15
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. 2.1.2. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur- unsur bahasa, serta fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistil. Pendekatan pembelajaran lebih bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989).

Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu

dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis

tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan

strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian

pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan

prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus

memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran

yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan

belajar dapat terpenuhi.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,

pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam

berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan

kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat

subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.

2.1.2. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori

tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber

landasan/prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan

asumsi-asumsi dan tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-

unsur bahasa, serta fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam

suatu masyarakat bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis

dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistil. Pendekatan

pembelajaran lebih bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori

linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

7

pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya dari pendekatan

berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang mengemukakan tesis-tesis linguistik

menurut pandangan kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar bahasa

menganut aliran behavioerisme diturunkan metode pembelajaran bahasa yang

disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).

2.1.3. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan

materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti

penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui

langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan

perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan

penilaian hasil belajar.

Dalam strategi pembelajaran, terdapat variabel metode pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu strategi pengorganisasian isi pembelajaran,

(b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) startegi pengelolaan pembelajaran

(Degeng, 1997). Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran

Adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah

dipilih untuk pembelajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada tindakan

seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lain-

lain yang setingkat dengan itu. Strategi penyampaian pembelajaran

adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada pebelajar

untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari pebelajar.

Adapun startegi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata

interaksi antara pebelajar dengan variabel pengorganisasian dan

penyampaian isi pembelajaran.

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran

Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen

variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Strategi ini

memiliki dua fungsi, yaitu (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

8

pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang

diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes).

3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen

variabel metode yang berurusan dengan bagaimana interaksi antara

pebelajar dengan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi

ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi

pengorganisasian dan strategi penyampaian tertentu yang digunakan

selama proses pembelajaran.

2.1.4. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia ( Membaca )

2.1.4.1. Hakikat Membaca

1) Hakikat dan Proses Membaca

Sejalan dengan pendapat tersebut, Burns (1984:4)

mengemukakan bahwa membaca merupakan proses yang kompleks.

Dalam membaca, pembaca harus harus mampu menangkap sejumlah

simbol tertulis yang dibaca dan menginterpretasikan simbol-simbol atau

kata-kata yang dibaca, memahami alur berpikir dan bentuk-bentuk

gramatikal tulisan, menghubungkan pengalaman yang telah mereka

peroleh sebelumnya untuk memahami makna kata-kata yang ia baca,

mengingat apa yang telah mereka baca dan menghubungkannya

dengan ide-ide yang terdapat dalam bacaan dan kenyataan yang ada,

membuat kesimpulan dan penilaian terhadap materi yang dibaca, serta

menghubungkan minat dan sikap yang mempengaruhi keberhasilan

membacanya.

Dengan demikian jelaslah bahwa kegiatan membaca bukan

merupakan kegiatan yang mudah dan muncul dengan sendirinya.

Kemampuan membaca dapat ditingkatkan melalui pembelajaran

membaca dan juga latihan yang tepat.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

9

2) Faktor yang Menentukan Keberhasilan Membaca

Banyak faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam

membaca. Burns (1994) mengemukakan adanya enam faktor penting

yang menentukan keberhasilan seseorang dalam membaca. Keenam

faktor tersebut adalah: (1) latar belakang pengetahuan dan pengalaman

pembaca terutama yang sesuai dengan materi bacaan, (2) penguasaan

bahasa bacaan, (3) minat terhadap bacaan, (4) kesiapan sosial dan

emosional, (5) kesiapan fisik, dan (6) kemampuan berpikir.

Pertama, pengelaman dan pengetahuan yang luas (skemata)

merupakan faktor yang sangat penting dalam membaca. Dengan bekal

pengetahuan dan pengalaman yang sesuai dengan materi bacaan,

pembaca mampu mengenali dan memahami konsep-konsep dan kata-

kata yang dibacanya, selanjutnya mampu memahami makna kata-kata

tersebut dengan tepat dan cepat. Pengalaman merupakan dasar

pembentukan konsep-konsep dan konsep-konsep adalah dasar

penguasaan kosakata (perbendaharaan kata).

Kedua, penguasaan bahasa merupakan faktor yang sangat

penting dalam membaca karena pada hakikatnya membaca merupakan

kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan media bahasa tulis.

Dengan menguasai bahasa yang digunakan dalam bacaan, pembaca

akan dapat memahami pesan yang disampaikan penulis dengan tepat

dan cepat.

Ketiga, minat terhadap bacaan merupakan faktor penting dalam

membaca. Dengan memiliki minat terhadap bacaan, akan mendorong

pembaca untuk selalu ingin mengetahui isinya. Dengan demikian,

kegiatan membaca dirasakan sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Keempat, kesiapan (kematangan) sosial dan emosional juga

berpengaruh terhadap keberhasilan membaca. Hal ini sesuai dengan

hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

10

tulis. Dalam berkomunikasi, pihak yang berkomunikasi harus saling

menjalin hubungan yang harmonis. Untuk itu, kematangan sosial dan

emosional sangat penting agar pembaca dapat mengendalikan

emosinya.

Kelima, kesiapan fisik terutama kesehatan indra

penglihatansangat menentukan keberhasilan membaca. Pada saat

membaca, pertama kali yang dilakukan oleh pembaca adalah

menangkap lambang-lambang tulisan.

Keenam, kemampuan berpikir sangat menentukan keberhasilan

membaca. Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan hubungan

antara kemampuan berpikir atau intelegensi dengan kemampuan

membaca.

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa di samping tiga

aktivitas berbahasa yang lainnya. Di antara keempat keterampilan tersebut dapat

dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu keterampilan yang bersifat

menerima/reseptif (pasif), yang meliputi keterampilan menyimak dan membaca,

serta keterampilan yang bersifat mengungkapkan/produktif (aktif) yang meliputi

keterampilan menulis dan berbicara (Rejana 1996:133).

2.1.4.2. Definisi Membaca

Ada beberapa ahli yang memberikan batasan tentang definisi membaca.

Menurut Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan 1994:7). Selanjutnya masih dari

sumber yang sama, membaca dapat diartikan pula sebagai suatu metode yang kita

pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang

dengan orang lain-yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat

pada lambang-lambang tertulis.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

11

2.1.4.3 Tujuan Membaca

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang ketika mereka

melakukan aktivitas membaca. Antara seorang pembaca dengan pembaca yang

lain pastinya memiliki tujuan yang berbeda terhadap aktivitas membaca mereka.

Pada umumnya orang membaca bertujuan untuk mencari serta memperoleh

informasi, mencakup isi, dan untuk memahami makna bacaan (Tarigan 1994:9).

Secara lebih khusus masih dari sumber yang sama,Tarigan menyebutkan bahwa

tujuan membaca pada kebanyakan orang adalah sebagai berikut.

(1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan

yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang

tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus; atau untuk memecahkan

masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut

membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for

details or facts).

(2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik

atau menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau

dialami oleh sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang

tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk

memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

(3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap

bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan

ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,

adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca

untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence

or organization).

(4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh

merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang

pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-

kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

12

disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for

inference).

(5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa,

tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah

cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan,

membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).

(6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan

ukuran-ukuran tertentu, apakah kita akan berbuat seperti apa yang diperbuat

oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini

disebut membaca meneliti membaca mengevaluasi (reading to evaluate).

(7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,

bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaiman dua

cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini

disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to

compare or contrast) )Anderson dalam Tarigan 1994:9-10).

2.1.4.4 Hakikat Membaca dalam Kurikulum Sekolah Dasar

Di bagian awal penelitian, yaitu pada subbab latar belakang, sudah

disebutkan pentingnya pengajaran membaca untuk siswa sekolah dasar,

khususnya siswa kelas 1.

Jenis pembelajaran membaca yang diajarkan guru di sekolah dasar

tentu berbeda-beda. Perbedaan konsentrasi materi membaca ini tentu saja

disesuaikan dengan tingkatan kelas. Jenis membaca yang diajarkan di kelas 1

pastilah berbeda dengan jenis membaca yang diajarkan di kelas 2,3,4,5, dan 6,

begitu pula sebaliknya. Namun secara garis besar jenis membaca yang diajarkan

di sekolah dasar terbagi menjadi dua macam. Petama adalah membaca

permulaan dan yang kedua adalah membaca pemahaman. Membaca permulaan

diberikan di kelas 1 dan kelas 2, sedangkan membaca pemahaman diberikan di

tingkat berikutnya mulai kelas 3 sampai kelas 6 (Supriyadi 1996:127).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

13

Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan

atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca dan menulis di

kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca dan menulis permulaan,

sedangkan dikelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca dan menulis lanjut.

Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan dalam dua

tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan

buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar

dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu

gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat, sedangkan membaca dengan

buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan

pelajaran.

Tujuan membaca permulaan di kelas I adalah agar “Siswa dapat

membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (BNSP,

2006). Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca

permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di

kelas I. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

meningkatkan ketrampilan membaca siswa. Peranan strategis tersebut

menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan

organisator dalam proses pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan

sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa,

mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan

dan tenaga ahli.

Materi pokok membaca permulaan yang diberikan di kelas 1 dan 2

berkisar pada materi:

(1) pelatihan lafal, baik vokal maupun konsonan,

(2) latihan nada/lagu ucapan,

(3) latihan penguasaan tanda-tanda baca,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

14

(4) latihan pengelompokkan kata/frasa ke dalam satuan-satuan ide

(pemahaman),

(5) latihan kecepatan mata,

(6) latihan ekspresi (membaca dengan perasaan).

Sedangkan pembelajaran membaca di kelas 3,4,5, dan 6, lebih

menitikberatkan pada pengembangan pokok bahasan membaca pemahaman

dari berbagai macam wacana, seperti narasi, deskripsi, eksposisi, dan

argumentasi. Sedangkan jenis keterampilan membaca yang biasa

dikembangkan dalam membaca pemahaman adalah membaca teknik (untuk

orang lain yang membacakan), membaca dalam hati, membaca cepat, dan

membaca permulaan (Supriyadi 1996:127).

Sedikit berbeda dengan penjelasan Supriyadi, dalam Kurikulum Sekolah

Dasar 1994, penggolongan membaca di sekolah dasar terbagi atas membaca

permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan diberikan di kelas 1 dan

kelas 2, sedangkan membaca lanjutan diberikan di kelas 3,4,5, dan kelas 6.

Untuk membaca permulaan, lebih ditekankan pada membaca teknik, sedangkan

untuk membaca lanjutan keterampilan membaca yang dikembangkan adalah

membaca teknik, membaca dalam hati, membaca cepat, dan membaca bahasa.

Dari penjelasan tentang jenis pengajaran membaca di sekolah dasar di

atas, terlihat bahwa jenis “membaca permulaan” diajarkan sepenuhnya di kelas 1

dan 2. Membaca permulaan yang diberikan di kelas 1 dan kelas 2 lebih

ditekankan peda upaya guru untuk menjadikan anak “melek huruf”, artinya

mendidik agar anak dapat mengenali dan mengubah lambang-lambang tertulis

menjadi bunyi-bunyi yang bermakna, sedangkan membaca lanjutan di kelas-

kelas yang lebih tinggi (kelas 3-6), tujuan pelajaran membaca permulaan lebih

ditekankan pada upaya memperlancar kemampuan murid dalam mengubah

lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi yang bermakna dan makna itu

dipahami oleh anak (melek wacana) (Supriyadi 1996:128).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

15

Jadi, jenis membaca yang diajarkan di sekolah dasar adalah sebagai berikut.

(1) Membaca permulaan yang diberikan di kelas rendah (kelas 1 dan 2 SD).

Membaca permulaan yang dimaksud adalah jenis membaca teknik atau

membaca nyaring.

(2) Membaca lanjutan yang diberikan di kelas 3 sampai kelas 6 SD. Membaca

lanjutan yang dimaksud adalah (a) membaca teknik dengan sasaran yang

berbeda dengan membaca teknik di kelas rendah, (b) membaca dalam hati, (c)

membaca cepat, dan (d) membaca bahasa.

2.2 Media Pembelajaran

2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari kata medium yang secara harifiah artinya

perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang

memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip

oleh Rohani (1997:2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk

proses penyaluran informasi” Media adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim sehingga dapat

merangsang pikiran , perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa

sehingga terjadi proses belajar diantaranya kartu kata.

2.2.2. Macam – macam Media Pembelajaran

Secara umum terdapat 4 jenis media pembelajaran:

1) Media visual ( grafik, diagram,kartu, bagan karikaturia pro, dll)

2) Media audio ( radio, tape, recorder, lab bahasa dll )

3) Media proyeksi ( OHP, proyektor, dll )

4) Audio visual ( tv, komputer, vcd, dll )

2.2.3. Pengertian Media Kartu Kata

Flas card atau Education Card adalah kartu- kartu bergambar yang

dilengkapi kata- kata yang diperkenalkan oleh Glenn Doman. Gambar- gambar

dikelompokkan pada flashcard. Antara lain: seri binatang. Buah- buahan,

pakaian, warna, bentuk, angka dan kata.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

16

Tujuan dari kartu kata adalah melatih kemampuan otak kanan untuk

menginggat gambar dan kata- kata sehingga perbendaharaan kata dan

kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan.

Kartu kata dalam penelitian ini berupa media dalam permainan menemukan

kalimat.Siswa diajak bermain dengan menyusun kata- kata menjadi sebuah

kalimat.

2.2.4. Kelebihan Penggunaan Media Kartu Kata

Dalam kegiatan pembelajaran, secara umum media kartu kata

mempunyai kelebihan untuk :

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya

objek benda yang terlalu besar.

3) Fungsi yang lain dari media adalah dapat mengatasi sikap pasif siswa.

Siswa menjadi aktif karena gairah belajar mereka meningkat.

2.2.5. Kelemahan Penggunaan Media Kartu Kata

1) Pembelajaran Kurang Menarik dibandingkan dengan media gambar

2) Hanya dapat digunakan dalam lingkup kerja kelompok.

3) Kalau siswa belum memahami kosakata dengan baik pembelajaran akan

sulit dilakukan

2.3. Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Media Kartu Kata

Bentuk interaksi antara pembelajaran dengan media merupakan komponen

penting yang kedua untuk mendeskripsikan strategi penyampaian. Komponen ini

penting karena strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa memebri gambaran

tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu media pada kegiatan belajar

siswa. Oleh sebab itu, komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai

kegiatan belajar apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media untuk

merangsang kegiatan pembelajaran.

2.3.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Media Kartu Kata

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan.

Belajar merujuk dengan apa yang akan dikerjakan seseorang sebagai subyek

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

17

dalam belajar. Sedangkan mengajar menujuk pada apa yang seharusnya

dilakukan seorang guru dalam mengajar.

Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (

Slameto,2003).

2.3.2 Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan kartu kata

Langkah awal pembelajaran dengan kartu kata adalah:

1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

2) Setiap kelompok menyusun kartu kartu kata menjadi sebuah kalimat.

3) Masing-masing kelompok melaporkan hasil jawaban dipapan tempel.

4) Semua anak membaca kemudian menyalinnya dibuku tulis.

2.3.3 Faktor –faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: faktor yang terdapat

dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang

berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

a. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun

yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi,

bakat, minat dan motivasi.

1) Kecerdasan/intelegensi

2) Bakat

3) Minat

4) Motivasi

b. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,

keadaan keluarga, lingkungan. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat

positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:

60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keluarga, keadaan

sekolah dan lingkungan masyarakat.”

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

18

1) Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

2) Keadaan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu

lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih

giat.

3) Lingkungan masyarakat di samping orang tua, lingkungan juga merupakan

salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar

siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan

alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan

pribadi anak.

Berdasarkan kajian tentang berbagai pendapat mengenai prestasi

belajar yang dikemukakan oleh para ahli di atas maka dapat dikatakan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran

tertentu setelah siswa mengalami proses belajar untuk mencapai tujjuan

pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

dalam satu satuan waktu, berupa semester atau tahun pelajaran.

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap

berhasil menurut Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain (2002: 120) Ialah:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual ataupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran Intruksional khusus

(TIK) telah dicapai oleh siswa.

Salah satu fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat

mencapai pretasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki,

serta siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka

hadapi. Salah satunya dengan menggunakan media kartu kata.

2.4. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Siti Komariah (2010)

dengan judul penelitian “ Penggunaan Kartu Huruf dan Kartu Kata Untuk

Meninggkatkan Aktivitas dan Ketrampilan Membaca Nyaring Pada Pelajaran Bahasa

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

19

Indonesia Kelas I Semester I SDN Kalipancur I Kec. Blado Kab. Batang”, peneliti

termotivasi mencoba menggunakan media yang sama tetapi penerapan teknik

penerapanya berbeda.

Berdasarkan penelitian- penelitian Diatas dan permasalahan yang ada di

kelas I SDN Keteleng 01 khususnya mata pelajaran membaca dan menulis, peneliti

tertarik untuk meningkatkan hasil belajar dengan melakukan penelitian menggunakan

kartu kata.

2.5. Kerangka Berfikir

Pada tahap awal sebelum guru menggunakan media kartu kata, hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri Keteleng 01 masih rendah dengan

rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia tersebut guru berupaya meningkatkan hasil

belajar Bahasa Indonesia dengan melakukan inovasi pembelajaran yang dilakukan

adalah mengemas pembelajaran dengan media kartu kata.

2.6. Hipotesis Tindakan

Kondisi awal Guru belum

menggunakan

media kartu kata

Hasil belajar

rendah < KKM

(70)

Tindakan Guru

menggunakan

media kartu kata

Siklus I ada

peninggkatan

hasil belajar <

dari KKM

(belum tuntas )

Siklus II

Peningkatan

hasil belajar ≥

KKM 70 sudah

tuntas

80 % siswa ≥

KKM ( 70 )

Kondisi

akhir

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2094/3/T1... · hakikat membaca sebagai kegiatan komunikasi dengan media bahasa . 10 tulis

20

Berdasarkan permasalahan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah

“Melalui Penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia , materi Membaca Permulaan siswa kelas I SDN Keteleng 01 Kecamatan

Blado Kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/ 2012