai dengan elemen pop-up yang dapat
berdiri dan bergerak. Jendela kecil pada setiap halaman yang dapat dibuka
56
mengandung sejumlah informasi tambahan sebagai materi pengayaan terhadap
cerita inti.
Buku ini terbagi atas 3 seri terpisah yang diurutkan berdasarkan urutan tingkat
kesulitan dan kepentingannya masing-masing, yakni :
1. Seri I : Seri Menanam Sayuran “Mari Berkebun Tomat”
Menceritakan petualangan Tori, si peri tomat dalam menanam tanaman
tomat di kebunnya. Proses menanam dijelaskan secara sederhana step by
step agar anak-anak dapat mengerti dengan mudah. Dalam buku ini
dibonuskan bibit tanaman tomat yang dimaksudkan agar anak mau
melakukan praktek menanam sebenarnya setelah membaca buku ini. Buku
ini juga menjelaskan proses-proses yang terjadi di alam seperti pertunasan,
penyerbukan, pembungaan, pembuahan, dsb; hewan-hewan yang berperan
dalam proses tumbuh kembang tanaman serta morfologi tumbuhan yang
sedang ditanam.
2. Seri II : Seri Menanam Buah “Mari Berkebun Strawberry”
Menceritakan petualangan Beri, peri strawberry dalam menanam tanaman
strawberry di kebunnya. Seri ini merupakan seri lanjutan menanam tomat,
sehingga informasi dalam buku ini memiliki tingkat kesulitan lebih
dibanding sebelumnya. Proses menanam dijelaskan step by step secara
sederhana, baik melalui ilustrasi, teks dan dengan bantuan elemen pop-up.
57
3. Seri III : Seri Menanam Bunga “Mari Berkebun Bunga Matahari”
Menceritakan petualangan Mari, peri bunga matahari dalam menanam bunga
matahari di kebunnya. Seri yang merupakan seri terakhir ini memiliki
tingkat kesulitan lebih dibanding sebelumnya, baik dalam cara penanaman,
perawatan maupun kandungan isi di dalamnya.
2.2.3. Spesifikasi Buku (Seri I)
1. 1 Buah sampul buku depan hard cover berjudul “Mari Berkebun Tomat”
2. 1 Buah cover dalam
3. Isi (5 halaman spread)
Halaman 1
Tori, si peri tomat cherry mendapatkan sebuah hadiah yang berisi bibit
tanaman tomat
Halaman 2
Penanaman bibit
Halaman 3
Perawatan tanaman hingga dewasa
Halaman 4
Pembungaan dan penyerbukan
Halaman 5
Pembuahan dan panen
4. 1 Buah sampul buku belakang hard cover, berisikan resensi isi buku dan data-
data penerbitan lainnya.
58 2.3. Data Penerbit
Pustaka Lebah adalah penerbit media / sarana bermain sambil belajar untuk anak-anak
(edutainment), berupa buku-buku cerita dengan berbagai ragam permainan dan
kreativitas, hingga multimedia. Penerbit yang mendedikasikan semua produknya untuk
menunjang tumbuh kembang anak, terutama anak pra sekolah (usia 2-6 tahun) dan anak
Sekolah Dasar (usia 7-12 tahun).
Konsepnya mengangkat lingkungan dan alam sekitar untuk memberikan dasar-dasar
pendidikan, pengetahuan dan moral yang baik kepada anak.
PUSTAKA LEBAH terbentuk pada tahun 2002 dan merupakan salah satu unit usaha
Lembaga Manajemen Formasi.
2.3.1. Visi
Visi Pustaka Lebah adalah mencerdaskan anak-anak Indonesia dan mengoptimalkan
tumbuh kembang anak sejak usia dini dengan memberikan dasar-dasar pendidikan,
pengetahuan, budi pekerti, moral dan perilaku yang baik, dengan mengangkat
lingkungan dan alam sekitar yang dekat di hati anak-anak melalui konsep bermain
sambil belajar.
59
2.3.2. Misi
Berperan aktif meningkatkan minat baca anak sejak usia dini dengan menyediakan
buku dan media edukasi yang berkualitas tetapi dengan harga yang terjangkau
masyarakat luas. Mengembangkan produk pendidikan bagi anak-anak sejak usia
dini dalam berbagai media, dari buku-buku, permainan dan kreativitas, hingga
multimedia dengan konsep bermain sambil belajar. Mengembangkan produk yang
mampu menghangatkan dan mempererat hubungan antara orangtua dan anak.
2.3.3. Pemasaran
Semua produk dijual secara direct selling dari Pustaka Lebah langsung kepada
pelanggan (end user) dengan tujuan menekan harga jual agar terjangkau oleh
masyarakat luas. Hal tersebut dapat terwujud dengan cara memperpendek jalur
distribusi sehingga memangkas "mata rantai komisi penjualan" yang pada akhirnya
hanya membuat harga jual buku menjadi lebih tinggi (mahal).
2.4. Data Buku Pembanding
2.4.1. Spongebob Pops Up!
Pengarang : Steven Banks
Harga : £ 6,99
Ukuran : 21 cm x 21 cm
60
Tebal : 8 halaman
Target : 3 – 10 tahun
Isi : Menceritakan kehidupan keseharian
Spongebob Squarepants di kota Bikini
Bottom, mulai dari bangun tidur,
membuat Krabby Patties, mencari ubur-
ubur dan banyak lagi. Disajikan dengan
tampilan pop-up di setiap halamannya.
Analisis SWOT
A. Strength : 1. Spongebob Squarepants sebagai
tokoh utama sangat populer bagi anak
2. Ilustrasi yang lucu dan colorful
3. Menggunakan konstruksi pop-up
B. Weakness : 1. Isi cerita kurang berbobot
2. Konstruksi pop-up rapuh
3. Teknik pembuatan kurang efektif
C. Opportunity : 1. Sedikitnya jumlah buku pop-up anak
2. Harga relatif lebih murah dibanding
buku pop-up sejenis
D. Threat : 1. Sulit ditemukan di Indonesia karena
merupakan buku impor
61 2.4.2. Kacang Polong Istimewa
Pengarang : Molly Blaisdell
Harga : Rp. 29.500
Ukuran : 15 cm x 21,5 cm
Tebal : 32 halaman
Target : 6 – 12 tahun
Isi : Menceritakan pengalaman Kayla dan
keluarganya dalam menanam kacang
polong. Dalam pengamatan pertumbuhan
tanamannya, Kayla menemukan banyak
fakta dan pengalaman menarik yang
membuatnya menyukai kacang polong
sebagai makanan favorit.
Analisis SWOT
A. Strength : 1. Sarat dengan informasi mengenai
dunia tumbuhan dan pertumbuhannya
2. Penggunaan gaya bahasa sederhana
dan mudah dimengerti
3. Pada bagian akhir disertai lampiran
lembar aktivitas yang dapat
dipraktekkan secara langsung oleh anak
B. Weakness : 1. Ilustrasi yang kurang menarik
62
2. Layout kurang terorganisir dan
efektif serta terkesan berantakan
3. Penggambaran tokoh yang kurang
lucu dan kurang menarik
C. Oppurtunity : 1. Sedikitnya buku yang membahas
dunia tanam menanam bagi anak
2. Merupakan buku lokal yang mudah
ditemukan di toko-toko buku Indonesia
D. Threat : 1. Kecenderungan anak untuk memilih
buku dengan tokoh utama yang sudah
dikenal dan populer
2. Banyaknya pilihan buku cerita anak
dengan ilustrasi menarik
2.5 Target Pasar
2.5.1. Demografi primer
• Anak-anak
• Jenis kelamin perempuan & laki-laki
• Usia 5-10 tahun
• Jenjang pendidikan TK Besar – SD Kelas III
• Status Ekonomi Sosial B-A+
63 2.5.2. Demografi sekunder
• Anak-anak
• Jenis kelamin perempuan & laki-laki
• Usia 10-15 tahun
• Jenjang pendidikan SD Kelas IV – SMP Kelas III
• Status Ekonomi Sosial B-A+
2.5.3. Demografi tertier
• Orang tua, guru dan orang dewasa terkait
• Jenis kelamin wanita & pria
• Usia 25-45 tahun
• Jenjang pendidikan SMP, SMA, Universitas (S1, S2, S3)
• Status Ekonomi Sosial B-A+
2.5.4. Geografi
Berdomisili di kota-kota besar (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dsb)
2.5.5. Psikografi
Aktif, dinamis, serba ingin tahu, gemar membaca, menyukai tantangan dan
mempelajari hal-hal baru, mencintai alam dan lingkungan, menyukai tanaman dan
kegiatan berkebun.
64 2.6 SWOT
2.6.1 Strength
a. Menggunakan sistem paper engineering kompleks yang belum pernah
ditemukan dalam buku cerita anak lokal.
b. Memberikan isi cerita yang bukan hanya dapat dipahami secara teori tetapi
dapat dipraktekkan langsung, sehingga pengetahuan dan minat anak semakin
mendalam.
c. Menggunakan ilustrasi yang lucu dengan pewarnaan yang cerah dan menarik
bagi anak.
d. Menggunakan karakter tokoh utama yang lucu dan menarik, yang bertindak
sebagai tokoh acuan tindakan bagi anak.
e. Menggunakan bahasa yang sederhana dan penjelasan yang lugas serta
terperinci untuk setiap langkah yang harus dilakukan.
f. Menjelaskan berbagai pertanyaan yang sering diajukan anak mengenai alam,
tanaman dan kegiatan berkebun dalam bahasa yang mudah dimengerti dan
cara yang menyenangkan.
g. Dilengkapi dengan fun facts menyangkut berbagai hal yang ditemui anak
dalam kegiatan berkebun sehingga semakin memperkaya wawasan anak.
h. Didukung oleh konstruksi pop-up yang menyenangkan di setiap halaman
sehingga merangsang minat baca anak untuk membaca dan mengikuti
keseluruhan isi buku hingga selesai.
65
i. Disertai dengan pembonusan bibit tanaman sesuai dengan tema penanaman
tanaman di buku bersangkutan, sehingga anak akan semakin tergugah untuk
mencoba menanam sendiri sesuai cerita dalam buku.
2.6.2 Weakness
a. Tingkat kerumitan yang tinggi dalam proses pembuatan hingga produksi
menyebabkan panjangnya waktu dan besarnya jumlah tenaga kerja yang
diperlukan untuk merampungkan buku.
b. Pengerjaan tahap akhir konstruksi pop-up dilakukan secara manual dengan
tangan dan memerlukan keterampilan serta presisi tinggi.
c. Dibutuhkan adanya pengawasan mutu secara ketat untuk memastikan
keseluruhan isi buku sempurna, baik cetakan hingga konstruksi pop-up.
d. Tingginya biaya produksi menyebabkan tingginya harga buku dan jumlah
buku yang relatif lebih sedikit di pasaran.
2.6.3 Opportunities
a. Sedikitnya jumlah media (buku, situs, dsb) lokal yang membahas dunia
berkebun untuk anak.
b. Sedikitnya jumlah buku pop-up lokal di pasaran.
c. Kepedulian masyarakat terhadap isu global warming menyebabkan semakin
maraknya kegiatan berkebun dan menanam tanaman.
66
d. Beberapa sekolah mulai turut menyertakan kegiatan berkebun sebagai salah
satu agenda kegiatan siswa yang dilakukan secara periodik.
e. Tingginya kepedulian dan kebutuhan orangtua akan bahan bacaan yang
bermutu bagi anak.
2.6.4 Threat
a. Kurangnya pengetahuan orang dewasa (orangtua, guru, dsb) mengenai
besarnya manfaat kegiatan berkebun bagi perkembangan anak.
b. Kurangnya kepedulian orang dewasa (orangtua, guru, dsb) terhadap kegiatan
berkebun untuk anak.