Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Ofela dan Agustin (2016) meneliti mengenai pengaruh harga, kualitas
produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada Kebab King
Abi di Surabaya. Pada penelitian tersebut menggunakan teknik analisis
regresi berganda dan menggunakan teknik pengambilan sampel accidental
dengan jumlah 100 responden. Hasil dari penelitian tersebut kualitas produk,
kualitas layanan dan harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Saradisa (2015) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh harga,
promosi, kualitas layanan dan lokasi terhadap kepuasan pelanggan pada Ijen
Café N Resto di Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data
regresi linier berganda. Teknik pengumpulan datanya menggunakan kuisioner
dimana sampel berjumlah 100 orang. Hasilnya adalah harga, promosi,
kualitas layanan dan lokasi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan
Lumintang dan Jopie (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh
kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada
Holland Bakery Boulevard di Manado. Teknik analisis data regresi linier
berganda. Hasil dari penelitian tersebut adalah kualitas produk dan kualitas
layanan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen, kualitas produk secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
13
Penelitian yang dilakukan oleh Agustina dan Edwar (2014) mengenai
pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada Waroeng
Spesial Sambal H. Syaifulloh di Surabaya. Penelitian tersebut mengunakan
teknik analisis linier sederhana. Pengambilan data menggunakan kuisioner
dengan sampel berjumlah 110 responden. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Adi (2012) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas
produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan pada Waroeng
Spesial Sambal cabang Lampesari Semarang. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner dengan sampel berjumlah 100 responden. Teknik
analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil yang didapatkan dari
penelitian tersebut kualitas layanan, kualitas produk dan harga berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan.
Kristanto (2018) meneliti mengenai pengaruh kualitas layanan,
kualitas produk dan harga terhadap kepuasan pelanggan Cafe One Eghteenth
coffe . Pada penelitian tersebut menggunakan teknik analisis regresi berganda
dan menggunakan convenience sampling dengan jumlah 100 responden. Hasil
dari penelitian tersebut kualitas layanan, kualitas produk dan harga
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Jayanti, Utomo dan Murwani
(2013) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas layanan
terhadap kepuasan pelanggan pada rumah makan di Kabupaten Ngawi.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data korelasi product moment.
Teknik pengumpulan datanya menggunakan kuisioner, wawancara dan
14
dokumentasi dimana sampel berjumlah 50 responden dan menggunakan
purposive sampling. Hasilnya adalah layanan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.
Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni, Kumadji dan Sunarti
(2016) mengenai pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas dan kepuasan
pelanggan pada rumah makan Sakinah Kota Pasuruan. Penelitian tersebut
mengunakan teknik path analysis dan menggunakan teknik purposive
sampling. Pengambilan data menggunakan kuisioner dengan sampel
berjumlah 102 responden. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kualitas
produk berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Heldi dan
Desmonda (2017) juga melakukan penelitian mengenai analisa produk,
proses, dan harga terhadap kepuasan konsumen di pepper lunch tunjungan
plaza Surabaya. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan sampel
berjumlah 100 responden. Teknik analisis data menggunakan regresi linier
berganda. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut kualitas produk
berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Irawan dan Japarianto (2013) meneliti mengenai pengaruh kualitas
produk terhadap loyalitas melalui kepuasan sebagai variabel intervening pada
pelanggan Restoran Por Kee di Surabaya. Pada penelitian tersebut
menggunakan teknik analisis regresi berganda dan menggunakan convenience
sampling dengan jumlah 200 responden. Hasil dari penelitian tersebut
kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Shartykarini, Firdaus dan Rusniati (2016) melakukan penelitian mengenai
15
pengaruh harga, kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan pada Cafe di Barjarbaru. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis data korelasi Structural Equetion Model (SEM). Teknik pengumpulan
datanya menggunakan kuisioner, wawancara dan dokumentasi dimana sampel
berjumlah 126 responden dan menggunakan purposive sampling. Hasilnya
adalah kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan dan harga, kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh
terhadap loyalitas pelanggan.
Penelitian yang dilakukan oleh Faizah, Suryoko dan Saryadi (2013)
mengenai pengaruh harga, kualitas produk dan kualitas layanan terhadap
kepuasan pelanggan pada restoran O-Mamamia steak and ice cream cabang
jati Semarang. Penelitian tersebut mengunakan teknik analisis linier berganda
dan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data
menggunakan kuisioner dengan sampel berjumlah 100 responden. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan harga, kualitas produk dan kualitas layanan
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Runtunuwu, Oroh dan Taroreh
(2014) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas produk, harga
dan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan cafe dan resto cabana
Manado. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan sampel
berjumlah 100 responden. Teknik analisis data menggunakan regresi linier
berganda. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut kualitas layanan,
kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
16
Penelitian terdahulu yang telah dijelaskan pada paragraf-paragraf
sebelumnya mempunyai kesamaan maupun perbedaan. Pada penelitian ini
peneliti mempunyai kesamaan dengan peneliti terdahulu yaitu meneliti
menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda. Bedanya dengan
penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan pada pelanggan rumah
makan Ayam Goreng Nelongso. Teknik sampling yang digunakan pada
penelitian ini adalah purposive sampling serta waktu penelitian yang berbeda
yang dilakukan pada tahun 2020
B. Tinjauan Pustaka
1. Kepuasan Pelanggan
a. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (2002:42), kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi/kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk yang diharap-
harapkannya. Menurut Kotler dan Keller (2009:138-139) kepuasan
(satisfaction) adalah perasaaan senang atau kecewa seseorang yang timbul
karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil)
terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi,
pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi,
pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi pelanggan akan
sangat puas atau senang. Menurut Lupiyoadi (2013:231) kepuasan dan
ketidakpuasan pelanggan atas produk akan berpengaruh pada pola perilaku
17
selanjutnya. Hal ini ditunjukkan pelanggan setelah melalui proses setelah
pembelian terjadi. Apabila pelanggan merasa puas mereka akan
menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali membeli produk yang
sama. Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan referensi
yang baik atas produk kepada orang lain.
b. Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono (2005:366), ditengah beragamnya cara mengukur
kepuasan pelanggan, terdapat enam kesamaan paling tidak dalam enam
konsep inti mengenai objek pengukuran sebagai berikut:
1) Kepuasan Pelanggan Keseluruhan
Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan
pelanggan adalah langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas
mereka dengan produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya, ada dua
bagian dalam proses pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat
kepuasan pelanggan terhadap produk dan/jasa perusahaan bersangkutan.
Kedua, menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan
pelanggan keseluruhan terhadap produk dan/atau jasa para pesaing.
2) Dimensi Kepuasan Pelanggan.
Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan
pelanggan. Kedua meminta pelanggan menilai produk dan/jasa
perusahaan berdasarkan item-item spesifik, seperti kepercayaan layanan,
fasilitas layanan atau keramahan staf layanan pelanggan. Ketiga,
meminta pelanggan menilai produk dan/jasa pesaing berdasarkan item-
18
item spesifik yang sama. Keempat, meminta para pelanggan untuk
menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam
menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.
3) Konfirmasi Harapan.
Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun
disimpulkan berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan
pelanggan dengan kinerja actual produk perusahaan pada sejumlah atribut
atau dimensi penting.
4) Minat Pembelian Ulang
Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan
menanyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa
perusahaannya lagi.
5) Kesediaan Untuk Merekomendasi
Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau
bahkan hanya terjadi satu kali pembelian, kesediaan pelanggan untuk
merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya menjadi
ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindak lanjuti.
6) Ketidakpuasan Pelanggan
Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui
ketidakpuasan pelanggan meliputi complain, retur atau pengembalian
produk, biaya garansi, product recall, gethok tular negatif dan defections.
19
c. Indikator Kepuasan Pelanggan
Indikator kepuasan pelanggan pada penelitian ini mengacu pada
penelitian Heldi dan Desmonda (2017), yaitu sebagai berikut :
1) Kualitas Makanan dapat memenuhi harapan pelanggan
a) Kualitas Makanan dan minuman yang disajikan oleh rumah makan
Ayam Goreng Nelongso sesuai harapan pelanggan
2) Layanan yang diberikan dapat memenuhi harapan pelanggan
a) Layanan yang diberikan oleh rumah makan Ayam Goreng Nelongso
dapat memenuhi harapan pelanggan
3) Pelanggan bersedia berkunjung kembali
a) Kesediaan pelanggan berkunjung kembali pada rumah makan Ayam
Goreng Nelongso.
4) Pelanggan bersedia untuk merekomendasikan
a) Kesediaan merekomendasikan rumah makan Ayam Goreng Nelongso
pada orang lain.
2. Kualitas Layanan
a. Pengertian Kualitas Layanan
Menurut Tjiptono (2012:77), kualitas layanan mencerminkan
perbandingan antara tingkat layanan yang disampaikan perusahaan
dibandingkan ekspektasi pelanggan. Kualitas layanan diwujudkan melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi atau melampaui harapan pelanggan.
Harapan pelanggan bisa berupa tiga standar, yaitu:
20
1) Will espectation, yaitu tingkat kinerja yang diantisipasi atau diperkirakan
konsumen akan diterimanya, berdasarkan semua informasi yang
diketahuinya. Tipe ini merupakan tipe yang paling sering dimaksudkan
oleh konsumen sewaktu menilai kualitas layanan.
2) Should expectation, yaitu tingkat kinerja yang dianggap sudah
sepantasnya diterima oleh konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang
seharusnya diterima jauh lebih besar daripada yang diperkirakan bakal
diterima.
3) Ideal expectation, yaitu pada tingkat kinerja optimum atau terbaik yang
dapat diterima konsumen.
b. Indikator Kualitas layanan
Menurut Stevenson (2014:10), kualitas layanan digambarkan
sebagai berikut:
1) Kenyamanan, Ketersediaan dan kemudaahan mendapatkan layanan.
a) Musik yang diputar di rumah makan Ayam Goreng Nelongso
membuat pelanggan nyaman.
2) Keandalan, Kemampuan untuk melakukan layanan yang dapat
diandalkan, konsisten dan akurat.
a) Kasir Ayam Goreng Nelongso cepat dalam menggunakan mesin
kasir.
3) Daya Tanggap, ketersediaan penyedia layanan untuk membantu
pelanggan dalam situasi yang tidak biasa dan untuk menangani masalah.
21
a) Karyawan Ayam Goreng Nelongso bersedia membantu pelanggan
ketika menangani masalah.
4) Waktu, kecepatan penyampaian masalah.
a) Karyawan Ayam Goreng Nelongso cepat dalam menyajikan
makanan.
5) Jaminan, pengetahuan yang ditunjukkan oleh staf yang langsung
berhubungan dengan pelanggan dan kemampuan mereka untuk
memberikan kepercayaan dan keyakinan.
a) Karyawan menguasai informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan
Ayam Goreng Nelongso.
6) Kesopanan, Cara konsumen yang datang diperlakukan oleh karyawan
dan bagaimana melakukan kontak.
a) Pelanggan disapa oleh karyawan rumah makan Ayam Goreng
Nelongso ketika melakukan pemesan.
7) Bukti fisik, Penampilan fisik fasilitas, peralatan, personel dan materi
komunikasi.
a) Peralatan makan dirumah makan Ayam Goreng Nelongso bersih
3. Kualitas produk
a. Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Keller (2009:143), kualitas (quality) adalah
totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat. Menurut Tjiptono (2012:74), kualitas mencerminkan semua
22
dimensi produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.
Sedangkan pengertian produk menurut Kotler dan Keller (2009:4)
produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik,
jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi
dan ide. Menurut Stevenson (2014:3) kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk yang secara konsisten mempertemukan atau
melebihi kriteria atau ekspektai konsumen. Konsumen yang berbeda
memiliki kriteria yang berbeda pula sehingga definisi kerja dari kualitas
adalah bergantung sepenuhnya pada konsumen. Kualitas juga dapat
diartikan sejauh mana kinerja dari suatu produk atau jasa memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan. Perbedaan antara kedua hal ini, yaitu
kinerja- harapan, menjadi perhatian besar. Jika kedua ukuran ini setara,
perbedaannya adalah nol, dan harapan terpenuhi. Jika perbedaannya
adalah negative, harapan belum dapat terpenuhi, sedangkan jika
perbedaannya positif , kinerja telah melampaui harapan pelanggan.
b. Tingkatan Produk
1) Pada tingkat dasar, manfaat inti: layanan atau yang benar-benar dibeli
pelanggan contohnya tamu hotel membeli istirahat dan tidur
2) Pada tingkat kedua, pemasar mengubah manfaat inti menjadi produk
contohnya kamar hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk,
meja, lemari pakaian dan toilet.
23
3) Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan.
Sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli
ketika mereka membuat produk ini
4) Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan yang
melebihi harapan pelanggan.
5) Pada tingkat kelima, adalah produk potensial, yang mencangkup
semua kemungkinan tambahan dan tranformasi yang mungkin dialami
sebuah produk di masa depan.
c. Klasifikasi Produk
Menurut Kotler dan Keller (2009:5-7) Pemasar mengklasifikasikan
produk sebagai berikut:
1) Ketahanan/durabilitas
a) Barang-barang yang tidak tahan lama (noondurable goods) adalah
barang–barang berwujud yang dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali penggunaan seperti bir dan sabun.
b) Barang tahan lama (durable goods) adalah barang barang berwujud
yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama seperti kulkas,
alat-alat mesin dan pakaian.
c) Jasa (service) adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan,
bervariasi dan dapat musnah. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan
kendali kualitas, kredibilitas pemasok dan kemampuan adaptasi
yang lebih besar. Contohnya seperti salon potong rambut, nasihat
hukum dan perbaikan peralatan.
24
2) Klasifikasi barang konsumen, dibedakan menjadi:
a) Barang sehari-hari
Konsumen sering membeli barang sehari-hari dengan segera dan
dengan usaha minimum.
b) Barang belanja
Merupakan barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh
konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya.
c) Barang khusus
Mempunyai karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana
ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan pembelian
khusus.
d) Barang yang tak dicari
Merupakan barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya
tidak terfikirkan untuk dibeli.
3) Klasifikasi barang industri, dibedakan menjadi:
a) Bahan dan suku cadang
Barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen.
b) Barang modal
Merupakan barang tahan lama yang memfasilitasi pengembangan
atau pengelolaan produk jadi.
c) Layanan bisnis dan pasokan
Merupakan barang dan jasa jangka pendek dan memfasilitasi
pengembangan atau pengelolaan produk jadi.
25
d. Dimensi Kualitas Produk
Menurut Tjiptono (2008; 25), kualitas produk memiliki 8 dimensi yaitu:
1. Kinerja (Performance), yaitu karakteristik pokok dari produk inti dan
dapat didefinisikan sebagai tampilan dari sebuah produk sesungguhnya.
Performance sebuah produk merupakan pencerminan bagaimana sebuah
produk itu disajikan atau ditampilkan pada pelanggan.Sebuah produk
dikatakana memiliki performance yang baik bilamana dapat memenuhi
harapan. Bagi produk dan jasa dimensi performance bisa berlainan,
tergantung pada functional value yang dijanjikan perusahaan.Untuk
bisnis makanan dimensi performance adalah rasa yang enak.
2. Keandalan (Reliability), tingkat keandalan suatu produk, atau
konsistensi keandalan sebuah produk di dalam sebuah proses
operasionalnya di mata konsumen.
3. Keistimewaan Tambahan (Features), yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap dan dapat didefinisikan sebgai tingkat kelengkapan atribut-
atribut yang ada pada sebuah produk.
4. Kesesuaian (Conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya
dan dapat didefinisikan sebagai tingkat dimana semua unit yang
diproduksi identikdan memenuhi spesifikasi sasaran yang disajikan.
5. Daya Tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut
dapat digunakan dan dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran usia
produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan/atau berat.
26
6. Kecepatan (Service ability), meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang
memuaskan dan dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kemudahan
memperbaikisuatu produk yang rusak atau gagal.
7. Keindahan (Aesthetic),yaitu keindahan produk terhadap panca indera
dan dapat didefinisikan sebagai atribut-atribut yang melekat pada
sebuah produk, seperti warna,model atau desain, bentuk, rasa, aroma
dan lain-lain.
8. Kualitas yang dipersepsikan (Customer perceived quality),yaitu kualitas
yang dirasakan, bilamana diterapkan pada pengukuran kualitas
makanan dan minuman maka perceived quality merupakan kualitas
dasar yang dimiliki sebuah makanan dan minuman.
e. Indikator Kualitas Produk
Produk pada penelitian ini adalah makanan/ minuman maka
peneliti mengacu pada penelitian Irawan dan Japarianto (2013), mengenai
indikator adalah :
1) Rumah makan Ayam Goreng Nelongso memiliki banyak variasi sambal
2) Rumah makan Ayam Goreng Nelongso menawarkan porsi yang lebih
banyak dari rumah makan lainnya
3) Makanan rumah makan Ayam Goreng Nelongso tidak mudah basi saat
dibawa pulang.
4) Makanan/minuman rumah makan Ayam Goreng Nelongso disajikan
dengan cepat
27
5) Jika menu tidak sesuai dengan harapan pelanggan, karyawan mau
menggantinya.
6) Rumah Makan Ayam Goreng Nelongso memiliki tatanan sajian yang
menarik.
7) Aroma dari makanan Ayam Goreng Nelongso menggugah selera
8) Rumah makan Ayam Goreng Nelongso memiliki kualitas rasa yang enak
4. Harga
a. Pengertian Harga
Menurut Stanton (1985:308), harga adalah jumlah uang yang
dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan
layanan yang meyertai. Menurut Tjiptono (2005: 178), harga dapat
diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non
moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan
untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan suatu atribut atau factor
yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu.
b. Tujuan Penentapan Harga
Menurut Kotler dan Keller (2009: 76), ada lima tujuan utama
dalam menetapkan harga, yaitu:
1) Kemampuan bertahan
Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan
utama mereka jika mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan
ketat atau keinginan konsumen yang berubah. Selama harga menutup
biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan tetap berada dalam bisnis.
28
2) Laba saat ini maksimum
Banyak perusahaan berusaha menetapkan harga yang akan
memaksimalkan laba saat ini. Perusahaan memperkirakan permintaan
dan biaya berasosiasi dengan harga alternative dan memilih harga
yang menghasilkan laba saat ini, arus kas atau tingkat pengembalian
investasi atas investasi maksimum.
3) Pangsa Pasar Maksimum
Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan,
biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin
tinggi. Perusahaan menetapkan harga terendah mengasumsikan pasar
sensitive terhadap harga. Strategi penetapan harga penetrasi pasar
dapat diterapkan dam kondisi sebagai berikut:
a) Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga yang terendah
merangsang pertumbuhan
b) Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya
pengalaman.
c) Harga terendah mendorong persaingan aktual dan potensial.
4) Market Skimming Pricing
Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan
harga tinggi dan secara perlahan turun seiring waktu. Skimming
pricing digunakan dalam kondisi berikut:
a) Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaan saat ini yang
tinggi.
29
b) Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi hingga
menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga maksimum
yang mampu diserap pasar.
c) Harga awal tinggi menarik lebih banyak pesaing ke pasar.
d) Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.
5) Kepemimpinan Kualitas Produk
Banyak merek berusaha menjadi kemewahan terjangkau
produk atau jasa yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas
anggapan, selera dan status yang tinggi dengan harga yang cukup
tinggi agar tidak berada di luar jangkauan konsumen.
c. Strategi Penetapan Harga
Menurut Lovelock, Wirtz dan Mussry (2011:161-170), ada tiga
pondasi dalam menetapkan harga, yaitu:
1) Penetapan Harga Berbasis Biaya
Penetapan harga biasanya lebih rumit dalam perusahaan jasa ketimbang
manufaktur dikarenakan tidak ada kepemilikan atas jasa, akan lebih sulit
untuk menentukan biaya financial dan penciptaan proses atau kinerja
waktu aktual nirwujud bagi pelanggan ketimbang mengidentifikasi biaya
tenaga kerja, material, waktu mesin, penyimpanan dan pengiriman yang
terkait dengan produksi dan distribusi barang fisik.
2) Penetapan Harga Berbasis Nilai
Saat pelanggan membeli sebuah jasa, mereka menimbang manfaat
jasa terhadap persepsi biaya yang akan timbul. Perusahaan terkadang
30
menetapkan beberapa tingkat jasa, mengenali berbagai pengorbanan
yang akan diambil para pelanggan diantara beragam biaya.
3) Penetapan Harga Berbasis Persaingan.
Perusahaan dengan jasa yang relatif tidak teridentifikasi perlu
mengawasi harga yang dikenakan oleh pesaing dan sebaiknya
berupaya untuk mengenakan harga yang tidak jauh berbeda. Ketika
para pelanggan tidak atau hanya sedikit melihat perbedaan diantara
tawaran harga yang bersaing, mereka mungkin hanya akan memilih
harga yang menurut mereka paling murah.
d. Indikator Harga
Jayadiputra dan Limantoro (2016) mengungkapkan empat
indikator harga, sebagai berikut:
1) Nilai adalah harga yang rendah
Merupakan kelompok pelanggan rumah makan Ayam Goreng
Nelongso yag memiliki anggapan bahwa harga merupakan nilai yang
paling penting sedangkan kualitas merupakan nilai dengan tingkat
kepentingan yang lebih rendah.
a) Harga yang ditawarkan rumah makan Ayam Goreng Nelongso
terjangkau
2) Nilai adalah harapan terhadap produk.
Pelanggan di rumah makan Ayam Goreng Nelongso yang lebih
memetingkan dapat memuaskan keinginan.
31
a) Harga yang dibayarkan pelanggan sesuai dengan cita rasa
makanan/minuman yang diharapkan pada rumah makan Ayam
Goreng Nelongso.
3) Nilai adalah kualitas yang dibayar
Pelanggan rumah makan Ayam Goreng Nelongso yang memiliki
pemikiran bahwa kualitas adalah yang diterima sesuai dengan harga
yang dibayar.
a) Harga yang ditetapkan rumah makan Ayam Goreng Nelongso
sesuai dengan porsi yang disajjikan.
4) Nilai adalah apa yang saya dapatkan dari apa yang saya berikan
Pelanggan di rumah makan Ayam Goreng Nelongso yang memandang
nilai sebagai manfaat yang diterima dibandingkan dengan
pengorbanan yang dikeluarkan
a) Harga yang ditetapkan rumah makan Ayam Goreng Nelongso
sesuai dengan layanan yang diberikan.
C. Kerangka Pikir
Menurut Sugiyono (2014:89) kerangka fikir merupakan sintesa
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut,
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan
sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Kerangka Pikir pada
gambar 2.1 menjelaskan hubungan antar variabel yang peneliti teliti dimana
32
kepuasan pelanggan (Y) yang dipengaruhi oleh kualitas layanan (X1) dan
kualitas produk (X2) dan harga (X3). Kerangka pikir ini mengacu pada latar
belakang sebagaimana tersaji pada gambar 2.1, sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Kerangka Pikir pada Gambar 2.1 didasari oleh hasil penelitian Jayanti,
Utomo dan Murwani (2013) kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan, Afnina dan Hastuti (2018), kualita produk berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan. Penelitian Saradissa (2015), memiliki hasil harga
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian Faizah, Suryoko
dan Saryadi (2013), Kristanto (2018), Runtunuwu, Oroh dan Taroreh (2014),
bahwa kualitas layanan, kualitas produk dan harga berpengaruh bersama-
sama terhadap kepuasan pelanggan.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini dugaan
sementara atau hipotesis pada penelitian tersaji sebagai berikut:
Kepuasan
Pelanggan(Y)
(Y)
Harga (X3)
(X3)
Kualitas Produk
(X2)
Kualitas
layanan (X1)
33
1. Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan.
Menurut Saradissa (2015) mengenai kepuasan pelanggan yang
dipengaruhi oleh kualitas layanan didapatkan hasil bahwa kualitas layanan
berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pelanggan. Mengacu pada
Penelitian terdahulu yang telah disebutkan maka dapat ditarik dugaan
sementara bahwa kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi kualitas layanan.
H1: Kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
2. Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan
Penelitian yang telah dilakukan oleh Anggraeni, Kumadji dan Sunarti
(2016), Irawan dan Japarianto (2013) mengenai kepuasan pelanggan yang
dipengaruhi oleh kualitas produk didapatkan hasil bahwa kualitas produk
berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pelanggan. Mengacu pada
penelitian terdahulu yang telah disebutkan maka dapat ditarik dugaan
sementara bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
H2: Kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan
3. Pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan.
Penelitian yang dilakukan Heldi dan Desmonda (2017), Saradissa
(2015), Anggraeni, Kumadji dan Sunarti (2016) mengenai kepuasan
pelanggan yang dipengarui oleh harga diidapatkan hasil bahwa harga
berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pelanggan. Mengacu pada
penelitian terdahulu yang telah diuraikan maka dapat ditarik gagasan
sementara bahwa kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi oleh harga
H3: Harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
34
4. Pengaruh kualitas layanan, kualitas produk dan harga terhadap kepuasan
pelanggan
Penelitian yang dilakukan oleh Faizah, Suryoko dan Saryadi
(2013) Faizah, Suryoko dan Saryadi (2013), Kristanto (2018), Runtunuwu,
Oroh dan Taroreh (2014) mengenai kepuasan pelanggan yang dipengaruhi
oleh harga, kualitas produk dan kualitas layanan didapatkan hasil bahwa
kualitas produk, harga dan kualitas layanan berpengaruh secara simultan
terhadap kepuasan pelanggan. Maka dapat ditarik kesimpulan sementara
bahwa kualitas layanan, kualitas produk dan harga berpengaruh secara
simultan terhadap kepuasan pelanggan.
H4: Kualitas layanan, kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan.