BAB II fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kenaikan titik didih

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Dasar Larutan

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau Solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau Solvent. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan cuka yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam gas dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Berdasarkan daya hantarnya, larutan terbagi menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik.Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena larutan elektrolit memiliki ion- ion bebas yang dapat bergerak bebas. Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus dan listrik. Sifat-sifat larutan, seperti rasa dan warna, bergantung pada jenis zat terlarut. Larutan gula mempunyai rasa manis, sementara larutan cuka mempunyai rasa asam. Tingkat kemanisan atau keasaman larutan tersebut bergantung pada konsentrasi dan kepekatannya. Selain sifat yang bergantung pada pada jenis zat terlarut, ada beberapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jenis zat terlarut. Artinya, larutan zat yang berbeda akan mempunyai sifat yang sama asalkan konsentrasi partikel terlarutnya sama. Sifat-sifat tersebut adalah penurunan titik beku, kenaikan titik didih, tekanan osmosis, penurunan tekanan uap. Sifat-sifat tersebut adalah sifat koligatif larutan. (Annur, 2014).Sifat koligatif larutan adalah merupakan salah satu sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya bergantung pada banyak nya partikel partikel atau konsentrasi pertikel zat terlarutnya (kosentrasi zat terlarut). Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit sifat koligatif larutan dipengaruhi oleh adanya : Penurunan tekanan uap jenuh Kenaikan titik didih Penurunan titik beku Tekanan osmotik

Di dalam suatu larutan banyaknya partikel ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya mempunyai konsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dapat dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit (Julianto, 2012).2.2 Penurunan Tekanan Uap Pelarut Oleh Zat Terlarut

Bila zat non elektrolit yang sukar menguap dilarutkan maka menurut Hukum Raoult, besarnya tekanan uap:P = Po . N1

(Sukardjo, 2002)

dimana: P = tekanan uap diatas larutanPo = tekanan uap pelarut murni.

N1 = fraksi mol pelarut.

(a) Pelarut(b) Larutan

Gambar 2.1 Penurunan Tekanan Uap Pelarut(Sukardjo, 2002)Jika zat terlarut bersifat tidak mudah menguap (nonvolatil, artinya tidak memiliki tekanan uap yang dapat diukur), tekanan uap dari larutan selalu lebih kecil daripada pelarut murninya. Jadi, hubungan antara tekanan uap larutan dan tekanan uap pelarut bergantung pada konsentrasi zat terlarut dalam larutan. Hubungan ini dirumuskan dalam hukum Raoult (dari nama kimiawan Perancis Francois Raoult), yang menyatakan bahwa tekanan parsial pelarut dari larutan, P1, adalah tekanan uap pelarut murni, Po1, dikalikan fraksi mol pelarut dalam larutan, X1.

Hukum Raoult dapat dinyatakan dengan rumus:

P1 = Po1 x X1 (Annur , 2014)

Dalam larutan yang mengandung hanya satu zat terlarut, X1 = 1 X2, di mana X2 adalah fraksi mol zat terlarut. Persamaan demikian dapat dituliskan sebagai:

P1 = (1 X2)Po1 Po1 P1 = P = X2Po1 (Annur, 2014)

Jadi penurunan tekanan uap pelarut hanya tergantung jenis pelarut dan banyaknya zat terlarut, tidak tergantung banyaknya pelarut.Penurunan tekanan uap jenuh larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (fraksi mol) dari zat terlarut semakin besar. Tekanan uap suatu zat cair lebih tinggi dari tekanan uap jenuh larutan. Roult meneliti dan banyak melakukan eksperimen dalam berbagai campuran zat dan dia menyimpulkan hubungan antara penurunan tekanan uap suatu zat cair dengan konsentrasi larutannya. Faktor yang mempengaruhi penurunan tekanan uap jenuh adalah diakibatkan karena adanya fraksi zat terlarut di dalam pelarut (Romdhoni, 2009).2.3 Kenaikan Titik Didih Larutan

Penguapan cairan terjadi karena beberapa molekul memiliki energi kinetik yang cukup untuk keluar dari permukaan cairan melawan tekanan dari atmosfer sekitar. Jika cairan dipanaskan, suhu pada akhirnya akan mencapai di mana sejumlah besar molekul memiliki energi yang cukup untuk mendorong kembali atmosfer. Energi yang bebas dari cairan akan menjadi sama dengan energi pada uap. Sebagai hasilnya, gelembung uap akan terbentuk melalui fase cair. Tekanan dari dalam gelembung setidaknya sama dengan tekanan atmosfer ditambah tekanan yang sangat kecil karena berat cairan di atas gelembung. Proses penguapan di dalam cairan ini dinamakan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan eksternal di atas permukaan cairan dinamakan titik didih cairan (Romdhoni, 2009).

Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya, selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan.Tb hanya tergantung jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak tergantung jenis zat terlarut. Hubungan Tb dengan konsentrasi larutan dapat dicari dengan persamaan Clausius Clapeyron dan Hukum Raoult.

Dengan persamaan:Tb = Kb . m

(Sukardjo, 2002)

Rumus menjadi :

Tb = Kb . m

Keterangan :

Tb = kenaikan titik didih

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal R = Konstanta gasHv = Entalpi Penguapann= jumlah mol pelarut

W1 = berat pelarutM2 = berat molekul pelarut

Elektrolit ialah zat yang larutannya dalam air atau leburannya dapat menghantarkan aliran listrik. Larutan elektrolit juga menunjukkan sifat-sifat koligatif, tetapi lebih besar dari zat nonelektrolit dengan konsentrasi yang sama. Untuk larutan encer, ternyata sifat-sifat koligatif larutan elektrolit dari HCl, NH4Cl 2 kali lebih besar; CaCl2, K2SO4 3 kali lebih besar dan K3[Fe(CN)6], AlCl3 4 kali lebih besar daripada yang diperhitungkan menurut rumus untuk larutan nonelektrolit (Sukardjo, 2002).

Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari hasil

perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di atas.

larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion.

Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih

banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit, menurut Van't Hoff besarnya selalu tetap dan diberi simbul i (i = tetapan atau faktor Van't Hoff). Dengan demikian dapat dituliskan:

(Annur, 2014)Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu semakin mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, hargai dianggap sama dengan jumlah ion (Annur, 2014). QUOTE

P

Po

_1505414238.unknown

_1505414137.unknown