32
22 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 STUDI LAPANGAN Dalam perancangan dari alat ini berasal dari penelitian dilapangan yang mendapati bahwa sebagian masjid dan mushola disaat melaksanakan sholat masih menghadap ke arah barat saja. Padahal arah sholat yang dilaksanakan tersebut belum tentu mengarah langsung ke arah kiblat yang sebenarnya. Ditambahkan dengan adanya karpet yang mengarah ke barat membuat arah tersebut menjadi arah kiblat yang benar sesuai dengan arah barat bangunan dibangun. 4.2 STUDI LITERATUR Di awal tahun 2010 muncul perbincangan adanya pergeseran arah kiblat yang diakibat oleh pergeseran lempeng bumi serta terjadinya gempa bumi di dunia yang membuat MUI melakukan menelitian pada saat itu. Dari hasil penelitian tersebut, MUI mengeluarkan Fatma MUI No. 3 tahun 2010 tentang arah kiblat di Indonesia ke Barat. Akan tetapi tidak lama berselang Fatma tersebut, dilakukan sebuah revisi Fatma dengan Fatma MUI No.5 tahun 2010 Gambar : 4. 1 Sholat Jamaah di Mushola

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

22

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 STUDI LAPANGAN

Dalam perancangan dari alat ini berasal dari penelitian dilapangan yang

mendapati bahwa sebagian masjid dan mushola disaat melaksanakan sholat

masih menghadap ke arah barat saja. Padahal arah sholat yang dilaksanakan

tersebut belum tentu mengarah langsung ke arah kiblat yang sebenarnya.

Ditambahkan dengan adanya karpet yang mengarah ke barat membuat

arah tersebut menjadi arah kiblat yang benar sesuai dengan arah barat

bangunan dibangun.

4.2 STUDI LITERATUR

Di awal tahun 2010 muncul perbincangan adanya pergeseran arah kiblat

yang diakibat oleh pergeseran lempeng bumi serta terjadinya gempa bumi di

dunia yang membuat MUI melakukan menelitian pada saat itu. Dari hasil

penelitian tersebut, MUI mengeluarkan Fatma MUI No. 3 tahun 2010 tentang

arah kiblat di Indonesia ke Barat. Akan tetapi tidak lama berselang Fatma

tersebut, dilakukan sebuah revisi Fatma dengan Fatma MUI No.5 tahun 2010

Gambar : 4. 1 Sholat Jamaah di Mushola

Page 2: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

23

tentang arah kiblat Indonesia secara substansia. Dengan terjadinya hal

tersebut memberikan pemahaman bahwa perlunya pemahaman dalam

melakukan pengukuran arah kiblat dalam pembangunan masjid dan mushola.

Penelitian tentang menentukan arah kiblat sudah pernah dilakukan oleh

Aziz Zainuddin pada tahun 2010 dengan kompas digital sebagai keluaan

visualnya yang bisa menunjukkan arah kiblat dengan errorsebesar 0,19% dari

tujuan yang dicapai. Adapun pencapaian secara derajat yaitu error sebesar

10°.

Di tahun 2013 dilakukan juga penelitian oleh Hariyadi Singgih dari

Politeknik Negeri Malang yang merancang sebuah alat penunjuk arah kiblat

dengan GPS. GPS yang digunakan berupa RXM-SG dan kompas digital

CMPS10 memberikan hasil 0-3599 yang mewakili 0-359.9. sistem mampu

menunjukkan arah kiblat rata-rata dengan derajat kesalahan 1,32%.

Pada tahun 2014, Arif Maulana Amri mahasiswa Politeknik Negeri

Batam juga melakukan penelitian mengenai Alat penunjuk arah kiblat dengan

sensor kompas dan GPS berbasis mikrokontroler. Hasil yang di dapatkan

dengan menggunakan kompas digital CMPS10 rata rata kesalahan sudut arah

kiblat sebesar 0.19398%. sehingga dengan kesalahan sekecil tersebut alat ini

bisa digunakan sebagai penentuan arah kiblat.

4.3 PERENCANAAN ALAT

Sistem terdiri dari beberapa komponen yang bekerja secara bersama-

sama untuk mencapai satu tujuan tertentu, dalam memenuhi kebutuhan sistem

dari perancangan alat terdiri dari beberapa komponen yang harus dipenuhi di

antaranya :

Page 3: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

24

Tabel 4. 1 Analisis Kebutuhan Komponen

Komponen Fungsi Dalam Perancangan Jumlah

Arduino Mega

2560

Komputer mini otak penggerak

rancangan alat

1

Sensor Kompas

HMC5883

Menentukan derajat koordinat shaf

Masjid

1

Motor servo Penggeser Shaf 1

Sensor LDR Penerima cahaya dari pancaran sinar

infrared

1

SIM800L Masukan derajat koordinat melalui SMS 1

Laser infrared Garis cahaya Shaf masjid 1

ISD 2560 Indikator suara kelurusan Shaf 1

Pendukung Elco, resistor, sound, kapsitor, dll

Desain perancangan alat penggerak Shaf Masjid ke Arah Kiblat

Berbasis Mikrokontroler Arduino terbagi atas dua desain yaitu desain

perangkat keras (hardware) dan desain perangkat lunak (software).

a. Desain perangkat keras

Prinsip Kerja Diagram Blog Keseluruhan Sistem :

1) Listrik PLN 220V AC: Power supply tegangan yang akan

diturunkan dan dirubah dalam bentuk tegangan DC.

Power Supply

GSM SIM800L

ARDUINO UNO

LCD

SENSOR KOMPAS

SERVO INFARED

SENSOR LDR

ISD 2560

Gambar : 4. 2 Diagram Blok Sistem

Sensor input Tegangan input Output notifikasi Sensor output

Page 4: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

25

2) Arduino Mega 2560: di dalam board arduino terdapat regulator

penurun tegangan menggunakan IC 7805 yang menghasilkan

tegangan stabil 5 Volt DC, arduino juga difungsikan sebagai

penerima data sensor kompas HMC5883, penerima data inputan

dari GSM SIM800L, penerima data sensor LDR sebagai indicator

kelurusan Shaf Sholat. Arduino juga di fungsikan sebagai

pengendali output display LCD, penggerak motor servo, dan

pemutar rekaman suara IC ISD 2560.

3) Sensor Kompas HMC5883: memberikan inputan derajat posisi

arah mata angin ke dalam Arduino.

4) GSM SIM800L: memberikan inputan derajat posisi Ka’bah

melalui media SMS ke Sensor Kompas HMC5883.

5) Sensor LDR: memberikan inputan kelurusan shaf sholat dengan

media pemancar cahaya yang diterima dari cahaya infrared ke

dalam arduino.

6) LCD display: menampilkan posisi derajat inputan sensor kompas

dan status terhubungnya modul GSM800L.

7) ISD 2560: memutar suara rekaman jika shaf tidak lurus.

8) Motor servo: menggerakkan garis shaf sholat.

b. Desain perangkat lunak

Desain perangkat lunak dibuat untuk mengontrol atau memproses

kerja dari rancangan sistem. Berikut desain flowchart perangkat lunak

:

Page 5: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

26

INISIALISASI SERVO, LCD, KOMPAS

START

INPUT AZIMUTH KIBLAT

SENSOR KOMPAS MEMBACA

MOTOR SERVO BERGERAK MENYESUAIKAN DATA

DERAJATPOSISI KA’BAH

ARAH SENSOR SESUAI DENGAN DATA DERAJAT POSISI KA’BAH

MOTOR SERVO BERHENTI

SENSOR LDR MEMBACA KELURUSAN

SHAF

SHAF JAMAAH

SUDAH LURUS

END

TIDAK

YA

SUARA PERINGATAN

TIDAK

YA

Gambar : 4. 3 Desain Flowchart Software

Page 6: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

27

Prinsip kerja desain flowchart software:

1) START: proses dimana arduino mendapatkan power supply dan

aktif untuk mengerjakan perintah program di dalam

mikrokontroler ATmega 2560.

2) Inisialisasi: proses persiapan aktifasi fitur yang dibutuhkan dalam

mengerjakan sistem kinerja alat, meliputi kesiapan PORT, jalur

I2c untuk sensor kompas, jalur bus display LCD, jalur I/O sensor

LDR, motor servo, dan pemutar suara ISD2560.

3) Input koordinat Ka’bah: proses memasukkan derajat posisi

Ka’bah melalui media luar, data di ambil dari Google Maps atau

software bantu tracking posisi Ka’bah. Data yang dimasukan

sebagai acuan arah putaran motor servo mengarah ke arah

Ka’bah.

4) Data sensor kompas: data sensor kompas dipergunakan sebagai

data arah Shaf masjid, yang nantinya mengikuti derajat putar dari

motor servo untuk menentukan posisi Ka’bah sebenarnya.

5) Proses pergerakan motor servo: proses dimana motor servo

bergerak menyesuaikan derajat dari sensor kompas menuju posisi

Ka’bah data dari hasil masukan koordinat Ka’bah.

6) Sampling kondisi posisi Ka’bah: program akan membaca apakah

posisi shaf yang digerakkan motor servo sudah sesuai dengan data

konversi posisi Ka’bah. Jika belum sesuai motor servo tetap

bergerak menyesuaikan data dejat posisi Ka’bah, jika sudah

sesuai servo berhenti.

Page 7: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

28

7) Data sensor LDR: data sensor LDR di ambil dari pancaran cahaya

infrared yang di pancarkan laser, data di proses arduino sebagai

indikator kelurusan shaf sholat.

8) Sampling kondisi kelurusan shaf: jika jamaah melebihi garis

pancaran sinar laser yang kemudian menghalangi sensor LDR

tidak mendapatkan cahaya sinar laser menandakan shaf belum

lurus, program arduino akan memutar rekaman peringatan yang

ada di dalam IC ISD2560.

9) END: menandakan proses selesai.

4.4 PERANCANGAN HARDWARE

Pada bab ini akan dilakukan perancangan perangkat keras pembentuk

rancang bangun Alat Penggerak Shaf Masjid ke Arah Kiblat Berbasis

Mikrokontroler ATmega 2560. Sistem perancangan terbagi atas beberapa

interface rangkaian diantaranya yaitu interface arduino dengan catudaya,

interface arduino dengan LCD, interface arduino dengan sensor kompas

digital HMC5883L, interface arduino dengan sensor LDR, dan interface

arduino dengan motor servo.

Prosedur analisa data dilakukan dengan menguji setiap bagian

interface dari pembentuk rangkaian sistem, pengujian dilakukan untuk

mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan atau kelemahan dari masing-

masing interface rangkaian. Pengambilan data dilakukan dengan alat bantu

avometer analog atau digital khususnya pengambilan data status tegangan

listrik yang digunakan pada rangkaian dan alat bantu software Arduino IDE

untuk pemrograman dalam pengujian interkoneksi antar komponen atau

modul. Berikut hasil perancangan rangkaian interface dan hasil data dari

pengujian rangkaian pada setiap interface rangkaian pembentuk rancangan

alat :

Page 8: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

29

a. Interface Mikrokontroler ATmega 2560 dengan catudaya

Pada bagian ini terdapat dua skema rangkaian, yaitu rangkaian

catudaya yang terhubung dengan rangkaian arduino, fungsi rangkaian

memberikan tegangan 5 Volt DC pada bord rangkaian arduino :

Pada Gambar : 4.4 terdapat rangkaian catu daya yang tersusun

atas perubah dan penurun tegangan menggunakan trafo CT 12 Volt DC,

rangkaian ini digunakan untuk memberikan supply tegangan sebesar 9

Volt DC, yang nantinya diturunkan menjadi tegangan 5 Volt DC pada

rangkaian bord Arduino sesuai dengan daerah kerja dari ATmega 2560

pada bord Arduino, berikut daftar tabel komponen yang di gunakan

pada rangkaian catu daya :

Gambar : 4.4 Interface Catudaya dengan Arduino

Page 9: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

30

Tabel 4.2 Daftar Komponen Rangkaian Catudaya

No. Komponen Jumlah Fungsi 1. Trafo CT 12 Volt 1 Perubah dan penurun

tegangan dari 220V AC ke 12V AC

2. Diode 1N4004 2 Penyearah setengah gelombang, dan perubah tegangan output trafo ke 12V DC

3. Capasitor Elko, 2200uf (C1), 220uf (C2), dan 10uf

3 Filter tegangan output dari diode, dan dari regulator

4. Regulator LM7809 1 Penurun tegangan 12 Volt DC menjadi 9 Volt DC

5. Regulator LM7805 1 Penurun tegangan 9 Volt DC menjadi 5 Volt DC

b. Interface Mikrokontroler ATmega 2560 dengan LCD

Modul LCD 16x2 memiliki 16 kaki atau pin out untuk terhubung

dengan modul luaran, pada penerapan rangkaian tidak semua pin

digunakan, hanya pada pin power dan pin jalur data saja yang bisa

digunakan. Rangkaian tambahan dari modul LCD yaitu dengan

menambahkan satu buah variable resistor 10K ohm, sebagai pengatur

kontras tampilan LCD. Modul ini menggunakan range tegangan 5 Volt

DC.

LCD pada rancangan digunakan sebagai penampil data koordinat

posisi Kiblat yang dibaca dari sensor HMC5883L, modul ini juga

difungsikan sebagai media interaksi manusia dengan rancangan alat,

dengan adanya LCD perancangan lebih mudah. Berikut gambar

rancangan LCD dengan Mikrokontroler ATmega 2560 dan Tabel

koneksi antara Mikrokontroler dengan LCD :

Page 10: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

31

Tabel 4.3 Interkoneksi Jalur LCD dengan Mikrokontroler

No LCD Mikrokontroler ATmega 2560

1. GND GND

2. VDD 5 Volt DC

3. VEE Out Variabel Resistor 10K ohm

4. RS D2

5. RW Ground

6. E D3

7. D4 D4

8. D5 D5

9. D6 D6

10. D7 D7

Gambar : 4.5 Interface LCD dengan Mikrokontroler ATmega 2560

Page 11: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

32

c. Interface Mikrokontroler ATmega 2560 dengan Sensor HMC5883L

Pada Gambar : 4.6 terlihat skematik menggunakan jalur Intergrate

Circuit (I2c) pada kaki yang terhubung antara CPU (Mikrokontroler)

dengan sensor HMC5883L, kaki tersebut yaitu SCL (Serial Clock) dan

SDA (Serial Data). Pada rangkaian digunakan dua buah resistor dengan

nilai yang sama yaitu 2,2 KOhm, yang fungsinya sebagai input pull up

dari kedua jalur, semakin kecil nilai hambatan R semakin cepat proses

transfer data. Input tegangan yang diberikan ke sensor HMC5883L

sebesar 3.3 Volt DC.

Gambar : 4.6 Skematik Diagram CPU dengan Sensor HMC5883L

Page 12: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

33

d. Interface Mikrokontroler ATmega 2560 dengan SIM800L

Modul SIM800L memiliki 12 pin out untuk berinterkoneksi

dengan modul lainnya, dalam pertukaran data modul ini memiliki

komunikasi Serial USART (Universal Synchronous Asynchronous

Reciver Transmitter) yaitu pada pin Rx (Receiver) dan Tx

(Transmitter). Modul ini membutuhkan tegangan kerja sebesar 3,6 Volt

DC hingga 4,2 Volt DC, didalam bord Arduino ATmega 2560 rentang

tegangan yang dimiliki hanya 5 Volt DC dan 3,3 Volt DC, sehingga

dibutuhkan sebuah Stepdown DC to DC untuk menurunkan tegangan

hingga 3,6 Volt DC.

Gambar : 4.7 Interface Mikrokontroler Arduino dengan SIM800L

Page 13: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

34

Pada Gambar : 4.7 terdapat sebuah Stepdown LM2596 dengan

keluaran tegangan maksimum 40 Volt DC minimal pada 3 Volt DC,

modul Stepdown LM2596 memiliki satu buah Variabel Resistor 10

KOhm yang digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan

keinginan, VIN dari stepdown diambilkan dari tegangan masukan

Arduino sebesar 9 Volt DC.

Output keluaran dari Stepdown LM2596 dihubungkan pada pin

Vcc dan Gnd modul SIM800L. Pin Rx modul SIM800L dihungkan

pada pin kaki 11, dan Pin Tx dihubungkan pada pin kaki 10 Arduino

Mega2560. Berikut tabel koneksi antara Mikrokontroler Arduino,

Stepdown LM2596, dan SIM800L.

Tabel 4.4 Jalur Koneksi Arduino dengan SIM800L Arduino Mega2560 SIM800L Stepdown LM2596

Pin 11 Rx

Pin 10 Tx

Vcc Out (+) LM2596

Gnd Out (-) LM2596

e. Interface Mikrokontroler ATmega 2560 dengan Sensor LDR

Sensor LDR memiliki resistansi diwaktu gelap sebesar 5 MΩ dan

resistansi sensor LDR diwaktu terang sebesar 500 Ω. Metode yang

digunakan dalam mengakses sensor LDR pin dihubungkan dengan

ADC (Analog Digital Converter) A0, A1, A2, dan A3. Mendeteksi

sinyal High (5 Volt DC) dan Low (0 Volt DC), untuk mendapatkan

resistansi diwaktu gelap sebesar 5 Volt DC dan di waktu terang 0 Volt

DC dibutuhkan rangkaian pembagi tegangan dengan penambahan

resistor di kaki LDR. Berikut rangkaian pembagi tegangan sensor LDR

:

Page 14: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

35

Pada Gambar : 4.8 Resistor yang digunakan sebesar 4700 Ω atau 4,7K

resistor ini dipilih berdasar pada penggunakan rumus berikut :

_5

5

5 4,75 4,99

5

5 4,75 0,09

Gambar : 4.8 Rangkaian Pembagi Tegangan Sensor LDR

Page 15: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

36

f. Interface Mikrokontroler ATmega 2560 dengan Motor Servo

Motor Servo memiliki tiga pin pengendalian di antaranya pin

Vcc, Pulse, dan Ground. Prinsip kerja dari motor servo dengan

memberikan pulse tertentu untuk bisa bergerak ke koordinat yang

diinginkan. Koneksi motor servo dengan rancangan alat dengan

menghubungkan Pin Vcc dari keempat motor pada tegangan 5 Volt DC,

keempat pin GND dihubungkan pada ground Arduino. Pin

pengendalian pulse di hubungkan pada PB1 (Pin 8 Arduino), PB2 (Pin

9 Arduino) dan PB5 (Pin 12 Arduino).

Gambar : 4.9 Rangkaian Motor Servo dengan Arduino

Page 16: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

37

g. Interface Mikrokontroler ATmega 2560 dengan ISD 2560

Pada Gambar : 4.10 rangkaian ISD 2560 terdapat tiga pin kontrol

CE, PD, dan P/R. Pin CE dan PD diberikan sebah resistor sebesar 100

KOhm difungsikan sebagai pin pull up untuk kedua pin, jika switch

bottom pada pin CE tertekan proses start record suara dimulai, jika

switch bottom pada pin PD ditekan proses recording akan dihentikan.

Pin P/W difungsikan sebagai pemutar rekaman suara, jalur ini yang

dihubungkan dengan Arduino pin 50. Pin SP+ dan SP- difungsikan

sebagai speaker suara.

Gambar : 4.10 Interface Mikrokontroler ATmega 2560 dengan ISD2560

Page 17: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

38

4.5 PERANCANGAN SOFTWARE

a. Power Supply Arduino

Pemberian power supply dilakukan dengan memberikan masukan

tegangan pada arduino, masukan tegangan yang diberikan diambil dari

tegangan adaptor rancangan, pengambilan data tegangan dibantu

menggunakan avometer untuk menentukan power supply yang sesuai

dengan kebutuhan rancangan. Berikut gambar proses pengambilan data

tegangan power supply :

Proses analisa data tegangan pada Gambar : 4.8 avometer pin +

dihubungkan dengan tegangan positif dari catu daya, dan pin -

dihubungkan dengan tegangan negatif atau ground. Data yang terbaca

supply tegangan menggunakan tegangan 9 Volt DC tegangan turun

sekitar 0,5 Volt DC, hal itu dikarenakan adanya pembebanan dari

keseluruhan komponen alat. Arus yang terbaca 0,06 A atau sama

dengan 60 mA, konsumsi daya rancangan keseluruhan : 9 Volt x 0,06

Ampere = 0,52 Watt.

Pengujian power supply regulator pada arduino dilakukan dengan

melihat keluaran dari regulator NCP1117ST50T3G yang seharusnya

menghasilkan tegangan 5 Volt DC sebagai tegangan kerja keseluruhan

komponen. Pengujian juga dilakukan dengan mendeteksi kondisi IC

Gambar : 4.11 Proses Analisa Data Tegangan Power Supply

Page 18: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

39

regulator pada saat diberikan tegangan yang berbeda. Berikut gambar

pengujian regulator NCP1117ST50T3G :

Proses analisa data regulator NCP1117ST50T3G dilakukan

dengan memberikan pin+ avometer pada output regulator, dan pin-

pada tegangan ground regulator. Data yang seharusnya didapatkan

output tegangan regulator menghasilkan 5,0 Volt DC pada pembacaan

Avometer tegangan terbaca 5,1 Volt DC. Prosentase error yang di

dapatkan dari regulator :

%

100%

%5,1 5,0

5,1100% 0,019 100% 1,96%

Gambar : 4.12 Data Tegangan Regulator NCP1117ST50T3G

Page 19: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

40

Tabel 4.5 Pengujian Power Supply Keseluruhan

No. Input Power

Supply

Regulator

NCP1117ST50T3G

Kondisi Rangkaian

1. 7 Volt DC 4,8 Volt DC Tegangan down, tidak

mampu supply alat.

2. 8 Volt DC 5,0 Volt DC Tegangan mampu

supply alat.

3. 9 Volt DC 5,1Volt DC Tegangan mampu

supply alat.

4. 10 Volt DC 5,2 Volt DC Tegangan mampu

supply alat.

5. 11 Volt DC 5,2 Volt DC Tegangan mampu

supply alat, regulator

timbul panas

6. 12 Volt DC 5,2 Volt DC Tegangan mampu

supply alat, regulator

timbul panas

Pada tabel 4.5 proses analisa data power supply yang yang tepat

digunakan sebagai power masukan Mikrokontroler ATmega 2560 pada

bord arduino rancangan keseluruhan alat pada range 8 Volt DC hingga

10 Volt DC. Pemberian tegangan diatas 10 Volt DC memicu timbulnya

panas pada regulator NCP1117ST50T3G, jika dibiarkan mampu

merusak IC regulator. Kesimpulan yang didapatkan yaitu power supply

yang bagus digunakan pada rancangan alat sebesar 9 Volt DC dengan

arus minimal 1 Ampere.

Page 20: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

41

b. LCD

PerangkaianLCD dilakukan dengan menanamkan sebuah

program kedalam Mikrokontroler ATmega 2560, program yang dibuat

difungsikan untuk menampilkan sebuah karakter ke dalam layar LCD.

Berikut listing program yang dibuat menggunakan software Arduino

IDE :

Gambar : 4.14 merupakan proses pembuatan program yang

dimulai dengan memasukkan library LCD pada Arduino IDE, library

Gambar : 4.13 Proses Perencanaan Program LCD

Gambar : 4.14 Hasil Perencanaan Program LCD

Page 21: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

42

yang digunakan #include <LiquidCrystal.h> program melakukan

pemetaan dengan perintah lcd.setCursor(0,0), penampilan data di atur

dengan perintah lcd.print(” ”); hasil yang di dapatakan pada Gambar :

4.14 rangkaian mampu berjalan dengan baik, program yang

dimasukkan pada mikrokontroler mampu mengendalikan LCD untuk

menampilkan karakter pada program.

c. Sensor Kompas HMC5883L

Proses pengujian sensor kompas HMC5883L dilakukan dengan

mengambil sample data kordinat x, kordinat y dari pembacaan sensor.

Library yang diigunakan dalam mengakses sensor menggunakan

library Mecha QMC5883L Master, didalam library ini sudah terdapat

rumus konversi azimuth atau rumus pencarian kordinat dari dua buah

titik sebagi berikut :

float MechaQMC5883::azimuth(uint16_t *a, uint16_t *b){

float azimuth = atan2((int)*a,(int)*b) * 180.0;

return azimuth < 0?360 + azimuth:azimuth;

Didalam library dijelaskan pencarian suatu kordinat atau azimuth

digunakan proses konversi menggunakan fungsi ATAN2, program

pengambilan data kordinat x, y, z dan azimuth pembacaan sensor

ditampilkan pada serial monitor sebagai berikut :

Page 22: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

43

Pada Gambar : 4.15 proses pengambilan sudut x, y, z diambil

dengan proses membaca data yang diterima sensor, yaitu qmc.read(&x,

&y, &z,&azimuth); proses penampilan pada serial monitor digunakan

perintah serial.print(x); serial.print(y); serial.print(z); dan

serial.print(azimuth); keseluruhan program kalibrasi berada pada

library Mecha QMC5883L Master.

Berikut Gambar : 4.16 tampilan hasil data dari pembacaan sensor

HMC5883L pada serial monitor software Arduino IDE yang akan di

konversi menggunakan rumus pada microsoft Excel guna mendapatkan

data yang falid :

Gambar : 4.15 Program Sudut Sensor HMC5883L

Page 23: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

44

Pada Gambar : 4.16 terdapat sebuah sampling data yang

ditampilkan pada serial monitor Arduino IDE x, y, z merupakan

pembacaan sudut yang dilakukan sensor, dan a merupakan hasil

kalibrasi azimuth yang dilakukan sensor. Kalibrasi kedua dilakukan

dengan menggunakan microsoft Excel untuk menentukan besaran

derajat yang terbaca untuk mendapatkan data yang benar, berikut hasil

konversi dengan Microsoft Excel :

Gambar : 4.16 Program Sudut Sensor HMC5883L

Gambar : 4.17 Pencarian Azimuth Menggunakan Ms.Excel

Page 24: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

45

Gambar : 4.17 pencarian azimuth di lakukan dengan mengambil

beberapa sample dari data serial monitor. Hasil dari konversi dengan

Ms.Excel selisih antara pembacaan sensor dengan data pembacaan

Ms.Excel relatif kecil antara 2̊ selisih ini diakibatkan dari sensor

berputar dikendalikan motor servo.

d. Modul SIM800L

Pengujian koneksi antara mikrokontroler ATmega 2560 dengan

SIM800L dengan menguji koneksi antara dua modul, proses pengujian

dilakukan dengan mengirim perintah AT+Command yang dilakukan

mikrokontroler ke dalam jalur koneksi USART SIM800L. Jika koneksi

gagal pada serial monitor akan tapil pesan error, berikut gambar hasil

pengujian koneksi SIM800L :

Hasil pengiriman data AT+Command yang dilakukan

mikrokontroler ATmega 2560 bekerja dengan baik, modul SIM800L

memberikan pesan balik berupa kata ”OK” yang berarti koneksi antara

kedua modul bekerja dengan baik. Dengan demikian modul SIM800L

siap untuk digunakan sebagai pengendali rancangan alat.

Gambar : 4.18 Proses Kirim Data dengan SIM800L

Page 25: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

46

e. Sensor LDR

Pengujian sensor LDR dilakukan dengan menutup jalur pancaran

cahaya yang dipancarkan laser infrared sehingga sensor LDR tidak

menerima cahaya, proses pengambilan data dilakukan dengan

membaca data dari pembacaan ADC mikrokontroler dan pembacaan

avometer, berikut hasil dari pengujian sensor LDR :

Sensor LDR pada rancangan berjumlah 3 buah sensor yang

terhubung pada pin ADC mikrokontroler ATmega 2560, data sensor di

ambil dengan intruksi LDR1 = analogRead(pinLDR1); hasil

pembacaan dari serial monitor sebagai berikut :

Gambar : 4.19 Proses Pengujian Sensor LDR

Page 26: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

47

Hasil dari pengujian ketika sensor LDR 2 tertutup dengan objek,

sehingga tidak mendapatkan cahaya ADC yang di dapatkan sebesar 708

hal ini jika dikonversi menjadi tegangan didapatkan Vout dari sensor

sebesar :

10

708 5

1023

3.46

Gambar : 4.20 Pembacaan ADC Sensor LDR

Page 27: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

48

Berikut tabel pengujian keseluruhan sensor LDR :

Tabel 4.6 Hasil Data Pengujian Sensor LDR

No. Sensor ADC Vout

Sensor

Avometer Kondisi

1. LDR1 658 3,21V 3,2V Terhalang

2. LDR1 27 0,131V 0,1V Mendapat

Cahaya

3. LDR2 708 3,46 V 3,47V Terhalang

4. LDR2 102 0,498V 0,5V Mendapat

Cahaya

5. LDR3 802 3,91V 4,0V Terhalang

6. LDR3 93 0,45V 0,46V Mendapat

Cahaya

7. LDR4 923 4,51V 4,50V Terhalang

8. LDR4 87 0,42V 0,4 V Mendapat

Cahaya

Hasil dari tabel 4.6 pengujian sensor LDR terbaca ketika sensor

terhalang objek benda, atau sensor dalam keadaan tidak mendapatkan

cahaya ADC terbaca rata rata menunjukkan nilai 600 keatas dengan

nilai tegangan rata-rata diatas 3 Volt DC. Sedangkan pada saat sensor

mendapat cahaya ADC yang terbaca rata rata dibawah 100 dengan nilai

tegangan rata rata dibawah 1 Volt DC.

f. Motor Servo

Motor sevo dalam pengujian rancangan ini dilakukan dengan

memberikan perintah yang nantinya difungsikan untuk menggerakkan

motor pada putaran sudut tertentu. Program yang diberikan dengan

memanfaatkan library Servo.h yang sudah ada di dalam software

Arduino IDE, berikut potongan program dalam mengakses motor servo

:

Page 28: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

49

Motor servo bergerak pada sudut 0 hingga 180 derajat, pada

pengujian motor servo 1 diberikan pulsa sebayak 65 kali yang nantinya

menunjukkan sudut 65 derajat berikut hasil pengujian dari motor servo

:

Pada Gambar : 4.22 terlihat motor servo bergerak tepat pada sudut

derajat 65, jika batang garis lurus menandakan pada sudut 90. Hal ini

menunjukkan motor servo bekerja sesuai dengan perintah program

yang dimasukkan dalam bord mikrokontroler ATmega 2560.

Gambar : 4.21 Listing Program Akses Motor Servo

Gambar : 4.22 Hasil Pengujian Motor Servo

Page 29: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

50

g. ISD2560

Pengujian modul suara ISD2560 dilakukan dengan memberikan

pulse High dan Low pada pin 20 Mikrokontroler ATmega 2560 yang

terhubung pada pin koneksi pemutar suara pada modul. Prinsip pada

rangkaian modul ISD 2560 difungsikan sebagai pin input pullup

dimana jika diberikan tegangan 0 Volt DC rekaman suara akan diputar

dan jika diberikan tegangan 5V DC musik tidak akan diputar. Berikut

tabel pengujian ISD2560 :

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Modul ISD2560

No. Pin 20 Mikrokontroler

ATmega 2560

ISD2560 Vout Pin

1. digitalWrite(20, Low) Rekaman

suara diputar

0.34V DC

2. digitalWrite(20, High) Modul Tidak

Bersuara

4,92V DC

3. digitalWrite(20, Low) Rekaman

suara diputar

0.34V DC

4. digitalWrite(20, High) Modul Tidak

Bersuara

4,92V DC

4.6 PENGUJIAN KESELURUHAN

Pengujian sistem keseluruhan rancangan alat dilakukan dengan

memberikan tegangan supply pada alat sebesar 9 Volt DC, Program

keseluruhan dari rancangan alat merupakan program total dari keseluruhan

rancangan alat yang sudah di upload di dalam Mikrokontroler ATmega 2560.

Proses penyesuaikan kiblat dengan bantuan aplikasi Micro Qiblat. Berikut

Page 30: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

51

gambar tampilan dari Software Micro Qiblat yang digunakan pada rancangan

alat :

Aplikasi Mikro Qiblat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui

kordinat posisi dari kiblat, posisi ini di ambil menggunakan GPS dari

smartphone, pada Gambar : 4.23 terdapat dua warna jarum penunjuk hijau

sebagai jarum lurus sudut kiblat, warna merah jarum untuk menyesuaikan.

Data azimuth menunjukkan nilai 293 sampai 294 derajat.

Sudut azimuth yang diperoleh dari aplikasi di masukan melalui pesan

SMS ke modem SIM800L. Jika SMS berhasil masuk proses tracking alat

akan dilakukan berikut hasil proses input nilai azimuth dan dikirim ke modem

SIM800L yang kemudian di tampilkan pada layar LCD.

Gambar : 4.23 Aplikasi Tracking Mikro Qiblat

Page 31: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

52

Gambar : 4.24 terlihat tampilan Kiblat menunjukkan nilai 294 derajat,

data berhasil di input ke dalam mikrokontroler melalui SMS yang masuk dari

modul SIM800L. Azimuth layar bawah menunjukkan proses tracking alat

yang menggerakkan motor servo 180 derajat untuk mencari sudut yang sama

yaitu 294 derajat. Motor servo bergerak merubah posisi sensor kompas

HMC5883L. Berikut hasil dari proses tracking azimuth kiblat :

Hasil pengujian pengukuran azimuth dengan aplikasi pada Gambar :

4.25 berjalan dengan baik, rangkaian mampu menemukan titik azimuth yang

di masukan pada mikrokontroler. Garis pada azimuth kiblat dengan

kemiringan Smartphone dan rancangan alat sesuai menunjukkan derajat 294.

Hal ini membuktikan rancangan bekerja sesuai dengan harapan mampu

menggeser shaf sholat menuju titik kiblat.

Gambar : 4.24 Proses Pencarian Azimuth Kiblat

Gambar : 4.25 Proses Pengukuran Azimuth dengan Aplikasi

Page 32: BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

53

Pengujian kelurusan jamaah sholat berjalan sesuai rencana, jika jamaah

melebihi garis shaf sholat sensor LDR mampu mendeteksi dengan baik, dan

memutar rekaman suara himbauan untuk melurusakan shaf masjid. Dari

keseluruhan penelitian mendapatkan kesimpulan rancangan keseluruhan

bekerja dengan baik mampu bergerak tepat pada posisi azimuth posisi kabah

dan mampu mendeteksi kelurusan shaf sholat.

4.7 HASIL EVALUASI

Dari hasil pengujian alat Penggerak Shaf Masjid Ke Arah Kiblat,

ditemukan kendala dari modul SIM800L yang kurang cepat menangkap

sinyal GSM, pada pengujian selanjutnya bisa menggunakan koneksi selain

GSM bisa menggunakan data langsung dari masukan koordinat dari SMS

sebelumnya yang terekam oleh Arduino Atmega 2560. Pembacaan sensor

kompas HMC5883L menemui selisih sebesar 2º, untuk pengembangan

selanjutnya bisa menggunakan kompas digital dengan spesifikasi yang lain

agar data lebih akurat.