Upload
lenhi
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kesiapan Belajar Anak Usia Dini
1. Pengertian Kesiapan Belajar
Setiap anak yang terlahir ke dunia sebagi mahluk yang fitrah
(bersih) kemudian mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.
Setiap anak memiliki kesiapan belajarnya berbeda –beda anatara anak
yang satu dengan anak yang lainnya, karena anak usia dini belajar dengan
caranya sendiri kita sebagai orang tua dan guru tidak seharusnya
mengajarkan anak seperti mengajarkan pada orang dewasa. Akibatnya
apa yang kita ajarkan sulit untuk diterima oleh anak karena kemampuan
dan jalan pikiran anak berbeda dengan kemampuan dan jalan pikiran
orang dewasa.
Menurut para ahli tentang kesiapan belajar anak usia dini anatra
lain :
Menurut Ismi dalam Nur”aeni (2004:20). Kesiapan belajar atau
masa peka dapat juga disebut dengan istilah masa kritis yakni suatu masa
perkembangan anak yang menunjukan sifat sangat kuat atau siap
menerima pengaruh dari luar. Baik pengaruh itu berupa suatu peristiwa,
objek benda maupun pengaruh manusia.
7 Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
8
Menurut Chaplin (2005 :6) mengartikan Kesiapan atau
kematangan (maturation) sebagai perkembangan, proses mencapai
kemasakan /usia masak, proses perkembanhgan yang dianggap berasal
dari keturunan atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis,
rumpun).
Dari beberapa ahli tentang kesiapan belajar pada anak usia dini
Soejanto (2005 :68), menyebutkan bahwa kesiapan belajar adalah Masa
anak juga masa anak sekolah, maupun masa matang untuk belajar,
maupun masa matang untuk sekolah. Masa matang untuk sekolah yaitu
mereka sudah menginginkan kecakapan-kecakapan baru.
Dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar yaitu masa
perkembangan anak yang menunjukan sifat sangat kuat sebagai proses
mencapai kemasakan atau kematangan belajar untuk bersekolah.
2. Kriteria Kesiapan Belajar
Beberapa kriteria kesiapan belajar (Hurlock 1978:31)
a. Minat belajar
Anak-anak menunjukan minat belajar mereka dengan
keinginan untuk diajar atau belajar sendiri.
b. Minat yang bertahan
Ketika anak telah siap belajar, minat mereka tetap walaupun
mereka menghadapi hambatan dan kesulitan.
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
9
c. Kemajuan
Dengan berlatih, anak yang telah siap belajar akan menunjukan
kemajuan, walaupun sedikit dan berangsur-angsur yang bermanfaat
bagi anak.
Sebelum mengikuti kegiatan pendidikan pra sekolah sebaiknya
guru memperhatikan beberapa persyaratan yang bermanfaat bagi anak
untuk mencapai penyesuaian diri dengan baik. dalam ismi menurut
Lichtttenstein & Ireton (1984) ada tujuh persaratan yang harus dipenuhi
agar berhasil mengikuti kegiatan prasekolah, antara lain :
a. Kemampuan kognitif yang memadai.
b. Ketrampilan berbahasa lisan dan ketrampilan menulis.
c. Artikulasi bahasa lisan yang jelas dan dipahami oleh orang lain.
d. Memiliki ketrampilan motoric yang memadai (motorik halus dan
kasar).
e. Mampu menolong diri sendiri dengan baik .
f. Memiliki ketrampilan psikososial yang memadai.
g. kemampuan proses persepsi dan integrative.
Bagi Indonesia kriteria umur memegang peranan penting. anak
baru bisa diterima bila ia sudah mencapai umur 7 tahun (Haditono 2006
:178). Menurut Monks kriteria umur ini sebenarnya mencakup kriteria
lain yang juga ada hubungannya dengan kemasakan :
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
10
a. Anak harus dapat kerjasama dalam kelompok dengan anak-anak lain,
yaitu anak tidak boleh masih bergantung pada orang tuanya atau
ibunya, melainkan harus dapat menyesuaikan diri dengan teman
sebaya atau kelompoknya.
b. Anak harus dapat mengamati secara analitis
c. Anak secara jasmani harus sudah mencapai bentuk anak sekolah.
Adapun tanda-tanda anak didik masuk TK menurut Hasan (dalam
indri 2011 :362-363), setelah anak mengikuti program playgroup, maka
untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya, biasanya akan
menyesuaikan jadwal yang ditentukan dari lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak kemungkinan
berbeda dari orang tuanya, anak harus langsung masuk TK tanpa harus
memasuki playgroup. Oleh karena itu, agar anak siap masuk TK, berikut
ini beberapa ketrampilan dasar yang harus dimiliki:
a. Pastikan anak sudah bisa menyebutkan namanya sendiri, alamat
rumah, dan nomor telfon rumah.
b. Meskipun belum trampil, sudah bisa memakai dan melepas baju
sendiri, terutama baju yang berkancing depan.
c. Bisa buang air kecil dan mencuci tangannya sendiri.
d. Senang bermain bersama dengan teman sebaya.
e. Memiliki perbendaharaan kata yang cukup banyak.
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
11
f. Tidak merasa minder dan mempunyai perasaan positif terhadap diri
sendiri.
Tanda-tanda anak didik akan memasuki sekolah dasar menurut
Hasan (dalam Ismi 2011: 363-364), setelah melalui jenjang pendidikan
playgroup dan TK, anak sudah melalui masa balitanya. Anak yang
menyelesaikan pendidikan TK, rata-rata sudah mencapai usia antara 6-
7 tahun. Pada umumnya, anak yang memasuki usia ini sudah lebih
siap untuk bersekolah, apalagi jika anak sudah melalui pendidika TK
terlebih dahulu. Anak yang memasuki usia ini, dinilai telah siap dalam
segi intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, untuk berada jauh dari
orang tuanya dan mencoba hidup belajar mandiri.
Perlu dipahami dikalangan orang tua bahwa pendidikan anak usia
dini mencakup playgroup, TK, kelas 1, kelas 2 SD, dan orang tua
bahwa anak usia 6, 7, dan 8 tahun masih tergolong dalam kelompok
anak usia dini.
Perlu diketahui bahwa anak-anak yang sebelumnya pernah
bersekolah diTK akan jauh lebih siap untuk menapaki jenjang
selanjutnya. Sementara itu, anak yang langsung masuk SD tidak
terlalu banyak tahu, apalagi merasakan seperti apa menjadi anak
sekolah itu.
3. Aspek-aspek Kesiapan Belajar
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
12
Ada beberapa aspek yang berperan terhadap kesiapan seorang anak
memasuki bangku sekolah seperti yang dikemukakan oleh Lichtttenstein
& Ireton (1984), Hasan (dalam Indri 20011: 363-364) yaitu kesiapan
mencakup beberapa aspek :
a. Kemampuan kognitif yang memadai.
b. Ketrampilan berbahasa lisan dan ketrampilan menulis.
c. Artikulasi bahasa lisan yang jelas dan dipahami oleh orang lain.
d. Memiliki ketrampilan motorik yang memadai.
e. Mampu menolong diri sendiri dengan baik.
f. Pastikan anak sudah sudah bisa menyebutkan namanya sendiri,
dan alamat rumah.
g. Senang bermain bersama dengan teman sebaya.
h. Memiliki perbendaharaan kata yang cukup banyak.
i. Tidak merasa minder dan mempunyai perasaan positif terhadap
diri sendiri.
Jadi, anak perlu proses adaptasi yang lebih lama. Anak perlu
mengetahui bahwa disekolah mereka bisa bersosialisasi, berbagi rasa,
tenggang rasa, tidak bisa seenaknya seperti dirumah. mau
mendengarkan dan menuruti perkataan guru. Kalau bisa, orang tua
menjadi “guru TK” bagi anak dirumah. Artinya, orang tua harus
mengajarkan ilmu pengetahuan dan gambaran dasar mengenai
sekolah.
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
13
B. Kematangan Anak Usia Dini
1. Pengertian Kematangan Sosial
Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan
selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan suatu “Kematangan “,
baik kematangan jasmani maupun kematangan mental. Istilah
“Kematangan”, yang didalam bahasa inggris disebut dengan maturation,
sering dilawankan dengan immaturation yang artinya tidak matang.
Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari istilah yang sering
digunakan dalam biologi, yang menunjuk pada kera numan atau
kematangan. Kemudian istilah ini diambil untuk digunakan dalam
perkembangan individu karena dipandang terdapat kesesuaian.
Teori kematangan, teori ini merupakan tindak lanjut dari teori
Rousseau yang menyatakan bahwa perilaku merupakan hasil dari
rancangan fisik yang berasal dari dalam individu. Pencetus teori Menurut
Arnold Gesell (2008 :32). Kematangan adalah Kematangan Sosial itu
sendiri adalah Kemampuan untuk berfungsi secara tanggung jawabyang
tepat dan pemahamantentang aturan-aturan sosial dan norma-norma
didalam budaya tertentu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
secara tepat. Gesell sangat tertarik untuk mempelajari dunia anak,
sehingga ia rela menempuh program studi kedokteran diusia 30 tahun
meskipun sudah meraih gelar doctor dalam bidang psikologi dan sudah
sukses sebagi psikolog. Dengan dibantu beberapa orang temannya. Gesell
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
14
melakukan oservasi secara intensif pada perkembangan neuro motor bayi
dan anak-anak.
Menurut Raj (1996) Kematangan sosial adalah tingkat
ketrampilan sosial dan kesadaran bahwa individu telah relatife mencapai
terhadap kususnya norma-norma terkait dengan usia kelompoknya.
Menurut Chaplin (2002), mengartikan kematangan (maturation)
sebagai perkembangan, proses mencapai kemasakan/usia masak, proses
perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan
tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).
Dari beberapa para ahli diatas Davidoff (1988), menyebutkan
bahwa kesiapan belajar menggunakan istilah kematangan (maturation)
untuk menunjuk pada muculnya pola perilaku tertentu yang tergantung
pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf. Proses
kematangan ini juga sangat tergantung pada gen, karena pada saat
terjadinya pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi
tertentu untuk perkembangan mahluk tersebut di kemudian hari. Banyak
dari potensi yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat
dari perjalanan perkembangan mahluk itu secara perlahan-lahan
dikemudian hari.
Jadi kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang
dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya
serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Meskipun
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
15
demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan
atau pembawaan, Karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri
yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
16
2. Proses Terjadinya Kematangan
Kematangan mula-mula merupakan hasil dari adanya perubahan-
perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu, seperti
adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-
kelenjar yang di sebut dengan kematangan biologis.
Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang meliputi
keadaan berfikir, rasa, dan lain-lain, serta kematangan pada aspek
psikis ini diperlukan adanya latihan-latihan tertentu. Misalnya,
seseorang anak yang baru berusia lima tahun dianggap masih belum
matang untuk menangkap masalah-masalah yang dianggap abstrak,
karena itu anak yang bersangkutan belum bias diberikan matematika
dan angka-angka.
Pada usia sekitar empat bulan, seorang anak belum matang
didudukan, karena bedasarkan penelitian bahwa kemampuan leher dan
kepalanya belum mampu untuk tegak. Usaha pemaksaan terhadap
kecepatan tibanya masa kematangan yang terlalu awal akan
mengakibatkan kerusakan atau kegagalan dalam perkembangan
tingkah laku individu yang bersangkutan.
3. Aspek-aspek Kematangan Sosial
Ada beberapa aspek yang berperan terhadap kesiapan seorang anak
memasuki bangku sekolah seperti yang dikemukakan oleh Doll ( 1965)
yaitu kematangan sosial mencakup beberapa aspek :
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
17
a. Menolong diri sendiri (self-help)
b. Mengarahkan pada diri sendiri (self-direction), seperti mengatur
pengeluaran uang dan dapat mengatur waktu
c. Gerak (locomotion), adanya aktifitas yang timbul dari kognisi
yang dapat menambah pengalaman belajar individu
d. Pekerjaan (occupation), mampu menggunakan alat-alat yang ada
untuk membantunya dalam aktifitas-aktifitasnya
e. Sosialisasi (socialization), seperti ikut dalam keanggotaan
keorganisasian atau berkumpul bersama teman-teman yang ada
dalam lingkungannya
f. Komunikasi (communication), seperti berbicara dengan orang-
orang yang ada disekitarnya, mampu berbicara secara langsung
maupun tidak langsung
g. Menolong diri sendiri secara umum (self-help general), seperti
mencuci muka, mencuci tangan tanpa bantuan, pergi tidur
sendiri.
h. Kemampuan saat makan (self-eating), seperti mengambil
makanan sendiri, menggunakan garpu, memotong makanan
lunak.
i. Kemampuan berpakaian (self-dressing), seperti menutup kancing
baju sendiri, memakai baju sendiri tanpa dibantu.
C. Hipotesis
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017
18
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh kematangan sosial dengan kesiapan belajar anak di TK
PGRI 2 Karangsari Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara
Semester Genap tahun Pelajaran 2016 – 2017.
Ho : Tidak ada pengaruh kematangan sosial dengan kesiapan belajar anak
di TK PGRI 2 Karangsari Kecamatan Punggelan Kabupaten
Banjarnegara semester Genap tahun Pelajaran 2016 - 2017.
Pengaruh Kematangan Sosial…, Anggit Wulandari, FKIP UMP, 2017