11
Laboratorium Kimia Analisa Penentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asidi Alkalimetri Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asm dengan menggunakan baku basa. Titrasi asam-basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indicator bila pH pada titi ekivalen antara 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam tau basa lemah jika pentitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 10. Selama titrasi asam-basa , pH larutan berubah secara khas. pH berubah secara dratis bila volume titrasinya mencapai titik ekivalen. Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah Muhammad Bairuni / 130405030 Giving is the best communication 3

BAB II fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II fix

Laboratorium Kimia AnalisaPenentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asidi Alkalimetri

Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion

hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk

menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi

antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa).

Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-

senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri

merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asm dengan

menggunakan baku basa.

Titrasi asam-basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu

digunakan pengamatan dengan indicator bila pH pada titi ekivalen antara 4-10.

Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam tau basa lemah jika

pentitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam

lebih besar dari 10. Selama titrasi asam-basa , pH larutan berubah secara khas. pH

berubah secara dratis bila volume titrasinya mencapai titik ekivalen.

Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan

mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah

diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan

larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku (standar) adalah

larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa

dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas) (Sasongko, 2010).

2.2 Titrasi Asam-Basa

Titrasi asam basa bertujuan menetapkan kadar suatu sampel asam dengan

mentitrasinya dengan larutan baku basa (alkalimetri) atau sampel basa dengan

larutan baku asam (asidimetri).

Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion

hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk

Muhammad Bairuni / 130405030Giving is the best communication

3

Page 2: BAB II fix

Laboratorium Kimia AnalisaPenentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri

menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi

antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa).

Beberapa senyawa yang ditetapkan kadarnya secara asidi-alkalimetri dalam

Farmakope Indonesia Edisi IV adalah : amfetamin sulfat dan sediaan tabletnya,

ammonia, asam asetat glacial, asam asetil salisilat, asam benzoate, asam fosfat, asam

klorida, asam nitrat, asam retinoat, asam salisilat, asam sitrat, asam sorbet, asam

sulfat, asam tartrat, asam undesilenat, benzyl benzoate, busulfan dan sediaan

tabletnya, butyl paraben, efedrin dan sediaan tabletnya, etanzinamida, etil paraben,

etisteron, eukuinin, furosemida, glibenklamid, kalamin, ketoprofen, kloralhidrat,

klonidin hidroklorida, levamisol HCl, linestrenol, magnesium hidroksida, magnesium

oksida, meprobamat, metenamin, metil paraben, metil salisilat, naproksen, natrium

bikarbonat serta sediaan tablet dan injeksinya, natrium hidroksida, natrium tetraborat,

neotigmin metilsulfat, propil paraben, propin tiourasil, sakarin natrium, dan zink

oksida (Hamdani, 2011).

2.3 Prinsip Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan

terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat

diikuti dengan mengukur pH larutan yang dititrasi dengan elektrode pada pH meter.

Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat

atau lemah, meliputi berikut ini ;

Tabel 2.1 Harga pH titik ekivalen titrasi asam basa

Jenis Asam Jenis Basa pH titik ekivalen (TE)

Asam kuat Basa kuat =7 (netral)

Contoh : HCl Contoh : NaOH

Asam kuat Basa lemah <7 (asam)

Contoh : HCl Contoh : NH4OH

Asam lemah Basa kuat >7 (basa)

Contoh : CH3COOH Contoh : NaOH

Asam lemah Basa lemah Tergantung pd harga Ka

Contoh : CH3COOH Contoh : NH4OH asam- lemah dan Kb basa

lemahnya

Muhammad Bairuni / 130405030Giving is the best communication

4

Page 3: BAB II fix

Laboratorium Kimia AnalisaPenentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri

Bila Ka>Kb maka pH TE<7

Bila Ka<Kb maka pH TE>7

Bila Ka=Kb maka pH TE=7

(Wiryawan, 2011)

Dari pH titik ekivalen tersebut dapat dipilih indikator untuk titrasi asam basa

yang mempunyai harga kisaran pH tertentu.

Pada titrasi asam dengan basa, maka kurva titrasinya merupakan hubungan

antara volume basa sebagai penitrasi (sumbu X) dengan pH (sumby Y) seperti pada

Gambar 6.1a, dengan bertambahnya basa sebagai penitrasi maka pH larutan yang

dititrasi akan meningkat.

Sedangkan pada titrasi basa dengan asam, maka kurva titrasinya merupakan

hubungan antara volume asam sebagai penitrasi (sumbu X) dengan pH (sumbu Y)

seperti pada Gambar 6.1b, dengan bertambahnya asam sebagai penitrasi maka pH

larutan yang dititrasi akan menurun (Wiryawan, 2011)

Gambar 2.1 (a) Kurva titrasi asam kuat dengan basa kuat dan (b) kurva titrasi

basa kuat dengan asam kuat

(Wiryawan, 2011)

Muhammad Bairuni / 130405030Giving is the best communication

5

Page 4: BAB II fix

Laboratorium Kimia AnalisaPenentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri

2.4 Indikator Asam-Basa

2.4.1 Lakmus

Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit

yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. "H" adalah proton yang dapat diberikan

kepada yang lain. "Lit" adalah molekul asam lemah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini

dilarutkan dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan kesetimbangan ini:

HLit(aq) H+(aq) + Lit-

(aq)

Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.

Sekarang gunakan Prinsip Le Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi jika

anda menambahkan ion hidroksida atau beberapa ion hidrogen yang lebih banyak

pada kesetimbangan ini.

Penambahan ion hidroksida:

Gambar 2.2 Penambahan ion hidroksida

(Clark, 2007)

Penambahan ion hidrogen:

Gambar 2.3 Penambahan ion hidrogen

(Clark, 2007)

Muhammad Bairuni / 130405030Giving is the best communication

6

Page 5: BAB II fix

Laboratorium Kimia AnalisaPenentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri

Jika konsentrasi Hlit dan Lit- sebanding:

Pada beberapa titik selama terjadi pergerakan posisi kesetimbangan, konsentrasi dari

kedua warna akan menjadi sebanding. Warna yang anda lihat merupakan

pencampuran dari keduanya.

Gambar 2.4 Pencampuran bila Hlit dan Lit- sebanding

(Clark, 2007)

Alasan untuk membubuhkan tanda kutip disekitar kata "netral" adalah bahwa tidak

terdapat alasan yang tepat kenapa kedua konsentrasi menjadi sebanding pada pH 7.

Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH 7 – hal

itulah yang menjadi alasan kenapa lakmus banyak digunakan untuk pengujian asam

dan basa. Seperti yang akan anda lihat pada bagian berikutnya, hal itu tidak benar

untuk indikator yang lain (Clark, 2007).

2.4.2 Jingga metil (Methyl orange)

Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi.

Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya

adalah:

Gambar 2.5 Struktur jingga metil

(Clark, 2007)

Sekarang, anda mungkin berfikir bahwa ketika anda menambahkan asam, ion

hidrogen akan ditangkap oleh yang bermuatan negatif oksigen. Itulah tempat yang

jelas untuk memulainya. Tidak begitu!

Pada faktanya, ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan

rangkap nitrogen-nitrogen untuk memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti

berikut ini:

Muhammad Bairuni / 130405030Giving is the best communication

7

Page 6: BAB II fix

Laboratorium Kimia AnalisaPenentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri

Gambar 2.6 Struktur jingga metil

(Clark, 2007)

Anda sebaiknya mencari sendiri kenapa terjadi perubahan warna ketika anda

menambahkan asam atau basa. Penjelasannya identik dengan kasus lakmus –

bedanya adalah warna.

Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan

kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 – mendekati netral (Clark,

2007).

2.4.3 Fenolftalein

Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein (anhidrida ftalat)

dengan fenol yaitu terbentuk fenolftalein. Pada pH 8,0 – 9,8 berubah warnanya

menjadi merah. Anggota-anggota lainnya ialah – Naftolftalein-o-cresolftalein,

Thymolftalein. Indikator sulfoftalein dibuat dari kondensasi anhidrida ftalein dan

sulfonat. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Thymol blue, m-cresol purple,

Chlorofenolred, Bromofenolred, Bromofenolblue, Bromocresolred, dan sebagainya

(Hamdani, 2011)

2.5 Aplikasi Asidi-Alkalimetri

Penentuan Komposisi Magnesium Hidroksida dan Aluminium Hidroksida

dalam Obat Maag

Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang

efektif yang menetralkan asam dilambung. Untuk mengatasi nyeri lambung,

antasida mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium

hidroksida yang berfungsi menetralkan asam lambung.

Muhammad Bairuni / 130405030Giving is the best communication

8

Page 7: BAB II fix

Laboratorium Kimia AnalisaPenentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri

Antasida adalah golongan obat yang digunakan dalam terapi terhadap

akibat yang ditimbulkan oleh asam yang diproduksi oleh lambung. Secara

alami lambung memproduksi suatu asam yang disebut asam klorida yang

berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein. Asam ini secara alami

mengakibatkan kondisi isi perut menjadi asam, yakni antara kisaran PH 2-3.

Lambung, usus dan esophagus sendiri (yang juga terdiri dari protein)

dilindungi dari kerja asam melalui beberapa mekanisme. Apabila kadar asam

yang dihasilkan oleh lambung terlalu banyak maka mekanisme perlindungan

ini tidak terlalu kuat/kurang kuat dalam melindungi lambung, usus dan

esophagus terhadap kerja asam lambung mengakibatkan kerusakan pada organ-

organ tersebut dan menghasilkan gejala seperti rasa sakit pada perut dan ulu

hati terasa terbakar.

Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi “terlalu” asam tersebut,

selain itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim

pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam, enzim ini diketahui juga berperan

dalam menimbulkan kerusakan pada organ saluran pencernaan manusia

(Pramono, 2012).

Muhammad Bairuni / 130405030Giving is the best communication

9

Page 8: BAB II fix

Laboratorium Kimia AnalisaPenentuan Kadar Asam Asetat Dengan Titrasi Asidi - Alkalimetri

Flowchart Penentuan Komposisi Magnesium Hidroksida dan Aluminium

Hidroksida dalam Obat Maag

Tidak

Ya

Ya

Gambar 2.7 Flowchart Penentuan Komposisi Magnesium Hidroksida dan Aluminium

Hidroksida dalam Obat Maag

(Pramono, 2012)

Muhammad Bairuni / 130405030Giving is the best communication

10

Masukkan 10 ml sampel (obat maag cair) ke dalam

labu ukur 100 ml, lalu tambahkan aquades

Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N

Apakah larutan berubah warna menjadi merah

Catat volume yang dibutuhkan

Ulangi sebanyak 3 kali (triplo)

Selesai

Mulai

Ambillah 10 ml larutan sampel, lalu masukkan ke dalam erlenmeyer

Tambahkan 10 ml larutan asam yang sudah diketahui normalitasnya dan

3 tetes indikator