BAB II Diabetes Mellitus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 BAB II Diabetes Mellitus

    1/6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Diabetes Mellitus

    Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan

    metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar

    gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein

    sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

    disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta

    Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel

    tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).Diabetes Melitus (DM) sering juga dikenal dengan nama kencing manis atau

    penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

    merupakan kumpulan gejala yang timbul pada diri seseorang yang disebabkan oleh

    adanya peningkatan lukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun

    relatif (Suyono, 2005).

    Diabetes adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang

    menyebabkan ketidakseimbangan antara penggunaan insulin dan penghasilan

    insulin. Ketiadaan insulin boleh disebabkan gangguan pengeluaran insulin di sel

    beta pada pankreas, reseptor insulin terganggu atau tidak mencukupi, atau produksi

    insulin tidak aktif atau penghancuran insulin sebelum bekerja. Seseorang dengan

    diabetes tidak terkontrol tidak mampu mentransportasi glukosa menjadi lemak dan

    sel otot sehingga menyebabkan sel-sel menjadi kekurangan tenaga dan ini

    menyebabkan peningkatan metabolisme lemak dan protein sebagai sumber tenaga

    (Porth, 2006).

    Diabetes mellitus menurut definisi medis dari Oxford Concise Medical

    Dictionary, merupakan gangguan metabolisme karbohidrat di mana glukosa di

    dalam tubuh tidak dioksidasi untuk memproduksi tenaga, akibat kekurangan

    hormon insulin (Martin, 2007).

  • 7/31/2019 BAB II Diabetes Mellitus

    2/6

    Sehingga kadar gula pada aliran darah tinggi akibat glukosa tidak dapat diserap

    oleh sel. Penyerapan glukosa ke dalam sel memerlukan bantuan dari insulin, yang

    mana fungsi insulin sebagai pintu masuk glukosa ke dalam sel. Akibatnya sel-sel

    mengalami kekurangan energy atau tenaga dan menyebabkan peningkatan

    metabolism lemak dan protein sebagai sumber tenaga.

    2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus

    Diabetes Mellitus dapat diklasifikasikan menjadi, diabetes mellitus tipe I,

    diabetes mellitus tipe II, diabetes gestasional dan diabetes dengan tipe spesifik lain.

    Diabetes tipe I adalah disebabkan sel beta pankreas yang tergganggu atau rusak

    secara permanen akibat proses autoimun. Diabetes mellitus tipe II mempunyaiprevalensi yang lebih tinggi dan merupakan akibat dari resistensi insulin. Diabetes

    gestasional pula merupakan diabetes yang didapat sewaktu mengandung dan yang

    terakhir adalah diabetes dengan tipe spesifik yang lain. Diabetes ini terjadi akibat

    sekunder dari penyakit-penyakit lain, contohnya sindrom Cushings, pankreatitis

    dan akromegali (NIH, 2008).

    Tabel 1. Klasifikasi Diabetes Mellitus Berdasarkan Etiologinya (ADA, 2003)

    1 Diabetes Mellitus Tipe 1:Destruksi sel umumnya menjurus ke arah defisiensi insulin absolut

    A. Melalui proses imunologik (Otoimunologik)

    B. Idiopatik

    2 Diabetes Mellitus Tipe 2

    Bervariasi, mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi

    insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama

    resistensi insulin

    3 Diabetes Mellitus Tipe Lain

    A. Defek genetik fungsi sel :

    Kromosom 12, HNF-1 (dahulu disebut MODY 3), Kromosom 7, glukokinase (dahulu disebut MODY 2)

    Kromosom 20, HNF-4 (dahulu disebut MODY 1)

    DNA mitokondria

    B. Defek genetik kerja insulin

    C. Penyakit eksokrin pankreas:

  • 7/31/2019 BAB II Diabetes Mellitus

    3/6

    Pankreatitis

    Trauma/Pankreatektomi

    Neoplasma

    Cistic Fibrosis

    Hemokromatosis

    Pankreatopati fibro kalkulus

    D. Endokrinopati:

    1. Akromegali

    2. Sindroma Cushing

    3. Feokromositoma

    4. Hipertiroidisme

    E. Diabetes karena obat/zat kimia: Glukokortikoid, hormon tiroid, asam

    nikotinat, pentamidin, vacor, tiazid, dilantin, interferon

    F. Diabetes karena infeksi

    G. Diabetes Imunologi (jarang)

    H. Sidroma genetik lain: Sindroma Down, Klinefelter, Turner, Huntington,

    Chorea, Prader Willi

    4 Diabetes Mellitus Gestasional

    Diabetes mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat

    sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk DM Tipe 2

    5 Pra-diabetes:

    A. IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT (Glukosa Puasa Terganggu)

    B. IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT (Toleransi Glukosa

    Terganggu)

    2.3 Etiologi dan Patofisiologi dari Diabetes Mellitus

    2.3.1 Diabetes Mellitus tipe 1

    Diabetes melitus tipe I atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel

    beta penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas sehingga terjadi

    kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-

    anak sampai orang dewasa (Maulana, Mirza:2008). Diabetes tipe ini

    merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya, kurang lebih 5-10%

    dari keseluruhan penderita diabetes. Diabetes tipe ini mengalami gangguan

    produksi insulin akibat kerusakan sel-sel beta pulau Langerhans yang

    disebabkan oleh autoimun. Namun dapat juga disebakan oleh virus,

    diantaranya virus Cooksakie, Rubella, CMVirus, Herpes dan lain sebagainya.

  • 7/31/2019 BAB II Diabetes Mellitus

    4/6

  • 7/31/2019 BAB II Diabetes Mellitus

    5/6

    yang cukup di dalam darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi.

    Jadi, awal patofisiologis DM Tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi

    insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon

    insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai Resistensi Insulin.

    Disamping resistensi insulin, pada penderita DM Tipe 2 dapat juga

    timbul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang

    berlebihan. Namun demikian, tidak terjadi pengrusakan sel-sel Langerhans

    secara otoimun sebagaimana yang terjadi pada DM Tipe 1. Dengan demikian

    defisiensi fungsi insulin pada penderita DM Tipe 2 hanya bersifat relatif,

    tidak absolut. Oleh sebab itu dalam penanganannya umumnya tidak

    memerlukan terapi pemberian insulin.

    Tabel perbandingan perbedaan DM tipe 1 dan 2

    DM tipe 1 DM tipe 2

    Mula muncul Umumnya masa kanak-kanak

    dan remaja, walaupun ada

    juga pada masa dewasa 40 tahun

    Keadaan klinis

    saat diagnosis

    Berat Ringan

    Kadar insulin

    darah

    Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal

    Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal

    Pengelolaan yang

    disarankan

    Terapi insulin, diet,

    olahraga

    Diet, olahraga,

    hipoglikemik oral

    2.3.3 Diabetes Mellitus Gestasional

    Diabetes Mellitus Gestasional adalah keadaan diabetes atau intoleransi

    glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya berlangsung

  • 7/31/2019 BAB II Diabetes Mellitus

    6/6

    hanya sementara atau temporer (Sacks, 2001). Sekitar 4-5% wanita hamil

    diketahui menderita GDM, dan umumnya terdeteksi pada atau setelah

    trimester kedua. Diabetes dalam masa kehamilan, walaupun umumnya kelak

    dapat pulih sendiri beberapa saat setelah melahirkan, namun dapat berakibat

    buruk terhadap bayi yang dikandung. Akibat buruk yang dapat terjadi antara

    lain malformasi kongenital, peningkatan berat badan bayi ketika lahir dan

    meningkatnya risiko mortalitas perinatal. Disamping itu, wanita yang pernah

    menderita GDM akan lebih besar risikonya untuk menderita lagi diabetes di

    masa depan. Kontrol metabolisme yang ketat dapat mengurangi risiko-risiko

    tersebut (John, 2000).

    2.3.4 Pra-diabetesPra-diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada

    diantara batas normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak

    cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam diabetes tipe 2. Kondisi pra-

    diabetes merupakan faktor risiko untuk diabetes, serangan jantung dan stroke.

    Apabila tidak dikontrol dengan baik, kondisi pra-diabetes dapat meningkat

    menjadi diabetes tipe 2 dalam kurun waktu 5-10 tahun.

    Ada dua tipe kondisi pra-diabetes, yaitu:

    Impaired Fasting Glucose (IFG), yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah

    puasa seseorang sekitar 100-125 mg/dl (kadar glukosa darah puasa normal: