16
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos” yang berarti jalan yang harus dilalui. Menurut Sudjana (2002: 260)” Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan Metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar”. Sejalan dengan pendapat Sudjana, menurut Moedjiono dan Dimyati (1992:45)” Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu cara untuk mencapai suatu tujuan”. Sejalan pendapat Sudjana, Slameto (2003:15), Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980), Metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengeahuan), cara kerja Konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, Metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau jalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. 2.1.2 Pengertian Pembelajaran Aktif (Actife Learning) Banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan belajar atau mengajar, belajar aktif tidak mudah didefinisikan secara sederhana. Beberapa kutipan definisi ini menawarkan beberapa gambaran apa yang dipikirkan orang mengenai belajar aktif. Menurut Wardani(2010: 8), Pembelajaran Aktif terjadi saat siswa aktif terlibat, peduli dan bertanggung jawab terhadap belajar siswa itu sendiri. Siswa didorong untuk berfikir, menganalisa, mengajukan pendapat, menerapkan pengetahuan dan ketrampilan siswa. Bukan hanya siswa sekedar

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

  • Upload
    hathuy

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos” yang berarti jalan yang

harus dilalui. Menurut Sudjana (2002: 260)” Metode adalah cara yang

digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan Metode pengajaran sebagai

alat untuk menciptakan proses belajar mengajar”.

Sejalan dengan pendapat Sudjana, menurut Moedjiono dan Dimyati

(1992:45)” Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu cara untuk mencapai

suatu tujuan”. Sejalan pendapat Sudjana, Slameto (2003:15), Metode mengajar

adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980), Metode mengandung arti cara yang

teratur dan terpikir untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengeahuan), cara

kerja Konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas,

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau jalan menyajikan atau

melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran Aktif (Actife Learning)

Banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan belajar atau

mengajar, belajar aktif tidak mudah didefinisikan secara sederhana. Beberapa

kutipan definisi ini menawarkan beberapa gambaran apa yang dipikirkan

orang mengenai belajar aktif.

Menurut Wardani(2010: 8), Pembelajaran Aktif terjadi saat siswa aktif

terlibat, peduli dan bertanggung jawab terhadap belajar siswa itu sendiri.

Siswa didorong untuk berfikir, menganalisa, mengajukan pendapat,

menerapkan pengetahuan dan ketrampilan siswa. Bukan hanya siswa sekedar

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

��

menjadi pendengar pasif terhadap apa yang disampaikan guru. Sejalan dengan

pendapat wardani (2010:8) di atas, menurut Glasgow dalam Permatasari

(2011:16), memberikan pengertiannya tentang Pembelajaran aktif yaitu

bahwa:

“Pembelajaran Aktif berusaha sungguh-sungguh untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar pada belajarnya sendiri. Mereka mengambil peran yang lebih dinamis dalam menentukan bagaimana dan apa yang mereka akan ketahui, apa yang seharusnya mereka bisa lakukan, dan bagaimana mereka akan melakukannya. Peran mereka berkembang lebih jauh ke pengelolaan pendidikan diri, dan memotivasi diri menjadi kekuatan lebih besar di belakang belajar”.

Pembelajaran aktif (Active Learning), dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,

sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan

sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran aktif

(Actife Learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak

didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Pembelajaran Aktif (Active

Learning) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar

stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang

membosankan bagi mereka. Memberikan strategi dengan pembelajaran aktif

(Active learning) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka,

sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan

sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran Konvensional.

Pembelajaran aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan

strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi

berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas

yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka

berfikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin

belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan

debat, mempraktekkan ketrampilan-ketrampilan, mendorong adanya

pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat siswa dapat saling mengajar satu

sama lain.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

��

Pembelajaran secara pasif, siswa mengalami proses tanpa rasa ingin

tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa daya tarik pada hasil. Ketika belajar secara

aktif, siswa mencari sesuatu. Siswa ingin menjawab pertanyaan, memperlukan

informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki suatu pekerjaan.

Metode pembelajaran aktif (Actife Learning) didalam proses belajar

mengajar yaitu setiap Materi Pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan

berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran

yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Zaini

(2010:15) berpendapat bahwa Pembelajaran Aktif adalah suatu pembelajaran

yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik

belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.

Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan

ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang

baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan

nyata. Kegiatan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam

semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan

fisik. Cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih

menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Menurut Silberman dalam Komarudin Hidayat (2002:3),

menggambarkan saat belajar aktif, para siswa melakukan banyak kegiatan.

Mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan

permasalahan, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif adalah

mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan

secara pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik, harus mendengar,

melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain.

Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatan,

menggambarkannya sendiri, mencontohkan, mencoba ketrampilan, dan

melaksanakan tugas sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.

Berdasarkan pendapat para Ahli diatas dapat ditarik beberapa perbedaan

antara pendekatan Pembelajaran Aktif (Actife learning) dan pendekatan

pembelajaran Konvensional, yaitu:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Konvensional dan

Pembelajaran Aktif

PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PEMBELAJARAN AKTIF

Berpusat pada guru. Berpusat pada anak didik

Penekanan pada menerima pengetahuan Penekanan pada menemukan

Kurang menyenangkan Sangat menyenangkan

Kurang memberdayakan semua Membemberdayakan semua

Menggunakan metode pembelajaran yang monoton

Menggunakan banyak metode pembelajaran yang variatif

Kurang banyak media yang digunakan Menggunakan banyak media

Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.

Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.

Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk

menerapkan strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) dalam Kelas.

Berdasarkan beberapa pendapat Ahli, dapat diartikan bahwa Metode

Pembelajaran Aktif adalah suatu metode pembelajaran yang memberi ruang gerak

kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar yang mana siswa tidak

hanya sekedar mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi

siswa akan melakukan eksplorasi dan tindakan kreatif dan anak mengalaminya

sendiri seperti: menemukan, melihat, mencoba, bertanya, dan memecahkan

masalah sendiri.

2.1.3 Pengertian Tipe Quiz Team

Tipe Quiz Team merupakan Metode pembelajaran aktif yang

dikembangkan oleh Mel Silberman, yang mana dalam Tipe Quiz Team ini

siswa dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab

untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan

waktunya untuk memeriksa catatan. Menurut Silberman dalam Komarudin

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

Hidayat (2002: 163), Tipe Quiz Team ini dapat meningkatkan kemampuan

tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara

yang menyenangkan dan tidak menakutkan.

Pembelajaran dengan Tipe Quiz Team ini, diawali dengan guru

menerangkan materi setelah selesai menerangkan materi lalu siswa dibagi

kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama

mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan

pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah

selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis.

Adanya pertandingan akademis ini maka akan tercipta kompetisi antar

kelompok, siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan semangat yang

tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Salah satu

cara untuk membangkitkan siswa belajar aktif pada Mata Pelajaran IPA yaitu

dengan penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team.

Dalvi (2006:53), menyatakan bahwa “Metode Pembelajaran Aktif Tipe

Quiz Team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk

bertanya ataupun menjawab”. Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team ini

diawali dengan menerangkan materi pelajaran, lalu siswa dibagi kedalam

kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi

tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling

memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk

memahami materi tersebut. Setelah selesai materinya maka diadakan suatu

pertandingan akademis, sehingga siswa semangat untuk belajar. Apabila

dalam proses pembelajaran menggunakan Metode pembelajaran yang tepat

maka proses belajar yang dilaksanakan dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team yang dikemukakan oleh

Dalvi (2006:68) bahwa: “Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang

mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar”.

Berdasarkan pendapat Ahli tentang pengertian Tipe Quis Team, dapat

diartikan Quis Team adalah cara yang digunakan guru dalam pembelajaran

dengan prosedur siswa dibentuk dalam kelompok dengan masing-masing

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan

kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam Tipe Quiz

Team ini, diawali dengan guru menerangkan materi, lalu siswa dibagi kedalam

tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari

materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan

jawaban untuk memahami Mata Pelajaran tersebut. Setelah selesai materi

maka diadakan suatu pertandingan akademis. Adanya pertandingan akademis

ini maka akan tercipta kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa

berusaha belajar dengan semangat yang tinggi agar dapat memperoleh nilai

yang tinggi dalam pertandingan dan hasil belajar siswa akan meningkat.

2.1.4 Prosedur Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team

Silberman dalam Komarudin Hidayat (2002: 163) mengungkapkan prosedur

pembelajaran dengan menggunakan Tipe Quiz Team adalah sebagai berikut:

1. Pilihlah topik yang dapat disajikan dalam tiga segmen.

2. Bagilah peserta didik menjadi tiga tim, yaitu tim A, B, dan C.

3. Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah untuk menjelaskan topik materi yang

akan digunakan untuk pertandingan akademis. Batasi dalam menjelaskan

materi sampai 10 menit atau kurang.

4. Minta tim A untuk menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini tidak

memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C

memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.

5. Tim A menguji anggota Tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C diberi

kesempatan untuk menjawabnya.

6. Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota Tim C. Jika

Tim C tidak bisa menjawab, Tim B diberi kesempatan untuk menjawabnya.

Dan ulangi prosesnya.

7. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah

tim B sebagai pemandu kuis.

8. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari

pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

2.1.5 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2000:5) hasil belajar merupakan penguasaan (bahan

pengajaran) yang ditimbulkan oleh pemahaman atau pengertian. Belajar akan

meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap yang sesuai dengan tujuan belajar

dan bertambahnya ketrampilan individu. Perubahan sebagai hasil dari proses

dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan pengetahuan, pemahaman,

kecakapan serta perubahan aspek-aspek pada individu yang belajar. Hasil belajar

adalah perubahan sikap atau tingkah laku setelah anak melalui proses belajar

Winkel (2004). Hasil belajar menurut pandangan Hamalik (2009) hasil belajar

adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku orang

tersebut. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai individu atau siswa setelah

siswa tersebut mengalami atau melakukan suatu proses aktivitas belajar dalam

jangka waktu tertentu. Hasil belajar atau prestasi belajar itu merupakan kecakapan

aktual (actual Ability) yang diperoleh siswa, kecakapan potensial (potencial

ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki individu

untuk mencapai prestasi.

Menurut Darsono (2000:110) hasil belajar siswa merupakan perubahan-

perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif, keterampilan/

psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat inetraksi aktif dengan

lingkungan. Pendapat dari Darsono tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar

dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif

setelah siswa memperoleh pengalaman belajar.

Menurut Nurkancana (1990:11), mendefinisikan hasil belajar adalah suatu

tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang

setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Salim

(2000:190) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan

keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes.

Berdasarkan beberapa pendapat Ahli tentang pengertian hasil belajar, dapat

disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar dalam penelitian ini adalah

kemampuan dalam ranah kognitif, keterampilan sikap yang diperoleh siswa

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan yang didapat untuk dapat digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

2.1.6 Pengukuran Peningkatan Hasil Belajar

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam menurut Sudjana (2000:22) yaitu:

(a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan

cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada

kurikulum sekolah.

Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa, diperlukan suatu

evaluasi setelah selesai mengajarkan satu pokok bahasan atau sub pokok bahasan

dalam kegiatan proses belajar mengajar. Alat yang digunakan untuk melihat hasil

belajar siswa dapat menggunakan beberapa cara, yaitu tes lisan, tes tertulis, dan

tugas-tugas.

Anas (2011:12), pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu

dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Dengan kata lain Pengukuran

(measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi

numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik

tertentu. Contoh dari 100 butir soal yang diajukan dalam tes, Dedy menjawab

dengan betul 80 butir soal. Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa

pengukuran itu bersifat kuantitatif.

Teknik mengukur hasil belajar ada dua yaitu: Teknik Nontes; Instrumen

nontes berupa (1) portofolio, (2) lembar observasi, dan 3) wawancara. Non tes

diantaranya berupa tugas-tugas yang dilakukan di luar jam pembelajaran dapat

berupa tugas rumah (PR) dan tugas-tugas lain seperti membuat, menulis,

melaporkan, menganalisis sesuatu yang membutuhkan waktu yang relatif lama,

baik secara individual maupun kelompok. Portofolio; Portofolio adalah kumpulan

pekerjaan siswa. Penilaian portofolio pada dasarnya adalah penilaian terhadap

karya-karya siswa dalam pembelajaran, semua tugas penulisan yang dikerjakan

siswa dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu semester dikumpulkan,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

kemudian dilakukan penilaian. Lembar observasi; Lembar observasi ini ditujukan

kepada guru dan siswa, untuk menilai kegiatan belajar mengajar, apakah sudah

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Teknik

Wawancara; Teknik wawancara ini diperlukan guru untuk mengungkapkan atau

mengejar lebih lanjut tentang hal-hal yang dirasa guru kurang jelas informasinya.

Teknik wawancara digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang

dialami siswa tanpa ada maksud untuk menilai.

Teknik Tes adalah suatu cara atau sarana untuk mengukur hasil belajar.

Teknik tes menyangkut data-data kuantitatif, berupa angka atau skor yang

melambangkan tingkat kemampuan siswa yang dites.

Jenis tagihan yang berupa tes antara lain berupa pertanyaan lisan di kelas,

kuis, ulangan harian, tes formatif/ujian blok, tes sumatif/ujian semester, tugas

individual, dan tugas kelompok yang dikerjakan di luar jam pembelajaran.

Pertanyaan lisan di kelas dan ulangan harian dapat berwujud pertanyaan-

pertanyaan yang menjadi bagian proses pembelajaran, baik yang ditujukan kepada

individu maupun kelompok, atau ulangan/latihan setelah berakhirnya suatu materi

pembelajaran tertentu dalam waktu yang relatif pendek.

Bentuk tes atau soal dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk, yaitu (1) tes

objektif, (2) tes non objektif (esai), dan (3) tes perbuatan. Tes bentuk objektif

mengacu pada pengertian bahwa jawaban Siswa diperiksa oleh siapa pun dan

kapan pun akan menghasilkan skor yang kurang lebih sama karena tes objektif

hanya memiliki satu alternatif jawaban yang betul. Jenis tes objektif yang banyak

dipergunakan orang adalah tes jawaban benar-salah (true-false), pilihan ganda

(multiple choise), isian (completion), dan penjodohan (matching).

Tes uraian atau tes esei. Tes ini lebih kompleks daripada tes objektif. Tes ini

menuntut kemampuan berpikir dan bernalar. Namun, tes ini memiliki kelemahan,

yaitu sulit untuk membuat kunci jawaban yang pasti karena jawabannya berbeda-

beda satu sama lain dalam cara mengungkapkan pendapatnya, lebih subjektif. Tes

berupa perbuatan yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa mempergunakan atau

menampilkan aktivitas dalam pembelajaran. Penelitian ini akan digunakan teknik

tes, yaitu tes objektif dengan soal pilihan ganda yang akan diberikan diakhir

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

��

pembelajaran dan teknik nontes berupa lembar observasi aktifitas guru dan

aktifitas siswa.

2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Syaiful Bahri (2002:141) faktor yang mempengaruhi proses dan

hasil belajar ada empat yaitu:

1) Faktor lingkungan

meliputi : faktor lingkungan alami dan faktor lingkungan sosial budaya.

2) Faktor Instrumental

meliputi : kurikulum, program, sarana, fasilitas dan Guru.

3) Faktor kondisi psikologis

Meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

4) Kondisi fisiologis

meliputi : keadaan jasmani dari siswa (mata, hidung, telinga, dan tubuh) yang

dapat bekerja dengan baik.

Menurut Slameto (2003:56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa yaitu :

1) Faktor Intern

Faktor intern terdiri atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi

dan cara belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar

yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor dari dalam ini meliputi

kondisi fisiologis dan kondisi psikologi. Kondisi fisiologis adalah keadaan

jasmani dari seseorang yang sedang belajar, keadaan jasmani dapat dikatakan

sebagai latar belakang aktifitas belajar. Sedangkan kondisi psikologis yang

dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat,

motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu

faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor sekolah,

yang mencakup model, metode mengajar, kurikulum, relasi guru, siswa,

sarana, dan sebagainya. Model pembelajaran adalah pola interaksi antara siswa,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

��

guru, dan materi pembelajaran yang mencakup strategi, pendekatan, metode,

teknik pembelajaran.

2.1.8 Pengertian IPA

Menurut Srini.M.Iskandar (1997:2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dalam

bahasa Inggris dikenal sebagai natural science atau disebut science. Natural

artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam.

Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA secara harfiah dapat disebut

sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa

yang terjadi di alam. Menurut Webster dalam Srini.M.Iskandar ( 1997:2), IPA

adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan menurut

Purnell dalam Srini.M.Iskandar (1997:2), mengartikan IPA adalah

pengetahuan manusia yang luas didapatkan dengan cara observasi dan

eksperimen secara sistematis, serta dijelaskan dengan batuan-bantuan, hukum-

hukum, prinsip-prisip, teori-teori, dan hipotesa. Siswa dituntut aktif dalam

segala aktifitas belajar mengajar dalam mata pelajaran IPA. Menurut Suyoso

(1998), IPA berasal dari kata Sain yang berarti alam. Sain merupakan ilmu

pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada

henti-hentinya serta diperoleh secara teratur, sistematis, berobyek, bermetode

dan berlaku secara universal. Berdasarkan beberapa pendapat Ahli tentang

pengertian IPA, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan satu kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematis hasil kegiatan manusia tentang

alam sekitar yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah, nilai dan

sikap ilmiah pada siswa untuk mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan

Yang Maha Esa.

2.1.9 Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI menurut Permendiknas

No.22 Tahun 2006 meliputi aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya

dan pesawat sederhana

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya

2.1.10 Tujuan Mata Pelajaran IPA

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Mata Pelajaran IPA di SD/MI

bertujuan agar Siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

2.2 Kajian-Kajian Penelitian Yang Relevan

Eva Nurhayati (2007), dalam penelitiannya “Pengaruh Penggunaan

Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar dan Hasil

Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Ak SMK Negeri 3 Jepara Tahun

2006/2007”. Dari hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai

kemampuan awal yang relatif sama, tidak ada perbedaan kemampuan awal

dari kedua kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok mempunyai varian

yang sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83.18) hasil

belajarnya lebih dari 70% atau telah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan

untuk kelompok kontrol hasil belajar (79.60) telah mencapai ketuntasan

belajar. Minat belajar siswa setelah pembelajaran antara Kelas eksperimen dan

Kelas kontrol terdapat perbedaan, minat belajar kelompok eksperimen lebih

baik dari pada kelompok kontrol.

Nita Septiningsih (2009), dalam penelitiannya yang berjudul

“Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode pembelajaran tipe

Team Quiz Dan Metode pembelajaran aktif tipe Learning Start With A

Question ( LSQ ) Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa (Pada Kelas VIII

Semester II MTs Negeri Surakarta II TA 2009/ 2010)”. Dari hasil analisis data

dapat disimpulkan (1) Terdapat pengaruh Metode pembelajaran terhadap

prestasi belajar Siswa, ini berarti bahwa pembelajaran matematika dengan

menggunakan tipe Team Quiz lebih baik daripada pembelajaran matematika

dengan tipe LSQ, (2) Terdapat pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi

belajar siswa, ini berarti bahwa semakin tinggi aktifitas belajar siswa, maka

semakin baik prestasi yang dicapai dan sebaliknya semakin rendah aktifitas

belajar siswa, maka semakin rendah pula prestasi belajarnya, (3) Tidak

terdapat interaksi antara Metode pembelajaran dan aktifitas belajar terhadap

prestasi belajar siswa. Ini berarti, jika dilihat pada masing-masing tingkat

aktifitas (tinggi, sedang, dan rendah), Metode pembelajaran aktif tipe Team

Quiz memiliki prestasi yang lebih baik daripada Metode pembelajaran aktif

tipe LSQ. Pada sisi lain, jika dilihat dari penggunaan Metode pembelajaran,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

� �

pada siswa yang mempunyai aktivitas lebih tinggi memiliki prestasi yang

lebih baik.

Ayu Permatasari (2011), dalam penelitiaannya berjudul Pengaruh Metode

Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V

Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SDN 1 Karanggeneng Kecamatan Kunduran

Kabupaten Blora. Kesimpulan dari penelitian ini dapat terlihat hasil F hitung

levene test sebesar 1,749 dengan probabilitas 0,191 > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata

lain kedua kelas homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus

menggunakan asumsi egual varience assumed. Nilai t adalah 8,102 dengan

probabilitas signifikasi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran dengan menggunakan Metode

Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team dengan pembelajaran Konvensional.

Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 17,43560 sampai 28.87690 dengan

perbedaan rata-rata 23,15625. Hal ini berarti Metode Pembelajaran Aktif Tipe

Quiz Team berpengaruh terhadap hasil belajar di SDN 1 Karanggeneng

Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan, penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Tipe

Quiz Team terhadap hasil belajar IPA Siswa Kelas IVa SD Negeri Sidorejo

Lor 01 Salatiga. Mata pelajaran yang digunakan adalah IPA dengan materi

perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Penelitian akan

dilakukan dengan populasi berbeda yaitu pada Siswa Kelas IVa SD Negeri

Sidorejo Lor 01 Salatiga. Penelitian ini dilakukan dengan sampel Siswa kelas

IVa di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

2.3 Kerangka Berfikir

Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi dari berbagai

faktor yang mempengaruhinya baik dari diri (faktor internal) maupun dari luar

(eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar sangat penting dalam artian untuk membantu siswa dalam

mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Sudjana (2000: 15), salah satu

upaya pembaharuan dibidang pendidikan adalah pembaharuan strategi atau

meningkatkan relevansi Metode mengajar. Strategi mengajar dianggap relevan

jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui

pembelajaran. Strategi mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru

dalam mengajarkan materi pelajaran dengan memusatkan perhatian pada

situasi belajar untuk mencapai tujuan. Strategi mengajar yang baik adalah

strategi yang menuntut keaktifan siswa dalam berfikir dan bertindak secara

berdikari dan kreatif dalam mengembangkan materi yang sudah dikuasai.

Penelitian ini akan mengulas salah satu faktor yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu Metode pembelajaran. Akan diteliti ada tidaknya pengaruh

Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team terhadap hasil belajar pada mata

pelajaran IPA. Tipe Quiz Team merupakan metode pembelajaran aktif yang

dikembangkan oleh Mel Silberman, yang mana dalam Tipe Quiz Team ini

siswa dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab

untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan

waktunya untuk memeriksa catatan.

Menurut Mel Silberman dalam Komarudin Hidayat (1996:3),

menggambarkan saat belajar aktif, para siswa melakukan banyak kegiatan.

Mereka mengunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan

permasalahan, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif adalah

mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan

secara pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik, harus mendengar,

melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain.

Penggunaan Metode ini bermaksud agar anak terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team ini adalah suatu

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/896/3/T1_292008151_BAB II.pdf · Metode berasal dari bahasa latin “ Methodos”

���

cara memberikan kesempatan kepada siswa secara perorangan atau kelompok

untuk berlatih dalam pertandingan akademis untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Melalui Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team, siswa

sepenuhnya terlibat, antara lain untuk menyusun pertanyaan, menyusun

jawaban soal yang akan digunakan bahan pertanyaan untuk tim lain.

2.1 Gambar Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka

dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Ho : tidak ada pengaruh penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz

Team terhadap hasil belajar IPA.

Ha : ada pengaruh penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team

terhadap hasil belajar IPA.

Metode

(X)

Hasil Belajar

(Y)