Upload
ngoque
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini dalam Membilang
1. Pengertian Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini
Istilah kognitif mulai banyak dikemukakan ketika teori Jean
Piaget banyak di tulis dan di bicarakan lagi pada kira – kira tahun 1960-
an.
Menurut Monk dkk (2006:208), kognisi adalah pengertianyang
luas mengenai berpikir dan mengamati, tingkah laku yang melibatkan
orang lain memperoleh pengertian yang dibutuhkan untuk menggunakan
pengertian.
Menurut Sujiono (2007:3.46),pengertian kognisi sebenarnya
meliputiaspek-aspek struktur kognitif yang dipergunakan untuk
mengetahui sesuatu.Pendekatan ini didasarkan pada asumsi atau
keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang
fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak terletak pada
pemahaman bagaimana pengetahuan tersebut terstruktur dalam berbagai
aspeknya.
Menurut Woolfok (2009:34), pengertian perkembangan kognitif
adalah perubahan-perubahan yang terjadi secara gradual dan berurutan
pada berbagai proses mental hingga menjadilebih kompleks dan canggih.
7
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
8
Proses kognitif berhubungan dengan tingkat
kecerdasan(intelegensi) yang mencirikan seseorang dengan berbagai
minat terutama pada ide-ide dan belajar.
Sujiono (2007:3.48), beberapa ahli psikologi yang berkecimpung
dalam bidang pendidikan mendevinisikan intelektual atau kognitif
dengan berbagai peristilahan diantaranya:
a. Terman mendefinisikan bahwa kognitif adalah kemampuan berpikir
secara abstrak.
b. Colvin mendefinisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkunganya.
c. Henman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelektual ditambah
dengan pengetahuan.
d. Hunt mendefinisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk memproses
informasi yang disediakan oleh indra.
Pamela Minet(dalam Sujiono:2007:3.49) mendefinisikan bahwa
perkembangan intelektual adalah sama dengan perkembangan
mental,sedangkan perkembangan kognitif adalah perkembangan pikiran.
Menurut Patmonodewo (2003:27) mendefinisikan perkembangan
kognitif adalah kemampuan yang luas mengenai berpikir dan mengamati
tingkah laku-tingkah laku yang melibatkan orang lainmemperoleh
pengetahuan yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.
Menurut Desmita (2009:97), perkembangan kognitif adalah salah
satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
9
pengetahuan yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkunganya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka kemampuan
kognitif adalah kesanggupan individu dalam berpikir secara abstrak,
menyesuaikan diridengan lingkunganya serta memproses informasi yang
di peroleh oleh indra. Indera yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mata.
2. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, dalam Woolfolk (2009:49) ada 4 tahap
perkembangan kognitif diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Stadium sensori motorik (0-24 bulan)
Pada tahap ini piaget berpendapat selama stadium sensori
motorik ini, intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktifitas
motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik.Dalam stadium ini yang
paling penting adalah tindakan kongkrit dan bukan tindakan
imaginer atau hanya dibayangkan saja.
b. Stadium pra-oprasional (2-7 tahun)
Proses berpikir anak berpusat pada penguasaan symbol-
simbol misalnya kata–kata yang mampu mengungkapkan
pengalaman masa lalu. Berpikirnya masih egosentris,dan sangat
memusat.
c. Stadium oprasional kongkrit ( 7-11 tahun)
Pada tahapan ini anak mulai mampu mengatasi masalah yang
berkaitan dengan konservasi dalam masalah yang bersifat kongkrit.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
10
d. Stadium formal oprasional (11 tahun keatas)
Pada tahapan ini anak sudah mampu mengatasi masalah yang
bersifat abstrak.
Anak TK berada pada tahapan pra oprasional (2-7 tahun).
Menurut Ernawulan (2011,8-9) dikatakan praoprasional karena pada
tahap ini anak belum memahami pengertian oprasional yaitu proses
interaksi suatu aktivitas mental,dimana prosesnya bisa kembali pada
titik awal berpikis secara logis.Manipulasi symbol merupakan
karakteristik esensial dari tahapan ini. Hal ini sering di
manifestasikan dalam peniruan tertunda, tetapi perkembangan
bahasanya sudah sangat pesat, kemampuan anak menggunakan
gambar simbolik dalam berpikir, memecahkan masalah,dan aktifitas
bermain kreatif akan meningkat lebih jauh dalam beberapa tahun
berikutnya. Menurut Piaget, peemikiran itu bersifat khas
egosentris,anak pada tahap ini sulit membayangkan bagaimana
segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain.Karakteristik
lain dari cara berpikir praoprasional yaitu sangat memusat.Bila anak
di hadapkan pada situasi yang ganda,maka dia akan lebih
memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi dan
mengabaikan dimensi lain.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
11
3. Media Pengembangan Kognitif
Media berasal dari bahasa Latin yang artinya "antara".Pengertian
tersebut menggambarkan suatu perantara dalam penyampaian informasi
dari suatu sumber pada penerima.Dalam konteks sekolah sumber
informasi adalah guru dan penerimanya adalah anak.
Menurut Gagne (dalam Azhar, 2007:4) media adalah benbagai
jenis komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak
untuk belajar.Sedangkan Briggs (dalam Azhar, 2007:4) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
mendorong anak untuk belajar.
Dari beberapa uraian di atas penulis menggunakan jenis media
alat pemainan yaitu alat permainan edukatif "Pijak Angka",yang
merupakan alat permainan edukatif yang sederhana, diset dengan
menarik dan memberi kenyamanan pada anak pada saat bermain, mulai
dari warna yang menarik dan bahan yang digunakan aman dan tidak
berbahaya untuk anak, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih optimal.
4. Kemampuan Membilang Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang
mengalami suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental
bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalamberbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat
dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk dalam
Yuliani,1992:18 ).
Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak–anak.Upaya
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
12
untuk mengembangkan berbagai potensi ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara termasuk melalui pemainan berhitung dan
membilang.Pemainan berhitung dan membilang di TK diharapkan tidak
hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja,tetapi juga kesiapan
mental sosial dan emosional.Oleh karena itu dalam pelaksanaanya haus
dilakukan secara menarik dan bervariasi (Depdiknas tahun 2000).
Permainan berhitung dan membilang merupakan bagian dari
matematika yang dibutuhkan untuk menumbuh kembangkan ketrampilan
berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari,terutama
konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan
matematis. Dengan kata lain, permainan berhitung dan membilang di TK
dipelukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika,
sehingga secara mental anak siap mengikuti pembelajaran matematika
lebih lanjut disekolah dasar,seperti pengenalan konsep bilangan,lambang
bilangan,warna,bentuk,ukuran,ruang dan posisi melalui berbagai bentuk
alat permainan yang menyenangkan (Depdiknas 2000).
Secara khusus permainan berhitung dan membilang di TK
bertujuan agar anak dapat berpiki logis dan sistematis sejak dini,melalui
pengamatan terhadap benda-benda kongkit,gambar-gambar,atau angka-
angka yang terdapat disekitar anak,dapat menyesuaikan diri dengan
lingkunganya,memiliki ketelitian,konsentrasi,abstraksi dan daya apresiasi
tinggi,memiliki pemahaman konsep uang dan waktu,serta dapat memiliki
kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Osborn (1981)
(dalam Depdiknas:2000) perkembangan intelektual pada anak
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
13
berkembang sangat pesat pada kurun usia nol sampai dengan prasekolah
(4-6 tahun).Oleh sebab itu,usia prasekolah sering disebut dengan “masa
peka belajar”.Pernyataan itu didukung oleh Bunyamin S.Bloom yang
menyatakan bahwa 50% dai potensi intelektual anak sudah terbentuk di
usia 4 tahun kemudian mencapai sekita 80% pada usia 8 tahun.
Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan di
atas,pemainan berhitung dan membilang di TK seyogyanya dilakukan
melalui tiga tahapan penguasaan berhitung dan membilang di jalur
matematika diantaranya (Depdiknas 2000):
a. Penguasaan konsep
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan denangan
menggunakan benda dan peistiwa kongkret,sepeti pengenalan warna
bentuk dan bilangan sederhana.
b. Masa Transisi
Proses berpikir yang meupakan masa peralihan dari
pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang bilangan yang
abstrak,dimana benda kongkit itu masih ada dan mulai dikenalkan
bentuk lambangnya.Hal ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan anka yang beraneka ragam.
c. Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep.Misalnya
lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh,merah untuk
melambangkan konsep warna,besar untuk konsep ruang,dan persegi
empat untuk melambangkan konsep bentuk.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
14
B. Alat Permainan Edukatif (APE)”Pijak Angka” Sebagai Metode
Pembelajaan di TK
1. Alat Permainan Edukatif
a. Pengertian Alat Permainan Edukatif
Di Taman Kanak-kanak dalam usaha mengembangkan
kemampuan yang dimiliki anak selalu berdasarkan pada unsur
bermain.Bermain sebagai bentuk kegiatan belajar di TK haruslah
bermain yang kreatif dan menyenangkan(tidak menimbulkan
perasaan takut pada anak).Untuk itu guru dituntut untuk selalu
menyediakan sarana berupa alat bermain yang sesuai dengan
kebutuhan dan minat anak, Zainal (2009:46).
Menurut Tedjasaputra (2001:81-82), alat permainan edukatif
adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan. Alat permainan edukatif mempunyai
beberapa ciri/kriteria diantaranya adalah:
a) Dapat digunakan dengan berbagai cara, tujuan, dan manfaat.
b) Ditujukan untuk anak prasekolah berfungsi mengembangkan
aspek perkembangan kecerdasan dan motoric anak.
c) Aman
d) Membuat anak terlibat secara aktif.
Menurut Hidayat (2001:94-97), alat permainan edukatif
merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan
secara optimal dalam perkembangan anak. Melalui APE anak akan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
15
selalu dapat mengembangkan kemampuan fisik, bahasa, kognitif,
dan adaptasi lingkunganya.
Bermain membawa harapan dan antisipasi tentang dunia
yang memberikan kegembiraan,dan memungkinkan anak untuk
berkhayal seperti sesuatu atau seseorang, suatu dunia yang
dipersiapkan untuk berpetualang dan mengadakan telaah, suatu
dunia anak-anak Gordon & Bown dalam Moeslichatoen (2004:32).
Bermain merupakan kekuatan hidup.Bermain merupakan
sesuatuyang esensial bagi kelestarian hidup manusia.Oleh karena
begitu besar nilai bermain pada kehidupan anak, maka pemanfaatan
kegiatan bermain dalam pelaksanaaan program kegiatan anak
prasekolah merupakan syarat mutlak yang utama dan tidak bisa
diabaikan.Bagianak prasekolah belajar adalah bermain dan bermain
sambil belajar menurut Isjoni (2011:88).
Alat bermain yang kreatif dan menyenangkan yaitu berupa
alat permainan edukatif.Menurut Bina Keluarga dan Balita (dalam
Zainal 2009:46), yang dimaksud dengan alat permainan edukatif
adalah alat permainan yang dapat memberi rangsangan dan dorongan
pada setiap aspek perkembangan yang dimiliki anak usia dini mulai
dari perkembangan kognitif,bahasa,sosial emosional,moral dan nilai
agama,dan seni.
b. Jenis-jenis Alat Permainan Edukatif
Menurut Zainal(2009:46), jenis Alat Permainan Edukatif di
Taman Kanak-kanak antara lain seperti dibawah ini:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
16
1) Alat Peraga yaitu alat bantu mengajar/mendidik supaya
apayang diajarkanmudah di mengerti oleh peserta didik. Alat
peraga ini biasanya hanya berfungsi member contoh
memperagakan saja sehingga tidak dapat digunakan
untukbermain bersama anak.
2) Alat bermain yaitu alat yang dapat dimainkan oleh anak sambil
belajar. Alat ini dapat berupa alat yang dapat
dimainkan,dibentuk, disusun, dan dipasang-pasang oleh anak.
Di sini anak aktif memainkan alat tersebut sehingga dapat
merangsang perkembangan kemampuan-kemampuan anak.Alat
bermain inibisa berupa buatan guru sendiri maupun alat bermain
yang dapat dibeli.
c. Fungsi Alat Permainan Edukatif
Menurut Zainal (2009:47), penggunaan APE dalam kegiatan
belajar mengajar berfungsi antara lain sebagai berikut:
1) Menciptakan situasi belajar/bermain uang menyenangkan bagi
anak untuk melakukan berbagai kegiatan.
2) Membantu anak didik melakukan berbagai jenis kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, dan taraf
perkembangan.
3) Membantu guru dalam penggunaan berbagai jenis teknik
pelaksanaan kegiatan pendidikan yang lebih sesuai, menarik,dan
efektif bagi peserta didik.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
17
4) Membantu anak didik dalam kaitanya dengan pembentukan
perilaku dan pengembangan kemampuan dasar.
d. Prinsip-Prinsip Alat Permainan Edukatif
Menurut Zainal (2009:47-48), prinsip-prinsip APE di TK
khususnya alat praga dan alat bermain mencangkup hal-hal sebagai
berikut:
1) Alat bermain dipersiapkan sesuai dengan tujuannya.
2) Alat bermain bersifat member pengertian /menjelaskan konsep.
3) Alat bermain dapat mendorong kreativitas anak memberi
kesempatan bereksperimen dan bereksplorasi.
4) Alat bermain dapat menimbulkan kreatifitas anak.
5) Alat bermain harus aman tidak membahayakan anak.
6) Alat bermain menarik dan menyenangkan.
7) Alat bermain dapat digunakan secara individual maupun klasikal
8) Alat bermain sebaiknya memenuhi unsure keindahan dan
kerapian.
9) Alat bermain dapat melibatkan penggunaan pancaindra
sebanyak mungkin.
10) Bahan mudah didapat,murah, dan sedapat mungkin diambil
darialamsekitar.
11) Alat bermain harus sesuai dengan kebenaran ukuran, ketelitian,
dan jelas.
12) Alat bermain harus mudah digumnakan guru maupun anak.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
18
13) Alat bermain sesuai tingkat perkembangan anak.
14) Alat bermain hendaknya multiguna.
e. Syarat-Syarat Pembuatan Alat Permainan Edukatif
1) Segi Edukatif
a) Kesesuaian dengan Program Kegiatan Belajar Untuk
mencapaitujuan yang telah ditetapkan, alat peraga harus
sesuai dengan Program Kegiatan Belajar.
b) Segi kesesuaian dengan diktaktik metodik yang termasuk
dalam segi ini antara lain:
- Alat peraga harus sesuai dengan tingkat kemampuan
anak.
- Dapat mendorong aktifitas dan kreativitas anak
- Membantu kelancaran dan keberhasilan belajar
mengajar.
2) Segi Teknik
a. Kebenaran
Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran yang ditinjau
dari konsep ilmu.
b. Ketelitian
Alat peraga dibuat kurang teliti, dapat menimbulkan
kesalahan konsep atau tidak dapat memenuhi fungsinya.
c. Keawetan
Bahan dankonstruksi harus kuat dan tahan lama.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
19
d. Ketahanan
Tidak mudah berubah, dalamarti evektivitasnya tetap
walaupun dalam perubahan cuaca dan sebagainya.
e. Kemudahan dalam pemakaian
Alat peraga itu dikatakan baik apabila alat-alat tersebut
mudah dipakai oleh guru
f. Keamanan
Alat peraga harus aman dan tidak membahayakan pemakai
g. Ketepatan ukuran
2. Alat Permainan Edukatif Pijak Angka
Alat permainan edukatif “Pijak Angka” merupakan bagian dari
Alat Permainan Edukatif sederhana yang dapat digunakan dalam
pengembangan kognitif anak TK, media bermain yang tidak
berbahaya,menyenangkan,dan bisa membantu guru menghubungkan satu
hal dengan hal yang lainya.Perangkaian kemampuan kognitif yang telah
di berikan bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan APE “Pijak Angka”
tersebut.
a. Kelebihan APE Pijak Angka
Adapun kelebihan dari APE Pijak Angka diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Motivasi
Pijak Angka mampu memenuhi kebutuhan,minat,atau
keinginan,untuk belajar dan bermainanak sehinggga pijak angka
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
20
mampu membantu anak mengerjakan tugas yang harus di
selesaikan dengan menyenangkan.
2) Emosi
Belajar yang melibatkan kegembiraan,emosi dan perasaan
pribadi,disamping intelektual,akan sangat mempengaruhi anak
dan akan berkesan lebih lama.APE pijak angka mampu menjadi
alat yang sangat kuat dalam membangkitkan respon emosional
seperti simpatik,menyayangi,dan gembira.Dengan adanya respon
emosional tersebut di harapkan dapat meningkatkan motivasi
belajar anak didik .
3) Perbedaan individul
Jenis APE ini bisa menyajikan materi untuk berbagai
tingkatan pemahaman anak yang akan menggunakan APE
tersebut.
4) Tujuan Belajar
Pijak angka mampu mempercepat pencapaian tujuan
belajar dan bermain dengan cara memberi tahu anak tentang apa
yang bisa ia harapkan dari proses belajarnya dan bermainnya.
b. Kekurangan APE Pijak Angka
Disamping kelebihan dari APE Pijak Angka,tentunya ada
kekurangan dari alat permainan tersebut diantaranya.
1) Setiap APE untuk anak TK masih membutuhkan penjelasan dari
gurunya,
2) Persiapan dan perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
21
sebelum APE digunakan agar perhatian anak tidak jauh dari alat
bermain yang digunakan,
3) Memerlukan perawatan yang khusus karena Pijak Angka terbuat
dari bahan yang kurang tahan lama,
4) Disamping itu tidak dapat di produksi dalam waktu cepat dan
cenderung tidak sama persis dengan satu dengan yang lainya.
c. Manfaat Alat Permainan Edukatif Pijak Angka
Alat Permainan Edukatif “Pijak Angka”memiliki manfaat
diantaranya:
1) pijak angka mampu memberikan rangsangan yang bervariasi
kepada otak anak,sehingga dapat berfungsi secara optimal,
mengatasi keterbatasan pengetahuan (pengalaman) yang di
miliki anak,
2) memungkinkan interaksi langsung antara anak dengan
lingkunganya,dapatmembandingkan keinginan dan minat baru,
3) membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar,
4) meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi pada saat
anak bermain berkelompok.
d. Langkah-langkahpembuatan“Permainan Pijak Angka”
Sediakan kardus bekas,karton,atau manila karton yang dipola
sesuai dengan sandal anak dan dilapisi dengan kain flanell warna
warni yang dibuat oleh guru.Bentuk dan ukuran dibuat samaberi
angka 1-20 pada setiap pola pijak angka,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
22
e. Langkah – langkah permainan pijak angka:
Guru memperkenalkan jenis permainan pijak angka ke anak
anak,kemudian guru memperlihatkan satu demi satu gambar pijak
angka, sambil mengucap angka 1, sampai dengan 20 dan
bertanya”siapa tau ini warnanya apa?” anak menjawab
“kuning,dll”,setelah itu guru mulai membagi anak menjadi beberapa
kelompok ketika bermain secara kelompok,dan mengintruksikan
untuk berbaris berbanjar ketika bermain secara individu,kemudian
guru menginstruksikan cara pindah dari angka 1 ke 2 dengan
melompat dengan 2 kaki,dan berdoa bersama sebelum kegiatan dan
bermain.
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
Menurut Howard Gradner dalam Yus (2005:31) penilaian
merupakan upaya memperoleh informasi mengenai ketrampilan dan
potensi diri individu dengan dua sasaran Pertama, memberikan umpan
balik dan bermanfaat kepada individu yang bersangkutan.Kedua, sebagai
data yang bergunabagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Suyanto (2005:195) mengemukakan bahwa untuk anak
TK proses evaluasi dilakukan dengan non tes dengan pertimbangan
anakTK belum bisa membaca dan menulis. Selain itu bentuk tes
membuat anak menjadi stress. Sebagai gantinya digunakan esesmen,
yaitu suatu proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian
kinerja dan karya anak dan bagaimana ia melakukanya sebagai dasar
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
23
pengambilan keputusan pendidikan anak yang berguna bagi peserta didik.
Menurut Depdiknas (2010:10) penilaian dilaksanakan secara
integrative dengan kegiatan pembelajaran.Dalam pelaksanaan penilaian
mengacu pada kemampuan yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan
yang telah direncanakan dalam tahapan tertentu.Guru menilai
kemampuan yang hendak dicapai,guru mengacu pada indicator seperti
yang telah diprogramkan dalam (RKH).Adapun pencatatan hasil
penilaian dilakukan sebagai berikut:
a. Catatlah hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian
direncana kegiatan harian (RKH).
b. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indicator seperti
diharapkan pada RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu
guru, maka pada kolom penilaian di tuliskan nama anak dan diberi
tanda satu bintang ().
c. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indicator seperti
yang diharapkan dalam RKH mendapat tanda dua bintang().
d. Anak yang sudah berkembang (BSH) pada indicator pada RKH
mendapat tanda tiga bintang( ).
e. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indicator seperti
yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat
bintang( )
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman penilaian di
TK menurut pedoman penilaian di TK yang dikeluarkan oleh Depdiknas
tahun 2010 seperti yang tercantum diatas.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
24
2. Kriteria Atau Indikator Hasil Belajar
Menurut Sujiono (2008:10-19) indikator merupakan hasil belajar
yang lebih spesifik dan terukur dalam satu kompetensi dasar. Apabila
serangkaian indikator dalam satu kopetensi dasar sudah tercapai berarti
tarjet kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi. Indikator ini dapat
digunakan sebagai dasar penilain terhadap anak dalam mencapai
pembelajaran dan kinerja yang diharapkan.
Menurut Zainal (2009:56), indicator merupakan kompetensi dasar
yang lebih spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai
ketercapaian hasil pembelajaran.
Kriteria atau indikator keberhasilan dalam membilang yang
digunakan pada kurikulum di TK tahun 2004 salah satu
diantaranya:menyebut urutan bilangan,membilang (mengenal konsep)
bilangan dengan benda-benda,menghubungkan kosep bilangan dengan
benda-benda (anak tidak disuruh menulis),mengenal lambang bilangan
atau angka (anak tidak disuruh menulis).Sedangkan kriteria atau
indikator pada kuikulum TK 2010 salah satu diantaranya adalah sebagai
berikut:membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 (semester II dan 1-10
semester I),membilang dengan menunjuk benda 1-10 (mengenal konsep
bilangan dengan benda),menunjuk urutan bilangan untuk bilangan 1-
10,dan memghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-
benda 1-10.
Kriteria / indikator yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan membilang menggunakan media permainan pijak angka
adalah sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
25
No Indikator Keberhasilan
(Kemampuan Membilang)
Hasil Penilaian
1 Membilang/menyebut urutan bilangan 1-20
2
Membilang dengan menunjuk benda 1-20
(mengenal konsep bilangan dengan benda)
3 Menunjuk urutan bilangan untuk bilangan 1-20
4 Mengurutkan bilangan 1-20
Keterangan:
:Kemampuan anak belum berkembang(BB)
:Kemampuan anak mulai berkembang (MB)
:Kemampuan anak berkembang sesuai harapan (BSH)
:Kemampuan anak berkembang sangat baik (BSB)
Landasan teori yang mendasari menggunakan kriteria atau
indikator dalam mengetahui kemampuan anak dalam membilang melalui
permainan pijak angka adalah teori dariPiaget (dalam Depdiknas 2000)
yang menyatakan bahwa kegiatan belajar memelukan kesiapan dalam diri
anak.Artinya belajar sebagai suatu proses menumbuhkan aktifitas baik
fisik maupun psikis.Selain itu belajar pada anak harus disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangan mental anak,karena bekajar bagi anak
harus keluar dari keinginan anak itu sendiri.Anak usia TK berada pada
tahap pra oprasional kongkit yaitu tahap persiapan kearah
pengorganisasian pekerjaan yang konkrit dan berpikir intuitif dimana
anak mampu mempertimbangkan tenteng basar,bentuk dan hubungan
benda –benda didasarkan pada interpretasi dan pengalamanya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
26
D. Kerangka Berpikir
Pemahaman bahwa anak adalah pembangun yang aktif atas
pengetahuan dan perkembanganya,dan pembelajaran merupakan hasil atas
proses interaktif,maka guru anak usia dini perlu memahami bahwa permainan
merupakan konteks pendukung yang sangat tinggi dalam proses
perkembangan anak.Vygotsky (dalam Yus,2011:57-58) meyakini bahwa
bermain merupakan pengantar dan kebutuhan pada suatu tahap perkembangan
melalui bahasa tulisan akan tumbuh bahasa oral melalui alat.Peneliti
menunjukan pentingnya bermain “pijak angka”sebagai konteks dari
pembelajaran pada anak usia dini,yang dapat member sumbangan dalam
upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini.
Identifikasi penyebab terjadinya masalah diperoleh melalui hasil
analisis dari kegiatan observasi terhadap metode pengajaran guru dan
bagaimanaanak mengikuti proses pembelajaran maupun dokumentasi hasil
karya anak.Berdasarkan hasil observasi tersebut ditemukan bahwa
pembelajaran pengenalan bilangan kurang dikuasai anak kelompok B TK
Pertiwi Hastarini Susukan,selain itu masalah itu muncul karena guru belum
memaksimalkan metode dan alat peraga dalam pembelajaran membilang.Oleh
karena itu,peneliti mencoba memberikan alternative pemecahan masalah
tersebut melalui metode permainan “Pijak Angka” dengan kerangka kegiatan
sebagai berikut
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013
27
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, diyakini bahwa melalui kegiatan
bermain pijak angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam
membilang pada anak didik kelompok B semester genap di TK Pertiwi
Hastarini Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2012 /
2013.
Kondisi Awal Minat belajar kurang, anak
kurang tertarik kemampuan
kognitif anak dalam
membilang dan mengenal
bilangan
Guru belum memaksimalkan
metode dan alat peraga pada
saat proses pembelajaran
Partisipasi anak meningkat
Anak lebih memahami
bilangan dan lambing
bilangan
Hasil belajar optimal
Siklus II
Proses pembelajaran
kemampuan kognitif dalam
mengenal bilangan dan lambing
bilangan
Kondisi
Akhir
Kemampuan
belajar meningkat
tapi belum optimal
Siklus I
Proses pembelajaran
kemampuan kognitif dalam
mengenal bilangan dan lambing
bilangan
Tindakan
Berdasarkan permasalahan diduga bahwa dengan Bermain Pijak Angka dapat
meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal bilangan dan
lambing bilangan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Sudarmini, FKIP UMp, 2013