Upload
vananh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
1. Anwar Hidayat, MENGUNGKAP MAKNA IKLAN REXONA
“CHEERLEADER PRIA” DI TELEVISI tahun 2010, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)
Iklan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pemasaran. Dengan
adanya iklan, maka masyarakat akan dapat mengetahui informasi tntang satu produk
dan tertarik untuk mengkonsumsi produk tersebut. Rexona merupakan salah satu
produk yang diiklankan ditelevisi dan menampilkan fenomena yang menarik, yaitu
hadirnya Cheerleader Pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna iklan
yang ada dalam tayangan iklan Rexona Cheerleader Pria.
Dipilihnya iklan Rexona “Cheerleader pria” sebagai obyek dalam penelitian ini
adalah karena Rexona “Cheerleader pria” termasuk salah satu iklan yang menarik
karena menampilkan satu fenomena yang memang sekarang ini tidak ada di
masyarakat, yaitu hadirnya Cheerleader pria. Yang ada sekarang ini adalah
Cheerleader wanita, bukan Cheerleader pria.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Artinya data yang digunakan
merupakan data kualitatif memaknai iklan dengan makna – makna denotatif dan
konotatif. Makna denotative adalah makna – makna yang dapat diartikan secara
langsung berdasarkan system tanda (symbol,icon dan index) yang ada dalam iklan
tanpa harus menghubungkanya dengan nilai – nilai yang ada di masyarakat.
Dari hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Pemaknaan iklan Rexona secara Denotatif meliputi : kata – kata yang terdengar
dan efek suara, kata – kata “mengapa itu Rexona For Men Hadir Untuk Pria”
pemaknaan tulisan “mengapa tidak ada Cheerleader Pria”, tulisan “Rexona
Deodorant no 1 di Dunia”, warna merah pakaian yang dipakai penari
Cheerleader adalah warna yang menarik perhatian, warna coklat sebagai
background “warna coklat sebagai warna dominant dalam iklan, penari pria
yang menarikan tarian Cheerleader “pria yang menari Cheerleader”.
b. Pemaknaan iklan Rexona secara Konotatif meliputi : pemaknaan pria sebagai
penari tarian Cheerleader, aksi menutup hidung oleh para penonton karena
mencium bau – bauan yang tidak sedap dan dapat diartikan sebagai pesan
gestural negative.
2. Tony Novianto, SEMIOTIKA IKLAN DALAM PEMBETUKAN CITRA
BUPATI ( Analisis Pembentukan Citra Bupati Sidoarjo Melalui Iklan
6
Apartemen Royal Mutiara Residence Pada Harian Jawa Pos Edisi Mei 2015)
tahun 2016, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya)
Penelitian berawal dari ketertarikan penulis terhadap dunia periklanan yang
ditampilkan melalui media cetak terutama iklan apartemen royal mutiara residence
pada harian Jawa Pos edisi mei 2015. Iklan ini menyajikan pesan – pesan persuasif
yang disajikan kedalam bentuk pesan tekstual (message) dan pesan gambar (image).
Didalam iklan ini terdapat gambar Bupati Sidoarjo incumbent H. Saiful Illah SH., M.
Hum yang pada akhirnya menimbulkan berbagai interpretasi dari khalayak seolah –
olah iklan ini memiliki dua tujuan yang saling bertolak belakang.
Pertama, iklan ini memang ditujukan untuk memperkenalkan produk property
terbaru apartemen royal mutiara residence dan kedua, iklan ini juga memiliki makna
tersembunyi dalam mengkonstruksi citra Bupati Sidoarjo H. Saiful Illah SH., M.
Hum. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini sangat berperan untuk membaca makna dari pesan
verbal dan non verbal dalam dimensi sosial yang berkaitan dengan konteks relasi
sosial, budaya dan politik. Dalam hal ini penulis berusaha untuk membongkar makna
denotatif, konotatif dan mitos yang terdapat pada pesan – pesa tekstual atau verbal
dan pesan non verbal berupa gambar yang terdapat didalam iklan apartemen royal
residence pada Harian Jawa Pos edisi mei 2015. Dari penelitian yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa pemaknaan bertingkat melalui pendekatan teori semiotaka
Roland Barthes, yaitu melalui pemaknaan konotasi, denotasi dan mitos pada iklan
apartemen royal mutiara residence, teridentifikasi makna eksplisit dari pesan – pesan
persuasif pada iklan yang bertujuan untuk membentuk citra Bupati Sidoarjo H. Saiful
Illah., SH. Hum menjadi lebih baik di benak masyarakat.
3. Pipit Aprianti, ANALISIS MAKNA IKLAN TELEVISI SABUN LIFEBOUY
EDISI BERBAGAI SEHAT tahun 2010 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)
Iklan televisi sabun Lifebouy edisi berbagai sehat dalam konteks makna dapat
diamati sebagai suatu upaya menyampaikan pesan dengan menggunakan perangkat
tanda dalam suatu sistem. Iklan sabun Lifebouy edisi berbagai sehat masih diperlukan
adanya pemaknaan lebih lanjut, sehingga konsumen jelas dalam menafsirkan maksud
dari iklan tersebut. Permasalahan dalam pemaknaan iklan ini misalnya tujuan dari
iklan yang mengajak pada konsumen untuk berbagai dengan cara melakukan
pembelian sabun Lifebouy yang kemudian hasil pembelia konsumenya disisihkan
untuk kegiatan kerha bakti sosial terhadap masyarakat miskin yang belum
menjalankan pola hidup sehat. Ajakan untuk ikut peduli dalam iklan tersebut masih
bersifat samar atau belum jelas, sehingga diperlukan uraian pemaknaan lebih lanjut.
7
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui makna yang
berbentuk dalam iklan sabun Lifebouy edisi berbagai sehat di televisi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa : lokasi dalamm iklan sabun lifebuoy edisi berbagai sehat
terbagi menjadi beberapa bagian yaitu ; ruang terbuka dan tertutup. Pada ruang
tertutup yaitu dalam rumah dan ruang terbuka berada di lokasi sekolah. Lokasi ruang
tertutup yatu pintu dalam yang menggambarkan setiap orang harus memiliki
kepedulian dengan cara membuka hati untuk saling berbagi tong sampah merupakan
tempat yang digunakan untuk menampung sampah – sampah baik yang berasal dari
daun maupun sampah lain. Kran air merupakan alat yang digunakan untuk menutup
dan membuka air secara teratur kran air ini digunakan untuk mempermudah para
pemakai dalam penggunaan air. Gambar pada iklan sabun Lifebouy edisi berbagi
sehat terlibat seorang ibu rumah tangga, anak laki – laki dan sekelompok murid
sekolah dasar. Indek dan simbol, indek pada iklan sabun Lifbouy adalah pada
perkataan terimakasih telah mewujudkan kebiasaan sehat dini dan simbol pada iklan
sabun Lifebouy terbagi menjadi dua, berupa verbal dan non verbal.
4. Gugi Guntara, ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME PADA
FILM SOEKARNO KARYA HANUNG BRAMANTYO tahun 2016
(Universitas Pasundan Bandung)
Film merupakan salah satu media massa yang efektif untuk dapat
menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat dan khalayak luas. Film juga sangat
efektif untuk dapat merubah pola pikir yang menonton nya karena di setiap adegan,
dialog dan latar terdapat pesan – pesan dan makna – makna yang dapat diserap
sehingga dikontruksikan oleh setiap individu yang menontonnya terhadap tayangan
yang disaksikannya. Peneliti menganalisis film Soekarno dengan metode penelitian
kualitatif dan menggunakan model semiotika Ferdinand De Sassure yang bertujuan
untuk mengetahui dan mendapatkan penanda, petanda Makna Nasionalisme yang
terdapat pada film Soekarno ini. Peneliti menggunakan juga teknik pengumpulan data
berupa observasi, studi kepustakaan dan melakukan wawancara mendalam kepada
akademisi/praktisi dan beberapa informan. Teknis menganalisis data pada penelitian
kualitatif ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Sehingga hasil yang diperoleh dari
penelitian Analisis Semiotika Makna Nasionalisme Pada Film Soekarno Karya
Hanung Bramantyo ini peneliti mendapatakan sepuluh (10) adegan atau scene yang
pada dialog dan adegan nya mengandung Makna Nasionalisme. Makna nasionalisme
sendiri menurut Peneliti sangat penting untuk diangkat dan dijadikan suatu ideologi
agar kelak penerus dan generasi muda bangsa Indonesia ini mempunyai rasa kecintaan
yang begitu amat dalam serta menjaga kedaulatan Republik Indonesia dan salah satu
nya dengan menumbuhkan dan menguraikan rasa Nasionalisme.
8
Tabel 2.1
Mapping Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahu
n
Penel
itian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
ANWAR
HIDAYAT
Mengungka
p Makna
Iklan
Rexona
“Cheerlead
er Pria” di
Televisi
2010 Penelitian
kualitatif
dengan
memaknai
makna
denotative
dan
konotatif
a. Pemaknaan iklan Rexona
secara Denotatif meliputi :
kata – kata yang terdengar
dan efek suara, kata – kata
“mengapa itu Rexona For
Men Hadir Untuk Pria”
pemaknaan tulisan “mengapa
tidak ada Cheerleader Pria”,
tulisan “Rexona Deodorant
no 1 di Dunia”, warna merah
pakaian yang dipakai penari
Cheerleader adalah warna
yang menarik perhatian,
warna coklat sebagai
background “warna coklat
sebagai warna dominant
dalam iklan, penari pria yang
menarikan tarian Cheerleader
“pria yang menari
Cheerleader”.
b. Pemaknaan iklan Rexona
secara Konotatif meliputi :
pemaknaan pria sebagai
penari tarian Cheerleader,
aksi menutup hidung oleh
para penonton karena
mencium bau – bauan yang
tidak sedap dan dapat
diartikan sebagai pesan
gestural negative.
TONY
NOVIANTO
Semiotika
Iklan
2016 Pendekatan
Kualitatif
pemaknaan bertingkat
melalui pendekatan teori
9
Dalam
Pembentuk
an Citra
Bupati
(Analisis
Pembentuk
an Citra
Bupati
Sidoarjo
Melalui
Iklan
Apartemen
Royal
Mutiara
Residence
Pada
Harian
Jawa Pos
Edisi Mei
2015)
untuk
membaca
makna
pesan
verbal dan
non verbal
semiotaka Roland Barthes,
yaitu melalui pemaknaan
konotasi, denotasi dan mitos
pada iklan apartemen royal
mutiara residence,
teridentifikasi makna
eksplisit dari pesan – pesan
persuasif pada iklan yang
bertujuan untuk membentuk
citra Bupati Sidoarjo H.
Saiful Illah., SH. Hum
menjadi lebih baik di benak
masyarakat.
PIPIT
APRIANTI
Analisis
Makna
Iklan
Televisi
Sabun
Lifebouy
Edisi
Berbagai
Sehat
2010 Penelitian
kualitatif
untuk
mengetahui
makna
lokasi dalamm iklan sabun
lifebuoy edisi berbagai sehat
terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu ; ruang terbuka
dan tertutup. Pada ruang
tertutup yaitu dalam rumah
dan ruang terbuka berada di
lokasi sekolah. Lokasi ruang
tertutup yatu pintu dalam
yang menggambarkan setiap
orang harus memiliki
kepedulian dengan cara
membuka hati untuk saling
berbagi tong sampah
merupakan tempat yang
digunakan untuk menampung
sampah – sampah baik yang
berasal dari daun maupun
10
sampah lain. Kran air
merupakan alat yang
digunakan untuk menutup
dan membuka air secara
teratur kran air ini digunakan
untuk mempermudah para
pemakai dalam penggunaan
air. Gambar pada iklan sabun
Lifebouy edisi berbagi sehat
terlibat seorang ibu rumah
tangga, anak laki – laki dan
sekelompok murid sekolah
dasar. Indek dan simbol,
indek pada iklan sabun
Lifbouy adalah pada
perkataan terimakasih telah
mewujudkan kebiasaan sehat
dini dan simbol pada iklan
sabun Lifebouy terbagi
menjadi dua, berupa verbal
dan non verbal.
GUGI
GUNTARA
Analisis
Semiotika
Makna
Nasionalis
me Pada
Film
Soekarno
Karya
Hanung
Bramantyo
2016 Penelitian
kualitatif
dengan
menggunak
an model
Ferdinand
De Sassure
mendapatakan sepuluh (10)
adegan atau scene yang pada
dialog dan adegan nya
mengandung Makna
Nasionalisme. Makna
nasionalisme sendiri menurut
Peneliti sangat penting untuk
diangkat dan dijadikan suatu
ideologi agar kelak penerus
dan generasi muda bangsa
Indonesia ini mempunyai rasa
kecintaan yang begitu amat
dalam serta menjaga
kedaulatan Republik
Indonesia dan salah satu nya
dengan menumbuhkan dan
11
menguraikan rasa
Nasionalisme.
2.2 Landasan Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu landasan
teori. Landasan teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut
mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti serta memahami berbagai hal dan
memberikan keputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan.
2.2.1 Komunikasi Massa
Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin
“communicatio“. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti
sama. Sama yang dimaksud berarti sama makna dan arti. Jadi komunikasi
terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang
disampaikan komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2004:30).
Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah orang besar”. Sedangkan defenisi komunikasi
massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yakni Gerbner
“kommunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004:4).
Menurut Harold Lasswell cara yang terbaik untuk menggambarkan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who
Says Shat In Wich Channel To Whom With What Effect ? (Siapa Mengatakan
Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa ?). Jawaban bagi
pertanyaan paradigmatik Lasswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi
yang meliputi komunikator, pesan, media, komunikan, efek (Mulyana,
2005:62).
2.2.1.1 Komponen Komunikasi Massa
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan komunikasi satu
arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber)
melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi
12
massa dalam prosesnya bersifat satu arah, namun dalam operasionalnya
memerlukan komponen lain yang turut menentukan lancarnya proses
komunikasi. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak
sesederhana komponen komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi
massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai
karakteristik tertentu adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004:36-42).
a. Komunikator
Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya
langsung seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang
terorganisasikan dari beberapa partisipan, diproduksi secara massal,
dan didistribusikan kepada massa.
b. Pesan
Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu
bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang.
Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara
satu sama lainnya.
c. Media
Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media
massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk
memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan
serentak (instananeous).
d. Khalayak
Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau
sejumlah besar khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta
sifatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat penting bagi
media untuk memperhatikan khalayak.
e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa
Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada
umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen.
Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media
sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama,
usia, budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan di – filter
(disaring) oleh khalayak yang menerimanya.
13
f. Gatekeeper (Penjaga Gawang)
Dalam proses perjalanannya sebuah pesan dari sumber media massa
kepada penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di dalamnya.
Gatekeeper dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui
suatu pesan dalam perjalanannya dari sumber kepada penerima.
2.2.1.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann
(dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:
1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis;
2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-
peserta komunikasi;
3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak
terbatas dan anonim;
4. Mempunyai public yang secara terbesar
2.2.1.3 Proses Komunikasi Massa
Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang
yang bersifat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1999) dalam
Denis (2011) proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:
a. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala
besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi
informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran
atau pemberitaan jumlah dan lingkupnya sangat luas dan besar.
b. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model
satu arah yaitu dari komunikator kepada komunikan atau media
kepada khalayak. Interaksi yang terjadi sifatnya terbatas.
2.2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Effendy (1993) dalam (Ardianto, Komala, Karlinah,
2007: 17-19). fungsi komunikasi tidak terlepas dari:
1. Fungsi informasi
Fungsi memberikan ini diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai
14
informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan
sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial
akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.
2. Fungsi pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang
sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media
massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang
berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya
melalui drama, cerita, diskusi dan artikel.
3. Fungsi mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, features, iklan dan artikel. Khalayak dapat
terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat
kabar.
4. Fungsi menghibur
Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain
tujuannya adalah untuk megurangi ketegangan pikiran khalayak,
karena dengan membaca beritaberita ringan atau melihat tayangan
hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
2.2.2 Televisi
2.2.2.1 Pengertian Televisi
Pengertian secara lebih mendalam mengenai definisi iklan
televisi adalah sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas ke
dalam gemerlapan yang memikat dan memesona menjadi sebuah sistem
yang keluar dari imajinasi dan muncul kedalam dunia nyata melalui
media (Bungin, 2011: 107).
Dalam Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi
merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan
isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak
memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola
pikir, dan tindak individu”.
15
Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih
luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan
gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga
listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah
menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada
pesawat penerima”.
Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi
adalah sistem elektronik yang menyampaikan suatu isi pesan dalam
bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar,
penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.
Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental,
pola pikir khalayak umum.
2.2.2.2 Fungsi Televisi
Fungsi informatif dan persuasif yang dijelaskan (Widyatama,
2011: 43).
2.2.2.2.1 Fungsi Informatif
Fungsi informatif merupakan fungsi yang sangat umum dari
iklan, dimana iklan digunakan untuk memberitahukan sesuatu
informasi dari produsen ke konsumen. Artinya, fungsi informatif ini
lebih ditekankan untuk menambah pengetahuan (kognisi) seseorang,
dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari sedikit tahu menjadi
banyak tahu.
Dalam istilah ilmu komunikasi fungsi ini sering disebut
dengan fungsi to inform. Informasi yang diberikan ini termasuk di
dalamnya antara lain memberikan berbagai informasi tentang prestasi
perusahaan, pengenalan produk baru, perubahan harga, perubahan
kemasan, warna, ramuan atau komposisi isi atau kandungan gizi,
tempat pemasaran, nomor telepon yang dapat dihubungi konsumen
untuk keperluan pengaduan, batas kadaluarsa, menguraikan cara
kerja, khasiat atau manfaat, cara pemakaian, cara penyimpanan, cara
pengolahan atau produksi, dan sebagainya.
16
2.2.2.2.2 Fungsi Persuasif
Dalam fungsi persuasif selain bisa berfungsi memberikan
informasi, iklan juga dapat berfungsi membujuk, merayu konsumen
untuk bersikap maupun berprilaku tertentu sesuai yang dikehendaki
oleh produsen. Misalnya, mengajak konsumen untuk mencoba
produk baru, pemakaian baru, menambah jumlah atau frekuensi
pemakaian, memperpanjang pemakaian, menambah variasi
penggunaan, membujuk konsumen untuk memilih merek tertentu,
mengarahkan konsumen untuk membeli merek tertentu, mengubah
persepsi tentang ciri-ciri merek tertentu, dan sebagainya.
Dari uraian ini objek yang dibidik tidak hanya aspek sikap
(afeksi) dan prilaku (psikomotor), tetapi juga aspek pengetahuan
(kognisi) khalayak agar ada perubahan dan penerimaan positif
terhadap produk. Tanpa mengingkari tipe kepribadian khalayak
dimana diketahui ada yang gampang terbujuk dan tidak, dalam proses
memengaruhi yang dilakukan oleh iklan, bisa jadi berlangsung dalam
waktu hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, atau (bahkan)
tahunan. Lamanya waktu yang dibutuhkan oleh iklan untuk
membujuk khalayak sangatlah relatif. Ia tidak hanya bergantung pada
tipe kepribadian konsumen tetapi juga oleh seberapa kuat isi iklan itu
sendiri. Apakah pesan yang ada dalam iklan menggunakan kata atau
kalimat yang memiliki daya persuasi kuat ataukah tidak. Apabila
menggunakan kata atau kalimat yang sangat persuasif, tentu iklan
tersebut akan mampu menggerakkan khalayak sesuai dengan apa
yang dikehendaki. Selain itu, apakah pesan iklan tersebut dianggap
sebagai sesuatu hal yang bernilai atau tidak oleh konsumen. Pesan
yang bernilai adalah pesan yang dianggap memiliki arti penting bagi
khalayak.
2.2.2.3 Karakteristik Televisi
Di dalam buku Elvinaro (2007:137-139), karakteristik televisi
dibagi kedalam tiga jenis sebagai berikut.
a. Audiovisual
Jika dibandingkan dengan media penyiaran lainnya televisi memiliki
suatu kelebihan, yaitu dapat didengar sekaligus dilihat. Oleh karena
17
itu, televisi dapat dikatakan sebagai media massa elektronik
audiovisual. Walaupun demikian, bukan berarti gambar lebih penting
dari kata-kata, akan tetapi keduanya harus ada kesesuaian yang baik.
b. Berpikir Dalam Gambar
Terdapat dua tahapan yang dilakukan pada proses berpikir dalam
gambar. Yang pertama, visualisasi (visualization) yaitu
menerjemahkan kata-kata yang memiliki gagasan yang menjadi
gambar,secara,individual.Yangkedua, picturization (penggambara)
yaitu suatu kegiatan merangkai gambar-gambar yang dilakukan
dengan sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya dapat mengandung
arti atau makna tertentu.
c. Pengoprasian Lebih Kompleks
Jika dibandingkan dengan siaran radio, siaran televisi jauh lebih
kompleks serta lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang
digunakan dalam siaran televisi pun lebih banyak serta dalam
mengoprasikannya pun lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-
orang yang memiliki kemampuan dibidang itu dan harus terlatih.
2.2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Menurut Skomis (1985) dalam Syahputra (2006:70). Kelebihan
televisi yang paling terlihat adalah memberikan gambaran berupa video
apabila dibandingkan dengan dengan media massa lainnya seperti radio,
majalah, surat kabar, buku dan lain sebagainya. Sehingga televisi tampak
memberikan sifat yang sangat istimewa. Sehingga televisi dikatakan
sebagai gabungan dari media dengan gambar. Baik bersifat informatif,
hiburan, maupun pendidikan ataupun bahkan penggabungan antara
ketiga unsur tersebut
4 kelebihan televisi :
a. Mampu menguasai jarak serta waktu, karena teknologi televisi
menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber
yang dipancarkan transmisi melalui satelit.
b. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai
aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.
18
c. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini
disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak
(ekspresif).
d. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas
dan sistematis.
4 kelebihan televisi :
a. Media televisi terikat waktu tontonan.
b. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial
secara langsung dan vulgar.
c. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis
massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi
pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Sangatlah
berbeda dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam
bentuk kliping.
2.2.3 Iklan
2.2.3.1 Pengertian Iklan
Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan
bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix).
Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Sedangkan periklanan (advertising) adalah segala biaya yang harus
dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi
dalam bentuk gagasan, barang atau jasa (kotler and amstrong, 2002:153).
2.2.3.2 Bahasa Dalam Iklan
Dalam periklanan bahasa yang digunakan memiliki ciri pokok,
yaitu meraih tujuan sebagaimana yang dikehendaki oleh pengiklan.
Apapun macam bahasa yang digunakan dan bagaimanapun struktur serta
gaya pesan yang digunakan dalam sebuah iklan, yang jelas pesan tersebut
mampu serta dapat mewujudkan tujuan iklan dan sebisa mungkin dapat
mengkomunikasikan bahasa dengan baik sesuai dengan norma yang
disampaikan dari produsen, yaitu pihak penghasil produk (yang
bertindak sebagai komunikator) kepada konsumennya (yang bertindak
sebagai khalayak penerima pesan, komunikan atau audience-nya).
19
Bahasa iklan adalah bahasa yang sekurang-kurangnya terdapat dua
hal, yaitu bentuk bahasa dan cara penyampaiannya. Bentuk bahasa
menyangkut fungsi dan konteks, sedangkan cara penyampaiannya
berkaitan dengan pemakaian bahasa yang berkesan (Widyatama,
2011:45).
Bahasa dalam menyusun iklan memegang peranan yang cukup
penting sebagai titik tolak penulisan sehingga pesan yang disampaikan
dapat diterima pembaca tanpa menimbulkan keraguan. Iklan yang
memiliki daya tarik bertujuan untuk mencari dan menempatkan posisi
khusus dalam pikiran konsumen dan juga iklan berguna untuk
memancing tanggapan (respons) konsumen. Sebuah produk atau jasa
wajib memposisikan diri untuk menempatkan citra yang baik serta
membangun sebuah ideologi yang tertanam ke dalam benak konsumen
sehingga percaya, mau membeli dan menggunakannya sehingga menjadi
kebiasaannya untuk memilih produk tersebut.
2.2.3.3 Jenis – Jenis Tampilan Pesan Iklan
Menurut Kotler ( 2001 : 549 ), jenis – jenis tampilan pesan iklan
dapat dibagi menjadi :
1. Bagian kegiatan hidup ( slice of life ) : jenis tampilan pesan iklan ini
menunjukan satu atau lebih “ jenis “ audience, yang menggunakan
barang dan jasa dalam kegiatan sehari – hari.
2. Gaya hidup ( lifestyle ) : jenis tampilan pesan iklan ini menunjukan
bagaiman kesesuaian produk digunakan dalam kegiatan hidup sehari
– hari.
3. Fantasi ( fantasy ) jenis tampilan pesan iklan ini menampilkan
sebuah fantasi mengenai produk dan penggunaanya.
4. Mood dan Image : jenis tampilan pesan iklan ini membangun mood
( suasana hati ) dan image ( kesan ) mengenai produk, seperti
kecantikan, cinta dan ketenangan.
5. Music ( musical ) : jenis tampilan pesan iklan ini menampilkan
sekelompok orang atau kartun animasi menyanyikan mengenai
produk.
6. Simbol kepribadian ( personality symbol ) : jenis tampilan pesan
iklan ini menciptakan karakter produk.
7. Kecanggihan teknologi ( technical expertise ) : jenis tampilan pesan
iklan ini menunjukan kecanggihan perusahaan pembuat produk.
20
8. Identitas pengetahuan ( scientific evidence ) : jenis tampilan pesan
iklan ini menunjukan penelitian, yang membuktikan bahwa merek
produk tersebut lebih baik daripada merek produk lain.
9. Identitas keterangan ( testimonial evidence ) : jenis tampilan pesan
iklan ini menunjukan kepercayaan atau kesukaan sumber pembawa
pesan mengenai produk yang diiklankan.
2.2.3.4 Fungsi Iklan
Menurut Shimp (2000), yang dikutip Puspitasari (2003 :31),
menyatakan bahwa investasi besar-besaran dalam periklanan
menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang memiliki keyakinan akan
efektifitas iklan. Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal
sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi
perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, dimana fungsi-fungsi tersebut
antara lain:
1. Memberi informasi (informing), yakni membuat konsumen sadar
akan merekmerek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan
manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang
positif.
2. Membujuk (persuading), yang berarti iklan yang efektif akan
mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang
diiklankan.
3. Mengingatkan (reminding), dimana iklan berfungsi untuk menjaga
agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.
4. Memberi nilai tambah (adding value). Periklanan memberi nilai
tambah pada konsumen dengan mempengaruhi persepsi konsumen.
2.2.3.5 Tujuan Iklan
Iklan dibuat dengan tujuan sebagai media untuk mendorong hard sell
yang bagus. Untuk mencapai hal ini, secara minimal iklan harus
mempunyai kekuatan untuk mendorong, mengarahkan, dan membujuk
khalayak untuk mengakui kebenaran pesan dari iklan, dan secara
maksimal dapat mempengaruhi kesadaran khalayak untuk
mengkonsumsi produk dan jasa yang diiklankan. Menurut Junaedi
(2013: 113) tujuan iklan yaitu:
21
a. Sebagai media informasi Iklan ditujukan untuk menginformasikan
suatu produk barang dan jasa kepada khalayak. Tidak hanya dalam
produk tetapi juga hal lainnya.
b. Untuk Mempengaruhi konsumen Iklan dapat mengarahkan
konsumen untuk mengkonsumsi produk barang atau jasa tertentu,
atau mengubah sikap agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
pengiklan.
c. Untuk mengingatkan konsumen Iklan ditujukan agar konsumen
selalu mengingat produk tertentu sehingga tetap setia
mengkonsumsinya.
2.2.4 Semiotika
Semiotika merupakan suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengkaji tanda dan segala hal yang berhubungan dengan tanda. Kata
‘semiotik” sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda”
atau seme, yang berarti “penafsir” tanda. Contohnya, asap yang
membumbung tinggi menandai adanya api. Semiotika berusaha menjelaskan
jalinan tanda atau ilmu tentang tanda; secara
sistematik menjelaskan esensi, ciri-ciri, dan bentuk suatu tanda, serta proses
signifikasi yang menyertainya (Alex Sobur, 2004: 16).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori semiotika Charles
Sander Pierce. Charles Sanders Peirce ialah seorang ahli matematika dari AS
yang sangat tertarik pada persoalan lambang-lambang. Peirce menggunakan
istilah representamen yang tidak lain adalah lambang (sign) dengan
pengertian sebagai something which stands to somebody for something in
some respect or capacity (sesuatu yang mewakili sesuatu bagi seseorang
dalam suatu hal atau kapasitas), (Pawito, 2007:157).
Menurut Peirce, sebuah tanda itu mengacu pada sebuah acuan dan
pemaknaan adalah fungsi utamanya. Hal ini sesuai dengan definisi dari tanda
itu sendiri, yaitu sebagai sesuatu yang memiliki bentuk fisik, dan harus
merujuk pada sesuatu yang lain. Dari tanda tersebut Peirce ingin
mengidentifikasikan partikel dasar dari tanda dan menggabungkannya
kembali semua komponen ke dalam struktur tunggal. Peirce menggunakan
teori segitiga makna (triangle meaning) yang terdiri atas : (Rachmat,
2006:265).
22
a. Sign (tanda) adalah sesuatu fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera
manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (mepemaknaankan) hal
lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek.
b. Object (objek) adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda
atau sesuatu yang dirujuk tanda.
c. Interpretant (interpretan) adalah konsep pemikiran dari orang yang
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna yang ada dalam
benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Hubungan segitiga makna Peirce ditampilkan dalam gambar berikut:
Hubungan Tanda, Objek dan Interpretan Pierce
Sumber : John Fiske, 1990
Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon),
index (indeks), dan symbol (simbol), (Sobur, 2006:42).
a. Icon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, icon adalah hubungan
antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya :
potret dan peta.
b. Index adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara
tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau
tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas
ialah asap sebagai tanda adanya api.
c. symbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara
penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau
semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.
sign
interpretant object
23
Ketiga kategori terebut digambarkan dalam seuah model segitiga
sebagai berikut :
Model Kategori Tanda oleh Pierce Sumber : John Fiske, 1990
2.3 Kerangka Dasar Pemikiran
Kerangka penelitian ini bersumber pada pendapat penerima pesan terhadap
pesan yang disampaikan iklan tersebut. Penerima pesan yaitu konsumen akan
mempunyai berbagai penafsiran terhadap iklan tersebut, tidak samanya persepsi yang
muncul akan membuat sebagian orang bingung terhadap iklan yang dilihatnya. Untuk
menghindari penafsiran yang berbeda ini dibutuhkan suatu analisis secara menyeluruh
terhadap kandungan iklan dan tujuan iklan tersebut dibuat.
Kerangka pemikiran ini berawal dari tayangan iklan Gojek versi Michael Essien
di televisi, dari iklan tersebut muncul berbagai persepsi konsumen terhadap iklan dan
produk yang ditawarkan. Dan kemudian konsumen melakukan pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian atau tidak terhadap produk tersebut.
24
Sumber : olahan penulis 2018
Iklan GOJEK versi Michael
Essien
Analisis Semiotika
“Charles Sanders Pierce”
Ikon indeks simbol