63
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris Terjadinya perubahan-perubahan paradigma pendidikan yang menempatkan manusia sebagai sumber daya yang utuh memberikan arah kebijakan mendasar dalam meletakkan kerangka bagi pembangunan pendidikan masa mendatang. Perubahan-perubahan pandangan ini berimplikasi terhadap terjadinya perubahan cara pandang bahkan perubahan konsep dalam memaknai eksistensi, prinsip-prinsip dan pendekatan-pendekatan pembelajaran. Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di antaranya diartikan dengan ‟pendekatan‟. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning something „cara memulai sesuai. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17). Aksiomatis artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran ( teaching approach) adalah suatu rancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Terjadinya perubahan-perubahan paradigma pendidikan yang

menempatkan manusia sebagai sumber daya yang utuh memberikan arah

kebijakan mendasar dalam meletakkan kerangka bagi pembangunan

pendidikan masa mendatang. Perubahan-perubahan pandangan ini

berimplikasi terhadap terjadinya perubahan cara pandang bahkan

perubahan konsep dalam memaknai eksistensi, prinsip-prinsip dan

pendekatan-pendekatan pembelajaran.

Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang

memiliki beberapa arti di antaranya diartikan dengan ‟pendekatan‟. Di

dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of

beginning something „cara memulai sesuai. Karena itu, istilah pendekatan

dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih

luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara

belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang

sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah

membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17).

Aksiomatis artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang

digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran (teaching

approach) adalah suatu rancangan atau kebijaksanaan dalam memulai

serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang

10

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan

pada asumsi yang berkaitan.

Secara praktis, proses pembelajaran yang diharapkan dengan

perubahan paradigam tadi adalah suatu proses yang dapat

mengembangkan potensi-potensi siswa secara menyeluruh dan terpadu.

Pengembangan dimensi-dimensi individu secara parsial tidak akan mampu

mendukung optimalisasi pengembangan potensi peserta didik sebagaimana

diharapkan. Karena itu dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya

dituntut menyampaikan materi pelajaran akan tetapi harus mampu

mengaktualisasi peran strategisnya dalam upaya membentuk watak siswa

melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang berlaku.

Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-

teori tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi

sebagai sumber landasan/ prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat

bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan penemuan tentang hakikat

bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta fungsi dan

pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat bahasa.

Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar

bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistil. Pendekatan

pembelajaran lebih bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran

teori-teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak

dipersoalkan lagi.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Dari pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa.

Misalnya dari pendekatan berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang

mengemukakan karya linguistik menurut pandangan kaum strukturalis dan

pendekatan teori belajar bahasa menganut aliran behavioerisme diturunkan

metode pembelajaran bahasa yang disebut Metode Tata Bahasa (Grammar

Method).

Menurut Ma‟mur (2009 : 59) menjelaskan bahwa istilah metode

dalam pembelajaran Bahasa berarti perencanaan secara menyeluruh untuk

menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini lebih bersifat

prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa

dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara

bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian

pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.

Sedangkan menurut Salamun (2002:32), metode pembelajaran

adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang

berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran adalah sebuah cara untuk perencanaan secara utuh

dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dengan cara yang

berbeda-beda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah

kondisi yang berbeda.

Sebagai muatan lokal, Bahasa Inggris merupakan bahasa asing

yang dipelajari setelah bahasa ibu. Dengan kata lain, pengaplikasian serta

alokasi waktu yang diberikan ditingkat sekolah dasar tidak akan melebihi

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Kemudian, bahasa

Indonesia itu sendiri tetap digunakan sebagai bahasa pengantar pada mata

pelajaran lain. Melalui sejumlah pengamatan, secara umum peserta didik

di kelas 1-3 terlihat antusias terhadap pembelajaran bahasa Inggris selama

pembelajaran tersebut tidak keluar dari patokan yang diberikan di dalam

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, yakni memberikan materi

sesuai tingkat literasi performative.

Kenyataannya, tes sering menjadi tujuan utama dalam

pembelajaran bahasa Inggris serta banyak guru yang mengutamakan tes

dalam proses pembelajaran. Guru juga sering terjebak dan terpaku pada

buku bahasa Inggris dari penerbit, sehingga tujuan pembelajaran bahasa

Inggris seringkali melenceng dari tujuan semula. Selain itu, seharusnya

pembelajaran lebih ditekankan pada kosakata yang beragam sesuai dengan

konteks kelas dan sekolah.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan

informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang

utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan

atau menghasilkan teks lisan dan atau tulisan yang direalisasikan dalam

empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca

dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk

menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu

berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi

tertentu. Pendidikan Bahasa Inggris pada jenjang pendidkan SD/MI

identik dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Secara umum anak-

anak kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris, sehingga hal

itu akanberdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat

SD/MI yang lebih bersifat pengenalan.

Sehingga diusahakan sedapat mungkin agar tercapai apa yang

disebut “kesan pertama yang mengesankan” yang selanjutnya sebagai

motivasi bagi mereka untuk mengeksplorasi wawasan berbahasa inggris

pada tataran lebih lanjut. Bahasa Inggris sama halnya dengan Bahasa

Indonesia adalah merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa

sifat yaitu sistemik, manasuka, ujar, manusisawi dan komunikatif.

Disebut sistemik karena bahasa merupakan sebuah sistem terdiri

dari sistem bunyi dan sistem makna. Manasuka karena antara makna dan

bunyi tidak ada hubungan logis. Disebut ujaran karena dalam bahasa yang

terpenting adalah bunyi, karena walaupun ada yang ditemukan dalam

media tulisan tapi pada akhirnya dibaca dan menimbulkan bunyi.

Rahim (2006 : 22) mengungkapkan ciri khas pengajaran bahasa

asing ialah bahwa peserta didik harus memperoleh kemampuan untuk

mempergunakannya sebagai alat berkomunikasi dan belajar untuk berfikir

dalambahasa tersebut. Untuk mencapai tujuan komunikatif diperlukan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

pendekatan yang tepat dan bagus dalam proses pembelajaran. Salah satu

pendekatan yang tepat dipakai adalah pendekatan komunikatif. Pendekatan

(approach) ialah tingkat asumsi atau pendirian mengenai bahasa dan

pengajaran bahasa.

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan komunikatif merupakan

salah satu pendekatan yang tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa

asing, karena pendekatan tersebut menekankan pada fungsi bahasa sebagai

alat komunikasi sehingga pembelajar dapat melakukan komunikasi dalam

bahasa target yang baik, dan memudahkan dalam proses penerimaan

bahasa tersebut.

Belajar bahasa akan bermakna bagi peserta didik bila yang mereka

pelajari berkaitan dengan pengetahuan siapnya (prior knowledge) dan

pengalamannya. Dalam pandangan lainnya, belajar bahasa harus

berlangsung dengan melibatkan kemampuan berpikirnya secara

berjenjang, mulai dari mengetahui, memahami, menggunakan,

menganalis,melakukan sintesa, dan mengevaluasi apa yang dipelajarinya.

Dalam pandangan ini, belajar bahasa harus dapat membantu

peserta didik untuk menerima, menanggapi apa yang dipelajarinya,

meresapkan (mengorganisasikan), menghayatinya, dan memunculkan apa

yang dipelajarinya dalam perilakunya (aspek afektif) Dalam pandangan ini

pula mempelajari bahasa hendaknya melibatkan aspek keterampilan

motorik/fisik, mulai dari proses menerima, berkonsentrasi, meniru,

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

mempraktekkan, menyesuaikan keterampilan yang dipraktekkan dengan

kondisi yang dihadapinya, dan membangun keterampilan yang relatif baru.

Pandangan tiga aspek dalam belajar bahasa ini, yakni aspek

kognitf, afektif, dan psikomotor ini telah diterapkan cukup lama dalam

praktek pembelajaran bahasa di sekolah - sekolah kita. Pandangan

kognitivis lainnya menyatakan bahwa belajar bahasa harus memadukan

apa yang dipelajarinya, yaitu pengetahuan yang mencakup pengetahuan

yang bersifat faktual, konseptual, prosedural, dan pengetahuan yang telah

dimilikinya (metakognitif) dengan kemampuan berpikirnya secara

bertahap mulai dari kemampuan mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, menilai, dan membangun apa yang dipelajarinyanya ke

dalam satu kesatuan atau ke dalam bentuk/ struktur yang baru. Adapun

prinsip dasar pembelajaran Bahasa Inggris di SD / MI, adalah sebagai

berikut:

- Kemampuan memahami sekitar

- Penggunaan permainan dan gerak fisik

- Pembelajaran secara tidak langsung (Indirect Learning)

- Pengembangan imajinasi

- Pengaktifan seluruh indera

- Kegiatan pembelajaran yang berganti-ganti setiap waktu

- Perlunya penguatan melalui pengulangan

- Perlunya pendekatan kepada siswa secara individu

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Pembelajaran pada anak-anak yang efektif sebaiknya

mengingatkan terjadinya pemerolehan bahasa (Language Acquisition)

bukannya pembelajaran bahasa (Languange Learning). Mekanisme

pemerolehan bahasa ini dilakukan dengan cara memberikan limpahan

kesempatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat untuk menciptakan

makna dan berbagi makna dan dengan memberikan penguat (scaffolding)

untuk membantu anak-anak berfungsi secara komunikatif dalam waktu

pertumbuhannya. Oleh karena itu pengajaran dan pembelajaran yang

efektif mesti melibatkan komunikasi alami antara siswa dan guru, antara

siswa dan siswa dan juga berbasis kegiatan yang berupa kegiatan belajar.

Pembelajaran yang efektif juga harus memberikan limpahan cara cara bagi

siswa untuk bisa menggunakan bahasa yang sesuai dengan usianya.

Anak-anak adalah anak-anak, bukan orang dewasa mini. Mereka

bukan orang dewasa seperti kita. Anak-anak memiliki karakter, aspirasi

kebutuhan dan kemauan yang berada dengan orang dewasa dan hal

tersebut adalah sesuatu yang alamiah. Maka berdasarkan kondisi tersebut,

Implikasi Landasan dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris di

SD / MI, maka sebaiknya pembelajaran dilaksanakan berbasis prinsip-

prinsip berikut:

- Guru harus menyediakan pengalaman belajar yang menyenangkan

serta memberikan posisi pada siswa untuk aktif.

- Guru harus bisa membantu siswa mengembangkan serta melatih

menggunakan bahasa melalui serangkaian kerjasama.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

- Guru harus bisa menggunakan kegiatan belajar yang terencana,

terorganisir, berdimensi banyak dan dikembangkan berbasis tema.

- Guru harus bisa memberikan input pembelajaran yang bermakna

dengan tindakan yang mendukung pembelajaran (Scaffolding).

- Guru harus bisa membuat pelajaran Bahasa Inggris dan pelajaran

Bahasa Indonesia serta budayanya yang saling melengkapi dan

menguatkan.

- Guru harus bisa mengintegrasikan Bahasa Inggris dengan

pengetahuan lain yang sesuai dengan usia siswa.

- Guru harus memberikan pemahaman tentang tujuan pembelajaran

yang sedang berlangsung dengan jelas dan apabila siswa telah

menunjukkan keberhasilannya, guru perlu memberikan umpan balik

yang memadai.

1. Definisi Pembelajaran Bahasa Inggris

Pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan SD identik

dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-

anak kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris . Sehingga hal

itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD/

MI yang lebih bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin

agar tercapai apa yang disebut “kesan pertama sangat mengesankan” yang

selanjutnya sebagai motivasi bagi mereka untuk mengeksplorasi khasanah

berbahasa inggris pada tataran lebih lanjut. Maka dari itu diperlukan kiat-

kiat khusus berupa penerapan metode-metode pembelajaran yang inovatif.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Awalnya pembelajaran Bahasa Inggris di negara asalnya sendiri

yaitu Inggris dan beberapa negara pengguna Bahasa Inggris sebagai

bahasa nasionalnya seperti Australia, New Zaeland, Kanada dan Amerika

Serikat mengajarkan bahasa secara terpisah-pisah. Pembelajaran bahasa

hendak dibelajarkan menggunakan pendekatan komunikatif. Dimana

pendekatan komunikatif berdasarkan teori bahasa adalah suatu sistem

untuk mengekspresikan suatu makna yang menekankan fase dimensi

semantik dan komunikatif daripada ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karna

itu yang perlu ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan

pengetahuan tentang bahasa.

Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah teori

pemerolehan bahasa ke dua secara alamiah. Teori ini beranggapan bahwa

proses belajar lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara alamiah

sehingga proses belajar bahasa lebih efektif dilakukan melalui komunikasi

langsung dalam bahasa yang dipelajari. Kebutuhan siswa yang utama

dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan berkomunikasi maka

tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk mengembangkan siswa

untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan

pendekatan komunikatif siswa dihadapkan pada situasi komunikasi nyata,

seperti tukar menukar informasi, negoisasi makna atau kegiatan lain yang

sifatnya riil.

Dalam pendekatan komunikatif peran guru hanya bersifat

memfasilitasi proses komunikasi, partisipan tugas dan teks, menganalisa

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

kebutuhan, konselor dan manajer pembelajaran. Sementara siswa berposisi

pada pemberi dan penerima, negosiator, dan interaktor sehingga siswa

tidak hanya menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi bentuk dan maknanya

dalam kaitannya dengan konteks pemakaian. Materi yang disajikan dalam

peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran berbahasa

dalam tindak komunikasi nyata.

2. Materi Pembelajaran Bahasa Inggris

Materi bahasa inggris sekolah dasar haruslah mencakup semua

aspek skill Bahasa Inggris, mulai dari reading, speaking, listening, dan

writing. Hal ini bertujuan agar para siswa sekolah dasar mampu

meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka secara keseluruhan.

Namun semua materi yang disampaikan sebaiknya merupakan materi

dasar yang memang dibuat khusus untuk siswa sekolah dasar.

Secara umum materi Bahasa Inggris untuk sekolah dasar mungkin

sangat mudah dibuat, namun dalam penyampaiannya, justru materi Bahasa

Inggris sekolah dasar adalah yang paling sulit diimplementasikan. Oleh

karena itu para pengajar Bahasa Inggris tak hanya dituntut untuk pitar

dalam menyusun materi, tapi juga harus jenius dalam menyampaikan

materi kepada anak-anak.

Materi Bahasa Inggris sekolah dasar yang sudah berjalan saat ini

memang memang fokus penekanannya kepada penguasaan vocabulary.

Hal ini tentunya tidaklah sama sekali salah, akan tetapi ada hal yang perlu

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

digaris bawahi dalam mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar, yaitu

pendekatan pengajaran yang komunikatif.

Dengan cara membiasakan penyampaian materi dengan

menggunakan bahasa Inggris dalam setiap kesempatan, meskipun kata-

kata tersebut sulit disampaikan secara verbal, tapi bisa menggunakan

metode visual ataupun gerak tubuh. Karena penyampaian materi Bahasa

Inggris yang komunikatif akan mendorong anak untuk menggunakan

Bahasa Inggris secara nyata di dalam kelas. Hal ini tentunya akan

memberikan pengalaman dan pembelajaran Bahasa Inggris, yang memang

tujuan utamanya kita dapat menerapkannya untuk tujuan komunikasi.

Pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan SD identik

dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-

anak kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris. Sehingga hal

itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD

yang lebih bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin

agar tercapai apa yang disebut “kesan pertama sangat mengesankan‟ yang

selanjutnya sebagai motivasi bagi mereka untuk mengeksplorasi khasanah

berbahasa inggris pada tataran lebih lanjut. Maka dari itu diperlukan kiat-

kiat khusus berupa penerapan metode-metode pembelajaran yang inovatif.

Pembelajaran bahasa hendak dibelajarkan menggunakan

pendekatan komunikatif. Dimana pendekatan komunikatif berdasarkan

teori bahasa adalah suatu sistem untuk mengekspresikan suatu makna,

yang menekankan fasa dimensi semantik dan komunikatif daripada ciri-

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

ciri gramatikal bahasa. Oleh karna itu yang perlu ditonjolkan adalah

interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.

Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah teori

pemerolehan bahasa ke dua secara alamiah. Teori ini beranggapan bahwa

proses belajar lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara alamiah

sehingga proses belajar bahasa lebih efektif dilakukan melalui komunikasi

langsung dalam bahasa yang dipelajari. Kebutuhan siswa yang utama

dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan berkomunikasi maka

tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk mengembangkan siswa

untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan

pendekatan komunikatif siswa dihadapkan pada situasi komunikasi nyata,

seperti tukar menukar informasi, negoisasi makna atau kegiatan lain yang

sifatnya riil.

Dalam pendekatan komunikatif peran guru hanya bersifat

memfasilitasi proses komunikasi, partisipan tugas dan teks, menganalisa

kebutuhan, konselor dan manajer pembelajaran. Sementara siswa berposisi

pada pemberi dan penerima, negosiator, dan interaktor sehingga siswa

tidak hanya menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi bentuk dan maknanya

dalam kaitannya dengan konteks pemakaian. Materi yang disajikan dalam

peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran berbahasa

dalam tindak komunikasi nyata.

Pendekatan komunikatif metode yang tepat diterapkan adalah

metode komunikatif itu sendiri dengan uraian teknik sebagi berikut ini:

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

a. Teknik pelajaran menyimak,

b. Teknik pembelajaran berbicara,

c. Teknik pembelajaran membaca,

d. Teknik pembelajaran menulis.

Sementara teknik evaluasi untuk pendekatan ini adalah tes diskrit

yaitu tes yang bersifat terpisah antar aspek kebahasaan, tes integratif yaitu

tes yang memadukan semua aspek kebahasaan pada suatu tes evaluasi

yang bersifat tercampur. Yang terakhir adalah tes pragmatik yaitu

kemampuan siswa dalam menggunakan elemen-elemen kebahasaan dalam

konteks situasional tertentu sebagai tolak ukurnya. Beberapa jenis tes

pragmatis adalah, dikte, berbicara, parafrase, menjawab pertanyaan, dan

teknik rumpang.

Pendekatan yang lain yang sering dianjurkan untuk diterapkan

adalah pendekatan ketrampilan proses. Dimana pendekatan ketrampilan

proses diidentifikasi sebagai pendekatan yang memberi kesempatan

seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam

proses pemerolehan bahasa.

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris

Tujuan pembelajaran merupakan diskripsi tentang perubahan

perilaku yang diinginkan atau diskripsi tentang perubahan perilaku yang

diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah

terjadi. Gagne dan Briggs dalam Nashar mengklasifikasikan hasil belajar

menjadi 5 yaitu:

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

a. Keterampilan intelektual (Intellectual Skills)

Keterampilan intelek merupakan kemampuan yang membuat

individu kompeten. Kemampuan ini bertentangan mulai dari

kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada

kemahiran teknis maju, seperti teknologi rekayasa dan kegiatan ilmiah.

Keterampilan teknis itu misalnya menemukan kekuatan jembatan atau

memprediksi inflasi mata uang.

b. Strategi Kognitif (Cognitive Strateggies)

Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur

perilaku belajar, mengingat dan berfikir seseorang. Misalnya,

kemampuan mengendalikan perilaku ketika berbicara yang

dimaksudkan untuk belajar dan metode internal yang digunakan untuk

memperoleh inti masalah. Kemampuan yang berada di dalam strategi

kognitif inidigunakan oleh pembelajar dalam memecahkan masalah

secara kreatif.

c. Informasi Verbal (Verbal Information)

Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh

pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal.

Pembelajar umumnya telah memiliki memori yang umumnya

digunakan dalam bentuk informasi, seperti nama bulan, hari, minggu,

bilangan, huruf, kota, negara, dan sebagainya. Informasi verbal yang

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

dipelajari disituasi pembelajaran diharapkan dapat diingat kembali

setelah pembelajar menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

d. Keterampilan Motorik (Motor Skills)

Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang berkaitan

dengan kelenturan syaraf atau otot. Pembelajar naik sepeda, menyetir

mobil, menulis halus merupakan beberapa contoh yang menunjukkan

keterampilan motorik. Dalam kenyataannya, pendidikan di sekolah

lebih banyak menekankan pada fungsi intelektual dan acap kali

mengabaikan keterampilan motorik, kecuali untuk sekolah teknik.

e. Sikap (Attitudes)

Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih

sesuatu. Setiap pembelajar memiliki sikap terhadap berbagai benda,

orang dan situasi. Efek sikap ini dapat diamati dari reaksi pembelajar

(positif atau negative) terhadap benda, orang, ataupun situasi yang

sedang dihadapi.

4. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris

Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan kegiatan evaluasi untuk

mengukur sejauh mana efektifitas pembelajaran telah dapat

diselenggarakan. Tentunya hal tersebut memerlukan acuan penilaian yang

dijadikan tuntunan pemberian skor secara kuantitatif sebelum disimpulkan

secara evaluatif. Dalam skenario pembelajaran acuan umum yang dipakai

adalah indikator yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pembelajaran.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Begitu pentingnya kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga setiap

kegiatan pembelajaran mempersaratkan keberadaan perangkat evaluasi.

(Rusyan 2006 : 221) dalam buku Proses Belajar Mengajar Yang Efektif

menyatakan evaluasi dalam suatu proses belajar mengajar merupakan

komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari

keseluruhan proses.

Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses

belajar peserta didik, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap

program secara keseluruhan. Inti dari evaluasi adalah pengadaaan

informasi bagi pihak pengelola proses belajar mengajar untuk membuat

macam – macam keputusan dengan menggunakan informasi yang

diperolehnya melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan

instumen tes maupun non tes.

Sedangkan penilaian adalah usaha mengumpulkan berbagai

informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang hasil belajar

yang telah dicapai oleh siswa. Bentuk evaluasi itu ada berbentuk tes dan

non tes. Kedua bentuk itu dapat digunakan salah satu atau kedua-duanya

tergantung tujuan dari penilaian pembelajaran.

Dalam pembelajaran Bahasa Inggris evaluasi dapat

diselenggarakan untuk mengetahui sejauh mana indikator ketrampilan

berbahasa sudah dapat dikuasai oleh siswa. Evaluasi yang paling relevan

adalah menggunakan lembar tes perfomance yang akan mengukur sejauh

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

mana penguasaan siswa terhadap aspek kebahasaan yaitu, mendengarkan,

membaca, berbicara dan menulis.

Tampilan tes perfomance tersebut dapat berupa diskrit, yang

menampilkan bagian demi bagian aspek kebahasaan tersebut. Dapat juga

berupa tes integratif dan fragmatik. Yang terpenting dalam hal ini adalah

tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan indikator yang ditargetkan

dengan menggunakan alat ukur berupa evaluasi yang relevan. Tentunya

dengan mempertimbangkan prosedur pembuatan alat ukur evaluasi

tersebut.

B. Motivasi Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua

Menurut (Qonita Alya, 2011: 498) , Orang tua berasal dari dua

kata yaitu, orang yang artinya manusia (dalam arti khusus), dan tua

yang artinya sudah lama hidup, lanjut usia, sudah masak atau sampai

waktunya untuk dipetik (Qonita Alya, 2011 :810).

Dalam hal ini motivasi orang tua dapat diartikan kesadaran jiwa

orang tua untuk mempedulikan anaknya, terutama dalam memberikan

dan memenuhi kebutuhan anaknya baik dalam segi emosi maupun

materi. Orang tua berperan sebagai sebagai pembentuk karakter dan

pola fikir dan kepribadian anak. Oleh karena itu, keluarga merupakan

tempat dimana anak-anaknya pertama kali berkenalan dengan nilai

dan norma. Walaupun di dalam keluarga tidak terdapat rumusan

kurikulum dan program resmi dalam melaksanakan kegiatan

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

pembelajaran, akan tetapi sifat pembelajaran di dalam keluarga sangat

potensial dan mendasar.

Orang tua adalah orang yang pertama kali bertanggung jawab

penuh untuk membesarkan anaknya sehingga tumbuh menjadi besar

dan dewasa, dengan memberikan kasih sayang yang tulus baik berupa

moril maupun material, karena adanya pertalian darah yang erat.

Dengan harapan kelak anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas,

berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara.

Orang tua dalam hal ini adalah ayah dan ibu yang mempunyai

kedudukan masing-masing. Dimana ayah sebagai kepala keluarga dan

ibu sebagai ibu rumah tangga atau orang tua kedua setelah ayah.

Namun pada hakekatnya keduanya mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang sama dalam memelihara, membina, mendidik dan

memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Peran kasih orang tua tidak pernah mengenal batas sampai

kapanpun, bahkan orang tua adalah pendidik pertama bagi anak di

lingkungan keluarga. Terutama peran seorang ibu sejak ia

mengandung, ia akan berusaha menjaga kandungannya dengan sebaik-

baiknya karena ingin agar anaknya lahir dengan baik dan sehat, seperti

kata pepatah yang biasa kita dengar yang berbunyi “kasih ibu

sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali”. Dari pepatah

tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kasih sayang sang ibu

terhadap anak-anaknya dilakukan dengan tulus murni dan ikhlas tanpa

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

mengharapkan imbalan apapun dari anaknya, walaupun pada saat

melahirkan nyawa menjadi taruhannya.

Begitu pula seorang ayah sebagai orang tua kandung laki-laki

dan sekaligus sebagai kepala keluarga pasti juga akan menginginkan

yang terbaik bagi anak-anaknya, hal ini akan terlihat dari usaha sang

ayah dalam bekerja keras mencari nafkah demi untuk mencukupi

kebutuhan hidup keluarganya dan untuk kebaikan anak-anaknya,

karena ayah merupakan sosok manusia yang sangat diandalkan dalam

keluarga. Dalam hal ini Ngalim Purwanto menyatakan, bahwa peranan

ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominant adalah

sebagai berikut:

a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia

luar.

c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.

d. Pelindung terhadap ancaman dari luar.

e. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.

f. Pendidik dalam segi-segi rasional.

Sebagai kepala keluarga, ayah merupakan salah satu sumber

kekuasaan bagi anggota keluarganya. Sehingga dalam lingkup

keluarga yang sangat potensial untuk memberikan peraturan-peraturan

terletak pada sang ayah. Disinilah sebagai ayah diuji kemampuannya

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

apakah mampu menjadi sumber kekuasaan di dalam keluarga atau

tidak.

Sebagai penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau

dunia luar, maka ia harus tampil prima bagaimana cara terbaik untuk

menghubungkan anak dan isterinya dengan masyarakat di

lingkungannya.

Sebagai pemberi rasa aman dan sebagai pelindung terhadap

ancaman dari luar bagi seluruh anggota keluarga, maka ia harus tampil

terdepan diantara anak dan isterinya, karena ia merupakan orang yang

paling bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan

keluarganya.

Adapun sebagai hakim dalam keluarga maka ia harus mengadili

dan memberikan jalan keluar sebaik mungkin dalam memecahkan

permasalahan yang ada diantara anggota keluarganya.

Selain itu ayah juga berperan sebagai pendidik dalam segi-segi

rasional terhadap anak. Sebab jika anak tidak diberikan pendidikan

sebaik mungkin, maka pada akhirnya anak akan terjerumus kejalan

yang sesat. Maka dari itu pendidikan merupakan sesuatu yang harus

diberikan kepada anak, dan yang paling pertama adalah masalah

keimanan. Hal ini sebagaimana dilaksanakan oleh Luqman kepada

anak-anaknya agar mereka tidak menyekutukan Allah. Sesuai dengan

firman-Nya yang temuat dalam Al-Quran sebagai berikut:

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,

janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya

mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman

yang besar (QS. Luqman: 13)

Ayat Al-Quran di atas mempunyai pengertian bahwa sebagai

orang tua khususnya bagi seorang ayah dalam memberikan pendidikan

kepada anaknya yang paling pertama harus ditekankan adalah

pendidikan keimanan. Dengan pendidikan keimanan anak akan dapat

membedakan antara yang baik untuk dapat dilaksanakan dan yang

buruk untuk ditinggalkan sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Keimanan yang tertanam dalam diri anak merupakan salah satu

pondasi kuat untuk menangkal bujuk rayuan syaitan, yang pada

akhirnya anak akan berusaha untuk berbuat amar ma‟ruf nahi munkar

dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai ayah selain berperan untuk memberikan pendidikan

keagamaan kepada anak-anaknya, juga sangat berperan untuk

memberikan pengajaran dalam arti luas, sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan

setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Selain pengetahuan agama, pengetahuan umum juga sangat

dibutuhkan anak dalam rangka untuk kemaslahatan dunia, sedangkan

agama dibutuhkan dalam rangka untuk kemaslahatan di akhirat nanti.

Agar kemaslahatan didunia dan diakhirat dapat tercapai, maka ilmu

keagamaanmaupun ilmu pengetahuan sama-sama dibutuhkan oleh

anak.

Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun karena

pihak orang tua tidak mempunyai kemampuan baik dari segi waktu

dan sebagainya, maka mereka menyerahkan sebagian tanggung

jawabnya kepada orang lain yang berkompeten untuk melaksanakan

tugas mendidik. Secara tidak sadar banyak orang tua yang

menganggap bahwa ia telah mendidik anaknya bila memasukkan

anaknya ke sekolah, padahal kewajibannya untuk mendidik itu belum

cukup dengan memasukkannya ke sekolah saja, karena ia merupakan

penanggung jawab utamanya.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua

Sebelum anak dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik

anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Seperti

anak diajari berbicara, diajari berhitung, diajari membaca dan

sebagainya.

Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus

bertanggung jawab memasukkan anknya ke sekolah dan membiayai

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

pendidikannya di sekolah. Terhadap hal ini Abu Ahmadi

mengemukakan sebagai berikut:

“Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan

grup, dan merupakan kelompok sosial individu yang pertama dimana

anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluarga sudah barang tentu yang

pertama menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi anak-anak. Ibu,

ayah dan saudara-saudaranya adalah orang yang pertama dimana

anakmengadakan kontak sosial dan pertama pula untuk mengajarkan

hal-hal tertentu kepada anak itu sampai anak memasuki sekolah”.

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa orang tua memegang

peran penting dalam pendidikan anaknya. Setelah anak masuk sekolah

bukan berarti tugas dan tanggung jawab orang tua mendidik anak

berakhir, karena sekolah tidak mungkin dapat membina anak dengan

baik tanpa dukungan orang tua, dan alokasi waktu yang tersedia di

sekolah sangat terbatas.

Tanggung jawab orang tua khususnya ayah dalam merawat,

mengasuh dan mendidik anak, diharapkan pada akhirnya dapat

membentuk anak menjadi insan kamil (manusia yang sempurna). Baik

sempurna dalam melaksanakan perintah dalam kehidupan sehari-hari

maupun melaksanakan perintah (peraturan-peraturan) yang berlaku

didalam lingkungan masyarakat sekitarnya. Allah SWT berfirman:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim :6)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita harus

memelihara diri kita dan keluarga kita dari api neraka. Oleh karena itu

pendidikan agama sangat penting untuk diberikan kepada anaksedini

mungkin. Agar mereka tidak terjerumus kepada perbuatan-perbuatan

yang dilarang oleh agama.

Peran orang tua dalam membina anak pada garis besarnya

terbagi dua yaitu mensejahterakan kebutuhan fisik dan kebutuhan

mental rohani. Terhadap hal ini redaktur majalah keluarga

mengemukakan sebagai berikut: Diantara bentuk perwujudan

tanggung jawab dalam membina anak adalah dengan mensejahterakan

kehidupan mereka. Semua narasumber sependapat bahwa

kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik (jasmani) dan mental

(rohani).

Tanggung jawab dalam segi mental rohani merupakan masalah

penting karena kualitas pribadi anak merupakan hasil dari pembinaan

mental rohaninya. Salah satu bagian dari tanggung jawab pembinaan

mental rohani anak adalah menyekolahkan anak ke sekolah.

Untuk membina mental rohani anak di sekolah tidak memadai

waktu dan kemampuan guru yang harus melayani jumlah siswa yang

cukup banyak. Karena itu untuk memperoleh prestasi belajar yang

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

baik maka orang tua harus membantu anak dengan masalah-masalah

yang dihadapinya. Adanya tanggung jawab bersama antara sekolah

dengan keluarga dikemukakan oleh Abu Ahmadi sebagai berikut:

Dalam kehidupan sehari-hari kitamengetahui bahwa sekolah dan

keluarga itu membagi tanggung jawab untuk mendidik anak. Satu

pendapat yang ekstrim mengatakan bahwa tiap-tiap grup itu harus

mengetahui keluarga tiap-tiap anak. Misalnya mengadakan diskusi,

konferensi dengan orang tuanya untuk kemajuan si anak, disamping

itu juga untuk memberanikan orang tua dan untuk mengunjungi

sekolah dan sebagainya.

Tanggung jawab orang tua dalam membina anaknya antara lain

membantu kesulitan belajar anaknya, mengontrol hasil belajar

anaknya, memberi saran dan petunjuk dalam belajar.Bantuan yang

paling penting adalah memberi motivasi belajar agar anaknya belajar

dengan sungguh-sungguh dan serius.

Dalam memberi motivasi kepada anaknya, orang tua dalam

memberi motivasi, maka tinggal menentukan teknik yang

digunakannya, yaitu apakah dengan cara memberi hadiah atau dengan

cara memberi hukuman atau denga cara kompetensi (persaingan).

Melalui pilihan cara ini anak diberi motivasi agar belajar lebih baik

lagi, biasanya orang tua tahu dengan kelemahan anak karena itu

mereka dapat memilih cara pemberian motivasi yang benar.

Dari devinisi di atas motivasi adalah suatu dorongan yang

timbul dari diri suatu individu baik dari dalam maupun dari luar yang

terbagi dalam dua macam motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Untuk membangkitkan motivasi seorang anak maka diperlukan

peranan orang tua agar motivasi dalam diri anak dapat mencapai

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

tujuan yang maksimal. Maka sintesis dari motivasi yang diberikan

oleh orang tua adalah agar anak memiliki rasa tanggung jawab,

disiplin yang tinngi, memiliki rasa percaya diri, kepribadian yang baik

dan memiliki kemampuan bekerja keras.

Adapun kewajiban-kewajiban orang tua (terutama ayah)

terhadap anak antara lain sebagai berikut :

a. Orang tua hendaknya memberi nama anak-anaknya dengan nama

yang baik.

b. Memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

c. Memperlakukan dengan adil diantara anak-anaknya

d. Menolong mereka untuk berbuat kebaikan dan tidak segera

menindak dengan keras terhadap kenakalan anak-anaknya.

Pada hakekatnya setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya

kelak akan tumbuh dan berkembang supaya menjadi anak yang baik,

memberikan ilmu pendidikan yang benar, memperlakukan anak yang

seadil-adilnya tanpa membedakan yang satu dengan yang lainnya serta

selalu menolong anak untuk berbuat kebaikan. Mendidik sopan santun

terhadap anak harus dilakukan sedini mungkin, mengajarkan sopan

santun termasuk pembentukan budi pekerti atau akhlak mulia.

Akhlak terpuji bagi anak selalu didambakan oleh setiap orang

tua. Oleh karena itu maka sebagai orang tua berkewajiban untuk

memberikan bimbingan kepada anak secara terus-menerus, baik

bersopan santun maupun tingkah laku sehari-hari karena hal tersebut

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

pada umumnya akan dilihat, ditiru dan diikuti oleh anak-anaknya.

Semua itu merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua selaku

pendidik utama dan pertama sebelum anaknya dimasukkan ke

lembaga pendidikan.

3. Pengertian dan Fungsi Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi sehingga anak mau/ingin melakukansuatu hal (Noerhadi

Djamal, (2004:64). Istilah motivasi berasal dari kata motive yang

artinya segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak

melakukan sesuatu. Dari pengertian di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa motif adalah rangsangan atau dorongan daya

yang membangkitkan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, istilah motivasi

merupakan istilah yang menunjukkan kepada seluruh proses

gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang

timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh

situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.

Selanjutnya menurut M. Alisuf Sabri, motivasi adalah suatu

yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau

mendorong untuk memenuhi sesuatu kebutuhan dan sesuatu yang

dijadikan motivasi itu merupakan suatu kepuasan yang telah

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

diterapkan individu sebagai suatu kebutuhan akan tujuan nyata

yang ingin dicapai.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan

sebagai “Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok

orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai

tujuan yang dikehendakunya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya.

Sehubungan dengan motivasi belajar, teori Behavior yang

dikemukakan oleh Waston sebagai berikut: Pengetahuan harus

bersifat positif sehingga objeknya harus dapat diamati ialah berupa

tingkah laku. Tingkah laku ialah reaksi organisme sebagai

keseluruhan sebagai perangsang dari luar.

Dari beberapa devinisi yang dikemukakan dapat diketahui

bahwa istilah motivasi itu berhubungan dengan kekuatan yang

timbul dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu karena

dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan. Rangsangan itu ada yang

timbul dari diri sendiri karena naluri atau karena dipengaruhi oleh

pengaruh luar baik berupa saran, hukuman atau ganjaran.

Melihat sumber yang mempengaruhi lahirnya motif, motivasi

itu dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu: motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic adalah motif yang

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

berasal dari diri sendiri, terhadap hal ini Amir Daien Indrakusuma

mengemukakan sebagai berikut: “Yang dimaksud dengan motivasi

intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu

sendiri.” Faktor yang menimbulkan motivasi intrinsik antara lain:

adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri

dan adanya aspirasi atau cita-cita. Ketiga faktor inilah yang

melahirkan motivasi pada anak.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang lahir karena adanya

dorongan atau pengaruh yang datang dari luar. Terhadap hal ini

Amir Daien mengemukakan sebagai berikut: “Yang dimaksud

motivasi ekstrinsik ialah motivasi atau tenaga-tenaga pendorong

yang berasal dari luar diri anak. Motivasi ini ada pula yang

menyebutnya incetive atau perangsang”. Motivasi ekstrinsik terdiri

dari beberapa kategori , yaitu ganjaran, hukuman dan persaingan

atau kopetisi.

Ganjaran merupakan motivator yang bersifat ekstrinsik,

karena itu ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang

bersifat positif. Ganjaran sebagai alat motivasi dapat menjadikan

pendorong bagi anak-anak untuk belajar lebih baik dan lebih giat

lagi.

Hukuman dapat menjadi motivator yang bersifat ekstrinsik,

yaitu bila seorang anak mendapat hukuman karena nakal atau lalai

maka ia tidak akan mengulangi kembali kesalahan yang telah

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

dilakukan sehingga dengan adanya hukuman tersebut dapat

mendorong anak berbuat baik dan positif.

Setiap manusia membutuhkan penghargaan dan kedudukan

sebab penghargaan dan kedudukan itu penting bagi pertumbuhan

dan perkembangan. Untuk memperoleh kedudukan dan

penghargaan diperlukan usaha yang serius karena mereka harus

bersaing dengan sesamanya. Usaha yang dilakukan untuk

memperoleh kedudukan dan penghargaan didorong oleh

berkompetisi.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly, dalam bukunya

Organization, mengemukakan sebagai berikut: Motivasi adalah

suatu konsep yang dapat digunakan ketika memulai dan berprilaku

secara langsung sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemimpin.

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa persaingan atau

kompetisi merupakan daya dorong atau motivasi untuk mencapai

sesuatu. Dilihat dari tujuan suatu motif, maka motivasi dapat

digolongkan ke dalam beberapa golongan. Berikut ini

penggolongan yang dikemukakan oleh Sarlito Wirasan Sarwono:

Sebenarnya banyak penggolongan motif menurut para ahli dari

yang hanya mengenal satu motif seperti K. Goldstein (1939) yang

hanya mengenal motif pertanyaan diri sendiri, sampai kepada yang

membuat dua motif seperti H.A. Murray (1938). Tetapi disini akan

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

ditelaah satu cara penggolongan motif saja yaitu yang dibuat oleh

W.I. Thomas (1923) sebagai berikut:

1) Motif rasa aman yaitu motif dasar dan primer, yang meliputi

kebutuhan akan rasa aman dan terhindar dari bahaya.

Tergolong ke dalam motif ini adalah motif yang didasri oleh

kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :

- Kebutuhan fisiologis, misalnya lapar, haus, kebutuhan

seksual.

- Kebutuhan ini timbul sewaktu-waktu secara periodic dan

ia akan reda sendiri jika sudah dipenuhi. Dalam keadaan

ekstreem,kebutuhan ini menjadi vital dan bisa

membahayakan bila tidak dipenuhi kebutuhannya.

- Kebutuhan akan keselamatan, yaitu kebutuhan untuk

melindungi diri dari ancaman bahaya baik dariluar

maupun dari diri sendiri.

- Kepercayaan dan kesesuaian diri dengan lingkungan.

Kebutuhan ini timbul karena manusia sering tidak cukup

mengetahui gejala-gejala alam disekelilingnya dantidak

bisa menguasai gejala-gejala tersebut sehingga manusia

menyusun sistim kepercayaan seperti motis, legenda dan

sebagainya.

2) Motif respon, berasal dari kebutuhan akan keselamatan

kemudian berkembang dan menjadi motif sendiri. Motif respon

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

merupakan keinginan untuk berhubungan dengan manusia lain

secara intim dan bersahabat. Motif ini bersifat terus-menerus

dan ada pada setiap saat. Termasuk dalam motif ini adalah

kasih sayang, cinta romantis, sosialitas dan sebagainya.

3) Motif pengalaman baru adalah variasi seksual, keingintahuan,

percaya diri, motif untuk menyimpang dan dominasi.

4) Motif pengenalan diri didasarkan oleh kebutuhan yang

dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang unik yaitu

punya kepribadian sendiri, termasuk ke dalam motif ini adalah:

harga diri, status, prestise dan sebagainya.

Dari golongan menurut tujuannya ini dapat diketahui betapa

pentingnya model motif manusia yang dapat dijadikan sebagai

pendorong untuk memacu anak belajar. Anak dapat diancam dan

diberi imbalan melalui pemberdayaan faktor-faktor yang dapat

dijadikan sebagai motivatornya.

b. Fungsi Motivasi

Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi

inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan

motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga

kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses

belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun

dan berhasil belajarnya. Menurut Noerhadi Djamal (2004:65),

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi

motivasi sebagai berikut :

1) Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.

2) Penentu arah perbuatan yakni kea rah tujuan yang hendak

dicapai.

3) Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang

mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah

kepada tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat

disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai

penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu

suatu hasil perbuatan. Sejalan dengan arti dan fungsi motivasi

tersebut dalam agama islam ada sejenis motivasi yang arti dan

fungsinya sama yaitu “niat”, seperti yang dikemukakan oleh

Rosulullah SAW dalam sebuah hadits “Sesungguhnya amal itu

tergantung dari niatnya, dan setiap orang pasti akan mendapatkan

sesuatu (balasan perbuatan)sesuai dengan niatnya.”

Dengan demikian niat itu sama dengan motivasi akan

mendorong orang untuk bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan

dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya niat/motivasi itu

pulalah yang akan menentukan pahala/balasan sebagai hasil

perbuatannya.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

4. Motivasi Orang Tua Yang Harus Dilaksanakan

Motivasi orang tua yang harus dilaksanakan dapat dibagi

menjadi dua yaitu :

a. Motivasi yang bersifat material, diantaranya :

1) Orang tua dapat memberikan buku-buku kepada anak sebagai

pedoman atau bahan masukan untuk belajar. Mungkin dengan

adanya buku-buku, pada saat waktu luang anak dengan

kegiatan membaca. Dengan demikian anak akan memperoleh

wawasan atau ilmu pengetahuan baru dengan membaca. Hal

ini berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar anak di

sekolah.

2) Orang tua menyediakan media-media yang dibutuhkan oleh

anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Media tersebut

bukan saja keperluan belajar yang primer saja seperti buku dan

alat tulis lainnya, tetapi juga bagi orang tua yang mampu dapat

menyediakan media elektronik seperti computer. Dengan

teknologi komputer dapat mengasah fungsi psikomotorik anak.

b. Motivasi yang bersifat non material

1) Orang tua memberikan bimbingan yang baik kepada anak,

bahkan dari hal-hal yang sederhana. Membimbing anak bisa

dilakukan dengan nasehat-nasehat, nasehat tersebut dapat

diberikan misalnya pada saat sambil menyaksikan atau nonton

televisi, saat makan bersama, dan sebagainya.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

2) Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengenalakan

pemahaman mengenai pembelajaran agama sebagai bekal dan

pedoman penting bagi setiap manusia (tua, muda, anak-anak

maupun dewasa) dalam menjalani kehidupan sehari-hari

karena agar tujuan hidup dapat terlaksana dengan baik maka

tidak lepas dengan penegakkan syariah agama. Disinilah

sebagai orang tua sebaiknya memberikan pemahaman tersebut,

contoh misalnya saja dalam belajar dijelaskan bahwa belajar

itu penting dan wajib sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi:

Artinya : “Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim

laki-laki dan muslim perempuan.” (H.R. Bukhori Muslim)

Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa belajar itu penting untuk

masa depan kita, karena dengan belajar manusia akan tumbuh

dengan cerdas dan akan menjadi manusia yang berguna

sehinggadapat meraih masa depan yang cemerlang.

Apabila motivasi orang tua tersebut dapat terlaksana maka

prestasi belajar anak akan semakin meningkat.Karena orang tua

adalah pendidik informal utama dan pertama bagi pelajar sebagai

anak.

Menurut Dorothy Law Nolte, 1945 mengatakan “jika anak

dibesarkan dengan celaan ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan

dengan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan

denga cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan

teloransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan

dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian,

ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan kasih saying dan

persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan”.

Dorothy Law Nolte memang bukan seorang pakar pendidik

anak, tetapi puisi yang ia tuliskan menggambarkan tentang sebuah

pola pendidikan dan hasilnya. Dari sinilah maka orang tua harus

pandai memilih motivasi mana dan bagaimana yang terbaik yang

harus diberikan kepada anaknya dalam rangka meningkatkan prestasi

belajarnya.

5. Indikator Motivasi Orang Tua Yang Baik

Orang tua yang baik adalah orang tua yang sanggup memainkan

peranan dirinya sebagai orang tua seoptimal mungkin di mata anak-

anaknya. Peranan yang optimal itu ditandai salah satunya dengan

kemampuannya dalam memunculkan apa yang dalam teori

pengetahuan disebut success faktors. menurut Ashar Sunyoto

Munandar dalam buku psikologi dan prestasi ( 2003:120 ) Beberapa

indikator motivasi orang tua yang baik, antara lain:

a. Orang tua dapat memberikan buku-buku kepada anak sebagai

pedoman atau bahan masukan untuk belajar. Mungkin dengan

adanya buku-buku, pada saat waktu luang anak dengan kegiatan

membaca. Dengan demikian anak akan memperoleh wawasan atau

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

ilmu pengetahuan baru dengan membaca. Hal ini berkaitan dengan

peningkatan prestasi belajar anak di sekolah.

b. Orang tua menyediakan media-media yang dibutuhkan oleh anak

dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Media tersebut bukan

saja keperluan belajar yang primer saja seperti buku dan alat tulis

lainnya, tetapi juga bagi orang tua yang mampu dapat

menyediakan media elektronik seperti komputer. Dengan

teknologi komputer dapat mengasah fungsi psikomotorik anak.

c. Orang tua memberikan bimbingan yang baik kepada anak, bahkan

dari hal-hal yang sederhana. Membimbing anak bisa dilakukan

dengan nasihat-nasihat, nasehat tersebutdapat diberikan misalnya

pada saat sambil menyaksikan atau nonton televisi, saat makan

bersama, dan sebagainya.

d. Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengenalakan pemahaman

mengenai pembelajaran agama sebagai bekal dan pedoman

penting bagi setiap manusia (tua, muda, anak-anak maupun

dewasa) dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena agar tujuan

hidup dapat terlaksana dengan baik maka tidak lepas dengan

penegakkan syariah agama. Disinilah sebagai orang tua sebaiknya

memberikan pemahaman tersebut.

Dari uraian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam

pendidikan anak-anaknya yang diantaranya sebagai motivator. Dalam

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

hal ini orangtua harus senantiasa memberikan dorongan kepada

anaknya agar mempunyai semangat dalam belajar, khususnya dalam

belajar dirumah sebagai penunjang keberhasilan prestasi

disekolahnya.

Orangtua sebagai pendidik harus senantiasa memperhatikan

perkembangan pribadi anak sebagai penentu dalam perlakuan

pendidikan yang sesuai dengan periode atau tingkat usia serta

kemampuan berfikir anak.motivasi merupakan salah satu faktor yang

ikut menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Pengaruh orangtua

dalam pengembangan motivasi dalam diri sangatlah baik dalam

motivasi itrinstik anak , anak lebih percaya diri dan yakin akan usaha

dan kemampuannya.

Pemeneuhan upaya yang dilakukan jika terlaksana jelas akan

memacu anak untuk lebih bertanggungjawab akan hasil belajarnya dan

serius dalam menuntut ilmu sehingga tidak menutup kemungkinan

bagi si anak untuk mendapatkan prestasi baik dalam lingkungan

pendidikan formal atau informal.

Hal ini jelas mendapat mendapatkan dampak baik antara

0rangtua dan anak. Anak mendapatkan yang dibutuhkannya yaitu

perhatian serta dukunagan material dan nonmaterial, orangtua

mendapatkan kebanggaan karena prestasi atau tingkat semangat

belajar anak tinggi.

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Motivasi juga tidak selamanya diberikan ketika anak dalam

posisi yang menyenangkan, namun ketika anak dalam situasi yang

buruk karena mnegalami kesulitan atau gangguan social karena

dimusuhi teman, orangtuaharus teap memberikan dukungan positif

sehingga anak tetap berkembang dengan baik, dan lebih

bertanggungjawab akan apa yang terjadi.

Motivasi juga bisa berupa hukuman ketika anak melakukan

kesalahan hukuman diberikan sebagai efek jera agar tidak mengukangi

kesalahan tersebut. Sehingga anak menjadi lebih bertanggungjawab

dalam bertindak serta memicu motivasi anak untuk mneghindari

tingkah laku yang buruk sehingga tumbuh menjadi anak yang

beretika baik.

Keberhasilan siswa dalam belajar juga dapat dipengaruhi banyak

faktor, salah satunya adalah motivasi belajar dari orang terdekat , yaitu

orangtua . motivasi belajar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

sebab siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki

motivasi yang tinggi . motivasi juga senantiasa dapat menentukan

itansitas usaha belajar dan prestasi belajar bagi siswa. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi orangtua terhadap

prestasi belajar siswa.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

C. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi menurut Qonita Alya adalah hasil yang telah dicapai (dari

apa yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (2011:568).

Dari pendapat ahli diatas, terlihat adanya suatu kesamaan bahwa

prestasi adalah merupakan suatu hasil dari suatu usaha yang telah

dilakukan oleh individu atau kelompok yang menggembirakan dalam

bidang tertentu.

Prestasi adalah daya penggerak yang memotivasi semangat

seseorang, karena kebutuhan berprestasi mendorong seseorang

mengembangkan kreatifitas dan pengaktualan semua kemampuan serta

energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang maksimal.Orang

akan antisius berprestasi tinggi, asalkan kemampuan untuk itu

diberikan kesempatan. Seseorang menyadari bahwa dengan mencapai

prestasi yang tinggi akan dapat memperoleh reward (hadiah) yang

besar.

Ashar Sunyoto berpendapat bahwa seseorang yang memiliki

kebutuhan berprestasi yang lebih tinggi lebih menyukai pekerjaan-

pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi, akan

memperoleh balikan dan tugas-tugas pekerjaannya memiliki resiko

yang sedang.

Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas

manusia, seperti yang terdapat dalam kamus besar Bahasa Indonesia

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang pernah

dilakukan atau dikerjakan. Banyak kegiatan yang dijadikan sarana

untuk mendapatkan prestasi tergantung profersi masing–masing

individu, dalam pendidikan prestasi merupakan hasil kegiatan belajar

siswa yang berupa nilai-nilai, seperti pendapat para ahli berikut ini,

yaitu prestasi adalah ”penilaian pendidikan tentang perkembangan dan

kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran

yang disajikan serta nilai-nilai dalam kurikulum.

Hakekat prestasi siswa menurut para ahli sebagai berikut :Dalam

bukunya yang berjudul Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Syaiful

Bahri Djamarah mengutip pendapat beberapa ahli tentang prestasi,

yaitu sebagai berikut:

a. W.J.S. Poerwadarminto berpendapat bahwa prestasi adalah hasil

yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).

b. Mas‟ud Khasan Abdul Qahar berpendapat bahwa prestasi adalah

penilaian yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keulatan kerja.

c. Nasrun Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah

penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid

yang berkenaan dengan penguasaan bahan belajar kepada mereka

serta nilai- nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

prestasi adalah hasil dari sesuatu kegiatan yang telah dikerjakan,

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang

tertentu.

Menurut Utami Munandar prestasi adalah perwujudan atau hasil

dari bakat dan kemampuan seseorang. Pendapat tersebut dapat

menerangkan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai

oleh seseorang karena melakukan suatu kegiatan. Tinggi rendahnya

prestasi yang dimiliki seseorang dapat berubah sesuai dengan

kemampuan seseorang saat melakukan perbuatan atau kegiatan yang

dibebankan kepadanya.

Jadi prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang dari yang pernah

dikerjakan sesuai dengan masing-masing individu. Bagi siswa prestasi

yang diperoleh merupakan hasil dari kegiatan belajar termasuk dalam

pemanfaatan sarana belajar.

Prestasi belajar merupakan prestasi siswa yang telah melakukan

kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu dan memperoleh nilai

yang diberikan guru. Senada dengan itu Ign Masidjo mengemukakan

bahwa prestasi belajar adalah penilaian guru terhadap siswa untuk

mengetahui seberapa jauh pnguasaan siswa terhadap materi pelajaran

yang telah diberikan.

Penilaian belajar harus bersifat terukur dan dapat dilakukan

dengan melalui tes, seperti yang dikemukakan D.C. Marquis bahwa

prestasi belajar adalah “kemampuan yang telah menyatu dan dapat

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

diukur melalui tes”. Sejalan dengan itu ahli lain mengatakan bahwa

“penilaian tidak bersifat edukatif dan biasanya dibuktikan dengan

angka-angka sebagai indikasi dari hasil belajar. Jadi prestasi belajar

diperoleh dari tes-tes dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mata

pelajaran yang berbentuk penilaian.

Dari beberapa pengertian para ahli tersebut di atas mengenai

prestasi belajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar

adalah penilaian-penilaian terhadap tingkat penguasaan yang dicapai

siswa yang bersifat edukatif yang dibuktikan dengan angka-angka,

data-data prestasi dari setiap mata pelajaran yang dikumpulkan

kemudian disusun menjadi sebuah raport dan dilaporkan kepada orang

tua siswa setiap akhir semester.

2. Macam-Macam Prestasi Belajar

Baik tidaknya pretasi belajar individu tergantung kepada

bermacam-macam faktor, antara lain :

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor

individual, seperti pertumbuhan dan kematangan, kecerdasan,

latihan, motivasi dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktorsosial, seperti

keluarga, guru, alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar,

lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

Dalam belajar pemahaman merupakan faktor yang penting.

Sehingga dengan belajar diharapkan siswa dapat memahami hubungan

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

antara pengetahuan dan pengalaman. Dengan belajar individu atau

organisme memegang peranan yang sangat sentral, karena belajar

tidak hanya dilakukan secara reaktif dan mekanisme saja, tetapi

dilakukan secarasadar, bermotif dan bertujuan.

Setelah mengetahui makna kata prestasi dan belajar maka dapat

dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh yang

berupa kesuksesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari kreativitas dalam belajar.

Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa prestasi belajar

adalah “Penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala

hal yang dipelajari di Sekolah yang menyangkut pengetahuan,

kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil

penelitian.

Menurut Permana Ahmadi prestasi belajar adalah “tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di Sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai

sejumlah mata pelajaran”.

Wujud prestasi belajar digunakan dalam kegiatan pengajaran di

Sekolah adalah nilai raport. Nilai raport dalam penelitian ini adalah

jumlah nilai raport kelas 5 selama satu tahun. Jumlah nilai raport

tersebut mencerminkan kemampuan belajar siswa dalam mengikti

berbagai macam mata pelajaran selama satu tahun. Untuk memperoleh

prestasi di Sekolah siswa memerlukan bantuan dan perhatian orang

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

tua agar dapat menangkap atau mengikuti apa yang diajarkan gurunya

di Sekolah. Jika belajar di Sekolah dipandang sebagai persiapan hidup

di kemudian hari mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan

maupun masyarakat, maka prestasi belajar meliputi ruang lingkup

yang sangat luas dan bervariasi.

Sebenarnya prestasi belajar pada tahap terakhir merupakan

perkembangan kepribadian yang menjadi tujuan terakhir dari proses

pendidikan dan pengajaran itu. Tetapi tujuan itu dicapai melalui

interaksi siswa dengan kurikulum yang ada.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu

proses perubahan yang menggambarkan tingkat kemampuan

penguasaan, pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap serta

penguasaan diri dalam belajar yang ditunjukan dengan nilai atau hasil

tes yang diberikan guru yang kemudian hasil tes tersebut dituangkan

dalam raport.

Orang tua yang menginginkan anaknya mempunyai perubahan

untuk berprestasi diharapkan agar memperhatikan dan memperkecil

faktor-faktor penghambat serta berusaha melengkapi faktor-faktor

pendukungnya.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor,

baik faktor yang berasal dari dirinya (internal) maupun yang berasal

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

dari luar dirinya (eksternal). Aktifitas belajar yang dicapai siswa pada

hakekatnya merupakan interaksi antara dua faktor tersebut.

Oleh karena itu, pengenalan orang tua terhadap faktor yang

dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa penting sekali artinya

dalam rangka membantu siswa dalam melakukan aktifitas belajar

yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-

masing.

Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai

berikut :

a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

1) Faktor jasmani (fisiologi), baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh termasuk faktor ini ialah panca indera yang

berfungsi sebagaimana mestinya seperti mengalami sakit,

cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna,

berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah

laku.

2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, terdiri dari :

a) Faktor in-efektif, yang meliputi faktor potensial, yaitu

kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu

aktifitas yang dimiliki.

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

b) Faktor non in-efektif, yaitu unsur-unsur kepribadian

tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,

motivasi, emosi dan penguasaan diri.

b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal)

1) Faktor sosial yang terdiri dari :

a) Lingkungan sekolah

b) Lingkungan masyarakat

c) Lingkungan kelompok

2) Fator budaya seperti adapt istiadat, ilmu pengetahuan dan

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti lingkungan rumah dan fasilitas

belajar.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Faktor dari lingkungan sekolah yang mempengaruhi belajar

antara lain: kondisi ruangan, jumlah siswa, kondisi guru, kondisi

peralatan belajar mengajar, alat peraga, cara guru mengajarnya dan

manajemennya. Terhadap hal ini Ngalim Purwanto mengemukakan

sebagai berikut:

Pengaruh faktor lingkungan sekolah seperti guru, cara

mengajarnya, alat yang digunakannya, lingkungan/susunan belajarnya,

kesempatan yang tersedia dan motivasi sosialnya. Dari keterangan ini

dapat diketahui bahwa faktor lingkungan sekolah berpengaruh

terhadap aktivitas belajar dan prestasinya.

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Faktor lingkungan yang paling dominant dalam mempengaruhi

pendidikan anak adalah keluarga. Kondisi lingkungan keluarga

berbeda-beda baik dilihat dari kondisi sosial ekonominya, status

sosialnya maupun kondisi intelektualnya. Bila diperhatikan faktor-

faktor yang mempengaruhi proses belajar, maka pada garis besarnya

kendala yang timbul bersumber dari tiga faktor pula yaitu dari kondisi

individu itu sendiri, dari lingkungan sekolah dan dari lingkungan

sosial atau masyarakat termasuk keluarga.

Penghambat prestasi belajar yang bersumber dari individu cukup

banyak antara lain: kematangan, kecerdasan, kemalasan, motivasi,

kesehatan dan faktor bawaan. Terhadap hal ini Ngalim Purwanto

mengemukakan sebagai berikut:

Faktor penghambat dalam belajar antara lain kematangan yang

belum cukup, kecerdasan yang rendah, kemalasan, motivasi yang

rendah, kondisi fisik yang sakit dan faktor bawaan seperti tingkat IQ

yang rendah.

Faktor guru ini dijelaskan oleh 1 Jumhur sebagai berikut : Guru

merupakan faktor penting yang mempengaruhi berhasil tidaknya

proses belajar, karena itu guru harus menguasai prinsip-prinsip

belajar, disamping menguasai materi yang diajarkannya.

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa kondisi guru dapat

menjadi penghambat dalam belajar. Guru ada yang disenangi oleh

siswa ada juga yang membuat siswa merasa takut dan jenuh, karena

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

pribadi guru itu berbeda-beda yaitu ada yang baik, ada yang galak, ada

yang dapat memberikan penjelasan secara jelas dan ada guru yang

Cuma memberi perintah untuk mencatat saja.

Belajar dalam ruang yang sempit karena jumlah siswa yang

terlalu banyak dan dengan cuaca yang panas akan menjadi kendala

juga dalam proses belajar mengajar. Sekolah yang peralatan

belajarnya kurang, dapat menjadi penghambat dalam belajar. Seperti

kekurangan buku pelajaran akan menyulitkan guru dalam memberi

penjelasan. Kekurangan alat belajar dapat menjadi penghambat dalam

proses belajar mengajar, sehingga prestasi yang diharapkan akan sulit

untuk dicapai.

Seorang anak yang belum memenuhi kewajibannya kepada

sekolah seperti membayar SPP, akan merasa takut atau malu dalam

belajar karena biasanya kebijakkan sekolah yang cukup ketat,

sehingga bila seorang siswa yang belum memenuhi kewajibannya,

lebih baik bolos dari padaterkena hukuman. Hal ini juga dapat

menjadi penghambat keberhasilan prestasi siswa dalam proses belajar

mengajar.

Lingkungan keluarga dapat menjadi penghambat balajar anak

yaitu bila keluarga yang kurang memperhatikan kebutuhan belajar

anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar seseorang

berbeda-beda hal ini dikarenakan oleh faktor pendukungnya. Aktivitas

belajar anak akan tercapai dengan baik bila faktor pendukungnya baik

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

pula. Faktor- faktor pendukung dari dalam diri anak sendiri maupun

factor-faktor yang datang dari luar yaitu lingkungan sekolah maupun

lingkungan sosial masyarakatnya.

Seberapa besar keberhasilan siswa dalam aktivitas belajar dapat

dilihat dari kehadiran anak di sekolah, aktif dalam kegiatan belajar

mengajar, kegemaran atau hobi yang positif dan memiliki kepribadian

yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di

sekolah.

4. Cara Menentukan Prestasi Belajar

Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk menentukan

prestasi belajar, diantaranya yaitu dengan evaluasi dari guru. Setelah

siswa melakukan proses belajar secara rutin, maka untuk mengetahui

apakah hasil belajar yang dilakukan oleh siswa tersebut berhasil atau

tidak maka guru melakukan evaluasi dengan berbagai cara diantaranya

dilakukan dengan:

a. Tes lisan

b. Tulisan

c. Pilihan Ganda

d. Esai, dan lain-lain.

Dengan adanya evaluasi seperti yang dilakukan di atas maka

dapat diukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima

pelajaran di sekolah.

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

5. Indikator Prestasi Belajar

Sampai saat ini masalah yang paling mendasar dalam sistem

pendidikan nasional adalah efisiensi dalam menejemen pendidikan.

Oleh karena itu berbagai ukuran efisiensi dan optimasi dalam

manajemen pendidikan perlu dipantau dan dievaluasi secara terus

menerus dan dalam waktu yang teratur.

Menurut Ashar Sunyoto Munandar dalam judul buku psikologi

dan prestasi ( 2003:130 ) indikator prestasi belajar dapat di lihat dari

Nilai ulangan harian, nilai ujian tengah semester, dan nilai raport, guru

dan orangtua siswa harus memberikan teguran kepada anak ketika

prestasi siswa menurun, berkomunikasi dengan anak dan guru

mengani hal-hal yang berhubungan dengan sekolah dan prestasi.

Dalam skripsi ini indikator disimpulkan dalam bentuk raport.

Raport diberikan kepada siswa setiap akhir semester. Dalam raport

dijelaskan hasil nilai belajar siswa dari semua mata pelajaran yang

telah diterima. Baik nilai harian maupun nilai ulangan-ulangan

semester semua hasil tersebuat tertuang dalam bentuk nilai dan tertulis

di buku raport tersebut. Jadi raport harus dimiliki oleh setiap siswa.

D. Literatur Review/Penelitian Terdahulu

Berdasarkan kajian penelitian yang relevan berkaitan dengan

Motivasi Orang tua terhadap prestasi belajar sebagai berikut:

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

1. Budiyono. 2012. Pengaruh motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi

Belajar Siswa (Studi Kasus Kelas IV MI Miftahul Falah Dusun

Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2011/2012). Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program

Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga (STAIN). Dosen Pembimbing Drs. Kastolani, M.Ag.

Penelitian ini berjudul Pengaruh motivasi Orang Tua Terhadap

Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Kelas IV MI Miftahul Falah

Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012).

Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada pengaruh antara

motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI

Miftahul Falah Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

angket dan dokumentasi sebagai metode pokok. Data yang diperoleh

dari hasil angket dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan

menggunakan tehnik analisis data korelasi product moment.

Kemudian dengan uji t, dengan taraf 5% sebesar 1,697.

Dari hasil penelitian, diperoleh nilai rxy korelasi antara

perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI

Miftahul Falah Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 sebesar 0,485. Setelah

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

dikonsultasikan dengan r table pada taraf signifikan 5% dengan N =

32 sebesar 0,349 dan taraf signifikan 1% 0,449 ternyata hasil rxy lebih

besar daripada harga r table product moment.Dan dikonsultasikan

dengan uji t 5% sebesar 1,697 dan t hitung = 3,588, maka dalam hal

ini t hitung > t tabel. Dalam hal ini Ho ditolak dan Ha diterima. Dari

hasil tersebut membuktikan bahwa adanya pengaruh motivsai orang

tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI Miftahul Falah Dusun

Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran2011/2012.

Dengan demikian hipotesis yang Penulis ajukan pada bab I yang

menyatakan bahwa “ Ada pengaruh positif antara motivasi orang tua

terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI Miftahul Falah Dusun

Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2011/2012” diterima.

2. Iip Nur‟afianti, ( pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi

Belajar Anak Pada Siswa Kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok,

Jurusan : Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Mei 2008 )

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah adanya hasil prestasi

belajar yang baik akibat pengaruh motivasi orang tua terhadap

anaknya dalam menyongsong cita-cita di masa depan. Penelitian ini

bertujuan ingin mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi orang tua

terhadap prestasi belajar pada siswa.

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Penelitian ini dilakukan di SDN Curug 2 Cimanggis Depok,

dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang ingin

mendapatkan gambaran yang sesungguhnya di lapangan dengan

mengumpulkan data primer melalui riset dilapangan dan data

sekunder dengan melalui riset kepustakaan. Populasi adalah seluruh

siswa kelas 5 SDN Curug 2 Cimanggis Depok tahun ajaran 2007-

2008. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Dari

populasi sebanyak 111 siswa ditentukan sampel sebanyak 20%,

sehingga diperoleh sampel sebanyak 20 orang siswa.

Setelah diberikan sejumlah angket diperoleh hasil penelitian

adanya pengaruh yang tinggi antara hubungan motivasi orang tua

terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V di SDN Curug 2

Cimanggis Depok.

3. DIAH FAUZIAH (1410170038) : Pengaruh Motivasi orang tua

terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SDN

Rajagaluh kidul II kecamatan Rajagaluh kabupaten Majalengka.

Motivasi orangtua sangat berpengaruh terhadap peningkata

prestasi siswa dalam belajar disekolah. Ini menunjukan salah satu ciri

bahwa proses pendidikan dikatakan tercapai apabila siswa mampu

membuktikannya dengan prestasi yang cukup baik. Tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa salah satunya dipengaruhi oleh motivasi

orangtua.

Page 56: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

baik penggunaan motivasi orang tua terhadap prestasi belajar IPS.

Penelitian ini dilakukan di SDN Rajagaluh kidul II kecamatan

Rajagaluh Kabupaten Majalengka.

Motivasi orang tua merupakan salah satu factor yang

menentukan prestasi belajar siswa. Karena dengan adanya motivasi

dari orangtua maka timbulah minat Seoarang siswa untuk terus belajar

demi tercapainya cita-cita sesuai apa yang diinginkannya. Motivasi

juga dikombinasikan dengan proses belajar serta ditunjang oleh gaya

belajar , metode, media maupun sarana dan prasarana yang lainnya

yang cukup memadai tentu akan menghasilkan output yang

berkualitas.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena hasil

penelitian yang telah dilakukan berupa angka-angka . penelitian

kuantitatif adalah metode untuk menguji teori – teori tertentu dengan

cara meneliti pengaruh antara variabel. Variabel ini diukur biasanya

menggunakan instrumen penelitian. sehingga data yang berupa angka-

angka dapat dianalisa berdasarkan prosedur statistic serta prosesnya

diteliti secara detile . sumber penelitiannya yaitu siswa kelas V SDSN

Rajagaluh Kidul II yang berjumlah 31 orang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi orang tuia

berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS Siswa. Hal ini dibuktikan

dari perhitungan uji korelasi 0,679 yang artinya terdapat hubungan

Page 57: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

antara motivasi orangtua terhadap prestasi belajar siswa sebesar 44 %

sementara sisanya 55,9 % yang dipengaruhi oleh variabel lain.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam memacu anak giat belajar, orang tua harus memberikan

motivasi sesuai dengan kondisi anak yaitu anak ada yang menjadi aktif

bila diberi ganjaran, ada yang menjadi aktif bila diancam dengan

hukuman, ada juga yang menjadi aktif bila dirangsang dengan persaingan.

Motivasi orang tua akan sangat berperan terutama dalam bentuk

materil dan non materil, karena dengan adanya motivasi ini akan

mempengaruhi semangat belajar anak. Semakin tinggi motivasi yang

diberikan orang tua maka semakin tinggi pula semangat belajar anak guna

mencapai prestasi yang baik. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah

motivasi yang diberikan orang tua maka semangat belajar anak akan

semakin rendah pula. Untuk itu diduga terdapat hubungan antara

pemberian motivasi oleh orang tua dengan prestasi belajar anak sebagai

siswa.

Dalam memberikan motivasi, orang tua harus konsekwen yaitu

harus menepati janji sebab bila orang tua tidak menepati janji, maka untuk

selanjutnya pemberian motivasi oleh orang tua menjadi tidak ditanggapi.

Bila orang tua menepati janjinya baik yang bersifat ganjaran ataupun yang

bersifat hukuman maka anak akan merasakan bahwa ia harus sungguh-

sungguh belajar.

Page 58: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Pemberian motivasi harus disertai oleh control secara

berkesinambungan sehingga pengaruh pemberian itu dirasakan terus oleh

anak. Disamping itu orang tua harus membantu belajar anak di rumah

sebab salah satu kemungkinan lemahnya belajar anak adalah karena

potensi yang dimiliki anak sangat lemah. Dengan bantuan yang diberikan

oleh orang tua maka anak akan timbul kepercayaan dirinya untuk dapat

bersaing dengan kawan-kawannya.

Dalam hal belajar siswa akan berhasil belajarnya kalau dalam

dirinya ada kemauan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah yang

disebut dengan motivasi. Motivasi adalah dorongan mental yang

menggerakkan, mengarahkan sikap dan pelaku individu dalam belajar. Di

dalam motivasi terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa. Dengan

cita-cita atau aspirasi ini diharapkan siswa dapat belajar dan mengerti

dengan apa yang menjadi tujuan dalam belajar dan dapat mewujudkan

aktualisasi diri. Dengan kemampuan siswa, kecakapan dan keterampilan

dalam menguasai mata pelajaran diharapkan siswa dapat menerapkan dan

mengembangkan kreativitas belajar. Kondisi siswa, dimana siswa yang

dalam keadaan fit akan menyebabkan siswa tersebut bersemangat dalam

belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Kebalikan dengan

siswa yang sedang sakit atau banyak persoalan maka siswa tersebut tidak

akan mempunyai gairah dalam belajar.

Disamping itu, kondisi lingkungan siswa yang berupa keadaan

alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan

Page 59: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

kemasyarakatan juga mendukung adanya semangat dalam belajar.

Misalkan dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka

semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. Selain itu, melalui unsur-

unsur dinamis dalam belajar yakni dengan siswa memiliki perasaan,

perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan

berkat pengalaman hidup dan yang terakhir adalah pembelajar yang baik

berkat bimbingan, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi

pembelajar.

Penulis berpendapat bahwa peran dan motivasi serta bimbingan

orang tua sangat penting dan mampu mendidik anak didik untuk

berprilaku sesuai dengan peraturan dan etika yang ada.

Persoalan mengenai siapa saja yang mampu dan berperan penting

dalam proses perkembangan anak terutama pada prestasi anak, penulis

sependapat dengan teori dari Suryabrata (2004:177-181) pendapat yang

bermacam-macam, yaitu terbagi kedalam tiga golongan yang diantaranya

ada golongan/aliran konvergensi yang menyatakan bahwa didalam

perkembangan individu baik dasar (pembawaan, bakat) ataupun

lingkungan (pendidikan) yang didalamnya menyebutkan peran orang tua

sangat penting.

Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan

tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang

mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.

Page 60: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Dengan adanya perlakuan semacam ini di atas, guru dan orang tua

diharapkan dapat memberikan terhadap siswa serta mampu

membangkitkan semangat belajar anak di luar maupun di dalam kelas

untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Partisipasi dan teladan dalam memilih perilaku yang baik sudah

merupakan upaya membelajarkan siswa. Meninjau hasil belajar yang harus

dicapai oleh siswa dan juga meninjau proses belajar menuju hasil belajar,

ada langkah-langkah instruksional yang dapat diambil oleh guru dalam

membantu belajar siswa dirumuskan dalam lima kategori diantaranya

adalah informasi verbal, dalam hal ini siswa harus mempelajari berbagai

bidang ilmu pengetahuan baik yang bersifat praktis maupun teoritis.

Kemudian dalam keterampilan intelek, siswa harus mampu menunjukkan

kemampuannya dengan lingkungan hidup, mampu bersaing dengan dunia

luar.

Di samping itu ada juga strategi kognitif, siswa harus mampu

menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri khususnya

bila sedang belajar dan berfikir. Siswa mampu melakukan suatu rangkaian

gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi

antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu merupakan

kategori dalam hal keterampilan motorik. Dan yang terakhir dan penting

adalah sikap, siswa mampu bersikap positif terhadap sekolah karena

sekolah merupakan proses menuju masa depannya.

Page 61: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Berdasarkan rujukan diatas dapat dirumuskan bahwa motivasi

belajar memiliki peranan yang sangat menentukan dan mendorong siswa

untuk belajar dengan penuh perhatian dan konsentrasi dalam menerima

pelajaran, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan oleh siswa yaitu hasil

belajarnya yang ditunjukkan dengan prestasi belajar akan meningkat. Jadi

dalam hal ini motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar. Semakin

tinggi motivasi belajar, maka hasil belajar yang dicapai akan semakin

meningkat. Sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar maka hasil

belajar yang dicapai akan semakin menurun.

Dari beberapa teori di atas maka dapat disimpulkan ke dalam

kerangka berfikir yang menunjukan 2 variabel di atas yakni Motivasi

orang tua siswa (variabel X) dengan prestasi belajar B. inggris (variabel

Y).

Ket:

X : Motivasi Orang tua Siswa

: Korelasi

Y : Prestasi belajar Bahasa Inggris

X Y

Page 62: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Bagan 1

Kerangka Pemikiran

Dari uraian di atas bagan bahwa ada hubungan antara bimbingan

orang tua siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan

demikian semakin besar bimbingan orang tua maka semakin baik pula

prestasinya.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan (Dalam Sugiyono, 2012: 64).

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

Ha: Ada hubungan antara motivasi orang tua dengan prestasi

belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Inggris di MI Hidayatul

Muta‟allimin Sidangjawa Cirebon.

Guru

Hasil

Belajar

Motivassi

Orang tua

KBM B. Inggris

Inggg

Siswa

Page 63: BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

H0: Tidak ada hubungan antara motivasi orang tua dengan prestasi

belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Inggris MI Hidayatul

Muta‟allimin Sidangjawa Cirebon.