Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Bahasa inggris menurut Sahidin (2013) adalah sebuah bahasa yang
merupakan bahasa resmi dari negara Inggris. Namun, semakin meningkatnya
teknologi semakin membuat bahasa Inggris menjadi dikenal oleh banyak orang.
Firmus Mo’a Passar (2002) bahwa “Tak dapat disangkal bahwa peranan bahasa
Inggris sebagai bahasa internasional kian penting dan bahkan merupakan keharusan
bagi setiap orang yang ingin berhasil dalam dunia yang maju ini. Sudah menjadi
kenyataan bahwa setiap pendidikan formal mulai dari Sekolah Dasar hingga
Perguruan Tinggi di Indonesia semua menggunakan pelajaran Bahasa Inggris.”
Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa pengantar adalah “Bahasa yang
dipakai untuk berkomunikasi dalam perundingan, pemberian pelajaran di sekolah,
dsb.” Sehingga, dari dua definisi kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa
inggris sebagai bahasa pengantar merupakan sebuah bahasa asing yang berasal dari
Negara inggris yang juga merupakan bahasa internasional yang di gunakan oleh
instansi pendidikan sebagai bahasa pengantar dalam proses kegiatan pembelajaran di
sekolah, tidak hanya beberapa di gunakan untuk beberapa mata pelajaran saja,
Namun mencakup semua mata pelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas.
Mata pelajaran Bahasa Inggris diberikan di semua jenjang pendidikan
formal. Dengan demikian, diperlukan stdar kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris
yang memadai dan efektif sebagai alat komunikasi, berinteraksisosial, media
8
teknologi semakin membuat bahasa Inggris menjadi dikenal oleh banyak orang.
Firmus Mo’a Passar (2002) bahwa “Tak dapat disangkal bahwa peranan bahasa
Inggris sebagai bahasa internasional kian penting dan bahkan merupakan keharusan
bagi setiap orang yang ingin berhasil dalam dunia yang maju ini. Sudah menjadi
kenyataan bahwa setiap pendidikan formal mulai dari Sekolah Dasar hingga
Perguruan Tinggi di Indonesia semua menggunakan pelajaran Bahasa Inggris.”
Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa pengantar adalah “Bahasa yang
dipakai untuk berkomunikasi dalam perundingan, pemberian pelajaran di sekolah,
dsb.” Sehingga, dari dua definisi kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa
inggris sebagai bahasa pengantar merupakan sebuah bahasa asing yang berasal dari
Negara inggris yang juga merupakan bahasa internasional yang di gunakan oleh
9
pengembangan ilmu dan alat pemersatu bangsa (Depdiknas, 2003:2). Pengajaran
Bahasa Inggris di sekolah dasar secara umum dikembangkan menjadi ketrampilan
berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis
(Depdiknas, 2003: 4).
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu
siswa mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalammasyarakat,
dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang
ada dalam dirinya.
Sebagaimana juga yang dijelaskan oleh Marshall Mcluhan dalam Burhan
(2008: 58) bahwa pesan merupakan media dalam berkomunikasi. Oleh karena itu,
mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam
bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi mencakup performative,
functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu
membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang
digunakan.
Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau
petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan
kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengung-
bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu
siswa mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalammasyarakat,
dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang
ada dalam dirinya.
Sebagaimana juga yang dijelaskan oleh Marshall Mcluhan dalam Burhan
(2008: 58) bahwa pesan merupakan media dalam berkomunikasi. Oleh karena itu,
mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam
bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi mencakup
functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu
10
kapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran. Pendidikan bahasa Inggris di SD/MI
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk
menyertai tindakan atau language accompanying action.
B. Kosakata
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 597) menyatakan bahwa kosa kata
adalah perbendaharaan kata. Shinmura dalam Dahidi danSudjianto (2004 : 97)
kosakatajuga dapat dikatakan sebagai keseluruhan kata ( tango) berkenaan dengan
suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada di dalamnya. Kosakata merupakan bagian
dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosakata
yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis.
Kridalaksana dalam Tarigan (2004:446): Kosakata adalah (1) komponen
bahasa yang memuat secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam
bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu
bahasa; dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang
singkat dan praktis.Sedangkan menurut Soedjito dalam Tarigan (2004:447): Kosakata
merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang
dimiliki oleh seorang pembicara; (3) kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu
pengetahuan; dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan
secara singkat dan praktis.
Kosakata atau perbendaharaan kata adalah jumlah seluruh kata dalam suatu
bahasa, juga kemampuan kata-kata yang diketahui dan digunakan seseorang dalam
adalah perbendaharaan kata. Shinmura dalam Dahidi danSudjianto (2004 : 97)
kosakatajuga dapat dikatakan sebagai keseluruhan kata ( tango) berkenaan dengan
suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada di dalamnya. Kosakata merupakan bagian
dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosakata
yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan berbahasa yaitu
berbicara, membaca, dan menulis.
Kridalaksana dalam Tarigan (2004:446): Kosakata adalah (1) komponen
bahasa yang memuat secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam
bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu
bahasa; dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang
singkat dan praktis.Sedangkan menurut Soedjito dalam Tarigan (2004:447):
merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang
11
berbicara dan menulis. Kosakata dari suatu bahasa itu selalu mengalami perubahan
dan berkembang karena kehidupan yang semakin kompleks. Jumlah yang tepat
mengenai kosakata dalam bahasa Inggris sampai saat ini tidak dapat dipastikan,
namun perkiraan yang dapat dipercaya menyebutkan sekitar 1 juta kosakata.
Sebagaimana menurut Mansoer Pateda (2005: 81) bahwa yang dimaksud dengan
kosakata itumerupakan suatu bentuk perbendaharaan kata atau khazanah bahasa
yangmengandung bahasa yang bersangkutan.
Berdasarkan definisi di atas, jelas bahwa penguasaan kosakata yang cukup,
penting untuk bisa belajar bahasa dengan baik. Lagi pula berbicara mengenai bahasa
maka hal itu tidak bisa terlepas dari kosakata. Kosakata adalah kata-kata yang
dipahami orang baik maknanya maupun penggunaannya. Seorang harus punya
kosakata yang cukup untuk bisa memahami apa yang dibaca dan didengar, bisa
berbicara dan menulis dengan kata yang tepat sehingga bisa dipahami oleh orang lain.
Hornby (2007) berpendapat bahwa “kosakata adalah daftar kata-kata dengan
maksud/arti terutama dalam membantu pemahaman suatu buku yang berbahasa
asing”. Kosakata adalah bagian terpenting dari bahasa. Kosakata bisa membantu kita
untuk berkomunikasi dengan orang lain, sehingga kosakata itu juga bisa dikatakan
sebagai sebuah kata-kata yang banyak yang mempunyai atau mengandung berbagai
makna atau arti.
yangmengandung bahasa yang bersangkutan.
Berdasarkan definisi di atas, jelas bahwa penguasaan kosakata yang cukup,
penting untuk bisa belajar bahasa dengan baik. Lagi pula berbicara mengenai bahasa
maka hal itu tidak bisa terlepas dari kosakata. Kosakata adalah kata-kata yang
dipahami orang baik maknanya maupun penggunaannya. Seorang harus punya
kosakata yang cukup untuk bisa memahami apa yang dibaca dan didengar, bisa
berbicara dan menulis dengan kata yang tepat sehingga bisa dipahami oleh orang lain.
Hornby (2007) berpendapat bahwa “kosakata adalah daftar kata
maksud/arti terutama dalam membantu pemahaman suatu buku yang berbahasa
asing”. Kosakata adalah bagian terpenting dari bahasa. Kosakata bisa membantu kita
untuk berkomunikasi dengan orang lain, sehingga kosakata itu juga bisa dikatakan
12
C. Media Pembelajaran
1. Hakikat Media
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses berkomunikasi.
Dalam proses berkomunikasi, terdapat tiga komponen penting yaitu pesan yang
disampaikan (kurikulum), komunikator (guru) dan komunikasi (siswa). Agar proses
berkomunikasi berjalan lancar atau berlangsung secara efektif efisien diperlukan alat
bantu yang disebut media pembelajaran.
Istilah media memiliki beberapa pengertian. Hamidah (2002:1) mengatakan
bahwa media. Hamidah (2002:1) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras
maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Pengertian lain dikemukakan Depdiknas (2002:48). Depdiknas mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan media adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa
yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa menerima pengetahuan,
keterangan dan sikap. Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan pesan atau informasi
kepada siswa.
2. Jenis-jenis Media
Media dapat dikelompokkan menjadi media cetak, media audio, media
visual dan media audio visual. Media cetak adalah media yang hanya menampilkan
symbol saja. Media audio adalah media yang hanya menampilkan suara saja.
Menurut Gagne dan Bringgs dalam Asfah (2009: 4) mengemukakan bahwa media itu
bantu yang disebut media pembelajaran.
Istilah media memiliki beberapa pengertian. Hamidah (2002:1) mengatakan
bahwa media. Hamidah (2002:1) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras
maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Pengertian lain dikemukakan Depdiknas (2002:48). Depdiknas mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan media adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa
yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa menerima pengetahuan,
keterangan dan sikap. Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan pesan atau informasi
kepada siswa.
13
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran,
yang terdiri dari buku, kaset, video, chart, dan komputer. Dengan kata lain media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media
terdiri atas perangkat lunak dan perangkat keras. Perangkat lunak (software) berisi
pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan
penalaran. Sedangkan perangkat keras (hardware) merupakan saran untuk dapat
menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut.
Ciri-ciri media yang baik menurut Depdiknas (2002:48) adalah (1) sesuai
dengan tingkatan umur dan kemampuan siswa, (2) sederhana tidak terlalu kompleks,
(3) dapat mewakili topik atau pokok bahasan, realitas, sesuai dengan benda aslinya,
(4) harus dapat dilihat, dipegang dan diraba oleh siswa dan (5) tidak membahayakan
keselamatan siswa. Dari uraian dan ciri-ciri media di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa guruharus menyeleksi terlebih dahulu media yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
perantara yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas
makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pelajaran dengan lebih baik dan
sempurna. Seperti yang dikemukakan oleh Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya
(2006: 163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan juga
bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
penalaran. Sedangkan perangkat keras (hardware) merupakan saran untuk dapat
menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut.
Ciri-ciri media yang baik menurut Depdiknas (2002:48) adalah (1) sesuai
dengan tingkatan umur dan kemampuan siswa, (2) sederhana tidak terlalu kompleks,
(3) dapat mewakili topik atau pokok bahasan, realitas, sesuai dengan benda aslinya,
(4) harus dapat dilihat, dipegang dan diraba oleh siswa dan (5) tidak membahayakan
keselamatan siswa. Dari uraian dan ciri-ciri media di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa guruharus menyeleksi terlebih dahulu media yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
perantara yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas
14
3. Fungsi Media
Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat
menentukan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Secara
keseluruhan menurut, Mc Know (Sihkabuden, 2005:19) media terdiri dari fungsi
yaitu:
a. Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media
pembelajaran yang sebelumnya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang
sebelumnya teoritis menjadi fungsional praktis.
b. Membangkitkan motivasi belajar
c. Memperjelas penyajian pesan dan informasi.
d. Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk mencari tahu.
Dalam Sadiman (2005:17) secara umum media pendidikan mempunyai
fungsi sebagai berkut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik.
d. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
bilamana semua itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar
belakang lingkungan guru dengan siswa berbeda. Masalah:
a) Memberikan perangsangan yang sama
pembelajaran yang sebelumnya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang
sebelumnya teoritis menjadi fungsional praktis.
Membangkitkan motivasi belajar
Memperjelas penyajian pesan dan informasi.
Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk mencari tahu.
Dalam Sadiman (2005:17) secara umum media pendidikan mempunyai
fungsi sebagai berkut:
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik.
15
b) Mempersamakan pengalaman
c) Menimbulkan persepsi yang sama
Dalam proses belajar mengajar, fungsi dan peran media dalam pembelajaran
menurut Wina Sanjaya (2006:170), bahwa fungsi media dalam pembelajaran terbagi
menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut:
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Fleming dalam Azhar (2009: 3) mengemukakan bahwa media juga sebagai
sistem penyampaian atau pengantar, media yang dalam hal menjadi suatu penyebab
dari sesuatu hal. alasan-alasan pentingnya media digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu (1) pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga
menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pembelajaran lebih jelas bermakna
sehingga lebih dipahami siswa dan akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai
dengan lebih baik, (3) metode pembelajaran lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui tuturan kata-kata guru sehingga siswa tidak bosan dan
guru pun tidak kehabisan tenaga dan (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga beraktifitas seperti
mengamati, melakukan,mendemonstrasikan dan lain-lain.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan fungsi media dalam
pembelajaran secara rinci adalah sebagai berikut:
Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Fleming dalam Azhar (2009: 3) mengemukakan bahwa media juga sebagai
sistem penyampaian atau pengantar, media yang dalam hal menjadi suatu penyebab
dari sesuatu hal. alasan-alasan pentingnya media digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu (1) pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga
menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pembelajaran lebih jelas bermakna
sehingga lebih dipahami siswa dan akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai
dengan lebih baik, (3) metode pembelajaran lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui tuturan kata-kata guru sehingga siswa tidak bosan dan
guru pun tidak kehabisan tenaga dan (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan
16
a. Memperjelas penyajian materi (pesan) dalam bentuk visualisasi yang jelas
sehingga pesan tidak terlalu bersifat verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Menjadikan pengalaman manusia dari abstrak menjadi kongkret
d. Memberikan stimulus dan rangsangan kepada siswa untuk belajar secara aktif
e. Dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar.
4. Media Flash Card
a. Pengertian Flash Card
Zaini dkk (2005) menyatakan bahwa flash card adalah suatu teknik
pengajaran yang berupa permainan, dimana siswa diberi suatu potongan tentang suatu
informasi yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam suatu pelajaran pada sehelai
kertas atau flash card. Guru membahas informasi yang ada dalam kartu flash card,
kemudian siswa diminta untuk menjelaskan atau menerangkan kembali apa yang
telah dijelaskan oleh guru.
Nurwati (2005) menyatakan bahwa flash card aalah kartu permainan yang
sangat efektif untuk membantu siswa belajar bahasa Inggris sejak usia sedini
mungkin. Penggunaan flash card dalam mengajar bahasa Inggris memudahkan siswa
dalam penguasaan bahasa Inggris adalah satu cara yang mudah dan murah tapi
sayangnya cara ini tidak digunakan sepenuhnya oleh guru dan juga kemungkinan
oleh para pendidik.
belajar.
Media Flash Card
Pengertian Flash Card
Zaini dkk (2005) menyatakan bahwa flash card adalah suatu
pengajaran yang berupa permainan, dimana siswa diberi suatu potongan tentang suatu
informasi yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam suatu pelajaran pada sehelai
kertas atau flash card. Guru membahas informasi yang ada dalam kartu
dian siswa diminta untuk menjelaskan atau menerangkan kembali apa yang
telah dijelaskan oleh guru.
Nurwati (2005) menyatakan bahwa flash card aalah kartu permainan yang
sangat efektif untuk membantu siswa belajar bahasa Inggris sejak usia sedini
17
Kegiatan ini digunakan untuk menguji memori para siswa dengan cara guru
akan meletakkan beberapa flash card di atas lantai atau meja dalam bentuk bulatan.
Biarkan bagian yang bergambar di atas. Guru memberikan waktu sekitar satu menit
kepada siswa untuk mengingat-ingat semua gambar yang ada di flash card. Jika
permainan ini dilakukan oleh beberapa siswa, guru bisa membagi menjadi dua
kelompok atau lebih dan setiap kelompok diberi waktu dua menit untuk mengingat-
ingat gambar yang ada di flash card. Latihan ini sangat cocok untuk menguji memori
para siswa di samping memberi mereka satu jenis materi pelajaran. Yang terpenting
dari kegiatan ini adalah sebagai salah satu kegiatan permaian kepada para siswa dan
bukan sebagai salah satu latihan. Ini memastikan mereka lebih giat dalam belajar dan
tidak merasa tertekan untuk menghafal materi-materi pelajaran.
Dalam kegiatan ini guru meletakkan 9 flash card di atas papan tulis.
Pastikan bagian yang bergambar dari flash card itu adalah bagian yang paling atas.
Kemudian lingkari semua bagian dari flash card itu dengan spidol warna, kemudian
tunjukkan semua flash card dan sebutkan satu persatu berulang kali sampai mereka
ingat. Tanggalkan flash card itu satu persatu tapi terus menunjuk di mana flash card
itu berada tadi. Bila guru menanggalkan flash card yang pertama, kemudian guru
menunjuk ke tempat kosong dan menganggukkan kepala dan menyuruh para siswa
untuk menyebutkan gambar tadi yang ditanggalkan. Kemudian salah satu siswa
meletakkan semula flash card itu ketempatnya yang benar dan bertanya kepada
temanya di mana flash card itu. Untuk siswa yang lainnya guru menyuruh mereka ke
papan tulis dan menuliskan nama gambar yang ada di flash card itu yang telah
ditanggalkan. Kegiatan ini akan menunjukkan kesan peralatan visual dan mereka
ingat gambar yang ada di flash card. Latihan ini sangat cocok flash card. Latihan ini sangat cocok flash card untuk menguji memori
para siswa di samping memberi mereka satu jenis materi pelajaran. Yang terpenting
dari kegiatan ini adalah sebagai salah satu kegiatan permaian kepada para siswa dan
bukan sebagai salah satu latihan. Ini memastikan mereka lebih giat dalam belajar dan
tidak merasa tertekan untuk menghafal materi-materi pelajaran.
Dalam kegiatan ini guru meletakkan 9 flash card di atas papan tulis.
Pastikan bagian yang bergambar dari flash card itu adalah bagian yang paling atas.
Kemudian lingkari semua bagian dari flash card itu dengan spidol warna, kemudian
tunjukkan semua flash card dan sebutkan satu persatu berulang kali sampai mereka
ingat. Tanggalkan flash card itu satu persatu tapi terus menunjuk di mana
itu berada tadi. Bila guru menanggalkan flash card yang pertama, kemudian guru
18
akan membuktikan imajinasi yang dilihat di flash card itu dan masuk ke dalam
memori mereka.
b. Mengajarkan keterampilan menulis menggunakan permainan Flash Card
Langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
permainan flash card:
a) Siswa melihat gambar yang ditunjukkan guru, kemudian menyebutkan dan
menuliskan satu persatu dalam bahasa Inggris dan dilanjutkan dengan
menempelkan ke papan gabus.
b) Siswa menirukan apa yang diucapkan dan ditulis oleh guru.
c) Guru menempelkan nama-nama di bawah masing-masing gambar dengan
memberikan pertanyaan, kemudian siswa menjawab.
d) Siswa dibagi dalam dua kelompok untuk berlomba menyebutkan dan
menuliskan nama-nama yang ada pada gambar atau flash card yang
disediakan secara bergantian, yang dapat menyebutkan dan menuliskan lebih
banyak adalah kelompok yang menang.
e) Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas dari gambar atau flash card yang
ada.
D. Hasil Belajar
Nana Sudjana (2005:5) menyatakan bahwa hasil beljar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya
memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Suratinah
Siswa melihat gambar yang ditunjukkan guru, kemudian menyebutkan dan
menuliskan satu persatu dalam bahasa Inggris dan dilanjutkan dengan
menempelkan ke papan gabus.
Siswa menirukan apa yang diucapkan dan ditulis oleh guru.
Guru menempelkan nama-nama di bawah masing-masing gambar dengan
memberikan pertanyaan, kemudian siswa menjawab.
Siswa dibagi dalam dua kelompok untuk berlomba menyebutkan dan
menuliskan nama-nama yang ada pada gambar atau flash card
disediakan secara bergantian, yang dapat menyebutkan dan menuliskan lebih
banyak adalah kelompok yang menang.
Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas dari gambar atau flash card
ada.
19
Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan hasil belajar adalah penilaian hasil usaha
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuksymbol, angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencermikan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode
tertentu. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Perubahan dapat di artikan terjadinya peningkatan dan pengembangan
yang lebih baik di bandingkan dengan sebelumya, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya, Hamalik (2002:155).
Menurut Aristo rahadi (2003:4) yang disebut dengan hasil belajar ialah hasil
dari kegiatan belajar yang berupa perubahan perilaku yang relative permanen dalm
diri orang (siswa) yang belajar. Tentu saja perubahan yang diharapkan adalah
perubahan kearah positif. Safari, dkk. (2004:80) menjelaskan bahwa yang disebut
hasil belajar ialah suatu hasil yang diperoleh hasil tes siswa setelah berakhirnya
proses belajar mengajar. Tujuan secara umum adalah untuk memberikan perhargaan
terhadap pencapaian belajar siswa dalam memperbaiki program kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas siswa dan guru terhadap pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah penilain hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif,
afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan
dinilai dalam periode tertentu. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan
para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 2005:23).
yang lebih baik di bandingkan dengan sebelumya, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya, Hamalik (2002:155).
Menurut Aristo rahadi (2003:4) yang disebut dengan hasil belajar ialah hasil
dari kegiatan belajar yang berupa perubahan perilaku yang relative permanen dalm
diri orang (siswa) yang belajar. Tentu saja perubahan yang diharapkan adalah
perubahan kearah positif. Safari, dkk. (2004:80) menjelaskan bahwa yang di
hasil belajar ialah suatu hasil yang diperoleh hasil tes siswa setelah berakhirnya
proses belajar mengajar. Tujuan secara umum adalah untuk memberikan perhargaan
terhadap pencapaian belajar siswa dalam memperbaiki program kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas siswa dan guru terhadap pencapaian
ompetensi yang telah ditetapkan.