21
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian. 2.1.1 Pengertian IPA IPA singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam atau sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti suatu ilmu atau pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam, baik benda hidup atau mati melalui metode ilmiah. Seperti yang dikemukakan Wahyana 1968 (Trianto 2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Menurut Kardi dan Nur (Trianto 2010: 136), IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik mkhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Menurut Depdiknas (2006: 443), “IPA berkaitan dengan bagaimana siswa mencari tahu fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekumpulan pengetahuan yang harus dihafal siswa, melainkan siswa juga harus memiliki kemampuan proses penemuan (discovery).” IPA merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah dasar. Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pemahaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Trianto (2010:137): IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung

penelitian.

2.1.1 Pengertian IPA

IPA singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam atau sering diterjemahkan

sebagai sains yang berarti suatu ilmu atau pengetahuan yang mempelajari tentang

gejala-gejala alam, baik benda hidup atau mati melalui metode ilmiah. Seperti

yang dikemukakan Wahyana 1968 (Trianto 2010: 136) mengatakan bahwa “IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun sistematik, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”. Menurut Kardi

dan Nur (Trianto 2010: 136), “IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

zat, baik mkhluk hidup maupun benda mati yang diamati”. Menurut Depdiknas

(2006: 443), “IPA berkaitan dengan bagaimana siswa mencari tahu fenomena

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekumpulan pengetahuan yang

harus dihafal siswa, melainkan siswa juga harus memiliki kemampuan proses

penemuan (discovery).”

IPA merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah dasar. Dengan belajar

IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA

menekankan pada pemberian pemahaman langsung dan kegiatan praktis untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah.

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan

sikap ilmiah. Menurut Trianto (2010:137):

IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui

serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun

atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah

yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip

dan teori yang berlaku secara universal.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

9

Menurut Trianto (2010:138), secara khusus fungsi dan tujuan IPA

berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (Depdiknas, 2003:2) adalah sebagai

berikut.

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan

teknologi.

4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dilihat dari hakikat, fungsi dan tujuannya, IPA bukan sekedar ilmu atau

pengetahuan yang dipelajari tetapi perlu dikembangkan melalui berbagai metode

ilmiah. Sehingga, IPA dapat membentuk watak anak lebih mencintai alam karena

mereka belajar mengenai alam itu sendiri. Melalui pembelajaran IPA juga

diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah

serta mempersiapkan diri terhadap perkembangan jaman yang semakin maju dan

canggih. Oleh karena itu, IPA perlu dipelajari dan dihayati sehingga menjadi

bekal hidup dalam kehidupan di masyarakat.

IPA membahas tentang gejala – gejala alam yang disusun secara sistematis

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh

manusia. IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan

kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang

berupa kumpulan hasil dari observasi/eksperimen. Winaputra (usman, 2010)

mengemukakan bahwa “tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang

benda / makhluk hidup tetapi memerlukan kerja, cara pikir dan memecahkan

masalah”.

Berdasarkan uraian diatas sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai

objek dan menggunakan metode ilmiah. Sudah sangat jelas memberikan

pemahaman bahwa IPA sesungguhnya merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari segala macam fenomena yang terjadi di alam.

2.1.1.1 Ruang Lingkup IPA

Ilmu pengetahuan alam (IPA) sebagai disiplin ilmu yang berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

10

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja,

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pengajaran IPA diharapakan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan didalam

kehidupan sehari hari. Proses pelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajah dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan

secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan fisik, bekerja, dan bersikap

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Oleh karena itu Pendididkan IPA menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, menyebutkan bahwa

Ruang Lingkup Pelajaran IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan

interaksinya dengan tumbuhan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.

3. Energi dan perubahannya, yang meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta, yang meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

2.1.1.2 Tujuan mata Pelajaran IPA

Tujuan mata pelajaran IPA di SD dalam kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

11

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bakal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjudkan pendidikan ke SMP/MTs.

“Pembelajaran itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran

sebagai akibat perlakuan guru” (Rusman 2012:93). Berdasarkan Kurikulum 2004,

tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyyah (MI)

adalah agar siswa mampu :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Berdasarkan hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diatas diharapkan dapat

memberikan antara lain sebagai berikut.

1. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

12

2. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta

yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains

dan teknologi.

3. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan

masalah dan melakukan observasi.

4. Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur terbuka, benar

dan dapat bekerja sama.

5. Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif

dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai

peristiwa alam.

6. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan

keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi. (Depdiknas

2003, dalam Trianto 2010:143).

Pada pembelajaran IPA di SD tentu berbeda dengan IPA yang ada di

sekolah menengah. Oleh karena itu, harus memperhatikan metode pembelajaran

yang tepat bagi siswa SD. Dari tujuan pembelajaran IPA di atas dapat

disimpulkan bahwa tujuan IPA adalah agar siswa mengenal, menyadari akan alam

serta menjaga, melestarikan dan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran SD haruslah berpusat pada siswa

baik potensi, kebutuhan, perkembangan siswa serta menyeluruh secara

berkesinambungan.

IPA sebagai disiplin ilmu dan penerepannya dalam masyarakat membuat

pendidikan IPA menjadi penting, tetapi pengajaran IPA yang bagaimana yang

paling penting untuk anak – anak? Oleh karena itu struktur kognitif anak – anak

tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuan, padahal mereka perlu

diberikan kesempatan untuk berlatih ketrampilan – ketrampilan proses IPA dan

yang perlu memodifikasi sesuai tahap perkembangan kognitif ( Usman, 2010:5)

Palo dan Marten ( Usman, 2010:5) menegaskan bahwa:

IPA tercakup juga coba–coba dan melakukan kesalahan, gagal dan

mencoba lagi. IPA tidak menyediakan untuk semua masalah yang kita

ajukan. Dalam IPA anak–anak dan kita harus tetap bersifat skeptis

sehingga kita selalu siap memodifikasi model–model yang kita punyai

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

13

tentang alam ini sejalan dengan penemuan–penemuan baru yang kita

dapatkan.

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Pengertian Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai banyak hal karena belajar sendiri merupakan

sebuah alur yang tidak terlepas dari kehidupan manusia,

Menurut Sudjana dalam(Rusman, 2012:1), belajar pada hakikatnya

adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar

individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan

kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami

sesuatu. Sudjana (Rusman, 2012:1). “Kegiatan pembelajaran

dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru

adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar

dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran”.

Maka dari itu Anthony Robbins (Trianto, 2012:15) “mendefinisikan belajar

sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah

dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru”. Bukan hanya itu saja menurut

Traves (Suprijono, 2013:2) belajar adalah “proses menghasilkan penyesuian

tingkah laku”.Dijelaskan pula arti belajar yang berbeda menurut Geoch

(Suprijono, 2013:2) belajar adalah “perubahan perbuatan sebagai hasil latihan”.

Selain menurut beberapa ahli di atas,Burton (Susanto, 2013: 3) “belajar

merupakan perubahan dalam tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi

antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga

mereka lebih bisa berinteraksi dengan lingkungannya.” Pengertian belajar

menurut Gagne (Susanto, 2013: 1) “belajar adalah suatu proses di mana suatu

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.”

Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses melihat, menciptakan hubungan antara sesuatu dan menghasilkan

perubahan perbuatan sebagai hasil latihan yang berdasarkan dari interaksi antara

individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Belajar sebagai

konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya yang banyak dianut. Guru

bertindak sebagai pengakar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

14

sebanyak – banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya.

Setelah itu peserta didik menerapkan dalam bentuk perubahan tingkah laku atau

perbuatan ke arah yang leih baik.

2.1.2.2 Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukan suatu aktivitas / proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan

perilaku merupakan perolehan yang menjadi belajar (Purwanto, 2013:45) . dari

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perolehan

akibat perubahan perilaku individu.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3), hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi

guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan

puncak proses belajar.

Berbeda dengan pendapat dimyati dan Mudjiono, menurut Rusman

(2012:123) mendefinisikan hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang

diperoleh siswa. Ada pendapat lain yang mengatakan hasil belajar yang diukur

merefleksikan tujuan pengajaran Gronlund (Purwanto, 2013:45). Sedangkan

menurut Agus Suprijono(2013:5) hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai

– nilai, pengertian – pengertian, sikap – sikap, apresiasi dan ketrampilan –

ketrampilan (Suprijono, 2013:5).Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil

belajar merupakan hasil akhir yang diperoleh seseorang dari proses kegiatan

belajar dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan

menerima suatu pelajaran untuk mencapai hasil belajar dengan menggunakan alat

penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

Hasil belajar digunakan guru sebagai ukuran atau kriteria dalam mencapai

suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh dari aktivitas

pengukuran. Untuk menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur

yang disebut dengan instrumen. Dalam dunia pendidikan instrumen yang sering

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

15

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa seperti tes, lembar observasi,

panduan wawancara, skala sikap dan angket.

2.1.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapat pengetahuan,

penanaman konsep, keterampilan dan pembentukan sikap. Menurut Munadi

(2008, dalam Rusman 2012:124), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu :

1. Faktor internal yang meliputi faktor fisiologis (kesehatan jasmani,

keadaan fisik) dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa).

2. Faktor eksternal yang meliputi faktor lingkungan (lingkungan fisik

dan lingkungan sosial) dan faktor instrumental (kurikulum, sarana

belajar mengajar dan guru).

Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern yaitu

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar meliputi jasmaniah,

psikologis dan kelelahan dan faktor ekstern yaitu faktor luar dari individu atau

lingkungan meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor tersebut

akan sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa, dan untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik dan memuaskan maka siswa perlu memperhatikan faktor-faktor

tersebut. Untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya siswa harus kebiasaan

belajar yang baik. Begitu juga untuk guru juga harus menciptakan iklim belajar

yang nyaman dan menyenangkan. Guru tidak hanya memperhatikan hasil belajar

siswa saja, tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dalam setiap pembelajaran pastinya selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor

tersebut diatas, tidak terkecuali penerapan model pembelajaran Tari bambu. Dari

penjelasan faktor internal dan faktor eksternal diatas, dapat kita ketahui bahwa itu

sangat mudah mengganggu proses pembelajaran yang menggunakan model ini.

Sehingga hasil akhir dari proses pembelajaran juga akan memiliki hasil berbeda

atau kurang maksimal. Seperti faktor Internal (kesehatan jasmani, keadaan fisik)

dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif dan

daya nalar siswa). Jika 1 saja ada yang kurang maka penerapan model

pembelajaran tari bambu akan mengalami kesulitan dan ini berimbas pada hasil

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

16

belajar siswa tersebut. Sederhana saja yang sering dialami siswa saat belajar

dalam keadaan kurang sehat, secara otomatis ini akan mempengaruhi

berkurangnya tingkat intelegensi, perhatian, minat, motivasi, dan pola pikir siswa.

Dengan demikian maka hasil belaharnya akan rendah dan kurang maksimal,

model apapun yang digunakan seorang guru jika siswanya dalam kondisi kurang

sehat, maka siswa tersebut akan sulit mencapai hasil maksimal.

Bukan hanya dari faktor kesehatan saja yang memiliki pengaruh terhadap

hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran tari bambu. Faktor eksternal

juga sama memiliki pengaruh besar dalam penerapan model pembelajaran ini. Hal

ini dikarenakan model pembelajaran ini menuntut siswa lebih aktif. Terutama

faktor kesiapan guru dalam menerapkan model pembelajaran ini. Bisa dibilang

guru sebagai pemandu, pengarah dan pengamat, dalam penerapan model

pembelajaran ini. Oleh sebab itu jika guru kurang siap maka kondisi kelas akan

menjadi kacau dan siswa akan kebingungan. Sudah dapat dipastikan hasil belajar

IPA akan menjadi berkurang atau kurang maksimal. Bukan hanya itu saja faktor

pemilihan model pembelajaran Tari Bambu juga perlu diperhitungkan untuk dapt

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajran IPA. Oleh karena itu baik

faktor internal dan faktor eksternal semuanya dapat mempengaruhi hasil belajar

IPA menggunakan model pembelajaran Tari bambu.

2.1.3 Pembelajaran Tari Bambu

Tari Bambu merupakan suatu model pembelajaran yang menerapkan proses

belajar dengan bermain, dapat dikatakan dalam proses belajar siswa juga bermain,

tapi disini prosesnya terstruktur rapi yang memungkinkan siswa untuk aktif

belajar dan berpikir. Di sisi lain pembelajaran menggunakan Tari Bambu lebih

mengupayakan pola pikir siswa untu berpikir cepat, karena dari setiap siswa

saling melontarkan pertanyaaan untuk siswa lainnya. Huda (2013:250) “Strategi

ini memungkinkan siswa saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan”

maka dari itu dapat diketahui bahwa jika dengan tari bambu siswa mampu berbagi

informasi secara bersamaan dan menimbulkan rangsangan positif bagi siswa

untuk berpikir luas. Suprijono (2013:98) menjelaskan bahwa pembelajaran

dengan metode Tari Bambu(Bamboo dancing) serupa dengan metode inside

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

17

outside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru

bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya jawab

apa yang diketahui peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini

dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta

didik agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru.

Penerapan belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu merujuk pada konsep Huda

(2013:148). Enam langkah-langkah pembelajaran Tari Bambu sebagai berikut.

1. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa telalu banyak) berdiri

berjajar. Jika ada cukup ruang, mereka bisa berjajar didepan kelas.

2. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara

yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena

diperlukan waktu yang relatif singkat.

3. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.

4. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi/ tanya

jawab dengan materi yang sudah dibekalkan berdasarkan buku paket/LKS.

5. Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran

pindah keujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser.

Dengan cara ini, masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru

untuk berbagi informasi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan

kebutuhan.

2.1.3.1 Kelebihan dan kelemahan tari bambu

Dari setiap model kooperatif semuanya tidak terlepas dari kelebihan dan

kelemahan masing-masing. Semua model bertujuan untuk memudahkan

pembelajaran dikelas, baik dari segi penyampaian atau segi pemahaman. Model

pembelajaran ini cocok atau baik digunakan untuk materi yang membutuhkan

pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar peserta didik. Oleh karena itu

kelebihan metode ini (Istarani, 2011) adalah:

1. Siswa dapat bertukar pengalaman dengan sesamanya dalam proses

pembelajaran.

2. Meningkatkan kerjasama diantara siswa.

3. Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

18

Huda (2013:250) “Salah satu keunggulan model pembelajaran ini adalah

adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk saling berbagi

informasi dengan singkat dan teratur serta memberi kesempatan pada siswa untuk

mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan komunikasi”.

Selain memiliki kelebihan, model belajar Tari Bambu juga memiliki

beberapa kekurangan, yaitu:

1. Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses belajar

mengajar.

2. Siswa lebih banyak bermainnya dari pada belajar.

3. Memerlukan periode waktu yang cukup panjang.

Jadi semua model pembelajaran itu memiliki kelebihan dan kelemahan

masing-masing,oleh karena itu dengan adanya kelebihan dan kelemahan tersebut

di atas sehingga diperlukan beberapa solusi untuk mengurangi kelemahan dari

model pembelajaran Tari Bambu. Dengan mengurangi jumlah siswa yang

melakukan kegiatan Tari Bambu maka akan mengurangi jumlah kelemahan model

ini , dibuat dengan grup grup kecil dan bergiliran. Tidak mungkin juga kelemahan

setiap model pembelajaran dapat dihilangkan sepenuhnya. Setiap kelemahan

model pembelajaran hanya dapat dikurangi resikonya. Sehingga model tersebut

dapat dijalankan dengan memaksimalkan kelebihan yang ada. Sehingga kelebihan

itu dapat kita gunakan sebagai dasar dalam menjalankan model ini dan

mendapatkan hasil maksimal, dengan tujuan awal untuk meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas 4 dengan menggunakan metode tari bambu

2.1.3.2 Sintaks penerapan model pembelajaran Tari bambu dalam mata

pelajaran IPA sesuai standar proses.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menurut

PERMENDIKNAS No. 41 tahun 2007 sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan: guru mempersiapkan peserta didik secara psikis dan

fisik dengan mengajukan pertanyaan dan menjelaskan tujuan serta cakupan

materi pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

19

a. Eksplorasi: guru berusaha selalu melibatkan peserta didik secara aktif

untuk mencari dan mengembangkan pengetahuan yang mereka butuhkan

dengan berbagai model, metode dan berbagai fasilitas.

b. Elaborasi: peserta didik aktif mengikuti prosedur pembelajaran yang sudah

diatur oleh guru, seperti: menulis, membaca, berkelompok, berdiskusi,

membuat laporan, dsb.

c. Konfirmasi: guru meluruskan segala pengetahuan yang di dapat siswa dan

menyamakan presepsi sehingga siswa tidak merasa bingung, guru

memberikan umpan balik dan motivasi kepada siswa.

3. Kegiatan Penutup: membuat rangkuman dan kesimpulan bersama dengan

siswa.

Sintaks pembelajaran Tari Bambu sesuai dengan standar proses, adalah

sebagai berikut:

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

Guru mengajak siswa untuk berdoa sesuai keyakinan

dan kepercayaan masing-masing dan memberi salam.

Guru melakukan presensi dan memberikan motivasi

kepada siswa.

Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan

selama proses pembelajaran.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru melakukan apersepsi dengan memberikan

pertanyaan

Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

Guru memperkenalkan dan menyajikan materi tentang

IPA

Guru memberi tahu siswa apa yang sedang mereka

pelajari.

Guru memunculkan keingintahuan siswa dengan

memberikan pertanyaan tentang kehidupan sehari-hari

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

20

2. Elaborasi

Guru merangking siswa dari yang paling pintar.

Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok

Guru memberikan materi/ soal kepada setiap siswa.

Guru meminta siswa untuk mempersiapkan jawaban

untuk menjawab pertanyaan.

Guru meminta siswa dalam setiap kelompok saling

berhadap-hadapan.

Guru meminta siswa untuk saling bertanya

berdasarkan soal/ materi yang diberikan.

Setelah masing masing siswa selesai menjawab

pertanyaan temannya, guru meminta siswa untuk

bergeser ke siswa disampingnya.(Sehingga berganti

pasangan)

Kegiatan ini diulang-ulang hingga setiap siswa selesai

mendapatkan pertanyaan dari semua anggota

kelompok.

3. Konfirmasi

Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab

pertanyaan.

Siswa dengan soal yang sama maju ke depan kelas

untuk menjelaskan jawaban yang sudah di jawab

temannya.

Guru mengembangkan jawaban yang dikemukakan

oleh siswa.

Kegiatan Akhir

Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang

belum dipahami.

Guru dan siswa membuat kesimpulan.

Guru melakukan refleksi dan memberikan penguatan

kepada siswa.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

21

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan di rumah.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

Guru mengajak siswa untuk berdoa.

2.2 Kajian hasil penelitian yang relevan

a) Berdasarkan penelitian Sugiati mahasiswa S1 PGSD FKIP Universitas Negeri

Sebelas Maret dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Teknik Tari Bambu Dalam Peningkatan Pembelajaran Ipa Siswa Kelas III SDN

3 Grenggeng Tahun 2011/2012”. Sugiati melakukan penelitian ini dengan

tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model

pembelajaran Tari Bambu(Bamboo dancing) pada siswa Kelas III SDN 3

Grenggeng, Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sumbangan

yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar IPA Kelas III SDN Grenggeng.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2

siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis

dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN 3 Grenggeng

Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah tes non tes. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis

diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu(Bamboo dancing) dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas III SDN 3 Grenggeng. Hal

ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang semakin meningkat. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel

hasil observasi guru dibawah ini.

Tabel 1. Hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I, II, III

Rata-rata Keterangan

Siklus I Siklus II Siklus III

2,9 3,2 3,6 Naik

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

22

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata guru dalam

mengajar dengan menerapkan langkah pembelajaran kooperatif teknik Tari

Bambu pada siklus I mencapai 2,9, sedangkan pada siklus II mencapai 3,2, dan

pada siklus III mencapai 3,6. Dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan.

b) Sesuai dengan penelitian Agung Supriyanto mahasiswa S1 Program Studi

Pendidikan Biologi Universitas Muhamadiyah Surakarta, pada siswa kelasVII

B SMP Negeri 2 Toroh dengan judul “Efektifitas Penggunaan Metode

Kooperatif dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan

Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP Negeri 2 Toroh Tahun

ajaran 2012/2013”. Penelitian yang dilakukan oleh Agung dengan tujuan untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif

Bamboo Dancing. Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus, baik hasil belajar

kognitif maupun afektif terdapat peningkatan yang positif. Berdasarkan hasil

penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus, maka

kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif model Bamboo Dancing efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa baik aspek kognitif maupun afektif.

2. Hasil belajar pada aspek kognitif untuk siklus I nilai rata-rata kelas sebesar

85,1 dengan presentase ketuntasan 87,5%, pada siklus II nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 86,3 dengan presentase ketuntasan 92,5%, Sedangkan

hasil belajar pada aspek afektif untuk siklus I dengan rata-rata 10,8 dengan

kriteria cukup berminat, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 12,4

dengan kriteria cukup berminat.

c) Berdasarkan penelitian Leni Pujiastuti pada siswa kelas VII SMP YAS

Bandung dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1)

Bagaimana kemampuan berbicara siswa dalam menceritakan tokoh idola

sebelum perlakuan; 2) bagaimana kemampuan berbicara siswa dalam

menceritakan tokoh idola sesudah ada perlakuan; 3) Adakah perbedaan yang

signifikan antara kemampuan berbicara siswa dalam menceritakan tokoh idola

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

23

sebelum dan sesudah perlakuan baik kelas eksperimen dan kelas pembanding.

Metode yang digunakan peneliti ini berbeda dengan Sugiati, Agung Suprijono,

Dea Wahyu Candani dan saya sendiri. Leni Pujiastuti menggunakan metode

eksperimen semu. Namun Leni menggunakan model pembelajaran yang sama

yaitu Tari bambu. Berdasarkan tujuan diatas Kemampuan berbicara siswa kelas

VII SMP YAS Bandung, dalam menceritakan tokoh idola di kelas eksperimen

sebelum mendapat perlakuan dengan model kooperatif teknik tari bambu

secara keseluruhan pada prates mendapat nilai rata-rata 63,65 sedangkan kelas

pembanding mendapat nilai rata-rata 69. Pada data prates di kelas eksperimen

diperoleh nilai tertinggi sebesar 83 dan nilai terendah sebesar 42 sedangkan di

kelas pembanding nilai tertinggi adalah 87 dan nilai terendah adalah 53.

Dengan demikian, data hasil prates baik kelas eksperimen sebelum mendapat

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik tari

bambu dan kelas pembanding yang tidak mendapat perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik tari bambu berada pada

kategori kurang hingga baik.

Hasilnya Kemampuan berbicara siswa kelas VII SMP YAS Bandung

baik kelas eksperimen yang mendapat perlakuan khusus dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif teknik tari bambu dan kelas pembanding yang

tidak mendapat perlakuaan teknik tari bambu mengalami peningkatan. Dengan

hasil pasca tes kelas eksperimen adalah 82,66, sedangkan nilai kelas

pembanding 79,19. Pada data pascates di kelas eksperimen diperoleh nilai

tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah sebesar 73 sedangkan di kelas

pembanding nilai tertinggi adalah 97 dan nilai terendah adalah 63.

d) Selain itu, Dea Wahyu Candani juga melakukan penelitian ini dengan tujuan

untuk:

a. Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar

menggunakan model kooperatif tipe Tari Bambu pada peserta didik kelas

V SDN 5 Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

24

b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah

menerapkan model kooperatif tipe Tari Bambu pada peserta didik kelas V

SDN 5 Pahandut Palangka Raya 2014/2015.

Berdasarkan hasil penelitian Dea wahyu Candani disebutkan bahwa pada

Pretest dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 60, hanya 3 siswa dari 10

siswa yang mencapai tingkat ketuntasan tersebut berarti hanya 0,3% yang

tuntas dan 0,7% tidak tuntas. Selanjutnya setelah dilakukan Siklus I

menggunakan metode Tari Bambu jumlah peserta didik yang mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 7 orang dari 10 peserta didik. KKM yang

ditetapkan oleh Sekolah adalah 60. Tingkat ketercapaian klasikal meningkat

dari pre test 0,3% menjadi 0,7% pada siklus I, tetapi belum dikatakan tercapai

karena penelitian menargetkan ketuntasan secara klasikal yang harus dicapai

peserta didik 85%. Pada siklus II jumlah peserta didik yang mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 10 orang dari 10 peserta didik. KKM yang

ditetapkan oleh Sekolah adalah 60, berarti seluruh peserta didik telah mencapai

KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Tingkat ketercapaian klasikal

meningkat dari siklus I 0,7% menjadi 100% pada siklus II, hasil yang dicapai

telah memenuhi target 85%.

Ketiga penelitian yang telah dilakukan dengan penggunaan model

pembelajaran Tari Bambu terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan

peningkatan kemampuan berbicara siswa. Sesuai dengan pembelajaran IPA

model pembelajaran tipe tari bambu terbukti bahwa dengan penerapan model

Tari Bambu dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA, penggunaan model pembelajaran Tari

Bambu dirasa tepat dan dapat digunakan. Pembelajaran IPA yang dikemas

dengan memberi kesempatan siswa untuk berbagi pemikiran tentang sebuah

materi. Setiap siswa akan memunculkan jawaban-jawaban yang bervariasi

berdasarkan apa yang mereka ketahui dengan semakin banyak jawaban maka

siswa akan semakin mudah utuk memahami materi tersebut. Berdasarkan dari

hasil jawaban-jawaban siswa yang berbeda-beda kemudian dirangkum bersama

akan menjadikan materi lebih luas dan mudah dipahami. Informasi yang

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

25

didapat ini tidak serta merta menjadi informasi mentah yang diperoleh siswa,

namun dalam pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan

pemikirannya dengan temannya dalam kelompok diskusi. Selain itu dengan

semakin banyak pertanyaan yang didapat maka jawaban yang didapat akan

semakin bervariasi dan pengetahuan yang didapat akan semakin luas. Beberapa

siswa mendapat giliran yang bersamaan untuk mengungkapkan jawaban atas

pertanyaan yang telah mereka terima. Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut

guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam sehingga peserta didik

dapat menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut sebagai suatu pengetahuan

yang utuh. Berikut tabel penelitian yang relevan dengan penelitian yang saat ini

dilakukan, menggunakan model pembelajaran Tari bambu;

Tabel 2. Hasil Penelitian yang relevan

No Peneliti Tahun Bidang

Studi

Variabel Hasil Penelitian

X Y

1 Sugiati 2012 IPA Tari

Bambu

Hasil

Belajar

Hasil Belajar siswa

kelas III pada mata

pelajaran IPA SDN

Grenggeng tahun ajaran

2012/2013 meningkat

setelah diterapkan

model pembelajaran

Tari bambu.

2 Agung

Supriya

nto

2013 IPA Tari

Bambu

Hasil

Belajar

Metode pembelajaran

kooperatif model

Bamboo Dancing

efektif untuk

meningkatkan hasil

belajar siswa baik aspek

kognitif maupun

afektif.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

26

3 Leni

Pujiastu

ti

2013 Bahasa

Indones

ia

Tari

Bambu

Kemam

puan

berbica

ra

Model pembelajaran

Tari bambu dapat

meningkatkan

kemampuan berbicara

pada siswa kelas VII

SMP YAS Bandung

Tahun ajaran 2012-

2013.

4 Dea

Wahyu

Candani

2015 IPS Tari

Bambu

Hasil

belajar

Terjadi peningkatan

hasil belajar peserta

didik kelas V SDN 5

Pahandut Palangkaraya,

setelah menerapkan

model pembelajaran

kooperatif tipe tari

bambu.

2.3 Kerangka berpikir

Pada umumnya faktor penyebab kegagalan dalam proses pembelajaran IPA

adalah penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih kurang. Hal ini

dikarenakan guru dalam penyampaian materi hanya dengan ceramah dan tidak

didukung dengan alat peraga, selain itu guru masih mendominasi proses

pembelajaran. Bukan hanya dari guru saja siswa juga kebanyakan mudah bosan

dengan kondisi pembelajaran yang monton dan berulang-ulang. Pada akhirnya ini

berakibat siswa cenderung bersifat pasif selama proses pembelajaran berlangsung.

Maka dari itu sudah selayaknya seorang guru menggunakan meode pembelajaran

yang menarik untuk siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih dapat

menyerap materi pembelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, pembelajaran

dengan menerapkan metode Tari Bambu diharapkan bisa mencapai tujuan yang

diinginkan.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

27

Penggunaan model pembelajaran Tari Bambu ini dapat meningkatkan hasil

belajar siswa karena model ini menuntut siswa untuk lebih aktif menemukan

sendiri pengetahuanya, dengan bersama-sama saling bertukar pendapat dan

informasi. Materi pembelajaran bukan hanya dari guru saja melainkan juga dari

teman sekelas. Sehingga pola pikir mereka yang semula hanya pasif akan

berusaha untuk aktif, karena pola pikir mereka dituntut untuk menyelesaikan

suatu masalah yang ada di depannya, dan membagikan informasi yang ia miliki

saat itu juga. Bukan hanya itu saja dalam pembelajaran ini siswa lebih

mengutamakan pertukaran pendapat individu dengan individu, jadi wawasan

siswa akan semakin lebih luas dan cepat berkembang. Di samping itu dengan

adanya perasaan berkompetisi dari tiap individu untuk memberikan jawaban

terbaik mereka. Hasilnya berdampak pada nilai ulangan yang mereka peroleh

hampir dari semua siswa mampu mendapatkan nilai melebihi batas KKM yang

telah ditentukan oleh sekolah.

Gambar 1

Skema kerangka berpikir penelitian

Kondisi

Awal

Pemberian

Tindakan

Siswa aktif

dalam

pembelajaran.

Hasil Belajar

Siswa Rendah

Penerapan pembelajaran IPA

menggunakan model pembelajaran Tari

bambu :

1. Separuh kelas (atau seperempat jika

jumlah siswa telalu banyak) berdiri

berjajar. Jika ada cukup ruang,

mereka bisa berjajar didepan kelas.

2. Separuh kelas lainnya berjajar dan

menghadap jajaran yang pertama.

3. Dua siswa yang berpasangan dari

kedua jajaran berbagi informasi/

tanya jawab dengan materi yang

sudah dibekalkan berdasarkan buku

paket/LKS. (Informasi yang

dibagikan sesuai dengan materi yang

dipelajari yaitu materi IPA SK : 10.

Memahami perubahan lingkungan

fisik dan pengaruhnya terhadap

daratan)

4. Kemudian, satu atau dua siswa yang

berdiri di ujung salah satu jajaran

pindah keujung lainnya di

jajarannya. Jajaran ini kemudian

bergeser.

Pembelajaran belum menggunakan

Model yang variatif

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. ... yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

28

2.4 Hipotesis penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, dapat diajukan hipotesis

yaitu, Model Pembelajaran Tari Bambu dapat meningkatkan hasil belajar IPA

KD. 10.1 Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap

daratan, 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

(erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor) dan 10.3 Mendiskripsikan cara pencegah

kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) pada siswa kelas 4

semester II SD Negeri 3 Paras Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun

Ajaran 2015/2016.

Kondisi

Akhir

Dengan penerapan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Tari

Bambu dalam mata pelajaran IPA dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD

Negeri 3 Paras Semester II Tahun Pelajaran

2015/2016.