18
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur yang saling terkait sehingga akan terjadi perubahan perilaku. Karena hasil dari kegiatan belajar dapat dinilai dari perubahan perilaku seseorang. Menurut Rifa’i dan Anni (2009: 2) belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar mencakup segala sesuatu yang di pikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi seseorang. Maka dengan menguasai konsep dasar tentang belajar, seseorang dapat mengetahui bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis. Slameto (2010: 2) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Djamarah (2008: 15) jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukan ke dalam ciri-ciri belajar, antara lain: 1) perubahan yang terjadi secara sadar; 2) perubahan dalam belajar bersifat fungsional; 3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; 4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; 5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah; 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Berdasarkan pengertian belajar dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif, aktif, menyeluruh, terarah, serta berkesinambungan, yang terjadi secara sadar sebagai hasil dari interaksi manusia terhadap pengalaman yang telah dilalui dengan lingkungan sekitarnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat suatu sistem

yang terdiri dari berbagai unsur yang saling terkait sehingga akan terjadi

perubahan perilaku. Karena hasil dari kegiatan belajar dapat dinilai dari perubahan

perilaku seseorang. Menurut Rifa’i dan Anni (2009: 2) belajar merupakan proses

penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar mencakup segala sesuatu

yang di pikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan

penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian

dan bahkan persepsi seseorang. Maka dengan menguasai konsep dasar tentang

belajar, seseorang dapat mengetahui bahwa aktivitas belajar itu memegang

peranan penting dalam proses psikologis.

Slameto (2010: 2) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Menurut Djamarah (2008: 15) jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah

laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukan ke dalam ciri-ciri

belajar, antara lain: 1) perubahan yang terjadi secara sadar; 2) perubahan dalam

belajar bersifat fungsional; 3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; 4)

perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; 5) perubahan dalam belajar

bertujuan atau terarah; 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan pengertian belajar dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif, aktif,

menyeluruh, terarah, serta berkesinambungan, yang terjadi secara sadar sebagai

hasil dari interaksi manusia terhadap pengalaman yang telah dilalui dengan

lingkungan sekitarnya.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

9

2.1.2. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang dapat diartikan

sebagai proses dalam kegiatan belajar. Penggunaan model, metode, dan

pendekatan dapat digunakan untuk tercapainya pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan. Gagne (dalam Rifa’i dan Anni, 2009: 192) menyatakan bahwa

pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang

dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Menurut Trianto (2007: 24)

pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik,

dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah

menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Rifa’i dan Anni (2009: 194) menyatakan bahwa proses pembelajaran

merupakan suatu sistem. Tujuan sistem adalah menghasilkan belajar, atau

memberikan sarana penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen

sistem tersebut adalah pendidik, materi pembelajaran dan lingkungan belajar.

Komponen-komponen itu berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pengertian pembelajaran dari beberapa ahli, dapat disimpulan

bahwa pembelajaran adalah proses interaksi dua arah antara guru dengan peserta

didik yang telah dirancang dan ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan

pola pikir peserta didik ke arah yang lebih baik untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang optimal.

2.1.3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yang diperoleh peserta didik merupakan perubahan perilaku

pada peserta didik setelah belajar. Hasil belajar dicerminkan bukan dari salah satu

aspek potensi saja. Seperti pendapat Gerlach dan Ely (dalam Rfa’i Anni, 2009: 5)

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah

mengalami aktivitas belajar. Oleh karena itu pebelajar mempelajari pengetahuan

tentang konsep. Maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa

penguasaan konsep. Bloom (dalam Poerwanti, 2008: 1.23) mengemukakan bahwa

hasil belajar dibagi menjadi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

10

yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik, yang akan di jelaskan

sebagai berikut.

1. Ranah kognitif

Yaitu perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognitif yang

meliputi stimulus eksternal, penyimpanan, pengolahan dalam otak yang

menjadi informasi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Bloom, menyebutkan ranah kognitif meliputi: 1) mengingat (remember),

kata-kata operasional yang di gunakan yaitu: memasangkan, membaca,

membilang, menamai, menandai; 2) memahami (understand), kata-kata

operasional yang di gunakan yaitu: membedakan, melaporkan, member contoh,

memperkirakan, membandingkan; 3) mengaplikasikan (apply), kata-kata

operasional yang di gunakan yaitu: melaksanakan, melakukan, melatih,

memproses, menentukan; 4) menganalisis (analyze), kata-kata operasional

yang di gunakan yaitu: melatih, memadukan, memaksimalkan, membagankan,

membuat struktur, memecahkan; 5) mengevaluasi (evaluate), kata-kata

operasional yang di gunakan yaitu: membuktikan, memilih, memisahkan,

memonitor; 6) mencipta (create), kata-kata operasional yang di gunakan yaitu:

memadukan, membangun, membatas, membentuk, memproduksi.

2. Ranah afektif

Yaitu hasil belajar yang di susun secara hirarkis mulai dari tingkat yang

paling rendah hingga yang paling tinggi dan kompleks yang berkaitan dengan

pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi yang meliputi: 1) menerima; 2)

menjawab; 3) menilai; 4) Organisasi.

3. Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan kegiatan

motorik yang meliputi : 1) gerakan reflek; 2) gerakan dasar; 3) gerakan

persepsi; 4) gerakan kemampuan fisik; 5) gerakan terampil; 6) gerakan indah

dan kreatif. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, di ambil kesimpulan

bahwa hasil belajar adalah suatu tujuan dalam pembelajaran yang merupakan

perubahan perilaku secara utuh dimana di dalamnya terdapat beberapa aspek

yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

11

Berdasarkan penjelasan pengertian belajar menurut beberapa ahli, maka

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku akibat

dari proses belajar yang perubahannya relatif menetap, dimana perubahan itu

terjadi pada ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik

ketrampilan. Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji hasil belajar yang

berupa ranah kognitif serta keaktifan peserta didik berupa ranah afektif dan

psikomotorik dengan penerepan metode talking stick dengan bantuan media

pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung bilanngan bulat..

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010: 54) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua,

yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam

diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstrn adalah faktor yang ada

diluar individu.

1. Faktor-faktor intern

Faktor intern dibedakan menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor

psikologis, dan faktor kelelahan.

a) Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah terdiri dari dua faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan

seseorang sangat berpengaruh terhadap belajarnya sebab belajar memerlukan

kondisi yang sehat.

b) Faktor psikologis

Faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar

adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan.

c) Faktor kelelahan

Faktor ini dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasamani dan kelelahan

rohani. Kelelahan jasamani dapat terlihat dengan lemah dan lunglai dari

tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan sehingga akan mempengaruhi hasil belajar.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

12

2. Faktor-faktor ektern

Faktor ekstrn adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

yang diluar diri peserta didik, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan

keluarga, lingkungan.

Menurut Slameto (2010) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar

adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat”

a) Keadaan keluarga

seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, penfertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b) Keadaan sekolah

seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi

peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Lingkungan masyarakat

seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan

bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

menurut beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar pada penelitian ini adalah fakor intern yang berupa

faktor psikologis. Penerapan metode talking stick dengan bantuan media pada

mata pelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat dapat

mempengaruhi perhatian, minat, dan bakat belajar peserta didik. Serta faktor

ekstern seperti faktor sekolah yaitu metode mengajar guru dengan penerapan

metode talking stick dengan bantuan media.

c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur

tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan

penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

pembelajaran (Rusman, 2011: 13).

Menurut Arifin (2010: 15) ada tujuh tujuan penilaian hasil belajar yaitu

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

13

1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik materi terhadap materi

yang telah diberikan.

2. Untuk megetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik

terhadap program pembelajaran.

3. Untuk megetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dimiliki.

4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran.

5. Untuk seleksi yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai

dengan jenis pendidikan tertentu.

6. Untuk menentukan kenaikan kelas.

7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik peserta didik

sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan (Hermawan, 2007).

Menurut Rusman (2011: 13) mengatakan bahwa penilaian dilakukan secara

konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam

bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil

karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, serta penilaian diri.

Berdasarkan pendapat tentang tujuan penilain hasil belajar dapat

disimpulkan bahwa tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima

pengalaman belajarnya sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

2.1.4. Keaktifan Peserta Didik

Keaktifan belajar peserta didik merupakan unsur dasar yang penting bagi

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa

pengertian keaktifan belajar peserta didik.

Menurut Rusman (2011) keaktifan peserta didik dalam menjalani proses

belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan

pembelajaran.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

14

Hermawan (2007: 83) keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar tidak

lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif

membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi

dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Sardiman (2011) terdapat aspek keaktifan peserta didik dalam

proses belajar mengajar, yaitu:

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya seperti: membaca,

memperhatikan gambar demostrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan seperti: uraian,

percakapan, diskusi, musik pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Drawing activities, Misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,

bermain,berkebun,beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, membuat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, sebagai contoh misalnya: menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan pendapat tentang keaktifan peserta didik, dapat disimpulkan

bahwa keaktifan peserta didik adalah proses belajar yang menekankan peserta

didik untuk aktif baik dari segi fisik, mental, intelektual dan emosional dalam

menemukan pengetahuannya dengan hasil belajar dari aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Jadi pembelajaran peserta didik harus aktif supaya peserta didik

dapat mehamami dan mengkonstruksi pengetahuan dari dirinya sendiri.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

15

2.1.5. Hakikat Matematika

a. Pengertian Matematika

Menurut Soedjadi (2000: 11) definisi matematika dapat diartikan sebagai

berikut:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara

sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan.

4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah

ruang dan bentuk.

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Menurut Muhsetyo (2009: 1.26) pembelajaran matematika adalah proses

pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan

yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan

matematika yang dipelajar. Kegiatan yang telah dialami dalam memperoleh

kompetensi seperti pemahaman materi matematika merupakan salah satu tujuan

yang diinginkan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan,

hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Berdasarkan pengertian dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa

matematika merupakan ilmu tentang bilangan yang terorganisir secara sistematis

yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang ketat.

b. Matematika di SD

Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung dengan kemampuan

dan kreatifitas guru, terutama dalam pembelajaran matematika. Guru harus

mampu meningkatkan semangat dan menarik peserta didik dalam melaksanakan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

16

proses pembelajaran. Heruman (2010: 2) mengungkapkan dalam mengajarkan

matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan setiap peserta didik

berbeda-beda, serta tidak semua peserta didik menyenangi mata pelajaran

matematika. Dari pendapat tersebut maka guru hendaknya berusaha untuk

menciptakan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan sehingga

dapat diterima dan dipahami oleh semua peserta didik dengan baik.

Kemampuan guru dalam meningkatkan kreatifitas dapat membuat peserta

didik merasa senang dan tertarik sehingga peserta didik mampu memahami

seluruh pembelajaran matematika yang memiliki langkah-langkah dalam

penyelesaian masalah. Menurut Heruman (2010: 2) langkah-langkah

pembelajaran matematika di SD antara lain:

1) Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika,

ketika peserta didik belum pernah mempelajari konsep tersebut.

2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang

bertujuan agar peserta didik lebih memahami suatu konsep matematika.

3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep

dan pemahaman konsep.

Berdasarkan dari beberapa pendapat maka pembelajaran matematika di SD

dalam penerapannya tidak hanya hafalan tetapi harus benar-benar memahami

konsep dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika

Pencapaian tujuan Matematika dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik

yang standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci kedalam

Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang

secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam

pengembangan kurikulum disetiap satujan pendidikan. Secara rinci SK dan KD

untuk mata pelajaran Matematika di SD yang ditujukan bagi peserta didik kelas

IV, semester 2 dapat dilihat pada tabel 2.1:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

17

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar Mata Pelajaran

Matematika Sekolah Dasar Kumpulrejo 03 Salatiga Kelas IV Semester 2

Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas IV, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

5. Menjumlahkan dan mengurangkan

bilangan bulat.

5.2 Menjumlahkan bilangan bulat

5.3 Mengurangkan bilangan bulat

2.1.6. Media pembelajaran

Media belajar adalah salah satu komponen yang mendukung kualitas

pembelajaran. Sesuai pendapat Wahid (2010: 136) media belajar dilihat dari alat

indera yang dipergunakan dapat dibedakan menjadi media dengar, media pandang

(lihat), media dengar pandang dapat dimanipulasi anak. Menurut Indriana (2011:

13) media merupakan alat saluran komunikasi.

Gerlach dan Ely (dalam Hamdani, 2011: 72) mengatakan bahwa media

bila dipahami dalam garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media harus meningkatkan motivasi

peserta didik dan merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah di pelajari.

Selain itu media yang baik mengaktifkan peserta didik dalam memberikan

tanggapan, umpan balik, dan mendorong peserta didik untuk melakukan praktik

yang benar.

Kemp dan Dayton (dalam Hamdani, 2011: 73) mengidentifikasikan

manfaat media sebagai berikut: 1) penyampaian materi pelajaran dapat

diseragamkan; 2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik; 3) proses

pembelajaran menjadi lebih interaktif; 4) efisiensi dalam waktu dan tenaga; 5)

meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik; 6) memungkinkan proses

belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja; 7) media dapat

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

18

menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses belajar; 8) mengubah

peran guru menjadi lebih positif produktif.

Dari pengertian media dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa media

adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mendukung

kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah media yang memenuhi

kriteria yang ada dan dapat menunjang proses pembelajaran. Dalam penelitian ini

peneliti mengunakan media garis bilangan dan permainan buka tutup yang

digunakan untuk memperkenalkan konsep bilangan bulat.

2.1.7. Metode Pembelajaran Talking stick

Menurut Nana Sudjana (2005) metode pembelajaran adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat

berlangsungnya pengajaran. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009) menyatakan

bahwa Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang

dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik

dalam upaya untuk mencapai tujuan. Berdasarkan definisi metode pembelajaran

yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan

suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses

belajar pada diri peserta didik untuk mencapai tujuan.

a. Pengertian Metode Talking Stick

Talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya

digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara

dan menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku).

Tongkat berbicara telah digunakan berabad-abad oleh suku-suku Indian

sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara

sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai

hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskuasi dan membahas

masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang

lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat

berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin

mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

19

tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Kini metode itu

sudah digunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas (Miftahul Huda,

2013: 225).

Menurut Suprijono (2011: 89) mengatakan bahwa talking stick

merupakan metode pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif yang

artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu

satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim. Sedangkan menurut

Slavin 1995 (Is Joni, 2009 : 15) cooperative learning merupakan suatu metode

pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil yang berjumlah 4 sampai 6 orang, secara kolaboratif sehingga

merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.

Talking stick merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan kelompok strategi pengajaran yang

melibatkan peserta didik bekerja secara kolaboratisi untuk mencapai tujuan

bersama (Eggan and Kauchak, 1996: 279 dalam Trianto, 2007: 41). Metode

Talking Stick adalah metode pembelajaran yang dipergunakan guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran dengan metode

Talking Stick bertujuan untuk mendorong peserta didik agar berani

mengemukakan pendapat.

Menurut Miftahul Huda (2013: 224) mengatakan bahwa metode

pembelajaran talking stick merupakan metode pembelajatan yang

menggunakan sebuah tongkat sebagai alat petunjuk giliran. Peserta didik yang

mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian

secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan peserta didik lainnya secara

bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh peserta didik mendapat tongkat

pertanyaan.

Berdasarkan pengertian metode talking stick dapat disimpulkan bahwa

talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara)

yang diberikan secara bergiliran/bergantian. Talking Stick yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar di kelas yang berorientasi

pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

20

satu peserta didik kepada peserta didik yang lainnya, maka peserta didik yang

sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk

menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga sebagian besar peserta

didik berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan

guru. Penggunaan metode ini menuntut peserta didik untuk berpartisipasi aktif

selama pembelajaran, peserta didik harus selalu siap menjawab pertanyaan dari

guru ketika stick yang digulirkan jatuh kepadanya.

b. Langkah-Langkah Metode Talking Stick

Suprijono (2012: 109-110) mengatakan pembelajaran dengan metode

talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.

Langkah-langkah pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan mengenai materi pokok yang akan dipelajari.

2. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajarai materi

tersebut.

3. Guru meminta peserta didik untuk menutup bukunya

4. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya.

5. Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik.

6. Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab

pertanyaan dari guru demikian seterusnya. Ketika tongkat bergulir dari

peserta didik ke peserta didik lainnya, seyogyanya diiringi musik.

7. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi

terhadap materi yang dipelajarinya

8. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan

peserta didik, selanjutnya bersama-sama peserta didik merumuskan

kesimpulan.

Dalam pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran menurut Suprijono

sebaiknya perlu ditambahkan evaluasi pada kegiatan akhir pembelajaran.

Menurut (Miftahul Huda, 2013: 225) dalam penerapan metode talking

stick, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau

6 peserta didik yang heterogen. Langkah-langkah metode talking stick adalah:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

21

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya ± 20 cm.

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pelajaran.

3. Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat diwacana

4. Setelah selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru

mempersilahkan peserta didik untuk menutup isi bacaan

5. Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu peserta

didik, setelah itu guru memberi pertanyaan dan peserta didik yang

memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya

sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab

setiap pertanyaan dari guru.

6. Guru memberikan kesimpulan

7. Guru melakukan evaluasi/penilaian

8. Guru menutup pembelajaran.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajarn menurut Miftahul Huda

sebaiknya pada saat berkelompok peserta didik tidak hanya membaca dan

mempelajari materi pelajaran akan tetapi diberikan LKS (Lembar Kerja Peserta

didik).

Berdasarkan dari berbagai pendapat para ahli dapat terangkum langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan tongkat

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,

3. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok..

4. Guru memberikan LKS (Lembar kerja Peserta didik) dan media kepada

setiap kelompok.

5. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan LKS

dan menggunakan media yang dibagikan guru .

6. Setelah selesai berdiskusi, peserta didik membaca dan mempelajari

materi pelajaran yang telah didiskusikan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

22

7. Guru meminta peserta didik untuk menutup bukunya

8. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya dan

memutarkan musik.

9. Guru memberikan tongkat kepada salah satu peserta didik dan meminta

peserta didik untuk memberikan tongkatnya kepada peserta didik

lainnya secara berurutan selama musik berlangsung.

10. Ketika musik berhenti, siapa yang mendapat tongkat wajib maju

kedepan menjawab pertanyaan.

11. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi

terhadap materi yang dipelajarinya

12. Guru beserta peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang

telah dipelajarinya,

13. Evaluasi/penilaian.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Talking stick

Metode talking stick memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Miftahul Huda (2013 :225), mengemukakan bahwa kelebihannya meliputi (1)

menguji kesiapan siswa, (2) melatih keterampilan peserta didik dalam

membaca dan memahami materi dengan cepat, dan (3) mengajak mereka siap

dalam siatuasi apapun. Sedangkan untuk kekuranganya ialah suasana

pembelajaran dapat berpotensi menjadi menegangkan.

2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang terkait dengan

metode talking stick.

Cahya Riandini, Devi. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui

Metode Talking Stick dengan Iringan Lagu Anak-Anak Siswa Kelas 5 SD Negeri

5 Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Universitas Kristen Satya Wacana.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

23

metode talking stick dengan iringan lagu anak-anak siswa kelas 5 SD Negeri 5

Kedungjati Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode talking stick dengan iringan

lagu anak-anak dapat meningkatkan hasil belajar matematika yaitu ditunjukkan

dari ketuntasan belajar pada pra siklus 17% meningkat pada siklus 1 menjadi 54%

dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 96%. Proses pembelajaran lebih

menyenangkan, siswa menjadi aktif dan lebih antusias selama pembelajaran.

Menurut Lestari, Atik. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui

Metode Pembelajaran talking stick pada Peserta didik Kelas IV SDN

Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran

2011/2012.Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Universitas Kristen Satya

Wacana. Mendeskripsikan hasil yang diperoleh dalam penelitiannya adalah terjadi

peningkatan hasil belajar dari tiap siklus pada pembelajaran dengan materi energi

dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick. Hal ini ditunjukan oleh

skor rata-rata pada pra siklus sebesar 52 dengan skor tertinggi 70 dan skor

terendah 17, skor rata-rata pada siklus 1 adalah 71 dengan skor tertinggi 90 dan

skor terendah 45, sedangkan skor rata-rata pada siklus II adalah 85 dengan skor

tertinggi 100 dan skor terendah 55. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya

dicapai oleh 1 peserta didik dari seluruh peserta didik (15 peserta didik) yaitu

sebesar 7 %. Sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 11

peserta didik dari seluruh peserta didik (15 peserta didik) yaitu sebesar 73 %, pada

siklus II ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 14 peserta didik dari seluruh peserta

didik (15 peserta didik) yaitu sebesar 93 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa penggunaan metode pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil

belajar IPA bagi peserta didik kelas IV SDN Tlogowungu, Kecamatan Kaloran,

Kabupaten Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

24

2.3. Kerangka Berpikir

Penerapan metode talking stick dengan bantuan media dapat

meningkatkan hasil belajar Matematika dan keaktifan peserta didik

SIKLUS II :

Menerapkan

metode

talking stick

dengan

bantuan media

Kondisi

Akhir

Guru menerapkan metode talking stick dengan

bantuan media, dengan sintak sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan tongkat

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari

3. Guru membagi peserta didik kedalam beberapa

kelompok.

4. Guru memberikan LKS (Lembar kerja Peserta

didik) dan media kepada setiap kelompok.

5. Peserta didik berdiskusi dengan kelompok untuk

mengerjakan LKS dan menggunakan media

yang dibagikan guru .

6. Setelah selesai berdiskusi, peserta didik

membaca dan mempelajari materi pelajaran

yang telah didiskusikan.

7. Setelah selesai membaca materi pelajaran,

Peserta didik menutup bukunya.

8. Guru mengambil tongkat dan memutarkan

musik.

9. Guru memberikan tongkat kepada salah satu

peserta didik dan meminta peserta didik untuk

memberikan tongkatnya kepada peserta didik

lainnya secara berurutan selama musik

berlangsung.

10. Ketika musik berhenti, siapa yang mendapat

tongkat wajib maju kedepan menjawab

pertanyaan dari guru.

11. Refleksi terhadap materi yang telah

dipelajarinya.

12. Guru beserta peserta didik membuat kesimpulan

tentang materi yang dipelajarinya

13. Evaluasi

Tindakan

SIKLUS I :

Menerapkan

metode talking

stick dengan

bantuan media

GURU :

Metode pembelajaran yang

digunakan kurang inovatif, guru

masih menggunakan metode

ceramah.

Hasil belajar peserta didik rendah

Pra

Siklus

PESERTA DIDIK :

Hasil belajar peserta didik

rendah dan keaktifan peserta

didik kurang atau peserta didik

cenderung pasif

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar€¦ · 8 BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1. Kajian Teori . 2.1.1. Hakikat Belajar . Belajar merupakan suatu proses yang

25

Skema alur berpikir di atas memperlihatkan bahwa pada Pra siklus

pembelajaran Matematika peserta didik kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03

belum mencapai hasil yang optimal karena hasil belajar peserta didik rendah

dan keaktifan peserta didik kurang/peserta didik cenderung pasif. Hal ini

disebabkan oleh faktor guru dan peserta didik. Guru belum menerapkan

metode pembelajaran yang inovatif serta kurang memaksimalkan media

atau alat peraga. Selain itu, guru masih mendominasi dalam proses

pembelajaran yang menyebabkan peserta didik cepat merasa bosan dan

konsentrasi atau perhatian peserta didik teralih pada hal lain diluar kegiatan

pembelajaran.

Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama tim kolaborasi dengan guru

kelas IV untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan

menerapkan metode pembelajaran talking stick dengan bantuan media.

Maka dengan penerapan metode talking stick dengan bantuan media

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik

pada mata pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat di

kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga Semester II tahun pelajaran

2013/2014. Selanjutnya dapat memberikan konstribusi atau masukan bagi

guru untuk selalu menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan

agar peserta didik antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka maka peneliti mengambil hipotesis

tindakan sebagai berikut: melalui penerapan metode talking stick dengan

bantuan media pada mata pelajaran Matematika materi operasi hitung

bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Semester II tahun

pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta

didik.