Upload
haxuyen
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran dan Belajar
a. Belajar
Winkel ,1996( Depdikbud, 2005) mendefinisikan belajar sebagai
suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan itu
bersifat tetap dan berbekas. Belajar dapat dipandang sebagai usaha untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku kearah menetap sebagai
pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Rumpak C, 2002 : 17 )
“ belajar “ adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu,
perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
Belajar merupakan usaha seseorang untuk membangun
pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses belajar terjadi perubahan dan
peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa,
baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
7
b. Pembelajaran
Menurut Rumpak C ( 2002 : 17 ) pembelajaran adalah proses,
cara perbuatan untuk menjadikan orang atau mahluk hidup belajar
Sedangkan menurut Joyce and Well ( Sugiyanto, 2009 : 3 )
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit
dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini
didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini
pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal
ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan
(disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya
dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar
yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena
itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan
siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian
perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran,
bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata
interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi
secara optimal. Pembelajaran perlu direncanakan dan dirancang secara
optimal agar dapat memenuhi harapan dan tujuan.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
8
Rancangan Pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan
lingkungan otentik, karena hal ini diperlukan untuk
memungkinkan seseorang berproses dalam belajar (belajar untuk
memahami, belajar untuk berkarya, dan melakukan kegiatan
nyata) secara maksimal.
b. Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik
siswa karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme
adaptif dalam proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi
pengetahuan, sikap, dan kemampuan.
c. Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan.
Ketersediaan media dan sumber belajar yang memungkinkan
siswa memperoleh pengalaman belajar secara konkrit, luas, dan
mendalam, adalah hal yang perlu diupayakan oleh guru yang
profesional dan peduli terhadap keberhasilan belajar siswanya.
d. Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif
sebagai diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara
berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat
(life long contiuning education).
Dari urian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
kegiatan perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
9
B. Prestasi Belajar
Menurut Saifudin ( 2005:55 ) prestasi berarti hasil atau nilai yang
telah dicapai dari yang telah di lakukan atau dikerjakan. Menurut
Dalyono (2005 : 55 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen meliputi
kesehatan, intelegensi, bakat, minat dan motivasi, sedangkan faktor
eksteren meliputi keluarga, masyarakat, sekolah, dan lingkungan sekitar.
Faktor yang bersumber dari siswa yaitu kecerdasan, minat, motivasi, dan
kemampuan kognitif. Sedangkan faktor dari lingkungan keluarga yaitu
tingkat pendidikan orang tua dan jumlah anggota orang tua.
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang telah dicapai siswa
setelah belajar dan mengerjakan secara optimal yang telah diperoleh dari
hasil tes individu. Perbedaan kemampuan belajar siswa berpengaruh
kepada prestasi belajar yang dicapai dari setiap siswa karena faktor yang
mempengaruhi.
C. Pengertian Matematika
Dalam mempelajari matematika, tentunya wajar kalau di antara kita, atau
mungkin di antara para siswa kita belum mengerti apa yang dimaksud
matematika ( Depdiknas ,2005). Untuk dapat memberikan jawaban yang pasti
tentang arti dari matematika, sangatlah sulit. Definisi dari matematika makin
lama makin sukar untuk dibuat secara tepat dan singkat.
Namun demikian, beberapa pandangan para ahli tentang matematika
akan memberikan gambaran tentang hakekat matematika termasuk cara
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
10
pencarian kebenaran dan cara berpikir matematika. Ebbutt dan Straker
(Depdiknas, 2005) mendefinisikan matematika sekolah yang selanjutnya
disebut sebagai matematika, sebagai berikut :
1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan
Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah (1)
memberi kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan
penyelidikan pola-pola untuk menentukan hubungan (2) memberi
kesempatan siswa untuk melakukan percobaan dengan berbagai
percobaan (3) mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan,
perbedaan, perbandingan, pengelompokkan (4) mendorong siswa
untuk menarik kesimpulan
2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi
dan penemuan
Implikasi dari pandangan ini adalah (1) mendorong inisiatif
dan memberikan berfikir berbeda (2) mendorong rasa ingin tahu,
keinginan bertanya, kemampuan menyanggah dan kemampuan
memperkirakan (3) menghargai penemuan yang di luar perkiraan
sebagai hal yang bermanfaat (3) mendorong siswa menemukan
struktur dan desain
3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving)
Implikasi dari pandangan ini adalah (1) menyediakan lingkungan
belajar matematika yang merangsang timbulnya persoalan
matematika (2) membantu siswa memecahkan masalah matematika
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
11
dengan caranya sendiri (3) membantu siswa mengetahui informasi
untuk memecahkan persoalan matematika (4) membantu siswa untuk
berfikir logis, konsisten, sistematis dan mengembangkan sistem
dokumentasi .
4. Matematika sebagai alat komunikasi
Implikasi dari pandangan ini adalah (1) mendorong siswa mengenal
sifat matematika (2) mendorong siswa untuk membuat contoh sifat
matematika (3) mendorong siswa menjelaskan sifat matematika (4)
mendorong siswa memberikan alasan sifat matematika
Matematika timbul karena pikiran manusia yang berhubungan dengan
ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas,
ialah aritmetika, aljabar, geometri dan analisis.
Menurut Kline ,1973( Depdiknas, 2005), bahwa matematika itu bukan
pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna untuk dirinya sendiri,
tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
D. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Krismanto,2000 (Sidik F ,2009 : 23) Model
pengajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Setiap kelompok terdiri atas anggota yang heterogen (kemapuan, jenis
kelamin, dsb)
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
12
b.Ada ketergantungan yang positif di antara anggota –anggota
kelompok,karena setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas
keberhasilan melaksanakan tugas kelompok dan akan diberi tugas
individu.
c. Kepemimpinan dipegang bersama, tetapi ada pembagian tugas selain
kepemimpinan.
d. Guru mengamati kerja kelompok dan melakukan intervensi bila perlu.
e. Setiap anggota kelompok harus siap menyajikan hasil kerja kelompok
Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting, yaitu sebagai
berikut.
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa
model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami
konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan terhadap keragaman
Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman -
temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang.
Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan
akademik, dan tingkat sosial.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Model kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
13
kooperatif antara lain adalah: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan
ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.
Pada model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah
utama, dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah
memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.
Selanjutnya menurut Rachmadi W (2004:15) langkah-langkah
pembelajaran kooperatif dari awal hingga akhir dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Lang
kah
Indikator Altifitas/Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan pembelajaran.
3 Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
4 Membimbing
kelompok bekerja dan
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
14
belajar mengerjakan tugas.
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
6 Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai upaya atau hasil belajar
individu maupun kelompok.
Bila diperhatikan langkah-langkah model pengajaran kooperatif pada
tabel di atas maka tampak bahwa proses demokrasi dan peran aktif siswa di
kelas sangat menonjol dibandingkan dengan model-model pengajaran yang lain.
E. Kooperatif Model Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pembelajaran dengan
menggunakan kelompok ahli. Pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk,
1978 (Sidik F, 2009:26 ). Langkah-langkah pada model ini adalah sebagai
berikut.
a. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan 4 – 6 orang pada setiap
kelompok. Setiap kelompok oleh Aronson dinamai kelompok Jigsaw (gigi
gergaji). Pelajaran dibagi dalam beberapa bagian sehingga setiap siswa
mempelajari salah satu bagian pelajaran tersebut.
b. Semua siswa dengan bagian pelajaran yang sama belajar bersama dalam
sebuah kelompok dan dikenal sebagai “counterpart group” atau
Kelompok Ahli (KA).
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
15
c. Dalam setiap KA siswa berdiskusi dan mengklarifikasi bahan pelajaran dan
menyusun sebuah rencana bagaimana cara mereka mengajarkannya
kepada teman mereka sendiri.
d. Jika sudah siap, siswa kembali ke kelompok Jigsaw mereka, dan
mengajarkan bagian yang dipelajari masing-masing kepada temannya
dalam kelompok Jigsaw tersebut. Hal ini memberikan kemungkinan siswa
terlibat aktif dalam diskusi dan saling komunikasi baik di dalam grup
Jigsaw maupun KA. Keterampilan bekerja dan belajar secara kooperatif
dipelajari langsung di dalam kegiatan pada kedua jenis pengelompokan.
Siswa juga diberikan motivasi untuk selalu mengevaluasi proses
pembelajaran mereka
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
16
KELOMPOK AHLI
KELOMPOK ASAL / JIGSAW
Kelompok diskusi ahli akan membahas materi yang diberikan guru
berdasarkan sub BAB materi sampai semua anggota kelompok paham,
kemudian masing-masing anggota kelompok kembali ke kelompok asal
Setiap anggota kelompok asal akan menerangkan materi masing-masing
kepada anggota kelompok baru berdasarkan materi masing-masing yang
telah dibahas di kelompok sebelumnya
F. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
a. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
1. Meningkatkan partisipasi
2. Komunikasi terarah dalam satu topik yang sama
kel.2
1
3
4
2
kel.1
1
1
1
1
kel.2
2
2
2
2
kel.1
1
3
4
2
kel.2
3
3
3
3
kel.2
1
3
4
2
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
17
3. Materi lebih cepat terselesaikan
4. Melatih siswa berdemokrasi, berbagi dan menghargai orang lain
b. Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
1. Dibutuhkan siswa yang berkemampuan tinggi dalam satu
kelas
2. Dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang
lain
( Sugiyanto 2009 )
G. Materi Pembelajaran
Ukuran Pemusatan Data
1. Mean
Salah satu ukuran pemusatan data adalah mean atau rata-rata.
Mean suatu data adalah jumlah seluruh datum dibagi oleh banyaknya
datum. Mean dilambangkan dengan huruf kecil dengan garis diatasnya.
Misalnya ӯ . Akan tetapi, biasanya mean dilambangkan dengan �̅�𝑥 (dibaca
X bar). Jika suatu data terdiri atas n datum, yaitu x1, x2, ... xn, mean dari
data tersebut dirumuskan sebagai berikut.
Mean = 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑑𝑑𝑗𝑗𝑑𝑑𝑗𝑗𝑗𝑗
𝑏𝑏𝑗𝑗𝑏𝑏𝑏𝑏𝑗𝑗𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑗𝑗 𝑑𝑑𝑗𝑗𝑑𝑑𝑗𝑗𝑗𝑗= 𝑥𝑥1+𝑥𝑥2+𝑥𝑥3+ 𝑥𝑥4 +⋯+ 𝑥𝑥𝑏𝑏
𝑏𝑏
2. Median
Median adalah suatu nilai yang letaknya di tengah-tengah data
setelah data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
18
sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil. Median dituliskan
dengan Me.
50% 50%
Median
Untuk mencari median, kita harus memperhatikan jumlah data
yang diketahui. Maksudnya apakah data yang ada ganjil atau genap. Jika
data yang diketahui itu ganjil, mediannya adalah data yang ada di tengah-
tengah setelah data diurutkan.
Jika data itu genap, mediannya adalah jumlah dua data yang
berada ditengah-tengah dibagi dua.
3. Modus
Modus adalah suatu nilai yang paling sering muncul (terjadi) atau
suatu nilai yang paling banyak frekuensinya. Modus dituliskan dengan
Mo.
4. Kuartil
Jangkauan suatu data adalah selisih antara datum terbesar dan
datum terkecil, yang dirumuskan sebagai berikut.
Jangkauan = datum terbesar – datum terkecil
Ada tiga jenis kuartil, yaitu kuartil pertama (kuartil bawah),
kuartil kedua (kuartil tengah atau median), dan kuartil ketiga (kuartil
atas). Kuartil-kuartil itu berturut-turut diberi notasi Q1, Q2, dan Q3.
Untuk lebih jelasnya, amati gambar pembagian data terurut
menjadi empat kelompok yang sama banyak berikut.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
19
Kelompok 1 * Kelompok 2 * Kelompok 3 * Kelompok 4
¼ data ¼ data ¼ data ¼ data
Q1(kuartil bawah) Q2(kuartil tengah) Q3(kuartil atas)
Keterangan:
Banyak datum kelompok 1 = banyak datum kelompok 2 = banyak datum
kelompok 3 = banyak datum kelompok 4.
Jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil atas dan
kuartil bawah. Jika jangkauan interkuartil dinotasikan dengan QR maka
QR = Q3 – Q1
Simpangan kuartil (jangkauan semiinterkuartil) adalah setengah
dari jangkauan interkuartil.
Jika jangkauan semiinterkuartil dinotasikan dengan Qd maka
Qd = ½ QR atau Qd = ½ (Q3 – Q1)
H. Kerangka Berfikir
Permasalahan yang dihadapi
1. kebanyakan siswa kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti
pelajaran matematika.
2. saat guru menyampaikan materi pelajaran hanya sebagian kecil
siswa yang aktif.
3. saat membahas soal hanya beberapa siswa yang ikut aktif
4. saat diberikan soal yang sejenis sebagian besar siswa hanya diam
5. siswa yang kurang paham dalam materi tidak mau berusaha
mencari solusinya
6. kurangnya kegiatan diskusi dalam pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
20
Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
1. menyampaikan ujuan pembelajaran, mengintruksikan model dan
menyampaikan apersepsi
2. menyajikan informasi
3. mengorganisasikan kedalam kelompok ahli dan kelompok asal
4. membimbing kelompok belajar dan bekerja
5. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok
6. memberikan penghargaan / umpan balik dan menutup diskusi
Keadaan yang diharapkan
1. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. aktif dalam pembelajaran
3. bertanya kepada teman atau guru tentang masalah yang belum
dipahami
4. melaksanakan diskusi kelompok berdasarkan petunjuk guru
5. melatih diri untuk memecahkan soal atau masalah yang sejenis
6. menggunakan apa yang diperolehnya untuk memyelesaikan tugas
atau persoalan yang dihadapi
Dengan adanya perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan
masalah yang ada dalam kelas dapat diatasi yaitu prestasi belajar siswa
meningkat
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dilaksanakan melalui 6 tahap. Kegiatan inti dari
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
21
pembelajaran jigsaw digunakan untuk mengatasai masalah-masalah yang
ada.
Pada permasalahan yang ada di kelas terdapat permasalahan
yaitu: 1) kebanyakan siswa kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti
pelajaran matematika, dilihat dari masih adanya siswa yang berbicara
sendiri dengan teman saat guru memulai pelajaran 2) saat guru
menyampaikan materi pelajaran hanya sebagian kecil siswa yang aktif,
sedangkan siswa yang lain diam bahkan berbicara dengan teman
sebangku 3) saat membahas soal hanya beberapa siswa yang ikut aktif
sedang yang lain diam dan menunggu jawaban dari guru 4) saat
diberikan soal yang sejenis sebagian besar siswa hanya diam bahkan
balik bertanya kepada gurunya bagaimana cara mengerjakannya pak ? .5)
siswa yang kurang paham dalam materi tidak mau berusaha mencari
solusinya 6)kurangnya kegiatan diskusi dalam pembelajaran. Masalah
tersebut dapat diatasi dengan tahap diskusi pada kelompok ahli dan
kelompok asal dimana pada saat diskusi kelompok ahli semua siswa
dituntut untuk memahami materi yang sedang dibahas untuk
disampaikan pada teman yang lain pada kelompok asal. Pada tahap
diskusi kelompok asal siswa akan terlibat aktif untuk dapat
menyampaikan hasil diskusi kelompok ahli yang selanjutnya akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah atau soal dalam kelompok asal.
Dengan saling berbagi pengetahuan diharapkan siswa akan semakin
meningkat prestasi belajar matematikannya.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012
22
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan yang akan
diajukan adalah sebagai berikut : “ Melalui pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw maka prestasi belajar matematika siswa kelas IX C SMP Negeri 2
Purbalingga dapat ditingkatkan.”
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Abdul Basir, FKIP UMP, 2012