17
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Reber, belajar adalah the proces of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya yang dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya (Suprijono, 2009). Menurut Winkel (2005), belajar merupakan suatu aktivitas mental / psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai- sikap. Perubahan itu meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta mencakup hal-hal yang bersifat eksternal seperti keterampilan motorik dan berbicara dalam bahasa asing. Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dilepaskan berdasarkan atas tanggapan bawaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian

besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property sekolah.

Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar

masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan

Reber, belajar adalah the proces of acquiring knowledge. Belajar adalah proses

mendapatkan pengetahuan.

Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya yang

dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu

pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau

menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal.

Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah

dipelajarinya (Suprijono, 2009).

Menurut Winkel (2005), belajar merupakan suatu aktivitas mental / psikis,

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-

sikap. Perubahan itu meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman

dan sikap, serta mencakup hal-hal yang bersifat eksternal seperti keterampilan

motorik dan berbicara dalam bahasa asing.

Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang

terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang

dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dilepaskan

berdasarkan atas tanggapan bawaan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

8

Menurut Sudjana (2000: 28), belajar bukan menghafal dan bukan pula

mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan

dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap

dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya

reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui

berbagai pengalaman.

Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002:13) berpendapat bahwa

learning is shown by change in behaviour as a result of experience. Belajar

sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman. Howard L.Kingsley mengatakan bahwa learning is the

process by wich behavior (in the broader sense) is originated or changed through

practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau

diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch mengatakan bahwa

learning is change performance as a result of practice. Belajar adalah perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari sebuah latihan.

Menurut Skinner di dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 9), belajar adalah

proses interaksi antara suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-

sikap yang tidak disebabkan oleh pembawaan, kematangan, dan keadaan–keadaan

sesaat seseorang, namun terjadi sebagai hasil latihan dalam interaksi dengan

lingkungan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

9

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pangalaman belajarnya (Sudjana, 2011 : 22). Kemampuan-kemanpuan

yang dimiliki tiap siswa tentu berbeda karena pengalaman belajar yang dialami

antara siswa satu dengan siswa lain juga berbeda. aspek perubahan itu mengacu

kepada Harrow yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, asfektif, dan

psikomotorik (Winkel dalam Purwanto, 2008:45).

Menurut the Liang Gia ( 1989, hal. 15 ) Mengatakan bahwa: Hasil Belajar

adalah hasil yang dicapai aktifitas yang menghasilkan perubahan-perubahan

tingkah laku dalam individu, baik secara aktual maupun profesional “.

Sedangkan Purwodarminto ( 1987,hal. 254 ), mengatakan bahwa : “ hasil

belajar adalah suatu hasil yang dicapai atau dikerjakan siswa dalam belajar atau

usaha untuk memperoleh suatu kepandaian “.

Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi

itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut

Winarno Surahmad (1997 : 88) sebagai berikut: “Hasil belajar adalah hasil

dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang

diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa hasil

belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang yang

dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkatpengalaman baru.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (mengurangi, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation

(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

10

rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,

sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil

pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil

pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana

tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan

komprehensif (Suprijono, 2009 :6-7).

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan

menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar

sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam

rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh

kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap

peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil

belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil

belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses

belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat

perubahan tingkah laku siswa.

Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi

tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan

guru.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah

hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

11

Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa prestasi belajar

adalah suatu hasil belajar yang dicapai dalam aktifitas untuk mendapat suatu

kepandaian atau sebuah tingkah laku yang lebih baik.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai

melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya

adalah sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi

dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular

(menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih

dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun

hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil

penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk

dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini

dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh

perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran

yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai

memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

12

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Telah dikatakan bahwa hasil belajar adalah suatu hal atau proses yang

menimbulkan suatu perubahan tingkah laku atau kecakapan belajar sebagai suatu

proses yang aktifitasnya dibebani oleh banyak sekali hal-hal yang berkaitan

dengan perstasi belajar tersebut. Karena itu untuk memudahkan pembicaraan

penulis akan mengklasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

sebagai berikut A) Faktor dari dalam individu (Fisik) a) Pusat susunan saraf

tidak berkembang secara sempurna b) Panca indra tidak berfungsi atau sakit c)

Kurang seimbang dalam perkembangan dan reproduksi d) Berfungsinya kelenjar

tubuh membawa kelainan tingkah laku e) Cacat atau perkembangan kurang

sempurna f) Penyakit menahun (Kelemahan secara mental) Seperti a)Taraf

kecerdasannya atau intelegensinya kurang b) Kurang minat dan bakat, kurang

usaha, kurang kreatifitas c) Kurang menguasai pelajaran d) Kebutuhan kurang

terpenuhi (Kelemahan emosional) a) Suasana hati tadak tentram. b) Tedak dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan c) Tercekam rasa pobia (rasa takut), benci

dan antipati (Kelemahan sikap dan kebiasaan yang salah) a) Kurang minat

dalam kegiatan sekolah b) Menghindari tanggung jawab c) Bersifat malas belajar

dan kurang disiplin (Faktor dari luar individu) antara lain a) Lingkungan

sekolah dan lingkungan sosial b) Buku sumber tidak sesuai dengan kurikulum c)

Sistem pemgajaran, penilaian tidak sesuai d) Terlalu berat beban belajar e)

populasi kelas terlalu banyak f) masalah teman sebaya g) Kelemahan kondisi

keluarga h) Terlalu banyak kegiatan di luar i) keterbatasan tenaga guru j) Motifasi

external kurang.

Menurut Slameto (2003:56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas faktor-faktor

jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta didik yang sedang

belajar. Faktor dari dalam ini meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologi.

Kondisi fisiologis adalah keadaan jasmani dari seseorang yang sedang

belajar, keadaan jasmani dapat dikatakan sebagai latar belakang aktivitas belajar.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

13

Sedangkan kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar

adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif. Faktor

ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor

ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang

mencakup metoda mengajar, kurikulum, relasi guru siswa, sarana, dan

sebagainya.

Clark dalam Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2001:39) mengungkapkan

bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan

30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor

ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain

faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,

kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis.

Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup

penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan

kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara

lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan,

sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru

di dalam proses belajar mengajar.

2.1.3 Pengertian Pembelajaran IPA

Hakikat ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang

fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan pengetahuan

yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah. Hal ini sebagaimana

yang dikemukakan oleh Powler.

(Khalimah, 2010), Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

14

(Samatowa, 2006), Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan

yang dinamakan fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses.

Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan memberi berbagai pengalaman pada

anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang

relevan.

(Khalimah, 2010), Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA

dapat dimasukkan dalam klasifikasi ilmu pendidikan karena dimensi pendidikan

IPA sangat luas dan sekurang-kurangnya meliputi unsur-unsur (nilai-nilai) sosial

budaya, etika, moral dan agama. Oleh sebab itu, belajar IPA bukan hanya sekedar

memahami konsep ilmiah dan aplikasi dalam masyarakat, melainkan juga untuk

mengembangkan berbagai nilai yang terkandung dalam dimensi Pendidikan IPA.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pengertian pembelajaran IPA,

yaitu bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang

terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala yang terdapat di alam.

IPA merupakan pengetahuan yang mempunyai kebenaran melalui metode ilmiah

baik secara induktif ataupun deduktif, dengan ciri: obyektif (keadaan yang

sebenarnya), metodik (pengetahuan tentang metode yang dipakai dalam

pendidikan), sistematis (teratur menurut sistem), universal (umum), dan tentatif

(masih dapat berubah).

2.1.4 Metode Pembelajaran Jigsaw

Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan

dibahas oleh guru. Guru bisa menulis topik yang akan dipelajari pada papan tulis,

white board, penayangan power point dan sebagainya. Guru menanyakan kepada

peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

15

dimaksud untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar

lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran baru.

Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil.

Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang

dipelajari. Misalnya, topik yang disajikan adalah metode penelitian sejarah,

karena topik ini terdiri dari konsep heuristic, kritik, interpretasi, dan histrografi,

maka kelompok terbagi menjadi 4. Jika dalam satu kelas ada 40 orang, maka

setiap kelompok beranggotakan 10 orang. Keempat kelompok itu adalah

kelompok heuristik, kelompok kritik, kelompok onterpretasi, dan kelompok

histrografi. Kelompok-kelompok ini disebut home teams (kelompok asal).

Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagi materi tekstual kepada tiap-

tiap kelompok. Setiap orang dalam setiap kelompok bertanggung jawab

mempelajari materi tekstual yang diterimanya dari guru. Kelompok heuristik akan

menerima materi tekstual dari guru tentang heuristik. Tiap orang dalam kelompok

heuristik memiliki tanggung jawab mengkaji secara mendalam konsep tersebut.

Demikian pula kelompok kritik, tiap-tiap orang dalam kelompok ini mendalami

konsep kritik demikian seterusnya.

Sesi berikutnya, membentuk expert teams (kelompok ahli). Jumlah

kelompok ahli tetap 4. Setiap kelompok ahli mempunyai 10 anggota anggota yang

berasal dari masing-masing kelompok asal. Karena jumlah anggota setiap

kelompok asal adalah 10 orang, maka aturlah sedemikian rupa terpenting adalah

di setiap kelompok ahli ada anggota dari kelompok asal yang berbeda-beda

tersebut. Dalam satu kelompok ahli ada anggota dari kelompok heuristik, kritik,

interprestasi, dan hisrtografi.

Setelah berbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka

berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan mereka memahami topik

metode penelitian sebagai pengetahuan yang utuh yaitu merupakan pengetahuan

struktur yang mengintegrasikan hubungan antar-konsep. Setelah diskusi di

kelompok ini selesai, selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal. Setelah

mereka kembali ke kelompok asal berikan berikan kesempatan kepada mereka

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

16

berdiskusi. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang mereka

dapatkan dari hasil diskusi di kelompok ahli.

Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu

dilakukan. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review

terhadap topik yang telah dipelajari (Suprijono, 2009 :89-91).

2.1.6 Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran Jigsaw merupakan bagian dari model pembelajaran

kooperatif, dimana akan dibentuk kelompok-kelompok menggunakan pola

kelompok asal dan kelompok ahli. Pembelajaran ini disusun dengan tujuan untuk

meningkatkan partisipasi siswa, dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan

membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto, 2007:42).

Untuk mengklasifikasikan setiap metode yang dianggap baik digunakan

dalam pengajaran sangatlah sulit. Apaliba untuk menggolongkan metode-metode

itu di dalam nilai dan efektifitasnya, sebab metode yang kurang baik di tangan

seorang guru dapat menjadi metode yang baik sekali di tangan guru yang lain, dan

metode yang baik akan gagal di tangan guru yang lain yang tidak menguasai

teknik pelaksanaannya.

Di dalam kenyataan banyak faktor yang menyebabkan tidak selalu dapat

dipergunakan metode yang dianggap paling sesuai dengan tujuan, situasi dan lain-

lain. Guru sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan kedua atau pilihan

ketiga. Yang harus diperhatikan guru dalam keadaan demikian ialah batas-batas

kelebihan dan kelemahan metode yang dipergunakannya, untuk dapat

merumusakn kesimpulan mengenai hasil evaluasi usahanya itu.

Penggunakan model pembelajaran Jigsaw, sebagai metode mengajar

dimaksudkan bahwa seorang guru, orang luar yang sengaja diminta, atau siswa

selaki pun dapat memperlihatkan pada pada seluruh kelas suatu proses. Metode ini

cukup efektif karena membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan

mengamati penjelasan dari masing-masing tim ahli.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

17

Model jigsaw adalah suatu teknik belajar kelompok yang digambarkan

sebagai berikut :

a. Satu kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil banyaknya anggota

kelompok disesuaikan dengan banyaknya masalah/problem yang

ditawarkan guru. Kelompok-kelompok ini disebut dengan home group.

b. Setiap anggota home group diberi problem yang berbeda-beda, tapi

masing-masing home group diberi persoalan yang sama. Dengan batasan

waktu tertentu masing-masing anggota menyelesaikan problem secara

individu.

c. Anggota home group akan berpencar dan membentuk kelompok baru

yang membawa persoalan sama. Kelompok ini disebut expert group (

kelompok ahli ). Di kelompok inilah mereka berdiskusi untuk

menyamakan persepsi atas jawaban mereka, dan

d. Setelah selesai mereka kembali ke home group dan anggota-anggota

akan mensosialisasikan hasil / jawaban dari kelompok ahli.

Setiap siswa yang ada di “kelompok awal” mengkhususkan diri pada satu

bagian dari sebuah unit pembelajaran. Para siswa kemudian bertemu dengan

anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan bagian yang lain, dan

setelah menguasai materi lainnya ini mereka akan pulang ke kelompok awal

mereka dan menginformasikan materi tersebut ke anggota lainnya.

Semua siswa dalam “kelompok awal” telah membaca materi yang sama dan

mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan pemahaman.

Mereka kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw” dimana anggotanya

berasal dari kelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda.

Dalam kelompok-kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota

kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang baru.

Setelah menguasai materi baru ini, semua siswa pulang ke “kelompok awal”

dan setiap anggota berbagi pengetahuan yang baru mereka pelajari dalam

kelompok “jigsaw.” Seperti dalam “jigsaw puzzle” (teka-teki potongan gambar),

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

18

setiap potongan gambar analogi dari setiap bagian pengetahuan adalah penting

untuk penyelesaian dan pemahaman utuh dari hasil akhir.

Metode atau model pembelajaran jigsaw adalah sebuah tehnik pembelajaran

kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar

dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun tujuan dari medel pembelajaran jigsaw

ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan

menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila

mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai

berikut (Arends, 1997) :

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Gambar Ilustrasi Kelompok Jigsaw

Kelebihan dan kekurangan metode jigsaw yaitu:

- Kelebihan metode pembelajaran jigsaw:

1. Siswa lebih aktif.

2. Siswa lebih memahami topik yang diberikan karena dipelajari lebih

dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya.

3. Topik yang diberikan dapat merata.

4. Meningkatkan kerja sama tim.

- Kekurangan metode pembelajaran jigsaw:

1. Waktu yang dibutuhkan cukup panjang.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

19

2. Jika tidak di dukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode

sulit di jalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan

berganti kelompok.

Langkah-langkah dalam pembelajaran Jigsaw (tim ahli) adalah sebagai

berikut (Trianto, 2007:56) :

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Guru mengatur tempat duduk siswa.

c) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-5

orang).

d) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi beberapa sub bab.

e) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

f) Anggota dari kelompok lalin yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

g) Setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya.

h) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu (tes formatif).

i) Guru memberi pengarahan kepada setiap kelompok untuk

menyampaikan hasil pengamatannya.

j) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Dapat disimpulkan oleh peneliti, bahwa dengan menggunakan metode

Jigsaw dengan menggunakan mata pelajaran IPA dapat diterapkan dengan batasan

langkah-langkah pembelajar sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal :

a) Membuka pelajaran dengan salam

b) Mengecek kehadiran siswa

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

20

d) Melakukan apersepsi

e) Guru mengatur tempat duduk siswa

2) Kegiatan Inti :

a) Guru menjelaskan/mengemukakan masalah yang akan dicari

jawabannya melalui metode Jigsaw

b) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-5

orang) dan memberi pengarahan mengenai metode Jigsaw

c) Guru memberikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagikan

menjadi beberapa sub bab

d) Guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang

ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajarinya

e) Membentu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa

f) Guru menyuruh tiap anggota kelompok yang lain yang telah

mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli

untuk mendiskusikannya

g) Guru mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembalike

kelompoknya bertugas mengajar temannya

h) Mengarahkan terjadinya interaksi antara siswa

i) Guru member pengarahan kepada tiap kelompok untuk menyampaikan

hasil pengamatan

3) Kegiatan Penutup :

a) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

b) Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk

dikerjakan secara individu

c) Guru menutup pembelajaran

d) Salam penutup

Kebaikan metode Jigsaw : (a) Dapat membimbing peserta didik ke arah

berpikir satu tujuan; (b) Untuk mengurangi kesalahan karena didiskusikan

bersama tim ahli; (c) Perhatian peserta didik terpusat pada hal-hal yang dianggap

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

21

penting; (d) Permasalahan yang terpendam dapat mendapat penjelasan guru pada

waktu itu pula; (e) Semua siswa terlibat secara aktif.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitain tindakan kelas terhadap pembelajaran IPA telah banyak dilakukan

oleh pakar peneliti dan praktisi-praktisi pendidikan untuk memperbaiki proses dan

hasil belajar. Berikut ini, peneliti menyertakan beberapa hasil penelitian tindakan

kelas yang berhubungan dengan perbaikan pembelajaran IPA dan penggunaan

media atau model pembelajaran. Hal itu dilakukan sebagai rujukan kegiatan

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.

Berdasarkan hasil penelitian (Afif, 2009) melalui pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam dengan penggunaan metode Jigsaw melalui media alam sekitar

di SD 1 Parikesit dikelas IV. Dapat meningkatkan Motivasi dan hasil belajar

siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang sumber Energi Panas.

Karena dapat menarik perhatian siswa. Sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Memperhatikan hasil penelitian pendahulu tentang penggunaan metode

Jigsaw melalui media alam sekitar diyakini siswa memiliki pemahaman yang

lebih baik. Sehingga siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian siswa akan memperoleh hasil evaluasi belajar yang semakin

baik.

2.3 Kerangka Berpikir

Sebenarnya ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru

untuk meningkatkan hasil belajar siswanya, misalnya dengan memilih strategi,

pendekatan dan model belajar serta penggunaan media dan sumber belajar, supaya

tujuan pembelajaran yang diterapkan guru kepada siswanya dapat dicapai dengan

baik. Salah satu model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode Jigsaw. Karena metode ini, siswa dilatih untuk menjadi

tutor (tim ahli) untuk temannya sendiri dalam memecahkan suatu masalah setelah

berunding sesame tim ahli lainnya. Dengan menggunakan metode Jigsaw siswa

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

22

dilatih untuk terus aktif dalam pembelajaran, sehingga diharapkan semua siswa

paham terhadap materi yang di ajarkan.

Dari uraian tersebut dan beberapa kajian teori serta hasil penelitian yang

relevan maka penulis memiliki pendapat atau gagasan. Gagasan penulis

sampaikan dalam bentuk bagan alur pikir sebagai berikut :

Tabel 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Dilakukan tindakan perbaikan dengan menggunakan metode jigsaw

Guru menerapkan metode

ceramah dalam pembelajaran IPA

pada siswa kelas 4.

Hasil belajar siswa sebagian belum

mencapai KKM.

Proses pembelajaran menoton, siswa

merasa bosan, sibuk sendiri dan malas

untuk mengikuti proses pembelajaran.

Hasil belajar IPA siswa menjadi

meningkat dengan mencapai KKM

90%

Kelebihan metode jigsaw :

a. Siswa lebih aktif

b. Siswa lebih memahami topik yang diberikan karena dipelajari lebih dalam

dan sederhana dengan anggota kelompoknya

c. Topik yang diberikan dapat merata

d. Meningkatkan kerjasama tim

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ... · 2.1.1. Pengertian Belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi

23

2.4 Hipotesis Penelitian

Dari latar belakang masalah, rumusan masalah dan landasan teori, maka

hipotetis penelitian ini adalah “Hasil belajar IPA dapat ditingkatkan dengan

menggunakan Metode Jigsaw pada siswa Kelas 5 Semester II SD Negeri

Gendongan 01 Kecamatan Tingkir tahun pelajaran 2013/ 2014”.