Upload
lyliem
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis
yang disarikan dari analisis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi
aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah. Informasi menganai kondisi umum daerah akan
memeberikan gambaran mengenai kondisi saat ini sehingga dapat menjadi
bahan dan pertimbangan untuk analisis berikutnya khususnya dalam
perumusan isu – isu strategis pembangunan daerah kabupaten probolinggo.
Namun demikian, tidak seluruh informasi dalam perumusan tentang gambaran
umum kondisi daerah ditampilkan dalam penyajian, hanya informasi yang
relavan dan penting saja yang perlu dicantumkan untuk mendapatkan fokus
yang baik dalam dokumen ini. Suatu informasi dianggap relevan dan penting
jika menjelaskan gambaran umum kondisi daerah yang selaras dan mendukung
isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah, dan
kebutuhan perumusan strategi.
2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
Analisis pada aspek geografi Kabupaten Probolinggo perlu dilakukan
untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi
pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan
gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk,
komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam
waktu tertentu pada provinsi/kabupaten/kota. Berikut ini merupakan gambar
tentang potensi pengembangan daerah yang mencakup beberapa faktor
penunjang untuk dapat menganalisis potensi pengembangan daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-2
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Potensi Pengembangan Kawasan
2.1.1 Karakteristik dan Lokasi Wilayah
1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Luas wilayah Kabupaten Probolinggo lebih kurang 1.696,17 km²,
terdiri dari:
a). Pemukiman : 147,74 km²
b). Persawahan : 373,13 km²
c). Tegal : 513,80 km²
d). Perkebunan : 32,81 km²
e). Hutan : 426,46 km²
f). Tambak/Kolam : 13,99 km²
g). Lain-lain : 188,24 km²
Letak geografis daerah berbatasan dengan :
• Utara : Selat Madura
• Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso
• Barat : Kabupaten Pasuruan
• Selatan : Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang dan Kabupaten
Jember
Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah
Otonom yaitu Kota Probolinggo.
2) Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang
termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’- 8°10’
Lintang Selatan (LS) dan 112°50’-113°30’ Bujur Timur (BT). Secara
geografis, Kabupaten Probolinggo terletak di lereng gunung-gunung yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-3
membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung
Lamongan dan Gunung Argopuro.
3) Topografi
Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai kemiringan
dan ketinggian lahan yang berbeda disejumlah wilayahnya. Tabel 2.1
menunjukkan tentang luas daerah berdasarkan kemiringan tanah.
Tabel 2. 1
Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah
No. Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Persen (%)
1 0 - 2 % 48.070,55 28,34
2 2 – 15 % 41.721,36 24,59
3 15 – 40 % 20.968,52 12,36
4 > 40 % 58.856,22 34,69
Jumlah 169.616,65 100
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat
kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha
(34,69%) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas
daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas
adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35%) dan
Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%).
Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0-2500 m
di atas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak
mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa
pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna
kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750- 2500 m di atas
permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada
ketinggian 150-750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat
ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat
cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti durian, alpukat dan buah
lainnya. Contoh di Kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil.
4) Geologi
Struktur geografis Kabupaten Probolinggo terdiri dari dataran
rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan
dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-4
penggunaan tanah yang berbeda. Sedangkan bentuk permukaan daratan
di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu :
a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m
diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai
utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan.
b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100-1.000 m diatas permukaan
laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang
Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar
Gunung Lamongan.
c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari
permukaan laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu
sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar
Gunung Argopuro.
5) Hidrologi
Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten
Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2
km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang
hanya 2 km saja. Hulu sungai-sungai tersebut kebanyakan berada di
bagian tengah maupun selatan wilayah Kabupaten Probolinggo
(merupakan daerah agak tinggi dan banyak terdapat hutan) yang
bermuara di Selat Madura. Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten
Probolinggo sebagian besar digunakan irigasi disamping untuk industri,
air minum dan mandi cuci. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah
Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang
berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar
sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar
(yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang
tahun.
Tabel 2. 2
Panjang, Lebar, Debit Air dan Baku Lahan Sungai
Di Kabupaten Probolinggo
No. Nama Sungai Panjang
(km)
Lebar
(m)
Debit Air
(Minimum)
Baku Lahan
(Ha)
1 K. Rondoningo 95,20 26,00 ± 200 3.357
2 K. Pandan Laras 43,50 26,00 ± 1.300 2.847
3 K. Kertosono 39,70 25,00 ± 100 570
4 K. Kandang Jati 8,00 8,00 ± 100 507
5 K. Besuk 13,20 8,00 ± 100-200 173
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-5
No. Nama Sungai Panjang
(km)
Lebar
(m)
Debit Air
(Minimum)
Baku Lahan
(Ha)
6 K. Jabung 20,50 8,00 ± 300 465
7 K. Pancarlagas 85,70 50,00 ± 200 3.303
8 K. Legundi 12,50 6,00 - -
9 K. Paiton 18,00 20,00 ± 100 454
10 K. Kresek 24,50 25,00 ± 100 786
11 K. Taman 24,10 12,00 ± 5-10 240
12 K. Curah Manjangan 5,00 9,00 ± 50 34
13 K. Klumprit 12,50 12,00 ± 50 53
14 K. Lumbang/Bayeman 17,50 13,00 ± 75 125
15 K. Blibis 20,00 15,00 - -
16 K. Blabo 10,00 10,00 ± 50 213
17 K. Besi 15,50 15,00 ± 5 - 10 183
18 K. Patalan 22,50 18,00 ± 50 72
19 K. Kedung Galeng 38,00 35,00 ± 100 564
20 K. Banyubiru 11,00 18,00 ± 300 697
21 K. Gending 20,00 20,00 ± 300 -
22 K. Klaseman 11,00 15,00 ± 100-200 -
23 K. Pekalen 35,10 35,00 ± 3.300 6.983
24 Afour Bujel 2,00 5,00 - -
25 K. Lawean 16,70 25,00 ± 200 369
Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo
Di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu
Segaran, Ranu Agung dan Ranu Petak (Taman Hidup) yang belum
didayagunakan sebagaimana mestinya. Selain air hujan dan air
permukaan, maka air tanah juga merupakan sumber air yang potensial di
Kabupaten Probolinggo. Air tanah antara lain dijumpai dalam bentuk
sumur dangkal maupun sumur dalam. Adapun wilayah yang cukup
potensial air tanahnya antara lain ialah wilayah bagian utara dan bagian
tengah yakni meliputi wilayah Paiton, Kraksaan, Pajarakan, Gending,
Dringu, Sumberasih dan Tongas. Selain itu di Kabupaten Probolinggo
juga dijumpai sumber-sumber mata air. Mata air tersebut umumnya
mengalir terus-menerus sepanjang tahun. Sumber mata air tersebut
terutama terdapat di Kecamatan Sumber, Sukapura, Tegalsiwalan,
Dringu, Tiris dan Krucil.
Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan
beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 – 30
m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat
dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-6
merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m. Sumur bor yang sudah
ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk kebutuhan air
minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini
mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami
kekeringan.
Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56% dari luas wilayah
Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17%
kedalaman air tanahnya antara 60 -90 m; dan selebihnya 26,27%
mempunyai kedalaman air tanah < 60 m.
6) Klimatologi
Lokasi Kabupaten Probolinggo yang berada di sekitar garis
katulistiwa menyebabkan daerah ini mengalami perubahan iklim dua jenis
setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim
kemarau berkisar pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim
penghujan dari bulan Oktober hingga April.
Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember
sampai dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2011 berkisar antara
1.100-1.700 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.700-5.700 mm
untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan sebesar 24,211
mm/hari. Jumlah curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten
Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 75.41
hari. Suhu udara beragam rata-rata antara 27C hingga 32C pada
bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger,
yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya
berkisar antara 5C hingga 15C.
Di antara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba, di mana
biasanya ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang
biasa disebut “Angin Gending”.
7) Penggunaan Lahan
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi
kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan,
dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-7
Tabel 2. 3
Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha)
No. Peruntukan Luas Persen
(%) Peruntukan
1 Hutan 55.796,68 32,89 Hutan
2 Tegal 52.801,95 31,13 Tegal
3 Sawah 38.509,00 22,70 Sawah
4 Perkampungan/Permukiman 12.904,04 7,60 Perkampungan/Permukiman
5 Perkebunan Swasta/Rakyat 2.009,30 1,18 Perkebunan Swasta/Rakyat
6 Tanah Rusak/Padang Rumput 2.413,96 1,42 Tanah Rusak/Padang Rumput
7 Tambak 1.320,06 0,77 Tambak
8 Kebun Campur 1.186,57 0,69 Kebun Campur
9 Industri 866,56 0,51 Industri
10 Hutan Rakyat 625,32 0,37 Hutan Rakyat
11 Danau/Rawa 138,00 0,08 Danau/Rawa
12 Lain-lain 1.045,36 0,66 Lain-lain
Jumlah 169.616,80 100 Jumlah
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa peruntukan lahan di Kabupaten
Probolinggo didominasi oleh hutan (32,89%), tegalan (31,13%), serta
persawahan (22,70%). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan
kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60% dari seluruh luas lahan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo
Tahun 2010, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan
dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2. 4
Luas Kawasan Budidaya (Ha)
No. Kawasan Budidaya Luas
Kawasan Persen
(%)
1 Kawasan Hutan Produksi 28.829,10 17,00
2 Kawasan Pertanian & Peternakan 40.081,07 23,63
3 Kawasan Perkebunan 38.649,00 22,79
4 Kawasan Perikanan 3.227,00 1,90
5 Kawasan Pariwisata 1.700,00 1,00
6 Kawasan Permukiman 18.248,00 10,76
7 Kawasan Perindustrian 3.272,00 1,93
8 Kawasan Pertambangan 10,00 0,01
9 Kawasan Khusus 1.550,00 0,91
Luas Kawasan Budidaya 135.566,17 79,93
Luas Kabupaten Probolinggo 169.616,80 100
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo- PDPP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-8
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber
alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan
adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo
telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Jawa Timur. Pada
dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan
lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan
pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri
dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan
plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam
selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan
dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata.
Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan
wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka
alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten
Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 Tahun ke depan antara
lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan
sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten
Probolinggo sampai dengan Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2. 5
Rencana Kawasan Lindung Tahun 2013 (Ha)
No Jenis Kawasan Lindung Luas Kawasan Persen (%)
1. Kawasan Suaka Alam 5.859,50 16,25
2. Hutan Lindung 25.998,53 72,08
3. Sempadan Sungai 3.585,00 9,94
4. Sempadan Pantai 625,00 1,73
Jumlah 36.068,03 100
Sumber : Hasil Rencana RTRW-PDPP
Dari tabel 2.6 diatas dapat diamati bahwa di kabupaten Probolinggo
rencana kawasan untuk hutan lindung menempati wilayah paling luas
dengan luas kaawasan sebesar 72,08 %. Sedangkan yang menjadi
rencana luas kawasan lindung yang terluas ke dua adalah kawasan
suaka alam dengan luas sebesar 16,25 %. Hal ini disebabkan karena
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-9
masih banyak kawasan di kabupaten probolinggo yang masih asri dan
potensial untuk dijadikan kawasan tersebut.
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah
Adapun potensi pengembangan wilayah Kabupaten Probolinggo adalah
sebagai berikut.
a. Potensi kawasan hutan lindung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
dan Cagar Alam Pegunungan Argopuro.
b. Potensi kawasan perdagangan dan jasa yaitu lebih dari sepuluh buah pasar
yang terdiri dari sepuluh jenis pasar (pasar buah, pasar sayur, pasar buah-
sayur, pasar hewan, pasar hewan dan umum, pasar induk, pasar
ikan/daging, pasar palawija, pasar pelelangan ikan, pasar sayur, dan pasar
umum), potensi pasar Semampir yang ada di Kecamatan Kraksaan dan
pasar kelas II yaitu 3 unit yaitu Pasar Maron, Pasar Leces, dan Pusat
Perbelanjaan Kraksaan, potensi Pasar Bawang merah di Dringu.
c. Potensi kawasan pertambangan dan energi berupa PLTU Paiton sebagai
salah satu sumber energi listrik Jawa-Bali dan pertambangan gas bumi
terbesar di Jawa Timur yang terdapat di kawasan pegunungan Hyang/
pegunungan Argopuro.
d. Potensi kawasan industri kecil, industri kerajinan dan industri menengah.
Potensi industri kecil dan kerajinan antara lain: industri konvensi di Tongas,
indutri kerajinan meubel di Tongas dan Dringgu. Potensi industri menengah
dan pergungan di sepanjang jalur Pantura terutama di Tongas, Dringu dan
Paiton.
e. Potensi kawasan pariwisata berupa kawasan pariwisata alam (antara lain:
Gunung Bromo, Pantai Bentar, Arung Jeram Sungai Pekalen dan Pulau
Giliketapang) dan pariwisata budaya (antara lain:candi, upacara adat
Kasodo, Upacara Larung Sesaji, Tarian kuda kecak, Tari Glipang).
f. Potensi kawasan perikanan antara lain kawasan perikanan darat (perikanan
kolam dan keramba di Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending,
Dringu, Tongas dan Sumberasih). Potensi kawasan perikanan laut di
Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas,
Sumberasih.
g. Potensi kawasan perkebunan sebagian besar terdapat di wilayah bagian
selatan yaitu: tanaman semusim (antara lain:Tembakau, Tebu, Jarak,
kapas, jahe) dan tanaman tahunan (antara lain: kelapa, kopi, aren, asem,
cengkeh, lada, kapuk randu, jambu mente, pinang)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-10
h. Potensi kawasan pertanian tanaman pangan pada umumnya terdapat di
wilayah utara (misalnya: padi jagung, kedelai, kacang tanah) dan tanaman
holtikultura pada umumnya terdapat di wilayah selatan (misalnya: kentang,
kobis dan cabe, durian dan mangga).
i. Potensi kawasan peternakan sebagian besar terdapat di wilayah selatan
antara lain: ternak besar (sapi, kuda, kerbau), ternak kecil (kambing, domba,
babi) dan unggas (ayam ras, ayam kampung, itik, entok, kelinci).
j. Potensi kawasan militer TNI AL di Paiton sebagai kawasan khusus untuk
pertahanan dan keamanan.
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo merupakan wilayah
yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung
berapi, angin gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam.
Letusan Gunung Berapi
Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif
mempunyai potensi di samping sebagai obyek wisata, juga dapat
menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih
berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan
Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi
di kawah Gunung Bromo.
Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang
berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung
Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus
lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang
diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas
disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu
lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo.
Tanah Longsor
Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah
longsor yang terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap
bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai
dan tanah-tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang
mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi
identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun 2007,
kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-11
Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan
Tiris.
Banjir
Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai
perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan
kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan
air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan
banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan
Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan
Kotaanyar.
Daerah Rawan Abrasi Laut
Kabupaten Probolinggo memiliki panjang kawasan pesisir sekitar
71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah
dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai.
Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami
abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat
domininan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang
air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di
kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan
pengobatan pada korban bencana dan melakukan kerjasama dengan lintas
penting dalam menciptakan ketahan pantai adalah keberadaaan dari hutan
mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut.
Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai
dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi
rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata
guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi
Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending,
Pajarakan dan Paiton.
Bencana Angin Ribut.
Bencana angin puting beliung di Kecamatan Lumbang, angin puyuh di
Kecamatan Krucil. Kegiatan penanggulangan yang dilakukan dengan
melakukan survey lokasi bencana, memberikan sektor untuk mengatasi
bencana susulan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-12
2.1.4 Demografi
Kabupaten Probolinggo, secara yuridis formal dibentuk dengan Undang–
Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah–daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur. Adapun pembagian wilayah
Kabupaten Probolinggo terdiri dari 24 Kecamatan, 325 Desa dan 5 Kelurahan,
1.375 Dusun, 1.643 RW)dan 5.869 Rukun Tangga.
Pada periode empat tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten
Probolinggo meningkat terus hingga mencapai 1.108.136 jiwa pada tahun 2012.
Dengan luas wilayah sekitar 1.696,16 km2, maka kepadatan penduduk ini lebih
tinggi dibandingkan tiga tahun sebelumnya yang masing-masing mencapai 616
jiwa per km2 (2009), 636 jiwa per km2 (2008), dan 631 jiwa per km2 (2007).
Sedangkan perkembangan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin mulai
tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 6
Perkembangan Jumlah Penduduk
di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2012
No U R A I A N Ket 2008 2009 2010 2011 2012 *)
1. Laki – laki Jiwa 500.460 540.475 534.986 537.996 540.789
2. Perempuan Jiwa 543.211 503.762 561.258 564.416 567.347
Jumlah Jiwa 1.043.671 1.044.237 1.096.244 1.102.412 1.108.136
Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo ( Ket. *) Angka Sementara
Dari tabel tabel 2.6 tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah
penduduk total dari tahun-ketahun cenderung mengalami peningkatan. Dari
tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa penduduk dengan jenis kelamin laki-laki
cenderung mengalami peningkatan, sedangkan penduduk dengan jenis kelamin
perempuan hampir sama, akan tetapi pada tahun 2008-2009 mengalami
penurunan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebesar 39.449.
Kecamatan Sumberasih merupakan kecamatan terpadat di Kabupaten
Probolinggo dengan kepadatan 1.966 jiwa per km2. Kecamatan terpadat kedua
adalah kecamatan Kraksaan dengan kepadatan 1.735 jiwa per km2.
Sedangkan Kecamatan Kraksaan adalah ibukota Kabupaten Probolinggo,
mempunyai pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 tercatat 0.87 persen.
Tingkat pertumbuhan penduduk tercepat adalah di Kecamatan Kraksaan yakni
sebesar 1,4 persen per tahun.
Dari jumlah penduduk yang ada, sebagian besar terdiri dari suku Madura
dan Jawa yang mayoritas beragama Islam dan didukung oleh adanya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-13
keberadaan sejumlah Pondok Pesantren yang tersebar di beberapa Kecamatan.
Sedangkan di Kecamatan Sukapura dan Sumber terdapat kelompok penduduk
yang mempunyai sifat sosial dan budaya khas, yaitu suku Tengger dengan
sebagian besar penduduknya beragama Hindu.
Berdasarkan karakteristik daerah ±70 % mata pencaharian penduduk
bekerja di bidang pertanian, sedangkan untuk daerah pantai seperti di
Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan
Paiton sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Dari
perkembangan penyerapan tenaga kerja di bidang pertanian tersebut semakin
lama peranannya cenderung menurun dan tergeser oleh sektor non pertanian
seperti industri, perdagangan dan jasa yang cenderung meningkat.
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
dilakukan terhadap indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi provinsi, PDRB per
kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, Indeks
Ketimpangan Williamson (indeks ketimpangan regional), persentase penduduk
diatas garis kemiskinan, angka kriminalitas yang tertangani.
1) Pertumbuhan PDRB
Berdasarkan indikator PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK),
pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 5 (lima) tahun menunjukkan
fluktuasi. Pada tahun 2007 mencapai angka sebesar 5,97 %, tahun 2008
turun menjadi 5.78 %, tahun 2009 turun menjadi 5.72 %, dan pada tahun
2010 meningkat menjadi 6,19 %, sedangkan pada tahun 2011 meningkat
lagi menjadi 6,23 % dan pada tahun 2012 mencapai 6,47 % (angka
sementara). Menurunnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dan
2009 disebabkan antara lain karena adanya dampak krisis moneter di
tahun tersebut.
Tabel 2. 7
Pertumbuhan PDRB dan Pendapatan Per Kapita Tahun 2009-2012
No Uraian Ket 2009 2010 2011 2012**
1. PDRB ADHB Juta Rupiah 13.196.219,85 14.896.373,69 16.761.960,78 18.849.107,52
2. PDRB ADHK'2000 Juta Rupiah 6.358.557,90 6.752.163,38 7.172.491,08 7.636.625,43
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-14
No Uraian Ket 2009 2010 2011 2012**
3. PDRB Perkapita ADHB
Rupiah 11.022.140,09 12.350.009,86 13.818.944,20 15.453.119,42
4. PDRB Perkapita ADHK 2000
Rupiah 5.310.984,27 5.597.958,67 5.913.165,85 6.260.757,13
Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012
Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut, secara langsung
akan berdampak terhadap nilai pendapatan masyarakat. Dari tabel 2.7
dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku sebesar Rp. 11.022.140,09. Pada tahun 2010 PDRB per kapita
naik menjadi Rp. 12.350.009,85 yang berarti terdapat peningkatan sebesar
12,05 % dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi sebesar
Rp. 13.818.944,20 atau 12,29% dan pada tahun 2012 meningkat menjadi
Rp. 15.453.119,42 atau sebesar 11,83%.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir perekonomian Kabupaten
Probolinggo selalu menunjukkan pergerakan yang positif dari tahun ke
tahun, baik dilihat melalui PDRB atas dasar harga berlaku maupun PDRB
atas dasar harga konstan. Pada tahun 2008 kegiatan ekonomi atas dasar
harga berlaku di Kabupaten Probolinggo mampu menghasilkan nilai
tambah sebesar Rp. 11.834 milyar, meningkat menjadi Rp. 13.196 milyar
(2009); dan sebesar Rp. 14.896 milyar pada tahun 2010, kemudian pada
tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 16.761 milyar dan pada tahun 2012
menjadi sebesar Rp. 18.849 milyar.
Tabel 2. 8
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 atas Dasar Harga
Konstan 2000 Kabupaten Probolinggo
No Sektor 2009 2010 2011 2012**
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian 2.295.577,54 36.10 2.3693375,28 35.09 2.422.055,11 33.77 2.482.613,21 32,88
2 Pertambangan & penggalian
80.914,81 1.27 85.575,50 1.27 87.316,16 1.22 90.110,27 1,26
3 Industri pengolahan
1.160.120,73 18.25 1.214.102,09 17.98 1.291.886,93 18.01 1.379.523,30 19,23
4 Listrik,gas & air bersih
47.937,72 0.75 50.851,47 0.75 54.010,44 0.75 57.374,03 0,80
5 Konstruksi 105.527,62 1.66 110.188,83 1.63 117.887,42 1.64 127.342,00 2,00
6 Perdagangan, hotel & restoran
1.452.259,96 22.84 1.601.809,86 23.72 1.762.627,71 24.57 1.941.027,00 27,06
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-15
No Sektor 2009 2010 2011 2012**
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
7 Pengangkutan & komunikasi
405.876,77 6.38 452.085,72 6.70 509.848,04 7.11 567.810,53 8,38
8 Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan
301.812,18 4.75 323.446,30 4.79 351.782,36 4.90 383.105,62 5,34
9 Jasa-jasa 508.530,58 8 544.728,32 8.07 575.076,08 8.02 607.719,47 8,47
PDRB 6.358.557,90 100 6.752.163,38 100 7.172.491,08 100 7.636.625,43 100
Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012
Berdasarkan data tabel 2.8 diatas, sektor pertanian dan
perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar dalam
PDRB tahun 2009-2012 atas harga konstan (Hk). Pada tahun 2009,
kontribusi sektor pertanian dalam PDRB berada pada angka 36,10%.
Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi dan
35,09 %. Pada tahun 2011, sektor pertanian kembali mengalami
penurunan hingga menjadi 33,77% dan pada tahun 2012 menjadi 32,88%
(angka sementara). Sementara sektor listrik, gas, dan air bersih masih
menyumbang kontribusi terkecil dari semua sektor, di mana hingga pada
tahun 2012 masih berada pada angka 0,80% (angka sementara).
Tabel 2. 9
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 atas Dasar Harga
Berlaku Kabupaten Probolinggo
No Sektor 2009 2010 2011 2012**
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian 4.124.889,15 31.26 4.531.452,12 30.42 5.015.957,47 29.92 5.576.625,88 29,59
2 Pertambangan & penggalian
120.243,04 0.91 131.586,29 0.88 141.199,54 0.84 151.736,07 0,81
3 Industri pengolahan
2.472.585,04 18.74 2.805.377,05 18.83 3.179.860,63 18.97 3.615.821,29 19,18
4 Listrik,gas & air bersih
92.101,63 0.70 100.185,89 0.67 107.588,30 0.64 115.627,29 0,61
5 Konstruksi 323.564,62 2.45 363.572,13 2.44 418.161,76 2.49 464.345,88 3,92
6 Perdagangan, hotel & restoran
3.716.407,37 28.16 4.308.485,95 28.92 4.904.040,70 29.26 5.550.970,63 29,45
7 Pengangkutan & komunikasi
758.978,97 5.75 869.999,52 5.84 993.340,16 5.93 1.124.629,62 5,97
8 Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan
549.286,97 4.16 618.367,95 4.15 703.855,47 4.20 803.908,45 4,26
9 Jasa-jasa 1.038.163,782 787 1.167.346,81 7.84 1.297.956,75 7.74 1.445.442,41 7,67
PDRB 13.196.219,85 100 14.896.373,69 100 16.761.960,78 100 18.849.107,52 100
Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-16
Berdasarkan data tabel 2.9 di atas, sektor pertanian dan
perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar dalam
PDRB tahun 2009-2012 atas dasar harga berlaku (Hb). Pada tahun 2009,
kontribusi sektor pertanian dalam PDRB berada pada angka 31,26%.
Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi
30,42%. Pada tahun 2011, sektor pertanian kembali mengalami penurunan
hingga menjadi 29,92% dan pada tahun 2012 menjadi 29,59% (angka
sementara). Sementara sektor listrik, gas, dan air bersih masih
menyumbang kontribusi terkecil dari semua sektor, di mana hingga pada
tahun 2012 masih berada pada angka 0,61% (angka sementara).
2) Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Probolinggo
Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo
dalam lima tahun terakhir berada pada rentang stagnasi, artinya kondisi
perekonomian di Kabupaten Probolinggo tetap dapat memberikan
pertumbuhan yang positif akan tetapi kenaikannya tidak terlalu mencolok,
tidak bisa selalu di atas tingkat inflasi dan masih di bawah rata-rata
pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur. Mulai tahun 2008 sampai
dengan 2012 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami naik turun, yakni
5,78% pada tahun 2008, turun menjadi sebesar 5,72% tahun 2009
sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan
menjadi 6,19%. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Probolinggo sebesar 6,23% sedangkan di tahun 2012 mengalami
peningkatan pertumbuhan menjadi sebesar 6,47% menurut data
sementara dari BPS Provinsi Jawa Timur.
Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa
perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah
mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian
masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan
pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo agar dapat
menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru guna mengatasi tingginya
laju pertumbuhan angkatan kerja serta mengatasi pengangguran yang ada.
Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2008-2012
adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-17
5.78 5.726.19 6.23 6.47
5.94
5.01
6.677.22 7.27
0
2
4
6
8
2008 2009 2010 2011 2012**
Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kab.Probolinggo- Prov. Jawa Timur
Kab. Probolinggo
Jawa Timur
Gambar 2. 2 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kab.Probolinggo Tahun 2008 – 2012
Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan pertumbuhan ekonomi
kabupaten probolinggo dari tahun ke tahun di bandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kecenderungan pertumbuhan ekonomi
kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan. Tetapi antara tahun 2008-
2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo mengalami
penurunan 5,78 (2008) dan 5,01 (2009). Sedangkan pada tahun 2010-
2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolingo mengalami
peningkatan yang signifikan, 6,19 (2010); 6,23 (2011); dan 6,47 (2012).
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur,
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara umum masih di
bawah Jawa Timur. Kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Probolinggo lebih tinggi 0,71.
3) Laju Inflasi
Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi
pada tahun 2010. Berdasarkan angka inflasi di Kabupaten Probolinggo
tercatat sebesar 6,30% dan berada di bawah tingkat inflasi Provinsi Jawa
Timur yang tercatat sebesar 6,96%. Nilai inflasi rata-rata Kabupaten
Probolinggo tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-18
Tabel 2. 10
Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2012
Kabupaten Probolinggo
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**
Inflasi 9,02 5,48 6,30 5,93 5,62
Sumber: BPS Kab. Probolinggo Tahun 2012 (diolah)
Ket : ** Angka Sementara
9.02
5.486.3 5.93 5.62
0123456789
10
2008 2009 2010 2011 2012**
Grafik Laju Inflasi Kab. Probolinggo
Laju Inflasi kab. Probolinggo
Gambar 2. 3 Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2012 Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.10 dapat dilihat bahwa nilai inflasi rata-rata Kabupaten
Probolinggo pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebesar 3,72%.
Pada tahun 2009-2010 nilai rata-rata inflasi Kabupaten Probolinggo
mengalami peningkatan sebesar 0,82%.
Faktor penyebab inflasi pada tahun 2010 baik nasional, regional
Jawa Timur maupun Kabupaten Probolinggo diantaranya dipengaruhi oleh
terjadinya kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca,
kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010, dan kenaikan
harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen
menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas, hal tersebut
menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi pada tahun 2010. Angka inflasi
Kabupaten Probolinggo juga mengalami penurunan di Tahun 2011 menjadi
sebesar 5,93% dan menurut angka sementara dari BPS Provinsi Jawa
Timur inflasi Kabupaten Probolinggo tahun 2012 adalah sebesar 5,62 %.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-19
9.02
5.486.3 5.93 5.62
12
3
6.96
4.09 4.5
0123456789
1011121314
2008 2009 2010 2011 2012**
Grafik Laju Inflasi Kab. Probolinggo - Prov. Jawa Timur
Laju Inflasi kab. Probolinggo
Laju Inflasi Jawa Timur
Gambar 2. 4 Grafik Laju Inflasi Kab.Probolinggo-Prov Jawa Timur
Tahun 2008 - 2012
Grafik diatas menggambarkan laju inflasi Kabupaten Probolinggo di
bandingkan dengan laju inflasi provensi Jawa Timur. Dari grafik tersebut
dapat diamati bahwa pada tahun 2009 laju inflasi Kabupaten Probolinggo
jauh lebih besar dari Provinsi Jawa Timur. Sedangkan pada tahun 2010-
2011 laju inflasi Kabupaten Probolinggo memiliki nilai yang hampir sama
dengan nilai inflasi di Provinsi Jawa Timur. Hal ini menunjukkan dengan
bertambahnya tahun Kabupaten Probolinggo banyak pembenahan
terutama dari struktur ekonomi sehingga dapat menekan nilai inflasi yang
ada. Pada tahun 2012 laju inflasi Kabupaten Probolinggo kembali berada
di atas Provinsi Jawa Timur berdasar angka sementara dari BPS.
Berdasarkan beberapa data yang telah di sajikan pada fokus
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diatas, permasalahan yang ada
antara lain :
Kondisi perekonomian di Kabupaten Probolinggo stagnan atau tetap
yang artinya dapat memberikan pertumbuhan positif akan tetapi
kenaikannya tidak terlalu mencolok
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Probolinggo
masih banyak berasal dari sektor dasar yaitu pertanian, sedangkan
sektor yang lain masih memiliki kontribusi yang kecil.
Dari beberapa masalah yang tersebut diatas maka pemerintah
Kabupaten Probolinggo perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut ini :
Meningkatkan pembangunan bidang perekonomian terutama sektor
UKM yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Probolinggo.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-20
Meningkatkan kontribusi sektor yang lainnya terutama yang potensial
dengan melakukan mengimplementasikan beberapa kajian yang
pernah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo terutama
bidang ekonomi.
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
Kondisi sumber daya manusia dan sosial kemasyarakatan di Kabupaten
Probolinggo dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran
Rumah Tangga Miskin (RTM). Indeks Pembangunan Manusia terdiri dari 3
komponen yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Daya
Beli Masyarakat. Adapun kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. 11
Besarnya Nilai IPM dan Komponennya
No Indeks 2008 2009 2010 2011 2012**
1. IPM 61.44 62.13 62.99 63.84 64,06
2. Indeks Harapan Hidup 59,27 59,74 60,22 60.70 60,87
3. Indeks Pendidikan 62.91 63.19 64.98 66.52 66,84
4. Indeks Daya Beli 62.15 63.45 63.78 64.29 64,48
Sumber : BPS Provinsi Jatim 2012 Ket : ** Angka Sementara
Dari tabel 2.11 dapat dilihat bahwa nilai IPM Kabupaten Probolinggo
pada tahun 2008-2012 mengalami peningkatan, tetapi setiap tahunnya
mengalami besar peningkatan yang berbeda-beda. Tahun 2008-2009
meningkat sebesar 0,69 lebih besar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009-
2010 juga mengalami peningkatan sebesar 0,86 , pada tahun 2010-2011
mengalami peningkatan sebesar 0,85 dan tahun 2011-2012 mengalami
peningkatan sebesar 0,22.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-21
61.4462.13
62.9963.84 64.06
70.38 71.06 71.62 72.18 72.54
60
62
64
66
68
70
72
74
2008 2009 2010 2011 2012**
IPM Kab. Probolinggo - Prov. Jawa Timur
IPM Kab. Probolinggo IPM Jawa Timur
Gambar 2. 5 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
Dari grafik diatas dapat dilihat nilai IPM dari Kabupaten Probolinggo dari
tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Tetapi jika dibandingkan dengan IPM
Jawa Timur, nilai IPM Kabupaten Probolinggo masih jauh dibawah angka IPM
Jawa Timur. Hal ini mengindikasikan bahwa harus lebih banyak pembenahan
dan peningkatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten
Probolinggo.
Fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator angka melek
huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan
yang ditamatkan, angka partisipasi murni.
a. Angka melek huruf
Angka melek huruf Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 12
Angka Melek Huruf
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
Angka melek huruf (%) 78.24 77.97 82.06 81.73 82,94
Sumber: Dinas Pendidikan/BPS
Dari tabel 2.12 tersebut bahwa Proporsi penduduk Kabupaten
Probolinggo yang melek huruf sempat mengalami penurunan mulai tahun
2008 dan 2009. Pada tahun 2010 angka melek huruf Kabupaten
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-22
Probolinggo mengalami peningkatan signifikan menjadi 82,06%. Tetapi
pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan menjadi 81,73%. Dan pada
tahun 2012 kembali naik menjadi 82,94%. Namun secara regional posisi
Kabupaten Probolinggo selisih tipis di bawah Kabupaten Situbondo, dan
masih sedikit di atas Kabupaten Bondowoso. Angka melek huruf Provinsi
Jawa Timur adalah 87,80 persen pada tahun 2009 dan 88,34 persen pada
tahun 2010.
b. Angka Angka rata-rata lama sekolah
Sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia,
kondisi tingkat buta huruf di Kabupaten Probolinggo masih perlu perhatian
khusus sebagai prioritas pembangunan dalam lima tahun mendatang.
Tabel 2. 13
Angka Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2009 - 2012
Tahun 2009 2010 2011 2012
Angka rata-rata lama sekolah (SD s/d SMA) 12,97 12,78 12,17 12,09
Sumber: Dinas Pendidikan/BPS
Dari tabel 2.13 dapat diketahui bahwa perkembangan rata-rata lama
sekolah di Kabupaten Probolinggo dari tahun ke tahun mengalami
Penurunan. Pada tahun 2009, angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten
Probolinggo yaitu 12,97 tahun, tahun 2010 yaitu 12,78 tahun, tahun 2011
yakni 12,17 tahun, dan tahun 2012 meningkat menjadi 12,09 tahun.
Walaupun begitu, data ini menunjukkan bahwa dari segi rata-rata lama
sekolah Indeks Kualitas pembangunan Manusia di Kabupaten Probolinggo
masih di bawah rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa Timur dan jauh
tertinggal dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lainnya di Jatim. Oleh
karena itu untuk meningkatkan IPM maka peningkatan rata-rata lama
sekolah anak-anak usia sekolah di Kabupaten Probolinggo layak
diprioritaskan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-23
Tabel 2. 14
Perkembangan Pendidikan Dasar,
Menengah Pertama dan Atas
No. U R A I A N Satuan 2011 2012
1. Murid
- T K Orang 17.687 20.542
- TKLB Orang 13 14
- RA Orang 10.337 10.903
Jumlah Murid Setingkat TK
Orang 28.037 31.459
- SD Orang 103.190 103.203
- SDLB Orang 81 84
- Kejar Paket A Orang 568 571
- MI Orang 34.852 35.494
- Ula Orang 3.455 3.455
Jumlah Murid Setingkat SD
Orang 142.146 142.807
- SMP Orang 26.072 26.825
- SMPLB Orang 28 20
- SMPT Orang 289 272
- SD - SMTP Satu Atap Orang 1.172 1.185
- Kejar Paket B Orang 1.197 1.195
- MTs Orang 18.542 19.149
- Wustho Orang 3.725 3.725
Jumlah Murid Setingkat SMP
Orang 51.025 52.371
- SMTA Orang 9.697 10.126
- SMTALB Orang 12 11
- SMP - SMTA Satu Atap
Orang 1.538 1.540
- SMK Orang 10.719 11.542
- SMK Kecil Orang 0 0
- Kejar Paket C Orang 669 673
- MA Orang 8.891 8.720
Jumlah Murid Setingkat SMA
Orang 31.526 32.612
2. Sekolah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-24
No. U R A I A N Satuan 2011 2012
- T K Unit 402 461
- TKLB Unit 1 1
- RA Unit 340 295
Jumlah Sekolah Setingkat TK
Unit 743 757
- SD Unit 643 643
- SDLB Unit 3 3
- Kejar Paket A Unit 10 10
- MI Unit 376 391
- Ula Unit 38 39
Jumlah Sekolah Setingkat SD
Unit 1.070 1.086
- SMP Unit 155 174
- SMPLB Unit 1 1
- SMPT Unit 16 13
- SD - SMTP Satu Atap Unit 23 23
- Kejar Paket B Unit 26 26
- MTs Unit 135 147
- Wustho Unit 49 50
Jumlah Sekolah Setingkat SMP
Unit 405 434
- SMTA Unit 39 45
- SMTALB Unit 1 1
- SMP - SMTA Satu Atap
Unit 6 6
- SMK Unit 29 37
- SMK Kecil Unit 0 0
- Kejar Paket C Unit 10 10
- MA Unit 58 58
Jumlah Sekolah Setingkat SMA
Unit 143 157
3. Guru
- T K Orang 1.156 1.170
- TKLB Orang 2 3
- RA Orang 843 1.194
Jumlah Guru Orang 2.001 2.367
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-25
No. U R A I A N Satuan 2011 2012
Setingkat TK
- SD Orang 9.295 9.490
- SDLB Orang 18 22
- Kejar Paket A Orang 20 21
- MI Orang 4.620 5.224
- Ula Orang 0 119
Jumlah Guru Setingkat SD
Orang 13.953 14.876
- SMP Orang 2.508 2.511
- SMPLB Orang 4 6
- SMPT Orang 221 114
- SD - SMTP Satu Atap Orang 253 259
- Kejar Paket B Orang 182 184
- MTs Orang 2.397 2.431
- Wustho Orang 0 148
Jumlah Guru Setingkat SMP
Orang 3.037 5.653
- SMTA Orang 968 972
- SMTALB Orang 3 3
- SMP - SMTA Satu Atap
Orang 82 86
- SMK Orang 850 861
- SMK Kecil Orang 0 0
- Kejar Paket C Orang 70 74
- MA Orang 1.318 1.325
Jumlah Guru Setingkat SMA
Orang 3.291 3.321
4 Kelas
- T K Unit 873 916
- TKLB Unit 2 3
- RA Unit 649 654
Jumlah Kelas Setingkat TK
Unit 1.524 1.573
- SD Unit 5.461 5.465
- SDLB Unit 10 10
- Kejar Paket A Unit 10 10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-26
No. U R A I A N Satuan 2011 2012
- MI Unit 2.501 2.501
- Ula Unit 37 38
Jumlah Kelas Setingkat SD
Unit 8.019 8.024
- SMP Unit 906 945
- SMPLB Unit 2 3
- SMPT Unit 3 3
- SD - SMTP Satu Atap Unit 3 3
- Kejar Paket B Unit 26 26
- MTs Unit 621 725
- Wustho Unit 49 50
Jumlah Kelas Setingkat SMP
Unit 1.610 1.755
- SMTA Unit 331 335
- SMTALB Unit 2 2
- SMP - SMTA Satu Atap
Unit 18 18
- SMK Unit 107 139
- SMK Kecil Unit 0 0
- Kejar Paket C Unit 10 10
- MA Unit 472 477
Jumlah Kelas Setingkat SMA
Unit 940 981
5 Angka Partisipasi
- SD / MI sederajad
* APK Prosen 119,74 120,28
* APM Prosen 99,06 99,67
- SMP / MTs sederajad
* APK Prosen 93,23 93,66
* APM Prosen 72,17 72,54
- SMA / MA sederajad
* APK Prosen 60,21 60,90
* APM Prosen 39,12 39,57
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-27
Berdasarkan beberapa data yang ada dalam fokus kesejahteraan
sosial yang telah di paparkan diatas maka permasalahan di Kabupaten
Probolinggo meliputi :
- Angka Partisipasi Kasar SMP masih rendah.
- Masih banyaknya anak yang tidak pernah sekolah, siswa yang tidak lulus
SD, tidak melanjutkan ke SMP dan tidak lulus SMP.
- Belum semua lembaga memiliki perpustakaan sekolah.
- Belum ada sekolah yang berstandart internasional.
- Sangat terbatasnya anggaran yang tersedia melalui APBD, sehingga
tidak menjangkau kesemua lembaga sekolah.
- Sarana belajar yang sudah rusak/tidak berfungsi dan belum ada
penggantinya.
- Minimnya tenaga kependidikan/guru yang mampu membuat alat peraga
sendiri.
- Terbatasnya dana, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pada
semua lembaga sekolah.
- Kurangnya sarana transportasi untuk pemantauan dan pembinaan bagi
pelaksana teknis ke lapangan.
- Belum keseluruhan guru yang berada di daerah terpencil/sulit
memperoleh bantuan transport.
- Terbatasnya sarana dan prasarana lembaga TK.
- Banyaknya ruang kelas dan mebeler khususnya untuk lembaga SD yang
rusak berat.
- Terbatasnya pengadaan buku-buku paket penunjang khususnya untuk
lembaga SD, belum memenuhi rasio kebutuhan jumlah murid 1 : 1.
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Analisis kinerja atas seni budaya dan olahraga dilakukan terhadap
indikator-indikator: jumlah grup kesenian, jumlah klub olahraga dan jumlah
gedung olahraga.
Peningkatan kuantitas pemuda merupakan hal positif bila dikelola
dengan baik agar aktif, kreatif, dan produktif. Namun dapat menjadi hal negatif
bila tidak dikembangkan dan dilatih dengan tepat. Maka dari itu Pemerintah
Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo serta
Kantor Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Probolinggo melaksanakan program
pengembangan kreatifitas, kewirausahaan dan kemandirian serta peningkatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-28
peran serta Pemuda dalam pembangunan, dan diarahkan untuk pengembangan
kebijakan manajemen, pemasyarakatan, pembinaan, pemassalan dan
peningkatan prestasi olah raga. Peningkatan prestasi olah raga diawali dengan
mendirikan pusat pendidikan olah raga dan membangun infrastruktur olah raga.
Adapun rinciannya sebagai berikut :
Tabel 2. 15
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
No Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah grup kesenian 60 62 73 83 90
2 Jumlah gedung kesenian 10 12 14 14 14
3 Jumlah klub olahraga (SSB) 1 5 8 8 12
4 Jumlah gedung olahraga 0 0 1 1 1
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kantor Pemuda dan Olah Raga
Berdasarkan data tabel di atas, perkembangan jumlah group kesenian
mengalami peningkatan tiap tahunnya dengan jumlah gedung kesenian yang
relatif tetap jumlahnya dari Tahun 2010-2012. Sedangkan jumlah klub olahraga
mengalami peingkatan di Tahun 2012 menjadi 12 klub SSB dengan jumlah
gedung 1 buah.
Kondisi ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi di
tahun 2008 dan 2009. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 16
Jumlah Sarana dan Prasarana Olahraga
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
1 Stadion Buah 1 1 1 1 1
2 Lapangan Sepak Bola Buah 48 48 48 48 48
3 Hall Serba Guna Buah 3 3 3 3 3
4 Hall Cabang Olahraga Buah 3 3 3 3 3
5 Gedung Olahraga Buah 0 0 1 1 1
6 Gelanggang / Balai Remaja Buah 0 0 0 0 0
7 Kolam Renang Buah 3 3 4 4 4
8 Padepokan Buah 2 2 2 2 2
9 Telaga / Waduk Buah 1 1 1 1 1
10 Arung Jeram
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-29
No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
- Nasional Buah 1 1 1 1 1
- Internasional Buah 2 2 2 2 2
11 Sarana Olahraga
- Standar Internasional Buah 0 0 0 0 0
- Standar Nasional Buah 0 0 0 0 0
12 Jumlah Sarana OR yang dibutuhkan
Buah 65 87 391 391 391
13 Jumlah Sarana OR yang diadakan
Buah 20 28 391 391 391
Sumber : Kantor Pemuda dan Olah Raga
Dari tabel 2.16 menunjukkan bahwa ditinjau dari jumlah sarana dan
prasarana olahraga, dari tahun 2010 hingga 2012, terlihat bahwa perbandingan
jumlah sarana olahraga yang dibutuhkan dan diadakan adalah sama, yakni
391:391.
Dari data yang telah disajikan diatas dapat dianalisis permasalahan fokus
seni budaya dan olahraga yang ada di Kabupaten Probolinggo antara lain :
A. Seni Budaya
Permasalahan yang dihadapi antara lain :
- Terbatasnya atraksi seni budaya daerah, yang bisa diakses dan
dinikmati sebagai atraksi budaya oleh wisatawan.
- Terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan dan pelestarian seni
budaya daerah.
- Terbatasnya kendaraan dinas operasional yang bisa digunakan sebagai
sarana mobilitas dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain :
- Pemerintah Daerah dan dunia usaha memfasilitasi pergelaran seni
budaya baik untuk sarana hiburan, pendidikan maupun daya tarik
pariwisata.
- Pengadaan sarana dan prasarana penunjang pengembangan dan
pelestarian seni budaya daerah.
- Penambahan sarana kendaraan dinas/operasional untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan.
B. Olahraga
Permasalahan yang dihadapi antara lain :
- Terbatasnya pengetahuan manajemen organisasi bagi pengurus
organisasi. Masih rendahnya semangat kepeloporan pemuda di bidang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-30
pendidikan, teknologi pedesaan, seni dan budaya, kewirausahaan serta
kebaharian.
- Keterbatasan pemberian pelayanan kepada organisasi kepemudaan,
khususnya kuantitas (jumlah) pengurus organisasi kepemudaan yang
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Pada Tahun 2012 program pembinaan.
- Organisasi Kepemudaan hanya mampu memberikan out put sebanyak
48 pengurus organisasi kepemudaan. Jumlah ini sangatlah kecil jika
dibandingkan dengan jumlah pengurus organisasi kepemudaan
se – Kabupaten probolinggo, baik tingkat Kabupaten, Kecamatan
maupun Desa.
- Terbatasnya data dan informasi tentang organisasi kepemudaan dan
pemuda pada umumnya.
- Program Kewirausahaan Pemuda pada Tahun 2012, dengan kegiatan
pendidikan dan Pelatihan rias manten dan jumlah peserta hanya
20 orang, yang terdiri dari remaja putri se kabupaten Probolinggo.
Sedangkan angka pengangguran yang ada relatif tinggi. Keterbatasan
dana menjadi permasalahan dalam upaya pembinaan, fasilitasi dan
penumbuhkembangan kewirausahaan pemuda.
- Masih rendahnya semangat kepeloporan pemuda di bidang
kewirausahaan, kependidikan, kelautan dan kebaharian, kebudayaan,
kesenian dan pariwisata serta bidang teknologi tepat guna.
- Terbatasnya sumber daya manusia bidang keolahragaan dalam rangka
menunjang pemassalan Cabang Olahraga dan pembibitan atlet
berbakat serta intensifikasi program pembinaan olahraga prestasi.
- Terbatasnya dukungan dana, dan kurang fokusnya upaya peningkatan
prestasi olahraga di Kabupaten Probolinggo.
- Belum adanya kewenangan pada Kantor Pemuda dan Olahraga dalam
pengelolaan sarana dan prasarana keolahragaan.
- Kurangnya sarana dan prasarana keolahragaan yang memadai dalam
rangka peningkatan pembinaan olahraga prestasi.misalnya keberadaan
Stadion Gelora Merdeka Kraksaan yang masih belum memiliki fasilitas
Cabang Olahraga Atletik.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-31
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi
tanggungjawab Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
a. Angka Partisipasi Sekolah
Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat
berdasarkan perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka
Partisipasi Kasar (APK). Indikator APM ini mencerminkan perbandingan
jumlah siswa yang bersekolah di jenjang tertentu dengan usia tertentu
dibanding dengan jumlah penduduk usia sekolah tertentu. Berikut
perkembangan Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Probolinggo.
Tabel 2. 17
Perkembangan APM dan APK
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
Angka Partisipasi
- SD / MI sederajad
* APK (%) 119,26 119,96 119,50 119,74 120,28
* APM (%) 98,87 99,13 98,86 99,06 99,67
- SMP / MTs sederajad
* APK (%) 92,86 93,11 93,05 93,23 93,66
* APM (%) 71,87 70,38 72,03 72,17 72,54
- SMA / MA sederajad
* APK (%) 59,53 59,87 60,21 60,56 60,9
* APM (%) 38,68 33,37 38,90 39,12 39,57
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo
Keterangan : APK = Angka Partisipasi Kasar; APM = Angka Partisipasi Murni
Berdasarkan tabel 2.17 di atas, indikator APM dari tahun 2008 hingga
2010 meningkat untuk jenjang SD/MI sederajat dari 98,87% pada tahun
2008, 99,13% pada tahun 2009, turun menjadi 98,86% pada tahun 2010
meningkat menjadi 99,06% pada tahun 2011 dan 99,67% pada tahun 2012.
Tren perkembangan APM untuk tingkat SMP/MTs dari 71,87% pada tahun
2008, turun menjadi 70,38% pada tahun 2009, naik menjadi 72,03% pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-32
tahun 2010, 72,17% pada tahun 2011 dan 72,54% pada tahun 2012. APM
untuk tingkat SMA/MA sederajat memiliki tren yakni 38,68% pada tahun
2008, turun menjadi 33,37% pada tahun 2009, naik menjadi 38,90% pada
tahun 2010, 39,12% pada tahun 2011 dan 39,57% pada tahun 2012.
Sedangkan perkembangan APK fluktuatif. Pada tahun 2009 mengalami
penurunan dan tahun berikutnya mengalami peningkatan. Angka ini
dibandingkan dengan IPK Provinsi Jawa Timur yaitu IPK SD lebih tinggi dari
108,86; IPK SMP sederajat lebih rendah dari 84,42 dan IPK SMA sederajat
lebih rendah dari 66,47. Kondisi ini menunjukkan masih rendahnya
partisipasi masyarakat Kabupaten Probolinggo dalam pendidikan
dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya di Jawa Timur seperti
Trenggalek, Banyuwangi, Situbondo, dan lainnya.
b. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
Kondisi perkembangan jumlah murid dan jumlah sekolah rata-rata
semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan upaya pemenuhan
perataan distribusi pendidikan wajib belajar 9 tahun. Rincian lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. 18
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
1. Murid
- T K Orang 15.027 15.479 16.572 17.687 20.542
- TKLB Orang 21 12 13 13 14
- RA Orang 13.706 14.117 13.154 13.337 10.903
Jumlah Murid Setingkat TK
Orang 28.754 29.608 29.739 31.037 31.459
- SD Orang 91.953 94.715 97.211 103.190 103.203
- SDLB Orang 67 123 78 81 84
- Kejar Paket A Orang 277 303 374 568 571
- MI Orang 44.608 45.948 45.598 45.852 35.494
- Ula Orang 3.337 3.437 3.452 3.455 3.455
Jumlah Murid Setingkat SD
Orang 140.243 144.526 146.713 153.146 142.807
- SMP Orang 19.958 20.557 23.625 26.072 26.825
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-33
No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
- SMPLB Orang 32 28 27 28 20
- SMPT Orang 240 246 246 289 272
- SD - SMTP Satu Atap Orang 422 1.149 1.197 1.172 1.185
- Kejar Paket B Orang 1.494 1.588 1.197 1.197 1.195
- MTs Orang 13.039 13.364 16.673 19.542 19.149
- Wustho Orang 3.692 3.724 3.747 3.725 3.725
Jumlah Murid Setingkat SMP
Orang 38.876 40.656 46.676 52.025 52.371
- SMTA Orang 7.802 9.061 10.060 10.697 10.126
- SMTALB Orang 17 11 11 12 11
- SMP - SMTA Satu Atap Orang
176 657 1.404 1.538 1.540
- SMK Orang 1.926 2.213 7.595 10.719 11.542
- SMK Kecil Orang 173 179 0 0 0
- Kejar Paket C Orang 64 434 514 669 673
- MA Orang 7.713 7.984 8.1.62 8.891 8.720
Jumlah Murid Setingkat SMA
Orang 17.870 20.539 27.746 32.526 32.612
2. Sekolah
- T K Unit 389 391 402 461
- TKLB Unit 1 1 1 1 1
- RA Unit 298 303 324 340 295
Jumlah Sekolah
Setingkat TK Unit 693 716 743 757
- SD Unit 632 632 631 643 643
- SDLB Unit 4 3 3 3 3
- Kejar Paket A Unit 15 15 10 10 10
- MI Unit 389 391 429 476 391
- Ula Unit 39 38 38 38 39
Jumlah Sekolah
Setingkat SD Unit 1.079 1.079 1.111 1.170 1.086
- SMP Unit 134 134 142 155 174
- SMPLB Unit 1 1 1 1 1
- SMPT Unit 21 26 16 16 13
- SD - SMTP Satu Atap Unit 10 17 17 23 23
- Kejar Paket B Unit 46 64 26 26 26
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-34
No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
- MTs Unit 120 128 132 135 147
- Wustho Unit 49 49 49 49 50
Jumlah Sekolah Setingkat SMP
Unit 381 419 383 405 434
- SMTA Unit 29 29 39 39 45
- SMTALB Unit 1 1 1 1 1
- SMP - SMTA Satu Atap Unit
4 5 5 6 6
- SMK Unit 14 22 29 29 37
- SMK Kecil Unit 4 7 0 0 0
- Kejar Paket C Unit 6 12 9 10 10
- MA Unit 53 57 57 60 58
Jumlah Sekolah Setingkat SMA
Unit 111 133 140 145 157
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 2.18 dapat dilihat data jumlah murid setingkat TK,
jumlah murid setingkat SD, jumlah murid setingkat SMP dan jumlah murid
setingkat SMA di Kabupaten Probolinggo mulai tahun 2008-2012. Jumlah
murid dari tingkat SD-SMA di Kabupaten Probolinggo dari tahun 2008-2012
cenderung melangalami peningkatan. Hal ini menunjukkan kesadaran akan
pentingnya pendidikan di kabupaten Probolinggo semakin menunjukkan
perkembangan yang cukup baik. Selain itu dengan semakin banyaknya
jumlah murid di Kabupaten Probolinggo tentunya akan meningkatkan pula
jumlah ketersediaan jumlah sekolah mulai TK-SMA.
Dari tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan ketersediaan
jumlah sekolah yang ada di Kabupaten probolinggo. Hal ini mengindikasikan
adanya perkembanagan pembangunan sarana dan prasarana bidang
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo.
c. Rasio guru/murid
Rasio jumlah murid dan guru pada jenjang pendidikan SD/MI dan
SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-35
Tabel 2. 19
Tabel Rasio Guru dan Murid
No Kecamatan`
SD/MI SMP/MTs
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio
1 Paiton 495 4.959 1:10 205 2.963 1:14
2 Kraksaan 443 6.233 1:14 180 2.117 1:11
3 Pajarakan 246 2.209 1:97 55 729 1:13
4 Gending 256 2.999 1:11 130 1.409 1:10
5 Dringu 317 4.411 1:13 66 1.069 1:16
6 Leces 369 5.077 1:13 128 1.316 1:10
7 Bantaran 252 3.064 1:12 47 437 1:9
8 Tegalsiwalan 211 2.045 1:9 152 1.702 1:11
9 Sumberasih 384 5.740 1:15 152 1.702 1:11
10 Banyuanyar 272 2.698 1:10 168 1.165 1:6
11 Kuripan 232 2.975 1:12 46 429 1:9
12 Lumbang 87 1.060 1:12 70 891 1:12
13 Wonomerto 84 1.337 1:15 89 1.095 1:12
14 Sumber 174 2.373 1:13 78 818 1:10
15 Sukapura 209 2.753 1:13 141 1.477 1:10
16 Gading 344 3.384 1:9 126 1.206 1:9
17 Maron 316 4.079 1:12 199 2.187 1:10
18 Besuk 326 3.037 1:9 101 1.178 1:11
19 Pakuniran 377 3.735 1:9 159 1.659 1:10
20 Kotaanyar 240 2.323 1:9 59 619 1:10
21 Krejengan 244 2.641 1:10 99 1.545 1:15
22 Tongas 232 3.275 1:14 106 1.120 1:10
23 Tiris 325 4.100 1:12 224 1.889 1:8
24 Krucil 180 1.720 1:9 66 987 1:14
Jumlah 6.615 78.227 1:12 2.780 30.823 1:12
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel diatas, besarnya rasio jumlah guru terhadap
jumlah murid tahun 2012 untuk SD/MI sebesar 1 : 12 sedangkan untuk
SMP/MTs adalah sebesar 1 : 12.
Fokus layanan urusan wajib merupakan salah satu aspek dari
pelayanan umum yang perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-36
daerah karena fokus ini merupakan cermin keberhasilan pembangunan
yang telah dan akan dilaksanakan nantinya. Dari beberapa data yang telah
disajikan di atas, dapat dianalisis bahwa permasalahan yang dihadapi pada
fokus layanan urusan wajib di Kabupaten Probolinggo antara lain :
Masih rendahnya partisipasi masyarakat Kabupaten Probolinggo
dalam pendidikan dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya.
Belum maksimalnya fungsi sarana dan prasarana pendidikan yang
telah berkembang cukup baik di Kabupaten Probolinggo
Dibutuhkannnya banyak tenaga pengajar yang berkualitas untuk
menunjang semakin meningkatnya jumlah murid dari tahun ke tahun.
Kurangnya sarana laboratorium IPA untuk SLTP/SMU/SMK.
Belum optimalnya peran serta masyarakat, dunia usaha, dewan
pendidikan dan Komite sekolah.
Masih terdapatnya sejumlah guru yang belum memiliki kelayakan
mengajar secara akademis dan yang belum bersetifikat profesi.
Terbatasnya sarana dan prasarana perpustakaan (ruang baca,
mebelair dan koleksi buku, komputer, mobil perpustakaan keliling).
Masih belum meratanya penepatan guru di daerah sulit.
Kompentensi guru dan pengawas sekolah masih perlu ditingkatkan.
Kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam proses belajar
mengajar masih perlu ditingkatkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam hal ini ICT
sekolah belum maksimal.
Dari beberapa masalah yang telah dipaparkan diatas dapat dianalisis
beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain :
Peningkatan sarana dan prasarana TK secara bertahap.
Rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak secara bertahap,
utamanya diprioritaskan pada sekolah yang rusak berat.
Pengadaan buku mata pelajaran serta sarana dan prasarana
laboratorium secara bertahap.
Pengadaan sarana transportasi kendaraan dinas roda dua untuk
cabang dinas dan pengawas sekolah.
Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam
pendidikan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-37
Peningkatan peran dewan pendidikan dan komite sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan melalui program
beasiswa penyetaraan PGSD dan S1 serta meningkatkan
kompetensi guru dan pengawas sekolah.
Mengikutkan program sertifikasi guru.
Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan Mobil Perpustakaan
Keliling.
Pemerataan penempatan guru di daerah sulit.
Meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah serta
kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam proses belajar
mengajar.
d. Angka kelangsungan hidup bayi
Angka kelangsungan hidup bayi adalah probabilitas bayi hidup
sampai dengan usia 1 tahun, dalam kurun waktu setahun per 1.000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kelangsungan hidup bayi di
Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008 sebesar 993,1 per 1.000 kelahiran
hidup, pada tahun 2009 sebesar 993,53 tahun 2010 sebesar 987,31 tahun
2011 sebesar 988,29 dan pada tahun 2012 sebesar 987,57.
e. Angka harapan hidup
Angka harapan hidup adalah merupakan peluang lama hidup umur
seseorang pada waktu dilahirkan. Angka harapan hidup di Kabupaten
Probolinggo pada tahun 2008 sebesar 60,56 tahun, tahun 2009 sebesar
60,85 tahun, tahun 2010 sebesar 61,13 tahun, tahun 2011 sebesar 61,42
sedangkan tahun 2012 sebesar 61,52 (angka sementara).
f. Persentase balita gizi buruk
Persentase balita gizi buruk di Kabupaten Probolinggo tahun 2008
sebesar 1,65%, tahun 2009 sebesar 2,23 % tahun 2010 sebesar 3,3 %
tahun 2011 sebesar 2,3 % dan tahun 2012 sebesar 2,8 %.
Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan
Kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-38
Tabel 2.20
Capaian Indikator Kinerja Urusan Kesehatan
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
No Urusan Kesehatan 2008 2009 2010 2011 2012
1 Rasio posyandu per 1.000 balita 13,55 13,55 14,43 14,43 14,43
2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 100.000 penduduk
12,36 12,14 12,01 12,10 11,81
3 Rasio Rumah Sakit per 100.000 penduduk 0,48 0,46 0,45 0,55 0,55
4 Rasio dokter per 100.000 penduduk - 4,78 5,09 6,37 6,31
5 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 73,86% 86,66% 60,59% 80,61% 97,53%
6 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
91,82% 91,52% 95,45% 92,73% 98.79%
7 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
8 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC BTA
12,21% 81,62% 73,38% 85,29% 80,12%
9 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit DBD
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
10 Cakupan kunjungan bayi 101,15% 89,66% 93,81% 97,19% 96,77%
11 Cakupan puskesmas 137,5% 137,5% 137,5% 137,5% 137,5%
12 Cakupan puskesmas pembantu 26,36% 26,36% 26,36% 26,36% 26,36%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
g. Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun
Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun di Kabupaten
Probolinggo tahun 2008 sebesar 1,4 %, tahun 2009 sebesar 0 % tahun
2010 sebesar 2,07 % tahun 2011 sebesar 48,76 dan tahun 2012 sebesar
3,96 %.
h. Keselamatan dan perlindungan
Keselamatan dan perlindungan di Kabupaten Probolinggo tahun 2010
sebesar 24,79 %, tahun 2011 sebesar 32,24 % dan tahun 2012 sebesar
33,66 %
i. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 tidak ada perselisihan
buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-39
j. Rasio penduduk yang bekerja
Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Probolinggo pada tahun
2008 adalah sebesar 0,9654 ; tahun 2009 sebesar 0,9740 ; tahun 2010
sebesar 0,9798 ; tahun 2011 sebesar 0,9680 dan pada tahun 2012 belum
diperoleh data.
2.3.2 Fokus Pelayanan Pilihan
a. Produktivitas padi dan bahan pangan utama
Data mengenai produktivitas padi dan bahan pangan utama di
Kabupaten Probolinggo tahun 2008 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 2.21
Produktivitas Padi dan Bahan Pangan Utama
di Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1.1. Padi 5,7 ton/ha 5,7 ton/ha 5,7 ton/ha 5,1 ton/ha 5,5 ton/ha
1.2. Jagung 4,0 ton/ha 3,9 ton/ha 3,3 ton/ha 3,5 ton/ha 4,5 ton/ha
1.3. Bawang Merah 12,8 ton/ha 10,5 ton/ha 9,0 ton/ha 9,6 ton/ha 10,9 ton/ha
1.4 Kentang 12,4 ton/ha 11,3 ton/ha 9,2 ton/ha 6,4 ton/ha 12,1 ton/ha
1.5 Kubis 14,6 ton/ha 13,8 ton/ha 9,7 ton/ha 6,6 ton/ha 19,6 ton/ha
1.6 Ubi Kayu 11,4 ton/ha 15,6 ton/ha 14,8 ton/ha 15,2 ton/ha 14,6 ton/ha
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo
b. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis bagi Kabupaten
Probolinggo. Sektor pertanian memegang peranan penting yaitu sebagai
sumber penyediaan bahan pangan, penyediaan lapangan kerja, dan juga
pemberi input bagi sektor industri. Sektor pertanian merupakan sektor yang
memberikan kontribusi besar dalam perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Probolinggo
sebagaimana tabel dibawah ini :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-40
Tabel 2.22
Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2008 – 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**
1 Tanaman Bahan Makanan 18,10 % 18,33 % 17,64 % 17,19 % 16,80 %
2 Tanaman Perkebunan 4,18 % 4,15 % 4,08 % 4,06 % 4,07 %
3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 3,76% 3,77% 3,83% 3,81% 3,81%
4 Kehutanan 1,17 % 1,16 % 1,12 % 1,11 % 1,11 %
5 Perikanan 3,95% 3,84% 3,75% 3,76% 3,79%
Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo
Ket : ** Angka Sementara
c. Kontribusi sektor industri dan perdagangan terhadap PDRB
Sektor perdagangan merupakan sektor strategis bagi Kabupaten
Probolinggo yaitu sebagai penyumbang terbesar kedua dalam pembentukan
PDRB setelah sektor pertanian. Sebagai sektor strategis, sektor
perdagangan memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan
ekonomi karena sangat terkait dengan sektor-sektor lain seperti sektor
pertanian, pariwisata dan lainnya. Adapun kontribusi sektor industri dan
perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Probolinggo sebagaimana tabel
dibawah ini :
Tabel 2.23
Kontribusi Sektor Industri dan Perdagangan Terhadap PDRB
Tahun 2008 - 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**
1 Makanan, minuman & tembakau 12,32 % 12,21 % 12,46 % 12,56 % 12,76 %
2 Tekstil, brg kulit & alas kaki 0,27 % 0,27 % 0,26 % 0,26 % 0,27 %
3 Brg kayu & hasil hutan lainnya 0,26 % 0,27 % 0,26 % 0,27 % 0,27 %
4 Kertas dan barang cetakan 5,94 % 5,93 % 5,78 % 5,82 % 5,82 %
5 Pupuk kimia & barang dari karet 0,0044 % 0,0044 % 0,0041 % 0,0041 % 0,0041 %
6 Semen & Barang Galian bukan
Logam 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
7 Barang Lainnya 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%
8 Perdagangan besar dan eceran 25,89 % 25,71 % 26,51 % 26,81 % 26,97 %
Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo
Ket : ** Angka Sementara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-41
d. Cakupan bina kelompok
Tabel 2.24
Cakupan Bina Kelompok Pengrajin dan Pedagang/Usaha Informal
Di Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Cakupan Bina Kelompok
Pengrajin 0,8 % 0,8 % 1,0 % 1,2 % 1,3 %
2 Cakupan Bina Kelompok
Pedagang/Usaha Informal 0,6 % 0,8 % 0,9 % 0,9 % 1,0 %
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo
e. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
Komoditi yang dicakup dalam sektor ini adalah minyak mentah dan
gas bumi, yodium, biji mangan, belerang, serta segala jenis hasil
penggalian. Sektor pertambangan bukan merupakan penyumbang
kontribusi besar di Kabupaten Probolinggo yaitu hanya sebesar rata-rata
dibawah 1 % selama tahun 2008 sampai dengan 2012. Data mengenai
kontribusi sektor pertambangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.25
Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB dan
Pertambangan Tanpa Ijin
Di Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Kontribusi sektor pertambangan
terhadap PDRB-ADHB 0,93 % 0,91 % 0,88 % 0,84 % 0,81%**
2 Pertambangan tanpa ijin - 15 % 45 % 38 % 55 %
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo
f. Jumlah investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
Penyelenggaraan Urusan Pilihan Perindustrian, dilaksanakan untuk
meningkatkan unit usaha, dan jumlah produksi rata-rata 2% per-tahun.
Meningkatkan persebaran Industri Kecil dan Menengah, meningkatkan
kemampuan industri dalam mengembangan kompetensi inti Kabupaten
Probolinggo, mencitrakan kawasan potensial industri melalui
pengembangan klaster industri, pengembangan dan penerapan teknologi
proses produk dan desain, dan meningkatkan promosi dan pameran produk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-42
unggulan di dalam dan luar negeri dilaksanakan untuk meningkatkan
ketrampilan masyarakat hingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat dan
kesejahteraan masyarakat serta konsumen terlindungi sesuai dasar
peraturan perundang-undangan. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
melaksanakan Urusan Pilihan Perindustrian adalah Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Probolinggo.
Adapun program-program pengembangan industri adalah Program
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; Program Peningkatan
Kemampuan Teknologi Industri; Program Pengembangan Sentra-sentra
Industri Potensial; Program Peningkatan Kemampuan SDM Industri;
Program Pengembangan Kemitraan; dan Program Peningkatan
Standarisasi Produk Industri.
Perkembangan PMDN/PMA tahun 2008-2012 di Kabupaten
Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 26
Perkembangan PMA/PMDN Tahun 2008 - 2012
Tahun PMA PMDN JUMLAH INVESTASI
2008 $ 5,504,000,000 Rp. 317,150,000,000 Rp. 52,605,150,000,000
2009 $ 5,506,000,000 Rp. 533,109,000,000 Rp. 52,840,109,000,000
2010 $ 5,509,800,000 Rp. 578,677,000,000 Rp. 52,921,777,000,000
2011 $ 5,511,300,000 Rp. 578,677,000,000 Rp. 52,936,027,000,000
2012 $ 5,512,800,000 Rp. 624,245,000,000 Rp. 54,256,027,000,000
Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 2.26 menunjukkan jumlah investasi berskala
Nasional (PMDN/PMA) meningkat dari tahun 2008 hingga 2012. Melalui
program-program investasi seperti program perijinan satu atap; program
peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi; program pameran
investasi, dan program lainnya, Pendapatan Asli Daerah juga berhasil
meningkat.
Selain adanya para investor baik PMA maupun PMDN, setiap daerah
tentunya memiliki rasio daya serap tenaga kerja. Berikut ini data rasio daya
serap tenaga kerja di Kabupaten Probolinggo tahun 2010-2011:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-43
Tabel 2. 27
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2010-2011
Uraian 2010 2011
Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan 8.795 8.708
Jumlah seluruh PMA/PMD 58 55
Rasio daya serap tenaga kerja 1:151 1:158
Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 2.27 diatas menunjukkan bahwa rasio daya serap
tenaga kerja untuk PMA 1:151 dan untuk PMD 1:158. Data tersebut
menunjukkan bahwa banyak daya serap PMD lebih kecil dari pada PMA.
Hal ini disebabkan karena masyarakat Kabupaten Probolinggo lebih banyak
memilih untuk bekerja di perusahaan asing dari pada perusahaan lokal.
Salah satunya adalah karena gaji yang lebih besar dari perusahaan lokal
atau kesejahteraan lebih terjamin di perusahaan asing.
Dari beberapa data yang telah dijabarkan dalam fokus pelayanan
pilihan berikut ini adalah beberapa masalah yang di hadapi oleh pemerintah
Kabupaten Probolinggo :
Permasalahan yang dihadapi antara lain :
- Masih rendahnya tingkat kesadaran pengusaha dan pelaku ekonomi
lainnya dalam mengurus perijinan.
- Minimnya sarana pelayanan publik dan informasi tentang proses
perijinan.
- Terbatasnya SDM yang memiliki kemampuan dan wawasan
mengenai prosedur pelayanan publik dan penanaman modal.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain :
- Diadakan sosialisasi mengenai tatacara dan pelayanan perijinan di
Kabupaten Probolinggo.
- Peningkatan kualitas pelayanan publik serta memperbaiki dan
merehabilitasi fasilitas dan sarana yang telah ada.
- Meningkatkan kemampuan personil melalui pelatihan-pelatihan dan
workshop tentang perijinan dan penanaman modal.
2.4 ASPEK DAYA SAING
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Perekonomian Kabupaten Probolinggo masih didominasi oleh 3 sektor
besar, antara lain Sektor Pertanian sebesar 29,59%; Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran sebesar 29,45% dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 19,18%.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-44
Selanjutnya untuk Sektor Jasa-Jasa sebesar 7,67%; Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi 5,97%; Sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,26%;
Sektor Bangunan 3,92%; Sektor Pertambangan dan penggalian 0,81% dan
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,61%.
Dari perspektif kesejahteraan masyarakat, kenaikan pendapatan regional
perkapita tersebut memiliki makna sebagai kenaikan status ekonomi
masyarakat pula. Dengan lain kata, kondisi empiris tersebut mengindikasikan
bahwa perekonomian daerah Kabupaten Probolinggo memang mengalami
pergerakan positif hingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan
penduduknya.
a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (angka konsumsi RT per
kapita)
Selama periode 2008-2012 tingkat kesejahteraan konsumsi penduduk
Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan
oleh semakin meningkatnya tingkat rata-rata pengeluaran penduduk. Rata-
rata pengeluaran penduduk meningkat dari Rp 269.533 pada tahun 2008
menjadi Rp 367.731 pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 36,43 persen
dan pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 419.274 atau sebesar 55,56 %
dibandingkan dengan tahun 2008.
Tabel 2. 28
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita Penduduk
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**
Rata-rata Pengeluaran
269.533 353.703 367.731 367,572 419.274
Pengeluaran Makanan(%)
55,61 54,22 58,58 57,56 55,59
Sumber : BPS Provinsi Jatim
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-45
0
100000
200000
300000
400000
500000
2008 2009 2010 2011 2012**
269,533
353,703 367,731 367,572419,274
Rata-rata Pengeluaran Penduduk
Rata-rata Pengeluaran
Gambar 2. 6 Rata-rata Pengeluaran Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun
2008-2012
b. Nilai tukar petani
Data nilai tukar petani di Jawa Timur tahun 2008-2011 dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 29
Nilai Tukar Petani di Jawa Timur 2008-2011
Tahun Tanaman Pangan
Tanaman Holtikultura
Tanaman Perkebunan
Rakyat Peternakan Perikanan
Gabungan Jawa Timur
2007 (rata-rata)
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
2008 (rata-rata)
98.98 96.68 110.42 101.22 101.96 100.47
2009 (rata-rata)
92.56 106.46 100.31 106.90 101.07 98.19
2010 (rata-rata)
94.60 110.60 92.51 103.43 101.78 98.74
2011 (rata-rata)
101.13 111.03 97.59 97.61 101.54 101.65
Sumber: BPS Jawa Timur
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tukar petani di Jawa
Timur untuk tanaman pangan mengalami peningkatan dari tahun 2008
hingga 2011. Peningkatan nilai tukar petani dari tahun 2008-2011 di Jawa
Timur pun terjadi untuk jenis tanaman holtikultura. Sedangkan nilai tukar
petani di Jawa Timur untuk tanaman perkebunan rakyat dan peternakan
cenderung mengalami penurunan yang signifikan. Sedangkan nilai tukar
petani untuk sektor perikanan, perubahannya tidak begitu besar. Untuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-46
konteks keseluruhan Jawa Timur, nilai tukar petani dari tahun 2008 hingga
2011 mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Gambar 2. 7 Nilai Tukar Petani di Jawa Timur 2008-2011
c. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (Persentase konsumsi RT
untuk non pangan).
Data pengeluaran Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita
(persentase konsumsi RT untuk non pangan) Kabupaten Probolinggo dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 30 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita
Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**
Rata-rata Pengeluaran
269.533 353.703 367.731 367.572 419.274
Pengeluaran Non-Makanan(%)
44,39 45,78 41,42 42,44 44,41
Sumber : BPS Provinsi Jatim
Dari tabel 2.30 dapat dilihat bahwa proporsi pengeluaran non makanan
pada tahun 2010 sebesar 41,42 persen, lebih rendah 4,36 persen dibanding
tahun 2009 yang sebesar 45,78. Kondisi ini juga terjadi tahun 2009, yaitu
54,22 persen untuk konsumsi makanan dan 45,78 persen untuk konsumsi
non makanan. Meskipun demikian, bukan berarti masyarakat Kabupaten
Probolinggo tidak sejahtera dengan persentase ini, tetapi menunjukkan
kemampuan pembelanjaannya lebih didominasi oleh makanan. Sedangkan
pada tahun 2008, pembelanjaan konsumsi rumah tangganya lebih
didominasi pengeluaran untuk makanan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-47
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Fasilitas wilayah/Infrastruktur merupakan penunjang daya saing daerah
dalam ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas ekonomi di
berbagai sektor pada suatu daerah atau antar-daerah (wilayah). Semakin
lengkap ketersediaan fasilitas wilayah/infrastruktur, maka semakin kuat daya
saing daerah.
a. Fasilitas Wilayah
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Probolinggo seluas 22.650,80
Ha. Untuk kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya adalah 2.507,794 Ha. Terkait dengan kawasan perlindungan
setempat (sempadan pantai sempadan sungai, dan lain-lain) seluas
1.419.251 Ha. Di samping itu, terdapat hutan konservasi seluas 11.052,37
Ha, cagar alam seluas 18,8 Ha. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.31 Kawasan Lindung Di Kabupaten Probolinggo
No Keterangan Luas (Ha)
1. Kawasan Hutan Lindung 22.650,80
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya:
a. Kawasan bergambut -
b. Kawasan resapan air 2.507,794
3. Kawasan perlindungan setempat:
a. Sempadan Pantai 1.087,622
b. Sempadan Sungai 2.507,794
c. Kawasan sekitar danau atau waduk 237,906
d. Kawasan sekitar mata air 899,208
e. Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal -
f. Kawasan perlindungan setempat lainnya
1) Sempadan Rel Kereta Api 72,827
2) Sempadan SUTET 0,003
3) Hutan mangrove
209,310
4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya:
a. Kawasan Suaka Alam -
b. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya -
c. Hutan Konservasi 11.052,37
1) Suaka Margasatwa 7.452,00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-48
No Keterangan Luas (Ha)
2) Taman nasional BTS (Bromo, Tengger, Semeru) 3.600,37
d. Cagar alam 18,8
e. Kawasan pantai berhutan bakau 258,459
f. Taman hutan raya -
g. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut -
h. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan -
5. Kawasan rawan bencana alam
a. Kawasan rawan tanah longsor 32.423,5
b. Kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir 1.461,072
c. Kawasan rawan bencana alam lainnya
Abrasi Pantai 596,742
6. Kawasan lindung geologi:
a. Kawasan cagar alam geologi -
b. Kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah:
- Letusan Gunung Tipe A
Tipe B
Tipe C
3.165,45
2.356,89
2.364,95
Terkait dengan kawasan yang dijadikan hutan produksi seluas
23.971,50 Ha. Kawasan peruntukan pertanian seluas 297.072.07 Ha, dan
kawasan peruntukan perkebunan seluas 28.137,581 Ha. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 32
Kawasan Produksi Di Kabupaten Probolinggo
No Keterangan Luas (Ha)
1
Kawasan Hutan Produksi
a. Peruntukan Hutan Produksi Terbatas b. Peruntukan Hutan Produksi Tetap c. Peruntukan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
23.971,50
-
-
-
2 Kawasan Hutan Rakyat -
3
Kawasan Peruntukan Pertanian
a. Peruntukan Pertanian Lahan Basah
b. Peruntukan Pertanian lahan Kering
-
29.009,563
697,644
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-49
No Keterangan Luas (Ha)
c. Peruntukan Peruntukan Hortikultura -
4 Kawasan Peruntukan Perkebunan 28.137,581
5
Kawasan Peruntukan Perikanan
a. Peruntukan Perikanan Tangkap b. Peruntukan Budi daya Perikanan c. Peruntukan Kawasan Pengolahan Ikan
-
51.908,79
1.996,76
-
6
Kawasan Peruntukan Pertambangan
a. Peruntukan Mineral dan Batu Bara b. Peruntukan Minyak dan Gas Bumi c. Peruntukan Panas Bumi d. Peruntukan Air Tanah di kawasan Pertambangan
-
-
-
-
-
7
Kawasan Peruntukan Industri
a. Peruntukan Industri Besar b. Peruntukan Industri Sedang c. Peruntukan Indutri Rumah Tangga
-
77,801
1,204,53
-
8
Kawasan Peruntukan Pariwisata
a. Peruntukan Pariwisata Budaya b. Peruntukan Pariwisata Alam c. Peruntukan Pariwisata Buatan
-
-
-
-
9 Kawasan Peruntukan Permukiman
a. Peruntukan Permukiman Perkotaan b. Peruntukan Permukiman Perdesaan
-
4.715,23
12.052,56
10
Kawasan Peruntukan lainnya
a. Kawasan Peternakan b. Kawasan Khusus c. Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Pesisir dan Pulau Gili
Ketapang d. Kawasan Terbuka Hijau e. Lahan Cadangan
-
-
-
-
-
13.368,75
2.714,24
Sumber : RTRW Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2025
b. Perhubungan
Kebutuhan akan sarana transportasi dan perhubungan untuk angkutan
penumpang di Kabupaten Probolinggo dilayani oleh armada bus baik antar
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-50
kota maupun antar provinsi, minibus/angkutan pedesaan dan angkutan
kota. Sedangkan untuk sarana transportasi angkutan barang dipenuhi oleh
truk dan mobil pick up/box. Adapun capaian kinerja urusan perhubungan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. 33
Capaian Kinerja Urusan Perhubungan
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Capaian kinerja
Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Rasio 1 : 143 1 : 192 1 : 196 1 : 198 1 : 213
Jumlah uji kir angkutan umum Buah 1.128 1.195 1.287 1.392 1.502
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Buah 3 3 3 3 3
Angkutan darat Buah 5.050 5.368 5.547 5.756 5.980
Kepemilikan KIR angkutan umum Buah 1.128 1.195 1.287 1.392 1.502
Pemasangan Rambu-rambu % 100% 100% 100% 100% 100%
c. Infrastruktur
1) Pekerjaan Umum
Panjang jalan kabupaten di Kabupaten Probolinggo adalah
sepanjang 785,819 km yang pada tahun 2012 panjang jalan dalam
keadaan baik mencapai 73,1%. Sedangkan panjang jalan desa tahun
2012 adalah 86,635 km. Adapun kinerja pekerjaan umum dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2. 34
Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Capaian kinerja
Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi
baik
% 80.11 82.44 68.26 74,62 73,10
Persentase rumah tinggal bersanitasi % 44% 45% 45% 46% 46%
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS)
per satuan penduduk
- 0,788 m3/th 0,86 m3/th 0,86 m3/th 0,86 m3/th
Rasio permukiman layak huni % 38% 38% 38% 38% 39%
Panjang jalan dilalui Roda 4 Km 785,819 785,819 785,819 785,819 785,819
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-51
Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke
kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui
roda 4)
km 15,211 17,835 86,972 12,836 91,230
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan
drainase/saluran pembuangan air ( minimal
1,5 m)
km 120,562 150,231 175,821 200,690 235,746
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan
aliran air tidak tersumbat
11,220 12,124 15,233 18,671 23,575
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik % 90,00 92,00 92,00 92,00 92,00
2) Perumahan
Data capaian kinerja urusan perumahan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 2. 35
Capaian Kinerja Urusan Perumahan
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Capaian kinerja
Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
Rumah tangga pengguna air bersih (PDAM) % 59,67 66,95 83,01 87,44 88,68
Rumah tangga pengguna listrik % 84,80 84,38 83,97 83,55 83,76
Rumah tangga ber-Sanitasi % 45% 45% 46% 46% 46%
Rumah layak huni % 65% 65% 65% 66% 66%
d. Lingkungan Hidup
Data capaian kinerja urusan lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2. 36
Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup
Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Capaian kinerja
Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
Persentase penanganan sampah - 0,788 1.38 1,58 1,58
Persentase Penduduk berakses air minum 10,680 11,222 11,819 12,245 12,456
Pencemaran status mutu air - 40 59,10 82,60 83,3
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan
amdal.
% 100 100 100 100 100
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-52
Tempat pembuangan sampah (TPS) per
satuan penduduk
0.6 0.60 0,77 0.8 0,78
Penegakan hukum lingkungan % 100 100 100 85 66,6
2.4.3 Fokus Fasilitas Berinvestasi
Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap indikator angka
kriminalitas, jumlah demo, lama proses perijinan, jumlah dan macam pajak dan
retribusi daerah, jumlah perda yang mendukung iklim usaha.
a. Angka kriminalitas
Salah satu penyumbang iklim berinvestasi adalah faktor keamanan
dan ketertiban. Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat
harus difokuskan pada terwujudnya kesadaran masyarakat untuk menjaga
keamanan masyarakat lingkungan masing-masing serta peran aktif
masyarakat dalam memberantas kejahatan yang terjadi. Angka kriminalitas
yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum
(kepolisian). Data mengenai perkembangan angka kriminalitas pada tahun
2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.37
Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008 – 2012
NO Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
1 Perjudian Kasus 118 93 121 80 55
2 Pembunuhan Kasus 3 4 9 5 7
3 Penipuan Kasus 42 45 44 75 48
4 Narkoba Kasus 11 31 39 36 -
5 Pencurian biasa
Kasus 47 44 32 53 33
6 Penadahan Kasus 4 9 13 15 13
7 Penculikan Kasus 1 - 0 0 -
8 Ganda Uang Kasus - - 0 1 -
9 Aniaya Biasa Kasus - 5 79 70 125
10 Pemerasan Kasus 12 6 42 42 4
11 KDRT Kasus - 15 13 30 27
12 C a b u l Kasus 13 1 7 6 6
13 Perkosaan Kasus 8 8 10 5 15
14 Perampasan Kasus 5 5 4 6 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-53
NO Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Kasus 264 266 413 424 335
Sumber: Kepolisian, data diolah, 2012
Dari tabel di atas, jumlah angka kriminalitas pada tahun 2008 sebesar
264 kasus, dengan jumlah kriminalitas tertinggi adalah perjudian. Pada
tahun 2009 mengalami kenaikan hingga mencapai angka 266 dengan kasus
perjudian masih mendominasi angka kriminalitas. Pada tahun 2010 dan
2011, kasus kriminalitas merebak hingga terjadi 413 kasus di tahun 2010
dan 424 di tahun 2011 serta 335 kasus pada tahun 2012. Tingginya angka
kriminalitas ini sebagian besar terjadi karena perjudian, aniaya biasa,
penipuan, narkoba, pencurian biasa, pemerasan, dan sebagainya.
b. Jumlah Demonstrasi
Data jumlah demo di Kabupaten Probolinggo dari tahun 2008-2012
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.38
Jumlah Demo di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Politik 9 3 3 0 2
2 Ekonomi 0 0 0 0 1
3 Kasus Pemogokan Kerja
4 0 2 1 0
4 Jumlah Unjuk Rasa 10 11 15 5 3
Sumber: Satpol PP, Kabupaten Probolinggo
Dari tabel diatas, teridentifikasi jumlah demo pada tahun 2008 di
bidang politik sebanyak 9 kali, kasus pemogokan kerja 4 kali, dan unjuk rasa
sebanyak 10 kali. Pada tahun 2009, kasus demo menurun menjadi 14 kali,
pada tahun 2010 meningkat menjadi 20 kali, dan pada tahun 2011 turun
menjadi 6 kali. Pada tahun 2012 demonstrasi turun menjadi 3 kali.
Di samping ke dua hal di atas, iklim investasi daerah juga dipengaruhi
banyaknya pungutan (pajak dan retribusi) bagi investor, kemudahan
perijinan, ketersediaan infrastruktur, serta aspek kepastian hukum. Dalam
hal kemudahan perijinan Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah
menerapkan kebijakan perijinan satu pintu yang ditangani Kantor
Penanaman Modal dan Perijinan.
Berdasarkan beberapa data dan penjelasan diatas, dapat diketahui
beberapa masalah yang ada antara lain :
Masih tingginya angka kriminalitas di Kabupaten Probolinggo
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-54
Masih adanya demonstrasi yang terjadi setiap tahun di Kabupaten
Probolinggo.
Solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo
untuk mengatasi masalah diatas antara lain :
Meningkatkan sistem keamanan dengan menggalakkan sistem
keamanan lingkungan (Siskampling) sehingga keamanan warga lebih
terjamin dan menyeluruh.
Meningkatkan kemudahan perijinan, ketersediaan infrastruktur, serta
aspek kepastian hukum sehingga dapat menekan adanya demostrasi
yang terjadi
2.4.4 Fokus Sumber Daya manusia
Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap indikator
rasio ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3.
a. Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)
Data kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3) di Kabupaten
Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 39
Kualitas Tenaga Kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)
Kabupaten Probolinggo
No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Belum tamat SD - - -
2 Tamat SD 58 1.408 1.466
3 Tamat SLTP 118 230 348
4 Tamat SLTA
5 a. Umum
278 531 809
b. Kejuruan
138 223 361
6 Tamat Akademi 12 13 25
7 Tamat Sarjana 9 7 16
Jumlah 613 2.412 3.025
Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek kualitas
tenaga kerja, dari total 3.025 orang tenaga kerja, sebanyak 1.466 tenaga
kerja hanya berpendidikan tamatan SD. Sedangkan untuk tamatan SLTA
Umum, jumlah tenaga kerja mencapai 809 orang, dan hanya 16 orang yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-55
teridentifikasi tamatan sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
pendidikan para tenaga kerja masih sangat rendah karena sebagian besar
hanya tamatan SD.
b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan)
Data rasio ketergantungan Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 40
Rasio Ketergantungan Kabupaten Probolinggo
Tahun 2008-2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah penduduk usia < 15 tahun
269.998 279.960 274.453 295.887 274.948
2 Jumlah penduduk usia > 64 tahun
69.300 73.619 69.546 69.563 130.523
3 Jumlah penduduk usia tidak produktif
339.298 353.579 343.999 365.450 405.471
4 Jumlah penduduk usia 15-64 tahun
704.373 690.658 752.935 736.962 824.848
5 Rasio Ketergantungan
48,17 51,19 45,69 49,59 49,16
Sumber: Susenas
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis bahwa pada tahun 2008, rasio
ketergantungan sebesar 48,17%. Pada tahun 2009 rasio ketergantungan
meningkat menjadi 51,19%, pada tahun 2010 turun menjadi 45,69%, pada
tahun 2011 meningkat menjadi 49,59% dan pada tahun 2012 turun menjadi
49,16%.
Dari beberapa data dan penjelasan diatas maka pada fokus sumber
daya manusia yang dihadapi pemerintah Kabupaten Probolinggo antara lain :
Kualitas pendidikan para tenaga kerja masih sangat rendah karena
sebagian besar hanya tamatan SD.
Rasio ketergantungan masih pada kisaran angka hampir 50%
Hasil analisis gambaran umum kondisi daerah terkait dengan capaian
kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah provinsi dapat
dirangkum dalam bentuk tabel, sebagai berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-56
Tabel 2. 41
Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Probolinggo
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Capaian Kinerja
2008 2009 2010 2011 2012
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Pertumbuhan PDRB
ADHB 11.834.260,94 13.196.219,85 14.896.373,69 16.761.960,78 18,849,107.52
ADHK'2000 6.014.551,55 6.358.557,90 6.752.163,38 7.172.491,08 7,636,625.43
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,78 5,72 6,19 6,23 6,47*
Laju inflasi (%) 9,20 5,48 6,30 5,93 5,62*
PDRB per kapita
ADHB 9.966.152,90 11.022.140,09 12.350.009,86 13.818.944,20 15,453,119.42
ADHK '2000 5.065.119,04 5.310.984,27 5.597.958,67 5.913.165,85 6,260,757.13
Kesejahteraan Sosial
IPM (%) 61,44 62,13 62,99 63,84 64.06*
Angka melek huruf 78.24 77.97 82.06 81.73 82,94
Angka rata-rata lama sekolah (SD-SMA) -
12,97 12,78 12,17 12,09
Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Jumlah grup kesenian 60 62 73 83 90
Jumlah gedung kesenian 10 12 14 14 14
Jumlah klub olahraga (SSB) 1 5 8 8 12
Jumlah gedung olahraga 0 0 1 1 1
PELAYANAN UMUM
Pelayanan Urusan Wajib
Angka partisipasi sekolah (%)
APM SD / MI sederajad 98,87 99,13 98,86 99,06 99,67
APM SMP / MTs sederajad 71,87 70,38 72,03 72,17 72,54
APM SMA / MA sederajad 38,68 33,37 38,90 39,12 39,57
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
Jumlah murid setingkat TK 28.754 29.608 29.739 31.037 31.459
Jumlah sekolah setingkat TK 693 716 743 757
Jumlah murid setingkat SD 140.243 144.526 146.713 153.146 142.807
Jumlah sekolah setingkat SD 1.079 1.079 1.111 1.17 1.086
Jumlah murid setingkat SMP 38.876 40.656 46.676 52.025 52.371
Jumlah sekolah setingkat SMP 381 419 383 405 434
Jumlah murid setingkat SMA 17.87 20.539 27.746 32.526 32.612
Jumlah sekolah setingkat SMA 111 133 140 145 157
DAYA SAING DAERAH
Kemampuan Ekonomi
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (%)
55,61 54,22 58,58 57,56 55,59
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (%)
44,39 45,78 41,42 42,44 44,41
Fokus Fasilitas Berinvestasi
Angka Kriminalitas 264 266 413 424 335
Demontrasi
Politik 9 3 3 0 2
Ekonomi 0 0 0 0 1
Kasus Pemogokan Kerja 4 0 2 1 0
Jumlah Unjuk Rasa 10 11 15 5 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-57
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Capaian Kinerja
2008 2009 2010 2011 2012
Fokus Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk usia < 15 tahun 269.998 279.96 274.453 295.887 274,948
Jumlah penduduk usia > 64 tahun 69.3 73.619 69.546 69.563 130,523
Jumlah penduduk usia tidak produktif 339.298 353.579 343.999 365.45 405,471
Jumlah penduduk usia 15-64 tahun 704.373 690.658 752.935 736.962 824,848
Rasio Ketergantungan 48,17 51,19 45,69 49,59 49.16
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa aspek kesejahteraan
masyarakat ada beberapa indikator yang digunakan antara lain:
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Secara umum berdasarkan tabel diatas beberapa indikator kesejaheraan
dan pemerataan ekonomi seperti Pertumbuhan PDRB dan PDRB per
kapita mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007-
2012. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dari Tahun 2011
sebesar 6,23% menjadi 6,47% pada Tahun 2012
Kesejahteraan Sosial
Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut diatas, indikator
kesejahteraan sosial yaitu IPM mengalami peningkatan yang signifikan
dari tahun ketahun. Sedangkan untuk fokus olahraga dan kesenian juga
sama mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan.
Sedangkan untuk aspek pelayanan umum, indikator yang digunakan
adalah pelayanan urusan wajib. Dimana Indikator ini diukur dari angka
partisipasi sekolah dan rasio ketersediaan sekolah yang ada di Kabupaten
Probolinggo. Angka partisipasi sekolah pada tahun 2007-2008 mengalami
peningkatan sebesar 0,26 %. Selanjutnya menurun pada tahun 2009-2010
sebesar 0,27 % dan tahun selanjutnya mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Sedangkan untuk rasio ketersediaan sekolah sebagian besar
mengalami peningkatan yang signifikan.
Sedangkan berdasarkan tabel diatas, aspek daya saing diukur dinilai
dari beberapa indikator antara lain :
Kemampuan Ekonomi
Untuk indikator kemampuan ekonomi di ukur dari pengeluaran rumah
tangga dan pengeluaran kosumsi non rumah tangga. Berdasarkan tabel
diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga di
Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008-2012 lebih besar dari pada
kosumsi non rumah tangga.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB II
II-58
Fokus Fasilitas Berinvestasi
Pada fokus ini, berdasarkan tabel diatas yang perlu untuk diamati adalah
angka kriminalitas dan angka demonstrasi. Dimana secara umum
meningkat secara signifikan. Hal ini dapat mengganggu jumlah investor
yang akan masuk ke Kabupaten Probolinggo.
Fokus Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data tabel diatas yang perlu di perhatikan adalah masih
meningkatnya jumlah penduduk usia tidak produktif.