17
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian Kebahagiaan sering digunakan sebagai sinonim untuk kesejahteraan lansiatif dalam literatur psikologi. Hampir tanpa kecuali, kebahagiaan menjadi kata pengganti yang digunakan dalam istilah kesejahteraan lansiatif (dalam Synder & Lopez, 2007). Kebahagiaan adalah keadaan emosi yang positif yaitu secara lansiatif didefinisikan oleh setiap orang (Synder & Lopez, 2007). Menurut Papalia (2008) semakin lansia mampu mengatur emosinya maka mereka akan cenderung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013) kebahagiaan merupakan emosi rasa senang, puas, dan tampil fisik maupun mental. Kebahagiaan itu lebih lansiatif, meskipun ada tampilan sehat fisik maupun mental. Kebahagiaan adalah berbahagia karena mampu membuat judgement dan mampu mengevaluasi diri tampil dalam hidup yang lebih bermakna, bagi diri sendiri, dan bagi kehidupan prososial, dan afek altruistiknya. Menurut Seligman (dalam Mardiah, 2011) kebahagiaan adalah kondisi dan kemampuan seseorang untuk merasakan emosi positif di masa lalu, masa depan, dan masa sekarang. Seligman (2005) menjelaskan bahwa kebahagiaan diartikan sebagai perasaan positif atau emosi positif dan kegiatan positif yang tidak lepas dari pengaruh eksternal maupun internal. Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kebahagiaan

1. Pengertian

Kebahagiaan sering digunakan sebagai sinonim untuk kesejahteraan

lansiatif dalam literatur psikologi. Hampir tanpa kecuali, kebahagiaan

menjadi kata pengganti yang digunakan dalam istilah kesejahteraan

lansiatif (dalam Synder & Lopez, 2007). Kebahagiaan adalah keadaan

emosi yang positif yaitu secara lansiatif didefinisikan oleh setiap orang

(Synder & Lopez, 2007). Menurut Papalia (2008) semakin lansia mampu

mengatur emosinya maka mereka akan cenderung lebih bahagia dan ceria

karena jarang mengalami emosi negatif.

Menurut Muhadjir (2013) kebahagiaan merupakan emosi rasa senang,

puas, dan tampil fisik maupun mental. Kebahagiaan itu lebih lansiatif,

meskipun ada tampilan sehat fisik maupun mental. Kebahagiaan adalah

berbahagia karena mampu membuat judgement dan mampu mengevaluasi

diri tampil dalam hidup yang lebih bermakna, bagi diri sendiri, dan bagi

kehidupan prososial, dan afek altruistiknya.

Menurut Seligman (dalam Mardiah, 2011) kebahagiaan adalah kondisi

dan kemampuan seseorang untuk merasakan emosi positif di masa lalu,

masa depan, dan masa sekarang. Seligman (2005) menjelaskan bahwa

kebahagiaan diartikan sebagai perasaan positif atau emosi positif dan

kegiatan positif yang tidak lepas dari pengaruh eksternal maupun internal.

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

14

Menurut Rusydi (2007) kebahagiaan adalah sebongkah perasaan yang

dapat dirasakan berupa perasaan senang, tentram, dan memiliki

kedamaian.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kebahagiaan adalah suatu emosi positif seperti perasaan puas, senang,

tampil sehat fisik maupun mental di masa lalu, masa depan, dan masa

sekarang yang tidak terlepas dari pengaruh internal maupun eksternal.

2. Aspek-aspek Kebahagiaan

Aspek-aspek kehabagiaan menurut Seligman (2005) yaitu :

a. Kepuasan akan masa lalu

Emosi positif tentang masa lalu adalah kepuasan, kelegaan,

kesuksesan, kebanggaan, dan kedamaian. Emosi tentang masa lalu

mulai dari kelegaan, kedamaian, kebanggaan, dan kepuasan, sampai

pada kegetiran yang tidak terpendamkan dan kemarahan penuh

dendam, sepenuhnya ditentukan oleh pikiran pada masa lalu.

Pemahaman dan penghayatan yang tidak memadai atas peristiwa

baik pada masa lalu dan terlalu menekankan peristiwa buruk adalah

hal yang dapat menurunkan ketenangan, kelegaan, dan kepuasan. Ada

dua cara untuk membawa perasaan-perasaan tentang masa lalu ini

kearah kelegaan dan kepuasan. Bersyukur menambah penghayatan

dan pemahaman terhadap peristiwa baik pada masa lalu dan menulis

ulang sejarah dengan disertai rasa maaf mengurangi kegetiran

peristiwa buruk (dan bahkan bisa mengubah kenangan buruk menjadi

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

15

kenangan indah). Alasan mengapa rasa syukur berhasil menambah

kepuasan hidup adalah bahwa rasa ini menambah intensitas,

kekerapan, maupun kesan dari kenangan yang baik tentang masa lalu.

Cara yang kedua adalah dengan memaafkan, tindakan yang

membiarkan memori tetap utuh, tetapi dengan membuang atau

mentransformasikan kepedihan.

b. Optimis akan masa depan

Emosi positif mengenai masa depan mencangkup keyakinan,

kepercayaan, kepastian, harapan, dan optimisme. Orang yang

optimistis menerangkan peristiwa dengan mengaitkannya dengan

penyebab permanen, contohnya watak dan kemampuan. Orang yang

pesimistis menyebutkan penyebab sementara seperti suasana hati dan

usaha. Orang yang dapat memanfaatkan keberhasilan dan terus

bergerak maju begitu segala sesuatu mulai berjalan dengan baik

adalah orang yang optimis (Seligman, 2005). Kebahagiaan adalah

perasaan optimistis dan harapan akan masa depan, keinginan untuk

berada di dekat orang lain (kehidupan sosial), pernikahan, religiusitas,

serta sehat secara fisik dan psikologis (dalam Rahmawati, 2013).

c. Kebahagiaan akan masa sekarang

Kebahagiaan masa sekarang mencangkup dua hal yang sangat

berbeda yaitu :

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

16

1. Kenikmatan

Kenikmatan adalah kesenangan yang memiliki komponen

indrawi yang jelas dan komponen emosi yang kuat, yang disebut

oleh para filosof sebagai “perasaan – perasaan dasar”: ekstase,

gairah, orgasme, rasa senang, riang, ceria dan nyaman. Hal ini

bersifat sementara hanya melibatkan pikiran, atau malah tidak

sama sekali

2. Gratifikasi

Gratifikasi datang dari kegiatan-kegiatan yang sangat di

sukai, tetapi sama sekali tidak mesti disertai oleh perasaan dasar.

Gratifikasi membuat seseorang terlibat sepenuhnya, ikut tegelam

merasakannya dan kehilangan kesadaran diri. Menikmati

percakapan yang bermanfaat, memanjat tebing, membaca buku

bagus, menari adalah contoh kegiatan yang didalamnya waktu

bagi seseorang seakan berhenti. Gratifikasi bertahan lebih lama

daripada kenikmatan karena melibatkan lebih banyak pemikiran

serta interpretasi. Gratifikasi tidak begitu saja menjadi terasa

datar karena ditompang oleh kekuatan dan kualitas seseorang.

3. Faktor-faktor Kebahagiaan

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan

seseorang :

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

17

a. Uang

Seligman (2005) menjelaskan bahwa di negara-negara yang

sangat miskin, yang disana kemiskinan dapat mengancam nyawa,

memang kaya bisa berarti lebih berbahagia. Namun dinegara yang

lebih makmur, tempat hampir semua orang memperoleh kebutuhan

dasar, peningkatan kekayaan tidak begitu berdampak pada

kebahagaiaan pribadi. Namun menurut Wenas, dkk (2015) bahwa

terdapat hubungan antara kebahagiaan dengan status sosial ekonomi.

Menurut Sterns (dalam Papalia, 2014) banyaknya perubahan

suasana ekonomi membuat banyak pekerja yang lebih tua sekarang

terpaksa bekerja bukan karena mereka ingin melainkan mereka di

paksa oleh situasi keuangan mereka dan meningkatnya biaya medis.

b. Perkawinan

Perkawinan sangat erat hubungannya dengan kebahagiaan.

Kebahagiaan orang yang menikah mempengaruhi panjang usia dan

besar penghasilan dan ini berlaku baik pada laki-laki maupun

perempuan (Seligman, 2005). Orang yang menikah lebih sehat dan

hidup lebih lama dibandingkan dengan orang yang tidak menikah,

tetapi hubungan antara pernikahan dengan kesehatanmungkin berbeda

antara suami dan istri pernikahan memiliki manfaat terhadap

kesehatan bagi laki-laki namun bagi lansia perempuan yang lebih

mempengaruhi kesehatan adalah kualitas pernikahan tersebut (Papalia,

2014).

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

18

c. Kehidupan sosial

Orang yang sangat bahagia jauh berbeda dengan orang rata-rata

dan orang yang tidak bahagia yaitu mereka menjalani kehidupan

sosial yang kaya dan memuaskan. Orang-orang yang sangat bahagia

paling sedikit menghabiskan waktu sendirian dan kebanyakan dari

mereka bersosialisasi. Berdasarkan penilaian sendiri maupun teman,

mereka mendapatkan nilai tertinggi dalam berinteraksi.

Orang yang lebih berbahagia sejak awal memang lebih disukai

dan karena itu mereka memiliki kehidupan sosial yang lebih kaya dan

lebih cenderung untuk menikah. Atau orang yang lebih terbuka atau

menjadi pembicara yang mengagumkan akan mengakibatkan

kehidupan sosial yang kaya sekaligus mendatangkan lebih banyak

kebahagiaan.

d. Emosi negatif

Seligman (2005) menjelaskan bahwa orang-orang yang

mengalami banyak emosi negatif adalah orang yang mengalami sangat

sedikit emosi positif, dan sebaliknya. Meskipun demikian, tidak

berarti orang dengan emosi positif yang sedikit terhindar dari

kehidupan riang gembira. Demikian pula, meskipun orang memiliki

banyak emosi positif dalam hidup, tidak berarti sangat terlindungi dari

kepedihan.

e. Usia

Kepuasan hidup sedikit meningkat sejalan dengan bertambahnya

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

19

usia, afek menyenangkan sedikit melemah dan afek negatif tidak

berubah. Yang berubah ketika menua adalah intensitas emosi kita.

Perasaan “mencapai puncak dunia” dan “terpuruk dalam

keputusasaan” menjadi berkurang seiring dengan bertambahnya umur

dan pengalaman.

f. Kesehatan

Kesehatan objektif yang baik tidak begitu berkaitan dengan

kebahagiaan yang terpenting yaitu persepsi lansiatif kita terhadap

seberapa sehat diri kita. Masalah ringan dalam kesehatan tidak lantas

menyebabkan ketidakbahagiaan, tetapi sakit yang parah memang

menyebabkannya. Menurut Pratama (2015) salah satu faktor

kebahagiaan pada lansia yang bekerja sebagai pedagang asongan,

adalah memiliki kesehatan.

g. Agama

Orang-orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap

kehidupan daripada orang yang tidak religius. Hubungan antara

harapan akan masa depan dengan keayakinan beragama mungkin

merupakan landasan mengapa keimanan begitu efektif melawan

keputusasaan dan meningkatkan kebahagiaan. Sejalan dengan

pendapat Mardiah (2011) bahwa selain family support dan jenis

kelamin, religiusitas ikut berpengaruh terhadap kebahagiaan pada

lansia.

Berbagai penelitian lain telah menemukan beberapa faktor-faktor

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

20

kebahagiaan, salah satunya yaitu penelitian Nanthamongkolchai et.al

(2009), faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Harga diri

Orang tua dengan harga diri yang tinggi termotivasi untuk

mengurus diri mereka sendiri dan yang menyebabkan kualitas hidup

yang lebih baik. Sejalan dengan hasil studi Keiter KJ dan Blixen CE,

dan Quinapril et.al yang menemukan bahwa harga diri memiliki

pengaruh pada kualitas hidup pada orang tua.

2. Dukungan sosial

Hasil dari studi Uskup AJ et.al yang menemukan bahwa

dukungan sosial mempengaruhi kebahagiaan pada orang dewasa yang

lebih tua. Dukungan sosial merupakan kebutuhan penting dalam

kehidupan lansia. Hal ini meningkatkan kesehatan fisik dan mental

mereka dan membantu untuk secara tepat menyesuaikan diri untuk

hidup bahagia.

3. Hubungan keluarga

Hubungan keluarga juga ditemukan mempengaruhi kebahagiaan

dalam kehidupan. Perubahan fisik, mental, emosional, dan sosial,

orang tua membutuhkan lebih banyak perawatan dan dukungan dari

anggota keluarga. Oleh karena itu, hubungan keluarga yang baik

berkontribusi pada harga diri yang sehat dari anggota keluarga lansia

untuk kebahagiaan hidup mereka. Hasilnya konsisten dengan Saeng

Thian Chai Et al, yang menemukan dukungan dari anggota keluarga

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

21

yang mempengaruhi kebahagiaan mental lansia.

Berdasarkan uraian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kebahagiaan dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

kebahagiaan adalah agama, dukungan keluarga, jenis kelamin,

perkawinan, emosi negatif, dukungan sosial, usia, status sosial ekonomi,

dan kesehatan.

B. Lanjut Usia

1. Pengertian

Suntrock (2002) mengungkapkan bahwa masa lanjut usia dimulai

ketika seseorang mulai memasuki usia 60 tahun. Sejalan dengan pendapat

Hurlock (2012) yang menjelaskan bahwa yang disebut lanjut usia adalah

orang yang berusia 60 tahun ke atas. Menurut Hurlock (2012) usia tua

adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode

dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih

menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.

Begitu juga menurut UU RI No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut

usia, pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.

Lanjut usia dikelompokan menjadi tiga golongan yaitu lanjut usia

muda berusia 65 sampai 74 tahun, yang biasanya aktif, vital, dan bugar.

Lanjut usia tua berusia 75 sampai 84 tahun, dan lanjut usia tertua berusia

85 tahun keatas, berkecenderungan lebih besar lemah dan tidak bugar serta

memiliki kesulitan dalam mengelola aktivitas keseharian (Papalia, 2008).

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

22

2. Permasalahan-Permasalahan Pada Lanjut Usia

Permasalahan yang dihadapi lanjut usia menurut Suardiman (2011) di

kelompokkan ke dalam masalah ekonomi, masalah sosial budaya, masalah

kesehatan dan masalah psikologis.

a. Masalah ekonomi

Masalah ekonomi pada lanjut usia biasanya ditandai dengan

menurunnya produktivitas kerja, memasuki masa pensiun, atau

berhentinya pekerjaan utama yang berakibat pada menurunnya

pendapatan terkait dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan kebutuhan dimasa tua justru semakin meningkat, salah

satunya untuk perawatan kesehatan. Perubahan suasana ekonomi

membuat banyak pekerja yang lebih tua sekarang terpaksa bekerja

bukan karena mereka ingin, tetapi karena mereka dipaksa oleh situasi

keuangan mereka dan meningkatnya biaya medis (Papalia, 2014).

Sedangkan idealnya masa usia lanjut adalah masa yang tidak

direpotkan oleh urusan mencari uang, tetapi menikmati jerih payah

pada masa mudanya, sehingga hidup tenang, sejahtera dan bahagia

(Suardiman, 2011).

b. Masalah sosial budaya

Masalah sosial yaitu berkurangnya kontak sosial, baik dengan

keluarga, masyarakat, maupun teman kerja sebagai akibat terputusnya

hubungan kerja karena pensiun. Kemudian meluasnya keluarga inti

atau batih dari pada keluarga luas dan adanya perubahan nilai sosial

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

23

masyarakat. Hal itu yang mengakibatkan lanjut usia kurang

mendapatkan perhatian, sehingga merasa kesepian, murung, tersisih

dari kehidupan masyarakat dan terlantar (Suardiman, 2011).

c. Masalah kesehatan

Menurut Suntrock (2002) semakin kita tua, kemungkinan kita

akan memiliki beberapa penyakit atau dalam keadaan sakit meningkat.

Misalnya, sebagian besar orang dewasa yang masih hidup pada usia

80 tahun tampak memiliki beberapa penurunan kondisi tubuh.

Penurunan kondisi tubuh itu terjadi karena adanya kemunduran sel-sel

karena proses penuanan yang biasanya menimbulkan berbagai macam

penyakit terutama penyakit degeneratif. Kerentanan terhadap penyakit

ini disebabkan oleh menurunya fungsi berbagai organ tubuh. Sehingga

diperlukan pelayanan kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan

dan untuk tercapai masa tua yang bahagia serta berguna dalam

kehidupnya (Suardiman, 2011).

d. Masalah psikologis

Masalah psikologis yaitu kesepian, terasing dari lingkungan,

ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri,

ketergantungan, ketelantaran terutama bagi usia lanjut yang miskin

dan sebagainya. Kehilangan perhatian dan dukungan dari lingkungan

sosial biasanya berkaitan dengan hilangnya jabatan atau kedudukan

yang menimbulkan konflik atau keguncangan. Kebutuhan psikologis

merupakan kebutuhan akan rasa aman yang meliputi kebutuhan akan

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

24

keselamatan (seperti bebas dari rasa takut, kecemasan, kekalutan dan

sebagainya), kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki serta akan

rasa kasih sayang, kebutuhan akan aktualisasi diri. Sering kali

menurunnya atau tiadanya pekerjaan/ penghasilan menimbulkan

ketakutan. Oleh karena itu adanya aktivitas pekerjaan merupakan

salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan rasa aman karena dengan

bekerja seseorang mampu memenuhi kebutuhan fisik, kebutuhan rasa

aman, tentram, dan kepastian tentang hari-hari yang akan datang.

Selama kegiatan favorit seperti membaca buku, mengejar hobi

ataupun berkebun dapat dipertahankan maka lansia cenderung lebih

bahagia karena adanya perasaan keterlibatan dalam hidup (Papalia,

2014). Dengan bekerja juga memungkinkan berinteraksi dengan orang

lain yang menimbulkan rasa senang dan tidak kesepian (Suardiman,

2011).

3. Perubahan - Perubahan Pada Lanjut Usia

Usia lanjut membawa seseorang pada penurunan yang lebih besar

dibadingkan periode-periode usia sebelumnya. Rentetan perubahan-

perubahan dalam penurunan kondisi tubuh yang terkait dengan penuaan

dengan penekanan pentingnya perkembangan-perkembangan baru dalam

penelitian proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan-

lahan menurun dan hilangnya fungsi kadangkala dapat diperbaiki

(Santruck, 2002). Berbagai permasalahan yang di hadapi lansia tidak

terlepas dari perubahan-perubahan fungsi fisik, kognitif, sosio-emosional

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

25

sebagai akibat proses penuaan yaitu sebagai berikut :

a. Penurunan fisik

Penurunan fisik yang dialami oleh lansia biasanya diasosiasikan

dengan penuaan yang dapat di lihat dari kulit yang sudah menua

menjadi pucat, kurang elastis dan mengkerut. Pembengkakan

pembuluh darah di kaki menjadi hal yang umum. Rambut dikepala

berwarna putih, menjadi semakin tipis, dan semakin jarang rambut

yang tumbuh. Selain itu perubahan fisik lainnya seperti lansia menjadi

lebih pendek seiring dengan melemahnya tulang veterbrate, dan

postur bungkuk menjadikan mereka semakin kecil (Papalia, 2008).

Selain itu terjadi penurunan fungsi inderawi seperti penglihatan

mulai menurun misalnya untuk melihat objek pada tingkat penerangan

rendah dan menurunnya sensivitas terhadap warna, pendengaran

menurun misalnya kehilangan kemampuan mendengar bunyi nada

yang sangat tinggi, perasa, penciuman, perabaan, dan sensivitas pada

rasa sakit juga menurun (Hurlock, 2012). Penurunan fisik tersebut

kemudian akan menghadirkan berbagai gangguan fungsional dan

penyakit pada usia lanjut tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik

namun juga akan mempengaruhi kondisi psikisnya seperti perasaan

rendah diri, terasing, tidak berguna, tak berdaya, kesedihan, kesepian,

dan sebagainya. Kondisi psikis yang tidak menguntungkan ini tentu

saja akan mengurangi nilai kebahagiaan yang dirasakan oleh lanju

usia, sebab rasa bahagia dan kepuasan hidup hanya dapat dinikmati

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

26

ketika lansia dalam kondisi sehat (Suardiman, 2011).

b. Penurunan kognitif

Menurut departemen Kesehatan RI (dalam Suardiman, 2011)

perubahan kognitif yang di alami lansia yaitu mudah lupa, ingatan

pada masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru terjadi,

orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan tempa mundur, dan

tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru. Selain itu

kemampuan pengolahan seperti kecepatan pengolahan dalam mencari

nomor telepon dan mencatatnya kembali telah menurun, kemampuan

mengalihkan perhatian dari satu tuga ke tugas yang lain cenderung

melambat, serta kecepatan dalam memproses informasi juga

cenderung menurun (Papalia, 2014).

c. Penurunan sosio-emosional

Perubahan sosio-emosional pada lanisa yaitu emosi dan usia

lanjut di dominasi dengan tema „kehilangan‟. Usia lanjut dipandang

sebagai suatu penurunan, kaku/ sukar, emosi yang datar, rendahnya

energi efektif, rendahnya semangat, dan kecilnya perhatian emosi

(Suardiman, 2011). Dalam penelitian longitudinal (dalam Papalia,

2014) menjelaskan bahwa emosi negatif seperti kegelisahan,

kebosanan, ketidakbahagiaan, dan depresi menurun seiring dengan

usia. Pada saat yang sama, emosi positif seperti kegairahan, minat,

kebanggaan, dan perasaan pencapaian terhadap sesuatu cenderung

tetap stabil hingga masa lansia, kemudian menurun sedikit dan

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

27

bertahap.

C. Kerangka Pemikiran

Menurut Hurlock (2012) usia tua adalah periode penutup dalam rentang

hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh

dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu

yang penuh dengan manfaat. Pada periode ini akan terjadi perubahan fisik

maupun psikologis kondisi sosial yaitu dalam hubungan dengan orang lain

(Mardiah, 2011).

Keadaan penurunan dan perubahan lansia, secara langsung ataupun tidak

langsung dapat mempengaruhi kondisi psikologis lanjut usia. Sehingga,

ketidaksiapan dan upaya untuk melawan perubahan-perubahan yang dialami

masa lansia justru akan menempatkan lansia berada pada posisi serba kalah

yang akhirnya hanya menjadi sumber akumulasi stress dan frustasi belaka

(Indriana, 2008 dalam Indriana, 2010). Berbagai permasalahan dan perubahan

yang dialami lanjut usia baik fisik-kognitif, sosial, maupun psikologis

membuat lanjut usia tidak dapat menemukan kebahagiaannya, sedangkan

kebahagiaan itu sendiri sebenarnya dapat dicapai dengan terpenuhinya

kebutuhan hidup.

Kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang

dirasakan lansia serta aktivitas-aktivitas positif yang disukai lanjut usia

(Seligman, 2005). Kebahagiaan akan tercapai jika aspek-aspek kebahagiaan

seperti kepuasan akan masa lalu, kebahagiaan akan masa sekarang, dan

optimisme pada masa depan dapat terpenuhi. Namun dalam memenuhi

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

28

kebutuhan dan aspek-aspek dalam kebahagiaan tersebut tidak terhindar dari

faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan itu sendiri seperti agama,

dukungan keluarga, jenis kelamin, perkawinan, emosi negatif, dukungan

sosial, usia, status sosial ekonomi, dan kesehatan.

Lanjut usia yang merasa tidak bahagia berusaha untuk mencari cara

bagaimana agar dapat merasakan kebahagiaan, begitupun juga sebaliknya

lanjut usia yang sudah bahagia akan berusaha mencari cara bagaimana

mempertahankan kebahagiaannya. Kebahagiaan lansia terletak dalam sikap

mental dalam diri yang bersangkutan, yaitu sikap menerima kehidupan hari

tua sebagai suatu kenyataan yang harus dihadapi dengan jiwa yang jernih

(dalam Surya, 2003).

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/1771/3/BAB II.pdf · erung lebih bahagia dan ceria karena jarang mengalami emosi negatif. Menurut Muhadjir (2013)

29

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat digambarkan dalam skema di bawah

ini:

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Lansia

Kebahagiaan :

1. Kepuasan masa lalu

2. Kebahagiaan di masa

sekarang

3. Optimisme akan masa

depan

Fisik Psikologis Sosial

Faktor-faktor kebahagiaan :

1. Agama

2. Dukungan keluarga

3. Jenis kelamin

4. Perkawinan

5. Emosi negatif

6. Dukungan sosial

7. Usia

8. Status sosial ekonomi, dan

9. Kesehatan

Kebahagiaan Pada Lanjut..., Isna Putranti, Fakultas Psikologi, UMP, 2016