15
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia “Arah pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia ialah agar para siswa terampil berbahasa Indonesia. Dari segi komponen bahasa, diharapkan agar para siswa terampil di bidang pemahaman (menyimak dan membaca), terampil di bidang penggunaan (menulis dan berbicara) dan terampil di bidang komponen kebahasaan (kaidah-kaidah bahasa). Secara sederhana dari segi aspek bahasa dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ialah agar para siswa memiliki kemampuan menyimak (mendengarkan), membaca, menulis dan berbicara dengan baik. “(Depdiknas: 1) Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang aplikatif dan menarik, karena pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah mempelajari Bahasa Indonesia sehingga tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai. Dengan menggunakan media power point dapat mencakup semua aspek tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, karena media Power Point mampu menampilan teks, gambar (visual) dan video (audio visual). Selain itu, tampilan media Power Point yang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. “Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang lain baik secara lisan atau tulisan. (Depdikbud: 1)” Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting, karena dengan menggunakan bahasa apa yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tidak berbelit-belit. ”Butir-butir pembelajaran yang tercantum pada setiap semester merupakan kegiatan berbahasa (membaca, menulis, menyimak dan berbicara) belum merupakan materi pembelajaran. Materi pembelajarannya dapat dipilih atau ditetapkan oleh guru, membaca apa, menulis apa, menyimak tentang apa dan berbicara tentang apa” (Depdiknas: 1) Sebagai kajian teori dalam penelitian tindakan kelas ini penulis akan membahas tentang hasil belajar, aktivitas belajar, media pembelajaran dan media Power Point dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

  • Upload
    dangdat

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia

“Arah pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia ialah agar para siswa

terampil berbahasa Indonesia. Dari segi komponen bahasa, diharapkan

agar para siswa terampil di bidang pemahaman (menyimak dan membaca),

terampil di bidang penggunaan (menulis dan berbicara) dan terampil di

bidang komponen kebahasaan (kaidah-kaidah bahasa). Secara sederhana

dari segi aspek bahasa dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa

Indonesia ialah agar para siswa memiliki kemampuan menyimak

(mendengarkan), membaca, menulis dan berbicara dengan baik.

“(Depdiknas: 1)

Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan metode

pembelajaran yang aplikatif dan menarik, karena pembelajaran yang menarik akan

memikat anak-anak untuk terus dan betah mempelajari Bahasa Indonesia sehingga

tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai. Dengan menggunakan

media power point dapat mencakup semua aspek tujuan pembelajaran bahasa

Indonesia, karena media Power Point mampu menampilan teks, gambar (visual)

dan video (audio visual). Selain itu, tampilan media Power Point yang menarik

menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran

bahasa Indonesia.

“Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan dari

seseorang kepada orang lain baik secara lisan atau tulisan. (Depdikbud: 1)”

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting, karena dengan

menggunakan bahasa apa yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tidak

berbelit-belit.

”Butir-butir pembelajaran yang tercantum pada setiap semester merupakan

kegiatan berbahasa (membaca, menulis, menyimak dan berbicara) belum

merupakan materi pembelajaran. Materi pembelajarannya dapat dipilih

atau ditetapkan oleh guru, membaca apa, menulis apa, menyimak tentang

apa dan berbicara tentang apa” (Depdiknas: 1)

Sebagai kajian teori dalam penelitian tindakan kelas ini penulis akan

membahas tentang hasil belajar, aktivitas belajar, media pembelajaran dan media

Power Point dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

7

2.1.2 Hasil Belajar

“Menurut Purwanto (2011: 44), pengertian hasil (product) menunjuk pada

suatu perolehan akibat dilakukannya aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.”

Dapat disimpulkan bahwa hasil merupakan sebuah perolehan yang didapat

dari proses untuk menciptakan sebuah perubahan. Perubahan yang dimaksud di

sini adalah sebuah peningkatan.

“Menurut Slameto (2003: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.”

Proses usaha yang dilakukan itu merupakan proses menambah

pengetahuan, pengalaman itulah yang menjadikan siswa semakin bertambah ilmu

pengetahuannya, sehingga nantinya akan mempengaruhi hasil belajar dari siswa

tersebut.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan

tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar setiap siswa berbeda

tergantung dengan bagaimana usaha siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Proses untuk meningkatkan hasil belajar ini membutuhkan suatu metode atau cara

yang tepat agar hasil belajar menjadi maksimal.

“Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik. (Agus Suprijono, 2011: 6)”

Hasil belajar memiliki tiga aspek penting yang diukur sebagai standar

ketuntasan siswa. Aspek kognitif yaitu aspek untuk mengukur pengetahuan siswa,

sedang aspek afektif untuk mengukur bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh

siswa dan aspek psikomotorik adalah aspek untuk mengukur keterampilan siswa.

Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang

mengikuti proses belajar mengajar. Maka dari itu, hasil belajar perlu dievaluasi

atau dinilai. Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah proses belajar mengajar

telah efektif sehingga tujuan pembelajaran tercapai, yaitu dengan memberikan

KKM sebagai kriteria penilaian.

“Penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran

untuk: (1) Mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. (2)

Bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar. (3) Memperbaiki

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

8

proses pembelajaran. (Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar

Proses)”

Hasil pengukuran merupakan tes hasil belajar siswa yang dijadikan

sebagai alat ukur. Namun, pengambilan keputusan belum dapat dilakukan hanya

atas dasar hasil pengukuran, dibutuhkan kriteria tertentu sebagai penentu agar

hasil pengukuran berarti. Misalnya, ada empat orang siswa yang diukur hasil

belajar Bahasa Indonesia dan memberikan hasil pengukuran sebagai berikut: 65,

80, 95, dan 70. Dari hasil pengukuran tersebut keputusan belum dapat dibuat,

maka dibutuhkan kriteria tertentu (Kriteria Ketuntasan Maksimal) agar dapat

diambil keputusan. Contohnya, siswa dinyatakan lulus jika mencapai KKM ≥ 70,

jadi siswa yang memiliki nilai di bawah 70 dinyatakan tidak lulus dan siswa yang

memiliki nilai 70 dan di atas 70 dinyatakan lulus. Dilakukannya tes evaluasi hasil

belajar yaitu bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa.

“Daniel L Stufflebeam di dalam buku karya Purwanto yang berjudul

Evaluasi Hasil Belajar menggolongkan evaluasi menjadi empat dimensi

yaitu (1) context yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi

jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan, misalnya keadaan ekonomi

negara, pandangan hidup masyarakat dan sebagainya. (2) input yaitu

sarana/modal/bahan dan rencana strategi untuk mencapai tujuan. (3)

process yaitu pelaksanaan strategi dan penggunaan saran/modal/bahan di

lapangan. (4) product yaitu hasil yang dicapai selama dan akhir

pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan.”

Evaluasi yang digolongkan oleh Stufflebeam tersebut merupakan langkah-

langkah yang wajib diperhatikan oleh pendidik sebelum melakukan evaluasi hasil

belajar. Dengan memahami dimensi-dimensi yang disebutkan di atas, seperti

memahami latar belakang siswa, menggunakan metode pembelajaran yang sesuai

dengan permasalahan siswa, melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan

langkah-langkah yang dibuat dan terakhir melihat hasil belajar siswa apakah

terjadi peningkatan atau tidak.

“Berikut merupakan manfaat evaluasi bagi siswa menurut Gronlund dan

Lin (1990: 12) dalam buku yang dibuat oleh Purwanto yang berjudul

Evaluasi Hasil Belajar: (1) Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa

dapat menilai apakah cara belajarnya sudah efektif untuk mencapai hasil

dan memperbaiki dan meningkatkan di masa mendatang. (2) Hasil belajar

menginformasikan jerih payah siswa dalam belajar. Hasil belajar yang

tinggi akan memuaskannya dan makin memotivasinya untuk

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

9

meningkatkannya menjadi lebih baik. Hasil belajar yang rendah akan

memacu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.”

Dilihat dari manfaat hasil belajar siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan

sebagai tolak ukur siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.

Tujuan pendidikan di sekolah yaitu mengarahkan semua komponen seperti

metode mengajar, media, materi, alat evaluasi dan sebagainya yang dipilah sesuai

dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang

harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk

mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.

“Menurut Purwanto (2011: 49), hasil belajar atau perubahan perilaku yang

menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran

(instructional effect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant

effect).”

Hasil utama pengajaran adalah kemampuan hasil belajar yang memang

direncanakan untuk diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran.

sedang hasil pengiring adalah hasil belajar yang dicapai namun tidak

direncanakan untuk dicapai. Misalnya, setelah mengikuti pelajaran siswa

menyukai pelajaran Bahasa Indonesia yang semula tidak disukai karena siswa

senang dengan cara mengajar guru.

Dengan begini, hasil belajar yang didapat siswa tidak hanya digunakan

untuk mencukupi KKM ≥ 70 yang sudah ditentukan, namun mempengaruhi sudut

pandang siswa terhadap pelajaran tersebut, jadi untuk selanjutnya siswa memiliki

apresiasi yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut.

2.1.3 Aktivitas Belajar

Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal

yang berlangsung di sekolah, merupakan interaksi antara guru dan siswa. Tugas

dan tanggungjawab utama seorang guru adalah mengelola pembelajaran dengan

lebih efektif, dinamis, efisien dan positif yang ditandai dengan adanya kesadaran

dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pembelajaran. Guru sebagai

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

10

penginisiatif awal, pengarah serta pembimbing, sedangkan siswa sebagai yang

mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam

pembelajaran, maka aktivitas belajar sangat diperlukan untuk di dalam kegiatan

pembelajaran.

“Menurut Sardiman (2011: 95), pada prinsipnya belajar adalah berbuat.

Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada

belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.”

Keaktifan siswa sangat penting dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-

tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental

maupun social dalam proses belajar mengajar.

“Menurut Wawan Junaidi di dalam blognya, aktivitas belajar siswa adalah

rangakaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran

sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mampu melakukan

kegiatan menjadi mampu melakukan kegiatan.”

Aktivitas dalam suatu pembelajaran bukan hanya siswa yang aktif belajar

tetapi di lain pihak, guru juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang dapat

mengaktifkan siswa dalam belajar. Tugas guru sebagai fasilitator dan pembimbing

adalah memberikan bantuan dan arahan. Di sini, siswa belajar sambil bekerja.

Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman da keterampilan

serta perilaku lainnya termasuk sikap dan nilai.

Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif berinteraksi

dengan lingkungannya. Seorang guru dapat menyajikan dan menyediakan bahan

pelajaran, namun siswalah yang mengolah dan mencernanya sendiri sesuai

kemauan, kemampuan dan bakatnya. Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat

diwujudkan melalui penggunaan berbagai macam variasi model pembelajaran dan

media pembelajaran.

“Daftar kegiatan siswa menurut Paul B. Diedrich di dalam buku Sardiman

(2011: 101) adalah: (1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan

gambar demonstrasi. (2) Oral activities, seperti mengeluarkan pendapat,

memberi saran. (3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian,

mendengarkan percakapan (4) Writing activities, seperti menulis cerita,

karangan (5) Drawing activites, seperti menggambar, membuat grafik (6)

Motor activites, seperti melakukan percobaan, bermain (7) Mental

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

11

activities, seperti menanggapi, mengingat dan (8) Emotional activites,

seperti menaruh minat, gembira.”

Dari daftar di atas maka dapat disimpulkan aktivitas belajar yang

dimaksud berdasarkan daftar tersebut adalah mendengarkan penjelasan guru,

mencatat hal-hal yang dianggap penting, berdiskusi, keberanian untuk bertanya,

keberanian untuk mengajukan pendapat, kritik dan saran, dan mengerjakan latihan

yang diberikan oleh guru.

“Menurut Joko Sulianto dan Sulis Porniawati di dalam artikelnya

menyatakan bahwa pendidikan modern lebih menitikberatkan pada

aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja,

siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta

perilaku lainnya termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal

tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada

pendayagunaan aktivitas (keaktifan) dalam proses belajar dan

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.”

Jika siswa sudah memiliki minat untuk belajar, maka pembelajaran pun

menjadi efektif karena siswa pasti akan fokus ketika proses belajar mengajar

berlangsung. Untuk meraih minat siswa dalam belajar, guru perlu untuk

merancang suatu model atau metode atau media pembelajaran yang menarik.

Selain siswa menjadi lebih berminat dalam belajar, siswa pun lebih termotivasi

untuk terus mempelajari apa yang diajarkan guru. Hal-hal tersebut meningkatkan

aktivitas belajar siswa di dalam kelas, yang perlu guru persiapkan adalah

bagaimana guru meningkatkan minat siswa dan memotivasi siswa dalam belajar

dengan menggunakan media atau model atau metode pembelajaran yang menarik

sehingga meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2.1.4 Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar yang efektif dan efisien memerlukan media yang

sesuai agar pesan dari pelajaran yang disampaikan lebih mengena dan mudah

diingat oleh siswa. Pemilihan media yang sesuai dapat meningkatkan hasil belajar

belajar anak, karena media membantu siswa menyimak pelajaran dengan seksama.

“Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

(Arief S. Sadiman,dkk di dalam bukunya yang berjudul Media Pendidikan:

6)”

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

12

Media merupakan alat bantu yang berfungsi sebagai pengirim pesan

sehingga memudahkan komunikasi antar pengguna media. Penggunaan media

yang baik harus dilihat dari kecocokan antara media tersebut dengan materi yang

akan diajarkan.

“Pengetahuan tentang media sangat berguna untuk menyusun perencanaan

program pengajaran. Karena program pengajaran adalah seluruh rencana

kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan pengajaran.

(Syaiful Sagala: Konsep dan Makna Pembelajaran)”

Sebagai seorang guru, sebelum menentukan bahan pelajaran, guru harus

menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa, kemampuan apa yang akan dikembangkan, menyusun

kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk itulah

guru harus mampu menentukan media dan metode pengajaran yang tepat. Agar

proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan maka perencanaa, pemilihan dan

pemanfaatan media harus dikuasi dengan baik oleh guru, bila tidak dikuasai

dengan baik maka tidak mustahil jika tujuan pembelajaran gagal dicapai.

“Menurut Gerlach & Ely (1971) dalam buku karangan Azhar Arsyad yang

berjudul Media Pembelajaran mengatakan bahwa media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan atau sikap.”

Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan

media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk

menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

“Pembelajaran menurut Degeng di dalam buku karya Hamzah B. Uno

(Perencanaan Pembelajaran: 2) menyatakan bahwa pembelajaran adalah

upaya untuk membelajarkan siswa.”

Ditilik dari pendapat ahli di atas dapat kita kaji bahwa pembelajaran

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik atau pengajar, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik atau murid. Jadi, pembelajaran dapat kita diartikan

sebagai suatu langkah atau cara mendidik siswa untuk mencapai suatu kompetensi

atau tujuan tertentu.

Pengertian media pembelajaran ditilik dari pendapat ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

13

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa agar hasil yang

dicapai dapat meraih tujuan pembelajaran.

“Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah: (1)

mempermudah proses pembelajaran di kelas. (2) meningkatkan efisiensi

proses pembelajaran. (3) menjaga relevansi antara materi pembelajaran

dengan tujuan belajar. (4) membantu konsentrasi pembelajar dalam proses

pembelajaran.”

Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat, maka tujuan

pembelajaran akan tercapai dengan baik. Penggunaan media Power Point sangat

sesuai sebagai alat bantu pembelajaran, karena mempermudah proses

pembelajaran dengan kemampuannya menampilkan tulisan, gambar, suara dan

audio visual sehingga pembelajaran menjadi lebih mudah, meningkatkan efisiensi

proses pembelajaran dikarenakan mudahnya penggunaan/pemakaian Power Point,

relevansi antara materi dengan tujuan pembelajaran pun dapat dicapai oleh Power

Point dan penggunaan Power Point sangat membantu konsentrasi belajar siswa

dengan tampilannya yang menarik.

“Menurut Azhar Arsyad (2011) manfaat penggunaan media pembelajaran

di dalam proses belajar mengajar antara lain: (1) Media pembelajaran

dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. (2) Media

pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk

belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. (3) Media

pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.”

Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang memiliki

cakupan yang luas. Maksudnya yaitu bahwa media pembelajaran tersebut

mengajarkan banyak hal kepada siswa, jadi siswa dapat menggali lebih banyak

pengetahuan dari penggunaan media pembelajaran tersebut. Media Power Point

menyajikan banyak tampilan menarik dan komplit digunakan sebagai media yang

mencakup banyak aspek penting, seperti dapat menampilkan tulisan,

menampilkan gambar atau foto, menampilkan suara-suara, bahkan juga dapat

menampilkan tulisan, kesemuanya ditunjang oleh tampilan media power point

yang menarik sehingga siswa tertarik untuk belajar.

“Menurut Hujair Sanaky (2011: 5), manfaat media pembelajaran bagi

pembelajar adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan motivasi belajar

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

14

pembelajar. (2) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar.

(3) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar

untuk belajar. (4) Memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara

sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar. (5)

Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis. (6) Menciptakan

kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan. (7) Pembelajar dapat memahami

materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media

pembelajaran.”

Penggunaan media pembelajaran membantu pendidik (guru) dan

pembelajar (siswa) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan media

pembelajaran yang tepat membantu siswa untuk konsentrasi selama proses belajar

mengajar sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.

Meluasnya kemajuan bidang komunikasi dan teknologi serta tingginya

dinamika dalam dunia pendidikan semakin meluas pula tuntutan dan peluang

penggunaan media yang lebih maju dan bervariasi di dalam proses pembelajaran.

Terutama, dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, berbagai

kemungkinan dan kemudahan ditawarkan di dalam upaya memberi solusi

terhadap berbagai masalah pembelajaran, terlebih untuk pengembangan media.

Teknologi kumputer menawarkan berbagai kemungkinan dan kemudahan

menghasilkan dan mengolah audio visual sehingga pembuatan media

pembelajaran yang lebih maju dan variatif dapat dilakukan.

Microsoft mengembangkan salah satu program yang dapat digunakan

sebagai perangkat untuk mempresentasikan materi kepada audiens, termasuk di

dalam proses pembelajaran di sekolah, yakni Microsoft Power Point.

2.1.5 Media Power Point

“Microsoft Power Point adalah program aplikasi presentasi yang

merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office program

komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD

proyektor. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya

pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office

program komputer. (Hujair AH. Sanaky: 127-128)”

Microsoft Power Point selain untuk presentasi, juga menyediakan berbagai

fasilitas untuk berkreasi, mengolah, dan menginput file audio maupun visual.

Power Point merupakan program aplikasi untuk membuat presentasi yang ada

dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran, sehingga program

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

15

yang dihasilkan pun akan cukup menarik dengan komposisi warna dan animasi

yang digunakan. Dengan menggunakan Power Point, pengajar dapat mendesain

berbagai program pembelajaran sesuai dengan materi, metode dan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

“Program yang dapat didesain menggunakan Power Point antara lain: (1)

Memasukkan teks, gambar, suara dan video. (2) Membuat tampilan

menarik, karena tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan

motivasi siswa untuk belajar. (3) Membuat hyperlink, hyperlink yaitu

fasilitas yang disediakan untuk menghubungkan dengan file lain. (4)

Membuat slide transition. (Hujair AH. Sanaky, 2011: 128)”

Media Power Point mampu menampilkan teks dengan berbagai format

tulisan yang dapat diganti-ganti sehingga tampilan tulisan menjadi lebih menarik.

Tulisan di sini juga mempermudah guru jika ingin menampilkan materi, sehingga

guru tidak perlu susah-susah untuk menulis kembali materi pelajaran yang akan

diajarkan, cukup menulis beberapa hal penting yang tidak terdapat pada Power

Point.

Media Power Point juga mampu untuk menampilkan gambar. Gambar di

sini berfungsi membantu siswa untuk memvisualisasikan benda atau peristiwa.

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi bercerita, gambar dapat membantu

guru untuk menceritakan sebuah dongeng dengan runtut dengan bantuan gambar-

gambar yang runtut. Dengan adanya gambar, perhatian siswa pun akan lebih

terfokus pada cerita dan pelajaran menjadi lebih menarik.

Dengan kemampuan Power Point untuk menyajikan suara, memudahkan

guru dalam mengajar Bahasa Indonesia pokok bahasan bercerita. Dengan

mendengarkan suara binatang yang guru tampilkan pada Power Point, siswa dapat

membedakan ciri-ciri binatang berdasarkan suaranya.

Power Point juga dapat menampilkan video. Di sini, video merupakan

gabungan dari gambar dan suara, sehingga tampilan video lebih menarik perhatian

siswa karena siswa dapat melihat dengan cermat bagaimana tingkah laku hewan di

alam nyata, cara penanaman tumbuhan dan siswa juga dapat menonton video

animasi. Pembelajaran pun menjadi lebih menyenangkan dan siswa lebih tertarik

dalam mengikuti pelajaran.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

16

Tampilan Power Point juga menarik, dengan background Power Point

yang dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan agar tampilan menjadi lebih

menarik. Power Point juga memiliki aplikasi animasi yang dapat diaplikasikan

pada presentasi sehingga tampilan presentasi pada Power Point menjadi lebih

menarik.

Hyperlink itu semacam jalan pintas, dapat langsung menuju slide yang

dimaksud dan juga dapat menjangkau file yang notabene bukan file Power Point.

Penggunaan media Power Point harus didukung dengan pengadaan LCD,

yaitu alat optik dan elektronik yang system optiknya efisien menghasilkan cahaya

amat terang tanpa mematikan (menggelapkan) lampu ruangan, sehingga dapat

memproyeksikan tulisan, gambar atau tulisan dan gambar yang dapat dipancarkan

dengan baik ke layar. Tidak hanya itu, proyektor LCD mampu memproyeksikan

tampilan dari layar komputer. Jadi, agar Power Point dapat dinikmati sebagai

media presentasi, perlu adanya LCD sebagai alat untuk memproyeksikan Power

Point.

“Kelebihan menggunakan media Power Point sebagai media pembelajaran

menurut Hujair AH. Sanaky dalam bukunya yang berjudul Media

Pembelajaran yaitu: (1) Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran

kelas. (2) Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons

dari penerima pesan. (3) Memberikan kemungkinan pada penerima pesan

untuk mencatat. (4) Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan

tidak membosankan. (5) Memungkinkan penyajian dengan berbagai

kombinasi warna, animasi dan bersuara. (6) Dapat dipergunakan berulang-

ulang. (7) Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar, karena kontrol

sepenuhnya pada komunikator. (8) Lebih sehat bila dibandingkan dengan

papan tulis dan OHP.”

LCD merupakan alat pendukung Power Point agar isi dari Power Point

dapat dipresentasikan di depan siswa sebagai media belajar siswa. Tanpa adanya

LCD akan sulit mempresentasikan Power Point jika dilakukan di dalam kelas,

kalaupun bisa pembelajaran akan dilakukan di ruang Lab. Komputer. Dengan

penggunaan LCD akan dapat memproyeksikan isi dari Power Point kepada

seluruh siswa hanya dengan mengatur tata letak layar LCD.

“Langkah-langkah mendesain pembelajaran dengan menggunakan media

Power Point menurut Hujair AH. Sanaky (2011: 145-146) yaitu: (1) Telaah tujuan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

17

instruksional pokok bahasan yang akan diajarkan. Pilih tujuan instruksional yang

pencapaiaannya memerlukan media, dalam hal ini media Power Point. (2) Telaah

materi untuk menentukan jenis media yang dibutuhkan. Tidak semua materi dapat

dituangkan ke dalam media Power Point. Sebagai acuan dalam pemilihan materi

ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pengajar, antara lain menjawab

pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan materi yang akan disampaikan kepada

pembelajar. (3) Keadaan pembelajar. Perhatikan keadaan pembelajar untuk

mempertimbangkan kesulitan pelajaran, kecepatan penyerapan, tingkat

perbendaharaan kata yang akan dipakai. Kemudian langkah selanjutnya adalah

mendesain media power point. (4) Menentukan bentuk Power Point. Media

Power Point tidak selalu sesuai dengan materi atau sebaliknya tidak semua materi

baik diajarkan menggunakan media Power Point.”

Penggunaan media pembelajaran Power Point disesuaikan dengan materi

yang akan diajarkan. Jadi, tidak semua materi pelajaran cocok diajarkan

menggunakan media Power Point, maka dari itu dibutuhkan kejelian dalam

memilih materi yang cocok diajarkan dengan bantuan media Power Point.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media Power Point

tergantung dari bagaimana keadaan siswa, apa saja yang siswa butuhkan dan

bagaimana guru menyusun media Power Point yang menarik. Jika poin-poin yang

dibutuhkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sudah didapatkan, guru hanya

tinggal menyusun Power Point yang sesuai dengan materi pelajaran dan keadaan

siswa.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media Power Point tetap

dimulai dari kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dalam kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

kegiatan penutup, sebelum guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan

media Power Point guru wajib menyusun:

1. Rencana pembelajaran, meliputi:

a. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Guru mendesain media Power Point.

c. Guru menyusun asesmen.

d. Guru menyusun instrument observasi.

2. Kegiatan pelaksanaan, meliputi:

a. Kegiatan Awal

- Guru memberi salam pembuka.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

18

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

- Guru melakukan apersepsi.

- Guru memotivasi siswa

b. Kegiatan Inti

- Guru menayangkan Power Point.

- Siswa diminta untuk mengamati gambar/video yang guru tayangkan

pada Power Point.

- Guru dan siswa bersama-sama membahas gambar/video yang

ditayangkan oleh guru.

- Siswa diminta untuk menceritakan gambar/video yang ditayangkan

pada Power Point.

- Siswa berdiskusi bersama tentang gambar/video yang ditayangkan

oleh guru.

- Siswa saling mengungkapkan informasi yang mereka dapat dari

tayangan gambar/video pada Power Point.

- Guru memberikan latihan kepada siswa sebelum siswa mengerjakan

evaluasi.

c. Kegiatan Akhir

- Siswa bersama guru melakukan refleksi.

- Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengukur tingkat

kepahaman siswa akan materi yang diajarkan.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

1. Nur Indah Cahyani, “Penggunaan Power Point untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 1

Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Tahun

Ajaran 2009/2010”

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang kurang optimal

dapat dilihat dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas

pada kondisi awal yaitu dengan prosentase sebesar 70,29%. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

19

dengan menggunakan Power Point. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penggunaan Power Point dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II SD Negeri 1

Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun

ajaran 2009/2010. Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA dapat dilihat dari peningkatan prosentase ketuntasan belajar

siswa. Pada siklus 1, prosentase siswa yang tuntas yaitu sebesar

55,88%. Pada siklus 2, prosentase siswa yang tuntas yaitu sebesar

88,24%. Jadi, terdapat kenaikan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1

ke siklus 2 sebesar 32,36%.

2. Endang Sri Lawiyanti, “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA

Melalui Pemanfaatan Power Point Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 5

Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun

Pelajaran 2010/2011”

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang kurang optimal

dapat dilihat dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas

pada kondisi awal yaitu dengan prosentase sebesar 64,28%. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar IPA dengan menggunakan Power Point. Pada siklus 1, tingkat

motivasi belajar siswa berada pada kategori tingkat tinggi, prosentase

siswa yang tuntas yaitu sebesar 60,71%. Pada siklus 2, tingkat

motivasi belajar siswa juga berada pada kategori tingkat tinggi,

prosentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 89,28%. Jadi, tingkat

motivasi belajar siswa baik siklus 1 maupun siklus 2 berada pada

tingkat tinggi sedangkan ketuntasan belajar siswa terdapat kenaikan

dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 28,57%.

2.3 Kerangka Pikir

Upaya peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar bagi siswa kelas II

SDN 2 Jlamprang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan

mendeskripsiskan gambar dan bercerita semester II tahun 2011/2012, dilakukan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1000/3/T1_292008504_BAB II.pdfyang menarik menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian

20

guru melalui penggunaan media Power Point sebagai sarana memudahkan siswa

belajar untuk berbicara dan menyampaikan ide/gagasan yang ia miliki. Dari uraian

tersebut dan mendasarkan beberapa kajian teori dan hasil penelitian yang relevan

maka penulis memiliki pendapat atau gagasan. Gagasan penulis sampaikan

berbentuk bagan alur pikir sebagai berikut:

Gambar 01

Kerangka Pikir

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah

dengan menggunakan media Power Point dapat meningkatkan hasil belajar dan

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai bagaimana

siswa mendeskripsikan gambar dan bercerita pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas II SDN 2 Jlamprang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012

Pra

Penelitia

n

Hasil belajar dan aktivitas

belajar Bahasa Indonesia siswa

kelas II masih rendah

Guru belum menggunakan

media Power Point dalam

pembelajaran Bahasa

Indonesia

Pada pembelajaran siklus 1 dan siklus

2 dengan memanfaatkan media Power

Point sebagai sarana bagi siswa untuk

mendeskripsikan gambar dan

bercerita.

Harapan:Siswa menjadi lebih

interaktif, mandiri, aktif,

pengetahuannya bertambah,

menambah kosakata, hasil belajar dak

aktivitas belajarnya meningkat dalam

mengikuti pelajaran Bahasa

Indonesia.

Guru menggunakan media

Power Point sebagai media

belajar yang dapat

meningkatkan hasil belajar

dan aktivitas belajar siswa

kelas II

Tindakan

Di duga dengan menggunakan media Power Point, hasil

belajar dan aktivitas belajar siswa kelas II pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan.

Hasil

Akhir