25
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA Ilmu Perngetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains. Sains (Inggris: science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang, atau tahu tentang; (2) pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam. Ilmu merujuk ke (1) studi sistematis; (2) tubuh pengetahuan yang terorganisir; (3) pengetahuan teoritis. Menurut KTSP (2006) IPA atau SAINS merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam pengetahuannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Menurut Wahyana (dalam Trianto 2010: 136) IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Powler (dalam Samatowa 2009: 3) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis. Menurut Abdullah (1998: 18) “ IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan cara melakukan oberservasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan yang lain”. Perkembangan IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis hasil kegiatan manusia tentang alam sekitar yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah, nilai dan sikap ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Depdiknas (2006) mengemukakan ilmu pengetahuan alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang ditempuh melalui pengalaman, serangkaian proses ilmiah antara lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian IPA

Ilmu Perngetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains.

Sains (Inggris: science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti (1)

pengetahuan tentang, atau tahu tentang; (2) pengetahuan, pengertian, faham yang

benar dan mendalam. Ilmu merujuk ke (1) studi sistematis; (2) tubuh pengetahuan

yang terorganisir; (3) pengetahuan teoritis. Menurut KTSP (2006) IPA atau

SAINS merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,

dan dalam pengetahuannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Menurut Wahyana (dalam Trianto 2010: 136) IPA adalah suatu kumpulan

pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh

adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Menurut Powler (dalam Samatowa 2009: 3) IPA merupakan ilmu yang

berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun

secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen/sistematis.

Menurut Abdullah (1998: 18) “ IPA merupakan pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan cara

melakukan oberservasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, dan

demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan yang lain”.

Perkembangan IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematis hasil kegiatan manusia tentang alam sekitar yang terwujud

melalui suatu rangkaian kerja ilmiah, nilai dan sikap ilmiah pada siswa serta rasa

mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Depdiknas

(2006) mengemukakan ilmu pengetahuan alam merupakan hasil kegiatan manusia

berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar

yang ditempuh melalui pengalaman, serangkaian proses ilmiah antara lain

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

7

penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan. Dari pembelajaran IPA

diharapakan siswa menyelidiki kejadian-kejadian di lingkungan sekitarnya.

Dari paparan tersebut dapat diartikan bahwa IPA adalah kumpulan

pengetahuan mengenai konsep yang mempelajari tentang lingkungan sekitar

dengan tujuan untuk lebih mencintai lingkungan dan menjaga kelestarian alam

yang ada. IPA diperlukan dalam kehidupam sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan.Penggunaan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak

berdampak buruk pada lingkungan. Di tingkat SD diharapkan pembelajaran IPA

ada penekanan pembelajaran dengan konsep lingkungan, teknologi dan

masyarakat yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan

membuat suatu karya melalui penggunaan konsep IPA dan kompetensi bekerja

ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk isi mencakup fakta, konsep,

prinsip, hukum-hukum, dan teori Ilmu Pengetahuan Alam. Jadi pada hakikatnya

Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses

ilmiah, dan produk ilmiah.

2.2 Hakikat Pembelajaran IPA SD

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang

dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik,

2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran

merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa

belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan,

semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan

perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya

(Hisyam Zaini, 2004: 4).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran

adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka

membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan

dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan

datang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang

dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

8

terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui

serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian

gagasan-gagasan.

IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait

mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau

prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri

Sulistyorini, 2007: 39).

Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa

yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata

pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan

dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA

sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu

siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam

Suyitno, 2002: 7).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA

adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan

melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa

mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam

sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara

lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

2.3 Pembelajaran IPA SD

Tujuan pembelajaran IPA adalah untuk memahami konsep-konsep IPA dan

keterkaitannya dengan pengetahuan sehari-hari, dan pada akhirnya dapat

menimbulakan rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran

keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Muchtar, dkk (2004: 5) menjelaskan bahwa

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

9

prinsip-prinsip pembelajaran dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di

sekolah dasar sebagai berikut :

a. Materi pembelajaran disusun berdasarkan penyesuaian terhadap

Kurikulum Berbasis Kompetensi sesuai standar isi 2006.

b. Pemberian ilustrasi. Dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada

murid dengan mempergunakan contoh-contoh gambar dari setiap materi

belajar dan untuk menarik minat murid terhadap mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

c. Aktivitas kegiatan. Merupakan penerapan percobaan-percobaan yang

dilakukan murid baik individu maupun kelompok yang bertujuan agar

murid memiliki pengalaman nyata dalam memahami suatu materi

pelajaran yang diberikan.

d. Akttivitas tugas. Pemberian tugas baik individu maupun kelompok

dimaksudkan agar murid aktif dan dapat memecahkan masalah yang

ditemukan.

Tating, dkk (2003: 11) mengemukakan prinsip-prinsip pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di sekolah dasar sebagai berikut :

a. Pada awal setiap bab, disajikan wacana tentang kejadian-kejadian setiap hari

dilingkungan murid yang bertujuan untuk membangkitkan minat murid

untuk memahami konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan keterkaitannya

dengan kehidupan murid.

b. Pemahaman konsep untuk murid disajikan berupa percobaan sederhana

dengan menggunakan alat-alat sederhana, mudah diperoleh serta pas untuk

usia murid.

c. Pada setiap akhir bab, disajikan rangkuman, tugas,dan evaluasi. Rangkuman

dimaksudkan untuk memudahkan murid mengingat kembali konsep dan hal-

hal yang sedang dipelajari. Dengan adanya tugas, murid diharapkan mampu

melakukan kegiatan sendiri, misalnya pada diskusi. Dengan diskusi murid

diharapkan mampu dan berani mengemukakan masalah dengan

menggunakan daya ingat, pemahaman dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

10

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)

secara terperinci adalah:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat,

d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan,

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD

disamping untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, juga

mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

2.4 Penilaian IPA SD

a. Tujuan Penilaian

Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Penilaian

meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai teknik penilaian dan membuat

keputusan berdasar hasil penilaian tersebut. Penilaian memberi informasi

padaguru tentang prestasi siswa terkait dengan tujuan pembelajaran.

Dengan informasi ini, guru membuat keputusan berdasar hasil penilaian

mengenai apa yanh harus dilakukan untuk meningkatkan metode pembelajaran

dan memperkuat proses belajar siswa. Penilaian mengukur seberapa jauh

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

11

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dicapai oleh siswa. Selain

melengkapi proses belajar mengajar, penilaian juga memberi umpan balik

formatif dan sumatif pada guru,siswa, sekolah dan orang tua siswa.

1) Penilaian member umpan balik kepada siswa, yang memungkinka nmereka

untuk menyadari kekuatan dan kelemahan mereka. Melalui penilaian, siswa

dapat memantau kinerja dan kemajuan mereka. Ia juga menunjukkan arah yang

ditempuh untuk berkembang lebih jauh.

2) Penilaian member umpan balik kepada guru, yang memungkinkan mereka

memahami kekuatan dan kelemahan siswa mereka. Ia juga member informasi

mengenai prestasi belajar siswa juga keefektifan pembelajaran yang dilakukan

guru.

3) Penilaian member umpan balik kepada sekolah. Informasi yang diperoleh

memudahkan penempatan siswa dalam kelompok yang sesuai, dan kenaikan

kelas siswa. Ia juga memungkinkan sekolah meninjau kefektifan program

instruksional sekolah

4) Penilaian member umpan balik kepada orang tua siswa, yang menungkinkan

mereka memantau kemajuan dan prestasi anak mereka melalui informasi yang

diperoleh..

b. Aspek Penilaian

Tujuan IPA adalah menguasai pengetahuan IPA, memahami dan menerapkan

konsep IPA, menerapkan keterampilan proses, dan mengembangkan sikap.

Tujuan penilaian ini sejalan dengan tiga ranah dalam kerangka kurikulum IPA

seperti ditunjukkan di bawah:

a) Penilaian Pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep IPA

b) Penilaian Keterampilan dan Proses

c) Penilaiankarakter dan sikap (sikap ilmiah)

Penjelasan ketiga jenis penilaian tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1) Penilaian Pengetahuan, Pemahaman dan Penerapan Konsep IPA

Penilaianpengetahuan IPA merupakan produk dari pembelajaran IPA.

Penilaian ini bertujuan untuk melihat penguasaanpeserta didik terhadap

fakta, konsep, prinsip, dan hukum-hukum dalam IPA dan penerapannya

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

12

dalam kehidupan. Peserta didik diharapkan dapat menggunakan

pemahamannya tersebut untuk membuat keputusan, berpartisipasi

dimasyarakat, dan menanggapi isu-isulokal dan global.

2) Penilaian Keterampilan Proses Penilaian dilakukan tidak hanya

terhadapproduk, tetapi juga proses. Penilaian proses IPA dilakukan

terhadap keterampilan proses IPA, meliputi keterampilan dasar IPA dan

keterampilan terpadu tingkat awal. Keterampilan proses IPA dasar

meliputi observasi, inferensi, melakukan pengukuran, menggunakan

bilangan, klasifikasi, komunikasi, dan prediksi. Di samping itu, peserta

7didik mulai diperkenalkan dengan kemampuan melakukan percobaan

sederhana dengan dua variabel atau lebih untuk menguji hipotesis tentang

hubungan antar variabel. Peserta didik juga dilatihmengkomunikasikan

hasil belajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat, diskusi, presentasi,

tulisan, dan bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai keterampilan proses

ilmiah, berikut adalah enam keterampilan dasar yang perlu dikuasai untuk

peserta didik.

a. Observasi

Penilaian keterampilan melakukan observasi dinilaipada saat melakukan

observasi dalam rangka memperoleh data hasil penginderaan terhadap

objek dan fenomena alam menggunakan panca indera. Informasi yang

diperoleh menimbulkan rasa ingin tahu, pertanyaan, interpretasi, dan

investigasi.

b. Komunikasi

Keterampilan berkomunikasi secara ilmiah menggunakan berbagai cara,

seperti menggunakan grafik, carta, peta, simbol, diangram, rumus

matematis, dan demonstrasi visual, baik secara tertulis maupun lisan.

c. Klasifikasi

Keterampilan melakukan klasifikasi diperlukan untuk mengelompokkan

berbagai objek untuk mempermudah mempelajarinya, berdasarkan

persamaan, perbedaan, dan saling keterkaitan obyek.

d. Pengukuran

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

13

Keterampilan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur standar

untuk melakukan observasi secara kuantitatif, membandingkan, dan

mengklasifikasikan,serta mengkomunikasikannya secara efektif. Alat

pengukuran meliputi penggaris, meteran, neraca, gelas ukur, termometer,

pH meter, Higrometer, dan sebagainya.

e. Inferensi

Keterampilan melakukan interpretasi dan menjelaskankejadian di sekitar

kita. Kemampuan ini dibutuhkan antara lain untuk menyusunhipotesis.

Interpretasi menghubungkan pengalaman lampau dengan apa yang sedang

dilihat.

f. Prediksi

Keterampilan melakukan prediksi ditentukan oleh observasi yang teliti dan

inferensi untuk memprediksi apa yang akan terjadi untuk menentukan

reaksi yang tepat terhadap lingkungan.

g. Percobaan Sederhana

Keterampilan melakukan percobaan diawali dengan kemampuan

menyusun pertanyaan, mengidentifikasi variabel, mengemukakanhipotesis,

mengidentifikasi variabel kontrol, membuat desain percobaan, melakukan

percobaan, mengumpulkan data, dan interpretasi data.

3.Penilaian sikap

Penilaian sikap ilmiah meliputi sikap obyektif, terbuka, tidak menerima

begitu saja sesuatu sebagai kebenaran, ingin tahu, ulet , tekun, dan pantang

menyerah. Selain itu, kemampuan bekerjasama, bertukar pendapat,

mempertahankan pendapat, menerima saran, dan kemampuan sosial lainnya

dapat juga dilakukan melalui pembelajaran IPA.

c. Bentuk Penilaian IPA

Bentuk-bentuk penilaian mata pelajaran IPA yang dapat digunakan untuk

mengukur ketiga aspek diatas adalah sebagai berikut :

1) Penilaian Tertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil

test). Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

14

kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal,

pesertadidik tidak selalu harus merespon dalam bentuk jawaban, tetapi

juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti memberi tanda,

mewarnai, menggambar dan sejenisnya. Tes tertulis meliputi soal

bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian, jawaban

singkat dan uraian. Penyusunan soal tes tertulis memperhatikan

kaidah-kaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi,

maupun bahasa, dan menuntut penalaran yang tinggi. Hal ini dapat

dilakukan guru dengan cara:

a. Materi yang ditanyakan mengukur perilaku pemahaman,

penerapan, sintesis, analisis, atau evaluasi. Perilaku ingatan juga

diperlukan namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal

sebelum peserta didik dapat mengukur perilaku yang disebutkan di

atas.

b. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus), misalnya

dalam bentuk ilustrasi/bahan bacaan seperti kasus, contoh, tabel

dan sebagainya.

c. Mengukur kemampuan berpikir kritis.

d. Mengukur keterampilan pemecahan masalah.

2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang

menuntut peserta didik menunjukkan kinerjanya. Penilaian ini dilakukan

dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Cara

penilaian ini dianggap lebih autentik daripada tes tertulis karena:

a. Apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang

sebenarnya.

b. Untuk mata pelajaran IPA, penilaian semacam ini dapat dilakukan

melalui kegiatan seperti pengujian/penelitian, melakukan percobaan-

percobaan, dan lain-lain. Dalam penilaian kinerja perlu dipertimbangkan

hal-hal berikut:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

15

a. Identifikasi langkah-langkah kinerja yang diharapkan sesuai

dengan tuntutan kompetensi

b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja

tersebut.

c. Upayakan kemampuan yang dinilai tidak terlalu banyak agar dapat

diamati.

d. Kemampuan yang dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang

diamati.

Penilaian kemampuan kinerja dapat dilakukan dengan cara yang paling

sederhana yaitu menggunakan: daftar cek (checklist) Pada penilaian ini peserta

didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat

diamati oleh penilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya bisa memilih dua

pilihan absolut yaitu teramati atau tidak teramati, jika tidak dapat diamati maka

peserta didik tidak memperoleh nilai (tidak ada nilai tengah); skala rentang(rating

scale)

Pada penilaian ini memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap

penguasaan kompetensitertentu, karena pemberian nilai secara kontinu dimana

pilihan kategori nilai lebih dari dua. Penilaian sebaiknya dilakukan lebih dari satu

penilai untuk menghindari subjektivitas.

2.5 Model Pembelajaran Group Investigation

2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan

yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui

internet. siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik

maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. tipe ini menuntut para

siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

keterampilan proses kelompok. model group investigation dapat melatih siswa

untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. keterlibatan siswa secara aktif

dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. dalam

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

16

metode group investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau

enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic

of the learning group, (udin s. winaputra, 2001:75). penelitian di sini adalah

proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan

masalah tersebut. pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa

baik secara langsung maupun tidak langsung. sedangkan dinamika kelompok

menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang

melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui

proses saling beragumentasi.

Pembelajaran kooperatif tipe group investigation berawal dari perspektif

filosofis terhadap konsep belajar. untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki

pasangan atau teman. sebuah gagasan john dewey tentang pendidikan, bahwa

kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk

belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-

masalah sosial dan antar pribadi. Menurut depdiknas (2005:18) pada pembelajaran

ini guru seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi,

dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan

lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah.

kelompok penyelidikan adalah medium organisasi untuk mendorong dan

membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. siswa aktif berbagi dalam

mempengaruhi sifat kejadian di dalam kelas mereka. dengan berkomunikasi

secara bebas dan bekerja sama dalam perencanaan dan melaksanakan dipilih topik

mereka penyelidikan, mereka dapat mencapai lebih dari mereka sebagai

individu. hasil akhir dari kelompok kerja mencerminkan kontribusi masing-

masing anggota, tetapi intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukansendiri oleh

siswa yang sama.

2.5.2 Karakteristik Model Pembelajaran GI (Group Investigation)

Pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

1. tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan

keterampilan inkuiri.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

17

2. kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa

yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban

persahabatan atau minat yang sama dalam topic tertentu.

3. siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan

topik dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian laporan).

4. diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.

5. adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang

dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks

masalah yang diselidiki).

6. guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi masalah

dengan peranan yang berbeda.

2.5.3 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI (Group

Investigation)

Menurut Slavin (1995: 113-114) dalam implementasi teknik group

investigation dapat dilakukan melalui 6 (enam) tahap. Tahapan tersebut adalah: 1)

identifying the topic and organizing pupils into groups, 2) planning the learning

task, 3) carring out the investigation, 4) preparing a final report, 5) presenting the

final report, and 6) evaluation. Dengan melihat tahapan tersebut, maka

pembelajaran dengan teknik group investigation berawal dari mengidentifikasi

topik dan mengatur murid kedalam kelompok, merencanakan tugas yang akan

dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,

mempersentasikan laporan akhir dan berakhir pada evaluasi.

Dari uraian pendapat Slavin, di atas dapat dijelaskan bahwa dalam group

investigation, para siswa bekerja melalaui enam tahapan. Tahapan-tahapan ini dan

komponen-komponennya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok.

a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategotikan saran-saran.

b. Para siswa begabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

mereka pilih.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

18

c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus

bersifat homogen.

d. Guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan memfasilitasi

pengaturan.

2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari.

3. Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang akan dipelajari,

bagaiman memepelajarinya dan pembagian tugas.

a. Melaksanakan investigasi

b. Para siswa mengumpulkan informasi, mengenai data dan membuat

kesimpulan.

c. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya.

d. Para siswa saling bertukar, bediskusi, mengklasifikasi, dan mensintesis

semua gagasan.

4. Menyiapkan laporan akhir

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari tugas mereka

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang mereka laporkan, dan

bagaiman mereka membuat pesentasinya.

c. Wakil-wakil kelompok membentuk panitia untuk mengkoordinasikan

rencana-rencana presentasi.

5. Mempresentasikan laporan akhir

a. Presentasi yang dibuat untuk semua kelas dan berbagai macam bentuk

b. Presentasi harus dapat melibatkan peseta secara aktif

c. Para peserta mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan keriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

6. Evaluasi

a. Para siswa saling meberikan umpan balik mengenai topik tersebut.

b. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

d. Pendekatan lain untuk mengevaluasi dapat dengan membuat para siswa

merekonstruksi proses investigasi yang telah mereka lakukan dan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

19

memetakan langkah-langkah yang telah mereka terapkan dalam

pembelajaran mereka.

Slavin (1995: 113-114) menyebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas

investigasi siswa dapat: students gather information, analyze the data and reach

conclusions, 2) each group member contributes to the group effort, and 3)

students exchange discuss clarify, and synthesize ideas.

Dalam menyiapkan laporan akhir, aktifitas yang dilakukan adalah:1) group

members determine the essential message of their project, 2) group members plan

what they will report and how they will make their presentation and 3) group

representatives form a steering committee to coordinate plans for the

presentation.

Pada tahap mempersentasekan laporan akhir yang harus dipehatikan adalah

the presentation is made to the entire class in a variety of forms, part

of the presentation should actively involve the audience, and the

audience evaluates the clarity and appeal of presentation according to

criteria determined in advance by the whole class. Sedangkan dalam

evaluasi, aktifitas siswa adalah students share feedback about the

topik, about the work they did, and about their effective experiences

(1) teachers and pupils collaborate in evaluating student learning,

and (3) assessment of learning should evaluate higher-level thinking.

Ini mengandung pengertian bahwa dalam melaksanakan tugas investigasi

siswa dapat mengumpulkan informasi, menganalisis, dan membuat simpulan,

setiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya, dan saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi, dan

mensintesis semua gagasan, sedangkan dalam menyiapkan laporan akhir, aktifitas

yang dilakukan siswa adalah nggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial

dari pekerjaan mereka, anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka

laporkan dan bagaimana membuat persentase, wakil-wakil kelompok membentuk

sebuah tim untuk mengkoordinasikan rencana persentasi.

Untuk mempersentasikan laporan akhir, persentase harus dapat melibatkan

pendengarnya secara aktif dan pendengar menevaluasi berdasrakan keriteria yang

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

20

telah ditentukan sebelumnya, sedangakan pada tahap evaluasi, siswa saling

memberikan umpan balik, kolaborasi guru dan murid dalam mengevaluasi

pembelajaran dan penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran

yang paling tinggi.

2.5.4 Sintaks Model koperatif tipe (Group Investigation) :

a. Pengarahan,

b. Buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,

c. Rencanakan pelaksanaan investigasi,

d. Tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal

mengukur tinggi pohon,

e. Mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan

keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah),

f. Pengolahan data,

g. Penyajian data hasil investigasi,

h. Presentasi,

i. Kuis individual,

j. Buat skor perkembangan siswa,

k. Umumkan hasil kuis dan berikan reward.

Langkah-langkah Pembelajaran Group Investigation

Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation di dalam kegiatan

pembelajaran di kelas menurut Istarani (2011: 86) adalah sebagai berikut

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif dan bersifat penemuan.

5. Setelah selesai berdiskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok.

6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan.

7. Evaluasi

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

21

8. Penutup

Menurut (Istarani ( 2010: 87) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe GI (Group Investigation).

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI (Group Investigation)

Adapun kelebihan dari model pembelajaran ini adalah:

1. Dapat memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan melalui

kelompok heterogen

2. Malatih siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok.

3. Melatih siswa untuk memepertanggungjawabkan sebab ia diberi tugas

untuk diselesaikan dalam kelompok.

4. Siswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari hasil investigasi

kelompok yang dilakukan.

5. Melatih siswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui

penemuan yang ditemukannya.

Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI (Group Investigation)

Kekurangan dari model pembelajaran ini adalah;

1. Dalam berdiskusi sering kali yang aktif hanya sebagian siswa

2. Adanya pertentangan diantara siswa yang sulit disatukan karena dalam

kelompopk sering berbeda pendapat

3. Sulit bagi siswa untuk menemukan hal yang baru sebab ia belum terbiasa

untuk melakukan hal itu.

4. Bahan yang tersedia untuk melakukan penemuan kurang lengkap.

Pengertian group investigation model group investigation seringkali disebut

sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. hal ini disebabkan

oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan

pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar

kooperatif. berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan

model group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari

perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. democratic

teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi,

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

22

yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan

persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik

(budimansyah, 2007: 7).

Group Investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong

siswa dalam keterlibatan belajar. metode ini menuntut siswa untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses

kelompok (group process skills). hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide

dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah

kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. eggen &

kauchak (dalam maimunah, 2005: 21) mengemukakan group investigation adalah

strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk

melakukan investigasi terhadap suatu topik. dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa metode gi mempunyai fokus utama untuk melakukan

investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus. Tujuan model pembelajaran

grup investigasi paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait:

1. Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap

suatu topik secara sistematis dan analitik. hal ini mempunyai implikasi

yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan

membentu mencapai tujuan.

2. pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui

investigasi.

3. Group Investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam

memecahkan suatu masalah. dengan adanya kegiatan tersebut, siswa

dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan

bermasyarakat. jadi guru menerapkan model pembelajaran gi dapat

mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan

belajar untuk bekerjas secara kooperatif.

langkah-langkah model pembelajaran Group Investigasi sharan (dalam

supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model

pemelajaran gi sebagai berikut.

1. guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

23

2. guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang

harus dikerjakan.

3. guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil materi

tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.

4. masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara

kooperatif dalam kelompoknya.

5. setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua

kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil

pembahasannya.

6. kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil

pembahasannya.

7. guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi

kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.

8. evaluasi.

Tahap-Tahap Pembelajaran Group Investigasi pelaksanaan langkah-

langkah pembelajaran di atas tentunya harus berdasarkan prinsip pengelolaan

atau reaksi dari metode pembelajaran kooperatif model group investigation.

dimana di dalam kelas yang menerapakan model gi, pengajar lebih berperan

sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat. dalam

kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mengarahkan kelompok

menjadi tiga tahap:

1. tahap pemecahan masalah,

2. tahap pengelolaan kelas,

3. tahap pemaknaan secara perseorangan.

Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan,

apa yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah. tahap

pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa

yang saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk

memperoleh informasi itu. sedangkan tahap pemaknaan perseorangan berkenaan

dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang

dibuatnya, dan apa yeng membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

24

proses tersebut (thelen dalam winataputra, 2001: 37). Untuk lebih praktis model

GI dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:

Kerangka Operasional

kerangka pembelajaran grup investigasi dari kerangka operasional pembelajaran

group investigation yang ditulis oleh joise & weil ini dapat kita ketahui bahwa

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

25

kerangka operasional model pembelajaran group investigation adalah sebagai

berikut:

1. siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah

2. siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang

problematis.

3. siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan

mengorganisasikan untuk membangun suatu proses penelitian.

4. siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok.

5. siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses

penelitian kelompok.

6. melakukan proses pengulangan kegiatan atau recycle activities.

2.6 Pengertian Belajar

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian

besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property sekolah.

Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar

masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan

Reber, belajar adalah the proces of acquiring knowledge. Belajar adalah proses

mendapatkan pengetahuan.

Menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2009:10), belajar pada hakikatnya

merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah

belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya

kapabilitas tersebut dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses

kognitif yang dilakukan oleh pebelajar.

Djamarah (2000: 45), mengemukakan, bahwa belajar adalah serangkaian

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu suatu perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

26

Harold Spears (dalam Agus Suprijono, 2009) mengemukankan, learning is

to observe, to read, to imitate, to try something thenselves, to listen, to follow

direction. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru,

mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).

Slameto (2003: 2) berpendapat, bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang

terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang

dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dilepaskan

berdasarkan atas tanggapan bawaan.

Pendapat para ahli di atas tentang pengertian belajar dapat di simpulkan

bahwa, belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang secara sadar

untuk melakukan perubahan tingkah laku. Dari belajar sesorang dapat mengetahui

sesuatu yang pada dasarnya belum mereka ketahui. Belajar merupakan proses dari

tidak tahu menjadi tahu. Seperti pepatah mengatakan ‘’berakit-rakit ke hulu

berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu baru senang kemudian. Jadi,

belajarlah maka kamu akan bisa.

2.6.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 40-41), hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari

sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan. Menurut

Woordworth dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 41), “Hasil belajar merupakan

perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar”. Hasil belajar tersebut

terjadi terutama berkat evaluasi guru dan mengatakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan aktual yang diukur secara langsung.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

27

Menurut Hamalik (2006: 3) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Pendapat beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya dari hal yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil

belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai

suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami

belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku.

Menurut peneliti hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata

pelajaran yang berupa data angka (hasil tes) maupun proses belajar. Hasil belajar

diperoleh pada kegiatan akhir yang diisi dengan pemberian evaluasi terhadap

siswa dan dilakukan di dalam kelas. Pengambilan hasil belajar digunakan sebagai

tolok ukur keberhasilan belajar dan menunjukkan kompetensi siswa melalui

pengadaan tes bagi siswa.

2.6.2 Pengukuran Hasil Belajar IPA

Menurut Sudjana (2013: 3), penilaian hasil belajar adalah proses pemberian

nilai terhadap hasil-hasil belajar yang di capai siswa dengan kriteria tertentu. Hal

ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.

Menurutnya ada tiga istilah yang merujuk pada aktivitas-aktivitas utama dalam

kegiatan penilaian/pengukuran kelas, yaitu (1) asesmen, (2) pengukuran dan (3)

evaluasi. prosedur teknik yang dimaksud adalah teknik tes dan teknik nontes.

Menurut Chatterji dalam Supratiknya (2013 : 4), aktivitas terakhir dalam

rangkaian kegiatan penilaian kelas adalah evaluasi, yaitu “a procces that comes

after measurement is completed. It involves making a value judgmentor

interpretation of the resulting data in a decision making context”. Maksudnya,

evaluasi merupakan proses sesudah pengumpulan data atau informasi baik dengan

teknik pengukuran (tes atau skala) maupun dengan teknik asesmen lain selesai

dilakukan bahkan sesudah data atau informasi tersebut selesai diolah.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

28

Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran hasil belajar

adalah suatu pengukuran berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dengan menggunakan istilah tiga aktivitas, yaitu: (1) asesmen, (2)

pengukuran, (3) evaluasi serta pengumpulan data atau informasinya dengan teknik

pengukuran tes dan skala.

2.7 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Iswandi (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan model

pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang

tumbuhan hijau kelas V SDN Temenggungan 02 kecamatan Udanawu kabupaten

Blitar” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation

dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar juga dapat meningkatkan hasil

25 belajar siswa. Dalam penelitiaanya didapati bahwa terdapat segi positif dalam

penelitiaanya yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode group

investigation sangat menyenangkan sehingga pembelajaran tidak monoton serta

membuat siswa aktif bekerja diantaranya aktif berpendapat dalam berdiskusi,

disamping itu juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II

yaitu sebanyak 78 % dan nilai siswa telah mencapai standar kelulusasan sebesar

75.

Devi (2010) dalam skripsinya yang berjudul “ Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI) untuk meningkatkan pemahaman gaya

magnet pada pembelajaran IPA bagi siswa kelas V SD Negeri 2 Wanaraja

Wanarasa Banjarnegara tahun ajaran 2010/2011.” menyimpulkan bahwa

penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman siswa

dalam belajar IPA ( magnet ) yang ditandai dengan kenaikan hasil belajar siswa.

Peningkatan ini terlihat dari hasil pra tindakan sebesar 64,89 dan setelah

dilakukan tindakan maka pad siklus I mencapai 67,32 dan pada siklus II menjadi

70,08.

Winoto(2011) dalam skripsi PTK yang berjudul “Penerapan model Group

Investigation untuk meningkatkan pembelajaran IPA kelas V SDN Kidul Dalem 2

Malang” menarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran dengan

menggunakan model Group Investigation dapat meningkatkan pembelajaran IPA

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

29

materi "Bumi dan Alam Semesta" pada siswa kelas V SDN Kidul Dalem 2

Malang. Kondisi awal siswa yang sebelum menggunakan metode group

investigaton terlihat ramai, tapi keramaian itu tidak disebakan siswa membahas

tentang pembelajaran tetapi karena hal lain selain itu pembelajaran masih berpusat

pada guru / guru mendominasi. Dengan digunakannya pembelajaran dengan group

investigation maka didapati hasil belajar yang meningkat, yaitu pada siklus I hasil

belajar 55 % dan disiklus II mengalami peningkatan yaitu 75,93 %. Sedangkan

pada aspek aktivitas siswa meningkat dari sebesar 42,34% pada siklus I dan pada

siklus II meningkat menjadi 64,03%.

Sudarmono (2009) dalam tesisnya menyimpulkan bahwa penggunaan metode

Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar 26 siswa.

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi terhadap

aktivitas belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Dalam kegiatan ini, aktvitas

siswa berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar

nampak dari hasil ulangan harian siswa yang mulanya hanya 66 kemudian

meningkat menjadi 88. Sedangkan hasil analisis data dari keaktifan siswa yaitu

pada kondisi awal hanya 51 %, siklus I mencapai persentase 77 %, dan siklus II

dengan persentase 89 %.

2.8 Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses pembelajaran juga didukung oleh penggunaan model

atau metode pembelajaran yang tepat, sesuai mata pelajaran, materi dan kondisi

siswa secara keseluruhan, selain oleh kemampuan siswa itu sendiri. Salah satu

wujud pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa adalah dengan

pembelajaran kooperatif Model Pembelajaran Group Investigation.

Pembelajaran kooperatif Model Pembelajaran Group Investigation adalah

suatu teknik pembelajaran kooperatif dengan belajar kelompok antara 4-6 yang

saling bekerja sama, saling ketergantungan antara teman satu dengan teman yang

lainnya, dalam menerima suatu materi yang berbeda dan setiap siswa harus

bertanggung jawab untuk dapat menyampaikan materi yang dipelajarinya kepada

orang lain. Jadi, dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Model

Pembelajaran Group Investigation dapat diduga dapat meningkatkan hasil belajar

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IPA - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11130/2/T1_292012568_BA… · dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. ... mereka

30

siswa karena siswa dapat lebih aktif serta lebih mudah memahami materi

pembelajaran. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.1

Bagan Kerangka Pikir

2.9 Hipotesis

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut ”Penggunaan

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Rowosari Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun 2016/2017”.

Kelas Kontrol Pretes

Model pembelajaran

Konvensional yang

dilakukan oleh guru

kelas

Rata - rata nilai

Terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa kelompok

eksperimen dengan penggunaan

Model Pembelajaran Group

Investigation

Rata – rata nilai Pembelajaran

dengan Model

Pembelajaran

Group

Investigation

Pretes Kelas Ekperimen