90
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Beberapa pengertian tentang bimbingan antara lain: 1. Berdasarkan Pasal 27 PP Nomor 29/ 90, “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.” (Depdikbud, 1994). 2. Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. (Moh. Surya, 1988:12) 3. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atausekelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian itu mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis c. Mengambil keputusan 7

Bab II-III Laporan Bk 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab II-III Laporan Bk 1

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Beberapa pengertian tentang bimbingan antara lain:

1. Berdasarkan Pasal 27 PP Nomor 29/ 90, “Bimbingan merupakan bantuan

yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,

mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.” (Depdikbud,

1994).

2. Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan

sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai

kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai

tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan

lingkungan. (Moh. Surya, 1988:12)

3. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang

(individu) atausekelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi

pribadi yang mandiri. Kemandirian itu mencakup lima fungsi pokok yang

hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu:

a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan

b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis

c. Mengambil keputusan

d. Mengarahkan diri, dan

e. Mewujudkan diri. (Prayitno, 1983: 2 dan 1987: 35).

4. Miller (dalam Jones, 1987) menyatakan bahwa “Bimbingan adalah proses

bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan

pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri

secara maksimum kepada sekolah, keluarga serta masyarakat”.1

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa “bimbingan

adalah merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau

sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh guru

1 Surya Dharma,MPA, Ph.D, 2008, Bimbingan dan Konseling di Sekolah , Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Kompetensi Supervisi Manajerial, hal 4

7

Page 2: Bab II-III Laporan Bk 1

pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang

mandiri.”

Beberapa pengertian tentang konseling antara lain:

1. Konseling adalah terjemahan dari kata “Counseling” yang merupakan

bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik, jadi

layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan secara

keseluruhan “counseling is the heart of guidance”. (Dewa Ketut Sukardi,

1985: 11).

2. Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu

dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik

antara dua individi, dimana yang seorang (yang konselor) berusaha

membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya

sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada

waktu yang akan datang. (Rocman Natawidjaja, 1987: 32)

3. Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli

supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk

dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa

yang akan datang. (Moh. Surya, 1988: 38)

4. Konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang

berisi usaha yang laras, unik, dan human (manusiawi), yang dilakukan

dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.

(Prayitno, 1983: 3)

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “konseling

merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan tatap muka antara

konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, manusiawi, yang

dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang

berlaku agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri

dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa

yang akan datang.”

Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta

didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa

8

Page 3: Bab II-III Laporan Bk 1

berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun

karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan

norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).

Bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada

peserta didik dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif,

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, supaya peserta didik

dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan tugas-tugas perkembangan.

Upaya bantuan ini dilakukan secara terencana dan sistematis untuk semua

peserta didik berdasarkan identivikasi kebutuhan mereka, pendidik, institusi,

dan harapan orang tua dan dilakukan oleh seorang tenaga profesional

Bimbingan dan Konseling yaitu konselor.2 Jadi bimbingan konseling

merupakan upaya produktif dan sistematis dalam upaya meningkatkan

potensi siswa dan membantu mereka baik melalui layanan individual maupun

kelompok.

B. Azas-Azas Bimbingan dan Konseling

Asas-asas yang dapat diterapkan dalam bimbingan konseling anatara lain:

1. Asas kerahasiaan

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menuntut dirahasiakanya

segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi

sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak

layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing

berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan

itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.

2. Asas kesukarelaan

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki adanya kesukaan

dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan

2 Ely Fakhiroh, 2009, Laporan Observasi dan Interview Bimbingan dan Konseling, Surabaya: Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel

9

Page 4: Bab II-III Laporan Bk 1

yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban

membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

3. Asas keterbukaan

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar peserta didik

(konseli) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak

berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya

sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar

yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing

berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (konseli).

Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan

adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran

layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing

terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.

4. Asas kekinian

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar objek

sasaran layanan Bimbingan dan Konseling ialah permasalahan peserta

didik (konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan

dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak

dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat

sekarang.

5. Asas kemandirian

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menunjuk pada tujuan umum

Bimbingan dan Konseling, yakni peserta didik sebagai sasaran layanan

Bimbingan dan Konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri

dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya

serta mampu mengambil keputusan. Guru pembimbing hendaknya mampu

mengarahkan segenap layanan Bimbingan dan Konseling yang

diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

6. Asas kegiatan

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar peserta didik

(konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam

10

Page 5: Bab II-III Laporan Bk 1

penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru

pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap

layanan/kegiatan Bimbingan dan Konseling yang diperuntukan baginya.

7. Asas kedinamisan

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar isi layanan

terhadap sasaran layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu

bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan

sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke

waktu.

8. Asas keterpaduan

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar berbagai

layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling, baik yang dilakukan oleh

guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan

terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak

yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan

Konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap

layanan/kegiatan Bimbingan dan Konseling itu harus dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya.

9. Asas kenormatifan

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar segenap

layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling didasarkan pada dan tidak

boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan

norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan

kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan Bimbingan dan

Konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan

pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu.

Lebih jauh, layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling justru harus

dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (konseli) memahami,

menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.

10. Asas keahlian

11

Page 6: Bab II-III Laporan Bk 1

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar layanan dan

kegiatan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-

kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan

Bimbingan dan Konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam

bidang Bimbingan dan Konseling. Keprofesionalan guru pembimbing

harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan

kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik Bimbingan

dan Konseling.

11. Asas alih tangan

Yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar pihak-pihak

yang tidak mampu menyelenggarakan layanan Bimbingan dan Konseling

secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik

mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru

pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru lain,

atau ahli lain dan demikian pula guru pembimbing dapat

mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik.

12. Asas Tut Wuri Handayani.

Asas ini menuntut agar pelayanan Bimbingan dan Konseling tidak hanya

dirasakan ada pada waktu siswa mengalami masalah. Asas ini menunjuk

pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan

keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-lebih di lingkungana sekolah,

asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi

dengan “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso.” Kegiatan

Bimbingan dan Konseling harus senantiasa diikuti secara terus menerus

dan aktif sampai sejauh mana klien telah mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

C. Bidang dan Jenis- Jenis Layanan

Untuk mencapai tujuan bimbingan konseling, bidang bimbingan

mencakup seluruh upaya bantuan yang meliputi:

12

Page 7: Bab II-III Laporan Bk 1

1. Bidang bimbingan Pribadi-Sosial

Bidang yang digunakan untuk membantu siswa menemukan dan

mengembangkan pribadi yang beriman, mantap dan mandiri serta sehat

jasmani dan rohani. Dalam bidang sosial membantu siswa mengenal dan

berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti yang

luhur.

2. Bidang bimbingan belajar

Bidang yang digunakan untuk membantu siswa mengembangkan diri,

sikap, dan kebiasaan belajar baik untuk menguasai pengetahuan atau

keterampilan serta menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan pada

tingkat yang lebih tinggi.

3. Bidang bimbingan karier

Bidang yang digunakan untuk mengetahui potensi dan bakat siswa dan

terkait pula dengan cita-cita dan masa depan mereka.

Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan pada siswa, diantaranya:

1. Layanan orientasi

Yaitu pemberian pengaruh pada peserta didik untuk memahami

lingkungan yang baru dimasuki untuk mempermudah dan memperlancar

peran peserta didik di lingkungan yang baru. Kegiatannya meliputi:

a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah

b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa

c. Organisasi dan wadah yang dapat membantu pengembangan siswa

d. Kurikulum dengan seluruh aspeknya

e. Peranan layanan Bimbingan dan Konseling dalam membantu segala

jenis masalah dan kesulitan siswa.

2. Layanan informasi

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik atau pihak-

pihak lain yang berpengaruh pada peserta didik untuk menerima dan

13

Page 8: Bab II-III Laporan Bk 1

memberi dan memahami informasi yang dapat dipergunakan sebagai

bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai

pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

3. Layanan penempatan dan penyaluran

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat, dan

minat serta kondisi pribadinya.

4. Layanan bimbingan belajar

Yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta

didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar

yang baik, materi yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,

serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya sesuai dengan

perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.

5. Layanan konseling perorangan

Yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta

didik mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru

pembimbing atau konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan

permasalahannya.

6. Layanan bimbingan kelompok

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik secara

bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu yang

berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari dalam mengambil

keputusan.

7. Layanan konseling kelompok

Yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta

didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan

permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.

D. Peranan dan Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah

Bimbingan konseling di sekolah memiliki peran dan fungsi yang besar

untuk membantu individu agar mereka dapat mmbantu dirinya sendiri dalam

14

Page 9: Bab II-III Laporan Bk 1

menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Peran Bimbingan dan Konseling

dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu kompetensi pengajar

yang terpadu dalam keseluruhan kompetensi pribadinya. Dalam hal ini peran

Bimbingan dan Konseling itu merupakan kompetensi penyesuaian

interaksional yang merupakan kemampuan pengajar atau guru untuk

menyelesaikan diri dengan karakteristik siswa dan suasana belajarnya.

Peran Bimbingan dan Konseling di Sekolah meliputi:

1) Dapat mendampingi siswa dalam perkembangan belajar di sekolah

(perkembangan akademis)

2) Dapat mendampingi siswa mengenal diri sendiri dan mengerti

kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka, untuk sekarang

maupun kelak

3) Dapat mendampingi siswa dalam menentukan cita-cita dan tujuan dalam

hidupnya, serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan itu

4) Dapat mendampingi siswa dalam mengatasi masalah pribadi yang

mengganggu belajar di sekolah dan terlalu mempersukar hubungan dengan

orang lain atau yang mengaburkan cita-cita hidup.

Berikut ini adalah fungsi yang terkait dengan pelayanan Bimbingan dan

Konseling di sekolah:

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta

didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan

lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan

pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya

secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara

dinamis dan konstruktif.

2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor

untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi

dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.

Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang

cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan

dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi,

15

Page 10: Bab II-III Laporan Bk 1

informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu

diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya

tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahaya minuman keras,

merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas

(free sex).

3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih

proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi

perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya

secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama

merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis

dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-

tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini

adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat

(brain storming), home room, dan karyawisata.

4. Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat

kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada

siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,

sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah

konseling, dan remedial teaching.

5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa

memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan

memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat,

bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan

fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam

maupun di luar lembaga pendidikan.

6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,

kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk

menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,

minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan

informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat

16

Page 11: Bab II-III Laporan Bk 1

membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam

memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan

proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan

kemampuan dan kecepatan siswa.

7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa

(siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya

secara dinamis dan konstruktif.

BAB III

HASIL OBSERVASI DAN INTERVEW

17

Page 12: Bab II-III Laporan Bk 1

A. Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Maduran

1. Peranan BK di Sekolah

Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat penting,

seperti dalam pelaksanaan Riset Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri

SMP Negeri 1 Maduran, Kab. Lamongan yang menyatakan perannya

sangat penting dalam membantu peserta didik yang kesulitan

menyelesaikan permasalahan pada masa perkembangan mereka, baik

meliputi aspek pribadi, aspek sosial, aspek belajar, maupun aspek karir,

sehingga mereka tidak menyimpang dari aturan yang ada, seperti norma

agama, norma adat-istiadat, maupun norma hukum yang berlaku. Dari

sinilah peran Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan dalam

memberikan pemahaman bagi siswa-siswanya yang tidak hanya berkaitan

dengan hal akademik tetapi juga yang mencakup non akademik.

Adapun peranan dan tugas Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri

SMP Negeri 1 Maduran, Kab. Lamongan tercakup dalam visi dan misi

yang mereka bangun, yaitu:

a. Visi Bimbingan dan Konseling

Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal

dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan Yang Maha

Esa, makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungan dengan

manusia dan alam semesta.

b. Misi Bimbingan dan Konseling

Memberikan pelayanan bantuan agar peserta didik berkehidupan

sehari-hari yang efektif dan mandiri berkembang secara optimal

melalui dimilikinya berbagai kompetensi berkenaan dengan

pengembangan diri, pemahaman lingkungan, pengambilan

keputusan dan pengarahan diri, merencanakan masa depan, berbudi

pekerti luhur, serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa

c. Tujuan

18

Page 13: Bab II-III Laporan Bk 1

1. Tujuan umum bimbingan dan konseling ialah memandirikan

peserta didik dan mengembangkan potensi mereka secara

optimal

2. Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang

mengarah kepada keefektifan hidup sehari-hari dengan

memperhatikan potensi peserta didik.

2. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri SMP

Negeri 1 Maduran, Kab. Lamongan yang telah dilaksanakan sesuai dengan

mekanisme yang telah ada, meskipun secara prosesnya tergolong mudah

dimengerti dan digambarkan secara fleksibel.

Adapun bentuk kegiatannya menggunakan pola program 17 plus,

yang meliputi:

a) Bidang Bimbingan, terdiri atas bidang pribadi, sosial, belajar, dan

karir

b) Jenis Layanan, terdiri atas layanan orientasi, informasi, penempatan

dan penyaluran, pembelajaran, konseling individu dan kelompok,

bimbingan kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi.

Yang kesemua bidang dan layanan itu didukung oleh aplikasi

instrumentasi, himpunan data, koferensi kasus, kunjungan rumah, alih

tangan kasus.

Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling tersebut

kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun

tidak langsung.

Guru pembimbing wajib menyelenggarakan jenis-jenis layanan

bimbingan dan konseling tersebut dengan penyesuaian sepenuhnya

terhadap karakteristik siswa yang dilayani. Penyelenggaraan jenis-jenis

layanan itu dibantu oleh kegiatan pendukung. Perlu diingatkan bahwa

kegiatan pendukung hanyalah sekedar pendukung yang

19

Page 14: Bab II-III Laporan Bk 1

ketidakterlaksanaannya tidak boleh mengurangi pelaksanaan jenis-jenis

layanan yang sifatnya lebih utama itu

3. Penilaian Program Bimbingan Dan Konseling

Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam upaya pengembangan

kompetensi siswa, hasil-hasil layanan bimbingan dan konseling harus

dinilai, baik melalui penilaian hasil layanan maupun proses

pelaksanaannya.

Penilaian ini selanjutnya dapat digunakan untuk melihat

keefektifan layanan di satu sisi dan sebagai dasar pertimbangan bagi

pengembangan di sisi lain.

1. Penilaian Hasil Layanan

Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan

penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan

membawa dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan.

a. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan

Perolehan ini diorientasikan pada:

(1) Pengentasan masalah siswa; sejauh manakah perolehan siswa

menunjang bagi pengentasan masalahnya. Perolehan itu

diharapkan dapat lebih menunjang terbinanya tingkah laku

positif, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan

perkembangan diri siswa.

(2) Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap,

motivasi, kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar,

konsep diri, kemampuan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi

terhadap nilai dan moral.

20

Page 15: Bab II-III Laporan Bk 1

b. Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya

(1) Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam

kaitannya dengan masalah yang dibahas

(2) Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang

dibawakan melalui layanan

(3) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah

pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih

lanjut pengentasan masalah yang dialaminya

Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas

mengacu kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan

permasalahan yang dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang

lebih efektif.

2. Penilaian Proses Kegiatan

a. Penilaian dalam bimbingan dan konseling dilakukan juga terhadap

proses kegiatan dan pengelolaannya, yaitu terhadap:

b. Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas

kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh. Laporan

hasil penilaian dalam bentuk portofolio dituangkan berbentuk profil

laporan siswa berisi prestasi kegiatan akademik, psikologis, bakat

dan minat siswa yang ditandatangani guru pembimbing, coordinator

dan kepala sekolah diketahui orang tua.

B. Strategi Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling

1. Tahap Kegiatan

Kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan, yakni suatu tahap dimana guru pembimbing

merencanakan semua program yang akan dilaksanakan. Tahap-

tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

21

Page 16: Bab II-III Laporan Bk 1

- Penyusunan silabus

- Penyusunan instrumen analis kebutuhan

- Aplikasi instrumen dan analisisnya

- Penyusunan program

b. Tahap Pelaksanaan, yaitu suatu tahap pelaksanaan bimbingan dan

konseling sesuai dengan yang telah dirumuskan dalam tahap

perencanaan. Kegiatan ini dilaksanakan melalui berbagai jenis

kegiatan layanan dan kegiatan pendukung. Kegiatan layanan

bimbingan melalui layanan orientasi (ORIN), layanan informasi

(INFO), layanan penempatan dan penyaluran (PPNL), layanan

pembelajaran (PBLJ), layanan konseling perorangan (KPOR),

layanan bimbingan kelompok (BIKP), layanan konseling

kelompok (KOKP), layanan mediasi (MDS), dan layanan

konsultasi (KST) . Sedang kegiatan pendukung meliputi aplikasi

instrumentasi (APIN), himpunan data (HPDT), konferensi kasus

(KFKS), kunjungan rumah (KJRM), dan alih tangan kasus

(ATKS).

c. Tahap Akhir , yakni tahap mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan

pelaksanaan bimbingan dan konseling. Pada tahap ini dilakukan

kegiatan sebagai berikut:

- Penilaian

Penilaian adalah pengukuran dan penilaian terhadap tingkat

keberhasilan keseluruhan program bimbingan dan konseling

yang telah dilakukan.

- Pelaporan

Kegiatan administrasi dalam bentuk mendeskripsikan secara

garis besar seluruh proses yang meliputi kelima tahap

bimbingan dan konseling, yang selanjutnya dilaporkan pada

pihak-pihak terkait dan diarsipkan.

22

Page 17: Bab II-III Laporan Bk 1

2. Strategi Penyajian Kegiatan

Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam suasana (a)

kontak langsung dengan siswa (kegiatan terstruktur dalam KBM kelas)

dan (b) tanpa kontak langsung dengan siswa (kegiatan tidak terjadwal).

Kegiatan tersebut perlu dijadwalkan.

a) Kegiatan yang memerlukan kontak langsung dengan siswa

1. Semua kegiatan layanan memerlukan kontak langsung dengan

siswa, baik kontak secara perorangan, kelompok, maupun

klasikal.

2. Kegiatan aplikasi instrumen, seperti pengisian angket atau

inventori, testing, sosiometri, dan juga observasi memerlukan

kontak langsung dengan siswa.

3. Untuk kegiatan melalui kontak langsung dengan siswa

diperlukan waktu sendiri, dengan catatan siswa tidak boleh

dirugikan dalam kegiatan belajarnya dengan guru mata

pelajaran/guru praktik. Untuk itu perlu dialokasikan waktu 1-2

jam pelajaran satu minggu perkelas, jam pelajaran yang

disediakan itu menyelenggarakan format klasikal, antara lain:

- Kegiatan aplikasi instrumentasi

- Layanan informasi klasikal

- Layanan pembelajaran klasikal

- Layanan penempatan/penyaluran klasikal

- Evaluasi klasikal kegiatan bimbingan dan konseling minggu

sebelumnya serta perencanaan kegiatan minggu berikutnya.

4. Kegiatan layanan orientasi, konseling perorangan, konseling

kelompok, bimbingan kelompok, dan konsultasi dilaksanakan

di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan di luar jam pelajaran

sekolah ini dapat mencapai 50% dari seluruh kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah (SK Mendikbud No.

025/O/1995).

23

Page 18: Bab II-III Laporan Bk 1

b) Kegiatan tanpa kontak langsung dengan siswa

1. Kegiatan seperti pengelolaan himpunan data, pengolahan hasil

aplikasi instrumen, penyajian alat/bahan bimbingan, konferensi

kasus, kunjuungan rumah, pengolahan hasil belajar siswa

digunakan sebagai bahan bimbingan, pengelolaan administrasi

bimbingan dan konseling, termasuk pengelolaan alih tangan

kasus, serta penyusunan rencana dan laporan kegiatan

bimbingan dan konseling sehari-hari dilaksanakan di luar jam-

jam pelajaran sekolah.

2. Kegiatan non-kontak itu dapat dilaksanakan di luar jam-jam

pelajaran sekolah

c) Hak panggil

Untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling guru

pembimbing memiliki hak panggil terhadap siswa asuh yang

menjadi tanggung jawabnya, dengan catatan siswa yang dipanggil

tidak boleh dirugikan dalam mengikuti mata pelajarannya.

3. Pelaksanaan Kegiatan

1) Kegiatan kontak baik di luar maupun di dalam jam pelajaran

sekolah dan kegiatan non kontak di luar maupun di dalam jam

pelajaran sekolah oleh guru pembimbing dilaksanakan dan rencana

kegiatannya disusun secara tertulis; hal itu semua

diketahui/disetujui koordinator bimbingan dan konseling atau

kepala sekolah.

2) Kegiatan di dalam dan di luar jam pelajaran sekolah diatur

sedemikian rupa dengan memperhatikan:

- Jam wajib bekerja guru pembimbing

- Keseimbangan kehadiran guru pembimbing pada jam pelajaran

sekolah dan luar jam pelajaran sekolah.

24

Page 19: Bab II-III Laporan Bk 1

4. Sarana Dan Prasarana

Fasilitas pokok yang diperlukan dalam kegiatan layanan dan

pendukung bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

1. Tempat Kegiatan

a. Masing-masing guru pembimbing perlu memiliki ruang kerja

tersendiri dalam kesatuan ruang pelayanan bimbingan dan

konseling yang ada di sekolah. Masing-masing guru

pembimbing sedapat-dapatnya memiliki ruang kerja tersendiri.

b. Ruang pelayanan

(1) Ruang tempat memberikan pelayanan kepada siswa

hendaknya:

- Membuat siswa senang dan betul-betul merasa dilayani

- Memungkinkan dilaksanakannya asas-asas bimbingan dan

konseling terutama asas kesukarelaan, keterbukaan, dan

kerahasiaan.

(2) Layanan konseling perorangan dapat dilakukan di ruangan

kerja guru pembimbing (yang merupakan ruang kerja

tersendiri, dipakai bersama secara bergantian oleh guru

pembimbing)

(3) Untuk layanan dan kegiatan pendukung dengan format

kelompok dan klasikal dapat digunakan ruangan khusus

yang tersedia dan / atau ruangan kelas yang luang.

c. Secara umum dalam ruang bimbingan dan konseling

hendaknya:

(1) Dapat disimpan berbagai perlengkapan kegiatan bimbingan

dan konseling:

- Himpunan data siswa (individu atau kelompok)

- Himpunan data dan informasi umum, seperti informasi

pendidikan dan pekerjaan

- Instrumen BK

25

Page 20: Bab II-III Laporan Bk 1

- Format-format pelaksanaan layanan dan kegiatan

pendukung bimbingan dan konseling

(2) Dapat disediakan untuk siswa berbagai bahan seperti:

- Buku-buku rujukan untuk pengembangan diri (dalam

rangka “terapi kepustakaan”)

- Kegiatan ekstra-kurikuler

- Penampilan berbagai informasi aktual tentang kesempatan

pendidikan, lowongan pekerjaan, berita hangat, dan lain

sebagainya.

-

5. Instrumen Bimbingan dan Konseling

Untuk mengungkapkan berbagai data diperlukan berbagai

instrumen, baik berupa tes dan inventori standar, maupun instrumen

yang dapat disusun sendiri oleh guru pembimbing.

a. Tes standar, seperti tes intelegensi, tes bakat

b. Inventori standar, seperti alat ungkap masalah, skala sikap, skala

minat, skala penilaian diri

c. Instrumen yang dapat disusun sendiri, seperti berbagai jenis angket

dan daftfar isian, pertanyaan untuk sosiometri, format penilaian

dan format-format lainnya.

d. Instrumen diagnostik untuk berbagai bidang studi

Berbagai instrumen tersebut diatas, terutama yang bersifat standar

dilengkapi dengan manual yang membuat karakteristik instrumen,

panduan penggunaan dan norma untuk menafsirkan hasil-hasilnya.

Untuk kondisi yang lebih maju, instrumen itu juga disertai dengan

program komputer untuk mengolah lembaran jawabannya sehingga

penggunaan instrumen itu menjadi sangat mudah, efektif, dan efisien.

26

Page 21: Bab II-III Laporan Bk 1

6. Perangkat Elektronik

Kelengkapan bimbingan dan konseling meliputi kelengkapan

ekeltronik, seperti:

a. Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumentasi

b. Program-program khusus pengolahan hasil instrumentasi melalui

komputer

c. Program-program layanan khusus bimbingan dan konseling

melalui komputer, seperti bimbingan belajar melalui program

komputer

7. Buku-buku Panduan

Di sekolah hendaknya tersedia berbagai panduan tentang kegiatan

bimbingan dan konseling, seperti:

a. Surat-surat keputusan dan peraturan tentang kegiatan bimbingan

dan konseling di sekolah

b. Panduan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah

c. Panduan kegiatan kepengawasan kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah

8. Kelengkapan Administrasi

Untuk kegiatan bimbingan dan konseling perlu disediakan

kelengkapan administrasi, terutama untuk format satuan layanan dan

pendukung, himpunan data, agket, dan instrumen lainnya, laporan,

serta surat-menyurat.

C. Mekanisme kerja personel pelaksana pelayanan bimbingan

Mekanisme kerja guru mata pelajaran, wali kelas, guru pembimbing,

dan kepala sekolah dalam pembinaan siswa di sekolah diperlukan adanya

kerjasama semua personel tersebut.

Berikut tugas tiap personel sekolah dalam mengembangkan

Bimbingan dan Konseling di Sekolah:

27

Page 22: Bab II-III Laporan Bk 1

I. Organisasi Bimbingan Dan Konseling

1. Unsur Kantor Dinas pendidikan, tugasnya adalah sebagai personil

yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

2. Kepala Sekolah (bersama wakil kepala sekolah), tugasnya adalah

sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah secara keseluruhan

termasuk pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Koordinator BK (bersama guru pembimbing), tugasnya adalah sebagai

pelaksana utama bimbingan dan konseling di sekolah.

4. Guru mata pelajaran/praktik, tugasnya adalah sebagai pelaksana

pengajaran dan atau latihan di sekolah.

5. Wali Kelas, tugasnya adalah sebgai guru yang ditugasi secara khusus

mengelola satu kelas siswa tertentu.

6. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran,

latihan dan bimbingan dan konseling.

7. Tata Usaha, tugasnya adalah sebgai pembantu kepala sekolah dalam

menyelenggarakan administrasi dan ketatausahaan di sekolah.

8. Pengawas Sekolah Bidang BK, tugasnya adalah sebagai pejabat

fungsional yang bertugas menyelenggarakan pengawasan dan

pembinaan terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

9. Komite Sekolah, tugasnya adalah sebgai badan yang secara khusus

dibentuk untuk menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan

pengembangan sekolah.

Pembinaan siswa di SMP Negeri 1 Maduran, Kab. Lamongan

dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, dan dengan

dukungan dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

28

Page 23: Bab II-III Laporan Bk 1

Gambar 3.1Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1

Maduran

.

……………

……...... ……..

…………………………………………..

29

Kadin Pendidikan

Pengawas SklhBidang BK

Komite Sekolah

SISWA

Kepala Sekolah

Wakasek

Tata Usaha

Kordinator BK

Guru PembimbingGuru Mata

Pelajaran PraktikWali Kelas

Page 24: Bab II-III Laporan Bk 1

II. Pola Penanganan Siswa Bermasalah

Pembinaan siswa dilakukan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah.

1. Kerjasama dengan pihak di dalam sekolah

a. Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiata pendidikan secara menyeluruh khususnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

- Mengkoordinir segenap kegiatan yang di programkan dan

berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan

serta bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang

terpadu.

- Menyediakan sarana prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan

bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang

efektif dan efisien.

- Melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program, penilaian, dan upaya tindak lanjut

pelayanan bimbingan dan konseling.

- Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan

dan konseling di sekolah kepada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan yang menjadi atasanya.

- Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan

kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang

BK.

- Melakukan kerjasama dengan Komite Sekolah atau Orang Tua

Siswa dalam rangka penanganan siswa yang bermasalah.

- Melakukan kerjasama dengan Tenaga Ahli atau Instansi lain yang

terkait dengan upaya penanganan siswa yang bermasalah.

b. Wakil Kepala Sekolah

Sebagai Pembantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas – tugas kepala Sekolah.

c. Koordinator Bimbingan Dan Konseling

30

Page 25: Bab II-III Laporan Bk 1

- Mengkoordinir para guru pembimbing dalam memasyarakatkan

pelayanan BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan

persnil sekolah, serta orang tua dan masyarakat).

- Menyusun program kegiatan BK (Program satuan layanan,

kegiatan pendukung).

- Melaksanakan program bimbingan dan konseling.

- Mengadministrasikan program kegiatan BK.

- Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan BK.

- Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan program kegiatan BK.

- Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian BK.

- Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi

terpenuhinya tenaga, sarana prasarana alat dan perlengkapan

pelayanan BK.

- Mempertangungjawabkan pelaksanaan pelayanan BK kepada

kepala sekolah.

- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas

sekolah bidang BK.

- Melaksanakan kerjasama dengan personil sekolah lainnya dalam

upaya penanganan siswa yang bermasalah.

d. Guru pembimbing

- Membantu koordinator BK.

- Mengkoordinator para guru pembimbing dalam memasyarakatkan

pelayanan BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan

personil sekolah, serta orang tua dan masyarakat).

- Menyusun program kegiatan BK (Program satuan layanan,

kegiatan pendukung).

- Melaksanakan program bimbingan dan konseling.

- Mengadministrasikan program kegiatan BK.

- Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan BK.

- Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan program kegiatan BK.

- Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian BK.

31

Page 26: Bab II-III Laporan Bk 1

- Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi

terpenuhinya tenaga, sarana prasarana alat dan perlengkapan

pelayanan BK.

- Mempertangungjawabkan pelaksanaan pelayanan BK kepada

kepala sekolah.

- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas

sekolah bidang BK.

- Melaksanakan kerjasama dengan personil sekolah lainnya dalam

upaya penanganan siswa yang bermasalah.

e. Wali Kelas

- Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas – tugasnya

khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

- Membantu guru mata pelajaran dan melaksanakan peranannya

dalam melaksanakan BK khususnya di kelas yang menjadi

tanggung jawabnya.

- Membantu memberi kesempatan dan kemudahan bagi siswa

khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khususnya BK seperti :

Mengundang orang tua, menindak lanjuti terhadap siswa yang

melanggar tata tertib sekolah, kunjungan kerumah siswa,

memprosentase kehadiran siswa, konferensi kasus.

- Melakukan koordinasi dan / atau alih tangan kasus dengan guru

pembimbing sehingga guru pembimbing akan mempelajari sebab

– sebab yang melatar belakangi sikap dan tindakan siswa tersebut.

f. Guru Mata Pelajaran, Guru Praktik, Guru Piket, dan Petugas

Ketertiban Sekolah

- Disamping melakukan tugas utamanya, diharapkan dapat

membantu memasyarakatkan pelayanan BK kepada siswa.

- Membantu Guru pembimbing mengidentifikasi siswa – siswa

yang memerlukan layanan BK, serta pengumpulan data tentang

siswa – siswa tersebut.

32

Page 27: Bab II-III Laporan Bk 1

- Berpartisipasi aktif dan bekerjasama dengan wali kelas dalam

melakukan tindakan penanganan siswa secara langsung apabila

dipandang kurang sesuai dengan tata tertib Sekolah tanpa harus

melakukan alih tangan kepada Guru Pembimbing sebelum

berupaya memberikan pembinaan terhadap siswa yang

bermasalah di kelas maupun di luar kelas.

2. Kerjasama dengan pihak luar sekolah

33

Page 28: Bab II-III Laporan Bk 1

Gambar 3.2Mekanisme penanganan siswa bermasalah di SMP Negeri 1 Maduran

KEPALA SEKOLAH DAN

WAKASEK KOMITE SEKOLAH

GURU PIKET

WALI

KELAS

KOORDINATOR BK

GURU

PETUGAS LAIN

SISWA

34

Page 29: Bab II-III Laporan Bk 1

Gambar 3.3Pembagian Tugas Pembimbing

Pembagian daftar siswa asuh kepada guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Maduran tahun pelajaran 2012/2013

No Kelas Guru Pembimbing Jumlah Siswa

Wali Kelas

1. VII A

Zainul Chamidi, S.Pd

29 Dra. Fathiyah2. VII B 29 Ahmad Puji, S.Pd3. VII C 34 Drs. Usman Affan4. VII D 34 Zainul Chamidi, S.Pd5. VII E

Sastro Harjo, S.Pd

32 Drs. Abdul Ghofar6. VII F 32 Drs. Masfuf Djamil7. VII G 32 Sastro Harjo, S.Pd8. VII H 34 Drs. Abd. Manan9. VIII A

Novia Silviani, S.Pd32 Drs. Tabri

10. VIII B 33 Sunarto, S.Pd11. VIII C Siti Rondiyah, S.Pd 31 Drs. Ec. Kasiran12. VIII D

Cinarito, S.Pd30 Ahmad Mawardi, S.Ag

13. VIII E 32 Drs. MF. Aziz, M.Pd14. VIII F Siti Rondiyah, S.Pd 31 Moh. Said, S.Pd., M.Pd15. VIII G Drs. Jumain 30 Zaenal Arifin, S.Pd16. VIII H Siti Rondiyah, S.Pd 30 Hj. Ninik Mujiati, S.Pd17. IX A

Drs. M. Yusuf

24 Lies Salamah, S.Pd18. IX B 24 Sudanang, S.Pd19. IX C 34 Munirul, S.Pd20. IX D 33 Khoirul Huda, S.Pd21. IX E 34 Suntiyati, S.Pd22. IX F 34 H. Irham, S.Pd., M.Pd23. IX G Siti Rondiyah, S.Pd 34 Sri Sunarsih, S.Pd24. IX H Sastro Harjo, S.Pd 32 Sri Purwantini, S.Pd

35

Page 30: Bab II-III Laporan Bk 1

D. Bidang Pelayanan Konseling

Bidang layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang

diterapkan di SMP Negeri 1 Maduran, Kab. Lamonganadalah sebagai

berikut:

a. Bimbingan Pribadi, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang

bertujuan membantu peserta didik mengenal, menemukan, dan

mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwaa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.

b. Bimbingan Sosial, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang

bertujuan membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan

lingkungan dan pergaulan yang dilandasi budi pekerti luhur dan

tanggung jawab sosial.

c. Bimbingan Belajar, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang

bertujuan untuk membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan,

dan mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik

untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

program belajar di SMP.

d. Bimbingan Karir, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang

bertujuan membantu peserta didik mengenal potensi diri serta

prasyarat dalam mempersiapkan masa depan karir masing-masing

siswa.

E. Jenis Layanan

Adapun jenis layanan yang Bimbingan dan Konseling yang

diterapkan di SMP Negeri SMP Negeri 1 Maduran, Kab. Lamongan

terdapat 8 jenis layanan, yaitu:

a. Layanan Orientasi, merupakan layanan yang memungkinkan

siswa memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah

dan obyek-obyek yang dipelajari untuk mempermudah dan

memperlancar berperannya siswa di lingkungan yang baru itu.

36

Page 31: Bab II-III Laporan Bk 1

b. Layanan informasi, merupakan layanan yang memungkinkan

siswa menerima dan memahami berbagai informasi (seperti

informasi belajar, pergaulan, jabatan, pendidikan lanjutan).

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, merupakan layanan yang

memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran

yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas,

kelompok belajar, jurusan/program studi, program

latihan,magang, kegiatan pengembangan diri).

d. Layanan Pembelajaran (Penguasaan Konten), merupakan layanan

yang memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan

belajar yang baik dalam menguasai materi belajar yang cocok

dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai

kegiatan belajar lainnya.

e. Layanan konseling Perorangan, merupakan layanan yang

memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka

(secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang

dideritanya dan perkembangan dirinya.

f. Layanan Bimbingan Kelompok, merupakan layanan yang

memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui

dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok

bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan

pengembangan kemampuan sosial serta untuk pengambilan

keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.

g. Layanan Konsultasi, merupakan layanan yang memungkinkan

seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang

perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau

permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.

h. Layanan Mediasi, merupakan layanan yang memungkinkan

pihak-pihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan

kecocokan (bertikai) menyelesaikan permasalahan dan

memperbaiki hubungan mereka.

37

Page 32: Bab II-III Laporan Bk 1

F. Fungsi Layanan

1. Bimbingan Pribadi yang meliputi:

a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan

dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan

pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan

produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk

peranannya di masa depa.

c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta

penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang

kreatif dan produktif

d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha

penanggulangannya

e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan

diri secara mandiri sesuai dengan sistem etika dan nilai serta

apresiasi seni

f. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat,

baik secara rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan

hidup berkeluarga

2. Bimbingan sosial yang meliputi:

a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan

secara efektif, efisien, dan produktif.

b. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat

serta beragumentasi secara dinamis dan kreatif

c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial,

baik di rumah, di sekolah, di tempat latihan/kerja/unit produksi

maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama,

sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, hukum, ilmu,

dan kebiasaan yang berlaku.

38

Page 33: Bab II-III Laporan Bk 1

d. Pemantapan hubungan yang dinaamis, haarmonis, dan produktif

dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain,

di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumya.

e. Pemantapan pemahaman tentang peraturan kondisi rumah, sekolah,

dan lingkungan, serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan

bertanggung jawab

f. Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara

3. Bimbingan belajar yang meliputi:

a. Pemantapan sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar efektif dan

efisien serta produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi

dan kaya

b. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri

maupun berkelompok

c. Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan,

teknologi, dan atau seni di SMA dan sebagai persiapan untuk

mengikuti pendidikan yang lebih tinggi

d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan

budaya di lingkungan sekolah dan atau alam sekitar serta

masyarakat untuk pengembangan diri

e. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang

lebih tinggi

4. Bimbingan karir yang meliputi:

a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan

karir yang hendak dikembangkan

b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya

khususnya karir yang hendak dikembangkan

c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha

memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan

hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

39

Page 34: Bab II-III Laporan Bk 1

d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan

SMA

e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi,

khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan

G. Kegiatan Pendukung

Kegiatan pendukung yang ada di SMP Negeri 1 Maduran, Kab.

Lamongan adalah:

a. Aplikasi Instrumentasi, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan

data dan keterangan tentang siswa, keterangan tentang lingkungan

siswa dan lingkungan lainnya. Pengumpulan data ini dapat

dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.

b. Himpunan Data, merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh

data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan

siswa. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan,

sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.

c. Konferensi Kasus, merupakan kegiatan untuk membahas

permasalahan siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh

pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan,

komitmen bagi tertentaskannya permasalahan siswa itu. Pertemuan

konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah, merupakan kegiatan untuk memperoleh data,

keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya

permasalahan siswa melalui kunjungan ke rumah siswa. Kerja

sama dengan orang tua diperlukan.

e. Alih Tangan Kasus, merupakan kegiatan pendukung untuk

mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah

yang dialami siswa dengan memindahkan penanganan kasus ke

pihak lainnya, misalnya kepada guru mata pelajaran, konselor,

sesuai dengan permasalahan siswa.S

40

Page 35: Bab II-III Laporan Bk 1

Instrumen yang digunakan sebagai layanan pendukung dalam

Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Maduran, Kab. Lamongan

antara lain:

a. Sosiometri

Sosiometri digunakan mengetahui kondisi hubungan sosial

siswa di dalam kelas atau juga hubungan dalam kelompok belajar di

kelas yang bersifat sementara karena hubungan sosial antar individu

itu bersifat dinamis. Selain itu hasil sosiometri juga dapat digunakan

dalam layanan bimbingan seperti membagi kelompok belajar atau

dalam hal pembagian kelas dan pemberian konseling pada siswa.

Langkah-langkah dalam administrasi sosiometri:

1. Membuat angket, atau bisa juga menggunakan format angket

yang sudah ada (Terlampir).

Contoh:

Pilihlah 2 temanmu yang paling kamu suka dalam belajar

kelompok

Pilihlah 2 temanmu yang paling kamu tidak suka dalam

belajar kelompok

2. Menjawab angket isian sosiometri

3. Hasil sosiometri dicocokkan dengan absen (seleksi), nama yang

ditulis dengan no absen sudah sesuai atau belum

4. Membuat tabel sosiometri

5. Memasukkan hasil pilihan siswa ke tabel yang sudah dibuat

6. Menjumlahkan pilihan dengan warna yang berbeda, untuk jumlah

siswa yang dipilih atau disenangi diberi warna hitam dan jumlah

siswa yang tidak disenangi atau tidak dipilih diberi warna merah.

7. Membuat sosiogram, berikut cara membuat analisis sosiogram:

Berilah nomor (angka absen) yang telah ada pada tempat

yang telah disediakan dengan jarak yang sesuai sehingga

mudah untuk dilihat

41

Page 36: Bab II-III Laporan Bk 1

Bedakan siswa laki-laki dan siswa perempuan bisa dengan

pemberian warna atau bentuk, agar lebih mudah untuk

mencarinya

Berilah tanda panah yang menghubungkan hubungan sosial

antara satu siswa dengan yang lainnya. Untuk yang dipilih

berilah tanda dengan warna hitam atau warna lain yang sesuai

dan yang tidak dipilih hubungkan dengan warna merah

sehingga tampak jelas hubungannya

Analisis dari sosiogram yang sudah terbentuk.

b. Aum (Angket Ungkap Masalah)

Angket ini digunakan untuk mengetahui masalah yang

dihadapi siswa baik dalam dua belas bidang, yaitu masalah kesehatan,

masalah keadaan kehidupan ekonomi, masalah keluarga, masalah

agama, dan moral, masalah pribadi, masalah hubungan sosial dan

berorganisasi, masalah rekreasi / hobi dengan waktu luang masalah

penyesuaian terhadap sekolah/kampus, masalah penyesuaian terhadap

kurikulum, masalah masa depan yang berhubungan dengan jabatan,

masalah kebiasaan belajar, masalah muda mudi dan asmara.

Kemudian dapat dilakukan bimbingan yang cocok pada siswa baik

konseling secara individual ataupun konseling kelompok dengan

landasan hasil angket yang telah diisi oleh siswa itu sendiri.

Berikut prosedur yang digunakan dalam mengungkap masalah

antara lain:

a) Menjawab angket ungkap masalah yang terdiri dari angket untuk

masalah kesehatan, masalah keadaan kehidupan ekonomi,

masalah keluarga, masalah agama, dan moral, masalah pribadi,

masalah hubungan sosial dan berorganisasi, masalah rekreasi /

hobi dengan waktu luang masalah penyesuaian terhadap

sekolah/kampus, masalah penyesuaian terhadap kurikulum,

masalah masa depan yang berhubungan dengan jabatan, masalah

kebiasaan belajar, masalah muda mudi dan asmara.

42

Page 37: Bab II-III Laporan Bk 1

b) Mengisi jawaban pada lembar jawaban daftar cek masalah

c) Memasukkan jawaban dalam tabel analisa masalah indiividual

dari daftar cek masalah

d) Prosentasekan hasil jawaban dalam tabel prosentase analisa

masalah individual.

e) Menganalisa hasilnya dari tiap-tiap bidang masalah yang bisa

dilihat dari jumlah pemilihnya.

c. Angket-angket tambahan, seperti:

a. Angket Gaya Belajar

43

Page 38: Bab II-III Laporan Bk 1

H. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan kegiatan merupakan langkah-langkah yang telah tersusun

yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan observasi. Perencanaan kegiatan ini sudah diberikan oleh dosen

pembimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Untuk form

kegiatannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Laporan Studi LapanganTentang Layanan Bimbingan & Konseling

Di Sekolah

No.

Bulan Kegiatan

1

September Membaca refrensi secara mandiri, diskusi dan

konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru BK

disekolah

2

Oktober 1. Melakukan study lapangan tentang prosfil

BK di sekolah

2. Melakukan study lapangan tentang layanan

BK di sekolah

3 Nopember Melakukan assessment dan study kasus

4Desember Memberikan layanan/intervensi psikologis dan

penanganan kasus

5 Januari Penyusunan laporan

Selain itu observer juga melakukan pengembangan perencanaan

kegiatan dengan membuat jurnal kegiatan yang dilakukan sesuai dengan

jadwal pelajaran BK yang telah ditentuan oleh sekolah.

44

Page 39: Bab II-III Laporan Bk 1

Tabel 3.2Jurnal Kegiatan Observasi dan Interview Bimbingan Konseling

No Hari/tanggal Kegiatan

1 Senin,

1-10-2012

Observasi dan pengenalan dengan guru BK dan

kelas VIIG disekolah

2 Senin,

8-10-2012

Wawancara mengenai profil & pelayanan BK

disekolah

3 selasa,

9-10-2012

Observasi tentang struktur BK disekolah

4 Selasa,

22-10-2012

Konsultasi instrument dengan Guru Pamong

5 Sabtu,

27-10-2012

Entry data Tes AUM disekolah dengan Guru

Pamong

6 Senin.

29-10-2012

Entry data Tes Sosiometri disekolah dengan Guru

Pamong

7 Jum’at,

16-11-2012

Observasi kelas dengan menggunakan aplikasi

instrumen Tes Gaya Belajar

Keterangan: untuk layanan konseling dilakukan oleh pihak BK sendiri

dan observer hanya mengamati untuk mengetahui penerapan teknik

dalam menggali data dan mendapatkan penjelasan langsung dari guru

BK yang menangani tentang prosedurnya.

Pelaksanaan kegiatan observasi dimulai setelah pihak sekolah

memberikan izin kepada observer untuk melakukan observasi yang dimulai

sejak 1 Oktober 2012. Untuk selanjutnya pelaksanaan kegiatan tersebut

tercantum dalam jadwal kegiatan observasi dan interview (Terlampir).

45

Page 40: Bab II-III Laporan Bk 1

Gambar 3.4

Hubungan Konseling Efektif di Sekolah

a. Empati merupakan kemampuan memahami orang lain sesuai dengan

sudut pandang orang lain. Fungsinya untuk membangun rapport,

memperoleh informasi dan eksplorasi. Empati ada dua macam, yaitu:

1. Verbal

a) Memberi perhatian verbal

b) Probing atau mengajukan pertanyaan eksploratif

c) Meminta penjelasan (klarifikasi)

d) Menyatakan kembali isi pesan (parafrase)

e) Memantulkan perasaan (refleksi)

f) Membuat rangkuman

2. Non verbal

a) Memandang ke mata klien

b) Badan condong ke arah klien

c) Tidak berpangku tangan

d) Jika duduk, kaki tidak diangkat ke atas atau digerak-gerakkan

e) Mengikuti gerakan klien (pacing)

f) Menggunakan sentuhan secara tepat

g) Jarak fisik mencukupi (± 21 meter)

h) Menepati janji atau tepat waktu

46

HubunganKonseling

efektif

Empathy

Geniuneness

Positive Regard

Verbal

Non Verbal

Raport

Page 41: Bab II-III Laporan Bk 1

b. Genuineness

1. Asli, yaitu menjadi diri sendiri

2. Jujur, autentik dan tidak palsu

3. Tidak memainkan peran tertentu

4. Tulus, sungguh-sungguh dalam menolong

5. Tanpa pamrih

c. Penghargaan positif (respek)

Kemampuan untuk menghargai dalam menerima klien

sebagaimana adanya dengan segala keunikan, kelebihan dan

kekurangan.

1. Non verbal

Yaitu kemampuan menghargai orang lain dengan berbagai bentuk

perilaku yang dimunculkan tanpa komunikasi langsung dengan

kata-kata.

Tabel 3.3Dimensi dan indikator penghargaan positif non verbal

Dimensi Indikator

Suara Lembut, layak dengar

Ekspresi wajah Tersenyum, antusias

Kontak mata Menatap dengan soft

Posture Rileks, condong ke depan

Sentuhan Memegang, menepuk

Gesture Tangan terbuka

Jarak fisik Dekat, layak dengar

2. Verbal

Dilakukan dengan komunikasi pemahaman kata-kata serta dengan

sikap yang hangat dan komitmet tinggi.

47

Page 42: Bab II-III Laporan Bk 1

1. Catatan Alih Tangan kasus

Yaitu pengalihan penanganan kasus pada mereka yang lebih berwenang

atau berkonpeten yang meliputi:

a. Guru pembimbing tidak mampu

Contoh: siswa sakit yang tidak mampu ditangani dialihkan ke dokter

b. Anak bermasalah kejiwaan

Siswa yang bermasalah kejiwaan dialihkan pada mereka yang lebih

kompeten yaitu konselor atau terapi pada lembaga psikologi yang

menangani anak bermasalah

c. Guru mata pelajaran bermasalah dengan siswa

Jika ini terjadi maka kasus akan dialihtangankan kepada guru

pembimbing siswa.

2. Konferensi Kasus

Yaitu pemaparan dan penanganan kasus secara bersama oleh

berbagai pihak yang terkait di dalamnya. Kasus permasalahan sudah

bersifat berat dan memerlukan solusi penanganan lebih lanjut. Konferesi

kasus dapat dilakukan oleh guru, pembimbing, orang tua, dan kepala

sekolah yang dilakukan di ruangan khusus untuk konferensi kasus.

3. Kunjungan rumah (home visit).

Kunjungan rumah dilakukan jika permasalahan sudah terlalu parah

dan berbagai cara penyelesaian telah ditempuh yaitu melalui konseling,

bimbingan dan konverensi kasus. Sebelum dilakukan kunjungan

dikumpulkan dahulu data-data mengenai siswa dan diberikan surat

permohonan pada orang tua untuk hadir di sekolah.

Contoh hasil home visit yang telah dilakukan SMP Negeri 1

Maduran, Kab. Lamongan ini antara lain:

Judul : “Tidak masuk Sekolah tanpa Keterangan”

Bidang bimbingan : Pribadi Sosial

Fungsi kegiatan : Pencegahan/ pengentasan

Jenis kegiatan : Kunjungan rumah

Tujuan : Mengetahui penyebab siswa tidak hadir ke sekolah

48

Page 43: Bab II-III Laporan Bk 1

Hasil yang diinginkan: Siswa dapat mengetahui aktivitas sekolah dengan

baik

Subyek : A

Gambaran singkat :

A tidak masuk sekolah tanggal 3 Oktober 2012 sampai dengan

23 Oktober 2012 tanpa keterangan

Tidak masuk sekolah lagi tanggal 8 September 2012 sampai

dengan 30 September 2012 tanpa keterangan

Undangan orang tua ke-1 (orang tua tidak hadir)

Undangan orang tua ke-2 (orang tua hadir dan menyatakan Mr.

A tidak masuk karena sakit, guru pembimbing meminta surat

keterangan dokter tetapi tidak ada)

Undangan orang tua ke-3 dan ke-4 (orang tua tidak hadir

kembali sehingga berdasarkan keputusan bersama antara guru

pembimbing dengan kepala sekolah, maka dilakukan home visit

atau kunjungan rumah yang waktunya sesuai surat pengajuan

pada orang tua)

Hasilnya ditemukan rumah tersebut kosong dan hanya mendapat

keterangan dari tetangga

Untuk mendapat keterangan lebih maka dilakukan kunjungan

rumah untuk yang ke-2 dan ke-3 karena orang tua sulit untuk

ditemui

Setelah penyelesaian bersama dan demi kepentingan anak didik,

orang tua menyatakan A pindah sekolah.

4. Sirkulasi keluar masuk siswa dan adanya tatib

Ketertiban pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat

diperhatikan di SMP Negeri 1 Maduran, Kab. Lamonganyang meliputi

kebersihan, kerapian, dan kedisiplinan siswa. Jika guru pembimbing

memanggil siswa untuk melakukan bimbingan atau konseling pada saat

jam pelajaran, maka harus ada surat izin pemanggilan yang

ditandatangani oleh guru BK atau guru piket, dalam hal ini terdapat dua

49

Page 44: Bab II-III Laporan Bk 1

bentuk surat yaitu surat izin masuk/keluar dan surat permohonan

konseling. (Terlampir)

Ketertiban ditegakkan dengan pemberian poin bagi siswa yang

melanggar peraturan dan akan mendapat bimbingan dari guru

pembimbing, bukan dalam bentuk hukuman. Tata tertib itu tertulis dalam

buku saku siswa yang dimiliki oleh setiap siswa. Setiap pelanggaran

memiliki jenis, skor dan sanksi tertentu sesuai dengan situasi, kondisi

yang ada atau disesuaikan dengan kebijakan sekolah. Sanksi dapat berupa

teguran, pemberian tugas dan pemanggilan orang tua.

I. Aplikasi Instrumentasi

Instrumen bimbingan konselingmerupakan salah satu upaya yang

dilakukan oleh konselor sekolah dalam memahami dan menemukan

permasalahan yang menjadi kebutuhan siswa asuh. Penggunaan instrumentasi

ini bukan semata-mata dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan

apa yang terjadi dalam diri siswa, melainkan sebagai pembanding atau

pengantar konselor dalam menggali informasi yang dibutuhkan guna

menindak lanjuti dari dari hasil pengamatan konselor sekolah terhadap situasi

yang ada di sekolah khususnya pada siswa asuh.

Adapun instrumen yang diaplikasikan yaitu angket sosiometri, tes gaya

belajar. Berikut ini adalah aplikasi instrumentasi bimbingan koseling yang

dilakukan oleh observer:

1. Tes Gaya Belajar

Tes gaya belajar adalah salah satu instrument Bimbingan

Konseling yang digunakan untuk mengetahui tipe gaya belajar yang

dimiliki oleh setiap siswa sehingga dapat mempermudah dalam

menerapkan suatu metode pengajaran untuk setiap siswa. Test gaya

belajar ini terdiri dari 36 pertanyaan yang dibedakan menjadi 3 aspek

yaitu Visual, Audotorial, dan Kinestetik. Adapun cara menginterpretasi

test ini adalah setiap pertanyaan yang dipilih untuk setiap aspek

dijumlahkan kesamping kanan, untuk skor tertinggi adalah kecenderungan

50

Page 45: Bab II-III Laporan Bk 1

tipe gaya belajar yang dimiliki setiap siswa. Penilaian hitung berapa

jumlah yang anda lingkari untuk masing-masing gaya belajar.

Visual : 2 3 6 7 12 17 19 23 25 30 31 33 =

Auditorial : 1 4 8 11 14 15 16 20 22 27 32 34 =

Kinestetik : 5 9 10 13 18 21 24 26 28 29 35 36 =

Skor penilaian yang tertinggi adalah kecenderungan tipe gaya

belajar individu (Setiap individu memiliki kecenderungan kesalah satu

tipe gaya belajar, tetapi tetap ada kombinasi diantara ketiga gaya belajar

tersebut).

51

Page 46: Bab II-III Laporan Bk 1

Berikut adalah model instrumen tes gaya belajar:

(TES GAYA BELAJAR)

Nama :No Absen :Kelas :Sekolah :

Berilah lingkaran pada nomor pernyataan yang anda setujui !

1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada dikaset daripada membaca buku.

2. Jika saya mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu.

3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan ceramah.4. Disaat saya sendiri, saya biasanya memainkan music atau lagu atau

nyanyian.5. Saya lebih suka berolah raga daripada membaca buku.6. Saya selalu dapat menunjukkan arah Utara dan Selatan dimanapun

saya berada.7. Saya suka menulis surat atau buku harian.8. Saat saya berbicara, saya suka mengatakan, “saya mendengar anda,

itu terdengar bagus”.9. Ruangan belajar, meja belajar, kamar tidur atau rumah saya biasanya

berantakan atau tidak teratur.10. Saya suka merancang, mengerjakan dan membuat sesuatu dengan

kedua tangan saya.11. Saya tahu hampir semua kata – kata dari lagu yang saya dengar.12. Ketika mendengar orang lain berbicara, saya biasanya membuat

gambaran dalam pikiran saya dari apa yang mereka katakan.13. Saya suka olahraga dan saya rasa saya adalah olahragawan yang baik.14. Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama

dengan teman saya saat berbicara ditelepon.15. Tanpa music hidup amat mmbosankan.16. Saya sangat senang berkumpul, biasanya dapat dengan mudah

berbicara dengan siapa saja.17. Saat melihat obyek dalam bentuk gambar, saya dengan mudah dapat

mengenali obyek yang sama mskipun posisi obyek itu diputar atau diubah.

18. Saya biasanya mengatakan, “saya rasa, saya perlu menemukan pijakan atas hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini”.

19. Saat mengingat suatu pengalaman, saya seringkali melihat pengalaman itu dalam bentuk gambar dipikiran saya.

20. Saat mengingat suatu pengalaman, saya seringkali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu.

21. Saat mengingat suatu pengalaman, saya seringkali ingat bagaimana perasaan saya terhadap pengalaman itu.

22. Saya lebih suka seni music daripada seni lukis.23. Saya sering mencoret – coret kertas saat berbicara di telepon atau

52

Page 47: Bab II-III Laporan Bk 1

dalam suatu pertemuan.24. Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat

laporan tertulis tentang suatu kejadian.25. Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan cerita.26. Saya biasanya berbicara dengan perlahan.27. Saya lebih suka berbicara daripada menulis.28. Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi.29. Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang

saya baca.30. Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian

dalam pikiran saya.31. Saya suka mengeja dan saya pikir saya pintar mengeja kata – kata.32. Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada

saat saya sedang menonton televise.33. Saya suka mencatat perintah atau instruksi yang disampaikan kepada

saya.34. Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang dikatakan orang.35. Saya paling mudah belajar sambil mempraktekkan atua melakukan.36. Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam.

Hasil analisis dari aplikasi tes gaya belajar yang telah dilakukan di sekolah

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4Analisis Tes Gaya Belajar Siswa Kelas VII F & VII G

SMP Negeri 1 Maduran, Kab. LamonganTh. 2012-2013

Kelas VII F Kelas VII GNo

AbsenHasil/Gaya Belajar

No Absen

Hasil/Gaya Belajar

1 Kinestetik 1 Auditorial

2 Auditorial 2 Auditorial-kinestetik

3 Visual 3 Kinestetik

4 Auditorial 4 Visual

5 Auditorial 5 Visual

6 Visual 6 Visual-kinestetik

7 Auditorial 7 Visual

8 Visual 8 Visual-auditorial

9 Auditorial-kinestetik 9 Auditorial

53

Page 48: Bab II-III Laporan Bk 1

10 Visual 10 Tidak hadir

11 Visual 11 Visual

12 Auditorial 12 Visual

13 Kinestetik 13 Kinestetik

14 kinestetik 14 kinestetik

15 Kinestetik 15 Auditorial

16 Visual 16 Auditorial

17 Visual 17 Visual

18 Visual 18 Kinestetik

19 Auditorial 19 Visual

20 Auditorial 20 Visual-kinestetik

21 Visual 21 Auditorial

22 Visual-auditorial 22 Kinestetik

23 Kinestetik 23 Visual

24 Visual 24 Kinestetik

25 Visual 25 Visual

26 Visual 26 Visual

27 Auditorial 27 Visual-kinestetik

28 Visual 28 Visual

29 Visual-auditorial 29 Kinestetik

30 Visual 30 Auditorial-kinestetik

31 Auditorial 31 Tidak hadir

32 Auditorial 32 Kinestetik

Keterangan: Siswa dengan no absen 10 dan 31 kekas VII-G tidak masuk

saat dilakukan penyebaran angket54

Page 49: Bab II-III Laporan Bk 1

Berikut bagan gaya belajar anak kelas VII-F dan VII-G

Dari bagan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar anak kelas

VIIF dan VIIG memiliki gaya belajar Visual, walaupun ada juga yang

memiliki gaya belajar ganda seperti audiotorial-visual, auditorial-

kinestetik dan visual kinestetik. Karena sebagian besar anak kelas VIIF

dan VIIG memiliki gaya belajar visual yang lebih mengedepankan

kemampuan melihat, maka saran pembelajarannya antara lain:

1. Gunakan pena dan kertas untuk membantu mengingat materi yang

diterangkan guru.

2. Buatlah sketsa berupa diagram atau gambar – gambar dari apa yang

dipelajari.

3. Warnai teks yang penting saat membaca dengan menggunakan spidol

berwarna cerah.

4. Gunakan imajinasi visualpikiran saat mencermati materi, dengan cara

menutup mata untuk menvisualisasikan atau mengingat sesuatu.

5. Belajar membaca terbalik ( up side down). Peneliti menemukan; melakukan

kegiatan normal dengan cara aneh, seperti membaca terbalik, akan membuat

pikiran anda tajam. (lakukan kegiatan ini ±1 menit sebelum memulai

kegiatan belajar ).

55

Page 50: Bab II-III Laporan Bk 1

2. Tes Sosiometri

Sosiometri digunakan mengetahui kondisi hubungan sosial siswa

di dalam kelas atau juga hubungan dalam kelompok belajar di kelas yang

bersifat sementara karena hubungan sosial antar individu itu bersifat

dinamis. Selain itu hasil sosiometri juga dapat digunakan dalam layanan

bimbingan seperti membagi kelompok belajar atau dalam hal pembagian

kelas dan pemberian konseling pada siswa.

Berikut model instrumen sosiometri yang digunakan di SMP

Negeri 1 Maduran, Kab. Lamongan:

56

Page 51: Bab II-III Laporan Bk 1

ISIAN SOSIOMETRI

ANGKET SOSIOMETRI

Semester _____ Tahun Pelajaran ________________

Nama : __________________________________________

Kelas : ________ No. Absen : ___________

Tanggal : ____________________

Pilihlah 2 temanmu yang paling kamu SUKA (TERIMA) dalam belajar kelompok !

No N a m aNo.

AbsenAlasan

Pilihlah 2 temanmu yang paling kamu TIDAK SUKA (TOLAK) dalam belajar kelompok !

No N a m aNo.

AbsenAlasan

Untuk angket sosiometri yang digunakan untuk mengetahui hubungan

sosial siswa dalam kelas bentuknya hampir sama, hanya saja kalimat pernyataan

yang digunakan berbeda. Untuk contoh konkrit form tes sosiometri tentang

hubungan sosial antar siswa terlampir.

Berikut tabulasi hasil penyebaran angket sosiometri dan analisis

aitemnya:

57

Page 52: Bab II-III Laporan Bk 1

ANALISIS SOSIOGRAM SISWA KELAS VII E

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

A. Relasi Sosial

1. Saling memilih untuk kelompok belajar

a. 2 3

b. 6 7

c. 16 12

d. 26 28

e. 15 23

f. 20 24

2. Saling tidak memilih untuk kelompok belajar

a. 9 > < 30

b. 31 > < 32

c. 15 > < 22

B. Status Pemilihan

1. Siswa yang paling disenangi untuk belajar kelompok ada 2 orang,

yaitu:

No absen 11, dengan jumlah pemilih 5 orang

Alasan: baik dan suka kerja sama, karena dia baik dan lucu,

orangnya lucu.

No absen 28, dengan jumlah pemilih 4 orang

Alasan : sangat cerdas dan cepat, baik dan tidak sombong, karena

ramah, kerja sama, bisa diajak kerja sama saat belajar

kelompok.

2. Siswa yang kurang disenangi untuk belajar kelompok ada 3 orang.

No absen 22, dengan jumlah pemilih 14 orang

Alasan: nakal, karena suka cari gara-gara, menjengkelkan, suka

jahil, musuh karena membuat sakit hati dan ramai, karena

nakal, dan suka berisik, karena dia suka cari gara-gara,

58

Page 53: Bab II-III Laporan Bk 1

No absen 20, dengan jumlah pemilih 3 orang

Alasan: suka mencontoh, dan suka jahil, karena nakal.

No absen 6, dengan jumlah pemilih 3 orang

Alasan: suka mengolok-olok,banyak bercanda.karena suka

mengganggu dan menjahili saya.

3. Siswa yang tidak terpilih (terisolir)

Yaitu siswa dengan no absen: 8, 13, 14, 18, 25, 27, dan 29

Catatan:

a. Di dalam kelompok kelas VII E terdapat klik yaitu responden atau

siswa yang saling memilih tetapi tidak dipilih oleh responden lain.

b. Siswa di dalam kelompok tersebut dapat membentuk pasangan yang

ideal karena ada yang saling memilih (triangle) seperti yang telah

dijelaskan pada relasi social di atas. Namun terdapat juga yang saling

tidak memilih untuk dijadikan kelompok belajarnya dengan alasan-

alasan tertentu.

c. Dalam kasus anak yang tidak dipilih dan kurang disenangi untuk diajak

kerjasama dalam kelompok belajar, maka bimbingan dan konseling

membuat rencana penanganan dengan layanan sebagai berikut:

1. Diberikan bimbingan kelompok

2. Pemberian motivasi dan pemantauan secara sinergi.

59

Page 54: Bab II-III Laporan Bk 1

ANALISIS SOSIOGRAM SISWA KELAS VII F

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

A. Relasi Sosial

1. Siswa yang saling memilih dalam hubungan sosial:

a. 8 18

b. 4 32

c. 14 23

d. 27 29

e. 11 12

f. 21 25

2. Siswa yang saling tidak memilih dalam hubungan sosial:

a. 1 > < 21

B. Status Pemilihan

1. Siswa yang paling disenangi dalam hubungan sosial atau pergaulan

sehari-hari di sekolah ada 4 orang, yaitu:

No absen 7, dengan jumlah pemilih 3 orang

Alasan: karena kalau belajar kelompok serius, baik pada teman dan

tidak sombong, orangnya rajin pandai dan baik.

No absen 11, dengan jumlah pemilih 3 orang

Alasan: pintar mau disuruh, karena kompak, karena pintar.

No absen 22, dengan jumlah pemilih 3 orang

Alasan: asyik dan pintar, baik, karena orangnya tidak cerewet.

2. Siswa yang kurang disenangi dalam hubungan sosial atau pergaulan

sehari-hari di sekolah ada 3 orang 24,29,10

No absen 24, dengan jumlah pemilih 10 orang

Alasan: banayk bicara, karena cerewet dan suka mengatur,

orangnya banyak omong, tidak mau jum’at bersih, karena

dia sok-sok’an, cerewet suka mengatur, bandel tidak mau

bersih-bersih jum’at, karena dia endel, karena dia endel,

tidak mau diajak kerja sama.

60 68

Page 55: Bab II-III Laporan Bk 1

No absen 29, dengan jumlah pemilih 8 orang

Alasan: karena kalau belajar kelompok rame, karena anaknya usil

dan nakal, belajar kelompok banyak omong, karena selalu

ngomong, karena kalau belajar kelompok berbicara,

karena menggoda orang, karena rame saat diulang, karena

kalau dia diulang kejar-kejaran.

No absen 10, dengan jumlah pemilih 3 orang

Alasan: egois, suka mengatur, karena tidak sering main bersama.

3. Siswa yang tidak terpilih (terisolir)

Yaitu siswa dengan no absen: 2, 3, 5, 9, 20, 28, dan 30.

Catatan:

a. Di dalam kelompok kelas VII F terdapat klik yaitu responden atau

siswa yang saling memilih tetapi tidak dipilih oleh responden lain.

b. Siswa di dalam kelompok tersebut dapat membentuk pasangan yang

ideal karena ada yang saling memilih (triangle) seperti yang telah

dijelaskan pada relasi social di atas. Namun terdapat juga yang saling

tidak memilih dalam pergaulan sehari-hari di sekolah dengan alasan-

alasan tertentu.

c. Dalam kasus anak yang tidak dipilih dan kurang disenangi dalam

hubungan sosial atau pergaulan sehari-hari di sekolah, maka bimbingan

dan konseling membuat rencana penanganan dengan layanan sebagai

berikut:

1. Diberikan bimbingan kelompok

2. Pemberian motivasi dan pemantauan secara sinergi.

3. Tes AUM (Angket Ungkap Masalah)

Angket ini digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi

siswa yang meliputi dua belas bidang, yaitu masalah kesehatan, masalah

keadaan kehidupan ekonomi, masalah keluarga, masalah agama, dan

moral, masalah pribadi, masalah hubungan sosial dan berorganisasi,

61

Page 56: Bab II-III Laporan Bk 1

masalah rekreasi / hobi dengan waktu luang masalah penyesuaian terhadap

sekolah/kampus, masalah penyesuaian terhadap kurikulum, masalah masa

depan yang berhubungan dengan jabatan, masalah kebiasaan belajar,

masalah muda mudi dan asmara. Masalah yang muncul dari hasil tes AUM

dapat membantu guru bimbingan konseling untuk menangani

permasalahan yang dihadapi oleh siswanya baik secara kelompok maupun

individual, baik dalam bentuk bimbingan maupun konseling. Layanan itu

diberikan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sebenarnya

dan menciptakan manusia yang berbudi luhur. Angket berupa pernyataan

yang terdiri dari dua belas bagian yaitu masalah kesehatan, masalah

keadaan kehidupan ekonomi, masalah keluarga, masalah agama, dan

moral, masalah pribadi, masalah hubungan sosial dan berorganisasi,

masalah rekreasi / hobi dengan waktu luang masalah penyesuaian terhadap

sekolah/kampus, masalah penyesuaian terhadap kurikulum, masalah masa

depan yang berhubungan dengan jabatan, masalah kebiasaan belajar,

masalah muda mudi dan asmara yang jumlahnya disesuaikan dengan

bidang dan fungsinya (bentuk angket terlampir).

Administrasi angket ini adalah siswa diminta untuk membaca

terlebih dahulu tiap-tiap aitem pertanyaan, jika ada aitem yang merujuk

pada kondisi yang pernah dialami oleh siswa, maka siswa diminta untuk

melingkari nomor aitem tersebut, jika tidak maka siswa melanjutkan

mengerjakan aitem berikutnya hingga akhir.

Adapun prosedur yang digunakan dalam mengungkap masalah

antara lain:

a. Menjawab angket ungkap masalah yang terdiri dari angket untuk

masalah kesehatan, masalah keadaan kehidupan ekonomi, masalah

keluarga, masalah agama, dan moral, masalah pribadi, masalah

hubungan sosial dan berorganisasi, masalah rekreasi / hobi dengan

waktu luang masalah penyesuaian terhadap sekolah/kampus, masalah

penyesuaian terhadap kurikulum, masalah masa depan yang

62

Page 57: Bab II-III Laporan Bk 1

berhubungan dengan jabatan, masalah kebiasaan belajar, masalah muda

mudi dan asmara.

b. Mengisi jawaban dalam lembar jawaban dalam lembar daftar cek

masalah

c. Memasukkan jawaban dalam tabel analisa masalah individual dan

daftar cek masalah.

d. Prosentasekan hasil jawaban dalam tabel prosentase analisa masalah

individual.

e. Analisis hasilnya (terlampir)

63