21
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Bank Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. Menurut Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kemasyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbankan.Dari ketiga fungsi tersebut bank dapat mengembangkan dalam berbagai macam produk bank, yaitu produk bank yang terkait dengan penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa. 2.1.2 Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1 … II.pdfPembantu WR. Supratman dapat dilihat dari sisi intern debitur, sisi intern BRI dan sisi ekstern BRI dan debiturnya yang meliputi

  • Upload
    haanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1 Pengertian Bank

Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

suatu negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan,

pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan

bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. Menurut Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kemasyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat,

dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbankan.Dari

ketiga fungsi tersebut bank dapat mengembangkan dalam berbagai macam

produk bank, yaitu produk bank yang terkait dengan penghimpunan dana,

penyaluran dana, dan pelayanan jasa.

2.1.2 Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

8

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pengertian

tersebut terdapat kesepakatan antara bank (kreditur) dengan penerima kredit

(debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah

dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-

masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.

Demikian pula dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap

perjanjian yang telah dibuat bersama. Dalam artian luas kredit diartikan

sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti “credere”

artinya percaya. Maksud dari percaya bagi pemberi kredit adalah ia percaya

kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan

dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit merupakan

penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar

sesuai jangka waktu.

Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa debitur

benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu mengadakan analisis

kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan,

prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan

analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar

aman.

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan sangat

membahayakan bank. Debitur dalam hal ini dengan mudah memberikan data-

data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan.

Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan

9

akansulit untuk ditagih alias macet. Namun, faktor analisis ini bukanlah

merupakan penyebab utama kredit macet walaupun sebagian besar kredit

macet diakibatkan salah dalam analisis. Penyebab lainnya mungkin

disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh

debitur. Misalnya kebanjiran atau gempa bumi atau dapat pula kesalahan

dalam pengelolaan.

Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang

dilakukan untuk penyelamatan kredit tersebut beragam. Dikatakan beragam

karena dilihat terlebih dahulu penyebabnya. Jika memang masih bisa dibantu,

maka tindakan membantu apakah dengan menambah jumlah kredit atau

dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun, jika memang sudah tidak

bisa diselamatkan kembali, maka tindakan terakhir bagi bank adalah menyita

jaminan yang telah dijaminkan oleh debitur.

2.1.3 Pengertian Kredit Bermasalah

Menurut Ismail (2010: 222) Kredit bermasalah adalah semua kredit

yang memiliki resiko tinggi, karena debitur telah gagal atau menghadapi

masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Kredit

bermasalah dapat diartikan suatu keadaan kredit dimana debitur sudah tidak

sanggup membayar sebagian atau keseluruhan kewajibannya kepada bank

seperti yang telah diperjanjikan, atau telah ada suatu indikasi potensial bahwa

sebagian maupun keseluruhan kewajibannya tidak akan mampu dilunasi oleh

debitur.

10

Beberapa faktor penyebab kredit bermasalah pada BRI Kantor Cabang

Pembantu WR. Supratman dapat dilihat dari sisi intern debitur, sisi intern

BRI dan sisi ekstern BRI dan debiturnya yang meliputi :

a. Sisi intern Debitur

Beberapa faktor penyebab kredit bermasalah yang berasal dari sisi

debitur antara lain :

a) Masalah operasional usaha, merupakan masalah yang

terjadi pada kegiatan usaha debitur. Misalnya, debitur

(pengusaha mebel) tidak menggunakan tenaga ahli dalam

kegiatan usahanya, sehingga pengerjaannya tidak maksimal

dan menimbulkan kemerosotan penjualan. Hal ini dapat

mengakibatkan laba berkurang bahkan dapat

mengakibatkan kebangkrutan

b) Manajemen, merupakan kelemahan debitur dalam

perencanaan, pengorganisasian dan pengontrolan sumber

daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

Misalnya, seorang debitur mempunyai usaha warung

makan. Karena kurangnya pengontrolan pegawainya

dibagian kasir melakukan penggelapan uang terus menerus.

Hal ini dapat mengakibatkan pendapatan usaha debitur

menurun bahkan kebangkrutan

c) Kecurangan dan atau ketidak jujuran debitur dalam

mengelola kredit. Misalnya, debitur meminjam sejumlah

11

uang di bank untuk menambah modal usaha. Tetapi debitur

tersebut menggunakan uang tersebut untuk membeli mobil.

d) Pemutusan hubungan kerja. Misalnya, seorang debitur yang

bekerja disuatu perusahaan swasta terkena pemutusan

hubungan kerja, sehingga tidak mempunyai penghasilan

lagi untuk melunasi hutangnya di bank

b. Sisi Intern BRI

Beberapa faktor intern BRI yang dapat menyebabkan kredit

bermasalah antara lain :

a) Itikad tidak baik dan atau kurang mampunyai dari pejabat

atau pegawai BRI. Misalnya, seorang pegawai BRI

melakukan analisis pemberian terhadap calon debitur. Dari

hasil analisis tersebut calon debitur tidak layak untuk

menerima pinjaman. Tetapi, calon debitur tersebut

memberikan sejumlah uang kepada pegawai BRI, sehingga

data analisis dimanipulasi agar calon debitur layak

mendapatkan pinjaman

b) Kelemahan sejak awal dalam proses pemberian kredit.

Misalnya, dalam analisis kredit data yang diberikan calon

debitur kurang lengkap, kurang akurat dan kurang relevan

c) Kelemahan pembinaan kredit. Misalnya, hanya debitur

yang mempunyai kolektibilitas kurang lancar, diragukan

dan macet yang mendapatkan pembinaan kredit. Padahal

seharusnya debitur dengan kolektibilitas lancar dan dalam

12

perhatian khusus harus dilakukan pembinaan kredit

minimal 3 bulan sekali.

c. Sisi Ekstern BRI dan Debitur

Beberapa faktor penyebab kredit bermasalah yang berasal dari sisi

Ekstern BRI dan Debitur antara lain :

a) Force majeure atau bencana alam. Misalnya, terjadi

kebakaran di tempat usaha debitur sehingga mengalami

kebangkrutan dan tidak dapat membayar angsuran kredit.

b) Perubahan-perubahan eksternal lingkungan (environtment).

Misalnya, perubahan kebijakan pemerintah berupa

peraturan perundangudangan, kenaikan harga-harga atau

biaya-biaya produksi

2.1.4 Kolektibilitas Kredit

Menurut Ismail (2010: 223) Kredit dapat dibedakan sesuai dengan

kolektibilitas / kualitas / penggolongan kredit yaitu performing loan dan

nonperforming loan (NPL). Penggolongan kredit menjadi performing loan

dan non performing loan didasarkan pada kriteria kualitatif dan kuantitatif.

Penilaian penggolongan kredit secara kualitatif didasarkan pada prospek

usaha debitur dan kondisi keuangan usaha debitur. Kondisi keuangan debitur

dapat dilihat dari kemungkinan kemampuan debitur untuk membayar kembali

pinjamannya dari hasil usahanya. Penggolongan kredit sesuai kuantitatif

didasarkan pada pembayaran angsuran oleh debitur yang tercermin dalam

13

catatan bank. Pembayaran angsuran kredit mencakup pembayaran pinjaman

pokok dan bunga.

Performing loan merupakan penggolongan kredit atas kualitas

kredit nasabah yang lancar dan atau terjadinya tunggakan sampai dengan 90

hari. Performing loan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Kredit Lancar

Kredit lancar adalah kredit yang tidak terdapat tunggakan. Setiap

tanggal jatuh tempo angsuran, debitur dapat membayar pinjaman

pokok maupun bunga.

b. Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK)

Kredit dalam perhatian khusus adalah penggolongan kredit yang

tertunggak baik angsuran pinjaman pkok dan pembayaran bunga,

akan tetapi tunggakannya sampai dengan 90 hari (tidak melebihi 90

hari kalender).

Non performing loan (NPL)merupakan kredit yang menunggak

melebihi 90 hari. Non performing loan dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Kredit Kurang Lancar

Kredit kurang lancar terjadi bila debitur tidak dapat membayar

angsuran pinjaman pokok dan atau bunga antara 91 hari sampai

dengan 180 hari dan mutasi rekening relatif rendah.

b. Kredit Diragukan

Kredit diragukan terjadi dalam hal debitur tidak dapat membayar

angsuran pinjaman pokok dan atau dana pembayaran bunga antara

181 hari sampai dengan 270 hari.

14

c. Kredit Macet

Kredit macet terjadi apabila debitur tidak mampu membayar

berturut-turut lebih dari 270 hari dan mengalami kerugian

operasional ditutup dengan pinjaman baru.

2.1.5 Jenis – jenis Kredit

Menurut Kasmir (2012:90) secara umum jenis-jenis kredit dapat

dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh

kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli

mesin-mesin. Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode

yang relatif lebih lama.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk

membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya

lainnnya yang berkitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

15

Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya

akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk

pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau

kredit industri lainnya.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit

ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena

memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan

usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi,

kredit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumtif lainnya.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan

barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier

atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah

besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun

atau paling lama 1 tahun biasanya digunakan untuk keperluan modal

kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam

atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

b. Kredit jangka menengah

16

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,

biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti

jeruk, atau peternakan kambing.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit

jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.

Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan

karet, kelapa sawit atau menufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti

kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat

berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.

Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan

yang diberikan calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang

tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan

karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama ini.

5. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor

perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa

jangka pendek atau jangka panjang.

17

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya

peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah

atau besar.

d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya

dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk

membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa

kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti, dosen,

dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan.

h. Dan sektor lainnya.

2.1.6 Unsur – unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu

fasilitas kredit menurut Kasmir (2012:87) adalah sebagai berikut.

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa

uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu

di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya

sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara

18

intern maupun ektern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa

lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan

ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu

ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka

waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau

jangka panjang.

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu

risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang

suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini

menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang

lalai, maupun oleh risiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana

alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsure kesengajaan

lainnya.

5. Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang

kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya

administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank

19

yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi

hasil.

2.1.7 Tujuan dan Fungsi Kredit

Menurut Kasmir (2012:88) pemberian suatu fasilitas kredit

mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan

terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian

suatu kredit adalah sebagai berikut.

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada

nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika

bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan

bank tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan)

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana

tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas

usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti

adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.

20

Keuntungan bagi pemerintah dengan mnenyebarnya permberian kredit

adalah sebagai berikut.

1. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dari bank.

2. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan

usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru

sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian

besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang

dan jasa yang beredar dimasyarakat.

4. Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang

sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam

negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat

devisa Negara.

5. Meningkatkan devisa Negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai

untuk keperluan ekspor.

Kemudian disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki

fungsi sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya

jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang

berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna

untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

21

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari

satu wilayah ke wilayah yang lainnya sehingga suatu daerah yang

kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut

akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang.

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur

untuk mengelola barang yang tidk berguna menjadi berguna atau

bermanfaat.

4. Meningkatkan peredaran barang.

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu

wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari

satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula

meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas eknomi

karena adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang

yang diperlukan oleh masyarakat. Kemuadian dapat pula kredit

membantu dalam mengekpor barang dari dalam negeri ke luar negeri

sehingga meningkatkan devisa Negara .

6. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan

berusaha, apalagi bagi nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

22

Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama

dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan

untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan

tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi penganguuran.

Disamping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat

meningkatkan pendapatanya seperti membuka warung atau menyewa

rumah kontrakan atau jasa lainnya.

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling

membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit.

Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama

dibidang lainnya.

2.1.8 Prinsip – prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin

bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut

diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan.

Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk

mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur

penilaian yang benar.

Dalam melakukan penelitian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya

tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah

menjadi standar penilaian setiap bank. Menurut Kasmir (2012:95) biasanya

23

kriteria penelitian yang dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah

yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P.

Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai

berikut.

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan

diberikan kredit harus dapat dipercaya yang tercermin dari latar belakang

nasabah baik latar belakang yang bersikap pekerjaan maupun yang bersifat

pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan

keluarga, hobi dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran

“kemauan” membayar.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang

dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur

dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan

pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan

usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam

mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan

(neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari

segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga

harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Colleteral

24

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang

diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi

suatu masalah, maka jaminannya yang dititipkan akan dapat dipergunakan

secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik

sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta

prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang

usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik

sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relative kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah

sebagai berikut.

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya

sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,

emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu

nasabah.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu

dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

25

3. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan

kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal

kerja atau investasi, konsumtif atau produktif, dan lain sebagainya.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan dating

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek

atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit

yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi,

tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk

mengembalikan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur,

akan semakin baik. Dengan demikian jika salah satu usahanya

merugikan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari

laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap

sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit

yang akan diperolehnya.

7. Protection

26

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan

barang atau orang atau jaminan asuransi

2.1.9 Jaminan Kredit

Dari penjelasan diatas bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan

atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan dapat membahayakan posisi bank,

mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk

menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan

jaminan kredit relative lebih aman mengingat setiap kredit macet akan

ditutupi oleh jaminan tersebut.

Menurut Kasmir (2012:93) adapun jaminan yang dapat dijadikan

jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut.

1. Dengan jaminan

a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan

jaminan seperti :

- Tanah

- Bangunan

- Kendaraan bermotor

- Mesin-mesin/peralatan

- Barang dagangan

- Tanaman/kebun/sawah

- Dan lainnya

27

b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan

surat-surat yang dijadikan jaminan seperti :

a) Sertifikat saham

b) Sertifikat obligasi

c) Sertifikat tanah

d) Sertifikat deposito

e) Rekening tabungan yang dibekukan

f) Rekening giro yang dibekukan

g) Promes

h) Wesel

i) Dan surat tagihan lainnya

c. Jaminan orang

Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit

tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang

menanggung resikonya.

2. Tanpa jaminan

Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan

bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk

perusahaan yang benar – benar bonafi dan profesional sehingga

kemungkinan kredi tersebut macet agak kecil. Dapat pula kredit tanpa

jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan

pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.